Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa
ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA IKAYIJ RAKYAT
DX PULAU JAWA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN BOGUR
2003
HARDJANTU. Keragaan dm Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa. Di
bawah bimbingan HERMAN M R U M A N 1s sebagai ketua, RUDY. C
TARUMINGKENG dan DUDUNG DARUSMAN sebagai anggota,
Budidaya kayu rakyat bagi masyarakat di Jawa $el& berlangsung sejak
puIuhan tahun yang IaIu ,yang semula ditujukan untuEr konsumsi sendiri, Penelitian
F a h u h UGM dm XPB tahun 1976,mengwgkaph balxwa 70% kayu prtukmgan
dan 90%kayu bakar dipenuhi d a i kayu rakyat. Sejak itu kayu rakyat mdai mendapa
perhatian dalam kebijakan kehutanm, begitu pula kayu rakytt mdai berkembang
menjadi usaha kayu rakyat (Urn)seiring dengan perhmbuhan pasamyrt. Ddam
UKR banyak pibak: ymg terlibat di ddamnya, yang mana petani kayu rakyat sebagai
sltlah satu pelaku utama ddam sistem usaha belum mendapatkm manfaat optimal,
Dismping itu secara keseluruhan kinerjst sistem UKR juga belum optimal, sehingga
diperlukan usaha strategis untuk rnengcmbangkannya.
Tujuan utama dari penelitian ini AalaXx mtuk mengupayakan pcngernbangan
sistem UKR, yang dimulai dari penemuan peubah-peubah strategis, penemuan model
stmktural dm kelembagaannya, dengan demikian pendekatan sistem digun&an
dalam penelitian ini. Penerapan analisis SWOT pada tahap awal digunakan sebagai
iangkah untuk memfurmulasikm strategi pengembangan UKR.
MeEade
InierpretafEve Structural Modeling (ISM) digunakm untuk menernukan model
strukhral dan rnengkaji kelernbagw. Analisis Hierarki Proses (AHP) digunakan
dalam seluruh tahap analisis. Di samping itu ukuran-ukuran "teknis" kehutanan dan
kaedah-kaedah pernasaranjuga digunakan dalam penelitim inj.
Pasisi UKR berada pada posisi pertumbuhan, sehingga perlu dikembangkan
agar dapat rnemberikan manfaat ymg lebih bcsar kepada seluruh pelakunya, Untuk
mengembangkan UKR dilalcukan strategi integrasi horizontal, integrasi vertikal dm
diversifikasi. Dari ketiga strategi tersebut dibuat berbagai rmcangan strategis dari
rancangan Implementasinya. Selanjutnya dalam irnptementminya, selain masyarakat
haus rneningkatkan kemampuannya sendiri, pmcrintah juga h a s secrua proaktif
rnembantunya sesuai dengan kemampuan dm kewenangannya. Lembaga yang
berpcngaruh dalam pengembangan UKR ini meliputi institusi yang terkait ke
belalctng (backward linkages) dm ke depan Iforward linkages), institusi pmerintah
terkait, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguman tinggi serta lernbaga
penelitian.
ABSTRACT
HARDJANTO. Perfamance and DeveIopment of Small Scale Private Owned Timber
Bussiness in Java Island. Under the direction of HERMAN MERUMAN Js, RUDY C.
TARUMNGKENG and DUDUNG DMUSMAN.
Cultivation of small scale private owned farest by p p l e in Java has been M e d
out far decades, and was initially targeted for their awn consumption,Studies by Faculty
of Forestry of UGM and IPB in the y a 1976 revealed that 70 % of construction timber
and 90% of firewood was supplied by small scale private a w e d farest, Since then, small
scde private owned forest began, to get attention in forestry policy, and those small scale
private owned forests started to develop into small scale private owned timber business
(SSPQTB) in line with the growth af its market, Within the SSPOTB many parties were
involved, where the farmers of smaI1 scale private owned forest have not gat the optimum
benefit, Beside that, on the whole, the performance of SSPOTB system has not: been
optimal yet, so that strategic efforts are needed to develop it,
The main objective of this study was to seek efforts to develop SSPQTB system,
started with the discavery of strategic variables, discovery of structural model and its
institutional aspects. Therefore, system approach was used in this study. Application of
SWOT analysis was used at the initial stage as a step to formulate strategy for SSPQTB
development. Method of Interpretative Structural modeling (ISM) was used to discover
the structural model and study the institutional aspect. Analytical Hierarchy Process
(AHP) was used during the whole steps of analysis. Beside &at, forestry "tecEuxical"
standard measures and marketing theory and laws were used in this study.
The position of SSPOTB is in the growth stage, so that it needs to be developed to
provide greater benefit to all of its players, Far the development of SSPOTB, horizontal
integration, vertical integration, and diversi5cation were conducted. From the three
available strategies, various strategic and implementation designs were made.
Afterwards, during its implementation, beside the imperative stance that the government
should be proactive actions in helping people in accordance with her's authority and
capacity, the people themselves should improve their own ability. Institution which were
influential in the development of U r n , comprised those having backward and had
fonvard linkages, relevant government institutions, Nun Government Organizations
(NGO), universities and research agencies.
KERAGAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA KAYU RAKYAT DI PULAU JAWA
merupakan gagasan atau hail penelitian disertasi saya sendiri, dengan pembimbingm
Komisi Pembimbing, kecudi ynng dengan j elas dituxljuMcm rujukannya. Disertasi
ini belum p e d diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain.
Sernua data dan informasi yang digunak-an tel& dinycttah secara jefas dm dapat
diperiksa keknaannya.
ber 2003
ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA U Y U RAKYAT
Dl PULAU JAWA
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleb gelar
Doktor pada
Program Studi Ztmu Pengetahuan Kehutanan
PROGRAM PASCASAEWANA
XNSTTTUT PERTANXAN BOGOR
2003
Judul Disemsi
: ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN USAKA
KAYU
RAKYAT Dl PULAU JAWA
N m a klahasiswa : Hardjanto
NW
: 975067
P r o g m Studi
: Ilmu Pengetrthuan Kehuaan
Prof. Dr. Ir. H. Herman ~
Ketua
Prof. Dr. Ir. H.h d u n f ; Damsman, MA
bggab
Dr.Ir. Muh. Yusram Massijaya,
Tanggal Lulus :24 September 2003
a Js, M. Fe
~
Prof. Dr. Xr . Rudv C , T m i n & e n g
Arrggota
afrida Manuwato, MSc
Penulis dilahirkan di Surakarta pada tanggal 6 Juni 1955 dari passtngan
Suwmdi Wiryosarayo (dm) dan Siti Kusrin (dm),sebagai putera keempat dari
sepuluh b e r s d m .
Pada bhun 1966 penulis menamatkan pendidikan dasar SD Negeri IEI
Boyolali, pada tahun 1969 menmatiran pendidih menengah pertma di SMP
Negeri I BoyolaIi, dan pa& tahun 1972 tamat dari SMA Megeri EII Surdwta.
Selepas SMA pnulis melanjutkm ke Fafrultas Kehubmn UGM dm tamat pada
bulan Maret 1978 dari Junrsan Ekonomi Pewaham Rutan.
Sejak lulus S1 pnulis mula-mula kkerja pada Lernbaga Pendidikan
Perlindungan dm Pelestafian Alam di Ciawi, Bogor, Sejak tahun 1979 sampai
dengan tahun 1980 bekerja pada kmbaga Penelitian Hutan di Gunungbatu, Bogor.
Pada tahun 1981 penulis diterima sebagai staf pengajar Fakdtas Kehutanm TPB
melalui seleksi tanpa koncksi, dm pekerjaan tersebut menjadi tempat mminiti k b y a
hingga sekang*
Penulis melanjutkan studi Strata 2 pada Bidang Studi Elcanomi Pertmian
Program Pascasarjana XPB pada trthtltl1984 dengan beasiswa dari Departemen P&K.
Sejak tahun 1997 mulai mencmpuh program doktor pa& program stzldi Ilmu
Pengetahurn Kehuman, Program Pascasarjana 1PI3 ymg dimulai dengsut bistya
sendiri, dm kernudian rnendapatkm beasiswa dari BPPS.
Penulis menikah dengan Dra. Sri Sudaryantl M.Si pada tahun 1979, d m
dikaruniai searang puteri yaitu Arini i-fardjantu yang l&ir pada 5 Maret 1488.
BismillahirraErmaanirro~m. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas ratmat dan hidayamya sehfngga disertasi ini dapat penulis selesaikm.
Disertasi ini menyajikm h i 1 penelitirtn mengenai &ah
satu sisi paomena
usaha kayu rakyat yang dilztkukan oleh masyardat di Jawa, yang telafi lama
dif&uk:mya namun nyaris lepas da-i perhatian banyak pifiak: baik krbagai institusi
pemerintah, peneliti, LSM dm sebagainya. Dinamika usaha kayu d y a t mengalami
pasang surut dm kemajuannya hingga saat ini, yang tmyata semakin menmtut
perhatian untuk melestarikan serta mengembangkamya.
Disertasi ini dapat diselesafkan dengan baik dengan ban-,
dorongm dari berbagai pihak.
amhm dm
Pada kcsempatan pertama penulis rnengucapkan
terima kasih dm rasa hormat yang rnendalam kepada Bqak Prof. Dr. fr. Heman
Haemman Js, MF seldcu ketua kamisi pmbimbing, yang teI& mernbawa saya untuIc
melihat pernasalahan jauh ke depan rnulai dmi penulim proposal m p a i
tenvujudnya disertasi ini. Terirnstkasih juga saya haturkm kep& Bapak Prof. Dr, Ix.
Rudy C. Tarumingkeng yang dengan ilmu dm pengetahurn serta pengalaman yang
Iuas tel& dengn ikhlas selain memkrikan arahan untuk penulisarr disertrtsi, juga
rnengajaskan kepada saya untuk seldu memandang dunia dengan mudah namun tidak
mernudahkan, dan kcmudim dapat srtya terapkan dalm pnyusunan disertasi ini,
Kepada Prof. Dr. Xr. Dudung Damsman, MA saya hams memkrikan penghargw
khusus karena selain menularkan cam kcrja yang teliti dalam penyusunan discrtasi
ini, juga sebagai kulega pada Laboratorium Politik, Ekonorni dm Soslal Kehutanan
tidak pernah surut mendorong untuk selesainya disertasi ini. Dengtn demikim
ketiga macam "pelajaran" tersebut atomatis telah mewmai disertasi saya, d m tentu
betapa sangat besar manfaat yang dapat say& peroleh jika ketiga pelajaan tersebut
daprtt saya jaga dalam setiap langkah di kemudian hari. Untuk itu sekali lagi saya
hatwkan terima kasih.
Selanjutnya pnulis juga rnerasa berhutmg budi kepada banyak pihak,
h e n m y a pada kesempatan ini pellulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Bapak Prof Dr. Ir. Heman Haemman Js, MF,Prof. Dr. Ir. fsang Gonarsyah
dm Prof. Dr. Er. Dudung D m m a n , MA, ketiga beliau telah memtperikan
rekamendasi yang ditujukan ke Program Pascasarjana EPB, sehingga saya dapat
rnelanjutkan program duirtar, Ketua Jmsctn Manajernen Hutan Fakultas Kchutman
IPB, yang telah mengizinkan saya rnelanjuh studi daktor ymg ketika itu dijabat
oleh Dr. Ir. Endang Suhendmg, MS. Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc sebagai D e b
F&ultas Kchutanan TPB yang memberikan izin dm dorongm untuk rnelanjutkm
studi S3 pada waktu itu. Rektor XPB yang juga telah memberi izin sehingga saya bisa
melanjutkan program doktor di IPB. Pimpinan dm pngelola BPPS yang telah
memberikm bantuan beasiswa pendidikan program doktor kcpada penulis, Pimpinan
dan Staf pada Program Pascasarjana IPB yang telah mernberikan pelayanan yang baik
selama saya menjadi rnahasiswa. Para pakar sebagai narasumber yang tidak dapat
saya sebut satu persatu, yang telah dengan ilcklas rnernberikan bantuannya berupa
inforrnasi, data dan pengisian kuesianer yang menjadi rnateri smgat penting d a l m
disertasi saya. Rekrtn-rckan staf pcngajar Lab. Paleksos Fahutan IPB yang selalu
datam situasi k
e telah bmyak,
~ rnemkrikan
~ masuk.an yang sangat berharga
mulsti dari pernbuatan proposal, smpai dengan selesainya dixrtasi ini.
Kepada kedua dmarhum orang tua ymg ssunpai h i - h m i alrhir beliau x l d u
membdkan spirit kepada saya dengan Masanya sexldiri untuk: terns m e n d ilmu,
merup&m kenangan yang m a t sangat berharga. Untuk itu tentu tidak cukup hanya
dengan menpapican terima kasih.
Rasa bangga dan terirnakasih ti&
dapat saya sembunyikm khususnya
kepada isteri d m puteri tercinta, yang dengan sabx dm penuh pngertian
mendampingi saya, serta doa yang selalu mereka panjatkan untuk saya dalam
keseharian. Karena mereka, semangat saya terns tqelihara untuk mencapai derajat
akademik tertinggi ini.
Ahirnya penulis berharap kepada semua pihak yang telah membantu selama
ini, agar apa yang teiah d i l a k h n y a menjadi m a 1 shaleh baginya. Harapan penulis
mudah-mudahan pikiran-pikiran yang tertuang dalam disertasi ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat yang terkait dengan usaha kayu rakyat, pmerintah pusat maupun
daerah serta para peneliti dm LSM, walaupun penulis sadari bhwa disertasi ini
m i k jauh dari sempuma,
Bogor, 24 September 2003
DAFTAR TSI
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR
.........
xii
DAETAR L A W W ...........................
.
.
.............................................xiv
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan RaXcyat dm Pengusahanya ............................................................
16
2.2. Ekonomi Pedesaan .................. .....,.................................................
31
.......................................
,
.
. . . . 40
2.4. Sistem Distribusi dm Pencnhmn Harga ............................... ,
,
..,. . . . . 46
2.5. PendekatanSistern ..................................................................................
52
2.6.AnalisisSWQT ......................... .
.
......................................................
55
2.3. Ekonomi Rumahtangga
2.7 . Proses Ilierarki Analisis (Analytical Hierarchy Process, AHP)
............
57
2.8. Permodelan Struktwal Interpretatif (Interpretative Structural Modeling,
ISM) ......................................................................................................
59
EIX . METODOI,GI PENEE. ITMN
3.1. Kerangka Konseptuai ......................................
,
,
. 61
3.2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 65
3.3. I, akasiPenelitian
....................................................................................
68
....................................................................
