PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh

GUSTI AYU PUTU TIANA LESTARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran dan mendeskripsikan tanggapan guru mengenai instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahResearch and development(R&D) yang dilaksanakan hanya sampai pada tahap ke lima.

Karakteristik instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan yaitu terdiri dari dua praktikum yang memiliki tugas kinerja yang paling penting untuk dinilai dan ru-brik penilaian yang sederhana serta metode penilaiannya bisa membantu guru mengatasi kesulitannya ketika menilai kinerja seluruh siswa secara bersamaan saat praktikum. Persentase tanggapan guru terhadap aspek keterpakaian produk, kon-struksi, dan keterbacaan dari instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan ber-turut-turut 92,00 %, 98,09 % dan 95,11 %, tanggapan guru tersebut termasuk dalam kriteria sangat baik.

Kata kunci : asesmen kinerja, pemisahan campuran, pengembangan instrumen asesmen


(2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN

Oleh

GUSTI AYU PUTU TIANA LESTARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN

Skripsi

Oleh

GUSTI AYU PUTU TIANA LESTARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah metoderesearch and development………... 34 2. Alur penelitian dan pengembangan instrumen asesmen kinerja pada


(5)

(6)

(7)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 9

B. Pengertian dan CiriCiri Asesmen ... 10

C. Prinsip Asesmen ... 12

D. Fungsi Asesmen ... 13

E. Jenis-Jenis dan Teknik Asesmen ... 15

F. Asesmen Kinerja ... 20

G. Metode Praktikum ... 28

H. Analisis Konsep ... 29

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33


(8)

xii

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

C. Sumber Data Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data... 39

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 40

G. Teknik Analisis Data ... 46

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penelitian dan Pengumpulan Data (Analisis Kebutuhan) ... 51

B. Perancangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran ... 53

C. Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran ... 74

D. Uji Coba Lapangan Awal ... 78

E. Faktor Pendukung Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran ... 84

F. Kendala Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran ... 85

V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN ... 86

B. SARAN ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN ... 90

1. Angket Analisis Kebutuhan Guru ... 91

2. Hasil dan Deskripsi Angket Analisis Kebutuhan Guru ... 95

3. Angket Analisis Kebutuhan Siswa... 102

4. Hasil dan Deskripsi Angket Analisis Kebutuhan Siswa ... 104


(9)

xiii

6. Hasil Validasi Aspek Keterpakaian Produk ... 111

7. Presentase dan Kriteria Hasil Validasi Keterpakaian Produk ... 112

8. Angket Validasi Aspek Konstruksi... 113

9. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 117

10. Presentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 120

11. Angket Validasi Aspek Keterbacaan ... 122

12. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ... 126

13. Presentase dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ... 129

14. Hasil Revisi Validasi ... 131

15. Lembar Observasi Uji Keterlaksanaan Produk ... 136

16. Hasil Uji Keterlaksanaan Produk ... 140

17. Hasil Revisi Uji Keterlaksanaan Produk ... 144

18. Angket Uji Coba Terbatas Aspek Keterpakaian Produk ... 146

19. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterpakaian Produk ... 148

20. Presentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterpakaian Produk .... 149

21. Angket Uji Coba Terbatas Aspek Konstruksi ... 150

22. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Konstruksi ... 153

23. Presentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Konstruksi ... 155

24. Angket Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan ... 157

25. Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan... 160

26. Presentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Aspek Keterbacaan ... 162

27. Hasil Revisi Uji Coba Terbatas ... 164

28. Hasil Revisi Rancangan Produk ... 168

29. Daftar Hadir Seminar Proposal dan Hasil... 170


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis teknik penilaian dari masing-masing aspek penilaian ... 18

2. Penilaian unjuk kerja praktikum titrasi ... 23

3. Contoh pedoman observasi dalam eksperimen kimia ... 24

4. Contoh rubrik holistik ... 27

5. Contoh rubrik analitik ... 27

6. Analisis konsep ... 30

7. Penskoran pada angket berdasarkan skala likert ... 48

8. Tafsiran skor angket ... 50

9. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum destilasi ... 54

10. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum kromatografi ... 59

11. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum filtrasi ...63

12. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum sublimasi ... 66

13. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum destilasi hasil Reduksi ke-1 ... 70

14. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum kromatografi hasil reduksi ke-1 ... 71

15. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum destilasi hasil reduksi ke-2 ... 72

16. Task dan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum kromatografi hasil reduksi ke-2 ... 72


(11)

xv 18. Data tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kinerja praktikum


(12)

MOTO

“Hidup bukanlah suatu perlombaan dimana kita harus

selalu menang dengan cara apapun. Hidup adalah tentang

kemajuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik”

(Gusti Ayu Putu Tiana Lestari)

dan

“Kemajuan bukanlah karena memperbaiki apa yang telah

kau lakukan, akan tapi mencapai apa yang belum kau

lakukan”

(Khalil Gibran) Oleh karena itu,

“Teruslah berproses dan belajar karena orang yang

berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu,

sedangkan orang yang masih terus belajar, akan menjadi

pemilik masa depan”

(Mario Teguh)


(13)

PERSEMBAHAN

Mengiring ucapan syukurku atas Astungkerta Waranugraha Sang Hyang Widhi, kupersembahkan skripsi ini teruntuk:

Ajik tersayang,

yang tidak pernah lupa menyebut namaku dalam setiap doanya, terimakasih untuk segala perhatian yang kau berikan. Engkau adalah super heroku, penyelamatku yang akan selalu menolongku disaat aku mengalami kesulitan dalam menjalani

hari-hariku. Mama tercinta,

yang tak pernah henti memberi nasehat dan semangat disaat semangatku melemah. Terimakasih untuk semua kasih sayang yang kau tumpahkan padaku.

Engkau adalah sandaran terbaikku dikala ku sedih maupun senang. Adik dan kakak-kakakku,

yang tidak pernah berhenti dan bosan memberikan motivasi untuk terus mengejar mimpi-mimpiku meskipun banyak sekali cobaan yang harus dihadapi.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rejosari Mataram pada tanggal 27 September 1993 sebagai putri pertama dari dua bersaudara buah hati Bapak Gusti Putu Suandi, S.Pd. dan Ibu Siluh Ketut Rai Wirati. Pendidikan formal diawali di TK Fransiskus Fajar Mataram yang diselesaikan pada tahun 1999, SD Negeri 1 Qurnia Mataram pada tahun 2005, SMP Negeri 6 Terbanggi Besar pada tahun 2008, dan SMA Negeri 1 Kotagajah selesai pada tahun 2011.

Tahun 2011 terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui seleksi jalur undangan. Selama menjadi mahasiswa aktif menjadi asisten praktikum Dasar-Dasar Pemisahan Analitik, aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKM-F) Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila dan UKM Hindu Unila. Semasa kuliah pernah mendapat Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik. Tahun 2014 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di SMP Negeri 1 Belalau, Pekon Kenali, Kec. Belalau, Lampung Barat.


(15)

SANWACANA

Puji dan syukur kehadirat Sang Hyang Widhi Wasa yang telah melimpahkan rah-mat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PengembanganInstrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran”dapat diselesaikan seba-gai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Sepenuhnya disa-dari bahwa terdapat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia sekaligus Pembimbing I atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi. 4. Ibu Lisa Tania, S.Pd.,M.Sc., selaku pembimbing II atas motivasi dan

kese-diaanya dalam memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku pembahas atas kesediannya memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak M. Mahfudz Fauzi S., S.Pd., M.Sc. selaku validator dan semua dosen Pendidikan Kimia Universitas Lampung atas ilmu yang diberikan.


(16)

xi 7. Ajik dan mama tercinta. Terima kasih atas restu, dukungan, dan doa yang

se-lalu kau panjatkan di tengah kesibukan untuk kelancaran proses penelitian dan menyelesaikan studi di Pendidikan Kimia.

8. Adik tersayang, dan keluarga atas motivasi dan doanya.

9. Rekan-rekan seperjuangan, Muhammad Arif Aminudin, Sri Ambar Wati dan Marsiyamsih atas kerja sama, dukungan, dan kekompakkannya.

10. Sahabat terkasih, Dian Tri Oktavia, Fadilla Amelia dan Suci Yati Sari, semoga kebersamaan kita abadi selamanya,

11. Teman-teman tercinta dan tersayang Pendidikan Kimia angkatan 2011 atas kebersamaan, keceriaan dan semangatnya selama ini.

12. Keluarga KKN tercinta, Tiara, Tari, Chia, Mak Yule, Nita, Pak Jae, Agus dan Wawan atas semangat kekeluargaannya.

13. Saudara-saudara tersayang, Wayan Desi Astiti, Made Suwito, Komang Mega Susanti, Wayan Adiyatma, Ricky Satriawan dan Ida Bagus atas kasih sayang dan nasihatnya selama kuliah hingga saat ini.

Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, akan tetapi sedikit banyak-nya semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususbanyak-nya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Svaha.

Bandar Lampung, Agustus 2015 Penulis,


(17)

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana bel-ajar dan proses pembelbel-ajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan po-tensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, ke-pribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1. Berdasarkan tujuan dari pendidikan tersebut, terlihat jelas bahwa pendidikan sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, proses pendidikan harus dirancang un-tuk mengasah rasa keingintahuan yang tinggi sehingga dengan rasa keingintahuan tersebut dapat melahirkan daya kreativitas seseorang.

Pada saat ini kualitas pendidikan di Indonesia sangatlah rendah. Hal ini diperkuat dengan adanya laporan dariTrends in International Mathematics and Science Stu-dy(TIMSS) tahun 2011 yang menyebutkan bahwa nilai rata-rata sains siswa Indo-nesia menempati urutan ke-40 dari 42 negara. Hasil studi TIMSS menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan memahami informasi yang kompleks, teori, analisis dan pemecahan masalah, pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah serta melakukan investigasi (Husamah dan Setyaningrum, 2013). Selain itu untuk fakta rendahnya kualitas pendidikan


(19)

2

Indonesia juga diperlihatkan dari hasil studiProgram for International Student Assessment(PISA) pada tahun 2012 yang menunjukkan bahwa Indonesia baru bisa menduduki peringkat 64 dari 65 negara peserta studi dengan skor untuk sains 382, jauh dibawah skor rata-rata internasional yaitu 500.

Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti yang disampaikan oleh laporan hasil studi TIMMS dan PISA tersebut. Sa-lah satunya adaSa-lah penilaian guru yang masih dominan pada aspek kognitif saja dan kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotor siswa. Hal ini menye-babkan siswa juga lebih mementingkan mengembangkan kemampuan akademik-nya saja sedangkan kemampuan psikomotor dan pengembangan sikapakademik-nya terabai-kan.

Kurikulum 2013 diharapkan mampu mengatasi rendahnya kulitas pendidikan di Indonesia karena kurikulum merupakan pilar penentu arah pendidikan. Pada kuri-kulum 2013, siswa bukan lagi menjadi obyek pembelajaran tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Tema pada kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, melalui sebuah penguatan sikap, keterampilan dan pengeta-huan yang terintegrasi. Kurikulum 2013 bertujuan mendorong peserta didik untuk mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, mengumpulkan data, bernalar, dan mengkomunikasikan terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran (Husamah dan Setyaningrum, 2013). Tujuan dari kurikulum 2013 tersebut dapat dicapai salah satunya yaitu dalam proses pembel-ajaran IPA. Di dalam pembelajaran IPA, siswa dituntut


(20)

3

untuk dapat mandiri dalam belajar, karena dalam proses pembelajaran IPA yang diutamakan bukan hanya pengembangan kemampuan akademik saja, tapi juga ke-mampuan praktik yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk mendalami IPA adalah dengan cara melakukan praktikum di labo-ratorium untuk mencari keterangan lebih lanjut mengenai ilmu yang dipelajari ataupun untuk membangun konsep. Dengan menggunakan metode praktikum di-harapkan dapat lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dengan menggunakan metode praktikum, siswa diajak aktif melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep tentang materi yang dipelajari.

Salah satu praktikum IPA yang harus dilakukan oleh siswa SMP kelas VII adalah praktikum tentang pemisahan campuran. Praktikum ini harus dilakukan karena materi tentang metode-metode pemisahan campuran tidak bisa hanya disampaikan dengan ceramah saja. Siswa harus melakukan praktikum tersebut agar siswa be-nar-benar paham mengenai cara memisahkan campuran untuk memperoleh zat murninya. Sehingga nantinya siswa dapat mengaplikasikan metode pemisahan campuran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini sudah ada beberapa guru yang melaksanakan praktikum tentang pemisahan campuran di sekolah, tapi guru jarang menggunakan lembar penilaian kinerja dalam menilai kinerja siswa ketika berpraktikum. Kondisi penilaian saat ini hanya menekankan pada aspek kognitif dimana tes menjadi cara penilaian yang dominan. Padahal idealnya penilaian ha-rus menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotor secara proporsional dan peni-laian tes serta portofolio saling melengkapi.


(21)

4

Kurangnya penerapan penilaian psikomotor siswa saat praktikum ditunjukkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 8 SMP Negeri dan Swasta yang ada di Bandar Lampung, Kota Metro, Terbanggi Besar dan Tulang Bawang Barat. Studi pendahuluan ini dilakukan dengan cara penyebaran angket kepada 24 siswa SMP kelas VII dan 8 guru IPA SMP kelas VII mengenai asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran yang digunakan di sekolah. Fakta yang diperoleh yaitu 62,5% guru yang melakukan praktikum pemisahan campuran, sebagian gu-ru menilai kinerja siswa ketika praktikum pemisahan campuran. Namun tidak ada guru yang membuat dan menggunakan instrumen asesmen kinerja khusus prak-tikum pemisahan campuran untuk menilai kinerja siswa ketika prakprak-tikum pemi-sahan campuran. Hal tersebut menyebabkan sering kali terjadi penilaian secara subjektivitas seperti yang disampaikan oleh 70,83% siswa. Oleh karena itu semua guru menyatakan perlu untuk dikembangkan instrumen asesmen kinerja.

Asesmen kinerja sebelumnya pernah dikembangkan oleh Wulan (2008) yang menghasilkan perubahan besar dari implementasi asesmen kinerja. Hasil dari penelitiannya yaitu untuk menilai kinerja semua siswa dalam satu kelas, hanya memerlukan satu lembar kertas HVS yang berisi rubrik sederhana dan garis untuk menuliskan nama siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah. Rubrik sederhana ini akan digunakan untuk menilai kinerja kelompok. Nilai kelompok ini akan di-jadikan pedoman untuk menilai kinerja masing-masing siswa dalam kelompok-nya. Setelah nilai kelompok diperoleh, guru hanya perlu mencari siswa dengan kemampuan rendah dan tinggi. Siswa dengan kemampuan tinggi akan mendapat-kan nilai satu poin diatas nilai kelompok dan siswa dengan kemampuan rendah


(22)

5

mendapatkan nilai satu poin dibawah nilai kelompok dan siswa dengan kemampu-an rata-rata mendapatkkemampu-an nilai ykemampu-ang sama dengkemampu-an nilai kelompok.

Dari hasil studi pendahuluan, dapat diketahui bahwa penilaian aspek psikomotor saat ini sangat kurang diperhatikan oleh guru, padahal dalam kurikulum 2013 penilaian harus dilakukan secara menyeluruh baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Penilaian aspek psikomotor siswa dapat berupa penilaian kinerja sis-wa untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam melakukan tugas tertentu seperti praktik di laboratorium. Penilaian kinerja ini merupakan salah satu bentuk dari penilaian otentik yang merupakan cakupan dari penilaian dalam kurikulum 2013. Hal ini dipertegas dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, yang menyebutkan bahwa penilaian pendidikan untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berba-sis portofolio, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian otentik sendiri merupakan penilaian yang digunakan untuk menilai siswa dalam situasi dunia nyata atau konteks dimana siswa berha-dapan dengan berbagai masalah yang memerlukan beberapa macam cara peme-cahan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu bentuk penilaian otentik ini adalah penilaian kinerja yang dapat dilakukan ketika praktikum. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam praktikum juga diperlukan penilaian yang digunakan untuk menilai kinerja siswa. Instrumen yang dapat digunakan


(23)

6

untuk menilai keterampilan siswa ketika praktikum adalah berupa lembar asesmen kinerja. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian yang berjudul : “Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja pada Praktikum Pemisahan Campuran.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah karakteristik instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran?

2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran?

3. Apakah faktor pendukung ketika mengembangkan instrumen asesemen kinerja pada praktikum pemisahan campuran?

4. Apakah kendala yang ditemui ketika mengembangkan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengembangkan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan

campuran;

2. Mendeskripsikan karakteristik dari instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran;


(24)

7

3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran;

4. Mengetahui faktor pendukung dalam penyusunan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran;

5. Mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam pengembangan asesmen kinerja ini adalah : 1. Bagi peserta didik

Penggunaan asesmen kinerja diharapkan dapat memberikan motivasi lebih untuk peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpraktikum siswa sehingga nantinya dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

2. Bagi guru

Pengembangan asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur yang lebih efektif dalam penilaian kinerja siswa ketika praktikum sehingga penilaian

psikomotor siswa dalam praktikum dapat lebih terarah dan menyeluruh serta dapat mengungkap keterampilan yang dimiliki siswa secara mendetail.

