Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.1.5 Teori Sewa Tanah

David Ricardo dalam teori mengenai sewa tanah differential mengatakan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah disebabkan oleh perbedaan kesuburan tanah. Semakin subur tanah maka akan semakin tinggi sewa tanahnya. Hal ini dapat dimengerti bahwa dengan tanah yang subur, maka perkembangan tanaman menjadi semakin cepat, jumlah input yang digunakan juga lebih sedikit, dan akhirnya hasil yang didapatkan pada tanah yang subur akan lebih banyak. Teori sewa tanah yang dikemukakan David Richardo menjelaskan bahwa jenis tanah berbeda - beda. Andaikan ada tiga jenis lahan dengan tingkat kesuburan tanah yang berbeda dipergunakan untuk memproduksi komoditas yang sama dan menggunakan faktor - faktor lain yang sama. Maka pada tingkat harga output dan input yang sama akan diperoleh surplus yang berbeda dikarenakan perbedaan tingkat kesuburan masing – masing lahannya Mubyarto , 1997.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dalam kaitannya dengan analisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Pada penelitian terdahulu ini banyak variabel independen yang digunakan oleh peneliti. Variabel tersebut antara lain faktor pendapatan petani, pekerjaan utama, usia petani, pendapat petani tentang keuntungan usaha wanatani dan kondisi lahan. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Pengarang dan Tahun Judul Alat Analisis Hasil 1. Djakaria M. Nur 2000 Dampak Pembangunan Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi terhadap Alih Fungsi Lahan dan Mata Pencaharian Penduduk Analisis metode spasial dan metode analisis statistik -Alih fungsi lahan terutama lahan sawah banyak terjadi pada wilayah yang dijadikan daerah kawasan industri. -Adanya pergeseran sektor usaha mata pencaharian penduduk di wilayah kabupaten bekasi. Sektor pertanian mengalami penurunan, sedangkan sektor-sektor lainnya meningkat. -Terdapat korelasi antara alih fungsi lahan dengan pergeseran sektor usaha mata pencaharian penduduk. Berkurangnya luas lahan sawah berkorelasi positif terhadap jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan berkorelasi negatif terhadap jumlah pekerja dalam sektor industri, perdagangan dan jasa. 2. Sumaryanto , Supena Friyatno dan Bambang Irawan 2002 Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian dan Dampak Negatifnya Analisis Deskriptif Penyebab konversi lahan yaitu: faktor lokasijarak dari pusat bisnis yang telah berkembang, tiada larangan menkoversi lahan sawah yang tegas dan spekulasi tanah. -Konversi lahan mengakibatkan degradasi kualitas irigasi pada lahan sawah sekitarnya dan secara langsung maupun tidak langsung mengancam kapasitas nasional dalam mewujudkan pasokan pangan yang aman untuk mendukung ketahanan pangan yang mantap. 3. Nyak Ilham, Yusman Syaukat, Supena Friyatno 2004 Perkembangan dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah serta Dampak Ekonominya Analisis deskriptif dan menggunak an tabulasi Faktor yang menentukan konversi lahan dikelompokkan menjadi 3, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, dan peraturan pertanahan yang ada. Faktor ekonomi meliputi nilai kompetitif padi, respon petani terhadap dinamika pasar, lingkungan dan daya saing usaha tani, harga lahan sawah, pajak lahan, PDB sektor industri, aktivitas industri, pembangunan sarana prasarana, jumlah penduduk. Faktor sosil meliputi perubahan perilakuprofesi petani, hubungan pemilik dengan lahan, pemecahan lahan, pengambilan keputusan dan apresiasi pemerintah terhadap aspirasi masyarakat. 4. Edi Lisdiyono 2004 Penyimpangan Kebijakan Alih Fungsi Lahan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Analisis deskriptif Yang mendorong terjadinya alih fungsi lahan yaitu keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang masih bertambah jumlahnya, meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik, pertumbuhan jumlah penduduk, pemukiman, fasilitas umum, berkembangnya perekonomian -Penyimpangan kebijakan dalam alih fungsi lahan akan mengakibatkan kemampuan daya dukung lingkungan yang semakin berkurang sehingga akan berdampak pada kelestarian lingkungan. 5. Bambang Irawan 2005 Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola dan Pemanfaatanny a dan Faktor Determinan Analisis deskriptif Konversi lahan pertanian pada dasarnya terjadi akibat adanya persaingan dalam pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan sektor non pertanian sedangkan persaingan dalam pemanfaatan lahan tersebut muncul akaibat adanya tiga fenomena ekonomi dan sosial, yaitu keterbatasan sumber daya lahan, pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. -Sebagian besar konversi lahan untuk kegiatan non pertanian ditujukan untuk pembangunan perumahan dan pembangunan sarana publik. 