PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PADA MATERI ASAM BASA

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PADA MATERI ASAM BASA

Oleh

M. WEDDY SAPUTRA

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa, mendeskripsikan tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembangkan, dan mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan instrumen asesmen kinerja prakti-kum tersebut.

Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Tahap pelaksa-naan penelitian ini adalah penelitian dan pengumpulan data, perencapelaksa-naan, pengem bangan produk awal, uji coba lapangan awal, dan revisi hasil uji coba asesmen kinerja praktikum. Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara analisis kebutuhan, instrumen validasi ahli, dan angket tanggapan guru. Analisis data yang digunakan adalah statistika deskriptif.

Hasil penelitian tentang data tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembangkan menunjukkan aspek kesesuaian isi memili-ki kriteria sangat tinggi (82,67%), aspek konstruksi memilimemili-ki kriteria sangat tinggi (82%), dan aspek keterbacaan memiliki kriteria sangat tinggi (83%). Kesimpulan


(2)

M. Weddy Saputra

iv penelitian ini adalah instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik.


(3)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PADA MATERI ASAM BASA

Oleh

M. WEDDY SAPUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada 13 Juni 1993, sebagai putra pertama dari tiga bersaudara buah hati Bapak KMS. Iskandar dan Ibu Yuliastini. Pendidikan formal diawali di TK Sari Teladan tahun 1999, kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Beringin raya lulus tahun 2005, SMP Negeri 14 Bandar Lampung lulus 2008, dan SMA Negeri 7 Bandar Lampung lulus tahun 2011.

Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis. Selama menjadi mahasiswa, pernah terdaftar dalam organisasi internal kampus yaitu menjadi Kepala Divisi Pendidikan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila pada tahun 2013-2014 dan anggota dalam Unit Kegiatan Mahasiswa KOPMA Unila pada tahun 2011. Selain itu, pernah menjadi asisten praktikum di Pendidikan Kimia pada mata kuliah Kimia Organik 1 dan Biokimia. Pada tahun 2014 mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Sukau yang terintergrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon Buay Nyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat.


(8)

MOTO

Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum disalah satu dari rumah-rumah Allah, mereka membaca

kitabullah dan saling mengajarkannya diantara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut

mereka kepada siapa saja yang ada disisi-Nya. Barang siapa melambat-lambat dalam amalannya, niscaya tidak akan bisa dipercepat oleh nasabnya. (H.R Muslim)

Belajar bukan menghapal Tetapi belajar adalah usaha memahami sesuatu

Dan aplikasi dari kehidupan (M. Weddy Saputra)


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala, yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga aku dapat mempersembahkan skripsi ini teruntuk:

 Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih atas doa dan dukungannya terhadap aku selama

ini. Semoga Allah swt., memperkenankanku selalu memberikan lebih banyak kebahagiaan kepada kalian hingga masa depan.

Keluargaku tersayang, terimakasih atas semangat yang kalian berikan dalam setiap saat.

Teman-temanku tersayang, terimakasih atas segala pengalaman suka, duka, canda,tawa yang telah kita lewati bersama selama ini. Semua hal itu akan kurindukan di masa mendatang.

Rekan-rekan KKN/PPL, terimakasih atas semangat dan dukungan baik moril maupun materil selama ini.


(10)

SANWACANA

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah me-limpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang

berjudul “Pengembangan Asesmen Kinerja Praktikum Pada Materi Asam Basa”

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.

Sepenuhnya disadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Kimia, atas kesediannya memberikan motivasi dalam proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing I, atas kesediaan, keikhlas-an, dan kesabarannya memberikan bimbingkeikhlas-an, motivasi, sarkeikhlas-an, dan kritik dalam proses perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembimbing II, atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses perbaikan skripsi ini.


(11)

xii 6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembahas dan Pembimbing Akademik

atas kesediaannya memberikan motivasi, saran, dan kritik dalam proses perbaikan skripsi ini.

7. Validator, seluruh dosen dan segenap civitas akademik Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Bapak/Ibu kepala sekolah dan guru-guru kimia di SMA Negeri 1, SMA Al Azhar 3, dan SMA Persada di Bandar Lampung yang telah mengizinkan dan memberikan kritik dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Bapak, Ibu, kakak, adik, dan keluarga besarku atas cinta, restu, doa, dukung-an ddukung-an semdukung-angat untuk keldukung-ancardukung-an dalam proses penyusundukung-an skripsi ini. 10. Rekan-rekan satu timku (Sevi Karviyani, Dian Tri Oktavia S, Suci Yati Sari),

teman-teman pendidikan Kimia 2011, dan adik-adik tingkat Pendidikan Kimia atas doa, semangat, dan dukungan serta kesediaan kalian dalam perjalanan studiku ini.

11. Rekan-rekan KKN-PPL (Yuni, Novri, Oka, Nikita, Winda, Meli, Iis, Ni Luh) dan teman-teman organisasi internal kampus untuk kerjasama tempo lalu, semoga jalinan ukhuwah kita tetap terjaga.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan disadari se-tiap usaha tak terlepas dari kekeliruan, maka diharapkan sumbangsih, kritik, saran yang bermanfaat bagi karya selanjutnya.

Bandar Lampung, 22 Mei 2015 Penulis,


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian (Assessment) 1. Pengertian penilaian (assessment) ... 7

2. Fungsi dan tujuan penilaian (assessment) ... 8

3. Objek dan jenis penilaian (assessment) ... 9

4. Prinsip dan langkah-langkah penilaian (assessment) ... 11

B. Penilaian Kinerja (Performance Assessment) 1. Pengertian penilaian kinerja (performance assessment) ... 13

2. Kriteria penilaian kinerja (performance assessment) ... 15

C. Metode Praktikum ... 17


(13)

xiv III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian ... 26

B. Data Penelitian ... 26

C. Instrumen Penelitian 1. Pedoman wawancara analisis kebutuhan ... 27

2. Instrumen validasi ahli ... 27

3. Angket tanggapan guru ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Metode Penelitian ... 28

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penelitian dan pengumpulan informasi ... 30

2. Perencanaan ... 32

3. Pengembangan produk awal ... 33

4. Uji coba lapangan awal ... 34

5. Revisi hasil uji coba asesmen kinerja praktikum ... 34

G. Teknik Analisis Data... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penelitian dan pengumpulan data ... 39

2. Produk awal pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa beserta instrumen uji coba lapangan ... 40

3. Hasil validasi ahli terhadap instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ... 45

B. Pembahasan 1. Karakteristik instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ... 82

2. Hasil uji coba lapangan awal ... 82

3. Kendala pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ... 87


(14)

xv V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN 1. Analisis Kompetensi Inti (KI)-Kompetensi Dasar (KD ) ... 92

2. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Guru ... 95

3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan pada Siswa ... 97

4. Hasil Instrumen Validasi Aspek Kesesuaian isi ... 99

5. Tafsiran Hasil Instrumen Validasi Aspek Kesesuaian isi ... 101

6. Hasil Instrumen Validasi Aspek Konstruksi ... 102

7. Tafsiran Hasil Instrumen Validasi Aspek Konstruksi ... 104

8. Hasil Instrumen Validasi Aspek Keterbacaan ... 105

9. Tafsiran Hasil Instrumen Validasi Aspek Keterbacaan ... 107

10. Hasil Angket Uji Kesesuaian Isi oleh Guru ... 108

11. Tafsiran Hasil Angket Uji Kesesuaian Isi oleh Guru ... 110

12. Hasil Angket Uji Konstruksi oleh Guru ... 111

13. Tafsiran Hasil Angket Uji Konstruksi oleh Guru ... 112

14. Hasil Angket Uji Keterbacaan oleh Guru ... 113

15. Tafsiran Hasil Angket Uji Keterbacaan oleh Guru ... 115

16. Surat Kegiatan Penelitian dalam Skala Kecil ... 116


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penskoran pada angket uji coba terbatas untuk pertanyaan positif. ... 36 2. Kriteria angket ... 38 3. Hasil validasi ahli ... 45 4. Hasil validasi ahli untuk aspek kesesuaian isi dengan KI-KD-Indikator .. 46 5. Hasil validasi ahli untuk aspek konstruksi ... 52 6. Hasil validasi ahli untuk aspek keterbacaan ... 57 7. Data tanggapan guru pada uji coba lapangan awal ... 83 8. Data tanggapan guru pada uji coba lapangan awal aspek kesesuaian isi .... 84 9. Data tanggapan guru pada uji coba lapangan awal aspek konstruksi ... 85 10. Data tanggapan guru pada uji coba lapangan awal aspek keterbacaan ... 86


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Langkah-langkah proses penilaian ... 13 2. Alur penelitian pengembangan asesmen kinerja praktikum ... 35 3. Cover depan instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ... 44 4. Cover belakang instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ... 44 5. Indikator keterampilan instrumen asesmen kinerja praktikum submateri

penentuan sifat asam basa larutan ... 47 6. Indikator keterampilan instrumen asesmen kinerja praktikum submateri

pembuatan larutan asam dan basa ... 49 7. Indikator keterampilan instrumen asesmen kinerja praktikum submateri

penentuan pH pada larutan asam dan basa ... 50 8. Indikator keterampilan instrumen asesmen kinerja praktikum submateri

pembuatan indikator asam basa alami yang digagas siswa ... 51 9. Petunjuk pengisian lembar asesmen kinerja praktikum materi asam basa .. 54 10.Tabel rubrik instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ... 55 11.Cover depan instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa

(revisi) ... 59 12.Cover belakang instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa

(revisi) ... 60 13.Prosedur kerja pada percobaan penentuan sifat asam basa larutan ... 61 14.Prosedur kerja pada percobaan pembuatan larutan asam dan basa ... 62


(17)

xix 15.Lembar penggunaan alat pada percobaan pembuatan larutan asam

dan basa ... 65

16.Prosedur kerja pada percobaan penentuan pH pada larutan asam dan basa ... 67

17.Kriteria penilaian mengenai pemilihan alat yang digunakan ... 68

18.Kriteria penilaian mengenai pemilihan bahan yang digunakan ... 69

19.Kriteria penilaian mengenai proses memasukkan kertas lakmus ... 70

20.Kriteria penilaian mengenai cara menimbang padatan NaOH ... 71

21.Kriteria penilaian mengenai proses melarutkan padatan NaOH dengan aquades ... 72

22.Kriteria penilaian mengenai proses memasukkan larutan ke dalam labu takar ... 73

23.Kriteria penilaian mengenai proses memasukkan aquades mula-mula ke dalam labu takar ... 74

24.Kriteria penilaian mengenai cara memipet HCl 1 M dari botol kemasan ke dalam labu takar dengan pipet volum ... 75

25.Kriteria penilaian mengenai proses memasukkan larutan HCl 1 M ke dalam labu takar ... 77

26.Kriteria penilaian mengenai penambahan aquades pada HCl 1 M dalam labu takar ... 78

27.Kriteria penilaian mengenai pengamatan perubahan warna indikator universal ... 80


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini pendidikan Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013 bagi sebagian sekolah yang ada di seluruh indonesia baik tingkat dasar maupun tingkat mene-ngah. Kurikulum 2013 ini merupakan suatu kurikulum yang dalam pembelajaran-nya berpusat pada siswa (Student centered). Sehingga, pada pembelajarannya guru harus memberikan fakta-fakta atau fenomena yang berhubungan dengan ma-teri yang diajarkan dan tidak selalu menggunakan metode ceramah, agar siswa lebih berfikir kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia agar memiliki ke-mampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, krea-tif, inovakrea-tif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyara-kat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam konteks tersebut, pem-belajaran diarahkan untuk berbasis pada aktivitas belajar siswa dalam bimbingan guru. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran yang harus digunakan pun akan ber-beda dengan strategi yang digunakan guru ketika melaksanakan pengajaran seba-gai proses penyampaian pengetahuan.


(19)

2

Strategi pembelajaran yang diyakini mampu membina kompetensi siswa dalam kurikulum 2013, salah satunya adalah pembelajaran berbasis proses saintifik. Menurut Barringer, et al. (Abidin, 2014), pembelajaran proses saintifik merupa-kan pembelajaran yang menuntut siswa berifikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Hal ter-sebut sejalan dengan Weinbaum, et al (Abidin, 2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran tersebut merupakan proses membangun makna dari informasi baru dengan menggunakan kerangka kerja konseptual. Pembelajaran proses saintifik dapat diartikan sebagai pembelajaran yang dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah merupakan pendekat-an ypendekat-ang pada dasar gaya berpikirnya mengadopsi dari metode ilmiah.

Selain strategi pembelajaran, pada kurikulum 2013 penilaian pembelajaran pun mengalami perubahan. Pada kurikulum 2013 penilaian yang dikembangkan oleh sekolah adalah penilaian tertulis, penilaian kinerja, penilaian proses, penilaian sikap, penilaian diri sendiri, dan penilaian portofolio. Salah satu penilaian yang sangat ditekankan pada kurikulum 2013 yaitu penilaian kinerja (Perfomance Assessment). Penilaian kinerja ini diharapkan dapat diterapkan pada setiap pem-belajaran khususnya pempem-belajaran kimia. Hal ini sesuai dengan hakikat ilmu ki-mia yaitu kiki-mia sebagai produk, kiki-mia sebagai proses, dan kiki-mia sebagai sikap ilmiah, sehingga penilaian keterampilan penting dilakukan oleh guru secara objektif bukan secara subjektif.

Hal ini didukung pula dengan studi kepustakaan yang dilakukan pada penelitian Samosir (2013), dimana dalam penelitian tersebut dilakukan pengembangan


(20)

3

asesmen berbasis keterampilan proses sains pada materi asam basa. Pada pene-litian tersebut dijelaskan bahwa pentingnya asesmen dalam pembelajaran. Karena instrumen ini dapat menjadi tolak ukur guru dalam menilai proses pembelajaran-nya baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Akan tetapi, pada hasil penelitian tersebut belum dilakukan pengembangan instrumen asesmen kinerja siswa khususnya dalam kegiatan praktikum.