3. Bagi peneliti

Untuk mengetahui cara mengembangkan asesmen kinerja sehingga dapat lebih di-kembangkan lagi dikemudian hari. Dengan pengembangan asesmen kinerja ini juga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam melakukan penilaian terhadap ki-nerja siswa dalam melakukan praktikum ketika mengajar nantinya.


(25)

8

4. Bagi sekolah

Memberikan pandangan baru dalam sistem penilaian kinerja siswa dan menjadi suatu sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam praktikum kimia di sekolah. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam pengembangan asesmen kinerja yang lebih baik un-tuk diterapkan dalam sistem penilaian siswa terutama dalam aspek psikomotor.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1. Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembang-kan suatu produk baru atau menyempurnamengembang-kan produk yang telah ada sebelum-nya yang dapat dipertanggungjawabkan;

2. Asesmen yang dikembangkan adalah asesmen kinerja yang menyajikan peng-gambaran tentang keterampilan yang harus ditunjukkan oleh siswa yang sesuai dengan praktikum pemisahan campuran secara destilasi dan kromatografi yaitu berupa lembar observasi kinerja siswa ketika melakukan praktikum di laborato-rium yang dilengkapi dengan rubrik penilaiannya;

3. Instrumen asesmen kinerja adalah suatu asesmen yang dirancang untuk meng-ukur kinerja dan keterampilan siswa selama proses praktikum serta pemahaman siswa dalam penggunaan alat-alat laboratorium terhadap bahan-bahan kimia dengan benar;

4. Materi praktikum yang dibahas dalam asesmen kinerja ini adalah pemisahan campuran meliputi pemisahan campuran secara destilasi, dan kromatografi.


(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivistik merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bah-wa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diper-luas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fak-ta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu menja-di milik sendiri (Trianto, 2007).

Kontruktivisme merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bah-wa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Hal ini berarti pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh yang dialaminya. Dengan demikian, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan ke-matangan kogntif yang dimilikminya (Amir dan Ahmadi, 2010).

Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparno dalam Trianto (2007), antara lain: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif; (2)


(27)

10

tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa; (3) mengajar adalah membantu siswa belajar; (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir; (5) kurikulum menekan partisipasi siswa; dan (6) guru sebagai fasilitator.

B. Pengertian dan Ciri-Ciri Asesmen

Ada empat istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang digunakan untuk da-pat mengetahui keberhasilan belajar peserta didik seperti yang disampaikan oleh Husamah dan Setyaningrum (2013) dalam bukunya, yaitu pengukuran, tes, peni-laian, dan evaluasi. Pengukuran (measurement) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu penggunaan angka atau skala tertentu dan menurut suatu aturan tertentu. Penilaian atau asesmen menurut Stiggins (1994) merupakan penilaian proses, kemajuan dan hasil belajar siswa. Hasil asesmen dapat merefleksikan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki siswa sehingga siswa dapat mencapai kemampuan maksimalnya. Tes sendiri merupakan perta-nyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi dimana setiap pertanyaan tersebut memiliki jawaban yang dianggap benar. Berbeda dengan evaluasi yang merupakan proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar dengan menggunakan instrumen tes maupun non tes (Zainul dan Nasution, 2001).

Pengertian asesmen juga disampaikan oleh Uno dan Koni (2012) yang mengata-kan bahwa:

secara umum asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan sebagai dasar


(28)

11

pengambilan keputusan tentang siswa, baik yang menyangkut kurikulum, program pembelajaran, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Asesmen sering juga disebut sebagai salah satu bentuk penilaian, sedangkan penilaian merupakan salah satu komponen dalam evaluasi.

Dalam pengertian asesmen terdapat tiga istilah pokok yang harus dipahami dan saling berkaitan yaitu keputusan, pertimbangan dan hasil akhir asesmen berupa penafsiran terhadap informasi yang diperoleh, informasi merupakan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pertimbangan (Firman, 2000). Asesmen dalam pembelajaran harus berbentuk interaksi antara guru dan siswa sehingga merupa-kan kegiatan yang terintegrasi atau terpadu dengan pembelajaran. Dalam melaku-kan asesmen, guru secara terus-menerus melacak dan mencari informasi untuk memahami hal-hal yang dipikirkan siswa dan bagaimana cara berpikir siswa serta hal-hal yang dapat dikerjakan siswa dan cara siswa mengerjakan sesuatu. Infor-masi yang diperoleh digunakan untuk membimbing dan membantu siswa dalam pembelajaran. Peranan utama asesmen adalah memberkan balikan atau feedback yang bermakna otentik, signifikan, dan terkait dengan dunia nyata untuk mening-katkan kualitas belajar siswa dan kualitas praktik pembelajaran (Husamah dan Setyaningrum, 2013).

Ciri-ciri asesmen menurut Sudjana (2005) yaitu adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan berdasarkan kriteria. Perbandingan tersebut dapat bersifat mutlak artinya hasil perbandingan tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kri-teria yang berlaku. Perbandingan juga bersifat relatif artinya hasil perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai dengan objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama.


(29)

12

C. Prinsip Asesmen

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, prinsip asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut:

1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai;

2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan;

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya;

4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak;

5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya;

6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Selanjutnya Sunarti dan Rahmawati (2014) menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar siswa yaitu:

1. Penilaian ditunjukkan untuk mengukur pencapaian kompetensi;

2. Penilaian menggunakan acuan kinerja, yaitu berdasarkan pencapaian kom petensi peserta didik seteleha mengikuti pembelajaran;

3. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;

4. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan dan

program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ke tuntasan;

5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Sahidihardjo dalam Sunarti dan Rahmawati (2014) mengemukakan selain prinsip-prinsip umum diatas, pelaksanaan dari penilaian harus memegang prinsip-prinsip-prinsip-prinsip berikut:

1. Apapun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan hal yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya;

2. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatat an secara tepat.


(30)

13

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan me-nyatakan bahwa instrumen asesmen hasil belajar yang digunakan pendidik harus memenuhi persyaratan yaitu: (a) substansi, yaitu merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (b) konstruksi, yaitu memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan (c) bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.

D. Fungsi Asesmen

Sudijono dalam Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa secara umum penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu: (1) mengukur kemajuan; (2) menunjang penyusunan rencana; dan (3) memper-baiki atau melakukan penyempurnaan. Selain itu, menurut Thoha dalam Uno dan Koni (2012) mengatakan bahwa penilaian pendidikan jika dilihat dari kepentingan masing-masing pihak mempunyai lima fungsi, yaitu: (1) bagi guru; (2) bagi mu-rid; (3) bagi sekolah; (4) bagi orang tua; dan bagi masyarakat. Fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk (1) mengetahui kemajuan belajar peserta didik; (2) mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelom-poknya; (3) mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar-mengajar dalam pro-ses belajar mengajar; (4) memperbaiki propro-ses belajar mengajar; dan (5) menentu-kan kelulusan murid. Bagi murid, penilaian pendidimenentu-kan berfungsi untuk (1) mengetahui kemampuan dan hasil belajar; (2) memperbaiki cara belajar; dan (3) menumbuhkan motivasi belajar. Fungsinya bagi sekolah adalah (1) mengukur mutu hasil pendidikan; (2) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah; (3)


(31)

14

membuat keputusan kepada peserta didik; dan (4) mengadakan perbaikan kuri-kulum. Adapun fungsi penilaian bagi orang tua murid, yaitu (1) mengetahui hasil belajar anaknya; dan (2) meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam usaha belajar (Uno dan Koni, 2012).

Sudjana (2005) menyebutkan bahwa tujuan dari asesmen adalah:

1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya;

2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan;

3. Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanannya;

4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis asesmen yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memper oleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.

Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan professional untuk memperbaiki pembel-ajaran. Menurut Popham dalam buku Husamah (2013) mengatakan bahwa ases-men bertujuan untuk antara lain: (1) ases-mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar; (2) memonitor kemajuan siswa; (3) menentukan jenjang kemampu-an siswa; (4) menentukkemampu-an efektivitas pembelajarkemampu-an; (5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran; (6) mengevaluasi kinerja guru kelas; dan (7) mengklarifikasi tujuan pembelajarn yang dirancang guru.

Beberapa tujuan dari penilaian adalah untuk granding, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi.


(32)

15

Berikut penjelasan dari masing-masing tujuan yaitu:

1. Sebagai granding, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain; 2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta

didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak;

3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi;

4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun penjurusan;

5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan; 6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai.

Berdasarkan hal tersebut, sudah jelas bahwa tujuan dari penilaian bukan hanya sekedar untuk menghasilkan suatu angka atau nilai saja (Sunartombs dalam Husamah dan Setyaningrum, 2013).

