Model Penguatan Situasi Psikologis Keluarga dan Pembentukan Budi Pekerti Utama: Psikologi Islam dan Indigenous

(1)

i

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

"BERKAT ANANG" (BERKARAKTER, AKTIF, DAN MENYENANGKAN)

DI KALANGAN SISWA PENDIDIKAN DASAR BERBUDAYA JAWA

Oleh :

Drs. Muhroji, M.Si. M.Pd. NIDN: 0604025901( Ketua ) Fitri Puji Rahmawati, S.Pd., M.Hum. NIDN: 0615057802( Anggota ) Dra. Ratnasari Diah Utami, M.Si. NIDN: 0627036501( Anggota )

Dibiayai Oleh :

Koordinator Perguruan Tinggi Wilayah VI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Surat Perjanjian No. : 007/K6/KL/SP/Penelitian/2014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

iii RINGKASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model penguatan pendidikan karakter di lingkungan peserta didik Sekolah Dasar berbudaya Jawa. Tujuan khusus tahun II adalah untuk merumuskan model pendidikan karakter yang aktif dan menyenangkan di lingkungan peserta didik Sekolah Dasar berbudaya Jawa kemudian menguji cobakan model pendidikan karakter yang aktif dan menyenangkan di lingkungan peserta didik Sekolah Dasar berbudaya Jawa.Metode utama yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah deskriptif-reflektif-kualitatif. Metode penelitian yang akan diterapkan di tahun II adalah pengumpulan datanya dengan FGD yang melibatkan guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan orang tua/wali siswa. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik kritik reflektif. Pada tahun tersebut juga dterapkan metode pengumpulan data dengan uji model. Data yang terkumpul dianalisis dengan model heuristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Kelebihan dan kelamahan pendidikan karakter di sekolah dasar yang telah dilaksanakan yakni guru dan pihak sekolah telah berusaha memberikan program-program penguatan karakter seperti: program ekstrakurikuler, buku-buku monitoring, model pembelajaran aktif, kreatif, motivatif, dan menyenangkan, kegiatan rutin keagamaan. Namun kegiatan ini memiliki kelemahan yakni kurangnya pengetahuan guru untuk berinovasi. 2. Harapan stakeholder terhadap pendidikan karakter yang dikembangkan di SD: a. Pendidikan karakter yang diterapkan dapat menguatkan siswa mempunyai keyakinan, akhlak, dan akidah yang baik. b. Pendidikan karakter dapat mengoptimalisasikan pengajaran dan bimbingan siswa, serta meningkatkan taraf kemampuan IPTEK, bahasa, olah raga, dan budaya bangsa. c. Pendidikan karakter tidak hanya dibebankan ke sekolah, namun juga lingkungan keluarga. d. Program televisi menayangkan program yang mendidik dan teladan bagi a ak. 3. Pe erapa odel Berkat A a g di sekolah ada odel, yaitu: a. Shari g Pengalaman. b. Kocok Arisan. c. Sintesa Gambar d. Ikhtisar Wacana. e. Jodohku. f. Debat Seru (Debur). g. Puzzle Gila. h. Gubah lagu. i. Surat Rahasia. j. Lelang Pertanyaan. 4. Kekuatan Model Berkat A a g : a. Menumbuhkan karakter berani mengekspresikan diri. b. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. c. Belajar dengan tanpa beban sehingga siswa merasa senang. d. Pembelajaran tidak monoton, lebih berkesan. e. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran. f. Siswa termotivasi dalam mencari dan menggali sendiri ilmu pengetahuan.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan Penelitian Unggulan Peguruan Tinggi (PUPT) Tahun ke II ini dengan baik. Laporan PUPT ini penulis beri judul “Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran "Berkat Anang" (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) di Kalangan Siswa Pendidikan Dasar Berbudaya Jawa

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam bentuk bimbingan dan pengarahan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Drs. Agus Ulinnuha, Ph.D. selaku Ketua LPPM-UMS.

3. Bpk./Ibu Kepala Sekolah Dasar dimana pengambilan data dan implementasi dilaksanakan yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang dipimpimnya.

4. Bpk/Ibu Guru Sekolah Dasar dimana pengambilan data dilaksanakan yang telah melonggarakan waktu dan tenaga untuk melaksanakan FGD, mengobservasi, dan kami wawancarai.