Untuk memperkuat fakta di atas, selanjutnya dilakukan studi lapangan dengan 6 guru dan 30 siswa yang tersebar di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung untuk mendapatkan fakta-fakta yang mendukung tentang peni-laian kinerja praktikum secara langsung. Hasil yang didapatkan bahwa hanya 66,67% dari guru-guru tersebut yang telah menerapkan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Sehingga berpengaruh pada pembelajaran kimia khususnya materi asam basa, dimana sekitar 83,33% dari guru-guru tersebut telah melakukan prak-tikum pada pembelajaran materi tersebut. Karena pendekatan ilmiah lebih berpu-sat pada siswa yang mengharuskan memperoleh pengetahuan yang berkaitan de-ngan materi pembelajaran dede-ngan secara ilmiah atau dede-ngan melakukan prakti-kum untuk memperoleh fakta-fakta secara langsung.

Sekitar 83,33% dari guru-guru tersebut telah melakukan praktikum pada pembela-jaran materi tersebut, tetapi hanya 33,33% dari guru-guru tersebut yang melaku-kan penilaian kinerja praktikum pada siswa untuk materi asam basa. Hal ini didu-kung pula dengan tidak adanya pedoman asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa khususnya, karena dalam penyusunannya masih bersifat abstrak atau tidak ada gambarannya sehingga penilaian masih agak bersifat subjektif.


(21)

4

Kesulitan-kesulitan dalam menyusun asesmen kinerja praktikum tersebut adalah pemahaman tentang pengetahuan penilaian masih kurang, tidak ada panduan ten-tang pembuatan instrumen asesmen kinerja praktikum, dan belum mengetahui cara pembuatan rubrik atau kriteria instrumen asesmen kinerja praktikum yang baik. Dengan demikian, sebanyak 100% dari guru-guru tersebut menyatakan bahwa perlu adanya pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul

“Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Praktikum Pada Materi Asam basa.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah bentuk instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa?

2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa?

3. Apa kendala yang ditemui ketika menyusun instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa?


(22)

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. mengembangkan instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam

basa;

2. mendeskripsikan tanggapan guru mengenai instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa;

3. mengetahui hal-hal yang menjadi kendala dalam penyusunan instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam pengembangan asesmen kinerja praktikum ini adalah:

1. Bagi guru

Pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian keterampilan siswa. Instrumen asesmen kinerja praktikum ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru dalam menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen kinerja praktikum yang lebih baik untuk penilaian keterampilan siswa dalam melakukan percobaan pada pembelajaran kimia.

2. Bagi peneliti

Untuk mengetahui cara mengembangkan instrumen asesmen kinerja praktikum, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut lagi dikemudian hari. Pengembangan


(23)

6

instrumen asesmen kinerja praktikum siswa ini juga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam melakukan penilaian terhadap siswa ketika mengajar.

3. Bagi sekolah

Memberikan pandangan baru dalam sistem penilaian dan menjadi suatu sumbang-an pemikirsumbang-an dalam meningkatksumbang-an mutu pendidiksumbang-an terutama dalam pembelajarsumbang-an kimia di sekolah. Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam pengembangan instrumen asesmen kinerja praktikum yang lebih baik untuk diterapkan dalam sistem penilaian keterampilan siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembang-kan suatu produk baru atau menyempurnamengembang-kan produk yang telah ada sebelum-nya yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Asesmen adalah suatu kegiatan yang mengukur kemampuan siswa baik pengetahuan, sikap maupun keterampilannya dalam proses pembelajaran. 3. Instrumen asesmen kinerja praktikum adalah suatu instrumen asesmen yang

dirancang untuk menilai keterampilan siswa dalam kegiatan praktik di laboratorium.

4. Materi yang dibahas dalam instrumen asesmen kinerja praktikum ini adalah asam basa.


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penilaian (Assessment)

1. Pengertian penilaian (assessment)

Menurut Linn dan Gronlund (Uno dan Satria, 2012), asesmen (penilaian) merupa-kan suatu istilah umum yang meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertullis) dan format penilaian kemajuan belajar. Selain itu, ases-men didefinisikan juga sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk ases-mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno dan Satria, 2012).

Menurut Angelo dan Croos (Abidin, 2014), penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari sis-wa di dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran. Sedangkan, menurut Propham (Abidin, 2014), penilaian merupakan usaha formal yang dilaku-kan untuk menjelasdilaku-kan status siswa dalam variabel penting pendididilaku-kan yang meli-puti ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain itu, menurut Miller, et al. (Abidin, 2014), penilaian merupakan seluruh prosedur untuk mendapatkan infor-masi tentang status belajar siswa dan membuat keputusan berdasarkan


(25)

8

peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini senada dengan, pengertian penilaian menurut Tim Penyusun (2006) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa atau ketercapaian kemampuan siswa. Sehingga, pengertian asesmen adalah suatu kegiatan yang mengukur kemampuan siswa baik pengetahuan, sikap maupun keterampilannya dalam proses pembelajaran.

2. Fungsi dan tujuan penilaian (assessment)

Menurut Sudijono (Uno dan Satria, 2012) mengemukakan bahwa secara umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi, yaitu (a) mengukur kemajuan, (b) menunjang penyusuan rencana, dan (c) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Selain itu, menurut Uno dan Satria (2012) fungsi penilaian, yaitu

Fungsi penilaian pendidikan bagi guru adalah untuk (a) mengetahui kemajuan belajar peserta didik, (b) mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelompoknya, (c) mengetahui kelemahan-kelemahan cara belajar-mengajar dalam proses belajar mengajar, (d) memperbaiki proses belajar-mengajar, dan (e) menentukan kelulusan murid. Sedangkan bagi murid, penilaian pendidikan berfungsi untuk (a) mengetahui kemampuan dan hasil belajar, (b) memperbaiki cara belajar, dan (c) menumbuhkan motivasi belajar. Fungsinya bagi sekolah adalah (a) mengukur mutu hasil pendidikan, (b) mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, (c) membuat keputusan kepada peserta didik, dan (d) mengadakan perbaikan kurikulum.

Selain fungsinya, dijelaskan pula tujuan asesmen oleh Sudjana (2005) yaitu sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pela-jaran yang ditempuh;

b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan;


(26)

9

c. Menentukan tindak lanjut hasil asesmen, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya;

d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah ke-pada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, penggunaan jenis assessment yang tepat akan menentukan keberhasilan dalam memperoleh informasi yang berkenaan dengan proses pembelajaran.