E. Jenis-Jenis Dan Teknik Asesmen

Dalam Kurikulum 2013 terdapat 3 aspek penilaian yang wajib dilaksanakan oleh guru. Tiga aspek penilaian tersebut yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Popham (1995), target asesmen aspek kognitif menitikberatkan kepada


(33)

16

operasi intelektual (intelelectual operations) siswa, target asesmen aspek afektif menitikberatkan kepada sikap (attitudes) dan nilai-nilai (values) yang dipunyai oleh siswa, dan target asesmen aspek psikomotor menitikberatkan kepada kete-rampilan gerak otot (large-muscle and small-muscle skills).

Dilihat dari cara penyusunannya, tes dapat dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes standar. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuh-kan oleh guru yang bersangkutan. Tes buatan guru biasanya tidak terlalu memer-hatikan tingkat validitas dan tingkat reliabilitas. Hal ini disebabkan tes buatan gu-ru hanya mencakup materi yang terbatas. Tes standar adalah tes yag digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tersebut tes standar dapat memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan da-tang. Suatu tes standar harus memiliki derajad validitas dan reliabilitas melalui serangkaian uji coba, serta memiliki tingkat kesulitan dan daya pembeda yang tinggi (Sanjaya, 2008).

Non tes meliputi angket atau kuesioner, skala sikap, pedoman wawancara dan pe-doman observasi. Menurut Arikunto (2008), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Dilihat dari bentuknya kuesioner dikelompokan menjadi kuesioner pilihan ganda (sudah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih), kuesioner isian (memberi kesem-patan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri),check list (sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tandacheck(√) pada ko-lom yang sesuai),rating-scale(disebut juga skala bertingkat yaitu sebuah


(34)

17

pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan misalnya misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju).

Asesmen dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu asesmen tra-disional, asesmen otentik dan asesmen informal. Asesmen tradisional yaitu ases-men yang ases-menggunakan pertanyaan jawaban terbuka dan pertanyaan-pertanyaan tertutup seperti pilihan ganda, benar-salah, isian, dan memasangkan pada tes yang dibakukan. Pertanyaan jawaban terbuka berwujud butir-butir ases-men yang meminta siswa memberikan penjelasan-penjelasan tertulis, gambar, atau diagram. Pertanyaan-pertanyaan tertutup berwujud butir-butir asesmen objektif, yaitu butir-butir dengan suatu jawaban benar yang tidak terbuka untuk melakukan interprestasi. Pengertian asesmen alternatif atau disebut juga asesmen otentik yaitu asesmen yang melibatkan siswa dalam tugas-tugas otentik yang ber-manfaat, penting dan bermakna. Asesmen alternatif ini digunakan untuk menilai belajar siswa pada situasi dunia nyata atau konteks dimana siswa berhadapan dengan masalah yang memerlukan beberapa macam cara pemecahan. Asesmen informal adalah asesmen siswa melalui pengamatan tidak resmi, wawancara in-formal, dan prosedur-prosedur tidak baku. Asesmen informal memungkinkan untuk guru dapat mengukur kemajuan siswa dari hari ke hari dan keefektifan pengajaran (Husamah dan Setyaningrum, 2013).

Menurut Stiggins (1994) jenis asesmen dibagi menjadi empat, yaitu: seleksi res-pon terpilih(selected responseasesmen), uraian atau esai (esayasesmen),kinerja (performanceasesmen), serta wawancara/komunikasi personal(communication personal). Asesmen pembelajaran dapat dilaksanakan dengan tes tertulis (paper


(35)

18

dan pencil), kinerja (performance), hasil karya (produk), penugasan (proyek), dan pengumpulan kerja siswa (portofolio). Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, mengguna-kan waktu khusus, misalnya, untuk penilaian aspek sikap atau nilai dengan tes atau non tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan belajar mengajar (di awal, tengah, akhir) (Husamah dan Setyaningrum, 2013).

Selain itu, Husamah dan Setyaningrum (2013) juga mengungkapkan bahwa ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian otentik yaitu: (1) peni-laian otentik mengacu pada ketercapaian standar nasional (didasarkan pada indi-kator); (2) penilaian otentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan cukup memberikan cakupan terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) secara seimbang; (3) penilaian otentik menilailife skill. Life skillatau kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problem hidup dan kehidupan secara wajar tanpa terasa tertekan; (4) penilaian otentik menggunakan berbagai alat. Sunarti dan Rahmawati (2014) menyebutkan teknik penilaian yang dapat digunakan untuk menilai proses maupun hasil dari ke tiga aspek penilaian yang disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jenis teknik penilaian dari masing-masing aspek penilaian Kompetensi

(1)

Teknik (2)

Proses (3)

Hasil (4) Sikap

Observasi √ √

Penilaian Diri √

Penilaian Antar Teman √

Jurnal √

Pengetahuan Tes Tertulis √


(36)

19

Tabel 1. (lanjutan)

(1) (2) (3) (4)

Penugasan √ √

Keterampilan

Unjuk Kerja √ √

Proyek √ √

Portofolio √ √

Penjelasan dari masing-masing teknik penilaian diatas dijelaskan sebagai berikut: (1) tes tertulis merupakan suatu teknik asesmen yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan atau isian; (2) Observasi atau pengamatan adalah tek-nik asesmen yang dilakukan dengan menggunakan indera secara langsung meng-gunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan di-amati; (3) tes praktik atau tes kinerja adalah teknik asesmen yang menuntut peser-ta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis ke-terampilan, tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja; (4) penugasan meru-pakan suatu teknik asesmen yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan ter-tentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas berupa pekerjaan rumah atau bebe-rapa proyek yang diberikan dalam bentuk individual atau kelompok, (5) tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara siswa dengan se-orang atau beberapa penguji; (6) asesmen portofolio merupakan asesmen yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu; (7) jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif; (8) asesmen diri yaitu teknik asesmen dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan


(37)

20

dirinya berkaitan dengan kompetensi yang menjadi tujuan dari pembelajaran, dan (9) asesmen antar teman merupakan teknik asesmen dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal (BSNP, 2007).

F. Asesmen Kinerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati ke-giatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Asesmen kinerja ini seringkali menunjuk pada asesmen otentik dengan menekankan bahwa guru mengases ki-nerja sementara siswa terlibat dalam pemecahan masalah dan pengalaman belajar yang dinilai dalam kebenaran diri mereka sendiri, bukan sebagai makna menilai prestasi siswa. Bagaimanapun, tidak semua asesmen kinerja adalah otentik dalam pengertian bahwa guru melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalahreal (Linn dan Gronlund dalam Uno dan Koni, 2012).

Menurut Husamah dan Setyaningrum (2013) asesmen kinerja adalah asesmen yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik subyek belajar dapat mengapli-kasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sasaran pembelajaran yang telah ditentukan dan berfokus pada penilaian secara langsung. Penilaain tersebut yakni apa yang ditampilkan oleh siswa dikaitkan langsung dengan berba-gai permasalahan nyata yang dihadapi siswa. Penilaian kinerja ini menuntut pe-serta didik melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati oleh pendidik misalnya praktikum.


(38)

21

Pengertian asesmen kinerja juga disampaikan oleh Strecher (2010) yang menyata-kan bahwa:

A performance task is a structured situation in which stimulus materials and a request for information or action are presented to an individual, who generates a response that can be rated for quality using explicit standards. The standards may apply to the final product or to the procces of creating it. A performanceasesmenis a collenction of performance tasks.Artinya penilaian kinerja adalah suatu situasi yang terstruktur dimana informasi yang dibutuhkan diberikan kepada seseorang untuk menghasilkan respon yang dapat dinilai.

Selanjutnya Wren (2009) juga mengungkapkan pengertian asesmen kinerja, yaitu: Performanceasesmenis a form of testing that requires students to perform a task rather than select an answer from a ready-made list. For example, a student may be asked to explain historical events, generate scientific hypo-theses, solve math problems, converse in a foregn language, or conduct re-search on an assigned topic.Artinya asesmen kinerja adalah bentuk pengu-jian yang menuntut siswa untuk melakukan tugas daripada memilih jawaban dari daftar siap pakai. Sebagai contoh, seorang siswa dapat diminta untuk menjelaskan peristiwa sejarah, menghasilkan hipotesis ilmiah, memecahkan masalah matematika, berbicara dalam bahasa, atau melakukan penelitian pada topik yang ditugaskan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas maka penilaian kinerja dapat diartikan seba-gai suatu tes yang meminta individu untuk melakukan tugas dan menunjukkan kerjanya. Bukan sekedar memilih jawaban yang tersedia. Penilaian kinerja dapat memperbaiki proses pembelajaran, karena penilaian kinerja membantu pendidik untuk membuat keputusan-keputusan selama proses pembelajaran masih berjalan (Lynn S Fuchs dalam Zainul, 2001). Ada beberapa jenis tugas atau kegiatan yang sesuai dengan penilaian kinerja seperti yang disampaikan oleh Graffin dan Nix dalam Subali (2000), yaitu diantaranya potofolio, menulis jurnal ataupaper, simu-lasi, desain dan presentasi, observasi kritis, proyek individu dan kelompok, studi lapangan, pemecahan masalah, membuat peta konsep dan sebagainya.