5. Para mahasiswa yang telah membantu penelitian dari sejak mencari ijin, pengumpulan data, implementasi model, dan pengetikan laporan ini.

6. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, bantuan dan pelayanan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak ini mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin. Dan semoga Laporan Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta , 10 Nopember 2014 Penulis,


(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .………. i

HALAMAN PENGESAHAN ..……….. ii

RINGKASAN .……….. iii

KATA PENGANTAR………...………. v

DAFTAR ISI .………. vi

BAB I : PENDAHULUAN .……….………... 1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ……….………. 4

BAB III : PETA JALAN( ROAD MAP ) PENELITIAN .………. 10

BAB IV : METODE PENELITIAN………. 13

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN . .……….… 18

BAB VI : PENUTUP………...…..……….… 35

DAFTAR PUSTAKA ..……….……….. 37


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Paradigma lama mengenai proses belajar mengajar adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif (Lie, 2007: 3). Seseorang tidak perlu tahu mengenai proses belajar mengajar yang tepat. Siswa hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Banyak guru masih menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat, dan hapal (3D CH).

Mata pelajaran di sekolah masih banyak yang disampaikan menggunakan pendekatan monolitik dan bersifat top down, semua materi pengajaran secara detail telah dipersiapkan oleh pusat. Nuansa pendekatan teoritis sangat kental, ditunjukkan dengan penekanan pada pembahasan apa yang ada dalam buku teks, tanpa dikaitkan dengan apa

yang ada dan relevan bagi bangsa Indonesia. Siswa cenderung bersifat “textbookish” yang

sama sekali tidak dikaitkan dengan pengalaman yang dimiliki para siswa sendiri. Sebagai akibatnya pembelajaran hanya memiliki kontribusi yang amat kecil dalam pengembangan individu dan masyarakat yang demokratis.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beraneka ragam dan pluralistik. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya merupakan satu instrumen utama untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia dengan tidak meninggalkan cara pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Pembelajaran di sekolah dasar perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Pengajar perlu menciptakan suasana belajar yang penuh cinta dan kerja sama serta gotong royong menciptakan karakter-karakter yang baik pada siswa.

Pendidikan karakter saat ini merupakan bagian terpenting dari pendidikan di Indonesia ketika masyarakat setiap hari disuguhi rekaman tingkah laku masyarakat Indonesia yang jauh dari nilai-nilai karakter Indonesia yang lemah lembut, sopan, ramah, dan menjunjung tinggi budaya timur. Sarana yang paling mudah digunakan untuk mencoba


(7)

2

mengembalikan nilai-nilai karakter yang telah terkikis itu dengan cara mengajarkan dan menerapkan pembelajaran karakter di sekolah.

Hasil penelitian ini pada tahun pertama yakni guru telah paham tentang pendidikan karakter yang diterapkan dengan pembelajaran yang berkarakter, aktif, dan menyenangkan. Pemahaman tentang pendidikan karakter masih terbatas teoretis, guru belum banyak memiliki variasi metode untuk mengajarkan materi dengan model pembelajaran yang berkarakter. Metode yang paling sering digunakan oleh guru antara lain: diskusi, ceramah, dan tanya jawab. Ketiga metode tersebut sepertinya menjadi cara yang paling ampuh untuk mengajarkan materi secara berkarakter, aktif, dan menyenangkan.

Penelitian tahun I juga menghasilkan simpulan bahwa siswa SD belum memahami makna dari karakter. Mereka tidak asing dengan kata ini, namun belum tahu maknanya. Kenyataan ini menjadikan implementasi pendidikan karakter yang sering dikenalkan oleh sekolah belum tepat sasaran bagi siswa SD. Siswa sebatas mengetahui bahwa di sekolah ada peraturan-peraturan yang apabila dilanggar, mereka akan mendapatkan hukuman.

Pendidikan karakter seharusnya tidak lagi menjadi jargon semata. Pendidikan karakter yang telah disisipkan dalam lingkungan sekolah melalui kurikulum dan perangkatnya seharusnya tidak lagi menjadi pembelajaran yang teoretis, namun telah dimulai dengan penerapannya sampai penguatannya. Pembelajaran yang aktif dengan mengajak siswa bergerak dan beraktivitas akan membuat siswa senang. Ketika siswa dalam keadaaan senang belajar, guru dapat memberi penguatan karakter di setiap pembelajarannya.

