ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

SAPTATI ADILLAH BUTAR BUTAR

NIM: 809162041

PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

ANALISIS FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI

KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh:

SAPTATI ADILLAH BUTAR BUTAR

NIM: 809162041

PROGRAM PASCASARJANA ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(3)

(4)

(5)

(6)

iii

ABSTRAK

Saptati Adillah ButarButar. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Berfluktuasinya besaran alih fungsi lahan pertanian tiap tahunnya, juga bisa berdampak pada ketahanan pangan di Kabupaten Deli Serdang. Banyak hal yang diduga mempengaruhi fluktuasi besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri, dan jumlah IMB terhadap besarnya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari BPS Provinsi Sumatera Utara; Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan; dan Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara yakni variabel jumlah penduduk, jumlah industri, jumlah IMB dan besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang secara time series dari tahun 1995 s.d. 2011. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan model estimasi regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 7. Hasil dari penelitian ini secara simultan variabel jumlah penduduk, jumlah industri, jumlah IMB dan besaran alih fungsi lahan pertanian berpengaruh signifikan terhadap besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan secara parsial disimpulkan bahwa variabel IMB berpengaruh positif dan signifikan; dan variabel jumlah industri dan Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan terhadap besaran alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang adalah jumlah penduduk.


(7)

iv

ABSTRACT

Saptati Adillah ButarButar. Factor Analysis - Factors Affecting Agricultural Land Transfer Functions In Thesis Deli Serdang Regency. Medan : Medan State University Graduate School, 2014.

Fluctuation scale conversion of agricultural land each year, could also have an impact on food security in Deli Serdang. Many things are thought to affect the magnitude of the fluctuations of agricultural land conversion in Deli Serdang. This study aimed to analyze the effect of the increase in population, the number of industries, and the number of IMB to the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang. The data used are secondary data sourced from North Sumatra province BPS ; Department of Agriculture, Forestry and Agriculture, and the National Land Agency of North Sumatra which is a variable number of inhabitants, the number of industries, the number of IMB and the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang regency in time series from 1995 till, 2011. Data analysis was performed using OLS (Ordinary Least Square) with multiple linear regression models estimated with the help of Eviews 7 program. The results of this study variables simultaneously the total population, the number of industries, the number of IMB and the amount of agricultural land use significantly influence the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang. While partially concluded that the IMB variables have positive and significant, and the variable number of industries and Population has positive influence on the amount of agricultural land conversion in Deli Serdang. The results of this study also showed that the most dominant variable scale land conversion to agriculture in Deli Serdang is the number of inhabitants.


(8)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan

menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang”.

Selama melaksanakan penelitian dan penelitian tesis ini penulis banyak mendapat bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis.

4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku sekretaris Prodi yang telah memberikan perhatian dan atas pelayanan akademik yang diberikan kepada penulis dan juga selaku Pembimbing I yang telah memberikan perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Ibu Sri Fajar Ayu, MM.,DBA selaku Pembimbing II yang telah memberikan perhatian dan kesabaran dalam membimbing sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini.


(9)

vi

6. Bapak Dr. Muhammad Nasir, M. Si., Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si., dan juga Dr. Fitri Rahmadhana, SE., M. Si., selaku narasumber dan sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen program Studi Ilmu Ekonomi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh pendidikan di Program Sekolah Pascasarjana Unimed.

8. Kedua Orangtuaku Ayahanda tersayang Drs. Ir. Abdul Hakim Butar-butar, MT., dan Ibunda tercinta Dra. Ernawati Silalahi yang tak henti – hentinya memberikan dukungan, doa, nasehat serta motivasi untuk kebaikan penulis dalam menyelesaikan tesis ini tanpa pernah mengharap balasan apapun. 9. Teristimewa kepada “my love and my big supporter” Reza Fahlevi Purba, S.

Kom., terima kasih buat kasih sayang serta dengan sabar menemani dan memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

10.Rasa terimakasih yang sedalam – dalamnya buat sahabat penulis Joko Suharianto, M. Si., yang senantiasa memberikan saran, dukungan dan semangat kepada penulis hingga terselesaikannya tesis ini.

11.Saudara – saudaraku tersayang Zahara ButarButar, Amd., Sahlan Sahputra ButarButar, ST., Fauziah Hafni ButarButar, SE., Anggi Ramadani ButarButar, serta Opungku terkasih Hj. Jabariah Sitorus buat segala dukungan dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

12.Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(10)

vii

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah sempurna, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintahan dan masyarakat.