Menurut Suryabrata (1983), tujuan evaluasi pendidikan dapat dikelompokkan dalam tiga klasifikasi, yaitu :

a. Klasifikasi berdasarkan fungsinya evaluasi bertujuan untuk memenuhi ke- butuhan

1. Psikologik, evaluasi dapat dipakai sebagai kerangka acuan kemana dia harus bergerak menuju tujuan pendidikan;

2. Didaktif/instruksional, tujuan evaluasi memotivasi belajar kepada peser ta didik, memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pengajar-an dpengajar-an metode mengajar serta dalam rpengajar-angka mengadakpengajar-an bimbingpengajar-an- bimbingan-bimbingan secara khusus kepada peserta didik;

3. Administrative/manajerial, bertujuan untuk pengisian buku rapor, menentukan indeks prestasi, pengisian STTB, dan tentang ketentuan kenaikan siswa.

b. Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat digu-nakan untuk mengambil

1. Keputusan individual; 2. Keputusan institusional;

3. Keputusan didaktik instruksional; 4. Keputusan-keputusan penelitian. c. Klasifikasi formatif dan sumatif

1. Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan-balik guna menyempurnakan perbaikan proses belajar-mengajar;

2. Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar-mengajar (akhir semester/tahun).

3. Objek dan jenis penilaian (assessment)

Menurut Arikunto (2008), objek penilaian meliputi tiga segi, yaitu (a) input

(siswa) dianggap sebagai bahan yang akan diolah, (b) transformasi dianggap sebagai dapur tempat mengolah bahan mentah, dan (c) output dianggap sebagai hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai.


(27)

10

Menurut Sudijono (2008), objek dari penilaian terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Hal tersebut juga sejalan dengan Bloom dan kawan-kawan (Sudijono, 2008) yang berpendapat bahwa taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada diri siswa, yaitu (a) ranah proses berfikir (cognitive domain), (b) ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (c) ranah keterampilan (psychomotor domain).

Pada pelaksanaannya, penilaian kelas dilaksanakan dalam berbagai teknik, seperti penilaian kinerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian diri (self assessment) (Uno dan Satria, 2012). Selain itu, menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pendidikan Nasional, terdapat beberapa jenis penilaian yaitu sebagai berikut :

a. Kuis, isian atau jawaban singkat yang menanyakan hal-hal prinsip; b. Pertanyaan lisan, untuk mengukur pemahaman terhadap konsep, prinsip, dan teorema;

c. Ulangan harian, dilakukan oleh guru secara periodik pada akhir pembela- jaran Kompetensi Dasar (KD) tertentu;

d. Ulangan tengah semester dan akhir semeseter, dilakukan dengan materi yang dinilai dari penggabunan beberapa KD dalam suatu kurun waktu ter-tentu;

e. Tugas individu, diberikan dalam waktu-waktu dan kebutuhan tertentu da-lam berbagai bentuk, misalnya laporan kegiatan, kliping, makalah, dan sebagainya;

f. Tugas kelompok, digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam bekerja kelompok;

g. Respons atau ujian praktik, digunakan pada mata pelajaran tertentu yang membutuhkan praktikum, meliputi pra kegiatan untuk mengetahui kesiap-an peserta didik, dkesiap-an pasca kegiatkesiap-an, untuk mengetahui pencapaikesiap-an KD tertentu;


(28)

11

h. Laporan kerja praktik, dilakukaan oleh guru pada mata pelajaran tertentu yang memang membutuhkan praktikum dengan mengamati suatu gejala dan perlu dilaporkan;

i. Penilaian portofolio, yaitu kumpulan hasil belajar/karya peserta didik (hasil-hasil tes, tugas perseorangan, laporan praktikum dan hasil berwujud benda lainnya). Penilaian berupa proses kemajuannya, baik secara analitik, holistik, atau kombinasi dari keduanya.

4. Prinsip dan langkah-langkah penilaian (assessment)

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi fak-tor subjektivitas penilai;

b.Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan;

c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya;

d.Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak;

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak inter-nal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasil-nya;

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Selain itu, menurut Abidin (2014), ada beberapa prinsip asesmen, yaitu (a) ases-men harusnya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif, (b) harus dibedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading), (c) dalam proses pem-berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pempem-berian yang non-referenced dan yang criterion referenced, (d) kegiatan pemberian nilai hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; 5) asesmen harus bersifat komparabel.


(29)

12

Penilaian (assessment) dalam pembelajaran harus memiliki prosedur/langkah-langkah tertentu. Menurut Uno dan Satria (2012), terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan yaitu (a) menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar; (b) menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator; (c) memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor; (d) memetakan standar kompetensi, kompe-tensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, aspek penilaian, dan teknik penilaian; (e) menetapkan teknik penilaian dengan mempertimbangkan ciri indikator.

Hal ini pula dijelaskan oleh Subali (2010) bahwa

Agar dapat diperoleh alat asesmen atau alat ukur yang baik perlu

dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang meliputi perencanaan asesmen yang memuat maksud dan tujuan asesmen, yaitu

1. Penyusunan kisi-kisi;

2. Penyusunan instrumen/alat ukur;

3. Penelahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara kualitatif,yakni sebelum digunakan;

4. Uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara empiris;

5. Pelaksanaan pengukuran;

6. Asesmen yang merupakan interpretasi hasil pengukuran; 7. Pemanfaatan hasil asesmen.

Sedangkan, menurut Firman (2000), tahapan pokok dalam proses asesmen

meliputi tiga tahapan, yaitu (a) tahap persiapan, (b) tahap pengumpulan informasi, dan (c) tahap pertimbangan. Langkah-langkah dalam penilaian tersebut


(30)

13

Gambar 1. Langkah-langkah proses penilaian

B. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

1. Pengertian penilaian kinerja (performance assessment)

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 menjelaskan bahwa guru menilai keterampilan melalui penilaian kinerja dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Tes praktik merupakan penilaian yang menuntut respons berupa

Tahap persiapan

Tahap pengumpulan

informasi

Tahap pertimbangan

Mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat

Menentukan informasi yang diperlukan

Memilih informasi yang

telah tersedia

Menentukan kapan dan bagai-mana informasi dikumpulkan

Menyusun atau memilih alat pengumpul informasi

Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan Menganalisis

informasi

Melakukan pertimbangan


(31)

14

keterampilan melakukan suatu aktivitas atau prilaku sesuai dengan tuntutan kom-petensi dan proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Sedangkan penilaian portofolio adalah penilaian yang dila-kukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik (Abidin,2014)

Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Diknas menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, penilaian kiner-ja dilakukan terhadap hal-hal yang dilakukan oleh siswa ketika sedang melakukan tugas tertentu. Sedangkan, menurut Lewin dan Shoemaker (Abidin, 2014), peni-laian kinerja merupakan suatu penipeni-laian yang menggambarkan seluruh kemampu-an berfikir siswa semenjak awal kegiatkemampu-an pembelajarkemampu-an, kemampukemampu-an siswa beker-ja selama proses pembelabeker-jaran, dan kemampuan pemahaman siswa di akhir pem-belajaran.

Selain itu, penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan menga-mati kegiatan peeserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa menunjukkan kiner-janya. Kinerja yang dapat diamati seperti bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat (Uno dan Satria, 2012).


(32)

15

Hal ini dijelaskan pula oleh Arends dan Stiggins (Noviantari, 2012) bahwa Penilaian kinerja adalah tes yang menghendaki siswa mendemonstrasikan kinerjanya pada tugas tertentu serta melibatkan siswa atau menciptakan produk yang spesifik, sehingga penilaian kinerja dapat diartikan sebagau penilaian terhadap kinerja yang dapat berupa keterampilan tugas-tugas tertentu dan hasil karya yang diciptakan.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa asesmen kinerja praktikum merupakan suatu penilaian terhadap kinerja siswa untuk menilai keterampilan mereka dalam pembelajaran.