Hasil penelitian tahun I menerangkan bahwa pendidikan karakter yang telah dilaksanakan di sekolah dasar tidak banyak bervariasi. Guru biasanya menerapkan sebuah metode untuk memberikan materi sekaligus menanamkan karakter. Metode yang paling sering digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.

Penelitian tentang “Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran

„Berkat Anang‟ (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) di Kalangan Siswa Pendidikan

Dasar Berbudaya Jawa” tahun ke-2 ini akan menerapkan Model Pembelajaran “Berkat

Anang” sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat menguatkan pendidikan

karakter pada siswa pendidikan dasar berbudaya Jawa.

B. Perumusan Masalah


(8)

3

1. Bagaimanakah kekuatan dan kelemahan model pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru dalam mengajarkan pendidikan karakter?

2. Apa sajakah harapan dari stakeholder pendidikan SD tentang pendidikan karakter? 3. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran “Berkat Anang” di kalangan siswa

pendidikan dasar berbudaya Jawa?

4. Bagaimanakah kekuatan model pembelajaran “Berkat Anang” sebagai model pembelajaran yang mampu nenguatkan karakter siswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan kelemahan dan kekuatan model pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru dalam mengajarkan pendidikan karakter.

2. Mendeskripsikan harapan dari stakeholder pendidikan SD tentang pendidikan karakter.

3. Menjabarkan penerapan model pembelajaran “Berkat Anang” di kalangan siswa

pendidikan dasar berbudaya Jawa.

4. Menjelaskan kekuatan model pembelajaran “Berkat Anang” sebagai model pembelajaran yang mampu nenguatkan karakter siswa.


(9)

35

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan bahwa:

1. Kelebihan dan kelamahan pendidikan karakter di sekolah dasar yang telah dilaksanakan yakni guru dan pihak sekolah telah berusaha memberikan program-program penguatan karakter seperti: program-program ekstrakurikuler, buku-buku monitoring, model pembelajaran aktif, kreatif, motivatif, dan menyenangkan, kegiatan rutin keagamaan. Namun kegiatan ini memiliki kelemahan yakni kurangnya pengetahuan guru untuk berinovasi.

2. Harapan stakeholder terhadap pendidikan karakter yang dikembangkan di SD a. Pendidikan karakter yang diterapkan dapat menguatkan siswa mempunyai

keyakinan, akhlak, dan akidah yang baik.

b. Pendidikan karakter yang dapat mengoptimalisasikan pengajaran dan bimbingan siswa, serta meningkatkan taraf kemampuan IPTEK, bahasa, olah raga, dan budaya bangsa

c. Pendidikan karakter tidak hanya dibebankan ke sekolah, namun lingkungan keluarga perlu dirangkul.

d. Program televisi menayangkan program yang mendidik dan teladan bagi anak

3. Penerapan model “Berkat Anang” di sekolah Model “Berkat Anang” memiliki 10 strategi

a. Sharing Pengalaman b. Kocok Arisan c. Sintesa Gambar d. Ikhtisar Wacana e. Jodohku

f. Debat Seru (Debur) g. Puzzle Gila

h. Gubah lagu i. Surat Rahasia j. Lelang Pertanyaan.


(10)

36

4. Kekuatan Model “Berkat Anang”

a. Menumbuhkan karakter berani dalam menyampaikan pendapat di muka umum. b. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Belajar dengan tanpa beban sehingga siswa merasa senang.

d. Pembelajaran tidak monoton,lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar

e. berani mengekspresikan diri melalui menyanyi f. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran

g. Siswa termotivasi dalam mencari dan menggali sendiri ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi

B. Saran

1. Guru selalu berinovasi dengan berbagai model pembelajaran untuk menguatkan karakter siswa dan pembelajaran yang menyenangkan.

2. Sekolah dan orang tua dapat berkolabarasi dengan baik untuk membina karakter siswa menuju karakter unggul.

3. Program penguatan karakter siswa tidak hanya diterapkan di sekolah namun juga di rumah dan lingkungan rumah.


(11)

37

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Terjemahan Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.

