Bahan hukum Primer. Bahan Hukum Sekunder Bahan Hukum Tersier

merupakan suatu pendekatan yang penting dalam meneliti aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral dari suatu penelitian. 15 Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang tersangkut paut dengan kasus yang ditangani. 16

c. Pendekatan Analitis Analytical Appoach.

Pendekatan analisis terhadap bahan hukum seperti ini, dimaksudkan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam istilah-istilah yang digunakan dalam Perundang-Undangan secara konsepsional, sekaligus mengetahui penerapannya dalam praktik .

3. Jenis Bahan Hukum

Bahan hukum yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah:

a. Bahan hukum Primer.

Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dalam tulisan ini diantaranya: i. Undang–undang No 17 tahun 2012 menggantikan Undang-undang No. 25 tahun 1992 tentang Koperasi 15 Ibid., hal 302. 16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, 2005, Jakarta: Kencana, hal. 93 ii. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi. iii. Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 96 KEP M.KUKM IX 2004 Tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi iv. Peraturan Menteri Negara Koperasi Nomor 19 tahun 2008 v. peraturan-peraturan lain yang terkait.

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti dokumen-dokumen yang merupakan informasi dan artikel-artikel yang berkaitan dengan peranan pemerintah terhadap pembinaan serta pengawasan koperasi dikaitkan dengan aspek hukum administrasi daerah, hasil penelitian, pendapat pakar hukum serta beberapa sumber dari internet yang berkaitan dengan persoalan di atas

c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: kamus, ensiklopedia dan lain-lain.

F. Landasan Teori

Landasan teori yang dipakai dalam tulisan ini adalah mengenai teori yang terkait dengan sistem pertanggungjawaban koperasi simpan pinjam: 1. Teori Penafsiran Hukum Merupakan salah satu metode penemuan hukum yang memberi penjelasan yangtidak jelas mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaedah dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Dalam melakukan penafsiran hukum terhadap suatu peraturan perundang-undangan yang dianggap tidak lengkap atau tidak jelas, seorang ahli hukum tidak dapat bertindak sewenang-wenang. Penafsiran hukum menurut R.Soeroso,SH. Adalah mencari dan menetapkan pengertian atas dalil-dalil yang tercantum dalam Undang-Undang sesuai dengan yangdikehendaki serta yang dimaksud oleh pembuat Undang-Undang. Menurut Prof. J.H.A. Logemann “Dalam melakukan penafsiran hukum, seorang ahli hukum diwajibkan untuk mencari maksud dan kehendak pembuat undang-undang sedemikian rupa sehingga menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh pembuat undang-undang itu