2. Kriteria penilaian kinerja (performance assessment)

Menurut Stiggins (Noviantari, 2012) kriteria kinerja biasa disebut dengan elemen-elemen kunci atau dimensi kinerja. Kejelasan dan kesesuaian kinerja merupakan hal penting untuk penilaian kinerja yang baik. Jika kriterianya jelas, maka hasil metodologi ini akan mudah diaplikasikan. Kriteria kinerja tidak hanya difokuskan pada dampak yang diharapkan, tetapi juga pada kejelasan pengungkapan kriteria kinerja. Asesor kinerja bebas memilih cara pencatatan hasil-hasilnya seperti daftar cek, skala penilaian, catatan lapangan (anecdotal records) dan catatan mental .

Menurut Popham (Abidin, 2014), ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam membuat penilaian kerja. Beberapa kriteria evaluasi untuk penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

a. Generalisasi, hasil penilaian kinerja harus dapat digeneralisasikan dengan penilaian yang lain;

b. Otentik, penilaian harus mncerminkan konteks kehidupan nyata; c. Banyak fokus, dapat mengukur berbagai hasil belajar;


(33)

16

e. Adil, harus memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan siswa; f. Layak, dapat digunakan karena ekonomis, praktis, dan efisien;

g. Berbasis skor, penilaian harus menggunakan skor dan prosedur penskoran yang jelas.

Menurut Popham (Abidin, 2014), penilaian kinerja yang memiliki tiga karakteris-tik umum yaitu sebagai berikut:

a. Multikriteria, kinerja siswa harus menggunakan penilaian yang memiliki lebih dari satu kriteria;

b. Standar kualitas yang spesifik, masing-masing kriteria kinerja siswa dapat dinilai secara jelas dan eksplisit dalam memajukan evaluasi kualitas kinerja siswa;

c. Adanya judgement penilaian, assessment kinerja membutuhkan penilaian yang bersifat manusiawi untuk menilai bagaimana kinerja siswa dapat diterima secara nyata (real), bukan menilai dengan menggunakan angka pada komputer atau mesin (seperti pada tes baku).

Menurut Abidin (2014), ada dua cara yang digunakan untuk menilai kinerja siswa, yaitu

Cara holistik merupakan suatu cara yang digunakan apabila para penskor hanya memberikan satu buah skor atau nilai berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta tes dan cara analitis di mana para penskor memberikan skor pada berbagai aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai. Beberapa cara menskor kemampuan keterampilan atau kemampuan kinerja peserta tes dengan metode analitik antara lain adalah dengan cara menggunakan (a) checklist

dan (b) rating scale.

Berdasarkan hal tersebut, bagi penilaian kinerja yang dilakukan dengan menggu-nakan daftar cek (ya/tidak), siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan ke-mampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa ti-dak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah dan dapat diamati-tidak dapat diamati. Sedangkan, penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian


(34)

17

nilai secara kontinu, dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya sangat kompeten-kompeten-agak kompeten-tidak kompeten. Penilaian kinerja sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor sub-jektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat (Uno dan Satria, 2012).

C. Metode Praktikum

Menurut Noviantari (2012), kegiatan praktikum adalah suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan kegiatan siswa dengan bahan-bahan dan peralatan laboratorium baik secara perorangan maupun kelompok. Kegiatan praktikum ini pun terdiri dari tiga aspek kinerja yaitu aspek persiapan, pelaksanaan, dan kebersihan setelah praktikum. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktikum merupakan suatu kegiatan baik perorangan maupun kelompok dalam laboratorium yang berkaitan dengan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium guna memperoleh suatu pengetahuan melalui hasil percobaan dan pengamtan secara langsung.

Pabelon dan Mendoza (Noviantari, 2012) menyatakan bahwa praktikum atau kerja laboratorium memiliki tiga tujuan, yaitu

Tujuan kognitif meliputi mempromosikan pengembangan intelektual, meningkatkan belajar konsep-konsep ilmiah, mengembangan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan berpikir kreatif, meningkatkan pemahaman sains, dan metode ilmiah, tujuan psikomotor/praktik atau prosedural meliputi mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penilaian investigasi ilmiah, menganalisis temuan data, mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam berkomunikasi, dan keterampilan dalam bekerja dengan yang lain, dan tujuan afektif meliputi meningkatkan sikap ilmiah, mempromosikan persepsi-persepsi positif untuk memahami dan mempengaruhi lingkungan.


(35)

18

Keuntungan penggunaan metode praktikum menurut Arifin (2011), antara lain : 1. Dapat memberikan gambaran yang konkrit tentang suatu peristiwa; 2. Siswa dapat mengamati proses;

3. Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri; 4. Siswa dapat mengembangkan pengembangan ilmiah;

5. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran lebih efektif dan efisien.

D. Analisis Konsep

Herron et al. (Fadiawati, 2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) mendefinisikan konsep seba-gai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satu pun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Definisi konsep harus memerlukan suatu analisis konsep yang dapat menghu-bungkan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya. Hal ini senada dengan Herron et al.(Fadiawati, 2011), analisis kon-sep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, defi-nisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variable, posisi konsep, contoh, dan non contoh.


(36)

19 ANALISIS KONSEP

Kelas : XI (SMA)

Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin rasa tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban, terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Dasar : 3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan

No Nama & Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat 1. Asam-basa

Arrhenius

Asam merupakan suatu zat yang jika dilarutkan di dalam air akan terionisasi ion H+, Sedangkan basa merupakan

Konsep konkrit

- - Asam basa monoprotik dan asam-basa poliprotik

- - - HCl,

CH3COOH, NaOH, NH4OH, dll CH3OH, C6H12O6, NaCl, dll


(37)

20 No Nama &

Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat suatu zat yang jika

dilarutkan di dalam air akan terionisasi menghasilkan ion OH-.

- Jenis Larutan

2 pH dan pOH

Kekuatan asam-basa dapat

dinyatakan dengan istilah pH dan pOH. Kekuatan asam-basa ini ditentukan oleh indikator. Konsep yang menyat akan ukuran atribut Kekuatan asam-basa

- Harga pH - Harga pOH - Jenis

Indikator

Konsep asam basa

pKw - pH HCl 0,1M

= 1

pOH NaOH 0,1 M = 1

3 Kekuatan asam dan basa

Asam/basa terdiri dari 2 jenis yaitu asam/basa kuat dan asam/basa lemah. Asam/basa kuat Konsep konkrit - Tetapan ionisasi asam - Tetapan ionisasi Jenis larutan asam-basa Konsep asam dan basa

- - Asam kuat

(HCl,H2SO4) Asam lemah (CH3COOH) Basa kuat - NaCl - BaCl2


(38)

21 No Nama &

Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat adalah suatu

asam/basa yang dilarutkan di dalam air akan mengalami reaksi ioniasasi sempurna, Sedangkan asam/basa lemah adalah suatu asam/basa yang dilarutkan di dalam air akan mengalami reaksi ionisasi sebagian.

basa (NaOH,

Ba(OH)2) Basa lemah (NH4OH)

4 Tetapan ionisasi Asam

Pada asam lemah terjadi reaksi ionisasi sebagian sehingga mengalami Konsep yang menyat akan simbol Derajat disosiasi/ ionisasi(α) Harga tetapan ionisasi asam (Ka) Kekuatan asam dan basa Tetapan ionisasi basa

- CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq) Ka = 1 x 10-5

HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)


(39)

22 No Nama &

Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat keseimbangan dan

memiliki tetapan ionisasi asam (Ka) serta memiliki hubungan dengan derajat

ionisasi/disosiasi

(α).