Hartono. 2008. Strategi Pembelajaran Active Learning (www. Strategi Pembelajaran

Active Learning « Membina Generasi Rabbani.Htm, tgl 5 Juni 2010).

Hernowo. 2007. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan. Bandung: Penerbit MLC.

Lickona, T. 1991. Educating for character, how our school can teach respect and

responsibility. New York: Bantam Books

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Marzuki, M. Murdiono, Samsuri. 2011. “Pembinaan Karakter Siswa berbasis Pendidikan

Agama di SD dan SMP di DIY”, dalam JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41,

Nomor 1, Mei 2011, hal. 71-86

Megawangi, Ratna, Dkk. 2005. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Jakarta Pusat: Viscom Pratama.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analisys: A Source Book of New

Methods. Beverly Hills, CA: Sage Publications

Moleong, Lexy.J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan

Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004.

Pardjono. 2010. Pendidikan Karakter di Indonesia: Konsep dan Implementasinya,

Makalah ini disampaikan pada saat Seminar Nasional “Revitalisasi Pendidikan Karakter dalam Membangun Bangsa” pada tanggal 16 Mei 2010.

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional,


(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Paradigma lama mengenai proses belajar mengajar adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif (Lie, 2007: 3). Seseorang tidak perlu tahu mengenai proses belajar mengajar yang tepat. Siswa hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Banyak guru masih menganggap paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat, dan hapal (3D CH).

Mata pelajaran di sekolah masih banyak yang disampaikan menggunakan pendekatan monolitik dan bersifat top down, semua materi pengajaran secara detail telah dipersiapkan oleh pusat. Nuansa pendekatan teoritis sangat kental, ditunjukkan dengan penekanan pada pembahasan apa yang ada dalam buku teks, tanpa dikaitkan dengan apa yang ada dan relevan bagi bangsa Indonesia. Siswa cenderung bersifat “textbookish” yang sama sekali tidak dikaitkan dengan pengalaman yang dimiliki para siswa sendiri. Sebagai akibatnya pembelajaran hanya memiliki kontribusi yang amat kecil dalam pengembangan individu dan masyarakat yang demokratis.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beraneka ragam dan pluralistik. Oleh karena itu pembelajaran di sekolah sebaiknya merupakan satu instrumen utama untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia dengan tidak meninggalkan cara pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Pembelajaran di sekolah dasar perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang memungkinkan mereka untuk mencintai proses belajar dan mencintai satu sama lain. Pengajar perlu menciptakan suasana belajar yang penuh cinta dan kerja sama serta gotong royong menciptakan karakter-karakter yang baik pada siswa.

Pendidikan karakter saat ini merupakan bagian terpenting dari pendidikan di Indonesia ketika masyarakat setiap hari disuguhi rekaman tingkah laku masyarakat Indonesia yang jauh dari nilai-nilai karakter Indonesia yang lemah lembut, sopan, ramah, dan menjunjung tinggi budaya timur. Sarana yang paling mudah digunakan untuk mencoba


(2)

2

mengembalikan nilai-nilai karakter yang telah terkikis itu dengan cara mengajarkan dan menerapkan pembelajaran karakter di sekolah.

Hasil penelitian ini pada tahun pertama yakni guru telah paham tentang pendidikan karakter yang diterapkan dengan pembelajaran yang berkarakter, aktif, dan menyenangkan. Pemahaman tentang pendidikan karakter masih terbatas teoretis, guru belum banyak memiliki variasi metode untuk mengajarkan materi dengan model pembelajaran yang berkarakter. Metode yang paling sering digunakan oleh guru antara lain: diskusi, ceramah, dan tanya jawab. Ketiga metode tersebut sepertinya menjadi cara yang paling ampuh untuk mengajarkan materi secara berkarakter, aktif, dan menyenangkan.

Penelitian tahun I juga menghasilkan simpulan bahwa siswa SD belum memahami makna dari karakter. Mereka tidak asing dengan kata ini, namun belum tahu maknanya. Kenyataan ini menjadikan implementasi pendidikan karakter yang sering dikenalkan oleh sekolah belum tepat sasaran bagi siswa SD. Siswa sebatas mengetahui bahwa di sekolah ada peraturan-peraturan yang apabila dilanggar, mereka akan mendapatkan hukuman.