6. Fanny Anugerah K 2005 Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Analisis regresi linier berganda, Location QuetientL Q, surplus Faktor- faktor yang berpengaruh positif terhadap penurunan luas lahan sawah yaitu laju pertumbuhan penduduk, persentase luas lahan sawah irigasi, dan pertambahan panjang jalan aspal. Sedangakn faktor- faktor yang berpengaruh Non Pertanian di Kabupaten Tangerang pendapatan tenaga kerja dan elastisitas pendapatan tenaga kerja negatif yaitu produktivitas padi sawah, kontribusi sektor non pertanian terhadap PDRB, dan dummykebijakan pemerintah Hasil estimasi konversi lahan sawah dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada taraf uji á = 0,1 terhadap terjadinya konversi lahan sawah yaitu produktivitas padi sawah, luas lahan sawah irigasi, kontribusi sektor non pertanian dan kebijakan pemerintah. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk dan pertambahan jalan aspal tidak berpengaruh nyata terhadap terjadinya konversi lahan sawah. 7. Iwan Isa 2005 Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Analisis Deskriptif Faktor yang mendorong konversi lahan pertanian ke non pertanian yaitu faktor kependudukan, faktor ekonomiland rent, faktor Pertanian sosbudhukum waris, degradasi lingkungan, otonomi daerah, dan lemahnya sistem perundang- undangan dan penegakan hukum dari peraturan- peraturan yang ada. -Tiga strategi pengendalian konversi lahan: memperkecil peluang terjadinya konversi, mengendalikan kegiatan konversi lahan, instrumen pengendalian konversi lahan. 8. Effendi Pasandaran 2006 Alternatif Kebijakan Pengendalain Konversi Lahan Sawah Beririgasi di Indonesia Analisis Deskriptif Determinan konversi lahan yaitu kelangkaan sumber daya lahan dan air, dinamika pembangunan, dan jumlah penduduk -Tiga alternatif kebijakan untuk mengendalikan konversi lahan yang perlu dipertimbangkan yang disesuaikan dengan fase- fase perkembangan dan fungsi utama sawah irigasi dalam bentuk DAS yaitu: Kebijakan pengendalian melalui otoritas sentral, kebijakan yang bertujuan memberikan insentif kepada pemilik sawah beririgasi, baik individual maupun olektif, dan penguatan kemampuan kolektif masyarakat tani dalam mengelola sumber daya lahan dan air. 9. Agus Ruswandi, Ernan Rustiadi, Kooswardh ono Mudikdjo 2007 Konversi Lahan Pertanian dan Dinamika Perubahan Penggunaan Lahan di Kawasan Bandung Utara Interpretasi terhadap citra landsat tahun 1992 dengan bantuan Progran Geografic Information System dan Shift Share Analysis Bertambahnya lahan pemukiman mengakibatkan berkurangnya lahan tegalan, sawah dan hutan yang berubah fungsi menjadi lahan pemukiman seperti perumahan, villa, hotel, restoran, dan bangunan lain 10. Saiful Bahri 2007 Evaluasi Lokasi Lahan Industri di Kota Kragilan Kabupaten Serang Analisis Deskriptif Penyebab alih fungsi lahan yaitu pertumbuhan ekonomi, biaya transport,perubahan teknologi, perubahan citra dan nilai, dan faktor pendapatan. -Kota Kragilan cukup layak sebagai lokasi industri, namun karena lokasi industri berdekatan dengan pemukiman dan terbatasnya lahan untuk pengembangan, direkomendasikan perlunya pembatasan lokasi baru. 11. Agus Astho Pramono dan Aam Amiah 2010 Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Petani untuk Mengkonversi Lahan Rakyat di DAS Ciliwung Hulu Regresi Logistik Pekerjaan utama non tani berpengaruh positif terhadap keputusan pengelola lahan untuk memanfaatkan lahannnya dalam bentuk agroforestri. -Umur petani, pendapatan petani perbulan, jumlah persil yang dikuasai atau dikelola petani, harga lahan perm2, sarana pengairan, persepsi petani mengenai pengaruh tanaman hutan terhadap tanaman pertanian, pendapat petani tentang keuntungan usaha wanatani dan pengetahuan petani tentang harga kayu tidak berpengaruh secara nyata terhadap keputusan untuk mengusahakan lahannya dalam bentuk agroforestri -Keputusan petani untuk mempertahankan tegakan hutan juga dipengaruhi oleh kemiringan lahan. 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan alur penelitian yang dipakai oleh seorang peneliti. Pada kerangka pemikiran ini berisi gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Bendung Colo, faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor pendapatan petani, pekerjaan utama, usia petani, pendapat petani tentang keuntungan usaha wanatani dan kondisi lahan. Kombinasi dari empat faktor tersebut diperkirakan akan mempengaruhi jumlah alih fungsi lahan dari sektor pertanian ke non pertanian. Kemudian nantinya akan dianalisis dampak-dampak dari alih fungsi lahan tersebut terhadap kondisi ekonomi petani. Berikut merupakan Gambar 2.2 yang menunjukkan alur dari kerangka pemikiran tersebut. Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran FAKTOR EKONOMI FAKTOR SOSIAL FAKTOR KONDISI LAHAN PERATURAN PEMERINTAH UU Keputusan petani untuk mengkonversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian

2.4 Hipotesis