Ginogenesis Ikan Sumatra (Puntius tetrazona, Bleeker) dengan Kejutan Panas pada Suhu Berbeda

GINOGENESIS IKAN SUMATRA (Puntius tetrazonn, Bleelter)
DENGAN KEJUTAN PANAS PADA SUHU BERBEDA

ART1 SUPIARTI

SKRIPSI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

GINOGENESIS IKAN SUMATRA (Puntiits tetrazona, Bleeker) DENGAN
KEJUTAN PANAS PADA SUHU BERBEDA
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini.

Bogor, Desember 2004

ART1 SUPIARTI
C01400011

ART1 SUPIARTI. Ginogenesis Ikan Sumatra (Puntius tetrazona, Bleeker)
dengan Kejutan Panas pada Suhu Berbeda. Dibirnbing oleh KOMAR
SUMANTADINATA.

RINGKASAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan suhu kejutan panas terbaik
dalam menentukan keberhasilan ginogenesis ikan sunlatra pada waktu awal kejutan 1
menit setelah pembuahan dengan lama kejutan 1.5 Inenit dengan menggunakan
sperma ikan tawes (Puntius gonionorus).
Induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan sumatra betina dan
ikan sumatra jantan yang siap dipijahkan yang berasal dari Kolam Babakan Sawah
Baru IPB. Induk ikan sulnatra jantan dan betina dipijahkan dalaln akuarium

pemijahan, setelah ikan memijab telur dan sperina ikan sumatra dian~bildengan cara
distripping. Dalam penelitian ini juga meilggunakan ikan tawes jantan untuk diambil
spermanya kemudian diencerkan dengan larutan fisiologis sebanyak 100 kali,
selanjutnya sebagian diradiasi dengan menggunakan sinar UV selama 1.5 menit.
Penelitian ini menggunakan tiga perlakuan kontrol yaitu kontrol hibrid,
kontrol UV, serta kontrol norinal dan lima perlakuan kejutan suhu berbeda yaitu suhu
3S°C, 39OC, 40°C, 41°C dan 42OC. Kontrol hibrid yaitu mencampurkan telur ikan
sumatra dengan sperma ikan tawes yang tidak diradiasi untuk dibuahi. Kontrol UV
yaitu mencampwkan telur ikan sumatra dengan sperma ikan tawes yang telah
diradiasi sinar UV tanpa dilanjutkan dengan kejutan suhu panas, bertujuan uiituk
menguji keberhasilan radiasi sperina ikan tawes oleh UV selama 1.5 menit. Kontrol
normal yaitu mencampurkan telur ikan suinatra dengan sperma ikan sumatra jantan
untuk dibuahi dan menguji kualitas telur ikan sunlatra. Perlakuan kejutan suhu
berbeda (3S°C, 39OC, 40°C, 41°C, 42OC) adalah mencampurkan telur ikan sumatra
dengan sperma ikan tawes yang telah diradiasi selaina 1.5 menit oleh sinar UV,
sperma teradiasi ini berfungsi untuk merangsang peinbelahan sel telur, setelah 1
menit telur tersebut dibuahi ke~nudiantelur dikejutkan dengan suhu berbeda yaitu
3S°C, 3g°C, 40°C, 41°C, 42OC, bertujuan untuk menallan badan kutub I1 yang akan
keluar pada waktu pembelahan meiosis kedua.
Keberhasilan ginogenesis dilihat dari derajat pembuahan telur (FR),

kelangsungan hidup embrio (SRe), dsrajat penetasan (HR), kelangsungan hidup larva
(SR-4 hari) dan kelangsungan hidup ikan saat berumur 28 hari (SR-28 hari).
Hasil penelitian n~enunjukkantingginya nilai FR yang menunjukkan kualitas
telur yang baik pada setiap percobaan. Pada saat SRe nlulai terdapat pengaruh pada
kontrol (hibrid, UV, normal) dan perlakuan kejutan suhu (3S°C, 3g°C, 40°C, 41°C,
42OC). Rendahnya nilai SRe, HR: SR-4 hari, SR-28 hari pada kontrol normal
menunjukkan kualitas dan kuantitas sperma ikan sumatra yang rendah sedangkan,
nilai SRe, HR, SR-4 hari dan SR-28 hari yang rendah pada kontrol UV menunjukkan
keberhasilan dalam meradiasi spenna sehingga mengakibatkan rendahnya embrio
yang mampu berkembang, telur dan larva yang haploid serta abnormal yang

mengakibatkan kematian. Nilai FR dan SRe pada kontrol hibrid tinggi namun setelah
menjadi larva tidak mampu bertahan lama, ha1 tersebut dikarenakan oleh karyogami
yang tidak cocok antar induk yang mengakibatkan spermatozoa hanya berperan
mengaktifkan partenogenesis dan ha1 ini merupakan petunjuk bahwa larva-larva
tersebut haploid. Perlakuan kejutan suhu 38OC, 3g°C, 40°C, 41°C, 42OC mampu
menghasilkan individu G-2N namun, berdasarkan rata-rata dari 4 percobaan
perlakuan suhu yang baik dalam menlpengaruhi keberhasilan ginogenesis berturutturut adalah 40°C, 3g°C, 41°C, 38OC, 42OC dengan nilai SRe masing-masing 23.06%,
18.90%, 14.03%, 10.67%, 5.3%. Pada grafik rata-rata SRe, SR-4 hari, SR-28 hari
nilainya akan naik saat kejutan suhu ditingkatkan tapi bila suhu dinaikkan lebih tinggi

lagi grafiknya akan turun kembali sehingga terdapat puncak yaitu pada perlakuan
kejutan suhu 40°C.
Penelitian ini nlenyimpulkan bahwa dalam ginogenesis ikan Sumatra kejutan
suhu panas terbaik adalah 40°C.