(39)

22

Lebih lanjut lagi, Wulan (2009) menyatakan bahwa asesmen kinerja sering di-sebut sebagai asesmen alternatif yang dapat mengatasi kelemahan dari tes tradi-sional (paper and pencil test). Tes traditradi-sional (objective test) tidak dapat digu-nakan untuk menilai penalaran ilmiah yang mendalam. Menurut Uno dan Koni (2012) penilaian unjuk kerja digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi berdeklarasi, menggunakan peralatan laboratorium dan mengoprasikan suatu alat. Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan teknik obeservasi terha-dap berbagai konteks untuk menentukan tingkat ketercapaian kemampuan tertentu dari suatu kompetensi dasar. Menurut Kurniasih dan Sani (2014) observasi adalah penilaain yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

Teknik observasi untuk penilaian kinerja dapat menggunakan dua skala yaitu daf-tar cek (ya-tidak) dan skala rentang (rating scale) seperti yang disampaikan oleh Uno dan Koni (2012) dimana untuk daftar cek, peserta didik memperoleh nilai ji-ka kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Kelemah-an penilaiKelemah-an ini adalah penilai hKelemah-anya memiliki dua pilihKelemah-an mutlak. DengKelemah-an demi-kian tidak terdapat nilai tengah. Kegunaan daftar cek disampaikan oleh Zainul (2001) yaitu untuk mengukur hasil belajar berupa produk maupun proses, yang dapat dirinci dalam komponen-komponen yang lebih kecil, terdefinisi atau lebih spesifik. Semakin lengkap komponennya maka semakin besar manfaatnya dalam pengukuran. Daftar cek terdiri atas komponen atau aspek yang diamati dan tanda


(40)

23

cek yang menyatakan ada tidaknya komponen itu dalam observasi. Contoh dari penilaian unjuk kerja dengan daftar cek menurut Sunarti dan Rahmawati (2014) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penilaian unjuk kerja praktikum titrasi

No. Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Menyiapkan alat-alat titrasi lengkap

2. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan

3. Memasukkan larutan standar menggunakan corong

4. Memasukkan larutan standar kedalam buret hingga bagian cekung bawah larutan setara dengan tanda batas

5. Memilih indicator yang sesuai 6. Meneteskan larutan standar

secara perlahan-lahan

7. Menggoyangkan Erlenmeyer berlawanan dengan arah jarum jam dan beraturan

8. Mengambil larutan

menggunakan pipet dengan cara memencet pipet lalu

memasukkannya ke dalam larutan

9. Segera memutar kran penutup pada buret ketika titrat berubah warna

Nilai = 100

Daftar cek ini memang lebih mudah dalam penggunaannya karena hanya menga-mati dilakukan atau tidaknya yang menjadi objek pengamatan oleh observer (Sunarti dan Rahmawati, 2014).


(41)

24

Menurut Zainul (2001) skala rentang ataurating scalemenggunakan suatu prose-dur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi, yang menyatakan posisi sesuatu itu dalam hubungannya dengan yang lain. Skala ini berisi seperangkat pernyataan tentang karakteristik atau kualitas dari sesuatu yang akan diukur beserta pasangannya yang menunjukkan pendidikan karakter atau kualitas yang dimiliki. Tidak seperti pada daftar cek, pada skala rentang, me-mungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap pengamatan kompetensi ter-tentu yaitu pilihan kategori nilai lebih dari dua (Uno dan Koni, 2012). Contoh dari penilaian unjuk kerja dengan skala rentang menurut Sukardjo dan Sari (2009) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Contoh pedoman observasi dalam ekperimen kimia

JudulEksperimen : ……….

Nama Peserta Didik : ……….

No

. Aspek-aspek yang diamati

Skala Nilai

Skor

5 4 3 2 1

1. Cara menyiapkan alat √ 4

2. Cara merangkai alat untuk titrasi √ 4

3. Cara menyiapkan bahan √ 4

4. Cara memasukkan larutan standar ke dalam buret

√ 5

5. Ketepatan memilih indikator √ 5

6. Cara memegang pipet tetes √ 4

7. Cara mengambil larutan dengan menggunakan pipet

√ 3

8. Cara meneteskan larutan standar √ 4

9. Cara menggoyangkan erlenmeyer √ 3

10. Cara mengurangi larutan standar jika melebihi tanda batas

√ 5

Skor total 42

Nilai = Skor perolehan x 2

Untuk aspek yang diamati dapat lebih dikembangkan dan dirinci secara mendetail karena semakin detail aspek yang diamati, maka keterampilan yang dimiliki siswa dalam praktikum lebih terungkap (Sukardjo dan Sari, 2009).


(42)

25

Munandar dalam buku Husamah dan Setyaningrum (2013) menegaskan bahwa asesmen kinerja merupakan asesmen alternative yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam praktikum yang tidak dapat diukur dengan cara tertulis. Asesmen kinerja memberikan peluang lebih banyak bagi guru untuk menganalisa kemampuan siswa secara menyeluruh baik dari pengetahuan kogni-tifnya, maupun dari segi psikomotornya. Penilaian unjuk kerja sebaiknya dilaku-kan oleh lebih dari satu penilai agar factor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat (Uno dan Koni, 2012).

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian kinerja menurut Sunarti dan Rahmawati (2014), yaitu:

1. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi;

2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kenerja ter-sebut;

3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan tugas;

4. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati;

5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.

Beberapa kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi tugas-tugas kinerja menu-rut Wenno dalam Husamah dan Setyaningrum (2013) antara lain:

1. Generalizability(kemampuan membuat generalisasi);

2. Authenticity(tugas yang diberikan sesuai dengan kehidupan siswa di sekolah);

3. Multi foci(tugas yang diberikan dapat mengukur lebih dari satu kemampuan);

4. Teachability(tugas yang diberikan relevan dengan yang diajarkan); 5. Fairness(tugas merata bagi semua siswa);


(43)

26

Terdapat dua komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitutask(tugas-tugas) dan rubrik. Menurut Wulan (2008) rubrik adalah seperangkat kriteria yang menunjukkan gradasi mutu kinerja dari mutu yang terbaik hingga mutu yang terendah. Berdasarkan terikat tidaknya pada konten, rubrik dibedakan atas rubrik holistik dan rubrik analitis. Rubrik holistik adalah rubrik yang tidak terikat pada konten bidang studi tertentu. Rubrik tersebut memuat kriteria yang lebih umum. Sementara itu rubrik analitis adalah rubrik yang terikat pada konten bidang studi tertentu sehingga pemakaiannya sangat spesifik hanya untuk bidang studi atau materi tertentu (Zainul, 2001).

Untuk langkah-langkah perancangan rubrik penilaian disebutkan oleh Zainul (2001) yaitu diantaranya:

1. Tujuan instruksional;

2. Mengidentifikasi indikator yang akan diamati;

3. Mendiskusikan karakteristik yang menyertai setiap atribut;

4. Menuliskan deskripsi narasi lengkap untuk rubrik holistik dan analitik; 5. Melengkapi rubrik holistik dengan deskripsi untuk semua tingkatan

antara dari kinerja dan melengkapi rubrik analitik dengan uraian untuk semua tingkatan antara dari kiberja secara terpisah untuk setiap atribut; 6. Mengumpulkan sampel yang mewakili contoh setiap tingkat;

7. Merevisi rubrik sesuai kebutuhan.

Merancang rubrik penilaian haruslah memperhatikan kesesuaian antara rubrik yang akan dikembangkan dengan indikator dan tujuan yang ingin di peroleh dari kinerja yang ditunjukkan peserta didik . Langkah-langkah perancangan rubrik tersebut memang harus dilaksanakan agar diperoleh rubrik penilaian yang layak dan valid sehingga benar-benar dapat menilai kinerja siswa. Zainul (2001) men-jelaskan contoh dari rubrik holistik dan rubrik analitik dalam Tabel 4 dan 5.


(44)

27

Tabel 4. Contoh rubrik holistik.

Template for Holistic Rubrics

Skor Uraian

5 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahan. Semua persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban

4 Memperlihatkan cukup pemahaman tentang permasalahan. Semua persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban.

