PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN DIET TINGGI LEMAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN
(LDL) PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK
Oleh
MUHAMMAD MAULANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2014
(2)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GIVING 95% ETHANOLIC EXTRACT OF CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TO THE LOW DENSITY LIPOPROTEIN
LEVEL OF THE MALE RATS FROM SPRAGUE DAWLEY STRAIN THAT INDUCED BY HIGH FAT DIET
By
MUHAMMAD MAULANA
Ischemic heart disease is the major cause of death in Indonesia, the prevalence of death that caused by ischemic heart disease is about 15% (CDC,2012). Ischemic heart disease is related with dyslipidemia (Tomkin, 2012). One of the major cause of dyslipidemia is the increase of Low Density Lipoprotein (LDL) cholesterol level. The treatment of dyslipidemia is not satisfying nowadays. There are some side effects that can caused by the use of dyslipidemic agents such as the statin drugs. It is not only cardiotoxic but also hepatotoxic.
Cabe jawa (Piper retfrofractum Vahl.) has a potency to decrease the LDL level. This research is aimed to know the influence of giving 95% ethanolic extract of Cabe Jawa (Piper retfrofractum Vahl.) to the LDL serum level of the white male rats (Rattus novergicus) from Sprague-Dawley strain that induced by high fat diet.
(3)
This is an experimental research with Post Test Only Control Group Design. The subjects are 21 Sprague Dawley rats. There are group A (standard diet), group B (high fat diet), and group C (high fat diet plus cabe jawa extract). This experiment is given for 8 weeks. From the results, there are LDL level of group A (17,29 ± 2,49), LDL level of group B (122,29 ± 5,31), and LDL level of group C (67,71 ± 11,68). The normality test that used is Shapiro-wilk (p>0,05) with a homogen variance (p>0,05). The datas are analyzed by oneway ANOVA test with p<0,001. This test then continued with Bonferroni posthoc test, it results a good difference between all groups with p<0,001. Base on these results we can conclude that there is an influence of giving 95% ethanolic extract of Cabe Jawa (Piper retfrofractum
Vahl.) to the LDL serum level of the white male rats (Rattus novergicus) from
Sprague-Dawley strain that induced by high fat diet
(4)
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 95% CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN
(LDL) PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN DIET TINGGI LEMAK
Oleh
MUHAMMAD MAULANA
Penyakit jantung iskemik merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia, prevalensi kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik sebesar 15% (CDC,2012). Penyakit jantung iskemik berhubungan dengan kejadian dislipidemia (Tomkin, 2012). Kejadian dislipidemia yang palilng utama di antaranya adalah kenaikan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL). Pengobatan terhadap dislipidemia saat ini belum memuaskan. Terdapat beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat dislipidemia golongan statin yang bersifat kardiotoksik, dan hepatotoksik.
Cabe jawa (Piper retfrofractum Vahl.) mempunyai potensi untuk menurunkan kadar LDL. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar LDL serum pada tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague-Dawley yang diberi diet tinggi lemak.
(5)
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental desain penelitiannya menggunakan Post Test Only Control Group Design. Subjek penelitian adalah tikus galur Sprague Dawley sebanyak 21 ekor. Kelompok A (diet standar), kelompok B (diet tinggi lemak), kelompok C (diet tinggi lemak ditambah ekstrak cabe jawa). Perlakuan ini diberikan selama 8 minggu. Dari hasil penelitian didapatkan kadar LDL kelompok A (17,29 ± 2,49), kadar LDL kelompok B (122,29 ± 5,31), dan kadar LDL kelompok C (67,71 ± 11,68). Uji normalitas yang digunakan yaitu Shapiro-wilk (p>0,05) dengan varians yang homogen (p>0,05). Analisis data dilakukan dengan oneway ANOVA dengan nilai p<0,001. Uji ini kemudian dilanjutkan dengan uji posthoc Bonferroni yang bermakna pada perbandingan tiap kelompok dengan nilai p<0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar LDL serum pada tikus putih (Rattus novergicus) galur Sprague-Dawley yang diberi diet tinggi lemak..
