Dinamika Kelompuk Tani Hutan (Kasus Pada Program Perhutanan Sosial Desa Kemang BKPH Clranjang Selatan, Kabupaten Cianjur)

DlNAMIKA KELOMPOK TAN1 HUTAN
(KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL
DESA KEMANG BKPH CIRANJAMG SELATAN,
KABUPATEM CIANJUR )

OLEH:
5RI SUDARYANTI

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGQR
2002

ABSf RAK

SRl SUDARYANTI. Dinamika Ketornpok Tani Hutan (Uasus pada Program
Perhutanan Sosial Desa Kemang BKPH C iranjang Selatan, Kabupaten
Cianjur). Oibimbing oleh : BASITA GlNTlNG SUGIHEN, sebagai Ketua dan
SQEDIJANTO PADMOW1HARDJ0, sebagai anggota.
Dinamika Kelornpok rnerupakan suatu kekuatan yang dirniliki oleh
keiampok yang akan menentukan perilaku angguta kelomgok. Kelompok
yang diteliti ztdalah Kelornpak Tani Hutan (KTM) peserta program Perhutanan

Sasial di Witayah Bagian Kestltuan Pemangkuan Ciranjang Selatan
Kabugaten Cianjur.
Poia pembentukan Kelampok Tani Hutan berdasarkan pada Pedoman
Pelaksanaan Program Perhutanan Sosial adalah : (a) dilakukan secara
formal rnelalui rapat desa ; (b) pencarian pernrakarsa untuk rnempermudah
pencarian anggota KTH ; (c) caion anggota adalah rnasyarakat desa hutan
dengan kriteria tirtgkat pendapatan rendah, lahan garapan sempit atau
bahkan tidak rnernitiki lahan garapan sama sekali, sanggup bekerja di hutan.
Pengeiarnpokan pesanggern (petani penggarap) kedaiam suatu
kelarnpok berdasarkan gada hamparan lahan yang telah ditentukan dan
dekat dengan dornisili anggota. Pengelornpokan dengan dasar tersebut
dimaksudkan agar memudahkan petugas untuk menghubungi setiap anggota
kelornpok apabila terdapat rnasalah yang harus disampaikan kepada
anggota. Setitlp anggota akan rnernperoleh 0,25 ha iahan untuk ditanarni
tanaman pokok kehutanan, tanaman tepi, tanaman pengisi dan tanaman
pagar dengan bibit dari Perhutani untuk tanaman pokak saja.
Anggata Kelornpak Tani Hutan di Desa Kemang memiliki Dinamika
Kelompok yang diukur dari tujuh indikator yang rnembentuk Dinamika
Kelompok yaitu, (a) Tujuan keiornpak ; (b) Struktur kelornpok ; (c)
Kekampakan kelornpok ; (d) Kepemirnpinan ; (e) Fungsi tugas ; (f)

Pernbinaan clan pengembangan kelorngok ; (g) Efektivitas kelornpok.
Hasil penelitian rnenunjukan bahwa pendarnpingan yang dilakukan
Lembaga Bina Swadaya dan Mandar berpengaruh positif terhadap Dinamika
Kelarnpok pada seluruh Kelornpok Tani Hutan yang diteliti,
Setanjutnya kelompok yang dinamis rnernpengaruhi perubahan
perilaku anggotanya. Pertarna perubahan pengetahuan anggota kelarnpok,
yakni : anggota mengetahui Program Pehutanan Sosial adalah program
pengel~laan hutan dengan berbasiskan rnasyarakat artinya masyarakat
sekitar hutan diikut sertakan rnengelola hutan dengan cara yang saIing
menguntungkan kedua belah pihak. Kedua perubahan sikap angguta
kelompok, ditunjukan dengitn kesediaan rnereka merubah pola gertaniannya
sehingga dapat rnernanfaatkan Iahan dengan lebih optimal. Anggota

kelompok juga rnenyadari bahwa kerusakan hutan sangat rnerugikan
kehidupan mereka. Ketiga perubahan ketrarnpilan anggota ditunjukan gada
perubahan cara pengelolaan lahart garapan dengan sistem tanaman
turnpangsari.
Perubahan perilaku dari anggota kelompok rnerniliki hubungan yang
nyata positif terhadap praduktivitas anggata kelampak, sehingga semakin
tinggi perubahan perilaku anggota sernakin tinggi pula peningkatan

produktivitasnya. Dalam ha1 ini produktivitas anggota diukur dari peningkatan
perubahan pendapatan anggota, peningkatan mutu jenis tanaman dan
jumlahnya, perubahan jenis tanaman dan perubahan tuas jangkauan pasar.
Qteh sebab itu penguatan kelompok pada Kelornpok Tani Hutan
rnerugakan suatu ha1 yang h a r u s dilakukan karena kedinamisan suatu
kelompok terbukti dapat rneningkatkan pendapatan petani dan menghindari
kerusakan serta penjarahan hutan oieh rnasyarakat.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : DlNAMlKA
KELQMPOK TAN1 HUTAN (KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN
SOSlAL DESA KEMANG BKPH ClRANJANG SELATAAN, KABUPATEN

CIANJUR) adalah benar rnerupakan hasil karya saya sendiri dan belum
pernah dipublikasikan. Sernua sumber data dan informasi yang digunakan

telah dinyatakan secara jeras dan dapat diperiksa kebenarannya.

Sudawanti

I/ SriPO550001
0

Judul Tesis

Nama
NRP
Program Studi

: DlNAMlKA KELOMPUK TAN1 HUTAM
(KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL

DESA KEMANG BKPH
KABUPATEN CIANJUR)
: Sri Sudaryanti

ClRANJANG

SELATAN,


: PO5500010
: llmu Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui
1. Komisi Pe2imbing

-

Prof, Dr. fr. Soediianto Padmowihardjo

Dr. Ir. Basita Gintin S MA
Ketua

Anggota

Mengetahui

2. Ketua Program Studi

l lmu Penyuluhan Pernbanqunan

-

k
Prof.

?!F

Tanggal Lulus

o o Slatnet,MSc

: 21 Oktober 2002

gram Pascasarjai?a

MSc

DINAMIKA KELORRPOK TAN1 HUTAN
(KASUS PADA PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL
DESA KEMANG BKPH CXRANJANG SELATAN,

KABUPATEN CIANJUR )

SRl SUDARYANTI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi llmu Penyuluhan Pernbangunan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTIWT PERTANIAN BQGOR
2002

Penulis dilahirkan di Yagyakarta tanggal 18 Juli 1956 dari Ayah (Alm)
H. Machrnoed Hadikusurno dan Ibu (Aim) Hj. Wasirnah Machmoed
Hadikusuma, Penulis rnerupakan putri ke ernpat dari delapan bersaudara.
Tahun 1974 penulis lulus dari SMA Negeri I Yugyakarta dan pada
ta hun 1975 penulis rnenjadi mahasiswa Universitas Negeri Yagyakarta (lKf P
Yogyakarta) pada Jurusan Ekonomi Perusahaan. Tahun j978 lulus sebagai
Sarjana muda dan pada bulan Januari f982 lulus sebagai Sarjana

Pendidikan Jurusan Ekonomi Perusahaan. Pada tahun 2000 penulis diterima
di Program Studi limu Penyuluhan Pembangunan pada Program

Pascasajana IPB.
Selarna rnengikuti program Sz atas biaya sendiri, penulis tetap
melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengajar pada SMU Negeri 5
Bogor yang rnenjadi ternpat bekerjanya sejak tahun t 982.