3.5. Metade Pengolhan Drtta ........................................................................
3.4. Metode Pengumpulan Data
IV . ANALXSIS SITUASIONAL USAHA KAYU RAKYAT
.........................................
4.2. Analisis Usaha Kayu Rakyat di Jawa ....................................................
4.3. Analisis Sistem Usaha Kayu Rakyat ....................
.
......... .. .............
4.1. Analisis Pengelolactn Hutan Rakyat di Jawa
V . ANALISIS STRATEGIS
5 .1. Analisis Fdctor Internal dan Eksternal U a a Kayu Rakyat .................
5.2. Andisis Mtftrik Internal - E k s t e d
.....,................
.
.
......*.*.................
5.3. Pasisi Us& Kayu M y a t ....................................................................
VX . ANALESIS S T R U K T U W
6.1. Elemen Sektur Masyarakat yang Terpengaruh .....................................
6.2. Elemen Kebutuhan Dari Program
......................................................
6.3 Elernen Kendala Utama ..................................
..............**....*............*..*.
6.4,Elemen Perubahan yang Dimungkinkan ...............................................
6.5. Elemen Tujuan dari Program
...................
...........................................
6.6. Elemen Tolok Ukur Untuk Menilai Setiap Tujuan ..............................
6.7. Elemen Aktivitas yang Dibutuhkan Guna Perencanam Tindakm
.......
6.8.Elemen Ukuran Aktivibs Guna Mangevaluasi H a i l yang Dicaprri .....
.............
...........................,,.. .....
6.9. Elemen Lembaga yang Tertibat. Dalam Peldsanm Program
6.10. Model Stnrktural Sistem Usaha Kayu Rakyat
6.11. Masalah Struktural Sistem
....................................... ,
.....
VII . STRATEGI PENGEMBAGAN SXSTEM USAHA KhYU RAKYA'T
7.1. Arahan Pengembangan .......................................................................
7.2. Faktur Dorninan .................................................................................
7.3. Mrtsalah Struktural .............................................................................
7.4. Rancangan Strategis ...........................................................................
VfiI . KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 . Kesimpulan
........................................................................................
201
8.2. Saran ........................*..........................................................................
204
DAFTAR PUSTAKA .................................
LAMPfMN
...........*...*...*.....*...*..*........*....... 205
.
.
Tabel 4.1. FCztta-rata L u s Penpasam Lrthan (Ha) oleh Rwnthtmgga Petmi di
Jawa menunrt Prupinsi Tahun 1895 - 1993............................... 72
Tabel .4 .2. Pengunam Lahan Rah-rata Respanden di Wilayah Contoh ......... 72
Tak1 4.3. Perkiram Luas Areal Kesesuaian AgrokIimat Sengan ....................
Tabel 5.1 . Faktor-faktor Strategi Internal / E k s t e d ...........................
...........
Tabel 5.2. Variabel Faktor Internal Kekuatan dm Nilai Penganrhnya .............
81
102
106
Tabel 5.3. Vdstbel Faktur Internal Kelemahan dan Nilai Pengwuhya .......... 111
Tabel 5.4. Variabel F&f.or Ekstemal Peluang dm Nilai P e n g h y a ............. 115
Tabel 5.5 . Variabel Faktor Ekstcrnal Ancaman dm Nilai Pengaruhya .......... 119
'Tabel 6.1 . Sektux:Masyarakat y m g Terpenganrfii ............................................ 130
Tah1 6.2. Hasil. Perhitungan dengan Teknik ISM ...........................................
131
Tabel 6.3. Kebutuhan dari Program .................................................................
134
Tabel 6.4. Easil Perhitungan dengan Tekvlik ISM ............................................
136
Tabel 6.5. Kendala Utama ...................
..
......................................................
,
.
. .
,
Tabel 6.6. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM .............................
.,.
138
..... 139
Tabel 6.7. Perubahan yang Dimungkinkan .......................................................
142
Tabel 6.8. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM .......................................... 143
Tabel 6.9. Tujuan dari Program .................................................................
146
Tabel 6.10. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM .............................,
.
........ 147
Tabel 6.11. Tolok Ukur Untuk Menilai Setiap Tujuan .....................................
150
Tabel 6.12, Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM
.........................................
Tebal6.13.Aktivitas Yang J3ibutuhk.m Guna P e r e n c a m Tindakan
.............
Tabel 6.14.Wasit Perhitungan dengan Teknik ISM ..........................an......
.
,.........
...........
Tabel 6.X. 6 . H a i l Perhitungm dengm Tebik ISM ............................
.
....,. ..*.
Tabel 6.17. Lembaga yang Terlibat Dalam P e l a k s w Program ....................
Tabel 6.18. Hasasif Perhitungm dengan Teknik ISM ......................
. ............*...a
Tabel 6.15, Ulcurrtn Aktivitas Gum Mengevduasi E h i I Ymg Dicapai
Takl6.19. Deskripsi Masalah Strdduml Penting Pada Setiap Elemen ............
Tabel 7.1. Masalah Stmkhlrai dm Strategi Pencapaim .............................
Tabel 7.2. Rincian Stmtegi. Sasaran dm Prioritas Sasarm Pengembangan
.....
185
189
...........................................................................
56
Gambar 2.2. Matriks DP-D Untuk Elemen Tujuan ...........................................
60
Gambar 2.1. Diagram SWOT
Gambar 3.1. Kerangka Keterkaitan h t a r Sub Sistem
...................................
62
Gambar 3.2. Diagram Alir Strategi Pengembangan Sistem Usdm Kayu R&yat 66
Gambar 4.1. Distribusi Pohun Menurut Kelas Diamater Di Wilayah Penelitian 80
Gambar 4.2. Pula Urnurn Srtlurrxn Distribusi Kayu Rakyat ..........................
86
Gambar 4.3. Gmbarm Sistem Usaha Kayu Rakyat:dm Lingkungm yang
Mernpengaruhinya ........................................................................
94
Gambar 4.4. Diagram Lingkar Sebab Akibat Sistem Pengembangan Usaha
Kayu Rakyat, ....................,,..........d...b ...........................................
98
G d n r 4.5 . Diagram Katak Gelap Sistem Pengembangan Usaha Kayu Rakyat 99
Gambar 5.2. Hasil Pernbobotm Variabel KeXamahan ....................................
Gambar 5.4. Elasil. Pembobotm Variabel Ancaman
.................. ..,
..,..
104
.
I05
Gambar 5.5. Diagram SWOT Sistem Uszlha Kayu Rakyat di Pulau Jawa ....... 123
Gambar 5.6. Diagram Analisis Matrik SWOT Sistem Usaha Kayu Rakyat ..... 124
Gambar 6.1 . Matrik Driver Po wer-Dependence untuk Elemen Sektor Masyarakat, y m g Terpengaruhi ...............................................................
132
G m b x 6.2. Diagram Model Struktural untuk Sektor Masyardat yang Terpengaruhi ................... ..., ...... ,. ......................................................
133
Gambar 6.3. Matrik Driver Power-Dependence unt& Elemen Kebutuhan
Program ............4.+...,..~,..~.......,......,,......,......................~....... .
. 136
Gambar 6.5, klatrik Driver Power-Dependence wtuk Elemen Kendala Utama 140
Gamba 6.6. Diagram Model Strukturd untulc Elemen Kendala Utama ....,,..... . 141
Gambar 6.7. Matrik Driver Power-Dependence wtuk Elemen Perubahan ymg
144
Dimungkinkan ...........~.......,...
...*......~..a..,..~..
......... .
G a b % 6.8, Diagram Model Stmkwd un.tuk: Elemen Pmbahan yang Dimungkinkan ..,..,.............,.~,.....~,,........,.....,.............
145
Gambar 6.9. Matrik Driver Power-Dependence unkrk Elemen T u j w P r o g m 148
Gambar 6.10. D i a g m Model Sdtural u n e Elemen Tujuan Program *&....... 149
Gambar 6.11. h4atri.k:Driver Power-Dependence untuk Elemen 'f'olok Ukur
Untuk MeniIai Setiap Tujuan .....,......,,........,,...,,..,,....,.,........ ... 1 52
Gambar 6.12. Diagram Made1 Stdc1:wduntuk Elemen Tolak Ukur Untuk MenitaiSetiapTujm ................... * .................................
153
Gambar 6.13. Matrik Driver Power-Dependence mtuk Elemen Aktivitas yang
Dibutuhkan .................................
,.,....,.... .... .....,.,... .,.,. ........,. 156
Gambar 6.14. Diagram Model S t r u k t d mtuk Elemen Aktivitas yang Dibutuhkan ..,......,,...+.,...d.a,....,,~.....~............................. . .. ..
157
Gmbar 6.15. Matrik Driver Power-Depende~rceuntuk Elemen Ukuran Abivitas
....,..,...,..................,..
...,......................,......
.,.
160
Gambar 6.16. Diagram Model Struktural untuk Elemen Ukuran Alctivitas ...,.. 16 l.
Gambar 6.1 7. Matrik Driver Power-Dependence untuk: Elemen Lembaga yang
Terlibat ......,,........,...,
.
,
,
,.,
,., ....,...,,........,.........,....................... 164
Gambar 6.18. Diagram Model StnWral untuk Elemen Lembaga yang Terlibat 165
Gambar 6,19. Model Stmktural Sistern Us&
Kayu Rakyat .................,..+.....4.. f 68
Lampiran 7.2. Pah Distribusi Kayu W y a t di Wilayah Wonosobo dm
Banjamegamf2) ..~...........~........,~.,,~,,,.~,.,~..~,,....,.,..~,...~..~........
256
Lampiran 7.3. Pola Distribusi K a y Rakyat di Wilayah h u n g Kidul dm
Kulonproga .,......,..........,,......,.... .,,. ..,,,...,,,,...,... ,...... ..,........... 258
1.1. Latar Bdakang
Sektur pertmian rnenrpakm sekor yang melibatkan Eenaga kerja paling banyak
di Indonesia, baik bagi penduduk di Jawa m a u p luar Jawa. Di Jawa jumlah
penduduk yang bekerja di bidang pertanian semakin berkurang seiring dengan
bertmbahnyrt fapangan kerja di perkotaan ddam berbagai sektor, sehingga pada
beberapa t m p a t telah terjadi kelangkaan tenaga kerja perhian (Collier et al. 1996).
Sektor pertanian (termasuk: kekutanan) menymbang 18,84 % pendapatan nasional
brut0 (PNB)dan menyerap 45% tenaga kerja nasional pada tahun I 998. Pangsa PNB
dm peneyerapan tenaga kerja sehtaar perhian ini menunjukkan bahwa selaor
pertanian cukup penting dm strategis. Namun demikian sektor p e r h i a n rnasih
mempakan sektor yang memiliki pendapatan dan prduktivitas tenaga kmja ymg
rnasih rendah hens 45% tenstga kerja hanya memperoieh 18.84% PNB (Jusuf, X 9991,
Karena sangat pentingnya sektur ini, m&a setiap Replita selalu mernberi
prioritas pada pembangunan sektor pertmian, bususnya dalam rangka upaya
mencapai dm mempertahmkm swsembada pangan. Tetapi seperti apa yang terjadi
di banyak ncgara berkembang lain, pemberian prioritas pada sektor pertmian dalam
kebijrtksanaan pcrnbangunan ekonomi *id& seIdu rnenghasilkan pertumbuhan
produksi yang tinggi, b c l m lagi dalam haI peningkatan pendapatttan petaninya. Hal
ini disebabkan karma sektor pertmian selaXu ditandai oleh
sehingga darongm pertumbuhan dari Iuar tidak selalu mendapat " tanggapan " pusitif
dari petani benrpa kegiatan investasi (Mubyma, 1991).
Pada umumnya eiconomi pedesaan berhubungan erat dengan pemilikan fahan
yang meliputi pekarangan, tegalan, kebun, talun, sawah, dm sebagainya.
Di Jawa,
ekonomi pedesaan yang lebih maju biasanya bila sebagian bsar pemilikan Iahannya
berupa sawah kwena pruduktivitm sawah lebih tinggi dm s e m a t e k s sawah
rnemiiiki kesuburan dan ketersediaan air yang lebih baik dibanding bentuk:
penggunaan lahan Iainnya. Dengan kata lain wilayah pdesaan ymg xbagian besar
berupa lahm kering, tingkat pexekanomiannya Iebih rendah. Hal ini sesuai dengm
pendapat Gourou f 1969) diacu dalam Shrjito (2002).
H a e m a n (2003) rnenyatakm bahwa penduduk Indonesia mmih tergalang
miskin (38 jutrt orang pada tahun 2000) yang tersebar di semua kabupaten, di
pedesm dm di seputar hutan, dengm pemilikan lahan sempit dm kernampurn
telcnalogi yang rnasih rendah disertai cfengm kelangkaan modal dm akses playanan
yang langka membuat pendud&
miskin tidrtk: mmpu bangkit dari kerniskinannya.
Gum meningkatican pendapatm masyardat padst d m & dengan mayoritas
lahm kering, salah satunya adalah dengan melakukm intensifikmi pemanfststtan Iahan
dengan cara menman berbagai komoditi.
Kambinasi berbagai jenis taxraman
tersebut pada umumnya meliputi tanaman pmgm,tanaman tatrunan serta tanaman
kehutman yang kemudian disebut dengm agroforestry. Beniuk-bent& intensifikasi
pernanfafaatstn lahm tersebut tergmturrg kepada kebiasmn masyarakttt setempat baik
dzliam jenis, aknik penanaman maupun kclembagaannya. Prakkk penggunaan Iahan
daIam bentuk agroforestry ini dianggap mempunyai kemmpuan untrrlc rnewujudkan
fungsi ekonomi, ekdogi dm sosiaI ( Nair, 1993; Raintre, 1987).
Bent&-bent& agroforestry telah banyak diterapkan di berbagai wilayalz di
hdonesia, hrbagai penelitian telah dilakukan seperti yang dilakukan aleh
Tarquebiau (1984) di Krui Lampung yang menunjukkan bahwa stnxktur dan
mitektur serka keanekaragman genetik agoforest dmar mata kucing rnenyempai
hutm alam. Agrororest di Maninjau, Swnatem Baat menurut Michon et al, (1 986)
mernifiki keanekaragaman jenis ymg tinggi, serta keberlanjutm ekonomi dm biufogi
y m g tinggi pula.
Agroforestry pada masyaakat di Jawa diterapkm hampir pada setiap lahm
kering miliknya mulai d x i pekarangan, kebun, Iadmg, talun dm sebagainya. Di
Jawa Barat rnisalnya bentuk kebun-talun memiliki keanekaragman tanaman y m g
tinggi (Christanty ef a!. 1986). Dari sma1a.hantam lain kayu rakyat dihasilkm, ymg
semula untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dm pada saat ini perkernbangannya
menunjukkan bahwa kayu rakyat justru ditanam dengan orientmi untuk dijual.