(6)
(7)
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Kerangka Pikiran ... 5
F. Hipotesis ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia ... 7
1. Definisi ... 7
2. Klasifikasi dislipidemia ... 7
3. LDL sebagai patogenesis dislipidemia...8
4. Metabolisme lipoprotein...9
B. Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) ... 11
1. Taksonomi ... 11
2. Nama lain ... 11
3. Morfologi ... 12
4. Habitat ... 13
(9)
ii
C. Efek farmakologis cabe jawa terhadap penurunan LDL...15
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian ... 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
C. Variabel Penelitian ... 18
D. Definisi Operasional... 18
E. Prosedur Penelitian... 19
F. Alat dan Bahan ... 24
G. Populasi dan Sampel ... 25
H. Pengumpulan Data...26
I. Pengolahan Data... 27
J. Etika Penelitian ... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...30
B. Pembahasan...33
V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan...38
B. Saran...39
DAFTAR PUSTAKA...40
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori...5
2. Kerangka Konsep ...6
3. Tanaman Cabe Jawa...12
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Definisi Operasional ... 18
2. Besar Sampel...26
3. Nilai Rerata Pengukuran Kadar LDL...30
4. Grafik Perbandingan Rerata Kadar LDL...31
5. Hasil Uji oneway ANOVA ...32
(12)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data WHO di dalam mortality country fact sheet menunjukkan bahwa 30% kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dengan jumlah 17 juta kematian pada tahun 2011, yaitu 7 juta orang dengan penyakit jantung iskemik dan 6,2 juta orang dengan penyakit stroke (WHO, 2011). Sedangkan di Indonesia presentase kematian akibat penyakit jantung iskemik sebesar 15% dan merupakan penyebab kematian terbanyak (CDC,2012). Penyakit jantung iskemik berhubungan dengan kejadian dislipidemia (Tomkin, 2012).
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid. Manifestasi dislipidemia ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), kadar trigliserida serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Keadaan tersebut mempunyai peran yang penting dalam terjadinya pembentukan aterosklerosis (Musunuru, 2010).
(13)
2
Partikel LDL adalah partikel pembawa lemak utama di dalam tubuh. LDL juga diketahui sebagai faktor utama dari penyebab kejadian aterosklerosis. Pada awalnya partikel LDL yang ada dalam sirkulasi mengalami oksidasi atau perubahan lain dan kemudian dipindahkan oleh reseptor scavenger pada makrofag. Ester-ester kolesterol ini terakumulasi dan membentuk gel busa sehingga membentuk bercak perlemakan pada endotelium yang pada akhirnya menimbulkan lesi aterosklerosis (Tomkin, 2012).
Pengobatan terhadap dislipidemia saat ini belum memuaskan. Terdapat beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan obat dislipidemia golongan statin yang bersifat kardiotoksik, dan hepatotoksik. Golongan statin selama ini digunakan secara luas dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung. Statin juga meningkatkan resiko diabetes tipe 2, yang merupakan tahap awal penyakit jantung karena terjadi kerusakan pada endotel arteri. Penggunaan statin dikaitkan dengan tingginya prevalensi mikroalbuminuria sebagai penanda disfungsi vaskular (Ji, 2012).
Cabe jawa (Piper retfrofractum Vahl.) mempunyai potensi untuk menurunkan kadar LDL. Cabe jawa merupakan tanaman asli yang tumbuh di Indonesia dan banyak ditemukan di pulau Jawa, Madura, dan Sumatera bagian selatan. Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa adalah asam amino bebas, minyak atsiri, alkaloid seperti piperin, piperidin, piperatin, piperlongumin, silvatine, guineesnime, sitosterol, filfiline, methyl piperate, saponin, dan resin. Alkaloid paling utama yang terkandung dalam cabe jawa adalah piperin (Moeloek, 2009). Piperin yang didapat dari ekstrak
(14)
3
buah piperin ningrum secara signifikan tidak hanya mengurangi berat badan, tetapi juga mampu menurunkan trigliserida, kolesterol total, VLDL, LDL dengan cara menghambat akumulasi lipid dan lipoprotein terjadi modulasi enzim dari metabolisme lipid, seperti lecithin-cholesterol-acyltransferase
(LCAT) dan lipoprotein lipase (LPL) (Shreya,2011). Menurut penelitian yang dilakukan pada tikus jantan Sprague-Dawely yang telah diberikan diet tinggi lemak selama 8 minggu menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar trigliserida, kolesterol, LDL, dan VLDL di dalam darah yang signifikan. Terjadi penurunan yang cukup signifikan pada kadar LDL darah yang disebabkan oleh senyawa piperin yang bersifat menurunkan kadar lipid darah (Shah, 2011). Belum banyak literatur dan penelitian yang mengungkap pengaruh ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap penurunan kadar LDL dalam plasma.