PRAKATA

Pujt cian syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah
memberikan rahrnat dan karunianya sehingga tesis ini berhasil penuiis
selesaikan. Adapun tema yang dipilih adalah Dinarnika Kelompok Tani Hutan
pada Kasus Perhutanan Sasial Desa Kernang BKPH Ciranjang Selatan,
Kabupaten Cianjur.
Terimakasih penulis uctlpkan kepada Bapak Dr. Ir. Basita Ginting S
MA dan Sapak Prof.Dr. ir. Soedijant~Padmowihardjo seiaku Pernbimbing
yang telah banyak memberikan birnbingan dan saran.
Di samping itu
ucapan terimakasih juga penutis sarnpaikan pada Bapak Drs. Basuki sefaku

Asper BKPH Ciranjang Selatan beserta staf yang telah membantu selama
pengumpulan data dan Bapak Mandar Yayat, Bapak Polisi Desa, dan para
ketua KTH. Secara khusus ungkapan terimakasih penults sampaikan kepada
keluarga atas segala do'a dan perhatiannya.
Sernoga karya ilrniah in! bermanfaat.

Bogor,

Oktober 2002

Sri Sudaryanti

DAFTAR IS!
DAFTAR TABEL ....................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR

xiii


...............................................................................

DAFTAR CAMPIRAN ...................................................
*.

........... * . ........

PENDAHULUAN

Latar Betakang Masaiah ................................................................
Perurnusan Masalah Peneiitian .....................................................
Tujuan Peneiitian ...........................................................................
Manfaat Penelitian .........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Dinamika Kelompok ....................................................................
Keiornpak Tani Hutan ...................................................................
Perhutanan Sosial .........................................................................
Pelernbagaan Perhutanan Sasial .................................................
Manfaat Perhutanan Sosial ......................

.
.
..............................
Elasil Beberapa Penelitian Tentang Dinamika Kelampok dan
Perhutanan Sosial .........................................................................

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HlPOTESlS
Kerangka Pemikiran ....................................................................
..........................................
Higotesis Penelitian ........................ .
.

.........
Ternpat dan Waktu Penelitian ......................
.,.. .....
. . .,... .
Batasan Penelitian ........................................................................
Asumsi-asumsi ...................................... .
.
.................
Metade Pengurnpufan Data ..........................................................
Penentuan Kelornpok Tani dan Anggota Ketompok Tani Terpilih .
Prosedur Analisis Data ........................ .
.
.
..................................
Validitas dan Reliabititas .............................................................
HAS11 DAN PEMBAHASAN

Sejarah Ketornpok Tani Hutan ......................................................
Garnbaran Urnurn Desa Kemang ..................................................
Dinamika Kelompok Tani Hutan Desa Kernang ............................
Karakteristik Eksternal ...................,
.
............................................
Kedinamisan Kelampok .................................................................
Perubahan Perilaku .......................................................................

xiv

Perubahar?Pengetahuan Anggota ...............................................
...............
Perubahan Ketrarnpilan Anggota ........................... .
.
Perubahan Sikap Sasaran .............................................................
Perubahan Praduktivitas ...............................................................

ANAtlSA HUBUNGAN ANTAR PEUBAH .............................................

86
88
90
93
98

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

109

DAFTAR TABEL

1. Peruntukkan Lahan di Desa Kernang ................................................

2 . Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelarnin ....................
3 . Praduksi Anciafan Desa Kemang ......................................................
4 . Persepsi Anggota Kelompok tentang Karakteristik Eksternal ............

5 . Intensitas Pembinaan Pendamping ...................................................
6 . Intensitas lnteraks~dengan Pernimpjn Lokaf .....................................
7. Persepsi Anggota Kelornpok Tentang Dinamika Kelornpok ..............

8. Hasil Uji Kruskal Wallis Tujuan Kelompok .........................................
9.

Hasit Uji Kruskal Wallis Struktur Kelompok

.......................................

KTH Desa Kemang

........................................

10. Karakteristik Anggota

11. Kekornpakan Ketompok ....................................................................

12. Kepemimginan Ketua KTH ...............................................................
13 . Fungsi Tugas ....................................................................................

14. Efektivitas Kelornpak ........................................................................
15. Pembinaan dan Pengembangan Kelornpak ......................................

f 6. Perubahan Pengetahuan Anggota ....................................................

17 . Peru bahan Ketrampilan Anggata ......................................................
18. Perubahan Sikap Sassran ................................................................
19. Persepsi Anggota kelornpok Tentang Perubahan produktivitas ........
20. Peningkatan Produktivitas ........................
. . . . . . . ..
.
..
..
. .
2 1. Perubahan Pernasaran .....................................................................

22 . Matriks Korelasi Spearman Untuk Menitai Keeratan Hubungan Antar
Peubah .............................................................................................

98

- 98

23 . Matriks Karelasi Spearman antara Dinarnika Kelorngok dan Perubah

an Produktivitas ................................................................................

102-102

DAFTAR GAMBAR
Garnbar 7 Peringkat Kedinamisan Kelompok
.

........................................

82 - 82

xii

Halaman
1. Peubah, lndikator dan Paramater ...................................................
2. Nilai Pararnater dan Kriteria lndikator ..........................
.,...

........

Il 6 - lI 6

1 12 116

3. Hasil Uji Kruskal Wallis untuk Pengujian Perbedaan Persepsi Antar
Kefornpok .......................................................................................... *t 17 - 121

4. Hasil Uji Kruskal Wallis dan Uji Mann Whitney dengan Program SPSS
for Windows untuk Pengujian Perbediian Persepsi Anggota Kelornpok
. . . . . . . . . . . . . . . . 122 - 126
terhadap Dinarnika Kelampok ............................... ....,
5. Hasil Uji Kruskal Wallis dan Uji Mann Whitney dengan Program SPSS
for Window untuk Pengujian Perbedaan Persegsi Anggata Kelarnpok
tertradap Perubahan Perilaku .........,......... ,.,....
.,..
........................ 127 - 130
6 . Hasil Uji Kruskal Wallis dan Uji Man Whitney dengan Program SPSS
for Windows Urtfuk Pengujian Perbedaan Persepsi Anggota Kelampak
terhadap Perubahan Produktivitas ................................... ,.,. .......... 131 - 135
7 . Hubungan Antara Peubah Karakteristik Eksternal Dengan Dinarnika

Kelornpok ..........................................................................................
3 36 - 3 36

8. Hubungan antara lndikatar cialam Peubah Karakteristik Eksternal
Dengan Indikator Dinarnika Kelornpak ............................................

-

136 136

9. Hubungan Antara Dinarnika Kelomgok dengan lndikator dalarn Peubah
Perubahan Perilaku Anggata Kefarnpok ..................... .
......,. ......... 137 - 137

Latar Belakang Masalah
Fernbangunan hutan rnembutuhkan suatu kerjasama yang erat antar

pencluduk di sekitar hutan dengan pengelola hutan dalarn hat ini adalah pern~rintah.
Masyarakat sekitar hutan rnerupakan ujung tambak dalarn pengelalaan hutan agar

hutan tetap lestari dan dapat memberikan manfaat pada masyarakat sekitar.