Praktek agmforestry s e e m perorangan banyak tersebar di Jawa
- Madwa
dengan perbedaan kornbinasi jenis yang ditmam serta pilihm jenis kaydpohon
sebagai jenis dominan.
Sebagai contoh jenis sengodjeunjing (Paraseriarzthes
faicuturia) banyak diusahakan pada hutan rakyat di wilayah Jawa Barat pada
umumnya, dm sebztgian di Jawa Tengah (Haeruman er al, 1986 ;Haemman et al.
1990 ; Soewiatmoko 1988 ; Wahyuningsih 1993). knis Jati (Tectonn grandis)
bmyak diusahakan di wilayah Kab, Gunungkidul d m Kab. Kulonprogo (Hardjmto
2001). Sedmg jenis Acacia auricul@iormisbanyak diusahalcan di Kab. Bm&k.dan
(Widjayanto f 992). Selunxh bentuk: agrofo~strydi Jawa lazim disebut hutan rakyat
karena antara lain menghasilktn kayu.
Hutan rakyat dengan hasiI utamEl berupa kayu mk~at,ymg sefanjutnya menjadi
obyek ddam penelitim ini, rnemiiiki sejarah usaha yang telah berlangsung pduhm
tahun. Usaha kayu rakyat tersebut berjdan mengikuti paar secara alamiah datam arti
tidak: ada intervensi dari pihak: manapun.
Di Jawa sampai saat ini kayu rakyat belum banyak: diperhatikan dm dipahmi
kens kayu rakyat dihasilkan dari hutan d y a t ymg s l m a ini dianggap merupakan
bagian ymg scmpit dibanding hutan negaa (tidak Iebih dari 5 %). Dengan
demikian dinamika kayu rakyat tidak banyak dikendi oleh orang awam rnaupun
pwisi-pmktisi di bidang kehutmm sekalipm. Penelitim pad& tahun 1979 aleh
F&uita K e h u t m EPB (1976) d m juga FaXcuItas Kehutanan UGM f1977),
rnemberikm hasil yang kurang lebih
samct
yaitu bahwa 70 % konsumsi kayu
pertukmgan di Jawa dm 90 % kunsumsi h y u b&ar dipmuhi dari kayu mkyat. H a i l
penelitian tersebut ternyata mengejutkan banyak pihak. yang berkecimpung di dunirt
kehuman. Sejak itu kayu rakyat tersebut menjadi bahan yang tidak ditinggalkm
dalam berbagai macam pembicwaan mengenai kunsumsi kayu.
Dalm pekembangannya program pengembangan hutan rakyat untuk.
rnenghasilkm kayu rakyat telah mengalami beberapa perbaikan dalam ha1 piranti
pelakmamya.
Misalnya terdapat program sengonisasi, program pcnghijauan,
program hutan rakyat daerah tmmmigrasi dm sebagainya, bahkan sejak tahun I994
di beberapa Pemerintahan Daerah Tingkat: 11 teferh terdapat instmsi ymg mengurus
hutan rakyat yaitu Dinas Perhutanan dm Kunservasi Tanah. Pembentukan institusi
tersebut rnenunjukkm bahwa urusan hutan rakyat semakin pnting. Hd ini berarti
sekaligus memberikan keyakinm bahwa r n d a a t ganda h u b ralcyat telah dirasakan
oleh masymakat luas, yaitu sel&nm e m b e h manfaat susial ekonomi seperti dalam
menciptakm kesempatan kerja dan menlngkatkan pendapatan masyarakat melalui
perdagmgm kayu ymg ditimbukm d m damp& gmda lainnya juga manfaat
lingkungm seperti pencegahan erosi dm banjir, peningkatan kesuburan tahan dan
sebagainya,
Program penghijauan sejak taExun 1976 salah satu t u j m y a add& untuk
mewujudkan h u m rakyat, namun demikim program ini lebih banyak: kegagalstnnya
karena berbagai sebab, sehingga hutan rakyat yang diharapkan &mya
tidak
terwujud. Pada tahun 1980 muncul irrgres untuk h u m rakyat, sehingga pada smt itu
tcrdapat dua maam hutan rakyat yaitu hutan rakyystt swadaya dm hutan mkyat inpres
(IPB, 1983)
Semula orang menanam pohon pada hutan ralcyatnya Iebih ditujukan untuk
konsurnsi sendiri baik untuk kebukihan kayu enersi maupun kayu pertukmgan.
Selmjutnya dengm adanya industri pengoldan k a p berbagai skala, sampai hadirnya
industri skala kecil di pedesaan, pohon-pohon tersebut, mulai menjadi kumoditi
kornersictl.
Walaupun demikian, tampslknya laju intensifihi usaha penanaman
hutan rakyat, oleh para petani lebih kecil dibanding dcngm laju "kkornersialisasi "
kayu rakyrtt sebagai hasil dari hutan mkyltt. Lambatnyst perkembangan usha kayu
rakyat ini salah satunya karena kayu rakyat b l u m mendapat perhatian Mxusus dalam
pengmbilrtn keputusan di bidang hutan dm kehutamn b&k dalam kebijakan nasional
selama ini, maupm pada era otanomi d m & saat ini. Dengan demikim beberqa
pertanyam besw addah : Mengapa usaha kayu mkyat illi dapat hrlangsung sampai
saat ini ?
Faktar-f&or apa yang mempmgaruhi kinerja usaha kayu rakyat ?
Bag,aimma damp& usaha kayu xakyat terhadap pendapatan masing-masing pilxak:
yang terlibat serta dampak terhadap pndapatan daerah ? Bagaimma ke1es:starian hail
d m kelestarian usahmya ? D a l m sistem kelembagaztn ekunumi sepefti apa usaha
kayu &yat selma ini berlangmg ? Disamging pwtmyaan-pertanyaan tersebut,
mas& banyak pertmyam lain, ymg kesemuanya perlu digdi untuk dam d i g m a h
sebagai baE.lan pengembangan usaha kayu mkyat.
Usaha kayu rakyat juga rnempaHran bagian dari, obyek kajim ekunumi pertanian
swara mum, karemya perilakmya serta m a pmdmg di dalam mdisisnya dalam
bmyak ha1 juga &an
mirip dengan abyek lainnya ddam rmah kajian ekonomi
pertmian. Dipandang dari Iokasi usabanya, us&a kayu rakyat jelas tsmerupakan
bagian dari sistem ekonomi pedesaan ymg melibatkan sebagian ksar ppedduuk
Indonesia. 3 i h dipandmg darj, skala usahanya, usaha kayu rakyat di Jawa mempakan
usaha kecil dan menengah. Selanjuhya kegiah usaha kayu rakyat ini diduga dapat
memberikm dampak positif bagi rumah tangga petani, tenaga kerja, industri, lembaga
keumgan, sektur angkutan, pemeliharaan iingkungan Ridup serta bagi pemerintctE.1
daerah.
Atas dasar Iokasi usaha, skda usaha, manfaat atau dmpak yang
ditirnbullcannya serta ksarnya pihak: yang terlibat didalamnya, maka penelititian
tentang pengembangan usaha Irayu rakyat ini sangat pentiixg untuk d i l d d m , h e m
sangat relevan dengan upaya pengembangan ekonomi pedestdekonomi rakyat yang
menjadi prioritas saat ini dan masa mendatang.
1.2. Perurnusan Masalalr
Penelitian ini bermaksud untuk membuat rumusan strategi dm program
pengembangan sistem usaha kayu rakyat. Karena usatra kayu rakyat merup&an suatu
sistem, m&a untuk membuat m u s m tersebut: penelitim ini terlebih dahulu
difukuskan untuk menggali perilah dm dinamilca sistemnya, dimma sistern us&&
kayu rakyat terdiri, dari empat sub sistem yaitu sub sistem produksi, sub sistem
pengulahan, sub sistern p e m m a n dm sub sistem kelembagaan.
Sccara detail, pernasalahan pada keempat sub sistem tersebut adstlah sebagai
berikut : (1) Sub sistern produksi. Sdah satu ciri khas pemi di Jawa adalah
pemilikan l&an yang sempit, karenanya skala usaha tani setiap rumah tangga juga
kecil.
Kayu rakyat sebagai salah satu komoditi ymg dirnililci dapat diprtstilcan
jumlahnya juga sedikit, sehingga pada banyak daerah kayu rakyat ini merupakan
"
tabungan " bagi para perniliknya (Haeman et aI. 1990). Dengm jumlah p e m l l i h
yang sedikit ini ditmbah belum adanya persaturn antar pernilik, sehingga sulit
diidentifikasi perilaku kontinuitas produksinya dm sekdigus memperlemah posisi
tawarnya.
Pernasalahan lain daim sub sistcrn ini ndaiah bahwa petani pada
umumnya belum meiakukan " intensifikasi
"
dalarn us&mya d a l m arti belum
menggunakan bibit unggul dalam penanammya, ti&
dilalruh pmeliharaan
tanaman secara khusus, bahkan beXum memperhatikm jar&
tanm sehingga
perhmbuhtffl phon dm mutu batrrng yang dihasilkan kurmg baik. UszlXln k a p
rakyat $el& dibdctikan memiliki nilai BCR dm IRR Iebih ksar dari usaha pdawija,
namun demikian toh setiap petmi tidak serta merta memindahkan usahanya menjack
usrtha kayu rakyat seluruhnya (Damsman, 2002). Hal ini diduga selain palawija dapt
membrikan manfaat langsung yang cept dalam jztngka pendek, juga diduga terdapat
faktor-faktor sosial yang rnembedah mtara usaha pdawija dm kayu rakyat. Era
industrialimi tefah rnenyebstbkan migmi tenaga kerja di pdesaan, yang pada
gilirannya lmgsung atau tidak akan mendorung untuk mefirik usaha mi yang tidak
intensif, salafx satunya adalah usaha kayu rakyat. Dengan demikian diduga semakin
berkurang tenaga kerja pertmian di pedesm, maka hutan rakyat semakin
berkembang (2) Sub sistem pengolahim.
Pemintaan kayu rakyat dewasa ini
setidaknym terdiri dari tiga macam yaitu pertama pasar low ; kedua, industri
menengah dimma p r o d h y a ditujukan untuk pasax yang lebih lw,maupun orientmi
ekspor ; ketiga, industri besar y m g lebih padat modal seperti PT. Kertas Bekasi
Teguh.
Pada industri jenis pertama dm Iredua, umumnya masih menggmakan alat-alat
sederhana, sehingga mutu kayu alahan yang d i h a s i l h rnasih rendah serta banyak
menghasilh limbah. Belurn dikenalnya sbndar prod& serta input bahm b&u ymg
kurang baik tidak jarang prod& kayu olahan tidak atau kurmg sesuai dengan syaratsyarat yang diminta oleh pasar.
Pada sub sistem inipun belum ada upaya pengelompoh industri, sehingga
beium terjadi kerjasama menuju spesialisasi industri, karenanya terj adi industriindustri yang bekerja dibawah sbla usaha, yang pada gilirarrnya mengakiiratkan
hubungan mma sub sistern produksi d m sub sistem pengolahan h i 1 yang ti&
Ianggeng, h e n a kecenderungan penekanan terhadap sumkr bahan baku dalm
bentuk semacam eksploitasi berlebih. Secara Iogis semestinya antara petani (lay
rakyat) dengan pl&u industri memiliki "ikatan" yang saling rnernbutuhkm karena
adanya ketergantungm usaha, namun demikim kenyataannya terjadi kecenderungan
p e n m a n sediaan dari daerah-daerah sumber h y u rakyat. Hal ini merupakan
indikator admya pernasalahan &lam kelestaim usaha.
Masing-masing industri, telah memiliki pasar produknyn mstsing-masing,
Industri pengolahan kayu skala kecil dm menengah seperti pernbuat papan, k s o ,
peti-peti kernasan sayuran d m buah, palet ssampai bahm-bhan kerajinan, mereka
telah memiliki ppasar nasional maupun ekspor. Mengingat kuatnya pas= produk
olahm tersebut sem kerasnya prsaingan untuk rnendapatkan b&m baku, sertrt
kepentingan bisnisnya, maka tidak mustahil bahwa pel& industri tidak memiliki visi
dm misi tentang bentuk kelanggengan hubungm industri dm pasokan bahan bakunya
yang berasal d a i hutan rakyat.
(3) Sub sistem pemasaran. Sebagaimana ciri umum dalam pemasarm hasifhasil pertanian, biasmya pihak produsen (petmi) selalu pada posisi tawar ymg
rendah.
Mengapa dernikian, karena umumnya produsen mmpakan produsen-
produsen kecil d m tidak memiliki organisasi, sementrura pihak kansumen (pedagmg,
tengkulak, pnebas, industri kwil, dsb) menrpakan suatu usaha yang lebih
terorganisir sehingga biasanya memiliki posisi tstwar yang lebih h a t . Dalm kasus
kayu rakyat ini terdapat tiga ha1 yang memperlemah posisi tawar produsen (petmi)
yaitu pefima masing-masing individu tidak memiliki pengetahw dm atau
infomasi pasar dengan baik ; kedua, kayu mkyat maih diposisikan sebagai bbungan
oleh prniliknya ; dm ketiga, beium adanya k e r j m a mtar produsen (petani).
Dilain pihak, konsumen memiliki bahkan mengwai informasi paaf s e m h t .
Dengm demikian dalm pemasaran ini selalu saja produsen @etanil mendapat
manfaat paling kwil dibanding lernbaga-lembaga pernasaran lainnya walaupun Mam
berbagai kntuk: d w m distribusi seperti yang difaparkm oleh Soerwiatmaka (1988)
;Haeruman et 01. (1990) ; Priyoadi (1992) ;Kurniadi (1993).
Pada kondisi pttsar seperti itu, petani hanya berperan sebagai pengmbii harga,
(price ta8tr)sementara konsumen sebagai penentu hags dapat mengendalikan paar.
Sebenamya petmi mernpasisikm kaymya sebagai tabungan, merupakm putensi
dalam posisi tawamya. Akm tetapi karma padst umumnya petmi itu miskin, &a
kayu rak-yat bergeser b W la@ sebagai tabungan, tetapi sebagai " wet rutin ",
sehingga posisi tawmya tetap saja lernah. Hal tersebut difaprkm oleh Hwdjctntu
(2001) bahwa jumiah kayu rakyat yang diabang ternyata cenderung meningkat
dengm admya krisis ekonomi. Sung&pun
mtar
industri terjadi prsaingan kuat
clalam rnendapatkan b h a n b&u, namun kundisi ini kfum memtrerikan keutungan
bagi petani, Hal ini diduga karena masing-masing industri mencari b&an baku
secara aktif melalui jaringan yang dikembmgkannya, sehingga terbentuklah semacam
rnonapsani-monopsoni Iokal terhadap bahan b&u.