Medan, Agustus 2014 Penulis,


(11)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .……….……….. i

ABSTRAK ………….……….………. iii

ABSTRACT ………. iv

KATA PENGANTAR ……… v

DAFTAR ISI ………... viii

DAFTAR TABEL ……….………….. x

DAFTAR GRAFIK ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ………...…………... xii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang ………..…….………... 1

1.2. Rumusan Masalah ………... 14

1.3. Tujuan Penelitian ………...……. 13

1.4. Manfaat Penelitian ……….………..…... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...……… 16

2.1. Kerangka Teori ………... 16

2.1.1. Teori Kependudukan Thomas Robert Malthus... 16

2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan ……… 19

2.1.3. Teori Tanah Sebagi Lahan Pertanian ……… 24

2.1.4. Lokasi Industri Weber……….…... 26

2.1.5. Teori Land Use / Guna Lahan ………... 28

2.1.6. Teori David Ricardo... 2.1.7. Teori Produksi... 2.1.8. Manfaat Lahan Pertanian………... 2.1.9. Dampak Alih Fungsi Lahan……….. 33 39 40 2.2. Penelitian Terdahulu …………...……… 41

2.3. Kerangka Penelitian …………...………. 43

2.4. Hipotesis ……….. 44

BAB III METODE PENELITIAN ……… 45

3.1. Lokasi Penelitian……. ……… 45

3.2. Jenis dan Sumber Data………. 45

3.3. 3.4. Metode Analisis Data………... Uji Klasik dan Signiikansi.……….. 45 46 3.5. Defenisi Operasional Variabel Penelitian……… 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..…… 55


(12)

ix

4.1.1 Perkembangan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Kabupaten Deli Serdang …...……….. 55

4.1.2. Perkembangan Jumlah Industri di Kabupaten Deli Serdang ………...……….. 56

4.1.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang ………...……….. 58

4.1.4. Perkembangan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kabupaten Deli Serdang ………...……… 61

4.2. Hasil Penelitian ……….……….. 63

4.2.1. Pemilihan Model ……….……….. 63

4.2.2. Pembahasan Uji Ekonometrika……….. 63

4.2.3. Pembahasan Uji Signifikansi.….……….. 66

4.2.4. Pembahasan Model Analisis……….. 68

4.2.5. Pembahasan Variabel Penelitian….……….. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 46

5.1. Kesimpulan…………. ……… 42

5.2. Saran………. 44

DAFTAR PUSTAKA ……….. 75


(13)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk Diperinci Menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011………. 4 Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2000 – 2010……….……….. 5 Tabel 1.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci Menurut Jenis Hak di Kabupaten

Deli Serdang Tahun 1995 – 2011……… 6

Tabel 1.4. Jumlah Industri Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 –

2011………... ………. 8

Tabel 1.5. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 1995 – 2011………. ……… 9 Tabel 3.1. Penetuan Autokorelasi Uji Durbin Watson ………..….. 49 Tabel 3.2. Uji Statistik Durbin Watson...………...……….. 50 Tabel 4.1. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 1995 – 2011 ………... 55 Tabel 4.2. Jumlah Industri Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 –

2011………...……….. 57

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Deli Serdang Tahun 1995 –

2011………...……….. 59

Tabel 4.4. IMB Deli Serdang Tahun 1995 – 2011 ……….. 61 Tabel 4.5. Korelasi Matriks dan Variance Inflating Factor ……....….. 64 Tabel 4.6. Hasil Autokorelasi Uji Durbin Watson...………...…………. 64 Tabel 4.7.

Tabel 4.8.

Uji Autokorelasi….………

Hasil Uji Hipotesis..………

65 67


(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Grafik 1.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku di

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 –

2010...………. 2 Grafik 1.2. Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2000 – 2010 ………... 3 Grafik 2.1. Model Jebakan Populasi Malthus…...………... 18 Grafik 2.2. Hubungan Antara Land Rent dengan Kapasitas

Penggunaan Lahan………...….. 23 Grafik 2.3. Segitiga Weber Dalam Menentukan Lokasi Industri …..…. 28 Grafik 2.4. Produksi Total, Produksi Rata – Rata dan Produksi Batas.... 38 Grafik 2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis………. 44 Grafik 4.1. Perkembangan Besaran Alih Fungsi Lahan Pertanian di

Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011...………….. 56 Grafik 4.2. Jumlah Industri Besar Sedang Kabupaten Deli Serdang

Tahun 1995 – 2011……… 58 Grafik 4.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 –

2011………... 60

Grafik 4.4. IMB Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011...……… 62 Grafik 4.5. Uji Normalitas ………..……… 66


(15)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian………. 78

Lampiran 2 Hasil Pengujian Hipotesis ……… 79

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas ……… 80

Lampiran 4 Hasil Uji Autokorelasi ………... 81


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan basis perekonomiannya berasal dari sektor pertanian. Hal ini disadari karena perkembangan pertanian merupakan prasyarat industrialisasi yang akan menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang tangguh. Sektor pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), perolehan devisa melalui ekspor-impor, dan penekanan inflasi. Pembangunan ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan menuju ke arah struktur perekonomian yang seimbang antara sektor pertanian dengan sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