Pengertian hutan dapat ditinjau dari dua aspek yaitu aspek teknis dan aspek
legal hukum. Aspek teknis menyangkut ekosistem beruga hamparan lahan berisi

surnber daya alam hayati yang didominasi pegohonan dan rnernpengaruhi iklirn
mikro, sedangkan ditinjau dari aspek legal Rukurn rnenyangkut penetapan kawasan
hutan oieh pemerintah.

Hutan ditinjau dari sumber daya alam merniliki tiga kepentingan yaitu,

kepentingan ekolugi, kepentingan sosial, dan kepentingan ekonomi. Pendekatan

kepentingan ekologi diutamakan pada fungsi perfindungan, keaneka ragaman hayati

dan konservasi jenis. Pendekatan kepentingan ekonami menjadikan hutan sebagai
suatu bisnis yang sangat rnenguntungkan rnulai dari produksi kayu bulat, ptoduksi

nun kayu, sarnpai kepada produksi kayu yang ciibutuhkan aleh masyarakat.

Pendekatan sosia1 lebih dititik beratkan pada pemanfaatan hutan bagi kepentingan
masyarakat sekitar, yang

pada kenyataannya sangat

rnembutuhkan demi

kelangsungan hidupnya.

Fenarnena manfaat hutan tersebut sebenarnya teiah diketahui oleh
masyarakaf: sekitar kawasan hutan. Namun karma adanya tekanan kerniskinan

masyarakat sekitar desa hutan, menyebabkan penggarapan lahan hutan secara

ilegal rnerupakan jawaban sementara bagi masyarakat untuk mernprtahankan
fiidupnya.

Untuk mengurangi tekanan penduduk terhadap hutan telah dilakukan
berbagai upaya oleh pemerintah dengan jalan mengikut sertakan masyarakat sekitar

untuk ikut serta memanfaatkan hutan sebagai surnber kehidupan rneraka,

Oleh sebab itu titik berat pembangunan kehutanan pada masa kini lebih
diarahkan pada pernanfaatan hutan sebesar-besarnya bagi kernakmuran rakyat

dengan tetap menjaga kelestarian dan ketangsungan fungsi hutan.
Hutan di wilayah RPW Jati, Desa Kemang yang termasuk dalam wilayah

BKPM Ciranjang Selatan, Cianjur merupakan Rutan negara yaitu hutan yang
kepengurusannya dilakukan oleh negara

Masyarakat desa Kemang

dalarn haf irti adalah Perhutani.

karena sempitnya lahan telah rnenggarap hutan di

sekitarnya secara turun temurun sehingga menyebabkan adanya kesulitan

pernerintah dalam hal ini Perhutani untuk melakukan pengelolaan dan
pernbangunan Rutan secara berkesinambungan. Kesulitan ini bertarnbah dengan
adanya perambahan hutan yang diiakukan penduduk karma adanya kesulitan
ekonami yang dialarni penduduk karma adanya krisis ekanorni. Penduduk belurn

memahami benar bahwa pemanfaatan lahan dengan benar disamping rnenjaga
kelestarian hutan, juga

akan

bermanfaat langsung terhadap peningkatan

gerekonomian rnasyarakat.

Untuk, mengatasi kandisi di atas Perhutani telah berusaha untuk merubah
pula pengelalaan hutannya ke dalam suatu perencanaan yang lebih bersifat Rolistik,
yaitu lengkap, menyeluruh, terintegrasi, terpadu dan rnencakup semua aspek visi

dan misi dengan rnenyertakan rnasyarakat dan rnernperhatikan kepentingan
rnasyarakat di sekitar kawasan hutan atau yang lebih dikenal dengan pengelolaan

hutan bersama rnasyarakat (PHBM), oteh Perhutani pengelolaan tersebut dikenal
cjengan Perhutanan Sosial.

k u n t u n g a n dari sistem ini adalah : fa) model p~ngelolaannyaberdasar pada
partisipasi petani di sekitar kawasan hutan ; (b) ditinjau dari segi ekonorni sistern ini

lebih menjanjikan keuntungan ; (c) pelaksanaannya dapat dilakukan pada kawasan

hutan negara; (d) dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dengan model

gengelolaan seperti di atas secara sosiafogis petani atau masyarakat di sekitar
hutan akan merniliki rasa aman dari berbagai segi, sehingga diharapkan

perambahan hutan akan berkurang dan kelestarian hutan akan tetap terjaga.
Sistern Perhutanan Sosial akan berhasil apabila terdapat kerjasarna yang

baik antara masyarakat sekitar kawasan hutan dengan Perhutani, Masyarakat akan
bersedia bekerjasama apabila rnereka rnengetahui bahwa keuntungan yang akan
diperolehnya apabila mereka rnengikuti program tersebut dapat meningkatkan
penghidupan rneteka, sehingga masyarakat dapat rnembandingkan rnana hasil yang

Iebih mengurttungkan merambah hutan atau mengikuti program.
Oleh karena itu pembentukan kelarngak-kelornpok tani yang beranggotakan
rnasyarakat sekitar desa hutan merupakan suatu keharusan. Dengan kelompok

diharapkan irnbas pernbelajaran dalam pengelolaan hutan diharapkan akan lebih

mudah clilakukart. Kesepakatan yang clilakukan ada lah bahwa setiap anggota KTH
akan rnernperoleh lahan garapan (petak-petak garapan) yang penentuannya
berdasarkan atas kesepakatan antara masyarakat dengan Perhutani.
Pembinaan keiornpok tani hutan rnerupakan suatu keniscayaan karena

dengan pernbirtaan yang benar akan terdapat kekuatan-kekuatan dalam kelompok
yang menunjang pengembangan kelompok. Pengembangan kelompok akan
mengimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penentuan pala tanam ditetapkan bersarna antara kelompok dengan
Perhutani yang tujuannya adalah mempersamakan persepsi antara masyarakat

yang tergabung dalarn kelornpok dengan Perhutani. Disini petani rnembuat ruang
(spacing) yang cukup untuk menanam tanaman gertanian, buah-buahan dan juga
tanaman kehutanan yaitu: jati dan mahoni. Sedangkan tanarnan non kehutanan

yang dikernbangkan pada witayah ini adalah tanaman pisang, tanarnan ini terutarna
akan diambil daunnya.
Masyarakat desa Kemang rnemiliki kelornpok tani hutan yang anggatanya
dipilih berdasarkan hamparan atau petak-petak dengan jurniah anggota tiap

kelornpok berdasarkan kesegakatan antar anggota. Sejak th. 7 988 di Desa Kemang
tela h dilakukan Program Perhutanan Sosial, kernudian th. 1995 program Pernbinaan

