Bilamana terjadi wanpretasi dalam arti PIHAK KEDUA tidak dapat
                                                                                4.  Pasal 11 ayat 2 ini tidak berlaku bilamana keterlambatan penyerahan barang-barang oleh karena keadaan force majeure atau alasan teknis
dari pabrikan yang dinyatakan dengan Surat Rekomendasi dan alasan
tersebut dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA.
PASAL  12 KEADAAN MEMAKSA FORCE MAJEURE
1.  Yang  dimaksud  dalam  keadaan  memaksa  force  majeure  adalah
keadaan  yang  terjadi  diluar  kekuasaan  PIHAK  KEDUA  ,  yang mengakibatkan PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban seperti
perang,  bencana  alam  atau  keadaan  lain  yang  oleh  ketentuan perundang-  undangan  yang  berlaku  dapat  dikategorikan  kedalam
keadaan memaksa force majeure.
2.  Apabila  terjadi  keadaan  memaksa  sebagaimana  dimaksud  Ayat  1,
maka  PIHAK  KEDUA  tidak  memenuhi  kewajibannya,  hal  tersebut  harus
dilaporkan secara tertulis selambat lambatnya 14 empat belas hari kerja sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut disertai bukti bukti yang syah
dari  pihak  yang  berwenang  untuk  kemudian  kedua  belah  pihak  akan menyelesaikan atas dasar itikad baik dengan memperhatikan azas hukum
yang berlaku.
3.  Yang  dimaksud  alasan  teknis  pabrikan  adalah  keadaan  teknis  suatu proses produksi dimana barang tersebut sudah tidak diproduksi dan  atau
masih dalam proses produksi yang berakibat produk tersebut tidak dapat diserahkan  dalam  jangka  waktu  yang  telah  ditentukan    dan  tidak
mempunyai produk pengganti adalah keadaan diluar kekuasaan PIHAK KEDUA  yang  harus  disertai  bukti-bukti  surat  keterangan  dari  pabrik
bersangkutan.
                