Menurut Mubyarto (1972:45) pertanian di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua macam seperti dilansir dalam bukunya, yaitu : Pertama adalah pertanian dalam arti luas yang meliputi : 1). Pertanian rakyat atau disebut pertanian dalam arti sempit, 2). Perkebunan, 3). Kehutanan, 4). Peternakan, 5). Perikanan. Kedua adalah pertanian dalam arti sempit atau pertanian rakyat yaitu usaha pertanian keluarga dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija, dan tanaman-tanaman holtikultura seperti sayuran dan buah-buahan. Di Provinsi Sumatera Utara sendiri sektor pertanian dapat dikatakan menjadi salah satu penggerak utama dari roda perekonomian. Bahkan Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu sentra produksi padi di indonesia. Hal ini dapat


(17)

2

kita pahami karena wilayah ini mempunyai lahan pertanian yang luas serta memiliki tingkat kesuburan yang tinggi jika dibandingkan daerah lainnya.

Pemerintah Propinsi Sumatera Utara telah menetapkan 3 (tiga) prioritas utama pembangunan daerah dalam Propeda 2001-2005, yaitu (1) sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian daerah, (2) sektor Industri, terutama agroindustri, dan (3) sektor pariwisata. Sektor pertanian merupakan sektor utama dalam pembangunan daerah dan sebagai penggerak pembangunan perekonomian daerah.

Deli serdang merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara dan dikenal sebagai lumbung padi di Propinsi ini. Menurut data BPS dari tahun 2000 – 2010, sektor pertanian memiliki konstribusi penyumbang nilai tambah terbesar ketiga terhadap PDRB Deli Serdang. Hal ini dapat dilihat pada table 1.1 berikut ini :

Gambar 1.1. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku di Kab. Deli Serdang Tahun 2000 – 2010 (Jutaan Rupiah)

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel, Restauran Jasa –Jasa

J u ta a n R u p ia h


(18)

3

Perkembangan sektor pertanian di Kabupaten Deli Serdang tidak terlepas dari faktor tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan daerah dan kemampuan menyerap angkatan kerja. Sektor pertanian masih merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di Kabupaten Deli Serdang. Pada tabel 1.2 terlihat bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, selanjutnya diikuti sektor perdagangan, industri pengolahan dan diikuti oleh sektor jasa – jasa.

Gambar 1.2 Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 – 2010

Kabupaten Deli Serdang memiliki sumber daya alam yang cukup potensial, khususnya dalam bidang pertanian. Kabupaten Deli Serdang mampu mencukupi kebutuhan pangan untuk penduduknya pada umumnya dan menjadi salah satu lumbung padi Sumatera Utara untuk memenuhi pasokan beras ke beberapa daerah yang produksi berasnya tidak mencukupi kebutuhan penduduknya. Dengan kata lain, jumlah penduduk yang semakin bertambah

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 400000 450000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian Industri Pengolahan

Perdagangan, Hotel, Restaurant Jasa

O

ra

n


(19)

4

idealnya harus juga dibarengi dengan peningkatan produksi bahan pangan. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut :

Tabei 1.1. Banyaknya Penduduk Diperinci Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995 – 2011

Tahun Laki – Laki Perempuan Jumlah

1995 367 500 889 870 1 791 198

1996 384 962 899 767 1 826 200

1997 397 305 933 171 1 851 949

1998 410 044 951 035 1 878 062

1999 423 192 954 271 1 904 542

2000 436 785 981 668 1 956 996

2001 452 085 1 007 050 2 002 678

2002 332 906 734 878 1 461 823

2003 320 619 747 276 1 486 094

2004 336 178 774 231 1 539 697

2005 343 399 795 610 1 582 213

2006 356 794 821 352 1 634 115

2007 371 446 847 799 1 686 366

2008 382 732 870 289 1 738 431

2009 393 714 895 593 1 788 351

2010 420 305 901 915 1 790 431

2011 426 634 910 375 1 807 173

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 1995 - 2011, (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Deli Serdang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahunnya. Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang termasuk jumlah penduduk paling banyak di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat dari angka jumlah penduduk di atas 1 juta dan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Turunnya jumlah penduduk sebanyak 27 persen pada tahun 2002 merupakan dampak dari lahirnya kabupaten baru yakni Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun tersebut.

Dengan peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terjadi di Sumatera Utara menuntut jumlah produksi pangan yang semakin


(20)

5

meningkat pula. Sementara di sisi lain pertumbuhan ekonomi menuntut adanya permintaan jumlah lahan untuk pembangunan infrastruktur. Disini faktor lahan pertanian mempunyai pengaruh yang sangat penting, sehingga jika keberadaanya menurun maka akan mengganggu jumlah produksi pangan yang ada. Menurut Susanto (2008:65) mengatakan lahan sawah beririgasi mempunyai peran utama dalam menjaga stabilitas suplai pangan khususnya beras, meningkatkan fungsi ekologis, menciptakan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan, wahana pembentuk peradaban masyarakat berbasis agraris.