Masyarakat Desa Hutan Terpadu. Pernilihan Desa Kemang ini berdasarkan atas
beberapa pertimbangan antara lain: Desa Kemang rnerupakan salah satu desa yang

memperoleh program tDT, sudah dilaksanakan PMDEI, tidak terdapat konffik atas
tanah, dan yang terpenting adalah bahwa ketergantungan penduduk terhadap
kawasan hutan sangat tinggi.
Tingkat homogenitas dari anggota kelornpok ini cukup tinggi, hal ini dapat
dilihat dari pendidikan, mata psncaharian maupun kultur yang dianut. Dengan tingkat
harnogenitas yang tinggi, pembinaan kelarnpok tani agar kelampok-kelornpak

tersebut dinamis rnerupakan suatu prioritas yang harus dilakukan, aleh sebab itu
Dinamika Kelampok menjadi salah satu variabel untuk tercapainya tujuan program,

Pengelolaan hutan secara lestari harus memikirkan variabel sasiat sefain
variabel fisik, karena variabel sosial saat ini makin rnenonjol kepentingannya
megingat makin berkembangnya populasi rnanusia, padahal kawasan hutan relatif

tetap bahkan berkurang . Salah satu segrnen dari variabel sosial adalah rnasyarakat

seternpat, yaitu rnasyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan

yang mernbntuk komunitas berdasarkan kesarnaan mata pencaharian yang
berkaitan dengan hutan, keterikatan terngat tinggal,

serta pengaturan tata tertib

kehidupan bersama.

Dinamika Kelornpak merupakan suatu kekuatan yang dirniiiki oleh kelampak

yang akan menentukan perilaku kelompok dan aggota-anggotanya, oleh karma
banyak disadari bahwa ciri khas rnasyarakat desa adafah lemahnya perkembangan

pelembagaan. Dengan dinamisnya suatu kelompok diharapkan terjadinya
perubahnn perilaku anggota kelornpok yang pada gilirannya akan merubah pula pikir

masyarakat dalam pernanfaatan hutan. Kelornpok yang kornpak rnernitiki daya lekat
tinggi yang akan mendorong keaktifan anggota pada kelompoknya.

Partisipasi rnasyarakat daiam pengelotaan hutan rnerupakan ha1 yang tidak

dapat dihindari, karena tidak ada sedikitpun bagian kawasan hutan yang bebas dari
kepentingan hidup masyarakat, Pengelolaan hutan dituntut untuk memenuhi azas
iceaditan, yaitu Rutan harus rnenjadi surnber daya bagi masyarakat seternpat dan

harm dagat memberikan kantribusi bagi peningkatan icernarnpuan ekanami rakyat.
Program Perhutanan Sosial dapat dilihat dari dua sisi, yaitu Perhutani clan

rnasyarakat.

Keberhasilan program dari sisi masyarakat iahan kawasan hutan

adalah peningkatan kehidupan masyarakat &lam bidang ekortarni tanpa merubah
fungsi hutan sedang dari segi pemerintah sebagai upaya untuk rnernpertahankan

eksistensi hutan dan fungsi hutan melalui penclayagurtaan gotensi partisigasi

masyarakat setempat. Dari sisi gandang tersebut ke dua belah pihak harus dapat
memahami dan mernaklumi kebutuhan, peran, dan tanggung jawab satu sarna lain

untuk tercstpainya tujuan bersama.

Pernerintah dalarn hal ini Perhutani harus mengenafi sebaran masyarakat

melalui kegiatan invenfarisasi dan identifikasi masyarakat setempat melalui
kelornpak-kelompak tani hutan, oleh sebab itu pembinaan kelornpok rnerupakan

prioritas yang harus ditangani, Pembinaan in! &gat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah dengan penyuluhan. Dengan kegiatan penyuluhan diharapkan
masyarakat dan keluarganya tahu, mau clan mampu memecahkan rnasalahnya

dalam rangka peningkatan pendapatan dalam usahatani clan peningkatan
kesejahteraan hidupnya.

Selain itu bantuan infarrnasi yang akurat akan lebih

rneningkatkan kernandirian petani,

Sedangkan masyarakat setempat yang dalam ha1 ini terkonsentrasi dalam
kelompok-kelarnpak Rarus dapat melakukan gengeloiaan hutan

secara utuh rnulai

dari pemanfaatan, rehabilitasi, sampai pada pertindungan hutan. Partisipasi tersebut

tidak berdasarkan pada motivasi untuk kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan
bersama.

Mengacu pada pembinaan kelornpok tani hutan yang telah dilakukan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat, maka rnenarik untuk dikaji Iebih lanjut adafah

bagaimanakah keragaan suatu keiarnpak yang dinamis sehingga dapat merubah
perilaku anggatanya ? Perubahan perilaku yang bagaimanakah agar kelornpak
tersebut dapat rneningkat produktivitasnya sehingga kesejahteraan petani hutan

akan rneningkat? Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan
rnengambil kasus di Desa Kernang RPH Jati Kabupaten Cianjur.

Perurnusan Masalah Penelitian

Berclasarkan latar belakang di atas permasalahan yang tirnbul dari penelitian
yang dilakukan adalah :

1. Bagaimanakah keragaan suatu kelornpok yang dinamis ?
2, Bagaimanakah suatu kelampok yang dirtamis dapat merubah perilaku
anggota ?
3. Bagaimanakah

perubahan

perilaku

tersebut

dapat

rneningkatkan

produktivitas anggota kelompak ?

Tujuan Penelitian
Secara urnurn tujuan penelitian adalah untuk melihat sampai seberapa jauh
Dinamika Kelornpak dapat merubah perilaku anggota kelompok tani hutan sehingga

dapat rneningkatkan produkttivitasnya,
Secara rinci tujuan penelitian adalah untuk rnenggali sarnpai seberapa jauh :
1. Keragaan Dinamika Kelompok.
2. Dinamika Kelompok dapat merubah perilaku anggota.

3. Perubahan

perilaku

dapat

rneningkatkan

produktivitas

anggota

kelarnpok.

Manfaat Penef itian
1.

Dari

sudut

akadernis

:

Diharapkan

mernberikan

sumbangan

perbendaharaan tentang teari Dinamika Kelompok.
2.

Dari sudut implikasi praktis, diharapkan berguna bagi :
a. Perhutani: Sebagai pertimbangan kebijakan cialam penentuan model

PHBM yang saling rnenguntungkan.

b. Masyarakat: Acuan daiam proses pembelajaran pelaksanaan PHBM
khususnya tentang Dinarnika Kelompok tani hutan.

TXNJAUAN PUSTAKA
Dinamika Kelompok
Di dalarn setiap sistem sasial selalu terdapat keinginan dari masing-masing

indiviclu untuk rnenyatu baik berdasarkan keirtginan bersama, keyakinan yang sarna,
tujuan yang sarna, asal usul yang sama dan sebagainya. Hal ini rnerupakan suatu
keinginan yang wajar karena dalam diri rnanusia sebagai rnakhluk sosial seialu
mempunyai keinginan untuk berkurnpul atau berkelomgok. Kelornpok adalah dua
atau lebih orang yang berhimpun atas dasar adanya kesamaan, berinteraksi rnalalui
pofalstruktur tertentu guna mencapai tujuan bersama dalarn kurun waktu yang relatif

panjang (Saedijanto 2001j.

