Keterpaduan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi dengan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VII - 3 f. Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ngawi; g. Kepala Seksi Penyusunan Program dan Perencanaan pada Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Kebersihan Kabupaten Ngawi; h. Kepala Seksi Penatagunaan Tanah pada Badan Pertanahan Kabupaten Ngawi; i. Kepala Sub Bina Program dan Pelaporan pada Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi; serta j. Kepala Unit KerjaInstansi. Adapun ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehubungan dengan dibentuknya Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang tersebut, meliputi : 1. Kelompok Kerja ini bertugas menyiapkan perumusan kebijaksanaan Bupati Ngawi dan penataan ruang wilayah Kabupaten Ngawi serta strategi pengembangannya; 2. Menginvestasikan dan meringkas permasalahan yang timbul dalam penataan ruang wilayah Kabupaten Ngawi serta merumuskan alternatif pemecahannya; 3. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, peraturan perundang-undangan penataan ruang serta kebijaksanaan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Ngawi kepada seluruh instansi dan masyarakat secara terkoordinasi; serta 4. Melaporkan kegiatan kepada BKPRD Kabupaten Ngawi dan mengusulkan pemecahan masalah untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD. Untuk pengendalian kegiatan Perencanaan Tata Ruang, dibentuk Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan arahan susunan keanggotaan sebagai berikut: 1. Ketua : Kabid Bidang Tata Perkotaan dan Pedesaan pada Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Kebersihan Kabupaten Ngawi 2. Wakil Ketua : Kepala Bagian Hukum pada Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi. 3. Sekretaris : Kasubid Pelaksanaan dan Pengawasan Tata Perkotaan dan Pedesaan pada Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Kebersihan Kabupaten Ngawi. 4. Anggota : a. Kepala Bidang Perijinan pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Kabupaten Ngawi; b. Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ngawi; c. Kepala Sub Bidang Sarana dan Prasarana pada Badan Perencanaan Kabupaten Ngawi; d. Kepala Sub Bidang Pembinaan, Penyuluhan dan Pendayagunaan Iuran Pengelolaan Air Irigasi IPAIR pada Dinas Pengairan dan Pertambangan Kabupaten Ngawi; e. Kepala Seksi Penatagunaan Tanah pada Badan Pertanahan Kabupaten Ngawi; f. Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi; g. Kepala Seksi Penegakan Peraturan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Ngawi; h. Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi; i. Kepala Sub Bagian Tata Pemerintahan pada Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Ngawi; serta j. Kepala Unit KerjaInstansi terkait.

7.1.2. Keterpaduan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi dengan

Penataan Ruang Wilayah Regional RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VII - 4 Guna mengatur penataan ruang di daerah, maka Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah diatur: 1. Penyusunan rencana tata ruang dilakukan melalui serangkaian pekerjaan teknis yang meliputi : a. Penentuan arah dan visi pengembangan wilayah; b. Pengidentifikasian potensi dan masalah serta analisa pengembangan wilayah; c. Perumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang; serta d. Perumusan rencana tata ruang. 2. Penyusunan rencana tata ruang di daerah berpedoman pada Pedoman Teknis sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Dalam proses penyusunan rencana tata ruang, dilakukan diskusi dan lokakarya atau sarasehan dengan mengundang instansi terkait, pakar, tokoh masyarakat, organisasi profesi dan kemasyarakatan serta dunia usaha. 4. Kepala Daerah wajib mengumumkan rancangan final rencana tata ruang kepada masyarakat. Hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan ruang dalam pasal 11 Permendagri No. 8 Tahun 1998 disebutkan bahwa : 1. Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi pengaturan bagi wilayah atau kawasan yang akan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata ruang; 2. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, berupa penetapan Keputusan Kepala Daerah tentang ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya; 3. Ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; serta 4. Penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat 2, berupa kebijaksanaan umum dengan mempertimbangkan rona dari kemampuan wilayah serta nilai budaya setempat. Penentuan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh BupatiWalikota berupa kebijaksanaan operasional yang berpedoman pada kebijakan umum ditetapkan oleh Gubernur. Penataan ruang pada kawasan perbatasan ataupun rencana-rencana lain yang melibatkan antar daerah perlu dilakukan koordinasi antar wilayah. Untuk pelaksanaan penataan ruang yang melibatkan dua atau lebih Kabupaten Kota yang berada dalam satu provinsi, maka koordinasi dilakukan di tingkat provinsi, dalam hal ini provinsi Jawa Timur yang melibatkan BKPRD Provinsi Jawa Timur. Untuk pelaksanaan penataan ruang yang melibatkan dua atau lebih provinsi, seperti Kabupaten Ngawi yang bersebelahan dengan Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah yang merupakan satuan pengembangan Kawasan Andalan Karismapawirogo perlu dilakukan koordinasi antar provinsi. Koordinasi yang telah dilakukan adalah koordinasi langsung dengan Kabupaten Sragen dalam hal kesepakatan rencana struktur ruang dan pola ruang pada kawasan perbatasan. Pada perencanaan yang bersifat nasional, maka perlu dilakukan koordinasi pada tingkat nasional yang melibatkan BKTRN.

7.1.3 Keterpaduan Kebijakan Sektoral