Tabel 1.2. Luas Lahan dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2000 – 2010

Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi Padi (Ton)

2000 79071 402281

2001 81425 408983

2002 68361 344947

2003 72304 388603

2004 68126 371331

2005 69889 358887

2006 74237 383540

2007 74322 386542

2008 73369 381955

2009 74736 388595

2010 70422 364454

Sumber : BPS Kabupaten Deli Serdang 2000 – 2010, (data diolah)

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan fisik yang terus berkembang memberikan konsekuensi terhadap kabupaten Deli Serdang, yakni berupa tingginya kebutuhan kawasan perekonomian dan pemukiman beserta seluruh fasilitas umum dan fasilitas sosial pendukungnya. Salah satu dampak yang terjadi akibat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan adalah semakin


(21)

6

bertambahnya lahan terbangun untuk mewadahi kebutuhan aktifitas perekonomian dan pemukiman yang mengakibatkan perubahan mutasi lahan dari pertanian menjadi pemukiman dan daerah perekonomian, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya Surat Izin Mendirikan Bangunan yang dikeluarkan oleh Bappeda :

Tabel 1.3. Status Pemilikan Tanah Dirinci Menurut Jenis Hak Kab. Deli Serdang Tahun 1995 – 2011

Tahun Hak milik Hak guna

bangunan Hak pakai Hak pengelola Hak guna usaha

1995 83110 14316 807 11 126

1996 97456 16357 930 7 137

1997 111802 18398 1053 5 148

1998 126148 20439 1176 - 159

1999 140494 22480 1299 8 170

2000 68764 12275 684 10 115

2001 40072 19470 561 13 104

2002 28648 810 258 12 111

2003 7286 668 320 19 120

2004 6129 - 409 - 1486

2005 8584 2041 725 - 5505

2006 5587 886 41 - 5

2007 5587 886 41 - -

2008 7706 346 197 - -

2009 1016 78 - -

2010 4121 76 8 - -

2011 12897 2645 11 -` 2

Sumber : Data olahan, SUDA 1995-2011

Dalam menghadapi pembangunan, sektor pertanian masih terdapat banyak persoalan besar yang harus diselesaikan, salah satu diantaranya adalah permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian yang saat ini terus mengalami peningkatan. Di dalam perkembangannya sektor ini terus mengalami penurunan terutama dari segi produksi maupun luas lahan yang dimanfaatkan. Salah satu permasalahan tersebut antara lain disebabkan oleh semakin berkurangnya lahan-lahan produktif pertanian yang beralih fungsi ke


(22)

7

lahan nonpertanian. Selain itu juga karena kurang konsistennya pelaksanaan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam pelaksanaan tata guna tanah, terutama pada lahan-lahan produktif. Perubahan alih fungsi lahan dari pertanian ke nonpertanian ini lebih dirasakan pada kepentingan jangka pendek dari sisi ekonomi tanpa mempertimbangkan dampak yang diakibatkannya dalam jangka panjang bagi kelangsungan perkembangan sektor pertanian dan upaya dalam menjaga kelangsungan program ketahanan pangan. Menurut Utomo (1992:45) Alih fungsi lahan atau konversi lahan adalah berubahnya satu penggunanaan lahan ke penggunanaan lahan lainnya. Banyak faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan.

Alih fungsi lahan pertanian sebenarnya bukan masalah baru. Sejalan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk serta meningkatnya kebutuhan infrastruktur seperti, perumahan, jalan, industri, perkantoran, dan bangunan lain menyebabkan kebutuhan akan lahan meningkat. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan pertumbuhan yang sangat cepat di beberapa sektor ekonomi. Pertumbuhan tersebut juga membutuhkan lahan yang lebih luas sehingga terjadi peningkatan kebutuhan lahan untuk pembangunan, sementara ketersediaan lahan relatif tetap menyebabkan persaingan dalam pemanfaatan lahan. Kebanyakan lahan yang dialihfungsikan umumnya adalah lahan-lahan pertanian karena land rent (sewa lahan). Menurut Barlowe, sewa ekonomi lahan (land rent) mengandung pengertian nilai ekonomi yang diperoleh oleh satu bidanglahan bila lahan tersebut digunakan untuk kegiatan proses produksi.