Daxi sisi petmi, penjdan pafran y m g mereka I&ukan lebih bmyak berkajtan
dengan kebuttuhannya rnisalnya untuk biaya menyekolahkan an&, biaya hajadan yang
merupakan tradisi srta kewajiban yang harus dilakukan, sehingga kbexapa
pnelitian menyebutkan sebagai "daur butuh" dalam menentrrkan kapm pohon hams
ditebang/dijual. Pada posisf butuX1, maka petmi cendrung A m berlstku sebagai
pengmbil harga.
Pennasalahan terairhir yaitu pa& (4) Sub sistem kelembagm. Kelernbagam
yang dimdsud meliputi kelembagaan pengumsan hutan rakyat, kelernbagtan sosial
dm kelembagaan ekonorni yang dapat mempengaruhi kinerja usaha kayu rakyat.
Kelembagaan yang mengums hutan rakyat secara teknis, baik iembaga bentukan
pemerintah maupun masyarakat be1m ada. Satu-satunya instmsi yang rnemiliki
urusm hutan rakyat adalah
Dinas Perhutanan dan Konsewasi Tanah, dengan
berkaicunya SK Menteri Kchutanan Nu. 86Kpts-11/94 tentang penyerahm bebrapa
urusan kepada Dati XI. Namun demikim lernbaga ini sampai sekamg aktivitasnya
b m smpai kepada pnycdiaan bibit kepada para petmi. Kelembstgmn sasial pada
usaha kayu rakyat di Jawa juga tidak nampak adst, hanya pada beberapa tempat saja
dijurnpai adanya kerjasama dztiarn penyedim bibit, penyebarluasan informasi dalm
telcni k budidaya dm sebagainya, yang kesernuanya masih bersifat, sangat terbatas.
Kelembagartn ekonomi IebiR rneaonjoi perannya ddam usaha kayu rakyat ini
khususnya dalam kegiatan pcmasaran. Lernbaga ini tumbuh dengan sendirinya pada
masyardcat hingga saat ini, m u n seperti dikemukakan bahwa dalam pemasaran ini
petani masih pada pusisi yang lemah, Lembaga keuangan nun bank lebih mempmyai
perman, sedang lembaga keuangan benrpa bank belum memberikan peran apapun
khususnya bagi petmi produsm ddm rangka penguatan usaha s e a penguatan posisi
&war terhdap konsumen,
Kelompak-kelampak petmi untwk membentuk
permodaimjuga praktis belum d i k e d &lam usaha kayu rakyat ini.
Atas d m informasi tersebut mak.8 jelas b&wa setiap petani dalam usaha kayu
d y a t pmktis harus berusaha berdmarkm kernampurn sendiri,
Karenanya
pengembangan usdm kayu rakyat ini &an sangat lambat b&m sdit karena setiap
individu hams melakukmya sendiri dengm kemmpuan yang sangat terbam. Atas
dasar b e k a p a pernasalahan ddam kelembagaan usaha kayu rakyat tersebut, m&a
dirasakan perlunya penafaan ketembagman untuk dapat mewujudkan usaha ymg
lestari d m d i m i s yang berkeadilan secma sosial dm ekanomi baik melafui inavasiinovasi maupun intervensi kelembagm,
D k seluruh permasdahm tersebut jelas bahwa kinerja usaha kayu rdcyat
be1um optimal sehingga perlu dikembmgkm.
Selanjutnya untuk: m e w ju d h
maksud penelitian yaitu pengembangan usaha kayu rakyat, terlebih dahulu harus
diternukan faktor-faktor yang bqngarutr terhadap sistem, s t n r h r sistem u s a h
kayu rakyat seda kelembagaan ymg berl&u selama ini. Temuan-temuan t s e b u t
selanjutnya akm digunakm sebagai acuan dstlam memrnuskan strategi dm program
pengembangan usaha kayu rakyat,
2,
Dari sucfut implikasi praktis, hasil penelitian inj, d i h a p k m bergma bagi upaya
pengembangan usaha kayu rakyat s e a peminat pembmgunan pedesaan d d m
menin&a&an ekonomi kerakyatan khususnya meldui usaha kayu rakyat.
Dimping itu diharapkm clapat dimmf~atkanbagi penentu kebijakan dalam
mgka pemi1ihan prioritas strategi pengembangan gunti meningkatksan kinerja
usaha h y u rakyat secara keseluruhm,
1.6, Ruang Lingkup Penelitian
(1) Penelitian usaha kayu rakyat ini dititikhtkan untuk memuskm strategi
dm program pengembangan usaha b y u rakyat. Dengm demikian analisis
untuk mengetahui keragaan usaha menjadi prasyarat, sementara itu keragaan
usstha diperoleh dengan menganalisis struktur sistm us&a serh pub&peutrah yang berpengaruh terhadap sistein usaha kayu rakyat dm
kelembagam yang berlaku.
(2) Untuk mendapatkm gambaran utuh usaha kayu ralcyat m&a penelitim itli
juga menggunakan "soft. system metodhology" guna mendapatkan infarmasi
yang bersifat kualitatif terhadap faktor-f&ar internal dm eksternal dalam
sistern usrtha, yang akan menjadi pertimetangan ddam strategi dm program
kebijakan pengembangan usaha kayu rakyat. Untuk itu malca dilakukan :
(a) Analisis strategis unsur internal (kekuatan dm kelemahan) dm eksternal
(peiuang dm ancaman) usaha kayu rakyat. Andisis ini berarti rnengkaji
pubah-peubzth strategis dalam usaha kayu rakyat, yang selartjutnya
disusun ddam kfltuk hierarki, sesuai dengm pengaruhnya terhadap
sistem usah kayu rakyat.
(b) Analisis stdctural elemen program b e r d a a r h hubmgm kontekstustl.
dm tingkat ketergantungm antar sub elemen dalm sedap elemen
program, untuk: dapat mengidentifkasi s t n h u sistem usaha kayu
rakyat, Dari analisis tersebut a k a digunakan untulr menyusun hiermki
dm klasifikasi sub elemen dari elemen program guna menjelaskm
p e m b a n tentang sistem usaha kayu rakyat.
(3) Pengkajim krhadap f&or kelembagaan usaha kayu rakyat yang dapat
rnenin&tk:an manfaat us&
ichususnya bagi petmi kayu rakyat.
(4) Analisis strategi dm program pengembangan sistem usaha kayu mkyat
krdasitrkan hasif analisis strategis, analisis stwktural dm
axlalisis
kelembagaan. Dengan demikian dapat disusun suatu acuan pengembangan
sistem usaha kayu rakyat,
IS. TIIYJAUAN PUSTAKA
Dalam bat, ini diuraikan s e w a ringkas tentang berbagai twri yang digmakan
sebztgsti dasar ddam penefitian ini serta hrbagai hmi1 penelitian yang relevan dengan
rnasdah ymg sedang diteliti. Uraim ymg dimaksud mulai dari (1) hutan rakyyat dm
penguszthaannya, (2) ekonomi pedesaan dm ekonomi nxmstRtanggh (3) sistem
pemasaan, (4) pendekatm sistem, (5) analisis SWOT, (6)proses hierarki analisis dm
(7) pernodefan stnrlctural.
Uraim-uraim tersebut: baik kmpa penjelsrsan dari buku teks maupurz sajian
dari bebempa studi ymg telah dilakukan para peneliti terdahulu, baik yang berupa
smdi psusistl maupurr komprehensif, penerapan
teori dm metode tersebut
di atas
terhadap berbagai obyek atau bidang,
Uraian dalm bab ini akan rnenjadi dasar datam pengembangan kerangka
pemikiran dm metode pendekatan ddam penelltian ini.
2.1, Hutan Rakyat dan Pengusahaannya
2. 1. 1. Perrgertian
Xstilah
hutan rakyat
banyak
dikemukakan
berbagai
pihak,
mereka
mengungkapkan dengan nama hutan kemasyarakatan atau kebun rakyat atau hutan
mi tik. Menurut Undang-undang No. 4 1 tahun 1999, hutan berdasarkan pernilikannya
dibagi menjadi hutan negara dan hutan milik. Hutan negara merupakan kawasan
hutan yang tumbuh di atas tanah y m g tidak dibebmi hak milik, sedangkan hutan
milik addah hutan yang turnbuh di
atas tanah yang dibebztni
hak. miĀ£&dm lazim
disebut hutan rak-yat.
Menurut Mergen (1 987) diacu &lam Anomim (1 989) kebun rakyat menrpakan
sistem pengelolaan atau perrggwm lahm Eradisiod ymg sebagian besar sesing
diternuh di drteratr tropika Iembab meskipun berada pa& Iereng-lereng yang curam.
Selmjutnya ia mengemukdzm bahwa kebun-kebun d y a t tersebut dicirikan oleh
suatu struktur lapisan tegkan ganda,
2. 1.2. Bentuk dan Manfaat
Menurut IPB (1 983) pula pernbangunan hutan rakyat terdiri dari dua, y h i :
a.
Hutan rakyat tradisional : merupakm cara penanaman tanman hutan pada tanah
milik ( l d m Hrering) yang d i u s & h oleh m a s y h t itu sendiri tanpa utmpur
tangan pemerintah. Bentuk pertanammya yaitu campuran mtar buah-buatran,
misalnya : Durian (Durio zibefhinus), Melinjo (Gnetum g~emonf,dm lain-lain.
Bent& tersebut lebih dikenal dengan pola usatra tani lahan kering atau lhan
darat.
b. Hutm rakyat inptes : yaitu hutan mkyat yang pnmamannya m m i difakukan di
tanah terlmtar, Pernbangunm hutm rakyat ini diprakarsai oleh proyek bantwn
penghijauan.
Sedang hutan rakyat menurut pola tanmnya terdiri dari :
a. Hutan Rakyrtt Mumi
Pada hutan rakyat murni hmya ditmmi satu jenis pohon kayu-kayuan saja.
b. Hutan Rakyat Campwan
Pada hutan ini biasanya ditanam lebih dari satu jenis tanaman keras.
c. Hutan Rakyat dengan Sistem Agoforestry
Sistem yang cukup baik untuk dikernbangkan dafam pengelolam hutan ralcyat
addah sistem agrafurestry dengan cam turnpang sari.
Menurut Michon (1983) ada tiga tipe Rutan rakyat yaitu : tipe pekarmgm, Mun
dm kebun c m p m . PerWaan diantara ketigmya adalah sebagai krilcut :
a. P e h g m mempunyrni sistem pengabran tanaman yang termg dm baik serka
biamya berada di sekitar rumah. Luas minimum sekitar 0,l Ha, dipagari mulai
dari jenis sayur-sayuran hingga pohon yang berukuran sedan6 dimma tingginya
mencapai 20 meter.
b. Talun mempunyai ukuran yang lebih fum, penanaman paRon sedikit rapat, tinggi
pohun-pahonnya mencapai 35 meter dm terdapat bebrapa pohon yang m b u h
secara liar dari jenis herba atau liana.
c. Tipe ketiga kadang-kadmg dapat dditemui di kberapa desa. Jenis tumbuhan
cenderung lebih hamugen dengan satu jenis tanaman pokak Cengkeh atau Pepaya
dm berbztgai macam jenis tanaman herb. Kcbun tersebut sringkali diternui di
sekitar desa.
Dari segi pengelalaannya hutan rakyat: sama dengan kebun mkyat. &tau
agroforestry, dimana ha1 tersebut rnenrpakan sistem taia guna lahan permmen dengm
dicirlkm unsur tmaman semusirn dm tanaman tahunan. Sementara itu Nenzoma
(1987) diacu dstlstm Anonim (1989) mendeskripsikan benrpa penmaman tanaman
berkayu dengan tanaman pertmian atau bersama-ma pada Iahan yang sama sebagai
upaya memaddm kehutanan dengan pcrtanim. Sementara itu Haemman (2003)
menyebutkan bahwa terdapat tujuhbelas macam budidttya masyarakat dafam
mengusdmkan tanrunan jenis pobon-pahonan yang terbagi ddam tiga golongan yaitu:
(a) budidaya pohon-phonan be~ampwtmman p e r k e b w , tmman makmm dm
semak, (b) paRon-pohoxlan dm tamman malranan tern& dm tern& dm (c) pohonpohonm d m i k . Sementara itu Haemman (2001) menyaaan bahwa hutan milik
rnasyarakat yang memilfki banyak bent&, dapat berfungsi produksi material dm
penghasii jasa lingkungan. Selanjutnya dinyatakan bahwa hutan masyarakat dalam
kntuk: kebun crnmpumn merupakan produsen kayu yang m a t besar di daerah s e m i
di Jawa ymg padat penduduk, dm ddam ha1 ini hrunpir tidrrk ada lembaga
pmerintah yang membantu masyaakat mengurus "hutan"nya.
Berlcaitan dengm manfaat: hutsuz rak:yat, KEPAS (3 988) mengemukakan bahwa
upaya pewggulangan terhadap erusi dm konservasi tanah melalui penanaman
pohon-pohonan telah dilaks-
pemerintah sejak tcthun 1950 melalui berbagai
bentuk yang secam tents menems dikernbangkan dm diperbaiki seperti Upaya
Komando Operasi Gerakan Makmw khun 1950, Gerakan Pekm Penghijaum
Nasional tahw 1961, Prayek Departemen Pertmian 001-037 khun 1967, Proyek
B a n W Tehis FAO-UNDP tahun 1973-1976, Proyek Pengembangan dm
Pengelalaan Daerah Alirstn Sungai khun 1979, Pruyek Pengembangan Wilayah DAS
Citanduy t&un 1981 dm Prayek Permian L&an Kering tahun 1984.
