35
f. Laba Ditahan
Retained Earning
Laba ditahan laba tidak dibagi adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum Pemegang SahamRUPS atau
rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. Laba bersih tersebut tidak dibayarkan sebagai dividen tetapi diakumulasikan selama masa
usaha perusahaan dan dilaporkan pada bagian kekayaan bersih atau ekuitas dalam neraca. Laba ditahan digunakan untuk investasi kembali
dalam bisnis atau untuk melunasi kewajiban keuangan dan bisa bersaldo negatifjika terjadi kerugian.
g. Pertumbuhan Perusahaan
Growth
Perusahaan penerbit obligasi yang mengalami pertumbuhan yang tinggi dari tahun ke tahun lebih besar kemungkinan mendapatkan
rating
yang tinggi dan kepercayaan dari para pemegang obligasi daripada
insurer
yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah. Menurut Pottier dan Sommer 1991 berpendapat bahwa pertumbuhan
growth
bisnis yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating dan grade dari rating berikutnya diberikan untuk perusahaan karena
growth
mengindikasikan prospek kinerja
cash flow
masa datang dan meningkatkan nilai ekonomi.
36
2.1.8.2 Faktor-faktor Non Akuntansi
a. Jaminan
Secure
Obligasi pada suatu perusahaan dibedakan atas obligasi yang dijamin dan tidak dijamin. Tingkat risiko yang terkandung dalam sebuah obligasi
dipengaruhi oleh jaminan. Investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibandingkan obligasi yang tidak dijamin. Obligasi dengan jaminan yaitu
obligasi yang harus disertai dengan jaminan aktiva tertentu, misalmya
mortage bond
yang dijamin dengan bangunan atau aktiva lain atau
collateral bond
yang dijamin dengan surat-surat berharga milik perusahaan lain yang dimiliki. Jenis obligasi tanpa jaminan adalah
junk bond
yaitu obligasi yang memiliki tingkat bunga yang disebabkan karena memiliki tingkat risiko kredit yang besar Almilia dan Devi, 2007.
b.
Maturity
Jatuh tempo
maturity
adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali atas pokok atau nilai nominal obligasi
yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu
satu sampai lima tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang
memiliki periode jatuh tempo dalam waktu yang lebih panjang. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon
atau bunganya.
37
Investor cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena memiliki resiko yang lebih besar. Umur obligasi yang
pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi
investment grade
Magreta dan Nurmayanti, 2009.
2.2 Penelitian Terdahulu