(23)

8

Pesatnya pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Deli Serdang menuntut pembangunan infrastruktur baik berupa jalan, bangunan industri dan pemukiman. Sebagai kabupaten yang mempunyai lokasi strategis, maka pembangunan berbagai fasilitas – fasilitas pendukung sangat diperlukan di Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 1.4. Jumlah Industri Kabupaten Deli Serdang Tahun 1995-2011

(Tabulasi Normal Dalam Perusahaan)

OBS Jumlah

Industri Persentase

1995 360 -

1996 350 -3

1997 322 -8

1998 304 -6

1999 309 2

2000 315 2

2001 299 -5

2002 294 -2

2003 282 -4

2004 290 3

2005 293 1

2006 350 19

2007 417 19

2008 376 -10

2009 350 -7

2010 344 -2

2011 349 1

Sumber: BPS Provinsi Sumut 1995-2011 (Data Diolah)

Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu Kabupaten yang dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir terus mengalami konversi lahan, khususnya lahan pertanian. Konversi ini mengakibatkan luas lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang cenderung mengalami penurunan. Lahan yang paling banyak terkonversi adalah jenis lahan sawah, yang beralih fungsi menjadi lahan kering, dan menjadi


(24)

9

lahan non pertanian, yaitu seperti pemukiman, pusat bisnis, dan industri. Berikut merupakan perkembangan alih fungsi lahan tiap tahun yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1995-2011 :

Tabel 1.5. Alih Fungsi Lahan Pertanian Kab. Deli Serdang Tahun 1995-2011

(Tabulasi Normal Dalam Hektar)

OBS Alih Fungsi

Lahan Persentase

1995 1.229 -

1996 1.176 -4

1997 1.167 -1

1998 1.023 -12

1999 1.317 29

2000 1.886 43

2001 1.524 -19

2002 1.258 -17

2003 725 -42

2004 623 -14

2005 784 26

2006 743 -5

2007 997 34

2008 802 -20

2009 532 -34

2010 765 44

2011 1.115 46

Sumber: Dinas Pertanian Kab. Deli Serdang

Dari tabel 1.5. di atas kita melihat bahwa perkembangan alih fungsi lahan di Deli Serdang dari tahun 1995-2011 tergolong cukup tinggi. Alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang juga diakibatkan oleh adanya celah pada peraturan pemerintah. Kebanyakan pemerintah kurang memberikan sanksi yang tegas terhadap alih fungsi lahan tersebut.

Pada dasarnya konversi lahan tidak dapat dihindari dalam pelaksanaan pembangunan, namun perlu dikendalikan. Peningkatan kebutuhan lahan akibat dari


(25)

10

semakin tingginya aktivitas perekonomian secara langsung maupun tidak langsung telah menyebabkan terjadinya pengurangan luas lahan pertanian. Kasus alih fungsi lahan sawah ke penggunaan non pertanian dalam pelaksanaan pembangunan, menunjukkan masih lemahnya pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang pertanahan, (dan) masih belum adanya sinkronisasi dalam pembuatan kebijaksanaan yang berkaitan dengan tanah antara instansi terkait (Harsono,1992:34).

Oleh karena itu Pemerintah sangat berkepentingan untuk memberlakukan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, untuk menjadikan pertanian sebagai bagian ketahanan nasional. Selain itu, harusnya pemerintah memberlakukan beberapa peraturan kebijakan yang telah ditetapkan untuk membatasi dan/atau mencegah konversi tanah pertanian yang subur menjadi penggunaan nonpertanian seperti:

1. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri dan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi Pembangunan Kawasan Industri telah melarang pembangunan kawasan industri serta pencadangan atau pemberian ijin lokasi dan pembebasan tanahnya pada areal tanah pertanian subur.

2. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas Nomor 5334/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis Untuk Penggunaan Tanah Nonpertanian.

3. Surat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas kepada Menteri Dalam Negeri Nomor 5335/MK/9/1994 tanggal 29 September 1994 tentang Penyusunan RTRW Dati II.


(26)

11

4. Dalam rangka pelaksanaan PAKTO-23 dikeluarkan Surat Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia Nomor 460-3346 tanggal 31 Oktober 1994 tentang perubahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan Tanah Nonpertanian. Edaran ini melarang Aparat Pertanahan di daerah untuk mengeluarkan izin lokasi untuk lahan sawah irigasi bagi kepentingan nonpertanian, walaupun menurut Rencana Umum Tata Ruang Wilayah diperuntukkan bagi kegiatan nonpertanian.

Seiring dengan semakin besarnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah, akan menyebabkan semakin meningkatnya permintaan terhadap sumberdaya lahan. Ketersediaan lahan yang relatif tetap akan menyebabkan tingginya kompetitif penggunaan lahan dalam berbagai alternatif penggunaannya seperti sektor industri, pemukiman, sektor perdagangan maupun untuk sektor pertanian yang pada akhirnya penggunaan lahan akan di prioritaskan pada penggunaan dengan nilai kompetitif yang paling besar.

Sebagai implikasinya permintaan lahan untuk kegiatan non pertanian meningkat, sehingga banyak lahan pertanian yang beralih fungsi. Sektor pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), perolehan devisa melalui ekspor-impor, dan penekanan inflasi. Alih fungsi lahan yang terjadi tanpa kendali dapat menimbulkan persoalan ketahanan pangan, lingkungan dan ketenagakerjaan (Syahyuti, 2007:43).