Menurut lver dan Page (1 961) mengernukakan,

kelornpak adalah himpunan atau kesatuart rnanusia yang hidup bersama sehingga

terdapat hubungan timbal balik dan saling rnerngengaruhi serta rnemiliki kesadaran
untuk saling tolong menolong (Mardikanto 1992). Dari definisi tersebut jelas bahwa
kelarnpok merupakan kurnpulan orang yang memiliki tujuan, sedang kurnpulan
orang yang tidak rnerniliki tujuan tidak dapat disebut sebagai kelornpok. Seperti
disebutkan oleh Tomosoa(diacu dalarn Mardikanta 1992) bahwa ciri terpenting
cialam kelornpok adalah rnerniiiki kepentingan bersarna dan tujuan bersarna.

Sedangkan menurut CarWright dan Zander, 1968 fcliacu dalarn Syarnsu 1991)
kelarnpok aclalah: kurnpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan yang

lain yang rnernbuat mereka saling tergantung dalarn beberapa tingkatan yang
siginifikan.
Dari beberapa definisi tadi tampak bahwa suatu kelarnpok akan terbentuk

karena adanya hubungan antar individu yang saling mernpengaruhi sehingga
terbentuk adanya ketergantungan antara inclividu satu dengan inciividu lainnya.

Seperti juga dikatakan oleh M Harari (rliacu datam Gibson 1997) bahwa kelompok
merupakan suatu sist~rnyang terorganisasi yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut rnelakukan

fungsi tertentu, mempunyai serangkaian norma yang rnengatur fungsi kelarnpok clan

tiap-tiap anggatanya.
Kelarnpok-keiampak dalam sistem sosiai tersebut tidak statis tetapi dirtamis

atau bergerak, hidup, aktif dalam mencapai tujuan yang teiah ditentukan.
Pergerakan kekuatan yang ada dalam kelompok itulah yang disebut Dinamika

Kelornpok. Dinamika Kelomgok diartikan sebagai suatu studi yang rnenganatisis
berbagai kekuatan yang rnenentukan perilaitu anggota dan perilaku kelompok yang

menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelornpok untuk mencapai tujuan
krsarna yang telah ditetapkan (Syamsu, dkk 1991). Sedangkan menurut Jetkins
(1950) Dinarnika Kslarnpok merupakan kajian terhadap kekuatan-kekuatan yang

terdapai di dalam rnaupun dilingkungan kelompok yang akan menentukan perilaku
anggota kelarnpok dan perilaku kefampak yang bersangkutan, untuk bertindak atau

melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan bersarna yang rnerupakan
tujuan kelampok tersebut (Mardikanto 1992). Oinamika Kelornpok akan rnencakup

faktor-faktor yang rnenyebabkan suatu kelampok hidug, bergerak, aktif dan efektif
dalam mencapai tujuannya.

Ciri khas rnasyarakat desa adalah temahrtya kelembagaan, aleh sebab itu

pembentukan kelornpok dalam rangka pelaksanaan program merupakan salah satu
alternatif untuk keberhasifan program, Disarnging itu pembentukan kelompok akan
rnernudahkan anggota tahu,mau, dan akhirnya bersedia melakukan ketentuan yang

telah ditetapkan dari suatu program.

Seperti hafnya dalam pembentukan Kelomgak Tani Hutan (KTH), kelarnpok
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pelestarian Rutan,
pemanfaatan hutan dan peningkatan produktivitas petani hutan dalam hubungannya
dengan pendapatan rnaupun peningkatan variasi tartaman.

Di desa Kernang,

masyarakat desa hutan yang tergabung dalarn kelornpok tani hutan memiliki
kemungkinan untuk mengusahakan lahan andil rnereka dengan rnelakukan
diversivikasi tanaman guna rneningkatkan pendapatannya.

Beberapa penelitian

terbukti bahwa petani yang rnemiiilki iahan andil rnendapatkan keuntungan ganda
yaitu rnernperoleh pendapatan dari lahan rnilik dan !ahan andil yang ciapat rnereka
tanarni dengan sistim turnpang sari.

Dengan Dinarnika yang dirniliki oleh masing-masing kelornpok sebenarnya
kelompok-kelorngok tersebut dagat dirnanfaatkan untuk melakukan penyebaran
informasi positif langsung pada sasarannya yaitu masyarakat, lnforrnasi dapat

rnerupakan suatu pembaharuan atau program yang tujuannya rneningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Tanpa mernperhatikan kelornpok-kelornpok masyarakat
yang ada niscaya program pemerintah atau pembaharuan yang dilakukan tidak akan
mencapai tujuan seperti yang telah ditetagkan.

Menurut Soedijanto (1981) dari peneiitian yang telah dilakukan aleh
kberapa penefiti terbukti bahwa kelompok dapat mempengaruhi secara nyata
terhadap pembentukan sikag, nilai dan perilaku yang diharapkan gada diri

anggotanya.

Menurut penelitian Syar~fudin (1999) dalam penelitian tentang

Dinamika Kelornpak pada Program IDT terbukti bahwa kelarnpok yang dinamis akan
rnernberikan kesernpatan kepada anggotanya untuk berpartisipasi.

Menurut Kurt Lewin dan Ronald Lippit (diacu dalam Soedijanto 7981) bahwa
tingkat keagresifan manusia-manusia yang berada dalam satu kelompok akan

berbeda-beda tergantung kepada pernimpinnya. Artinyst kalau ada pefgantian
pernirnpin dari sebuah kelornpak maka akan membuat keagresifan rnanusia anggota
kelornpak tersebut berubah, demikian pula sebaliknya apabila seorang individu
dipindahkan dari satu kelampok ke kelompok lainnya, maka tingkah lakunya akan

berubah sesuai dengan suasana kefompok.
Anatisis terhadap Dinamika Kelampok dapat dilakukan dengan dua

pendekatan yaitu : (a) pendekatan sosiologis clan (b) pendekatan psikasosiai
(Margono 2001).

Pendekatan Sosiologis lebih rnengacu pada analisis terhadap

bagian-bagian atau komponen kelampak dan analisis terhadap proses sistem sosial

tersebut. Sedangkan pendekatan psikososial lebih menekankan pada fa ktor-faktor

yang mernpengaruhi Dinarnika Kelompok itu sendiri (Mardikanto 1992).