Pendidikan karakter seharusnya tidak lagi menjadi jargon semata. Pendidikan karakter yang telah disisipkan dalam lingkungan sekolah melalui kurikulum dan perangkatnya seharusnya tidak lagi menjadi pembelajaran yang teoretis, namun telah dimulai dengan penerapannya sampai penguatannya. Pembelajaran yang aktif dengan mengajak siswa bergerak dan beraktivitas akan membuat siswa senang. Ketika siswa dalam keadaaan senang belajar, guru dapat memberi penguatan karakter di setiap pembelajarannya.

Hasil penelitian tahun I menerangkan bahwa pendidikan karakter yang telah dilaksanakan di sekolah dasar tidak banyak bervariasi. Guru biasanya menerapkan sebuah metode untuk memberikan materi sekaligus menanamkan karakter. Metode yang paling sering digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.

Penelitian tentang “Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran „Berkat Anang‟ (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) di Kalangan Siswa Pendidikan Dasar Berbudaya Jawa” tahun ke-2 ini akan menerapkan Model Pembelajaran “Berkat Anang” sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat menguatkan pendidikan karakter pada siswa pendidikan dasar berbudaya Jawa.

B. Perumusan Masalah


(3)

3

1. Bagaimanakah kekuatan dan kelemahan model pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru dalam mengajarkan pendidikan karakter?

2. Apa sajakah harapan dari stakeholder pendidikan SD tentang pendidikan karakter? 3. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran “Berkat Anang” di kalangan siswa

pendidikan dasar berbudaya Jawa?

4. Bagaimanakah kekuatan model pembelajaran “Berkat Anang” sebagai model pembelajaran yang mampu nenguatkan karakter siswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan kelemahan dan kekuatan model pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru dalam mengajarkan pendidikan karakter.

2. Mendeskripsikan harapan dari stakeholder pendidikan SD tentang pendidikan karakter.

3. Menjabarkan penerapan model pembelajaran “Berkat Anang” di kalangan siswa pendidikan dasar berbudaya Jawa.

4. Menjelaskan kekuatan model pembelajaran “Berkat Anang” sebagai model pembelajaran yang mampu nenguatkan karakter siswa.


(4)

35

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan bahwa:

1. Kelebihan dan kelamahan pendidikan karakter di sekolah dasar yang telah dilaksanakan yakni guru dan pihak sekolah telah berusaha memberikan program-program penguatan karakter seperti: program-program ekstrakurikuler, buku-buku monitoring, model pembelajaran aktif, kreatif, motivatif, dan menyenangkan, kegiatan rutin keagamaan. Namun kegiatan ini memiliki kelemahan yakni kurangnya pengetahuan guru untuk berinovasi.

2. Harapan stakeholder terhadap pendidikan karakter yang dikembangkan di SD a. Pendidikan karakter yang diterapkan dapat menguatkan siswa mempunyai

keyakinan, akhlak, dan akidah yang baik.

b. Pendidikan karakter yang dapat mengoptimalisasikan pengajaran dan bimbingan siswa, serta meningkatkan taraf kemampuan IPTEK, bahasa, olah raga, dan budaya bangsa

c. Pendidikan karakter tidak hanya dibebankan ke sekolah, namun lingkungan keluarga perlu dirangkul.

d. Program televisi menayangkan program yang mendidik dan teladan bagi anak 3. Penerapan model “Berkat Anang” di sekolah

Model “Berkat Anang” memiliki 10 strategi a. Sharing Pengalaman

b. Kocok Arisan c. Sintesa Gambar d. Ikhtisar Wacana e. Jodohku

f. Debat Seru (Debur) g. Puzzle Gila

h. Gubah lagu i. Surat Rahasia j. Lelang Pertanyaan.


(5)

36 4. Kekuatan Model “Berkat Anang”

a. Menumbuhkan karakter berani dalam menyampaikan pendapat di muka umum. b. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Belajar dengan tanpa beban sehingga siswa merasa senang.

d. Pembelajaran tidak monoton,lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung gambar

e. berani mengekspresikan diri melalui menyanyi f. Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran

g. Siswa termotivasi dalam mencari dan menggali sendiri ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi

B. Saran

1. Guru selalu berinovasi dengan berbagai model pembelajaran untuk menguatkan karakter siswa dan pembelajaran yang menyenangkan.