(27)

12

Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi sruktur ekonomi (pertanian ke industri), dan demografi (pedesaan ke perkotaan) yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke non-pertanian (Supriyadi 2004:23). Persoalan ini harus dicarikan solusi pemecahannya karena melihat juga dampak yang ditimbulkan dari alih fungsi lahan ini dapat merugikan petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Besarnya konversi lahan sawah yang terjadi di Kabupaten Deli Serdang sebagai dampak dari semakin majunya perekonomian dan besarnya laju pertumbuhan penduduk, akan menyebabkan kerugian dan ketimpangan pembangunan wilayah di daerah tersebut, seperti masalah ketahanan pangan dan kesejahteraan petani pada khususnya. Adanya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah akan mempengaruhi produksi beras yang mana merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan.

Sebenarnya tidak hanya kerawanan pangan yang akan diakibatkan oleh adanya alih fungsi lahan pertanian. Masalah lainnya antara lain akan terjadi penurunan kualitas lingkungan seperti penurunan kualitas air tanah, pencemaran dan lain sebagainya. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang memiliki sistem pertanian yang sudah baik. Hal ini dikarenakan selain jenis tanah yang subur untuk pertanian, jumlah lahan pertanian di Sumatera Utara tersebut cukup luas. Bahkan Kabupaten ini menjadi lumbung pangan untuk daerah Sumatera Utara khususnya untuk menyuplai daerah sekitarnya, bahkan mungkin bisa sampai ke luar Provinsi Sumatera Utara.


(28)

13

Alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian yang terjadi selama ini di Indonesia sebenarnya tidak menguntungkan bagi sektor pertanian. Adanya alih fungsi lahan justru menimbulkan dampak negatif karena dapat menurunkan hasil produksi pertanian dan daya serap tenaga kerja sehingga akan berpengaruh terhadap keberlanjutan hidup petani. Namun, potensi dampak yang akan terjadi kurang diperhatikan masyarakat ataupun pemerintah dan upaya untuk pengendalian terhadap alih fungsi lahan sepertinya diabaikan. Inilah yang menjadi konsentrasi pemerintah dan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara terutama di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Dampak alih fungsi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian menyangkut dimensi yang sangat luas. Hal itu terkait dengan aspek-aspek perubahan orientasi ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat. Arah perubahan ini secara langsung atau tidak langsung akan berdampak terhadap pergeseran kondisi ekonomi, tata ruang pertanian, serta prioritas-prioritas pembangunan pertanian wilayah dan nasional (Winoto, 1995 :56; Nasoetion dan Winoto, 1996:43).

Pemecahan lahan atau fragmentasi yang mempengaruhi konversi lahan pertanian, serta peraturan mengenai penataan pertanahan yang masih dangkal membuat celah terjadinya alih fungsi lahan. Masalah alih fungsi lahan dapat diatasi bila pemerintah daerah sangat ketat dalam hal penataan ruang. Pemerintah harus tegas dalam melarang pembangunan perumahan dan industri yang hendak menggunakan lahan di kawasan pertanian. Alih fungsi lahan dapat dicegah dengan menjadikan sektor pertanian sebagai lapangan usaha yang menarik dan bergengsi secara alami. Alih fungsi lahan yang terjadi tanpa kendali


(29)

14

dapat menimbulkan persoalan ketahanan pangan, lingkungan dan ketenagakerjaan (Syahyuti, 2007:52).

Berdasarkan uraian diatas, maka sangat penting untuk mengkaji faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian dalam bentuk tesis dengan judul “Analisis

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Pertanian Di

Kabupaten Deli Serdang”.

1.2. Rumusan Masalah

Adanya alih fungsi lahan tersebut antara lain dikarenakan oleh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri serta peningkatan pertumbuhan ekonomi. Ketiga faktor tersebut akan mengurangi lahan pertanian yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Oleh sebab itu penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan di Kabupaten Deli Serdang. Pertanyaan penelitian ini adalah “Apakah berpengaruh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri, dan jumlah IMB terhadap besarnya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh peningkatan jumlah penduduk, jumlah industri, dan jumlah IMB terhadap besarnya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang.


(30)

15

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Dapat digunakan sebagai penentu kebijakan oleh pemerintah baik itu melalui Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), BPN (Badan Pertanahan Nasional), atau dinas pertanian akan pentingnya lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan.

2. Sebagai alat bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dalam memberikan ijin kepada para pengusaha jika ingin mendirikan sebuah usaha.

3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian – penelitian yang akan datang.


(31)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai F-Stat yaitu 9,538 dengan prob. sebesar 0.001, sehingga Ho diterima yang berarti bahwa secara bersama-sama perubahan variabel IMB, jumlah industri dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang pada taraf alpha 1 persen.

2. Secara parsial disimpulkan bahwa variabel IMB berpengaruh positif dan signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan variabel jumlah industri dan jumlah penduduk hanya berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang.