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan potensi ekstrak etanol cabe jawa dalam menurunkan LDL serum.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
Apakah terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar LDL serum pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague-Dawleyyang diberi diet tinggi lemak?
(15)
4
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar LDL serum pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague-Dawley yang diberi diet tinggi lemak.
D. Manfaat penelitian:
1. Bagi instansi terkait
Untuk menambah kepustakaan khususnya mengenai pengaruh cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) terhadap kadar LDL. Sesuai dengan visi FK Unila yaitu “Fakultas kedokteran Universitas Lampung menjadi Fakultas Kedokteran Terbaik di Indonesia pada tahun 2025 dengan kekhususan
Agromedicine”.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi dasar acuan berkembangnya pengobatan untuk penyakit dislipidemia dengan menggunakan obat tradisional khususnya cabe jawa (Piper retrofractum
Vahl).
3. Bagi pembangunan di Indonesia
Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu upaya pembangunan di Indonesia yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat degan menurunnya angka kejadian dislipidemia di Indonesia.
(16)
5
E. Kerangka Pikiran
1. Kerangka Teori
Tikus yang diberikan diet tinggi lemak mengalami penurunan aktivitas
Lipoprotein Lipase (LPL) dan peningkatan aktivitas HMG CoA Reduktase
sehingga menyebabkan peningkatan kadar LDL. Ekstrak etanol cabe jawa dapat menghambat penurunan aktivitas Lipoprotein Lipase (LPL) dan peningkatan aktivitas HMG CoA Reduktase sehingga tidak terjadi peningkatan kadar LDL (Vijayakumar dan Nalini, 2006).
(17)
6
2. Kerangka Konsep
Pemberian diet tinggi lemak akan menurunkan kadar LDL serum tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley, namun dengan pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa hal tersebut dapat dicegah.
Gambar 2. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Berdasarkan rumusan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl). terhadap kadar LDL serum tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague-dawley yang diberi diet tinggi lemak.
(18)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Dislipidemia
1. Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi
lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Price, 2012). Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar Low Density Lipoprotein (LDL), kolesterol dalam darah, atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Kumar, 2007). Dalam proses terjadinya aterosklerosis, dislipidemia memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain (Adam, 2006).
2. Klasifikasi Dislipidemia
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai berikut:
(19)
8
Dislipidemia Primer, yaitu dislipidemia yang disebabkan karena kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar
lipid dalam darah.
Dislipidemia Sekunder, yaitu dislipidemia yang disebabkan oleh suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, sindrom nefrotik, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. Hipertrigliserida disebebkan oleh DM, konsumsi alkohol, gagal ginjal kronik, infark miokard, dan kehamilan dan akromegali (Adam, 2006).
3. LDL sebagai patogenesis dislipidemia
Low Density Lipoprotein (LDL) merupakan salah satu dari komponen lemak itu sendiri. Kehadiran lemak sendiri dalam tubuh kita sesungguhnya memiliki fungsi sebagai zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang mempunyai fungsi dalam tubuh yaitu untuk melapisi dinding sel tubuh, membentuk asam empedu, membentuk hormon seksual, berperan dalam pertumbuhan jaringan saraf dan otak. Kolesterol sebanyak 75% dibentuk di organ hati sedangkan 25% diperoleh dari asupan makanan. Kenaikan kadar kolesterol di atas nilai normal diantaranya disebabkan oleh berlebihnya asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan serta makanan-makanan yang dewasa ini disebut sebagai
(20)
9
Low Density Lipoprotein (LDL) disebut juga β-lipoprotein yang mengandung 21% protein dan 78% lemak. LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan membawa kolesterol ke sel dan jaringan tubuh, sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol dapat menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengeras menjadi plak. Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium, produk sisa sel dan materi-materi yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi menebal dan mengerasnya pembuluh darah yang dikenal dengan nama aterosklerosis (Gandha, 2009).