2. Sekolah dan orang tua dapat berkolabarasi dengan baik untuk membina karakter siswa menuju karakter unggul.

3. Program penguatan karakter siswa tidak hanya diterapkan di sekolah namun juga di rumah dan lingkungan rumah.


(6)

37

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Terjemahan Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional.

Hartono. 2008. Strategi Pembelajaran Active Learning (www. Strategi Pembelajaran Active Learning « Membina Generasi Rabbani.Htm, tgl 5 Juni 2010).

Hernowo. 2007. Menjadi Guru yang Mau dan Mampu Mengajar secara Menyenangkan. Bandung: Penerbit MLC.

Lickona, T. 1991. Educating for character, how our school can teach respect and responsibility. New York: Bantam Books

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Marzuki, M. Murdiono, Samsuri. 2011. “Pembinaan Karakter Siswa berbasis Pendidikan

Agama di SD dan SMP di DIY”, dalam JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41,

Nomor 1, Mei 2011, hal. 71-86

Megawangi, Ratna, Dkk. 2005. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan. Jakarta Pusat: Viscom Pratama.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analisys: A Source Book of New Methods. Beverly Hills, CA: Sage Publications

Moleong, Lexy.J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004.

Pardjono. 2010. Pendidikan Karakter di Indonesia: Konsep dan Implementasinya, Makalah ini disampaikan pada saat Seminar Nasional “Revitalisasi Pendidikan Karakter dalam Membangun Bangsa” pada tanggal 16 Mei 2010.

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

Islam Dan Pendidikan Budi Pekerti

0 5 13

SITUASI PSIKOLOGIS KELUARGA DALAM MEMBANGUN KETERBUKAAN DIRI PADA REMAJA Situasi Psikologis Keluarga Dalam Membangun Keterbukaan Diri Pada Remaja (Konteks Budaya Jawa Dan Pengaruh Islam).

0 1 19

SITUASI PSIKOLOGIS KELUARGA DALAM MEMBANGUN KETERBUKAAN DIRI PADA REMAJA Situasi Psikologis Keluarga Dalam Membangun Keterbukaan Diri Pada Remaja (Konteks Budaya Jawa Dan Pengaruh Islam).

0 3 16

SITUASI PSIKOLOGIS KELUARGA DALAM MEMBANGUN EMPATI PADA REMAJA (KONTEKS BUDAYA JAWA DAN PENGARUH ISLAM) Situasi Psikologis Keluarga Dalam Membangun Empati Pada Remaja (Konteks Budaya Jawa Dan Pengaruh Islam).

0 2 17

SITUASI PSIKOLOGIS KELUARGA DALAM MEMBANGUN EMPATI PADA REMAJA (KONTEKS BUDAYA JAWA DAN PENGARUH ISLAM) Situasi Psikologis Keluarga Dalam Membangun Empati Pada Remaja (Konteks Budaya Jawa Dan Pengaruh Islam).

0 1 20

NASKAH PUBLIKASI RISET UNGGULAN STRATEGIS UMS Model Penguatan Situasi Psikologis Keluarga dan Pembentukan Budi Pekerti Utama: Psikologi Islam dan Indigenous.

0 1 18

LAPORAN AKHIR TAHUN KE 2 PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI Model Penguatan Situasi Psikologis Keluarga dan Pembentukan Budi Pekerti Utama: Psikologi Islam dan Indigenous.

0 1 27

Model Penguatan Situasi Psikologis Keluarga dan Pembentukan Budi Pekerti Utama: Psikologi Islam dan Indigenous

0 0 5

Model Penguatan Situasi Psikologis Keluarga dan Pembentukan Budi Pekerti Utama: Psikologi Islam dan Indigenous MOORDININGSIH BAB I

0 0 3

STUDI FENOMENOLOGI KONTEKS BUDAYA JAWA DAN PENGARUH ISLAM: SITUASI PSIKOLOGIS KELUARGA DALAM MEMBANGUN EMPATI PADA REMAJA

0 0 11