Eka Laksmi Hidayati
92
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan IX
Dalam klasifikasi terbaru yang dikeluarkan oleh International Children’s Continence Society ICCS, secara umum gangguan proses berkemih disebut
sebagai inkontinensia urin yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengendalikan keluarnya urin. Istilah enuresis hanya dipakai pada inkontinensia
yang hanya terjadi malam hari sehingga disebut sebagai enuresis nokturnal.
2
Akan dibahas definisi istilah dalam klasifikasi di atas.
1. Enuresis
Enuresis didefinisikan sebagai proses berkemih involunter ketika tidur, sekurang- kurangnya 3 kali dalam seminggu, pada anak berusia lebih dari 5 tahun. Istilah
enuresis ini seringkali juga disebut enuresis nokturnal untuk menunjukkan terjadinya yang hanya pada saat tidur malam, atau disebut juga enuresis
monosimtomatik untuk menunjukkan tidak adanya gangguan berkemih lain yang menyertainya. Bila dilihat dari awitan onset kejadiannya, enuresis dibagi
menjadi 2, yaitu enuresis primer dan sekunder. Enuresis primer adalah enuresis yang terjadi sejak lahir dan tidak pernah ada periode pengontrolan proses
berkemih, sedangkan enuresis sekunder adalah enuresis yang timbul kembali setelah sekurang-kurangnya 6 bulan tidak ada episode enuresis.
4
Epidemiologi Penelitian di Asia menunjukkan bahwa angka prevalensi enuresis dengan atau
tanpa gejala lain pada anak usia 7 tahun berkisar antara 9,3-16.4.
5
Enuresis akan hilang spontan seiring bertambahnya usia dengan rerata punurunan angka
kejadian 15 pertahun.
Patogenesis Ada 3 mekanisme yang dianggap mendasari timbulnya enuresis, yaitu output
urin nokturnal yang dipengaruhi oleh pelepasan atau respon dari vasopresin arginin, aktivitas otot detrusor kandung kemih, dan kemampuan anak untuk
bangun pada malam hari ketika kandung kemih sudah penuh. Salah satu atau kombinasi dari ketiga faktor tersebut dapat terjadi pada kasus enuresis.
6
Pada anak yang normal, irama sirkadian membuat urin malam hari berjumlah setengah dari jumlah urin siang hari. Hal ini terjadi karena pada
malam hari dilepaskan hormon vasopressin arginin yang mengatur ekskresi air.
7
Pada dua per tiga pasien anak dengan enuresis ditemukan rendahnya kadar vasopressin pada malam hari sehingga produksi urin nokturnal yang
meningkat melebihi kapasitas kandung kemih. Di usia remaja, pada kelompok yang mengalami enuresis tidak ditemukan produksi vasopressin yang rendah
melainkan ditemukannya sensitivitas terhadap vasopressin yang menurun.
Mekanisme lain yang mendasari enuresis adalah aktivitas berlebihan overaktivitas otot detrusor. Penelitian membuktikan bahwa pada 32 anak
Enuresis dan Inkontinensia Urin
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta
93
yang mengalami enuresis, terjadi kontraksi involunter otot detrusor saat tidur.
Selain 2 hal di atas terjadinya enuresis dapat disebabkan oleh faktor ambang rangsang untuk bangun dari tidur yang terlalu tinggi, sehingga anak
tidak terbangun meskipun ada sensasi ingin berkemih karena urin yang telah mencapai kapasitas maksimal kandung kemih dan atau telah menyebabkan
detrusor berkontraksi.
6
2. Inkontinensia Fungsional