Anatisis Dinamika Kelornpok menurut pendekatan psikososial adalah: (a)
Tujuan kelampok (Group goals), (b) Struktur kelompok (Group structure), jc) Fungsi

tugas (Task function),(d) Pernbinaan dan pengembangan kelornpok (Group buiIding
and meintanance), (e) Kekompakan kelompok (Group cohesiveness), (f) Suasana
kelompak (Group atmosphere), (g) Ketegangan kelornpok ( Graup pressure), (h)

Efektivitas kelornpok (Group evectiveness), (1)

Maksud terselubung (Hidden

agenda).
Tujuan kelampak, yaitu bagaimana tujuan kelompok ini akan mernpengaruhi

Dinamika Kelornpok, apakah tujuan ini sesuai dengan tujuan anggota, fomal atau

tidak formal, jelas atau ticlak jelas, karena dengan tujuan yang sesuai dengan tujuan
individu maka keiompok tersebut akan lebih dinamis. Struktur kefornpok adalah
bagaimana kelornpok tersebut rnengatur dirinya sendiri. Setiap kelarnpok memiliki
struktur yang berbeda. Ketidak jelasan struktur akan rnenyebabkan ketidak jelasan

peran, wewenang, kewajiban setiap anggota sehingga pelaksanaan kegiatan tidak

dapat berlangsunng secara efektif.
Fungsi tugas merupakan fungsi yang berorientasi pada tujuan kelornpak,
yang meliguti:(a) kepuasan karena dapat rnencapai tujuan kelompok, (b) rnencari
informasi dan gagasan yang diperlukan kelompok, (c) adanya koordinasi untuk

mencapai kesepakatan bersama, fd) inisiasi atau motivasi untuk suatu kegiatan

nyata, (e) diseminasi merupakan peyebaran ide atau gagasan agar seluruh angda
mengetahui dan terlibat, (f) kiarifikasi merupakan kemampuan rnenjelaskan semua

persoalan agar dirnengerti oieh seluruh angota kelamgok.
Pembinaan dan pengembangan kelampok mengacu pada usaha rnenjaga
kelornpok tetap hidup clan berorientasi pada bertahan hidug. Hal tersebut menurut

Margono (2001) dapat dilakukan dengan: (a) partisipasi dari seluruh anggota, (b)
penyediaan fasilitas yang rnernadai, (c) adanya aktivitas yang menandakan bahwa
kelorngok tersebut tetap hidug, (d) koordinasi yang akan menghindarkan konflik bagi
angguta kelompok, (e) kornunikasi baik vertikal rnaupun horizontal dengan tidak
terdapatnya noise akan rnernudahkan pernbinaan dan pengembangan kelampok, (f)

penentuan standar atau norma rnerupakan alat kontrof yang arnpuh dalam
pengembangan dan pernbinaan anggota kelompok, (g) sosialisasi, kemarnpuan
mensosialisasikan hal-hal baru rnerupakan dotongan untuk timbulnya hubungan
yang harmonis antar anggota kelornpok, (hf kemarnpuan rnendapatkan angguta

baru akan rnenambah kekuatan bagi kelornpok.
kkornpakan kelornpok merupakan daya lekat yang rnenjadi modal dasar
bagi kebrhasilan suatu kelompok. Menurut Margano (2001) terdapat tujuh faktor
yang mernpengaruhi kekompakan kelompok, yaitu: (a) kepemirnpinan, (b) rasa
rnemiliki, afiliasi, dan identifikasi, ( c ) nilai dari tujuan kelornpok, rnisalnya nilai sasial,

nilai spirituai, nilai ekanomi dan nilai-nilai lain yang dimiliki anggota kelompak, (d)

integrasi, merupakan keterpaduan diantara anggoto kelompok, (e) hamogenitas,

kesamaan dan kebersamaan yang dimiliki anggota kelompok akan rnernudahkan
dinamika suatu kelornpok, (f) kerja sama yang erat antar anggota iebih rnernudahkan

kelornpok rnencapai tujuannya, (g) besarnya kelampok, kelompak yang terlalu besar
akan lebih sulit rnenggalang kekampakan clibandingkan dengan kelarngok yang lebih

kecil .

Suasana kelornpok adalah keadaan moral sikap da'n perasaan seprti
bersemangat atau apatis yang umumnya ada &lam suatu kelompok fMargana
2001). Kelompak yang menyenangkan adalah kelompok yang rnerniliki suasana
srkrab, masing-masing anggata rnerasa menjacfi bagian dari ketompak tersebut.

Adapun faktor-faktor yang rnempengaruhi suasana kefornpok menurut Margono
2001 adalah : (a) ketegangan kelompok yaitu rnerupakan darongan bagi kelampok

untuk berbuat sesuatu demi tecapainya tujuan keiompok ; (b) persahabatan antar

anggota akan rnenimbulkan ssmangat pada diri masing-masing anggota untuk
rnencapai tujuan kelompok ; (c) terhindar dari konflik, dengan persahabatan yang
erat kemungkinan terjadinya konffik antar anggota akan dapat dihindari karena

anggata kelampok akan menghargai, mengharmati hak masing-masing anggota ; (d)
permisif, dengan keleluasaan yang diberikan kepada anggota suasana kelompak
akan lebih baik ; (e) lingkungan fisik, lingkungan ini dapat rnenimbulkan suasana

yang baik tetapi dapat juga rnenimbulkan suasana yang kurang rnenyenangkan ; (f)
gaya kepemirnpinan

yang demakratis akan lebih disenangi daripada gaya

kepernimpinan otariter.

Keefektifan kelompok merupakan keberhasilan kelompok dalarn rnencapai
tujuannya.

Kelornpok yang rnerniliki suasana menyenangkan akan lebih mudah

mencapai keberhasilan sesuai dengan tujuan kelornpok. Semakin berhasil suatu
kelompak maka anggota akan memiliki kebanggaan terhadap kelompaknya.

Keefektifan kelompok dapat dilihat dari tiga segi, yaitu : (a) pencapaian hasil
oleh kelornpok ; (b) mural kelarnpok yang rnenagakan tefleksi dari semangat dan

kesungguhan

anggota

kelornpok

terhadap

kelampoknya,

sehingga

akan

rnemudahkan kelornpok tersabut mencapai tujuannya ; (c) keberhasilan anggota,

anggata akan Iebih bahagia berasosiasi dengan kelompoknya agabita rnereka
merasa dengan berkelompok akan lebih mudah mencapai hasil seperti yang
diinginkan.

Maksud terselubung, merupakan rnaksud yang sebenarnya yang diinginkan
oleh anggata tetapi tidak, dikemukakan &lam bentuk tulisan atau gembicaraan antar
anggota, walaupun sebenarnya maksud tersebut ada.

Analisa Dinarnika Kelompok berdasarkan pendekatan sosiologis yaitu
rnemandang kelornpok sebagai suatu sistern sosial, menurut Margono (2001) unsur-

unsurnya adalah : (1)Tujuan (GoaL), (2) Keyakinan (Beljefs), (3) Sentimen
(Sentiments), (4) Norma (Norms), (5) Sanksi (Sanctjon) (6) Peranan kedudukan
(Status rubs), (7) KewenanganlUekuasaan (Autbority/Power), (8) Jenjang sosial

(Social rank), (9) Fasititas (Faciiify), (10) Tekanan dan Ketegangan (Stress and
Strain). ldeainya suatu kelompok harus memiliki kesepuluh unsur tersebut, masingmasing unsur akan berpengaruh pada interaksi anggota dalam kelompak, juga akan
berpengaruh pada perilaku individu dan perilaku kelompak.

Tujuan (Goal) merupakan segaia sesuatu yang ingin dicapai oleh kelorngok.
Tujuan kelompok akan rnenggerakkan semua anggota untuk selaiu berperiiaku atau
melaksanakan tindakan seperti tujuan yang diinginkan, karena tujuan rnarupakan

rnemiliki kekuatan, rnampu mengikat peritaku anggota kelornpok sehingga setiap
anggota harus mengikuti norma yang telah ditetapkan. Anggata yang rnenyimpang

dari norma akan rnendapatkan hukuman, sedangkan angguta yang berperilaku

sesuai dengan narma yang telah ditetapkan akan mernperoleh penghargaan.
Sanksi (Sanction) dapat berupa hukuman dapat pula berupa penghargaan.