4. Metabolisme lipoprotein
Metabolisme lipoprotein terdapat 3 jalur antara lain: Jalur metabolisme eksogen
Makanan yang mengandung lemak terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak dari makanan maupun dari hati disebut lemak eksogen. Di dalam enterosit mukosa usus halus, trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan kolesterol sebagai kolesterol. Kemudian di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah menjadi trigliserida sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester. Dimana keduanya akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein. Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe yang akhirnya masuk ke dalam aliran darah melalui duktus torasikus.
(21)
10
Trigliserida dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase menjadi asam lemak bebas yang dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila berlebih sebagian akan diambil oleh hati sebagai bahan untuk membentuk trigliserida hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar akan menjadi kilomikron remnant mengandung kolesterol ester yang akan dibawa ke hati (Soegondo, 2006).
Jalur metabolisme endogen
Trigliserida dan kolesterol di hati akan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase dan akan berubah menjadi IDL yang juga akan mengalami hidrolisis menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian LDL akan dibawa ke hati, kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol LDL. Sebagian lagi akan mengalami oksidasi yang akan menjadi sel busa. Makin banyak kolesterol LDL dalam plasma oksidasi makin banyak dan ditangkap oleh sel makrofag. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat oksidasi:
a. Meningkatnya jumlah small dense LDL seperti pada sindroma metabolik dan diabetes mellitus.
b. Makin tinggi kadar kolesterol HDL yang bersifat protektif terhadap oksidasi LDL (Adam, 2006).
(22)
11
Jalur reverse cholesterol transport
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol mengandung apolipoprotein A,C dan E disebut HDL nascent. HDL nascent yang berasal dari usus halus dan hati mengandung apolipoprotein A1. HDL
nascent mengambil kolesterol bebas yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol bebas, kolesterol tersebut akan diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase. Selanjutnya sebagian kolesterol ester tersebut dibawa oleh HDL akan mengambil 2 jalur. Jalur pertama akan ke hati sedangkan jalur kedua kolesterol ester dalam HDL akan ditukar dengan trigliserida dari VLDL dan IDL dengan bantuan kolesterol ester transfer protein untuk dibawa kembali ke hati (Adam, 2006).
B. Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
1. Taksonomi
Cabe jawa termasuk ke dalam kingdom Plantae, sub kingdom Trachoe-bionta, super divisi Spermatophyta, divisi Magnoliophyta, kelas
Magnoliopsida, subkelas Magnoliidae, ordo Piperales, famili Peperaceae, genus Piper, dan spesies Piper retrofractum Vahl. (Rukmana, 2008).
2. Nama Lain
Di Indonesia, cabe jawa sendiri dikenal dengan yang berbeda-beda, seperti di Sumatera dikenal lada panjang, cabai jawa, cabai panjang. Di Jawa cabe jawa dikenal dengan nama cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, cabe
(23)
12
sula. Di Madura, cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah. Dan di Sulawesi khususnya Makassar, cabe jawa dikenal dengan nama cabia.
Sedangkan untuk nama asing cabe jawa dikenal dengan nama seperti di Inggris Javanese long pepper, dan di Perancis Poivre long de java.
Gambar 3. Cabe jawa (BPOM RI, 2009)
3. Morfologi
Cabe jawa dikenal sebagai tumbuhan menahun, percabangan tidak teratur, tumbuh memanjat, melilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal seperti jantung atau membulat, ujung agak runcing atau meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, helaian daun liat seperti daging, warna hijau,
(24)
13
Panjang buah Cabe Jawa berkisar antara 8,5-30 cm, lebar 3-13 cm, tangkai daun 0,5-3 cm. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk; ibu tangkai bunga 0,5-2 cm; daun pelindung bentuk bulat telur sampai elips, 1-2 mm, berwarna kuning selama perkembangan bunga; bulir jantan 2-8 cm; benang sari 2 jarang 3, sangat pendek; bulir betina 1,5-3 cm; kepala putik 2-3, pendek, tumpul. Buah majemuk, termasuk tipe buah batu, keras, berlekatan atau bergerombol teratur dan menempel pada ibu tangkai buah, bentuk bulat panjang sampai silindris dengan bagian ujung menyempit, warna buah merah cerah, biji berdiameter 2-3 mm.