Menurut Bashar (1964) umha hutan rakyztt yang u m a n y a bertujuan untuk
rneningkatkan kcsejahtcraan para petani, disamping itu beberap mrtrrfaat lain juga
diperuleh dalarn pengusahztan hutan rakyat ini yaitu :
a. Kayu dm hasil hutan lainnya
b. Pengawctan tanah d m air
c. Perlinclungm tanman-tanman pertmian
d. ~erlinddganbinatang liar
Disamping itu hutan rakyat berhngsi untuk menmbah pendapatan pnduduk,
memenuhi kebutuhan kayu bakar dm pertukangan, sebagai hidro-urologis Iahan dm
men-ngi
terjadinya kwu&an hutan,
Secara garis besar manfaat Rutan rakyat terdiri dwi manfaat hutan secwa
langsung (sosial ekanami) dm manfaat secara tidak: langsung (terhadap Ridra-
arologis, klimatolagis, strategis dm estetik). Hu
USAHA IKAYIJ RAKYAT
DX PULAU JAWA
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANlAN BOGUR
2003
HARDJANTU. Keragaan dm Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa. Di
bawah bimbingan HERMAN M R U M A N 1s sebagai ketua, RUDY. C
TARUMINGKENG dan DUDUNG DARUSMAN sebagai anggota,
Budidaya kayu rakyat bagi masyarakat di Jawa $el& berlangsung sejak
puIuhan tahun yang IaIu ,yang semula ditujukan untuEr konsumsi sendiri, Penelitian
F a h u h UGM dm XPB tahun 1976,mengwgkaph balxwa 70% kayu prtukmgan
dan 90%kayu bakar dipenuhi d a i kayu rakyat. Sejak itu kayu rakyat mdai mendapa
perhatian dalam kebijakan kehutanm, begitu pula kayu rakytt mdai berkembang
menjadi usaha kayu rakyat (Urn)seiring dengan perhmbuhan pasamyrt. Ddam
UKR banyak pibak: ymg terlibat di ddamnya, yang mana petani kayu rakyat sebagai
sltlah satu pelaku utama ddam sistem usaha belum mendapatkm manfaat optimal,
Dismping itu secara keseluruhan kinerjst sistem UKR juga belum optimal, sehingga
diperlukan usaha strategis untuk rnengcmbangkannya.
Tujuan utama dari penelitian ini AalaXx mtuk mengupayakan pcngernbangan
sistem UKR, yang dimulai dari penemuan peubah-peubah strategis, penemuan model
stmktural dm kelembagaannya, dengan demikian pendekatan sistem digun&an
dalam penelitian ini. Penerapan analisis SWOT pada tahap awal digunakan sebagai
iangkah untuk memfurmulasikm strategi pengembangan UKR.
MeEade
InierpretafEve Structural Modeling (ISM) digunakm untuk menernukan model
strukhral dan rnengkaji kelernbagw. Analisis Hierarki Proses (AHP) digunakan
dalam seluruh tahap analisis. Di samping itu ukuran-ukuran "teknis" kehutanan dan
kaedah-kaedah pernasaranjuga digunakan dalam penelitim inj.
Pasisi UKR berada pada posisi pertumbuhan, sehingga perlu dikembangkan
agar dapat rnemberikan manfaat ymg lebih bcsar kepada seluruh pelakunya, Untuk
mengembangkan UKR dilalcukan strategi integrasi horizontal, integrasi vertikal dm
diversifikasi. Dari ketiga strategi tersebut dibuat berbagai rmcangan strategis dari
rancangan Implementasinya. Selanjutnya dalam irnptementminya, selain masyarakat
haus rneningkatkan kemampuannya sendiri, pmcrintah juga h a s secrua proaktif
rnembantunya sesuai dengan kemampuan dm kewenangannya. Lembaga yang
berpcngaruh dalam pengembangan UKR ini meliputi institusi yang terkait ke
belalctng (backward linkages) dm ke depan Iforward linkages), institusi pmerintah
terkait, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perguman tinggi serta lernbaga
penelitian.
ABSTRACT
HARDJANTO. Perfamance and DeveIopment of Small Scale Private Owned Timber
Bussiness in Java Island. Under the direction of HERMAN MERUMAN Js, RUDY C.
TARUMNGKENG and DUDUNG DMUSMAN.
Cultivation of small scale private owned farest by p p l e in Java has been M e d
out far decades, and was initially targeted for their awn consumption,Studies by Faculty
of Forestry of UGM and IPB in the y a 1976 revealed that 70 % of construction timber
and 90% of firewood was supplied by small scale private a w e d farest, Since then, small
scde private owned forest began, to get attention in forestry policy, and those small scale
private owned forests started to develop into small scale private owned timber business
(SSPQTB) in line with the growth af its market, Within the SSPOTB many parties were
involved, where the farmers of smaI1 scale private owned forest have not gat the optimum
benefit, Beside that, on the whole, the performance of SSPOTB system has not: been
optimal yet, so that strategic efforts are needed to develop it,
The main objective of this study was to seek efforts to develop SSPQTB system,
started with the discavery of strategic variables, discovery of structural model and its
institutional aspects. Therefore, system approach was used in this study. Application of
SWOT analysis was used at the initial stage as a step to formulate strategy for SSPQTB
development. Method of Interpretative Structural modeling (ISM) was used to discover
the structural model and study the institutional aspect. Analytical Hierarchy Process
(AHP) was used during the whole steps of analysis. Beside &at, forestry "tecEuxical"
standard measures and marketing theory and laws were used in this study.
The position of SSPOTB is in the growth stage, so that it needs to be developed to
provide greater benefit to all of its players, Far the development of SSPOTB, horizontal
integration, vertical integration, and diversi5cation were conducted. From the three
available strategies, various strategic and implementation designs were made.
Afterwards, during its implementation, beside the imperative stance that the government
should be proactive actions in helping people in accordance with her's authority and
capacity, the people themselves should improve their own ability. Institution which were
influential in the development of U r n , comprised those having backward and had
fonvard linkages, relevant government institutions, Nun Government Organizations
(NGO), universities and research agencies.
KERAGAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA KAYU RAKYAT DI PULAU JAWA
merupakan gagasan atau hail penelitian disertasi saya sendiri, dengan pembimbingm
Komisi Pembimbing, kecudi ynng dengan j elas dituxljuMcm rujukannya. Disertasi
ini belum p e d diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di
perguruan tinggi lain.
Sernua data dan informasi yang digunak-an tel& dinycttah secara jefas dm dapat
diperiksa keknaannya.
ber 2003
ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN
USAHA U Y U RAKYAT
Dl PULAU JAWA
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleb gelar
Doktor pada
Program Studi Ztmu Pengetahuan Kehutanan
PROGRAM PASCASAEWANA
XNSTTTUT PERTANXAN BOGOR
2003
Judul Disemsi
: ICERAGAAN DAN PENGEMBANGAN USAKA
KAYU
RAKYAT Dl PULAU JAWA
N m a klahasiswa : Hardjanto
NW
: 975067
P r o g m Studi
: Ilmu Pengetrthuan Kehuaan
Prof. Dr. Ir. H. Herman ~
Ketua
Prof. Dr. Ir. H.h d u n f ; Damsman, MA
bggab
Dr.Ir. Muh. Yusram Massijaya,
Tanggal Lulus :24 September 2003
a Js, M. Fe
~
Prof. Dr. Xr . Rudv C , T m i n & e n g
Arrggota
afrida Manuwato, MSc
Penulis dilahirkan di Surakarta pada tanggal 6 Juni 1955 dari passtngan
Suwmdi Wiryosarayo (dm) dan Siti Kusrin (dm),sebagai putera keempat dari
sepuluh b e r s d m .
Pada bhun 1966 penulis menamatkan pendidikan dasar SD Negeri IEI
Boyolali, pada tahun 1969 menmatiran pendidih menengah pertma di SMP
Negeri I BoyolaIi, dan pa& tahun 1972 tamat dari SMA Megeri EII Surdwta.
Selepas SMA pnulis melanjutkm ke Fafrultas Kehubmn UGM dm tamat pada
bulan Maret 1978 dari Junrsan Ekonomi Pewaham Rutan.
Sejak lulus S1 pnulis mula-mula kkerja pada Lernbaga Pendidikan
Perlindungan dm Pelestafian Alam di Ciawi, Bogor, Sejak tahun 1979 sampai
dengan tahun 1980 bekerja pada kmbaga Penelitian Hutan di Gunungbatu, Bogor.
Pada tahun 1981 penulis diterima sebagai staf pengajar Fakdtas Kehutanm TPB
melalui seleksi tanpa koncksi, dm pekerjaan tersebut menjadi tempat mminiti k b y a
hingga sekang*
Penulis melanjutkan studi Strata 2 pada Bidang Studi Elcanomi Pertmian
Program Pascasarjana XPB pada trthtltl1984 dengan beasiswa dari Departemen P&K.
Sejak tahun 1997 mulai mencmpuh program doktor pa& program stzldi Ilmu
Pengetahurn Kehuman, Program Pascasarjana 1PI3 ymg dimulai dengsut bistya
sendiri, dm kernudian rnendapatkm beasiswa dari BPPS.
Penulis menikah dengan Dra. Sri Sudaryantl M.Si pada tahun 1979, d m
dikaruniai searang puteri yaitu Arini i-fardjantu yang l&ir pada 5 Maret 1488.
BismillahirraErmaanirro~m. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas ratmat dan hidayamya sehfngga disertasi ini dapat penulis selesaikm.
Disertasi ini menyajikm h i 1 penelitirtn mengenai &ah
satu sisi paomena
usaha kayu rakyat yang dilztkukan oleh masyardat di Jawa, yang telafi lama
dif&uk:mya namun nyaris lepas da-i perhatian banyak pifiak: baik krbagai institusi
pemerintah, peneliti, LSM dm sebagainya. Dinamika usaha kayu d y a t mengalami
pasang surut dm kemajuannya hingga saat ini, yang tmyata semakin menmtut
perhatian untuk melestarikan serta mengembangkamya.
Disertasi ini dapat diselesafkan dengan baik dengan ban-,
dorongm dari berbagai pihak.
amhm dm
Pada kcsempatan pertama penulis rnengucapkan
terima kasih dm rasa hormat yang rnendalam kepada Bqak Prof. Dr. fr. Heman
Haemman Js, MF seldcu ketua kamisi pmbimbing, yang teI& mernbawa saya untuIc
melihat pernasalahan jauh ke depan rnulai dmi penulim proposal m p a i
tenvujudnya disertasi ini. Terirnstkasih juga saya haturkm kep& Bapak Prof. Dr, Ix.
Rudy C. Tarumingkeng yang dengan ilmu dm pengetahurn serta pengalaman yang
Iuas tel& dengn ikhlas selain memkrikan arahan untuk penulisarr disertrtsi, juga
rnengajaskan kepada saya untuk seldu memandang dunia dengan mudah namun tidak
mernudahkan, dan kcmudim dapat srtya terapkan dalm pnyusunan disertasi ini,
Kepada Prof. Dr. Xr. Dudung Damsman, MA saya hams memkrikan penghargw
khusus karena selain menularkan cam kcrja yang teliti dalam penyusunan discrtasi
ini, juga sebagai kulega pada Laboratorium Politik, Ekonorni dm Soslal Kehutanan
tidak pernah surut mendorong untuk selesainya disertasi ini. Dengtn demikim
ketiga macam "pelajaran" tersebut atomatis telah mewmai disertasi saya, d m tentu
betapa sangat besar manfaat yang dapat say& peroleh jika ketiga pelajaan tersebut
daprtt saya jaga dalam setiap langkah di kemudian hari. Untuk itu sekali lagi saya
hatwkan terima kasih.
Selanjutnya pnulis juga rnerasa berhutmg budi kepada banyak pihak,
h e n m y a pada kesempatan ini pellulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada: Bapak Prof Dr. Ir. Heman Haemman Js, MF,Prof. Dr. Ir. fsang Gonarsyah
dm Prof. Dr. Er. Dudung D m m a n , MA, ketiga beliau telah memtperikan
rekamendasi yang ditujukan ke Program Pascasarjana EPB, sehingga saya dapat
rnelanjutkan program duirtar, Ketua Jmsctn Manajernen Hutan Fakultas Kchutman
IPB, yang telah mengizinkan saya rnelanjuh studi daktor ymg ketika itu dijabat
oleh Dr. Ir. Endang Suhendmg, MS. Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc sebagai D e b
F&ultas Kchutanan TPB yang memberikan izin dm dorongm untuk rnelanjutkm
studi S3 pada waktu itu. Rektor XPB yang juga telah memberi izin sehingga saya bisa
melanjutkan program doktor di IPB. Pimpinan dm pngelola BPPS yang telah
memberikm bantuan beasiswa pendidikan program doktor kcpada penulis, Pimpinan
dan Staf pada Program Pascasarjana IPB yang telah mernberikan pelayanan yang baik
selama saya menjadi rnahasiswa. Para pakar sebagai narasumber yang tidak dapat
saya sebut satu persatu, yang telah dengan ilcklas rnernberikan bantuannya berupa
inforrnasi, data dan pengisian kuesianer yang menjadi rnateri smgat penting d a l m
disertasi saya. Rekrtn-rckan staf pcngajar Lab. Paleksos Fahutan IPB yang selalu
datam situasi k
e telah bmyak,
~ rnemkrikan
~ masuk.an yang sangat berharga
mulsti dari pernbuatan proposal, smpai dengan selesainya dixrtasi ini.
Kepada kedua dmarhum orang tua ymg ssunpai h i - h m i alrhir beliau x l d u
membdkan spirit kepada saya dengan Masanya sexldiri untuk: terns m e n d ilmu,
merup&m kenangan yang m a t sangat berharga. Untuk itu tentu tidak cukup hanya
dengan menpapican terima kasih.
Rasa bangga dan terirnakasih ti&
dapat saya sembunyikm khususnya
kepada isteri d m puteri tercinta, yang dengan sabx dm penuh pngertian
mendampingi saya, serta doa yang selalu mereka panjatkan untuk saya dalam
keseharian. Karena mereka, semangat saya terns tqelihara untuk mencapai derajat
akademik tertinggi ini.
Ahirnya penulis berharap kepada semua pihak yang telah membantu selama
ini, agar apa yang teiah d i l a k h n y a menjadi m a 1 shaleh baginya. Harapan penulis
mudah-mudahan pikiran-pikiran yang tertuang dalam disertasi ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat yang terkait dengan usaha kayu rakyat, pmerintah pusat maupun
daerah serta para peneliti dm LSM, walaupun penulis sadari bhwa disertasi ini
m i k jauh dari sempuma,
Bogor, 24 September 2003
DAFTAR TSI
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR
.........
xii
DAETAR L A W W ...........................
.
.
.............................................xiv
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan RaXcyat dm Pengusahanya ............................................................
16
2.2. Ekonomi Pedesaan .................. .....,.................................................
31
.......................................
,
.
. . . . 40
2.4. Sistem Distribusi dm Pencnhmn Harga ............................... ,
,
..,. . . . . 46
2.5. PendekatanSistern ..................................................................................
52
2.6.AnalisisSWQT ......................... .
.
......................................................
55
2.3. Ekonomi Rumahtangga
2.7 . Proses Ilierarki Analisis (Analytical Hierarchy Process, AHP)
............
57
2.8. Permodelan Struktwal Interpretatif (Interpretative Structural Modeling,
ISM) ......................................................................................................
59
EIX . METODOI,GI PENEE. ITMN
3.1. Kerangka Konseptuai ......................................
,
,
. 61
3.2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 65
3.3. I, akasiPenelitian
....................................................................................
68
....................................................................