Sanksi beruga hukuman akan diberikan apabila anggota kelornpok tersebut
melanggar aturan yang telah ditetagkan bersama. Sedangkan penghargaan akan
diberikan pada anggota yang rnentaati aturan kelompok yang telah ditetapkan.

Sanksi rnerupakan salah satu shock ferapy yang diberikan pada anggota agar
anggota dalarn kelompok saling menghormati apa yang telsh diputuskan bersama.

Peranan kedudukan (Status rote), merupakan sesuatu yang harus dilakukan
oleh anggota sesuai dengan kedudukannya. Setiap anggata dalarn suatu kelarnpok
pasti memiliki status yang telah ditentukan. Pada status ini

melekat suatu peran

yang harus dijalankannya, karena dengan adanya pernbagian tugas dan status
peranan &lam

suatu kelornpok akan mernudahkan masing-masing anggota

kefornpokberinteraksi dengan harmanis dan rnenghindarkan konflik.

Kewenangan atau kekuasaan (Authority) menunjuk pada kapasitas
seseorang terhadap anggota kelompoknya. Seseorang yang merniliki kekuasaan

biasanya rnerniiiki kewenangan dan kernampuan untuk rnernpengaruhi para anggota
kelompaknya. Kewenangan menunjuk pada kebolehan untuk rnelakukart kantral
atau rnengendalikan orang lain, mengambil keputusan kelampok yang berpengaruh

pada kelompoknya. Kelornpok di sekitar desa hutan, pemimgin biasanya ditunjuk

orang yang paling memiliki pengaruh baik secara vertikal rnaugun horisontal, tanpa
dilakukan pernilihan seperti halnya pemilihan perangkat dessn. Fenomena ini

merupakan suatu kebiasaan penduduk desa untuk rnenghormati orang yang

merniliW kernarnpuan diatas penduduk lainnya,
Jenjang sasial (Social rank), disebut juga pelapisan sosial. Menurut Lamis

dan Loomis (1961) (diacu &lam Mardikanta 1992) adalah jenjang atau pelapisan
anggota kelornpok yang menunjukan perbedaan nilai atau prestise tertentu yang
akan mernbedakan genghargaan, kehormatan, dan hak / wewenang anggataanggotanya, Adanya jenjang sosial menjadikan masing-masing anggota kelompok

barusaha untuk rnenduduki jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya, sehingga
sebenarnya jenjang sosial ini dapat merupakan dorongan bagi anggota dari suatu
kelompok. Dalarn Ketompok Tani Hutan jenjang sosiai ini hampir tidak dijumpai

karena masing-masing anggota kelompok rnerasa memiliki kesarnaan dalilrn
kehidupannya.
Fasilitas (Facility) merupakan sarana bagi ketompak tersebut untuk mencapai
tujuannya, yang akan tersedia pada saat dibutuhkan. Tekanan dan Ketagangan

(Stress and Strain) beranggapan bahwa karena anggata kelampok merupakan
kurnpulan orang yang rnerniliki berbagai macam perbedaan maka tekanan dan
ketegangan ini yang ada baik yang berasal dari clalam rnaupun dari luar kelornpok
harus dapat rnemperkokah persatuan dan kesatuan antar sesama anggata

kelampak.
Dari kedua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan psika sosial dan

pendekatan sasioiogis, dipifih pendekatan psiko sosial karena pnclekatan ini lebih
menitik bratkan penggambaran Dinarnika Kelompak ditinjau dari faktor-faktor yang
rnernbentuknya. Hal ini erat kaitannya dengan program Perhutanan Sasial yang
fukus pelaksanaannya adalah masyarakat, dimana hanya masyarakat yang telah

membentuk kelompok yang dapat mengikuti program ini. Sehingga dari keiornpok

ini akan dapat: dilihat faktor-faktor apasajakah yang membentuk kedinamisan

Kelompok Tani Hutan tersebut.
Kelampok Tani Hutan
Pembentukan ketornpak pada masyarakat yang tinggal di sekitar desa hutan

rnerupakan upaya untuk rnewujudkan keberhasilan pelaksanaan pengelolaan hutan
bersarna masyarakat. Dengan adanya pembinaan terhadap Uelornpok Tani Hutan,
diharapkan terjadinya karnunikasi dua arah antara pihak pesanggem dengan pihak

Perhutani.

Kelampak yang dibentuk tersebut dapat merupakan sarana rnasyarakat desa
hutan rnenyarnpaikan aspirasi dan atau menerima informasi dari pihak Perhutani,
sehingga hubungan antara keduanya diharapkan terjalin dengan baik. Selain itu
kelomgok dapat berfungsi sebagai wadah ksrjasama antar pesanggem, dalam hal ini

adalah : modal, tenaga keja, dan informasi serta lebih efektif rnelaitukan kantrol
sasial (Wong 1979 dalam Suharjito 1994).

?em bentukan KTH ini tidak terlepas dari tujuan utama pem bangunan
pedesaan secara holistik yaitu terjdinya pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan
kesejahteraan sehingga antara masyarakat dengan kefernbagaan merupakan rnitra

yang sejajar dan saling merniliki ketergantungan (interdependence)satu sama lain.
Kelampak Tani Hutan dengan Perhutani merniliki kedudukan setara bukan

sebagai subordinat antara pekerja clan majajikan. Masing-masing akan mencari cara

yang paling tepat untuk melakukan kerjasama yang menguntungkart kedua belah

pihak. Kedudukan yang setara ini juga terjadi dalam menentukan pilihan, arah dan
tujuan yang

ingin dicapai, pembagian tugas,

hak dan tanggung jawab.

Pertirnbangan pengambilan keputusan dalarn setiap kegiatan ditakukan rnelalui
musyawarah dan mufakat antar kelomgok dan gihak Perhutani.
Suatu kelompak yang dinamis akan mudah melakukan kerjasama dengan

pihak Perhutani atau dengan pihak, manapun.

Dengan demikian diharapkan

partisipasi anggota kelampok dalarn pengelolaan hutan akan terjadi karena adanya

kesadaran masing-masing anggota tentang pentingnya hutan yang testari.
Disamping itu peranan pemimpin kelompak maupun pemimpin informal lain
diduga berpengaruh terhadap Dinamika Kelompok pada masyarakat desa hutan.

Dengan dinamisnya suatu kelornpak diharapkan terjadinya kernandirian anggota
dalarn segala bidang, terutama kemandirian daiarn bidang ekonomi yang pada

akhirnya akan rneningkatkan produktivitas hasil usaha anggota kelornpok.
Menurut Pierce Cofer, 3999 (diacu dalarn Mulyana 2001) terdapat empat
dirnensi manusia dalarn pernbentukan kelarnpok yang terkait dalarn pengefolaan
hutan lestari.