Karakteristik dari buah cabe jawa sendiri seperti buah yang majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2-7 cm, garis tengah 4-8 mm, bertangkai panjang, berwarna hijau coklat kehitaman atau hitam, keras. Biji bulat pipih, keras, coklat kehitaman. Bau khas, aromatis, rasa pedas (BPOM RI, 2009).
4. Habitat
Cabe jawa sendiri merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam dipekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya tidak lembab dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tempat tumbuh tanaman merambat pada tembok, pagar, pohon lain, atau rambatan yang dibuat khusus. Cocok ditanam di tanah yang tidak lembab dan porus (banyak mengandung pasir).
(25)
14
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan stek batang yang sudah cukup tua atau melalui biji (BPOM RI, 2009)
5. Kandungan kimia pada cabe jawa
Alkaloid: piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans-4- dienamida; saponin, polifenol, minyak atsiri, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, 1-undesilenil-3, 4 metilendioksibenzena, dan sesamin (BPOM RI, 2009).
Efek farmakologis dari tumbuhan cabe jawa berbeda-beda setiap bagiannya, namun bagian tanaman yang digunakan untuk bahan baku obat yang paling utama adalah buah. Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperin, chavicin, asam palmatik, asam tetrahydropiperik, 1-undecylenyl-3,
4-methylledioxybenzen, piperidin, minyak atsiri, N-isobutyldeka-trans-4-dienamid, dan sesamin. Piperinnya mempunyai daya antipiretik, analgesik, anti inflamasi, dan menekan susunan syaraf pusat. Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengobati kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar pada penderita penyakit hati, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir, lemah sahwat, sukar melahirkan, neuratenia, dan tekanan darah tinggi. Pada bagian akar mengandung piperin, piplartin, dan piperlongumin. Pada bagian daun dapat digunakan untuk mengatasi kejang perut dan sakit gigi. Akar cabe jawa berkhasiat sebagai tonik, diuretik, stomakik dan peluruh haid. Disamping itu juga bagian akar dapat digunakan untuk mengobati perut kembung, pencernaan terganggu, tidak dapat hamil karena rahim dingin,
(26)
15
membersihkan rahim setelah melahirkan, badan terasa lemah, stroke, reumatik, dan nyeri pinggang (Haryudin, 2011).
C. Efek farmakologis cabe jawa terhadap penurunan LDL
Tikus yang diberikan diet tinggi lemak mengalami penurunan aktivitas
Lipoprotein Lipase (LPL) dan peningkatan aktivitas HMG CoA Reduktase
sehingga menyebabkan peningkatan kadar LDL. Ekstrak etanol cabe jawa dapat menghambat penurunan aktivitas Lipoprotein Lipase (LPL) dan peningkatan aktivitas HMG CoA Reduktase sehingga tidak terjadi peningkatan kadar LDL (Vijayakumar & Nalini, 2006).
Hipertrigliseridemia diamati pada tikus terjadi mungkin karena peningkatan penyerapan dan pembentukan trigliserida, dalam bentuk kilomikron, berikut konsumsi eksogen diet kaya lemak. alternatif, bisa juga melalui produksi endogen peningkatan TG-diperkaya hati VLDL dan penurunan penyerapan TG dalam jaringan perifer. Pengobatan dengan piperin terlihat signifikan mengurangi tidak hanya trigliserida serum, kolesterol total, LDL, dan tingkat VLDL, tetapi juga secara signifikan meningkatkan tingkat HDL, yang terbukti efek yang menguntungkan dalam mengurangi dislipidemia. sehingga hasil di atas menunjukkan bahwa piperin secara signifikan mempunyai efek penurun lipid dan aktifitas antiobesitas (Shah, 2011).