3.5. Metade Pengolhan Drtta ........................................................................
3.4. Metode Pengumpulan Data
IV . ANALXSIS SITUASIONAL USAHA KAYU RAKYAT
.........................................
4.2. Analisis Usaha Kayu Rakyat di Jawa ....................................................
4.3. Analisis Sistem Usaha Kayu Rakyat ....................
.
......... .. .............
4.1. Analisis Pengelolactn Hutan Rakyat di Jawa
V . ANALISIS STRATEGIS
5 .1. Analisis Fdctor Internal dan Eksternal U a a Kayu Rakyat .................
5.2. Andisis Mtftrik Internal - E k s t e d
.....,................
.
.
......*.*.................
5.3. Pasisi Us& Kayu M y a t ....................................................................
VX . ANALESIS S T R U K T U W
6.1. Elemen Sektur Masyarakat yang Terpengaruh .....................................
6.2. Elemen Kebutuhan Dari Program
......................................................
6.3 Elernen Kendala Utama ..................................
..............**....*............*..*.
6.4,Elemen Perubahan yang Dimungkinkan ...............................................
6.5. Elemen Tujuan dari Program
...................
...........................................
6.6. Elemen Tolok Ukur Untuk Menilai Setiap Tujuan ..............................
6.7. Elemen Aktivitas yang Dibutuhkan Guna Perencanam Tindakm
.......
6.8.Elemen Ukuran Aktivibs Guna Mangevaluasi H a i l yang Dicaprri .....
.............
...........................,,.. .....
6.9. Elemen Lembaga yang Tertibat. Dalam Peldsanm Program
6.10. Model Stnrktural Sistem Usaha Kayu Rakyat
6.11. Masalah Struktural Sistem
....................................... ,
.....
VII . STRATEGI PENGEMBAGAN SXSTEM USAHA KhYU RAKYA'T
7.1. Arahan Pengembangan .......................................................................
7.2. Faktur Dorninan .................................................................................
7.3. Mrtsalah Struktural .............................................................................
7.4. Rancangan Strategis ...........................................................................
VfiI . KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 . Kesimpulan
........................................................................................
201
8.2. Saran ........................*..........................................................................
204
DAFTAR PUSTAKA .................................
LAMPfMN
...........*...*...*.....*...*..*........*....... 205
.
.
Tabel 4.1. FCztta-rata L u s Penpasam Lrthan (Ha) oleh Rwnthtmgga Petmi di
Jawa menunrt Prupinsi Tahun 1895 - 1993............................... 72
Tabel .4 .2. Pengunam Lahan Rah-rata Respanden di Wilayah Contoh ......... 72
Tak1 4.3. Perkiram Luas Areal Kesesuaian AgrokIimat Sengan ....................
Tabel 5.1 . Faktor-faktor Strategi Internal / E k s t e d ...........................
...........
Tabel 5.2. Variabel Faktor Internal Kekuatan dm Nilai Penganrhnya .............
81
102
106
Tabel 5.3. Vdstbel Faktur Internal Kelemahan dan Nilai Pengwuhya .......... 111
Tabel 5.4. Variabel F&f.or Ekstemal Peluang dm Nilai P e n g h y a ............. 115
Tabel 5.5 . Variabel Faktor Ekstcrnal Ancaman dm Nilai Pengaruhya .......... 119
'Tabel 6.1 . Sektux:Masyarakat y m g Terpenganrfii ............................................ 130
Tah1 6.2. Hasil. Perhitungan dengan Teknik ISM ...........................................
131
Tabel 6.3. Kebutuhan dari Program .................................................................
134
Tabel 6.4. Easil Perhitungan dengan Tekvlik ISM ............................................
136
Tabel 6.5. Kendala Utama ...................
..
......................................................
,
.
. .
,
Tabel 6.6. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM .............................
.,.
138
..... 139
Tabel 6.7. Perubahan yang Dimungkinkan .......................................................
142
Tabel 6.8. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM .......................................... 143
Tabel 6.9. Tujuan dari Program .................................................................
146
Tabel 6.10. Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM .............................,
.
........ 147
Tabel 6.11. Tolok Ukur Untuk Menilai Setiap Tujuan .....................................
150
Tabel 6.12, Hasil Perhitungan dengan Teknik ISM
.........................................
Tebal6.13.Aktivitas Yang J3ibutuhk.m Guna P e r e n c a m Tindakan
.............
Tabel 6.14.Wasit Perhitungan dengan Teknik ISM ..........................an......
.
,.........
...........
Tabel 6.X. 6 . H a i l Perhitungm dengm Tebik ISM ............................
.
....,. ..*.
Tabel 6.17. Lembaga yang Terlibat Dalam P e l a k s w Program ....................
Tabel 6.18. Hasasif Perhitungm dengan Teknik ISM ......................
. ............*...a
Tabel 6.15, Ulcurrtn Aktivitas Gum Mengevduasi E h i I Ymg Dicapai
Takl6.19. Deskripsi Masalah Strdduml Penting Pada Setiap Elemen ............
Tabel 7.1. Masalah Stmkhlrai dm Strategi Pencapaim .............................
Tabel 7.2. Rincian Stmtegi. Sasaran dm Prioritas Sasarm Pengembangan
.....
185
189
...........................................................................
56
Gambar 2.2. Matriks DP-D Untuk Elemen Tujuan ...........................................
60
Gambar 2.1. Diagram SWOT
Gambar 3.1. Kerangka Keterkaitan h t a r Sub Sistem
...................................
62
Gambar 3.2. Diagram Alir Strategi Pengembangan Sistem Usdm Kayu R&yat 66
Gambar 4.1. Distribusi Pohun Menurut Kelas Diamater Di Wilayah Penelitian 80
Gambar 4.2. Pula Urnurn Srtlurrxn Distribusi Kayu Rakyat ..........................
86
Gambar 4.3. Gmbarm Sistem Usaha Kayu Rakyat:dm Lingkungm yang
Mernpengaruhinya ........................................................................
94
Gambar 4.4. Diagram Lingkar Sebab Akibat Sistem Pengembangan Usaha
Kayu Rakyat, ....................,,..........d...b ...........................................
98
G d n r 4.5 . Diagram Katak Gelap Sistem Pengembangan Usaha Kayu Rakyat 99
Gambar 5.2. Hasil Pernbobotm Variabel KeXamahan ....................................
Gambar 5.4. Elasil. Pembobotm Variabel Ancaman
.................. ..,
..,..
104
.
I05
Gambar 5.5. Diagram SWOT Sistem Uszlha Kayu Rakyat di Pulau Jawa ....... 123
Gambar 5.6. Diagram Analisis Matrik SWOT Sistem Usaha Kayu Rakyat ..... 124
Gambar 6.1 . Matrik Driver Po wer-Dependence untuk Elemen Sektor Masyarakat, y m g Terpengaruhi ...............................................................
132
G m b x 6.2. Diagram Model Struktural untuk Sektor Masyardat yang Terpengaruhi ................... ..., ...... ,. ......................................................
133
Gambar 6.3. Matrik Driver Power-Dependence unt& Elemen Kebutuhan
Program ............4.+...,..~,..~.......,......,,......,......................~....... .
. 136
Gambar 6.5, klatrik Driver Power-Dependence wtuk Elemen Kendala Utama 140
Gamba 6.6. Diagram Model Strukturd untulc Elemen Kendala Utama ....,,..... . 141
Gambar 6.7. Matrik Driver Power-Dependence wtuk Elemen Perubahan ymg
144
Dimungkinkan ...........~.......,...
...*......~..a..,..~..
......... .
G a b % 6.8, Diagram Model Stmkwd un.tuk: Elemen Pmbahan yang Dimungkinkan ..,..,.............,.~,.....~,,........,.....,.............
145
Gambar 6.9. Matrik Driver Power-Dependence unkrk Elemen T u j w P r o g m 148
Gambar 6.10. D i a g m Model Sdtural u n e Elemen Tujuan Program *&....... 149
Gambar 6.11. h4atri.k:Driver Power-Dependence untuk Elemen 'f'olok Ukur
Untuk MeniIai Setiap Tujuan .....,......,,........,,...,,..,,....,.,........ ... 1 52
Gambar 6.12. Diagram Made1 Stdc1:wduntuk Elemen Tolak Ukur Untuk MenitaiSetiapTujm ................... * .................................
153
Gambar 6.13. Matrik Driver Power-Dependence mtuk Elemen Aktivitas yang
Dibutuhkan .................................
,.,....,.... .... .....,.,... .,.,. ........,. 156
Gambar 6.14. Diagram Model S t r u k t d mtuk Elemen Aktivitas yang Dibutuhkan ..,......,,...+.,...d.a,....,,~.....~............................. . .. ..
157
Gmbar 6.15. Matrik Driver Power-Depende~rceuntuk Elemen Ukuran Abivitas
....,..,...,..................,..
...,......................,......
.,.
160
Gambar 6.16. Diagram Model Struktural untuk Elemen Ukuran Alctivitas ...,.. 16 l.
Gambar 6.1 7. Matrik Driver Power-Dependence untuk: Elemen Lembaga yang
Terlibat ......,,........,...,
.
,
,
,.,
,., ....,...,,........,.........,....................... 164
Gambar 6.18. Diagram Model StnWral untuk Elemen Lembaga yang Terlibat 165
Gambar 6,19. Model Stmktural Sistern Us&
Kayu Rakyat .................,..+.....4.. f 68
Lampiran 7.2. Pah Distribusi Kayu W y a t di Wilayah Wonosobo dm
Banjamegamf2) ..~...........~........,~.,,~,,,.~,.,~..~,,....,.,..~,...~..~........
256
Lampiran 7.3. Pola Distribusi K a y Rakyat di Wilayah h u n g Kidul dm
Kulonproga .,......,..........,,......,.... .,,. ..,,,...,,,,...,... ,...... ..,........... 258
1.1. Latar Bdakang
Sektur pertmian rnenrpakm sekor yang melibatkan Eenaga kerja paling banyak
di Indonesia, baik bagi penduduk di Jawa m a u p luar Jawa. Di Jawa jumlah
penduduk yang bekerja di bidang pertanian semakin berkurang seiring dengan
bertmbahnyrt fapangan kerja di perkotaan ddam berbagai sektor, sehingga pada
beberapa t m p a t telah terjadi kelangkaan tenaga kerja perhian (Collier et al. 1996).
Sektor pertanian (termasuk: kekutanan) menymbang 18,84 % pendapatan nasional
brut0 (PNB)dan menyerap 45% tenaga kerja nasional pada tahun I 998. Pangsa PNB
dm peneyerapan tenaga kerja sehtaar perhian ini menunjukkan bahwa selaor
pertanian cukup penting dm strategis. Namun demikian sektor p e r h i a n rnasih
mempakan sektor yang memiliki pendapatan dan prduktivitas tenaga kmja ymg
rnasih rendah hens 45% tenstga kerja hanya memperoieh 18.84% PNB (Jusuf, X 9991,
Karena sangat pentingnya sektur ini, m&a setiap Replita selalu mernberi
prioritas pada pembangunan sektor pertmian, bususnya dalam rangka upaya
mencapai dm mempertahmkm swsembada pangan. Tetapi seperti apa yang terjadi
di banyak ncgara berkembang lain, pemberian prioritas pada sektor pertmian dalam
kebijrtksanaan pcrnbangunan ekonomi *id& seIdu rnenghasilkan pertumbuhan
produksi yang tinggi, b c l m lagi dalam haI peningkatan pendapatttan petaninya. Hal
ini disebabkan karma sektor pertmian selaXu ditandai oleh
sehingga darongm pertumbuhan dari Iuar tidak selalu mendapat " tanggapan " pusitif
dari petani benrpa kegiatan investasi (Mubyma, 1991).
Pada umumnya eiconomi pedesaan berhubungan erat dengan pemilikan fahan
yang meliputi pekarangan, tegalan, kebun, talun, sawah, dm sebagainya.
Di Jawa,
ekonomi pedesaan yang lebih maju biasanya bila sebagian bsar pemilikan Iahannya
berupa sawah kwena pruduktivitm sawah lebih tinggi dm s e m a t e k s sawah
rnemiiiki kesuburan dan ketersediaan air yang lebih baik dibanding bentuk:
penggunaan lahan Iainnya. Dengan kata lain wilayah pdesaan ymg xbagian besar
berupa lahm kering, tingkat pexekanomiannya Iebih rendah. Hal ini sesuai dengm
pendapat Gourou f 1969) diacu dalam Shrjito (2002).
H a e m a n (2003) rnenyatakm bahwa penduduk Indonesia mmih tergalang
miskin (38 jutrt orang pada tahun 2000) yang tersebar di semua kabupaten, di
pedesm dm di seputar hutan, dengm pemilikan lahan sempit dm kernampurn
telcnalogi yang rnasih rendah disertai cfengm kelangkaan modal dm akses playanan
yang langka membuat pendud&
miskin tidrtk: mmpu bangkit dari kerniskinannya.
Gum meningkatican pendapatm masyardat padst d m & dengan mayoritas
lahm kering, salah satunya adalah dengan melakukm intensifikmi pemanfststtan Iahan
dengan cara menman berbagai komoditi.
Kambinasi berbagai jenis taxraman
tersebut pada umumnya meliputi tanaman pmgm,tanaman tatrunan serta tanaman
kehutman yang kemudian disebut dengm agroforestry. Beniuk-bent& intensifikasi
pernanfafaatstn lahm tersebut tergmturrg kepada kebiasmn masyarakttt setempat baik
dzliam jenis, aknik penanaman maupun kclembagaannya. Prakkk penggunaan Iahan
daIam bentuk agroforestry ini dianggap mempunyai kemmpuan untrrlc rnewujudkan
fungsi ekonomi, ekdogi dm sosiaI ( Nair, 1993; Raintre, 1987).
Bent&-bent& agroforestry telah banyak diterapkan di berbagai wilayalz di
hdonesia, hrbagai penelitian telah dilakukan seperti yang dilakukan aleh
Tarquebiau (1984) di Krui Lampung yang menunjukkan bahwa stnxktur dan
mitektur serka keanekaragman genetik agoforest dmar mata kucing rnenyempai
hutm alam. Agrororest di Maninjau, Swnatem Baat menurut Michon et al, (1 986)
mernifiki keanekaragaman jenis ymg tinggi, serta keberlanjutm ekonomi dm biufogi
y m g tinggi pula.
Agroforestry pada masyaakat di Jawa diterapkm hampir pada setiap lahm
kering miliknya mulai d x i pekarangan, kebun, Iadmg, talun dm sebagainya. Di
Jawa Barat rnisalnya bentuk kebun-talun memiliki keanekaragman tanaman y m g
tinggi (Christanty ef a!. 1986). Dari sma1a.hantam lain kayu rakyat dihasilkm, ymg
semula untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dm pada saat ini perkernbangannya
menunjukkan bahwa kayu rakyat justru ditanam dengan orientmi untuk dijual.