3. Variabel IMB, jumlah industri dan jumlah penduduk mampu menjelaskan model pertumbuhan alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang sebesar 68,7 persen. Serta sisanya 3,13 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian adalah jumlah penduduk.


(32)

74

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah harus lebih tegas dalam memberikan izin mendirikan bangunan (IMB), apalagi pendirian suatu industri, pabrik atau usaha padat karya lainnya yang sesuai dengan pertimbangan tata letak ruang khusunya diatas lahan pertanian, hal ini tujuannya adalah agar Kabupaten Deli Serdang terus mampu menjadi lumbung padi bagi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu juga agar mampu menjaga ekosistem alam dan tetap menjaga kesuburan tanah dan terjauh dari limbah industri.

2. Pemerintah perlu mengembangkan dan memberikan penyuluhan untuk kepada para petani yang ada di Kabupaten Deli Serdang untuk melakukan diversifikasi lahan pertanian sebagai upaya untuk mengoptimalkan lahan dan hasil pertanian yang semakin lama semakin menurun luasnya.

3. Adanya keterbatasan waktu dan sumber data dalam penelitian ini, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya data tahunan yang digunakan bisa lebih banyak dan bisa memasukkan variabel-variabel yang lebih kompleks serta bisa menganalisis lebih jauh terhadap ketahanan pangan atau produksi beras di Kabupaten Deli Serdang.


(33)

75

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Arum Laili. 2009. ”Analisis pengaruh beberapa variabel terhadap alih fungsi lahan perkebunan di Kota Semarang (kasus di PT. KARYADEKA ALAM LESTARI)”. Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Anugrah Fanny. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K). 2012. Laporan Tahunan. Kabupaten Deli Serdang.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara. 2012. Data Alih Fungsi Lahan Sawah di Sumatera Utara Tahun 1995-2011. Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1995 - 2011. Medan.

, 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1995 - 2011. Medan.

Barlowe, R. 1978. Land Resource Economics. Michigan State University, Printice Hall, Englewood Cliffs. New Jersey.

Boediono. 2002. Mikro Ekonomi, Edisi Kedua, Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Delliarnov. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Dewi, Ni Putu Martini. 2008. ”Pengaruh Alih Fungsi Lahan Sawah terhadap

Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Badung”. Denpasar. Buletin Studi Ekonomi.

Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan. 1995 - 2011. Laporan Tahunan 2001. Distanhutbun Kabupaten Deli Serdang.

Fauziah, Lilis Nur. 2005. “Ahli Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Tanah Non Pertanian (Studi Komparatif Indonesia dan Amerika”. Yogyakarta : FH UGM.


(34)

76

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar. (Terj) Sumarno Zain. Jakarta : Erlangga.

Irawan, Bambang dan Supeno Friyanto. 2002. ”Dampak Konversi Lahan Sawah di Jawa terhadap Produksi Beras dan Kebijakan Pengendaliannya”. Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian RI, Bogor.

Irawan, Bambang. 2005. ”Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan”. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Lestari. 2009. Faktor – Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan. Dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : LP3ES.

Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Penerbit : Erlangga. Jakarta.

Salvatore, Dominick. 1995. Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Soekartawi. 1991. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Pers. Sudarman, Ari. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sukirno Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Supriyadi, Anton. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sutomo, S. 2008. Kontribusi Beras Dalam Inflasi Nasional. Majalah Pangan, 14 (44) : 10 – 18.

Syahyuti, Juni. 2007. Kebijakan Lahan Abadi untuk Pertanian Sulit Diwujudkan. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian. Volume 4 No. 2.

Todaro, Michael dan Stephen C. Smith. 2002. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga.


(35)

77

Utomo, W. H. 1992. Konservasi Tanah di Indonesia Satu Rekaman dan Analisis. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Wahyunto (Dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara). 2001. Pengertian Alih Fungsi Lahan. USU.

Widjanarko et al (dalam Ibrahim). 2006. Dampak Alih Fungsi Lahan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Winoto (dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara). 2005. Fakta Alih Fungsi Lahan. Universitas Sumatera Utara. Medan.


(1)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Dapat digunakan sebagai penentu kebijakan oleh pemerintah baik itu melalui Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah), BPN (Badan Pertanahan Nasional), atau dinas pertanian akan pentingnya lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan.

2. Sebagai alat bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dalam memberikan ijin kepada para pengusaha jika ingin mendirikan sebuah usaha.

3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian – penelitian yang akan datang.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan ketiga variabel tersebut menunjukkan nilai F-Stat yaitu 9,538 dengan prob. sebesar 0.001, sehingga Ho diterima yang berarti bahwa secara bersama-sama perubahan variabel IMB, jumlah industri dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang pada taraf alpha 1 persen.