Hipotesis mungkin, melihat ke kemiripan struktural bahwa piperin merupakan turunan piperidin, bekerja sebagai MC-4 reseptor agonis. Piperin sendiri memiliki mekanisme lain yaitu aktivitas thirogenik, sehingga
(27)
16
memodulasi apolipoprotein dan meresistensikan insulin pada tikus dengan diet tinggi lemak, dan membuat jalan baru dalam pemeliharaan dislipidemia oleh suplemen diet dengan nutrisi. Piperin juga menghambat lipid dan lipoprotein akumulasi secara signifikan memodulasi enzim metabolisme lipid, seperti lecithin-cholesterol acyltransferase (LCAT) dan Lipoprotein Lipase
(28)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan melakukan intervensi. Sedangkan rancangan atau desain penelitiannya menggunakan Post Test Only Control Group Design, dengan rancangan ini memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan (intervensi) pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol
(Notoatmodjo, 2012).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat pemeliharaan hewan percobaan dilakukan di pet house yang berada di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Pembuatan ekstrak etanol 95% cabe jawa dilakukan di laboratorium kimia organik Fakultas MIPA Universitas Lampung. Pengukuran kadar LDL dilakukan di laboratorium Duta Medika Bandarlampung.
(29)
18
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu dimulai dari bulan September-November 2013.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang diberikan kepada tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague-dawley.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar LDL serum tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague-dawley.
D. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil
Ukur
Skala 1. Ekstrak etanol
95% cabe jawa (Piper
retrofractum Vahl.)
Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) sebanyak 40 mg per hari yang dilarutkan dalam 1cc aquades
Timbangan mg/cc Kategorik
2. Kadar
kolesterol LDL
Kadar kolesterol LDL tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley
Spektrofoto-meter
(30)
19
E. Prosedur Penelitian
Gambar 4. Prosedur penelitian
1. Lama Penelitian
Pada penelitian sebelumnya, lama penelitian yang dilakukan adalah selama 8 minggu, terdiri dari 1 minggu masa adaptasi dan 7 minggu masa
perlakuan.
2. Diet Tinggi Lemak
Tikus putih dipilih sebagai objek penelitian karena memiliki homogenisitas metabolik yang mirip manusia, tikus putih memiliki organ dan fisiologi sistemik yang sama, serta memiliki gen yang mirip dengan manusia. Tikus putih juga mempunyai kemiripan yang baik bagi
(31)
20
patogenesis suatu penyakit. Kemiripan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Tikus putih digunakan dalam meneliti patogenesis penyakit pada manusia (Demetrius, 2005).
Diet tinggi lemak yang diberikan pada penelitian ini adalah diet kuning telur. Pemberian 10 gram diet kuning telur yang diberikan secara intermitten kepada tiap tikus terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida dan kolesterol LDL serta menurunkan kadar kolesterol HDL (Prasetyo, 2000).
3. Prosedur Ekstraksi Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
a. Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang sudah kering dihaluskan dengan mesin penggiling sampai diperoleh serbuk halus cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) sejumlah 1 Kg.
b. Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) atau simplisia (bahan yang sudah digiling halus) dimasukkan ke dalam wadah dan ditambahkan etanol dengan kadar 95% untuk dilakukan proses maserasi selama 24 jam. c. Setelah 24 jam dilakukan pemisahan antara filtrat dan residu yang
terbentuk. Filtrat yang didapat akan diteruskan ke tahap yang selanjutnya yaitu tahap evaporasi dengan menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 50OC hingga diperoleh ekstrak kering (Mutiara, 2013).
4. Ekstrak etanol 95% Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dosis piperin yang terbukti menurunkan kadar LDL adalah sebanyak 40 mg/kgbb, sehingga dosis
(32)
21
piperin yang diberikan untuk tikus dengan berat badan 250 g adalah sebanyak 10 mg (Shah dkk, 2011). Perhitungannya adalah sebagai berikut:
40 mg X =
1000 g 250 g
X = 10 mg
Kandungan piperin yang terdapat dalam ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) adalah sebanyak 25% (Usia, 2012), sehingga ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang diberikan untuk tikus dengan berat badan 250 g adalah 40 mg dengan perhitungan sebagai berikut:
10 mg = X x 25% X = 40 mg
Ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) yang diberikan terlebih dahulu dicampurkan dengan akuades. Perbandingannya adalah 400 mg ekstrak etanol 95% cabe jawa dicampurkan ke dalam 50 ml akuades sehingga di dalam 5 ml larutan terdapat 40 mg ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.).