3 Memperlihatkan hanya sebagaian pemahaman tentang permasalahan. Kebanyakan persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban. 2 Memperlihatkan sedikit pemahaman tentang permasalahan. Banyak

persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban.

1 Memperlihatkan tidak ada pemahaman tentang permasalahan. 0 Tidak ada jawaban/ tidak ada usaha

Tabel 5. Contoh rubrik analitik. Template for Analytic Rubric

Tahap Awal (1) Pengembang-an (2) Terselesai-kan (3) Patut Dicontoh (4) Skor (5) Kriteria #1 Uraian menggamba-kan tahap awal penampilan. Uraian menggambar-kan geramenggambar-kan kearah tingkat penguasaan penampilan. Uraian menggamba-kan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggamba rkan tingkat penampilan tertinggi. Kriteria #2 Uraian menggambar kan tahap awal penampilan. Uraian menggambar-kan geramenggambar-kan kearah tingkat penguasaan penampilan. Uraian menggamba-kan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggam-barkan tingkat penampilan tertinggi. Kriteria #3 Uraian menggambar kan tahap awal penampilan. Uraian menggambar-kan geramenggambar-kan kearah tingkat penguasaan penampilan. Uraian menggambar kan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggam-barkan tingkat penampilan tertinggi.


(45)

28

Tabel 5. (lanjutan)

(1) (2) (3) (4) (5)

Kriteria #4 Uraian menggambar kan tahap awal penampilan. Uraian menggambar-kan geramenggambar-kan kearah tingkat penguasaan penampilan. Uraian menggambar-kan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggambar-kan tingkat penampilan tertinggi.

G. Metode Praktikum

Redhana (2008) mengatakan bahwa praktikum merupakan salah satu kegiatan yang umumnya dimaksudkan untuk membuktikan suatu teori atau menjelaskan suatu toeri (verifikasi). Praktikum juga dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Selanjutnya menurut Hodson (1996) ada 6 macam penggunaan prak-tikum dalam pembelajaran IPA, yaitu: (1) memotivasi siswa dan merangsang minat serta hobinya; (2) mengajarkan keterampilan-keterampilan yang harus dilakukan di laboratorium; (3) membantu perolehan dan pengembangan konsep; (4) mengembangkan sebuah konsep IPA dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam melaksanakan IPA tersebut; (5) menanamkan sikap ilmiah; (6) mendorong mengembangkan keterampilan sosial.

Praktikum tidak hanya meningkatkan ranah psikomotorik siswa, tetapi juga ranah kognitif dan ranah afektif. Ranah psikomotorik meliputi keterampilan merancang percobaan, menentukan variable, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis,


(46)

29

menggunakan peralatan, melakukan observasi, membuat presiksi, membuat inter-pretasi, dan melaporkan hasil percobaan. Untuk kognitif meliputi keterampilan berpikir tingkat itnggi, sedangkan ranah afektif meliputi bekerja sama dengan orang lain dan menghargai pendapat orang lain (Redhana, 2008).

H. Analisis Konsep

Herron dkk dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis konsep me-rupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam meren-canakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Untuk dapat mendefinisikan konsep, maka diperlukan suatu analisis konsep yang dapat menghubungkan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menen-tukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.


(47)

30

ANALISIS KONSEP

Kompetensi Inti : 3. Memahami pengertahuan ( faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Kompetensi Dasar : 3.5 Memahami karakteristik zat, serta perubahan fisika dan kimia pada zat yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari

Tabel 6. Analisis konsep Label konsep (1) Definisi konsep (2) Jenis konsep (3)

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh

(9) Non Contoh (10) Kritis (4) Variabel (5) Super Ordinat (6) Koordinat (7) Subordinat (8) Perubahan materi Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat

menjadi zat lain baik yang menjadi zat baru maupun tidak yang dibedakan menjadi perubahan fisika dan perubahan kimia. Konkret Perubahan fisika, Perubahan kimia Jenis perubahan

Materi - Perubahan

fisika, perubahan kimia Pembusuk-an makPembusuk-an- makan-an, perka-ratan besi Wujud, kekentalan, titik leleh, Mudah terbakar, busuk dan asam, berkarat


(48)

31 Label konsep (1) Definisi konsep (2) Jenis konsep (3)

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh

(9) Non Contoh (10) Kritis (4) Variabel (5) Super Ordinat (6) Koordinat (7) Subordinat (8) Perubahan fisika Perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau ukuran tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru

Konkret - Contoh

perubahan fisika Perubaha n materi Sifat fisika, sifat kimia, perubahan kimia - Perubahan wujud, ukuran, bentuk zat dan terjadi pelarutan Besi berkarat, nasi menjadi basi, Perubahan kimia Perubahan dari suatu zat yang menyebabkan terbentuknya zat baru

Konkret - Contoh

perubahan kimia Perubaha n materi Sifat fisika, sifat kimia, perubahan fisika - Kayu dibakar menjadi arang, pembusuka n makanan, susu menjadi keju Es mencair, air mendidih, air membeku


(49)

32 Label konsep (1) Definisi konsep (2) Jenis konsep (3)

Atribut Konsep Posisi Konsep Contoh

(9) Non Contoh (10) Kritis (4) Variabel (5) Super Ordinat (6) Koordinat (7) Subordinat (8) Metode Pemisaha n Campuran Suatu metode yang digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua zat atau lebih untuk memperoleh zat murninya berdasarkan perbedaan sifat fisiknya

Konkret - Perbedaan

sifat fisik Jenis pemisahan campuran Campura n

- - Filtrasi,

sentrifugas, destilasi, kromatogra fi,


(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atauResearch and Development(R&D). Sukmadinata (2011) mengatakan bahwaResearch and Development(R&D) adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) ada sepuluh langkah dalam pelaksa-naan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi nilai; (2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meliputi ke-mampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai, desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup ter-batas; (3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) meli-puti pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen eva-luasi; (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru dan siswa) dan selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket; (5) merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki


(51)

34

atau menyempurnakan hasil uji coba; (6) uji coba lapangan (main field testing) dengan melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba; (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision) yaitu menyempurnakan produk hasil uji lapangan; (8) uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian dilakukan me-lalui angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah melibat-kan 40 sampai 200 subjek; (9) penyempurnaan produk akhir (final product revi-sion) yaitu penyempurnaan yang didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan; (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementtation) yaitu melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.

Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Langkah-langkah metoderesearch and development(R&D) Penelitian &

pengumpulan data

Perencanaan

Pengembangan draft produk

Uji coba lapangan awal

Merevisi hasil uji coba Uji coba

lapangan Penyempurnaan

produk hasil uji lapangan Uji

pelaksanaan lapangan

Penyempurnaan produk akhir

Deseminasi dan implementasi


(52)

35

Dalam penelitian ini, langkah-langkah penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap lima, yaitu revisi hasil uji coba produk (main product revision) secara terbatas. Hal ini karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti yang masih belum cukup untuk melakukan tahap selanjutnya.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang ada di empat kabupaten/kota di Lampung yaitu di Lampung Tengah, Bandar Lampung, Tulang Bawang Barat dan Kota Metro pada tahap studi lapangan, dan pada SMP Negeri 2 Seputih Mataram, Lampung Tengah pada tahap uji coba terbatas. Sub-yek penelitian adalah instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan cam-puran. Subyek uji coba penelitian ini adalah tiga orang guru mata pelajaran IPA kelas VII di SMP Negeri 2 Seputih Mataram, Lampung Tengah.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian pada studi pendahuluan berasal dari 8 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan 24 siswa kelas VII yang telah mempelajari materi pemisahan campuran yang berada di 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang ada di 4 kabu-paten/kota di Lampung. Pada uji coba terbatas sumber data penelitian berasal dari 3 guru IPA kelas VII di SMP Negeri 2 Seputih Mataram, Lampung Tengah.


(53)

36

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul da-ta untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan dada-ta (Arikunto, 2008). Menurut Sugiyono (2008) pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur baik. Alat ukur tersebut dinamakan instrumen penelititan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas instrumen pada studi pendahuluan, instrumen pada validasi ahli dan instrumen uji coba terbatas. Penje-lasan dari masing-masing instrumen tersebut yaitu:

1. Instrumen pada studi pendahuluan

Instrumen yang digunakan pada tahap studi pendahuluan adalah pedoman wawan-cara dan angket analisis kebutuhan yang digunakan untuk memperoleh data terkait asesmen kinerja yang ada di beberapa sekolah. Instrumen ini juga digunakan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam penyusunan asesmen kinerja, kekurangan-kerurangan dari asesmen kinerja yang digunakan di sekolah sehingga dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran.