Praktek agmforestry s e e m perorangan banyak tersebar di Jawa
- Madwa
dengan perbedaan kornbinasi jenis yang ditmam serta pilihm jenis kaydpohon
sebagai jenis dominan.
Sebagai contoh jenis sengodjeunjing (Paraseriarzthes
faicuturia) banyak diusahakan pada hutan rakyat di wilayah Jawa Barat pada
umumnya, dm sebztgian di Jawa Tengah (Haeruman er al, 1986 ;Haemman et al.
1990 ; Soewiatmoko 1988 ; Wahyuningsih 1993). knis Jati (Tectonn grandis)
bmyak diusahakan di wilayah Kab, Gunungkidul d m Kab. Kulonprogo (Hardjmto
2001). Sedmg jenis Acacia auricul@iormisbanyak diusahalcan di Kab. Bm&k.dan
(Widjayanto f 992). Selunxh bentuk: agrofo~strydi Jawa lazim disebut hutan rakyat
karena antara lain menghasilktn kayu.
Hutan rakyat dengan hasiI utamEl berupa kayu mk~at,ymg sefanjutnya menjadi
obyek ddam penelitim ini, rnemiiiki sejarah usaha yang telah berlangsung pduhm
tahun. Usaha kayu rakyat tersebut berjdan mengikuti paar secara alamiah datam arti
tidak: ada intervensi dari pihak: manapun.
Di Jawa sampai saat ini kayu rakyat belum banyak: diperhatikan dm dipahmi
kens kayu rakyat dihasilkan dari hutan d y a t ymg s l m a ini dianggap merupakan
bagian ymg scmpit dibanding hutan negaa (tidak Iebih dari 5 %). Dengan
demikian dinamika kayu rakyat tidak banyak dikendi oleh orang awam rnaupun
pwisi-pmktisi di bidang kehutmm sekalipm. Penelitim pad& tahun 1979 aleh
F&uita K e h u t m EPB (1976) d m juga FaXcuItas Kehutanan UGM f1977),
rnemberikm hasil yang kurang lebih
samct
yaitu bahwa 70 % konsumsi kayu
pertukmgan di Jawa dm 90 % kunsumsi h y u b&ar dipmuhi dari kayu mkyat. H a i l
penelitian tersebut ternyata mengejutkan banyak pihak. yang berkecimpung di dunirt
kehuman. Sejak itu kayu rakyat tersebut menjadi bahan yang tidak ditinggalkm
dalam berbagai macam pembicwaan mengenai kunsumsi kayu.
Dalm pekembangannya program pengembangan hutan rakyat untuk.
rnenghasilkm kayu rakyat telah mengalami beberapa perbaikan dalam ha1 piranti
pelakmamya.
Misalnya terdapat program sengonisasi, program pcnghijauan,
program hutan rakyat daerah tmmmigrasi dm sebagainya, bahkan sejak tahun I994
di beberapa Pemerintahan Daerah Tingkat: 11 teferh terdapat instmsi ymg mengurus
hutan rakyat yaitu Dinas Perhutanan dm Kunservasi Tanah. Pembentukan institusi
tersebut rnenunjukkm bahwa urusan hutan rakyat semakin pnting. Hd ini berarti
sekaligus memberikan keyakinm bahwa r n d a a t ganda h u b ralcyat telah dirasakan
oleh masymakat luas, yaitu sel&nm e m b e h manfaat susial ekonomi seperti dalam
menciptakm kesempatan kerja dan menlngkatkan pendapatan masyarakat melalui
perdagmgm kayu ymg ditimbukm d m damp& gmda lainnya juga manfaat
lingkungm seperti pencegahan erosi dm banjir, peningkatan kesuburan tahan dan
sebagainya,
Program penghijauan sejak taExun 1976 salah satu t u j m y a add& untuk
mewujudkan h u m rakyat, namun demikim program ini lebih banyak: kegagalstnnya
karena berbagai sebab, sehingga hutan rakyat yang diharapkan &mya
tidak
terwujud. Pada tahun 1980 muncul irrgres untuk h u m rakyat, sehingga pada smt itu
tcrdapat dua maam hutan rakyat yaitu hutan rakyystt swadaya dm hutan mkyat inpres
(IPB, 1983)
Semula orang menanam pohon pada hutan ralcyatnya Iebih ditujukan untuk
konsurnsi sendiri baik untuk kebukihan kayu enersi maupun kayu pertukmgan.
Selmjutnya dengm adanya industri pengoldan k a p berbagai skala, sampai hadirnya
industri skala kecil di pedesaan, pohon-pohon tersebut, mulai menjadi kumoditi
kornersictl.
Walaupun demikian, tampslknya laju intensifihi usaha penanaman
hutan rakyat, oleh para petani lebih kecil dibanding dcngm laju "kkornersialisasi "
kayu rakyrtt sebagai hasil dari hutan mkyltt. Lambatnyst perkembangan usha kayu
rakyat ini salah satunya karena kayu rakyat b l u m mendapat perhatian Mxusus dalam
pengmbilrtn keputusan di bidang hutan dm kehutamn b&k dalam kebijakan nasional
selama ini, maupm pada era otanomi d m & saat ini. Dengan demikim beberqa
pertanyam besw addah : Mengapa usaha kayu mkyat illi dapat hrlangsung sampai
saat ini ?
Faktar-f&or apa yang mempmgaruhi kinerja usaha kayu rakyat ?
Bag,aimma damp& usaha kayu xakyat terhadap pendapatan masing-masing pilxak:
yang terlibat serta dampak terhadap pndapatan daerah ? Bagaimma ke1es:starian hail
d m kelestarian usahmya ? D a l m sistem kelembagaztn ekunumi sepefti apa usaha
kayu &yat selma ini berlangmg ? Disamging pwtmyaan-pertanyaan tersebut,
mas& banyak pertmyam lain, ymg kesemuanya perlu digdi untuk dam d i g m a h
sebagai baE.lan pengembangan usaha kayu mkyat.
Usaha kayu rakyat juga rnempaHran bagian dari, obyek kajim ekunumi pertanian
swara mum, karemya perilakmya serta m a pmdmg di dalam mdisisnya dalam
bmyak ha1 juga &an
mirip dengan abyek lainnya ddam rmah kajian ekonomi
pertmian. Dipandang dari Iokasi usabanya, us&a kayu rakyat jelas tsmerupakan
bagian dari sistem ekonomi pedesaan ymg melibatkan sebagian ksar ppedduuk
Indonesia. 3 i h dipandmg darj, skala usahanya, usaha kayu rakyat di Jawa mempakan
usaha kecil dan menengah. Selanjuhya kegiah usaha kayu rakyat ini diduga dapat
memberikm dampak positif bagi rumah tangga petani, tenaga kerja, industri, lembaga
keumgan, sektur angkutan, pemeliharaan iingkungan Ridup serta bagi pemerintctE.1
daerah.
Atas dasar Iokasi usaha, skda usaha, manfaat atau dmpak yang
ditirnbullcannya serta ksarnya pihak: yang terlibat didalamnya, maka penelititian
tentang pengembangan usaha Irayu rakyat ini sangat pentiixg untuk d i l d d m , h e m
sangat relevan dengan upaya pengembangan ekonomi pedestdekonomi rakyat yang
menjadi prioritas saat ini dan masa mendatang.
1.2. Perurnusan Masalalr
Penelitian ini bermaksud untuk membuat rumusan strategi dm program
pengembangan sistem usaha kayu rakyat. Karena usatra kayu rakyat merup&an suatu
sistem, m&a untuk membuat m u s m tersebut: penelitim ini terlebih dahulu
difukuskan untuk menggali perilah dm dinamilca sistemnya, dimma sistern us&&
kayu rakyat terdiri, dari empat sub sistem yaitu sub sistem produksi, sub sistem
pengulahan, sub sistern p e m m a n dm sub sistem kelembagaan.
Sccara detail, pernasalahan pada keempat sub sistem tersebut adstlah sebagai
berikut : (1) Sub sistern produksi. Sdah satu ciri khas pemi di Jawa adalah
pemilikan l&an yang sempit, karenanya skala usaha tani setiap rumah tangga juga
kecil.
Kayu rakyat sebagai salah satu komoditi ymg dirnililci dapat diprtstilcan
jumlahnya juga sedikit, sehingga pada banyak daerah kayu rakyat ini merupakan
"
tabungan " bagi para perniliknya (Haeman et aI. 1990). Dengm jumlah p e m l l i h
yang sedikit ini ditmbah belum adanya persaturn antar pernilik, sehingga sulit
diidentifikasi perilaku kontinuitas produksinya dm sekdigus memperlemah posisi
tawarnya.
Pernasalahan lain daim sub sistcrn ini ndaiah bahwa petani pada
umumnya belum meiakukan " intensifikasi
"
dalarn us&mya d a l m arti belum
menggunakan bibit unggul dalam penanammya, ti&
dilalruh pmeliharaan
tanaman secara khusus, bahkan beXum memperhatikm jar&
tanm sehingga
perhmbuhtffl phon dm mutu batrrng yang dihasilkan kurmg baik. UszlXln k a p
rakyat $el& dibdctikan memiliki nilai BCR dm IRR Iebih ksar dari usaha pdawija,
namun demikian toh setiap petmi tidak serta merta memindahkan usahanya menjack
usrtha kayu rakyat seluruhnya (Damsman, 2002). Hal ini diduga selain palawija dapt
membrikan manfaat langsung yang cept dalam jztngka pendek, juga diduga terdapat
faktor-faktor sosial yang rnembedah mtara usaha pdawija dm kayu rakyat. Era
industrialimi tefah rnenyebstbkan migmi tenaga kerja di pdesaan, yang pada
gilirannya lmgsung atau tidak akan mendorung untuk mefirik usaha mi yang tidak
intensif, salafx satunya adalah usaha kayu rakyat. Dengan demikian diduga semakin
berkurang tenaga kerja pertmian di pedesm, maka hutan rakyat semakin
berkembang (2) Sub sistem pengolahim.
Pemintaan kayu rakyat dewasa ini
setidaknym terdiri dari tiga macam yaitu pertama pasar low ; kedua, industri
menengah dimma p r o d h y a ditujukan untuk pasax yang lebih lw,maupun orientmi
ekspor ; ketiga, industri besar y m g lebih padat modal seperti PT. Kertas Bekasi
Teguh.
Pada industri jenis pertama dm Iredua, umumnya masih menggmakan alat-alat
sederhana, sehingga mutu kayu alahan yang d i h a s i l h rnasih rendah serta banyak
menghasilh limbah. Belurn dikenalnya sbndar prod& serta input bahm b&u ymg
kurang baik tidak jarang prod& kayu olahan tidak atau kurmg sesuai dengan syaratsyarat yang diminta oleh pasar.
Pada sub sistem inipun belum ada upaya pengelompoh industri, sehingga
beium terjadi kerjasama menuju spesialisasi industri, karenanya terj adi industriindustri yang bekerja dibawah sbla usaha, yang pada gilirarrnya mengakiiratkan
hubungan mma sub sistern produksi d m sub sistem pengolahan h i 1 yang ti&
Ianggeng, h e n a kecenderungan penekanan terhadap sumkr bahan baku dalm
bentuk semacam eksploitasi berlebih. Secara Iogis semestinya antara petani (lay
rakyat) dengan pl&u industri memiliki "ikatan" yang saling rnernbutuhkm karena
adanya ketergantungm usaha, namun demikim kenyataannya terjadi kecenderungan
p e n m a n sediaan dari daerah-daerah sumber h y u rakyat. Hal ini merupakan
indikator admya pernasalahan &lam kelestaim usaha.
Masing-masing industri, telah memiliki pasar produknyn mstsing-masing,
Industri pengolahan kayu skala kecil dm menengah seperti pernbuat papan, k s o ,
peti-peti kernasan sayuran d m buah, palet ssampai bahm-bhan kerajinan, mereka
telah memiliki ppasar nasional maupun ekspor. Mengingat kuatnya pas= produk
olahm tersebut sem kerasnya prsaingan untuk rnendapatkan b&m baku, sertrt
kepentingan bisnisnya, maka tidak mustahil bahwa pel& industri tidak memiliki visi
dm misi tentang bentuk kelanggengan hubungm industri dm pasokan bahan bakunya
yang berasal d a i hutan rakyat.
(3) Sub sistem pemasaran. Sebagaimana ciri umum dalam pemasarm hasifhasil pertanian, biasmya pihak produsen (petmi) selalu pada posisi tawar ymg
rendah.
Mengapa dernikian, karena umumnya produsen mmpakan produsen-
produsen kecil d m tidak memiliki organisasi, sementrura pihak kansumen (pedagmg,
tengkulak, pnebas, industri kwil, dsb) menrpakan suatu usaha yang lebih
terorganisir sehingga biasanya memiliki posisi tstwar yang lebih h a t . Dalm kasus
kayu rakyat ini terdapat tiga ha1 yang memperlemah posisi tawar produsen (petmi)
yaitu pefima masing-masing individu tidak memiliki pengetahw dm atau
infomasi pasar dengan baik ; kedua, kayu mkyat maih diposisikan sebagai bbungan
oleh prniliknya ; dm ketiga, beium adanya k e r j m a mtar produsen (petani).
Dilain pihak, konsumen memiliki bahkan mengwai informasi paaf s e m h t .
Dengm demikian dalm pemasaran ini selalu saja produsen @etanil mendapat
manfaat paling kwil dibanding lernbaga-lembaga pernasaran lainnya walaupun Mam
berbagai kntuk: d w m distribusi seperti yang difaparkm oleh Soerwiatmaka (1988)
;Haeruman et 01. (1990) ; Priyoadi (1992) ;Kurniadi (1993).
Pada kondisi pttsar seperti itu, petani hanya berperan sebagai pengmbii harga,
(price ta8tr)sementara konsumen sebagai penentu hags dapat mengendalikan paar.
Sebenamya petmi mernpasisikm kaymya sebagai tabungan, merupakm putensi
dalam posisi tawamya. Akm tetapi karma padst umumnya petmi itu miskin, &a
kayu rak-yat bergeser b W la@ sebagai tabungan, tetapi sebagai " wet rutin ",
sehingga posisi tawmya tetap saja lernah. Hal tersebut difaprkm oleh Hwdjctntu
(2001) bahwa jumiah kayu rakyat yang diabang ternyata cenderung meningkat
dengm admya krisis ekonomi. Sung&pun
mtar
industri terjadi prsaingan kuat
clalam rnendapatkan b h a n b&u, namun kundisi ini kfum memtrerikan keutungan
bagi petani, Hal ini diduga karena masing-masing industri mencari b&an baku
secara aktif melalui jaringan yang dikembmgkannya, sehingga terbentuklah semacam
rnonapsani-monopsoni Iokal terhadap bahan b&u.
