e. Pasien Kamar Bedah Emergancy KBE
a Petugas KBE akan mencatat semua kebutuhan operasi ke dalam formulir
pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi. b
Obat dan alat kesehatan disiapkan, petugas farmasi IGD menganalisa dan melayani kebutuhan operasi sesuai dengan jenis operasi. Petugas KBE
menulis kebutuhan perbekalan farmasi selama operasi berlangsung dan setelah operasi selesai maka petugas farmasi akan menginput total
pengeluaran farmasi ke komputer pada pelayanan obat pasien berdasarkan status pasien tersebut.
c Untuk obat golongan narkotika, petugas farmasi IGD mencatat ke formulir
pemakaian narkotika yang dilengkapi nama dokter, nama pasien dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan untuk keperluan pelaporan
narkotika setiap bulannya. Pembuatan laporan seluruh narkotika yang digunakan di rumah sakit dilakukan oleh bagian administrasi instalasi
farmasi rumah sakit RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
3.4.3.5 Pelayanan Farmasi Instalasi Bedah Sentral IBS
Pelayanan farmasi Instalasi Bedah Sentral IBS memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum,
pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri oleh pasien. Untuk pasien AskesPJKMU, biaya penggunaan obat-obat
operasi ditanggung oleh PT. Askes dan obat yang digunakan harus sesuai DPHO. Sedangkan untuk pasien JamkesmasMedan Sehat, biaya penggunaan obat-obat
ditanggung oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium
Universitas Sumatera Utara
Jamkesmas. Bagi pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu, yaitu:
a. Kartu AskesJamkesmasMedan SehatPJKMU
b. Surat Jaminan Perawatan SJP
c. Protokol terapi yang dapat dilihat pada Lampiran 22 untuk penggunaan alat-
alat yang mahalnarkotikobat yang melebihi batas ketentuan DPHO d.
Resep Prosedur pelayanan farmasi IBSInstalasi Bedah Sentral:
a Satu hari sebelum operasi dilaksanakan kepala IBS, membuat jadwal operasi
b Jadwal disampaikan ke CSSD, anestesi, ruangan dan farmasi IBS paling lambat
jam 11.00 c
Pada format operasi, kebutuhan farmasi untuk bagian bedah diminta pada saat operasi, sedangkan kebutuhan obat-obat anestesi, diminta obatnya satu hari
sebelum tindakan operasi dilakukan. d
Petugas farmasi IBS mengambil obat-obatan dan alat kesehatan yang habis pakai dari farmasi IBS.
e Selesai operasi, alat kesehatan habis pakai dan obat-obatan yang berlebih
dikembalikan ke satelit farmasi IBS dan dilakukan serah terima.
Prosedur pelayanan IBS untuk pasien sebagai berikut:
A. Pasien Askes. Jamkesmas, PJKMU, Medan Sehat:
1. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah
2. Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat-
obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23
Universitas Sumatera Utara
3. Petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan
yang ada di format tersebut. 4.
Form pemakaian obat-obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi ditandatangani oleh perawat yang memesan dan petugas farmasi yang
menyerahkan. 5.
Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke pelayanan Farmasi IBS, jumlah obat yang
dipakai ditulis pada Form. 6.
Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. 7.
Petugas farmasi menuliskan perbekalan farmasi yang digunakan sesuai dengan DPHOFormularium Jamkesmas ke resep sementara Lampiran 24,
kemudian menempelkannya di status pasien untuk dibuatkan resep AskesJamkesmas.
8. Perawat di ruangan memindahkan resep sementara tersebut ke resep asli dan
melampirkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan seperti yang telah disebutkan di atas.
9. Keluarga pasien membawa resep asli tersebut beserta kelengkapannya ke
pelayanan farmasi IBS dan petugas farmasi menginput perbekalan farmasi ke komputer.
10. Petugas farmasi menyerahkan resep tersebut ke administrasi pelayanan
AskesJamkesmasMedan Sehat rawat inap untuk diklaim. Untuk perbekalan farmasi yang masuk paket operasi seperti benang, ETT,
elektroda dan Prostigmin dibuat harganya di form pemakaian obat-obatan dan alat
Universitas Sumatera Utara
kesehatan untuk pasien operasi, lalu form tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi farmasi untuk diklaim ke bagian keuangan rumah sakit.
B. Pasien Umum
1. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah
2. Petugas farmasi meminta keluarga pasien untuk membayar sejumlah tertentu
uang ke Bank Bukopin sebagai panjar biaya perbekalan farmasi 3.
Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat- obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23
4. Petugas farmasi menginput data obat ke sistem SIRS sesuai dengan nama dan
nomor MR pasien. Kemudian menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di form tersebut.
5. Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian
obat-obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan.
6. Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan
dikembalikan oleh perawat ke apotek. 7.
Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. 8.
Semua biaya perbekalan diiput ke komputer dan ditagih ke bendahara rumah sakit oleh petugas keuangan farmasi.
Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah sediaan injeksi terutama obat anestesi dan alat kesehatan habis pakai. Obat dan alat
kesehatan habis pakai di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi farmasi.
Universitas Sumatera Utara
Pemakaian obat golongan narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter yang
bersangkutan. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan untuk mengetahui data pemakaian obat narkotik sebagai bahan
membuat Laporan Penggunaan obat-obat golongan narkotik. Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam Buku Pemasukan dan
Pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan. Setiap akhir bulan petugas Instalasi Farmasi
melakukan stock opname.
3.4.3.6 Distribusi Ruangan