2. Secara parsial disimpulkan bahwa variabel IMB berpengaruh positif dan signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang, sedangkan variabel jumlah industri dan jumlah penduduk hanya berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang.

3. Variabel IMB, jumlah industri dan jumlah penduduk mampu menjelaskan model pertumbuhan alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Deli Serdang sebesar 68,7 persen. Serta sisanya 3,13 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap alih fungsi lahan pertanian adalah jumlah penduduk.


(3)

5.2. Saran

Adapun saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah harus lebih tegas dalam memberikan izin mendirikan bangunan (IMB), apalagi pendirian suatu industri, pabrik atau usaha padat karya lainnya yang sesuai dengan pertimbangan tata letak ruang khusunya diatas lahan pertanian, hal ini tujuannya adalah agar Kabupaten Deli Serdang terus mampu menjadi lumbung padi bagi masyarakat di Provinsi Sumatera Utara. Selain itu juga agar mampu menjaga ekosistem alam dan tetap menjaga kesuburan tanah dan terjauh dari limbah industri.

2. Pemerintah perlu mengembangkan dan memberikan penyuluhan untuk kepada para petani yang ada di Kabupaten Deli Serdang untuk melakukan diversifikasi lahan pertanian sebagai upaya untuk mengoptimalkan lahan dan hasil pertanian yang semakin lama semakin menurun luasnya.

3. Adanya keterbatasan waktu dan sumber data dalam penelitian ini, sehingga diharapkan pada penelitian selanjutnya data tahunan yang digunakan bisa lebih banyak dan bisa memasukkan variabel-variabel yang lebih kompleks serta bisa menganalisis lebih jauh terhadap ketahanan pangan atau produksi beras di Kabupaten Deli Serdang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Arum Laili. 2009. ”Analisis pengaruh beberapa variabel terhadap alih fungsi lahan perkebunan di Kota Semarang (kasus di PT. KARYADEKA ALAM LESTARI)”. Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Anugrah Fanny. 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Sawah Ke Pengguna Non Pertanian Di Kabupaten Tanggerang. Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K). 2012. Laporan Tahunan. Kabupaten Deli Serdang.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2004. Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2004. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.

Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara. 2012. Data Alih Fungsi Lahan Sawah di Sumatera Utara Tahun 1995-2011. Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara.

Badan Pusat Statistik, 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1995 - 2011. Medan.

, 2009. Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 1995 - 2011. Medan.

Barlowe, R. 1978. Land Resource Economics. Michigan State University, Printice Hall, Englewood Cliffs. New Jersey.

Boediono. 2002. Mikro Ekonomi, Edisi Kedua, Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.

Delliarnov. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Dewi, Ni Putu Martini. 2008. ”Pengaruh Alih Fungsi Lahan Sawah terhadap

Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Badung”. Denpasar. Buletin Studi Ekonomi.

Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan. 1995 - 2011. Laporan Tahunan 2001. Distanhutbun Kabupaten Deli Serdang.

Fauziah, Lilis Nur. 2005. “Ahli Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Tanah Non Pertanian (Studi Komparatif Indonesia dan Amerika”. Yogyakarta : FH UGM.


(5)

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1978. Ekonometrika Dasar. (Terj) Sumarno Zain. Jakarta : Erlangga.

Irawan, Bambang dan Supeno Friyanto. 2002. ”Dampak Konversi Lahan Sawah di Jawa terhadap Produksi Beras dan Kebijakan Pengendaliannya”. Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian RI, Bogor.

Irawan, Bambang. 2005. ”Konversi Lahan Sawah : Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan”. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Lestari. 2009. Faktor – Faktor Terjadinya Alih Fungsi Lahan. Dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara. Medan.

Mankiw, N. Gregory. 2007. Makro Ekonomi. Edisi Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : LP3ES.

Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Penerbit : Erlangga. Jakarta.

Salvatore, Dominick. 1995. Teori Mikroekonomi. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Soekartawi. 1991. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Pers. Sudarman, Ari. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Sukirno Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Supriyadi, Anton. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi Lahan. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sutomo, S. 2008. Kontribusi Beras Dalam Inflasi Nasional. Majalah Pangan, 14 (44) : 10 – 18.

Syahyuti, Juni. 2007. Kebijakan Lahan Abadi untuk Pertanian Sulit Diwujudkan. Jurnal Analisa Kebijakan Pertanian. Volume 4 No. 2.

Todaro, Michael dan Stephen C. Smith. 2002. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta : Erlangga.


(6)

Utomo, W. H. 1992. Konservasi Tanah di Indonesia Satu Rekaman dan Analisis. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Wahyunto (Dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara). 2001. Pengertian Alih Fungsi Lahan. USU.

Widjanarko et al (dalam Ibrahim). 2006. Dampak Alih Fungsi Lahan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Winoto (dalam Tinjauan Pustaka Universitas Sumatera Utara). 2005. Fakta Alih Fungsi Lahan. Universitas Sumatera Utara. Medan.