Daxi sisi petmi, penjdan pafran y m g mereka I&ukan lebih bmyak berkajtan
dengan kebuttuhannya rnisalnya untuk biaya menyekolahkan an&, biaya hajadan yang
merupakan tradisi srta kewajiban yang harus dilakukan, sehingga kbexapa
pnelitian menyebutkan sebagai "daur butuh" dalam menentrrkan kapm pohon hams
ditebang/dijual. Pada posisf butuX1, maka petmi cendrung A m berlstku sebagai
pengmbil harga.
Pennasalahan terairhir yaitu pa& (4) Sub sistem kelembagm. Kelernbagam
yang dimdsud meliputi kelembagaan pengumsan hutan rakyat, kelernbagtan sosial
dm kelembagaan ekonorni yang dapat mempengaruhi kinerja usaha kayu rakyat.
Kelembagaan yang mengums hutan rakyat secara teknis, baik iembaga bentukan
pemerintah maupun masyarakat be1m ada. Satu-satunya instmsi yang rnemiliki
urusm hutan rakyat adalah
Dinas Perhutanan dan Konsewasi Tanah, dengan
berkaicunya SK Menteri Kchutanan Nu. 86Kpts-11/94 tentang penyerahm bebrapa
urusan kepada Dati XI. Namun demikim lernbaga ini sampai sekamg aktivitasnya
b m smpai kepada pnycdiaan bibit kepada para petmi. Kelembstgmn sasial pada
usaha kayu rakyat di Jawa juga tidak nampak adst, hanya pada beberapa tempat saja
dijurnpai adanya kerjasama dztiarn penyedim bibit, penyebarluasan informasi dalm
telcni k budidaya dm sebagainya, yang kesernuanya masih bersifat, sangat terbatas.
Kelembagartn ekonomi IebiR rneaonjoi perannya ddam usaha kayu rakyat ini
khususnya dalam kegiatan pcmasaran. Lernbaga ini tumbuh dengan sendirinya pada
masyardcat hingga saat ini, m u n seperti dikemukakan bahwa dalam pemasaran ini
petani masih pada pusisi yang lemah, Lembaga keuangan nun bank lebih mempmyai
perman, sedang lembaga keuangan benrpa bank belum memberikan peran apapun
khususnya bagi petmi produsm ddm rangka penguatan usaha s e a penguatan posisi
&war terhdap konsumen,
Kelompak-kelampak petmi untwk membentuk
permodaimjuga praktis belum d i k e d &lam usaha kayu rakyat ini.
Atas d m informasi tersebut mak.8 jelas b&wa setiap petani dalam usaha kayu
d y a t pmktis harus berusaha berdmarkm kernampurn sendiri,
Karenanya
pengembangan usdm kayu rakyat ini &an sangat lambat b&m sdit karena setiap
individu hams melakukmya sendiri dengm kemmpuan yang sangat terbam. Atas
dasar b e k a p a pernasalahan ddam kelembagaan usaha kayu rakyat tersebut, m&a
dirasakan perlunya penafaan ketembagman untuk dapat mewujudkan usaha ymg
lestari d m d i m i s yang berkeadilan secma sosial dm ekanomi baik melafui inavasiinovasi maupun intervensi kelembagm,
D k seluruh permasdahm tersebut jelas bahwa kinerja usaha kayu rdcyat
be1um optimal sehingga perlu dikembmgkm.
Selanjutnya untuk: m e w ju d h
maksud penelitian yaitu pengembangan usaha kayu rakyat, terlebih dahulu harus
diternukan faktor-faktor yang bqngarutr terhadap sistem, s t n r h r sistem u s a h
kayu rakyat seda kelembagaan ymg berl&u selama ini. Temuan-temuan t s e b u t
selanjutnya akm digunakm sebagai acuan dstlam memrnuskan strategi dm program
pengembangan usaha kayu rakyat,
2,
Dari sucfut implikasi praktis, hasil penelitian inj, d i h a p k m bergma bagi upaya
pengembangan usaha kayu rakyat s e a peminat pembmgunan pedesaan d d m
menin&a&an ekonomi kerakyatan khususnya meldui usaha kayu rakyat.
Dimping itu diharapkm clapat dimmf~atkanbagi penentu kebijakan dalam
mgka pemi1ihan prioritas strategi pengembangan gunti meningkatksan kinerja
usaha h y u rakyat secara keseluruhm,
1.6, Ruang Lingkup Penelitian
(1) Penelitian usaha kayu rakyat ini dititikhtkan untuk memuskm strategi
dm program pengembangan usaha b y u rakyat. Dengm demikian analisis
untuk mengetahui keragaan usaha menjadi prasyarat, sementara itu keragaan
usstha diperoleh dengan menganalisis struktur sistm us&a serh pub&peutrah yang berpengaruh terhadap sistein usaha kayu rakyat dm
kelembagam yang berlaku.
(2) Untuk mendapatkm gambaran utuh usaha kayu ralcyat m&a penelitim itli
juga menggunakan "soft. system metodhology" guna mendapatkan infarmasi
yang bersifat kualitatif terhadap faktor-f&ar internal dm eksternal dalam
sistern usrtha, yang akan menjadi pertimetangan ddam strategi dm program
kebijakan pengembangan usaha kayu rakyat. Untuk itu malca dilakukan :
(a) Analisis strategis unsur internal (kekuatan dm kelemahan) dm eksternal
(peiuang dm ancaman) usaha kayu rakyat. Andisis ini berarti rnengkaji
pubah-peubzth strategis dalam usaha kayu rakyat, yang selartjutnya
disusun ddam kfltuk hierarki, sesuai dengm pengaruhnya terhadap
sistem usah kayu rakyat.
(b) Analisis stdctural elemen program b e r d a a r h hubmgm kontekstustl.
dm tingkat ketergantungm antar sub elemen dalm sedap elemen
program, untuk: dapat mengidentifkasi s t n h u sistem usaha kayu
rakyat, Dari analisis tersebut a k a digunakan untulr menyusun hiermki
dm klasifikasi sub elemen dari elemen program guna menjelaskm
p e m b a n tentang sistem usaha kayu rakyat.
(3) Pengkajim krhadap f&or kelembagaan usaha kayu rakyat yang dapat
rnenin&tk:an manfaat us&
ichususnya bagi petmi kayu rakyat.
(4) Analisis strategi dm program pengembangan sistem usaha kayu mkyat
krdasitrkan hasif analisis strategis, analisis stwktural dm
axlalisis
kelembagaan. Dengan demikian dapat disusun suatu acuan pengembangan
sistem usaha kayu rakyat,
IS. TIIYJAUAN PUSTAKA
Dalam bat, ini diuraikan s e w a ringkas tentang berbagai twri yang digmakan
sebztgsti dasar ddam penefitian ini serta hrbagai hmi1 penelitian yang relevan dengan
rnasdah ymg sedang diteliti. Uraim ymg dimaksud mulai dari (1) hutan rakyyat dm
penguszthaannya, (2) ekonomi pedesaan dm ekonomi nxmstRtanggh (3) sistem
pemasaan, (4) pendekatm sistem, (5) analisis SWOT, (6)proses hierarki analisis dm
(7) pernodefan stnrlctural.
Uraim-uraim tersebut: baik kmpa penjelsrsan dari buku teks maupurz sajian
dari bebempa studi ymg telah dilakukan para peneliti terdahulu, baik yang berupa
smdi psusistl maupurr komprehensif, penerapan
teori dm metode tersebut
di atas
terhadap berbagai obyek atau bidang,
Uraian dalm bab ini akan rnenjadi dasar datam pengembangan kerangka
pemikiran dm metode pendekatan ddam penelltian ini.
2.1, Hutan Rakyat dan Pengusahaannya
2. 1. 1. Perrgertian
Xstilah
hutan rakyat
banyak
dikemukakan
berbagai
pihak,
mereka
mengungkapkan dengan nama hutan kemasyarakatan atau kebun rakyat atau hutan
mi tik. Menurut Undang-undang No. 4 1 tahun 1999, hutan berdasarkan pernilikannya
dibagi menjadi hutan negara dan hutan milik. Hutan negara merupakan kawasan
hutan yang tumbuh di atas tanah y m g tidak dibebmi hak milik, sedangkan hutan
milik addah hutan yang turnbuh di
atas tanah yang dibebztni
hak. miĀ£&dm lazim
disebut hutan rak-yat.
Menurut Mergen (1 987) diacu &lam Anomim (1 989) kebun rakyat menrpakan
sistem pengelolaan atau perrggwm lahm Eradisiod ymg sebagian besar sesing
diternuh di drteratr tropika Iembab meskipun berada pa& Iereng-lereng yang curam.
Selmjutnya ia mengemukdzm bahwa kebun-kebun d y a t tersebut dicirikan oleh
suatu struktur lapisan tegkan ganda,
2. 1.2. Bentuk dan Manfaat
Menurut IPB (1 983) pula pernbangunan hutan rakyat terdiri dari dua, y h i :
a.
Hutan rakyat tradisional : merupakm cara penanaman tanman hutan pada tanah
milik ( l d m Hrering) yang d i u s & h oleh m a s y h t itu sendiri tanpa utmpur
tangan pemerintah. Bentuk pertanammya yaitu campuran mtar buah-buatran,
misalnya : Durian (Durio zibefhinus), Melinjo (Gnetum g~emonf,dm lain-lain.
Bent& tersebut lebih dikenal dengan pola usatra tani lahan kering atau lhan
darat.
b. Hutm rakyat inptes : yaitu hutan mkyat yang pnmamannya m m i difakukan di
tanah terlmtar, Pernbangunm hutm rakyat ini diprakarsai oleh proyek bantwn
penghijauan.
Sedang hutan rakyat menurut pola tanmnya terdiri dari :
a. Hutan Rakyrtt Mumi
Pada hutan rakyat murni hmya ditmmi satu jenis pohon kayu-kayuan saja.
b. Hutan Rakyat Campwan
Pada hutan ini biasanya ditanam lebih dari satu jenis tanaman keras.
c. Hutan Rakyat dengan Sistem Agoforestry
Sistem yang cukup baik untuk dikernbangkan dafam pengelolam hutan ralcyat
addah sistem agrafurestry dengan cam turnpang sari.
Menurut Michon (1983) ada tiga tipe Rutan rakyat yaitu : tipe pekarmgm, Mun
dm kebun c m p m . PerWaan diantara ketigmya adalah sebagai krilcut :
a. P e h g m mempunyrni sistem pengabran tanaman yang termg dm baik serka
biamya berada di sekitar rumah. Luas minimum sekitar 0,l Ha, dipagari mulai
dari jenis sayur-sayuran hingga pohon yang berukuran sedan6 dimma tingginya
mencapai 20 meter.
b. Talun mempunyai ukuran yang lebih fum, penanaman paRon sedikit rapat, tinggi
pohun-pahonnya mencapai 35 meter dm terdapat bebrapa pohon yang m b u h
secara liar dari jenis herba atau liana.
c. Tipe ketiga kadang-kadmg dapat dditemui di kberapa desa. Jenis tumbuhan
cenderung lebih hamugen dengan satu jenis tanaman pokak Cengkeh atau Pepaya
dm berbztgai macam jenis tanaman herb. Kcbun tersebut sringkali diternui di
sekitar desa.
Dari segi pengelalaannya hutan rakyat: sama dengan kebun mkyat. &tau
agroforestry, dimana ha1 tersebut rnenrpakan sistem taia guna lahan permmen dengm
dicirlkm unsur tmaman semusirn dm tanaman tahunan. Sementara itu Nenzoma
(1987) diacu dstlstm Anonim (1989) mendeskripsikan benrpa penmaman tanaman
berkayu dengan tanaman pertmian atau bersama-ma pada Iahan yang sama sebagai
upaya memaddm kehutanan dengan pcrtanim. Sementara itu Haemman (2003)
menyebutkan bahwa terdapat tujuhbelas macam budidttya masyarakat dafam
mengusdmkan tanrunan jenis pobon-pahonan yang terbagi ddam tiga golongan yaitu:
(a) budidaya pohon-phonan be~ampwtmman p e r k e b w , tmman makmm dm
semak, (b) paRon-pohoxlan dm tamman malranan tern& dm tern& dm (c) pohonpohonm d m i k . Sementara itu Haemman (2001) menyaaan bahwa hutan milik
rnasyarakat yang memilfki banyak bent&, dapat berfungsi produksi material dm
penghasii jasa lingkungan. Selanjutnya dinyatakan bahwa hutan masyarakat dalam
kntuk: kebun crnmpumn merupakan produsen kayu yang m a t besar di daerah s e m i
di Jawa ymg padat penduduk, dm ddam ha1 ini hrunpir tidrrk ada lembaga
pmerintah yang membantu masyaakat mengurus "hutan"nya.
Berlcaitan dengm manfaat: hutsuz rak:yat, KEPAS (3 988) mengemukakan bahwa
upaya pewggulangan terhadap erusi dm konservasi tanah melalui penanaman
pohon-pohonan telah dilaks-
pemerintah sejak tcthun 1950 melalui berbagai
bentuk yang secam tents menems dikernbangkan dm diperbaiki seperti Upaya
Komando Operasi Gerakan Makmw khun 1950, Gerakan Pekm Penghijaum
Nasional tahw 1961, Prayek Departemen Pertmian 001-037 khun 1967, Proyek
B a n W Tehis FAO-UNDP tahun 1973-1976, Proyek Pengembangan dm
Pengelalaan Daerah Alirstn Sungai khun 1979, Pruyek Pengembangan Wilayah DAS
Citanduy t&un 1981 dm Prayek Permian L&an Kering tahun 1984.
Menurut Bashar (1964) umha hutan rakyztt yang u m a n y a bertujuan untuk
rneningkatkan kcsejahtcraan para petani, disamping itu beberap mrtrrfaat lain juga
diperuleh dalarn pengusahztan hutan rakyat ini yaitu :
a. Kayu dm hasil hutan lainnya
b. Pengawctan tanah d m air
c. Perlinclungm tanman-tanman pertmian
d. ~erlinddganbinatang liar
Disamping itu hutan rakyat berhngsi untuk menmbah pendapatan pnduduk,
memenuhi kebutuhan kayu bakar dm pertukangan, sebagai hidro-urologis Iahan dm
men-ngi
terjadinya kwu&an hutan,
Secara garis besar manfaat Rutan rakyat terdiri dwi manfaat hutan secwa
langsung (sosial ekanami) dm manfaat secara tidak: langsung (terhadap Ridra-
arologis, klimatolagis, strategis dm estetik). Hu