2. Instrumen pada validasi ahli

Instrumen yang digunakan untuk validasi ahli ini adalah berupa angket untuk menguji aspek keterpakaian produk, konstruksi dan keterbacaan dari instrumen


(54)

37

asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran. Penjelasan dari masing-masing angket validasi tersebut yaitu:

a. Angket validasi keterpakaian produk

.Instrumen ini berbentuk angket yang berisi pernyataan yang berkaitan dengan keterpakaian produk instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan bagi pengguna nantinya.

b. Angket validasi aspek konstruksi

Instrumen ini berbentuk angket yang berisi beberapa pernyataan dan disusun un-tuk mengetahui apakah konstruksi asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan sudah baik dan telah sesuai dengan format instrumen asesmen yang ideal.

c. Angket validasi aspek keterbacaan

Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan dapat terbaca dengan baik dilihat dari segi ukuran huruf, pemilihan jenis huruf, warna teks dan tata letak, serta ukuran, warna dan kualitas dari gambar yang terdapat pada instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran.


(55)

38

3. Instrumen uji keterlaksanaan instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan Campuran

Instrumen uji keterlaksanaan ini berupa lembar observasi yang berisi beberapa pernyataan mengenai keterlaksanaan praktikum dan instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan. Instrumen ini akan digu-nakan untuk uji keterlaksanaan produk terhadap mahasiswa dan siswa di sekolah untuk mengetahui kekurangan dari instrumen asesmen kinerja yang dikembang-kan.

4. Instrumen pada uji coba terbatas

Instrumen yang digunakan pada uji coba terbatas yaitu berupa angket yang disu-sun untuk mengetahui tanggapan guru mengenai aspek keterpakaian produk, ke-terbacaan, dan konstruksi dari instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan. Instrumen ini juga dilengkapi dengan pilihan ja-waban, kolom kritik dan saran sehingga dapat dijadikan masukan untuk perbaikan asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan.

Agar data yang diperoleh dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus valid dan bersifat reliabel atau ajeg. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terha-dap instrumen yang digunakan. Dalam konteks pengujian instrumen terha-dapat dilaku-kan dengan dua jenis cara, yaitujudgmentatau penilaian dan pengujian empirik. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Penelitian ini menggunakan validasi isi. Kevalidan isi adalah kesesuaian antara instrumen


(56)

39

dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian validitas isi ini dilaku-kan dengan carajudgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indika-tor, dan butir-butir pertanyaannya. Bila diantara unsur-unsur ini terdapat kese-suaian, maka instrumen dapat dianggap valid untuk digunakan dalam pengumpul-an data sesuai kepentingpengumpul-an penelitipengumpul-an ypengumpul-ang berspengumpul-angkutpengumpul-an.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wa-wancara dan angket (kuisioner). Menurut Arikunto ( 2008), wawa-wancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008).

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada tahap studi lapangan dan pada tahap uji coba terbatas. Pada studi lapangan dilakukan wawancara terhadap 8 guru mata pelajaran IPA kelas VII dan pengisian angket oleh 24 siswa SMP ke-las VII di 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang ada di 4 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Pada tahap uji coba terbatas, pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian angket oleh 3 guru IPA kelas VII di SMP Negeri 2 Seputih Mataram, Lampung Tengah untuk mengetahui tanggapan guru terhadap instrumen asemen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan. Pengisian Angket juga dilakukan pada validasi instrumen asesmen kinerja praktikum


(57)

40

pemisahan campuran. Pada validasi keterpakaian produk, konstruksi, dan ke-terbacaan pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan asesmen kinerja yang dikembangkan, kemudian meminta validator yang ahli dalam bidang pe-nilaian untuk mengisi angket validasi keterpakaian produk, konstruksi, dan keterbacaan instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan. Pada tanggapan guru, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan asesmen kinerja yang dikembangkan, kemudian meminta guru mengisi angket yang telah disediakan.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Dari sepuluh langkah dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011) yang telah dijelaskan sebelumnya, pada pene-litian ini dilakukan hanya sampai tahap lima, yaitu revisi hasil uji coba produk (main product revision) secara terbatas. Hal ini karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti yang masih belum cukup dalam melakukan tahap selanjut-nya. Alur penelitian dan pengembangan instrumen asesmen kinerja yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.


(58)

41

Gambar 2. Alur penelitian dan pengembangan instrumen asesmen pada praktikum pemisahan campuran

Studi Lapangan

- Penyebaran angket guru dan siswa di 7 SMP Negeri dan 1SMP Swasta yang adadi empat kabupaten dan kota di Lampung mengenai asesmen kinerja yang digunakan dalam penilaian kinerja siswa ketika praktikum di sekolah

- Analisis asesmen kinerja yang digunakan oleh guru dan siswa.

Validasi Ahli

Revisi asesmen kinerja hasil validasi Penyusunan rancangan asesmen kinerja

Pengembangan asesmen kinerja

asesmen kinerja hasil revisi 1

Tanggapan guru dan siswa

Revisi asesmen kinerja hasil tanggapan guru dan siswa

asesmen kinerjahasil revisi 2

3. Pengembangan draf awal 1. Peneliti-an dPeneliti-an pengum-pulan data 2. Perencanaan

4. Uji coba lapangan awal

5. Revisi hasil uji coba

- Analisis KI dan KD

- Pengembangan Silabus

- Pembuatan Analisis Konsep

- Pembuatan RPP

- Literatur asesmen kinerja

- Kriteria asesmen kinerja yang Baik Studi Kepustakaan & Kurikulum


(59)

42

Berdasarkan alur penelitian diatas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan data

Penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi pendahuluan. Tujuan dari studi pendahuluan adalah menghimpun data tentang susunan dan kondisi asesmen ki-nerja yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan referensi untuk produk yang dikembangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi kepustakaan dan kurikulum

Studi kepustakaan dan kurikulum dilakukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis untuk memperkuat instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji silabus IPA tentang pokok bahasan perubahan benda-benda disekitar yaitu SKL, KI, KD dan indikator.

Selanjutnya, menganalisis asesmen kinerja yang digunakan guru tentang prakti-kum pemisahan campuran. Analisis yang dilakukan yaitu meliputi identifikasi kelebihan dan kekurangan asesmen kinerja tersebut. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran.

b. Studi lapangan

Studi lapangan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan siswa terhadap instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran dan dapat mengetahui instrumen asesmen kinerja seperti apa yang digunakan untuk mendukung proses


(60)

43

penilaian kinerja siswa ketika praktikum. Studi lapangan dilakukan di 7 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta yang ada di 4 kabupaten/kota di Provinsi Lampung menggunakan pedoman wawancara dan angket analisis kebutuhan.

Sekolah yang digunakan dalam penelitian pendahuluan adalah SMP Negeri 1 Bandar Lampung, SMP Negeri 2 Bandar Lampung, SMP Negeri 4 Bandar Lampung, SMP Negeri 1 Kota Metro, SMP Negeri 3 Kota Metro, SMP 3 Muhammadiyah Metro, SMP Negeri 4 Terbanggi Besar, dan SMP Negeri 4 Tulang Bawang Tengah. Wawancara dilakukan kepada 1 guru IPA kelas VII, sedangkan pengisian angket dilakukan oleh 3 siswa yang telah mempelajari pemisahan campuran pada masing-masing sekolah. Pengambilan sampel sekolah yang digunakan, melalui teknikpurposive samplingdengan pertimbangan letak geografis sekolah yang dekat dengan tempat tinggal peneliti.

2. Perencanaan

Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, maka dilakukan penyusunan rancangan produk berupa asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran. Penyusunan asesmen kinerja ini didasarkan pada literatur yang diperoleh terkait susunan asesmen kinerja ideal yang akan digunakan dalam penilaian kinerja sis-wa. Hal yang dilakukan dalam perencanaan produk ini adalah:

a. Menganalisis materi atau standar kompetensi lulusan yang akan dijadikan ba-han pengembangan;

b. Mengumpulkan bahan yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan instrumen asesmen kinerja;


(61)

44

c. Menjabarkan kompetensi dasar kedalam indikator pencapaian;

d. Membuat rancangantaskdan rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran.

3. Pengembangan draf awal

Pengembangan draf awal(Develop preliminary form of product) yaitu mengem-bangkan instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dise-suaikan dengan rancangan produk yang telah dibuat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan instrumen asesmen kinerja

Pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran dilakukan setelah diketahui kebutuhan siswa dan guru melalui data pada tahap stu-di pendahuluan. Hal yang stu-dilakukan dalam pengembangan asesmen kinerja ini adalah membuat instrumen asesmen kinerja sesuai dengan rancangan akhir produk yang telah dibuat. Pada tahap ini dihasilkan draf awal atau draf 1.

b. Validasi produk

Setelah draf 1 dihasilkan, kemudian dilakukan validasi oleh seorang validator ahli atau pakar dibidang kimia. Validasi yang dilakukan merupakan proses penilaian terhadap aspek keterpakaian produk, keterbacaan dan konstruksi dari instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan.