5. Pengambilan Sampel Darah Tikus
Pengambilan sampel darah dilakukan pada akhir penelitian. Tikus dikeluarkan dari kandang dan ditempat terpisah dengan tikus lainnya kemudian ditunggu beberapa saat untuk mengurangi penderitaan pada tikus akibat aktivitas antara lain, pemindahan, penanganan, gangguan antar kelompok, dan penghapusan berbagai tanda yang pernah diberikan.
(33)
22
Setelah itu, tikus dianestesi dengan Ketamine-xylazine 7100 mg/kg + 5-10 mg/kg secara IP kemudian tikus di euthanasia berdasarkan Institusional Animal Care and Use Committee (IACUC) menggunakan metode cervical dislocation dengan cara ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan di kedua sisi leher di dasar tengkorak atau batang ditekan ke dasar tengkorak. Dengan tangan lainnya, pada pangkal ekor atau kaki belakang dengan cepat ditarik sehingga menyebabkan pemisahan antara tulang leher dan tengkorak (AVMA, 2013). Setelah tikus dipastikan mati, tikus dibedah kemudian diambil organ jantung. Kemudian pengambilan darah di ambil dari jantung tikus dengan menggunakan alat suntik sebanyak ± 3 cc dan dimasukkan ke dalam tabung vacum tainer kapasitas 10 cc.
6. Cara Pembuatan Serum
Darah yang sudah berhasil didapatkan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar. Kemudian dipusingkan selama 10 menit pada kecepatan 3000 rpm. Serum yang terbentuk dipisahkan dari endapan sel-sel darah dengan menggunakan pipet (Bahaudin, 2008).
7. Penentuan Kadar LDL
a. Pengukuran kadar kolesterol total
Sampel dan reagen dicampur dan dimasukkan dalam inkubator 20–25°C selama 20 menit atau pada 37°C selama 10 menit Absorbsinya diukur pada sepektrofotometer dengan 500 nm dengan larutan blanko sebagai titik 0 nya. Perhitungan konsentrasi kolesterol total dengan rumus:
(34)
23
Kolesterol Total = absorbansi/absorbansi standar x standar mg/dl atau mmol/l.
b. Pengukuran kadar trigeliserida
Serum dan larutan pereaksi dicampurkan dan diinkubasi pada suhu +20°C – 25°C selama 20 menit. Absorbansi diukur sampai (As) dan absorbansi standart (Ast) dengan spektrofotometer λ 500 nm. Perhitungan kadar trigelisarida dengan menggunakan rumus:
Konsentrasi trigliserida = Absorbansi x [Standar]/Absorbansi standar mg/l atau Batas kelarutan = 100mg / dl atau 11.4 mmol/l
c. Pengukuran kadar HDL
Serum sebanyak 200 l ditambah 500 l reagen presipitan dimasukkan ke dalam sentrifuge, mencampurnya baik-baik, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 2500 g selama 20 menit. Supernatan dipakai untuk pemeriksaan kadar kolesterol-HDL. Pengukuran kadar kolesterol-HDL yaitu Supernatan dan pereaksi kolesterol dicampur baik-baik, didiamkan pada suhu kamar selama 10 menit atau pada suhu 37°C selama 5 menit. Kemudian dibaca pada 500 nm dengan titik nol blanko. Dengan rumus perhitungan:
Kadar kolesterol-HDL = Absorbansi/Absorbansi standar x [Standar] d. Penentuan kadar LDL
Konsentrasi kolesterol LDL dihitung dari kadar kolesterol total, HDL, dan trigliserida menurut rumus Fried & Wald:
LDL = Kolesterol Total – HDL – Trigliserida/5 mg/dl LDL = Kolesterol Total – HDL – Trigliserida/2.2 mmol/l
(35)
24
F. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang hewan, tempat pakan hewan, tempat minum hewan, timbangan elektronik AND, sonde lambung, disposable spuit, handschoen, pipet tetes, tabung reaksi, pipet mikro, tip biru (untuk memindahkan reagen) dan kuning (untuk memindahkan serum), sentrifuge tabung, spektrofotometer sumifin 1904-f (semi automatic), teko, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, elemeyer, rotary , dan alat tulis.