5 Tetapan ionisasi Basa

Pada basa lemah terjadi reaksi ionisasi sebagian sehingga mengalami keseimbangan dan memiliki tetapan ionisasi basa (Kb) serta memiliki hubungan dengan derajat Konsep yang menyat akan simbol, Derajat disosiasi/ ionisasi(α) Harga tetapan ionisasi basa (Kb) Kekuatan asam dan basa Tetapan Ionisasi asam

- NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

Ka = 1,8x 10-5

NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)


(40)

23 No Nama &

Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat ionisasi/disosiasi

(α).

6 Derajat disosiasi/

ionisasi (α)

Derajat ionisasi/

disosiasi (α) asam -basa menyatakan perbandingan jumlah asam atau basa yang terurai menjadi ion dengan jumlah mula-mula. Pada asam atau basa lemah, nilai

derajat ionisasi (α)

antara 0-1. Adanya hubungan antara konsentrasi H+, konsentrasi OH-, tetapan ionisasi Konsep yang menyat akan simbol

- Besarnya derajat disosia-si/Ionisasi (α)

- - - HCl; α = 1

CH3COOH;


(41)

24 No Nama &

Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat asam (Ka) dan

tetapan ionisasi basa (Kb) dengan derajat ionisasi/

disosiasi (α)

7. Indikator asam-basa

Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa. Indikator asam basa dapat dibuat dari bahan alam.

Konsep konkrit

pH/pOH Jenis indikator asam-basa

- - - Indikator dari

bahan alami: mahkota bu-nga (kembang sepatu, mawar bogenvil), kunyit Indika-tor lakmus merah (ren-tang pH < 5) , lakmus biru (rentang pH >8) , metil


(42)

25 No Nama &

Label

Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh

Non-Contoh Kritis Variabel Super

Ordinat

Ordinat Sub Ordinat

jingga(merah-kuning) ren-tang 2,9 – 4,0; metil merah (merah-kuning) ren-tang 4,2-6,3; bromtimol biru (kuning-biru) rentang 6,0 – 7,6 ; fenolftalein (tidak ber-warna-merah) rentang 8,3-10,0

Indikator Universal


(43)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek uji coba lapangan awal. Subjek penelitian studi lapangan ini adalah 6 guru kimia dan 30 siswa SMA kelas XII IPA di SMA Negeri 1, SMA Negeri 7, SMA Negeri 16, SMA Al Kautsar, SMA Al Azhar 3, dan SMA Persada di Bandar Lampung. Subjek penelitian ini adalah instrumen asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa, sedangkan subjek uji coba lapangan awal adalah guru-guru kimia di SMA Negeri 1, SMA Al Azhar 3, dan SMA Persada di Bandar Lampung.

B. Data Penelitian

Sumber data pada penelitian ini adalah siswa SMA Jurusan IPA dan guru mata pelajaran kimia SMA. Pada tahap studi lapangan dilakukan wawancara dengan 6 guru kimia dan 30 siswa SMA kelas XII IPA dari enam SMA di Bandar Lampung Sedangkan, pada uji coba lapangan awal, data diperoleh dari angket yang diisi oleh guru-guru kimia di satu SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung.


(44)

27

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan dalam penelitian. Instrumen merupakan alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi (Arikunto, 2008). Instrumen penilaian dikelompokkan dalam dua macam yaitu tes dan non tes. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan ada-lah pedoman wawancara analisis kebutuhan, instrumen validitas ahli, dan angket tanggapan guru. Adapun penjelasan dari instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara analisis kebutuhan

Instrumen ini berupa lembar pedoman wawancara yang digunakan pada siswa kelas XII IPA dan guru kimia di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung. Lembar pedoman wawancara ini berfungsi untuk mengetahui (1) apakah sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013, (2) apakah sekolah tersebut telah menerapkan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran, (3) melakukan praktikum atau tidak pada materi asam basa, (4) sudah/belum menyusun instru-men asesinstru-men kinerja praktikum beserta rubriknya, dan (5) kesulitan-kesulitan dalam menyusun instrumen asesmen kinerja praktikum, sehingga menjadi refe-rensi dalam pengembangan asesmen kinerja praktikum.

2. Instrumen validasi ahli

Instrumen ini berupa angket validasi aspek kesesuaian isi terhadap KI-KD-Indikator, aspek konstruksi, dan aspek keterbacaan. Instrumen ini dilengkapi


(45)

28

dengan kolom tanggapan atau saran. Hasil validasi digunakan sebagai referensi terhadap pengembangan asesmen kinerja praktikum yang akan dikembangkan.

3. Angket tanggapan guru

Instrumen ini berupa angket yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk menilai aspek kesesuaian isi terhadap KI-KD-Indikator, konstruksi, dan keterba-

caan. Angket ini dilengkapi dengan kolom tanggapan atau saran. Hasil uji terse-but digunakan sebagai referensi terhadap pengembangan asesmen kinerja

praktikum yang akan dikembangkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket (kuisioner). Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada tahap studi lapangan dan pada tahap uji coba lapangan awal. Pada tahap studi lapangan, dilakukan wawancara terhadap guru kimia dan siswa kelas XII IPA di enam SMA baik Negeri maupun Swasta di Bandar Lampung. Sedangkan pada uji coba lapangan awal, dilakukan dengan penyebaran angket kepada guru-guru kimia untuk mengetahui tanggapan guru terhadap instrumenasesmen kinerja praktikum yang telah dikembangkan.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall


(46)

29

(Sugiyono, 2013), metode penelitian dan pengembangan (Research and Develop-ment) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Berdasarkan hal tersebut langkah-langkah metode Research and Development

(R&D) Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011), ada sepuluh langkah dalam pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting) yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan dari segi nilai, (2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meliputi kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai, desain penelitian, dan

kemungkinan pengujian dalam lingkup yang terbatas, (3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi, (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru) dan selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket, (5) merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba, (6) uji coba lapangan (main field testing) dengan melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba, (7)

penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operational product revision) dengan menyempurnakan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan

(operational field testing), pengujian dilakukan melalui pengisian angket, wawan-cara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200


(47)

30

subjek, (9) penyempurnaan produk akhir (final product revision), penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan, (10) diseminasi dan imple-mentasi (dissemination and implementation) dengan melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan.