Ke empat dirnensi tersebut dapat diterima untuk melakukan

penanaman di atas lahan hutan yang rusak dengan asurnsi bahwa ke empaternpatnya harus dilakukan dengan berkesinarnbungan dan bersinergi satu dengan
yang fain. Adapun ke empat dirnensi tersebut adatah, kedekatan rnasyarakat yang
bersangkutan dengan hutan, hak-hak yang sudah ada, ketergantungan terhadap
hutan dan pengetahuan yang mendalam tentang patensi lokal yang ada. Selain
kritsria tersebut anggota suatu kelornpak harus memiliki keariifan terhadap

pelestarian hutan. Ket~kaseorang petani hutan rnerniliki kearifan terhadap fungsi
hutan baik ditinjau dari segi ekatagi, ekonomi rnaupun sosial maka dia akan menjaga
kelestarian hutan dengan segenap jiwanya.
Penguatan Kelompok Tani Hutan merupakan sesuatu yang harus dilakukan,

menurut lsrnawan (diacu dalarn Mulyana, 2001) bahwa penguatan kelembagaan

secara transfurmatif dimulai dari pemberian ruang gerak bagi kelembagaan yang asti

untuk mernbentuk mekanisme yang tepat dalam menggerakkan potensi dan energi

yang dimiliki masyarakat.
Perhutanan Sosial

Pengertian Perhutanan Sosial
Pernbangunan kehutanan diarahkan sebesar-besarnya untuk kernakmuran
rakyat dengan tetap rneiljaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan.

Pendekatan gembangunan kehutanan sebelurn dekade 7980 masih rnenitik

beratkan pada a s p k groduksi kayu, pengamanan hutan dan penyelamatan hutan
belurn rnernpertimbangkan aspek kebutuhan masyarakat. Kandisi ini pada masa
sekarang sudah mulai berubah, yaitu pernbangunan kehutanan lebih memperhatikan
aspek surnberdaya manusia terutama rnasyarakat desa hutan, agar mereka dapat
berpartisipasi aktif &lam pembangunan kehutanan.

Berdasarkan pada kenyataan di atas Perum Perhutani rnengernbangkan
program pernbangunan hutan dengan mengikutsertakan masyarakat. Program ini

telah clilaksanakan sejak th. 3970 melalui program Prosperity Approach, yaitu

program

pernbangunan kehutanan yang

berorientasi

pada

kesejahtetaan

masyarakat desa hutan sekaligus tetap rnenjaga kefestarian dan lingkungan sekitar

Setelah dilakukan evaluasi, pada tahun 1985 Perhutani

kawasan hutan.

menerapitan Program Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) yang
berorientasi pada peningkatan pendapatan, peningkatan g~rtumbuhanekonomi,

peningkatan standar hidup maupun prurnasi pekerjaan,
Program

PMDH ini diperkenalkan pada masyarakat dengan nama

Perhutanan Sosial.

Perhutanan Sosial adalah suatu sistern pengembangan

sumberdaya hutan, tana h dan air termasuk pengem bangart perhatian terhadap

rnasyarakat desa. Adapun obyek kegiatan ini meliputi daerah di dalarn kawasan
hutan dan di luar kawasan hutan.

Kegiatan ini dilakukan sejak pekerjaan

penanaman, eksploitasi sarngai perneliharaan hutan. Strategi yang dilakukan dalam
sistern ini adatah tehnik agroforesfry dan tehnik pernbinaan Kelampok Tani Hutan.

Sistem

Agroforesfry

rnerupakan

suatu

sistern

yang

rnengandung

pengusahaan ganda. Kegiatan-kegiatan praduksi kehutanan ini krsifat kornplek
dipandang dari sudut fisik, sosial maupun ekonomi, sehingga pendekatan terhadap
analisis sistern sangat diperlukan. Kecermatan untuk memahami banyak aspek

yang saling berhubungan, interaksi antar faktor sangat bergengaruh terhadap
keberhasilan program. Gangguan terhadap salah satu sistern akan mempengaruhi

satu bagian dari keseluruhan sistern tersebut (Lahjie 2000).

Menurut rumusan FR Nair (diacu dalam Prosiding Workshop, ?999)

agrofaresfry rnerupakan suatu bentuk tataguna lahan, dimana pada lahan yang
sama dilakukan pola integrasi penanaman antara pohon dan tanaman pertanian
atau hijauan rnakanan temak, agar dihasilkan produksi yang lebih tinggi. Sistem ini
secara

ekonamis

menguntungkan

dan

clapat

rnernberikan

peningkatan

kesejahteraan yang lebih baik pada penduduk pedesaan. Sistem juga hrsifat lokai
karena harus cocok dengan kondisi ekalogi dan sosial ekonomi setempat (Prosiding
Work Shop q999).

Dari beberapa pengertian di atas jelas bahwa agrufaresfrjmerupaksln suatu
bentuk pernbangunan kehutanan yang berorientasi pada rnasyarakat. Seiain dengan

pengembangan sistern agroforesfrj, pengembangan program Perhutanan Sosial ini
juga diperlukan adanya pernberdayaan kelarnpok tani, dalam ha# ini adaiah
Kelompok Tani Hutan (KTH).

Kelompok Tani memiliki peranan penting dalam program Perhutanan Sosial
karena seiain adanya kontrak antara Perhutani dengan petani dalarn gerneliharaan

hutan, keberadaan KTH juga berfungsi rnenjembatani antara keinginan Perhutani
dan keinginan petani penggarap. Penyampaian inforrnasi, penyediaan bibit, maupun
cara penanaman dan perneliharaan akan mudah disarnpaikan oleh Perhutani
rnelalui KTH.
Pernbinaan KTH ssecara intensif akan meningkatkan kernarnpuan KTH dan

dinarnika dari Kelornpok Tani Hutan tersebut.

Di Desa Kernang KTH yang

rnernperoleh pembinaan baik oleh pendamping maupun penyuluh dengan intensitas

yang tinggi ternyata lebih dinamis dan rnerniliki tingkat keberhasilan menanam lebih

baik dibandingkan dengan Kelornpok Tani Hutan yang sama sekali tidak pernah
memperoieh pembinaan dari penyuluh, pendamping maupun mandor.

Program Perhutanan Sosiat rnernerfukan sistern pengelolaan hutan yang
disesuaikan dengan kandisi sosial ekonomi masyarakat seterngat. Terdapat empat
tugas yang harus dilakukan sebelum rnenyusun pola perhutanan sosial, yaitu: (1)
rnengidentifikasi kondisi sasial ekanomi masyarakat setempat, (2) mernilih suatu
perencanaan rnanejernen produksi dan rencana pedesaan, (3) rnenentukan
peraturan-peraturan yang diperlukan, (4) mengidentifikasi kondisi yang akan

memerlukan dukungan pemerintah.

Beberapa strategi dan kebijakan agar

pelaksanaan prugram perhutanan sosial lebih efektif adatah mengisi kesenjangan

inforrnasi sebagai langkah awai yang lagis ke arah pencapaian tujuan program,

mernperkuat sumberdaya rnelalaui tehnologi asli yang berhubungan dengan kansep
perhutanan sasial, melaksanakan dalam kaitannya dengan budaya dan menerapkan
prinsip-grinsip keadilan, jelas, dan dengan kejujuran (Simon 1989).

Pelambagaan Perhutanan Sosial

Lem baga rnasyarakat menurut Koentjaraningrat (Soekanto 1990) disebut
juga pranata sosial yang rnenunjuk pada suatu sistem tata kelakuan dan hubungan
yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kornpleks-kampleks

kebutuhan khusus