(62)

45

c. Revisi asesmen kinerja hasil validasi

Setelah instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran divalidasi oleh validator, kemudian produk tersebut di revisi berdasarkan saran yang diberikan. Setelah instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran selesai direvisi berdasarkan saran tersebut dan hasilnya dikonsultasikan, maka diperoleh draf 2 instrumen asesmen kienerja praktikum pemisahan campuran.

5. Uji coba lapangan awal

Uji coba lapangan awal ini terdiri dari uji keterlaksanaan produk dan uji coba terbatas. Penjelasan dari masing-masing uji ini yaitu:

a. Uji keterlaksanaan asesmen kinerja

Setelah diperoleh draf 2 hasil revisi validasi, lalu dilakukan uji keterlaksanaan dari produk instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran yang dikem-bangkan. Uji keterlaksanaan ini dilakukan terhadap mahasiswa dan siswa masing-masing 15 orang dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan dari instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan dan kekurangan-kekurangannya sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan untuk instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran. Setelah instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran direvisi berdasarkan hasil uji keterlaksanaan, maka diperoleh draf 3 instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran dan siap untuk dila-kukan uji coba terbatas.


(63)

46

b. Uji coba terbatas

Tujuan dari uji coba terbatas ini adalah untuk mengetahui tanggapan guru terha-dap aspek keterpakaian produk, konstruksi dan keterbacaan dari draf 3 instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran. Uji coba terbatas ini dilakukan dengan cara menunjukkan instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan cam-puran dan meminta 3 guru IPA kelas VII di SMP Negeri 2 Seputih Mataram, Lampung Tengah untuk menanggapi produk tersebut dengan mengisi angket yang telah disediakan.

6. Revisi hasil uji coba

Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil tanggapan guru terhadap aspek keterpakaian produk, aspek konstruksi dan aspek keterbacaan instrumen asesmen kinerja praktikum pemisah-an campurpemisah-an sehingga dihasilkpemisah-an produk akhir instrumen asesmen kinerja prak-tikum pemisahan campuran.

G. Teknik Analisis Data

Kegiatan dalam teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian tersebut yaitu mengolah data angket analisis kebutuhan dan mengolah data angket validasi dan tanggapan guru atau hasil uji coba terbatas.


(64)

47

Penjelasan dari masing-masing teknik analisis data tersebut yaitu:

1. Mengolah data angket analisis kebutuhan

Adapun pengolahan data angket analisis kebutuhan pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran adalah sebagai berikut:

a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan yang terdapat pada angket analisis kebutuhan;

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket);

c. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dalam setiap pertanyaan angket;

d. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya per-sentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

% 100

% 

N J

Jin i (Sudjana, 2005)

Keterangan:

in J

% = Persentase pilihan jawaban-i pada instrumen asesmen kinerja

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i


(65)

48

2. Mengolah data angket validasi dan tanggapan guru (uji coba terbatas) Kegiatan dalam teknik analisis data angket keterpakaian produk, keterbacaan dan konstruksi dilakukan dengan cara:

a. Mengode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban ber-dasarkan pernyataan pada angket. Dalam pengodean data ini dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak di-ukur, pernyataan-pernyataan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya;

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket); c. Memberi skor jawaban responden. Pedoman penskoran jawaban responden

dalam uji keterpakaian produk, konstruksi dan keterbacaan dapat dilihat pada Tabel 7;

Tabel 7. Penskoran jawaban angket

No Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden;

Pengolahan jumlah skor (

S) jawaban angket adalah sebagai berikut: 1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)


(1)

2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST) Skor = 4 x jumlah responden 3) Skor untuk pernyataan Ragu (RG)

Skor = 3 x jumlah responden

4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

f. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan mengguna-kan rumus: % 100 % 

maks in S S

X (Sudjana, 2005)

Keterangan:

in

X

% = Persentase jawaban angket-i

S = Jumlah skor jawaban

maks

S = Skor maksimum yang diharapkan

g. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat keterpakai-an produk, konstruksi, dketerpakai-an keterbacaketerpakai-an pada instrumen asesmen kinerja prak-tikum pemisahan campuran yang dikembangkan, dengan rumus sebagai berikut:

n X Xi

% in

% (Sudjana (2005)

Keterangan:

i

X

% = Rata-rata persentase angket-i

%Xin= Jumlah persentase angket-i

n = Jumlah butir soal

h. Menvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan


(2)

50

dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang ter-sedia;

i. Menafsirkan persentase angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2008) yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Tafsiran presentase jawaban angket Persentase Kriteria

80,1%-100% Sangat baik 60,1%-80% Baik 40,1%-60% Sedang 20,1%-40% Kurang 0,0%-20% Sangat kurang


(3)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Karakteristik instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan yaitu terdiri dari dua submateri yaitu destilasi dan kroma-tografi yang masing-masingnya memiliki rubrik yang sederhanadan mencakup semua kinerja yang paling penting yang harus dinilai dari praktikum destilasi dan kromatografiserta cara penilaian kinerja siswa ketika praktikum mudah sehing-ga memungkinkan guru untuk menilai kinerja seluruh siswa satu kelas dalam waktu bersamaan sambil mengelola kelas;

2. Instrumen asesmen kinerja praktikum pemisahan campuran juga dilengkapi dengan panduan praktikum,gambar dari rangkaian alat destilasi dan kromatografi, panduan penggunaan instrumen asesmen kinerja serta dilengkapi dengan lembar rekapitulasi nilai kinerja siswa; dan

3. Instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran memiliki tingkat keterpakaian produk, konstruksi dan keterbacaan yang sangat baik ber-dasarkan hasil tanggapan guru dengan presentase aspek keterpakaian produk sebesar 92 %, aspek konstruksi sebesar 98,09% dan aspek keterbacaan sebesar 95,11%.


(4)

87

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:

1. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut seperti uji coba lapangan lebih luas dan perbaikan yang lainnya mengenai instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran yang dikembangkan ini. Dengan adanya pe-ngembangan lebih lanjut tersebut, maka dapat dihasilkan produk instrumen asesmen kinerja pada praktikum pemisahan campuran yang lebih baik dan valid sehingga dapat digunakan guru untuk menilai kinerja siswa ketika praktikum pemisahan campuran di sekolah;

2. Instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan ini hanya pada praktikum pemisahan campuran sehingga diharapkan peneliti lain untuk melakukan pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum yang lainnya.


(5)

Amir, S. dan Ahmadi, I. K. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. PT. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedelapan. Bumi Aksara. Jakarta.

Badan Strandar Nasional Pendidikan. 2007. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. BSNP. Jakarta.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung.

Firman, H. 2000. Evaluasi Pembelajaran Kimia. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UPI. Bandung.

Hodson, D. 1996. Practical Work in School Science Exploring Some Directions for Change. International Journal of Science Education, 18 (7): 541-553. Husamah dan Setyaningrum, Y. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis

Pencapaian Kompetensi. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Kurniasih, I. dan Sani, B. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Kata Pena. Surabaya.

Popham, W. J. 1995. Classroom assessment. Allyn and Bacon. Boston. Redhana, I. W. 2008. Praktikum Biokimia Melalui Open-Ended Laboratory.

Undiksha. Singaraja.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Perdana Media Group. Bandung.

Stiggins, R. J. 1994. Student Centered Classroom Assessment. Maxwell Macmillan International Simon & Schuster Company. New York. Strecher, B. 2010. Performance Assessment in An Era Of Standards Based

Educational Accountablility. Stanford CA: Stanford University, Stanford Center for Opportunity Policy in Education. California.


(6)

89

Subali, B. 2010. Buku Evaluasi Remediasi. FMIPA UNY. Yogyakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sukardjo dan Sari, R. L. P. 2009. Penilaian Hasil Belajar Kimia. P2LPTK. Jakarta.

Sukmadinata, N. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sunarti dan Rahmawati, S. 2014. Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkaat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Bandung.

Uno, H. B. dan Koni S. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta Wren, D. G. 2009. Performance Assessment: A Key Component Of A Balanced

Assessment System. Research Brief. Report From The Departement Of Research Evaluation and Assessment.

Wulan, A. R. 2008. Skenario Baru bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia. Jurnal Mimbar Pendidikan, 32 (3): 1-11.

. 2009. Kemampuan Calon Guru Biologi dalam Menyusun Rubrik Analitis pada Asesmen Kinerja Pembelajaran. Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta. 16 Mei. 287-291.

Zainul, A. 2001. Alternative Assessment. Dirjen Dikti. Jakarta.