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan sampai uji coba lapangan awal (preliminary field testing) dan revisi hasil uji coba lapangan (main field testing). Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti yang masih belum cukup untuk melaksanakan tahap selanjutnya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi

Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011), tahap penelitian dan pengumpulan informasi adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tujuan dari penelitian dan pengumpulan informasi adalah untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar untuk produk yang dikembangkan. Tahap penelitian dan pengumpulan informasi terdiri atas studi literatur dan studi lapangan, sebagai berikut:


(48)

31

a. Studi literatur

Menurut Sukmadinata (2011), studi literatur ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan secara optimal, diketahui keunggulan dan keterbatasannya, serta untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut Studi literatur dilakukan de-ngan cara analisis terhadap materi asam basa yang meliputi KI, KD, analisis kon-sep, silabus, dan RPP, serta mengkaji buku mengenai asesmen dan produk peneli-tian sejenis yang berbentuk dokumen-dokumen hasil penelipeneli-tian atau hasil evaluasi. Hasil dari kajian akan menjadi acuan dalam pengembangan asesmen kinerja

praktikum.

b. Studi lapangan

Penelitian ini dilakukan di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung yang terbagi dalam kategori SMA dengan mutu rendah, sedang, dan tinggi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel gabungan antara pengambilan sampel berdasarkan klaster ( cluster sampling) dan berdasarkan strata ( stratified sampling). Hal ini juga dilakukan dalam penentuan lima perwakilan siswa yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Kemudian, melakukan wawancara kepada guru kimia kelas XI dan perwakilan siswa kelas XII IPA. Karena materi pokok asam basa yang akan digunakan ada di semester genap, sedangkan penelitian


(49)

32

dilakukan pada semester ganjil. Dalam lembar pedoman wawancara tersebut, hal-hal yang dinyatakan berhubungan dengan asesmen kinerja praktikum yang dilaku-kan masing-masing sekolah tersebut.

2. Perencanaan

Penyusunan instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini didasarkan pada hasil studi literatur dan studi lapangan yang telah dilakukan. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini dikembangkan untuk mencapai tujuan dari penggunaan produk yaitu sebagai alat ukur oleh guru dalam penilaian kinerja praktikum siswa pada materi asam basa dan sebagai referensi bagi guru, sekolah, dan peneliti lain dalam menyusun dan mengembangkan instrumen ini. Dalam penyusunannya, instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa terdiri dari lembar asesmen kinerja praktikum dan rubrik penilaiannya serta materi praktikum yang dinilai sesuai dengan pokok bahasan, seperti penentuan sifat asam basa larutan, pembuatan larutan asam dan basa, penentuan pH dalam larutan asam dan basa, dan pembuatan indikator asam basa alami yang digagas siswa. Hal ini sesuai dengan Sukmadinata (2011) bahwa rancangan produk yang akan dikem-bangkan minimal mencakup (1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa peng-guna dari produk tersebut, dan (3) deskripsi komponen-komponen produk dan penggunaannya.


(50)

33

3. Pengembangan produk awal

Berdasarkan rancangan asesmen kinerja praktikum yang telah dibuat, dapat diru-muskan produk awal yang bersifat tentatif. Meskipun masih produk awal, bersifat draf kasar, tetapi sudah disusun selengkap dan sesempurna mungkin. Draf atau produk awal dikembangkan oleh para pengembang bekerja sama atau dengan ban-tuan para ahli. Hal ini diperlukan untuk melihat kelayakan produk. Langkah per-tama pada pengembangan produk ini adalah dilakukannya penyusunan instrumen asesmen kinerja praktikum. Instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikem-bangkan tersebut terdiri dari halaman (cover) depan, daftar pustaka, daftar isi, petunjuk pengisian penilaian, lembar penilaian, rubrik penilaian, dan halaman (cover) belakang. Pengembangan asesmen kinerja praktikum tersebut didasarkan pada beberapa aspek, seperti kriteria asesmen yang baik dan penyesuaian ases-men kinerja praktikum dengan materi pembelajaran. Selanjutnya, dilakukan penyusunan instrumen uji coba lapangan awal yang berupa instrumen validasi oleh validator ahli dan angket tanggapan guru. Angket yang telah disusun kemu-dian divalidasi oleh pembimbing. Tujuannya untuk mengetahui kesesuaian isi angket dengan rumusan masalah penelitian.

Setelah selesai dilakukan penyusunan asesmen kinerja praktikum, maka dilakukan validasi oleh validator ahli dengan pemberian instrumen validasi beserta produk awalnya. Menurut Sugiyono (2013), validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk secara rasional akan efektif atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menanggapi produk baru yang telah dirancang.


(51)

34

4. Uji coba lapangan awal

Setelah instrumen asesmen kinerja praktikum di validasi, dilakukan uji coba lapangan awal pada guru-guru kimia di satu SMA Negeri dan dua SMA Swasta di Bandar Lampung dengan memberikan angket beserta produk yang dihasilkan. Uji coba lapangan awal yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan produk berdasarkan data tanggapan guru-guru kimia tersebut.

5. Revisi hasil uji coba asesmen kinerja praktikum

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, tahap akhir yang dilakukan pada pene-litian ini adalah revisi dan penyempurnaan asesmen kinerja praktikum yang di-kembangkan. Tahap revisi ini dilakukan dengan pertimbangan hasil validasi oleh validator ahli dan tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembangkan. Berikut alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.


(52)

35

Gambar 2. Alur penelitian pengembangan asesmen kinerja praktikum

Penelitian dan Pengumpulan informasi Pengembangan produk

Uji coba lapangan awal Studi Lapangan

Studi Literatur

- Wawancara guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swata di Bandar lampung mengenai penggu-naan asesmenkinerja praktikum

- Analisis asesmenkinerja praktikum yang digunakan oleh guru dan siswa. - Analisis KI-KD-Indikator

- Analisis kriteria asesmen yang baik

Analisis Kebutuhan

Angket

Revisi Asesmen Hasil Uji Coba

Hasil Revisi Asesmen Hasil Uji Coba Penyusunan produk awal

Asesmen Kinerja Praktikum

Penyusunan Instrumen uji coba awal (Angket)

Validasi Ahli Validasi Instrumen

Revisi asesmen hasil validasi Revisi Instrumen

Asesmen Kinerja Praktikum hasil revisi

Uji coba lapangan awal Pengembangan produk awal Rancangan pengembangan produk

Perencanaan produk

Revisi hasil uji coba asesmen kinerja praktikum


(53)

36

G. Teknik Analisis Data

Samosir (2013) menjelaskan tentang teknik analisis data angket. Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kesesuaian isi, konstruksi dan keterbacaan in-strumen asesmen kinerja praktikum ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. mengode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan angket.

2. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket); dan 3. memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam uji

kesesuaian, keterbacaan dan konstruksi berdasarkan skala Likert. Tabel 1. Penskoran pada angket aspek kesesuaian, konstruksi dan

keterbacaan untuk pertanyaan positif. No Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju(KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

4. mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (

S) jawaban angket adalah sebagai berikut :

a. Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden

b. Skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 x jumlah responden


(54)

37

c. Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS) Skor = 3 x jumlah responden

d. Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

e. Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

5. menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 % 

maks in S S

X (Sudjana, 2005)

Keterangan :

in X

% = Persentase jawaban angket-i asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa

S = Jumlah skor jawaban maks

S = Skor maksimum yang diharapkan

6. menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan instrumen asesmen kinerja praktikum dengan rumus sebagai berikut:

n X Xi

% in

% (Sudjana, 2005)

Keterangan :

i

X

% = Rata-rata persentase angket-i pada asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa

%Xin = Jumlah persentase angket-i asesmenkinerja praktikum pada materi asam basa


(55)

38

7. memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997).

8. menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan mengguna-kan tafsiran (Arikunto, 2008):

Tabel 2. Kriteria angket

Persentase Kriteria 80,1 – 100 Sangat tinggi

60,1 – 80 Tinggi 40,1 – 60 Sedang 20,1 – 40 Rendah


(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini telah dilengkapi dengan kisi-kisi, lembar KI-KD-Indikator keterampilan, dan rubrik penilaian. 2. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini memiliki 4 subma-

teri yaitu penentuan sifat asam basa larutan, pembuatan larutan asam dan basa, penentuan pH pada larutan asam dan basa, dan pembuatan indikator asam basa alami yang digagas siswa.

3. Hasil uji coba lapangan awal yang telah dilakukan menyatakan aspek kesesuai- an isi instrumen terhadap KI-KD-Indikator dalam kategori sangat tinggi

(82,67%), aspek konstruksinya dalam kategori sangat tinggi (82%), dan aspek keterbacaannya dalam kategori sangat tinggi (83%).

4. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini telah sesuai dengan KI-KD-Indikator keterampilannya, memiliki konstruksi yang sangat baik, dan memiliki tingkat keterbacaan yang baik.


(57)

89

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan uji keterlaksanaan, karena dalam penelitian ini uji coba

lapangan awal dilakukan hanya sampai pengedaran angket saja, untuk itu disarankan melakukan uji keterlaksanaan atau pengamatan terhadap penilaian kinerja siswa pada praktikum materi asam basa oleh guru secara langsung dengan menggunakan instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembang-kan;

2. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap instrumen asesmen kiner-ja praktikum ini ke tahap penelitian dan pengembangan selanjutnya, agar produk nantinya dapat digunakan dalam proses pembelajaran kimia di sekolah; 3. Rubrik asesmen kinerja praktikum materi asam basa yang dikembangkan

menggunakan rentang skor yang berbeda-beda pada setiap kriteria penilaian, maka sebaiknya rentang skor yang digunakan sama untuk semua kriteria penilaiannya.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. PT. Rafika Aditama. Bandung.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar evaluasi pendidikanEdisi revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Firman. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. Noviantari, N. 2012. Penerapan Self Assessment untuk Mengungkap Kinerja

Siswa Kelas X, SMAN 5 Bandar Lampung dalam Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Subali, B. 2000. Penilaian, Evaluasi, dan Remedial Pembelajaran Biologi

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif,


(59)

91

Sukmadinata, N.S. 2 011. Metode penelitian pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Andi Offset. Yogyakarta.

Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

. 2006. Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas. Jakarta.

. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

. 2013. Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

. 2014. Permendikbud No. 59 tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA/MA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

Uno, H. B dan Satria K. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.


(1)

c. Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS) Skor = 3 x jumlah responden

d. Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

e. Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

5. menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100 % 

maks in S S

X (Sudjana, 2005)

Keterangan :

in X

% = Persentase jawaban angket-i asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa

S = Jumlah skor jawaban

maks

S = Skor maksimum yang diharapkan

6. menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan instrumen asesmen kinerja praktikum dengan rumus sebagai berikut:

n X

Xi

% in

% (Sudjana, 2005)

Keterangan :

i

X

% = Rata-rata persentase angket-i pada asesmen kinerja praktikum pada materi asam basa

%Xin = Jumlah persentase angket-i asesmenkinerja praktikum pada

materi asam basa n = Jumlah animasi.


(2)

38

7. memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997).

8. menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan mengguna-kan tafsiran (Arikunto, 2008):

Tabel 2. Kriteria angket

Persentase Kriteria

80,1 – 100 Sangat tinggi 60,1 – 80 Tinggi 40,1 – 60 Sedang 20,1 – 40 Rendah


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini telah dilengkapi dengan kisi-kisi, lembar KI-KD-Indikator keterampilan, dan rubrik penilaian. 2. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini memiliki 4 subma-

teri yaitu penentuan sifat asam basa larutan, pembuatan larutan asam dan basa, penentuan pH pada larutan asam dan basa, dan pembuatan indikator asam basa alami yang digagas siswa.

3. Hasil uji coba lapangan awal yang telah dilakukan menyatakan aspek kesesuai- an isi instrumen terhadap KI-KD-Indikator dalam kategori sangat tinggi

(82,67%), aspek konstruksinya dalam kategori sangat tinggi (82%), dan aspek keterbacaannya dalam kategori sangat tinggi (83%).

4. Instrumen asesmen kinerja praktikum materi asam basa ini telah sesuai dengan KI-KD-Indikator keterampilannya, memiliki konstruksi yang sangat baik, dan memiliki tingkat keterbacaan yang baik.


(4)

89

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan uji keterlaksanaan, karena dalam penelitian ini uji coba

lapangan awal dilakukan hanya sampai pengedaran angket saja, untuk itu disarankan melakukan uji keterlaksanaan atau pengamatan terhadap penilaian kinerja siswa pada praktikum materi asam basa oleh guru secara langsung dengan menggunakan instrumen asesmen kinerja praktikum yang dikembang-kan;

2. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap instrumen asesmen kiner-ja praktikum ini ke tahap penelitian dan pengembangan selanjutnya, agar produk nantinya dapat digunakan dalam proses pembelajaran kimia di sekolah; 3. Rubrik asesmen kinerja praktikum materi asam basa yang dikembangkan

menggunakan rentang skor yang berbeda-beda pada setiap kriteria penilaian, maka sebaiknya rentang skor yang digunakan sama untuk semua kriteria penilaiannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. PT. Rafika Aditama. Bandung.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar evaluasi pendidikanEdisi revisi. Bumi Aksara. Jakarta.

Arifin, Z. 2011. Penelitian Pendidikan, Metode dan Paradigma Baru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Firman. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Jurusan

Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. Noviantari, N. 2012. Penerapan Self Assessment untuk Mengungkap Kinerja

Siswa Kelas X, SMAN 5 Bandar Lampung dalam Praktikum Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Asam Basa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Subali, B. 2000. Penilaian, Evaluasi, dan Remedial Pembelajaran Biologi

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudijono, A. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D”. Alfabeta. Bandung.


(6)

91

Sukmadinata, N.S. 2 011. Metode penelitian pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Andi Offset. Yogyakarta.

Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

. 2006. Panduan Pembelajaran IPA Terpadu. Pusat Kurikulum. Balitbang. Depdiknas. Jakarta.

. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

. 2013. Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

. 2014. Permendikbud No. 59 tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum SMA/MA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

Uno, H. B dan Satria K. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.