2. Bahan
a. Hewan coba berupa tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley berasal dari Institut Pertanian Bogor dan memenuhi kriteria inklusi. Mendapat pakan standar dan minum secara ad libitum. b. Bahan perlakuan berupa :
1) Diet tinggi lemak yang berasal dari kuning telur
2) Ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
c. Bahan pemeriksaan kadar LDL berupa Reagen untuk pemeriksaan kadar HDL, kolesterol total, dan trigliserida.
(36)
25
G. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley.
2. Sampel Penelitian a. Kriteria Inklusi
1) Sehat, ditandai dengan bergerak aktif. 2) Umur 2-3 bulan
3) Berat 200-300 gram b. Kriteria Eksklusi
1) Tikus mati sebelum penelitian selesai 2) Tikus mengalami diare kronis
c. Besar Sampel
Untuk penelitian kali ini, besar sampel yang digunakan ditentukan menggunakan rumus Federer 1963
t (n-1) 15
t = jumlah kelompok perlakuan n = jumlah sampel tiap kelompok
Maka besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah: 3 (n-1) 15
3n – 3 15 n 6
(37)
26
Dari hasil perhitungan di atas, dibutuhkan jumlah sampel minimal sebanyak 6 ekor tikus untuk tiap kelompok. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 7 ekor tikus untuk setiap kelompok, sehingga seluruh jumlah sampel adalah 21 ekor. Rincian besar sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Besar sampel penelitian
Kelompok Besar Sampel
Kelompok A (Diet standar) Kelompok B (Diet tinggi lemak) Kelompok C
(Diet tinggi lemak + cabe jawa)
7 ekor
7 ekor
7 ekor
Total Sampel 21 ekor
H. Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pemeriksaan kolesterol LDL tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley pada akhir penelitian. Setelah itu data dimasukkan ke dalam tabel.
(38)
27
I. Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan software statistik. Langkah pertama adalah dengan melakukan uji normalitas data yaitu dengan menggunakan uji Saphiro-Wilk. Bila sebaran data normal maka dilakukan analisis dengan menggunakan oneway ANOVA, namun bila sebaran data tidak normal, uji yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis. Bila pada uji
oneway ANOVA atau uji Kruskal-Wallis diperoleh hasil yang signifikan (bermakna), maka dilanjutkan analisis post-hoc untuk mengetahui kelompok mana yang bermakna. Analisis post-hoc untuk oneway ANOVA adalah
Bonferroni, sedangkan untuk uji Kruskal-Wallis adalah Mann Whitney.
J. Etika Penelitian
Penelitian ini telah mendapatkan Keterangan Lolos Kaji Etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada tanggal 3 Januari 2014 melalui surat nomor 042/UN26/8/DT/2014 dengan menerapkan prinsip 3R dalam protokol penelitian, yaitu:
1. Replacement, adalah keperluan memanfaatkan hewan percobaan sudah diperhitungkan secara seksama, baik dari pengalaman terdahulu maupun literatur untuk menjawab pertanyaan penelitian dan tidak dapat digantikan oleh makhluk hidup lain seperti sel atau biakan jaringan.
2. Reduction, adalah pemanfaatan hewan dalam penelitian sesedikit mungkin, tetapi tetap mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penelitian ini sampel
(39)
28
dihitung berdasarkan rumus Frederer yaitu t(n-1) ≥15, dengan n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan.
3. Refinement, adalah memperlakukan hewan percobaan secara manusiawi, dengan prinsip dasar membebaskan hewan coba dalam beberapa kondisi.
a. Bebas dari rasa lapar dan haus, pada penelitian ini hewan coba diberikan pakan standar dan minum secara ad libitum.
b. Bebas dari ketidak-nyamanan, pada penelitian hewan coba ditempatkan di animal house dengan suhu terjaga 20-25°C, kemudian hewan coba terbagi menjadi 3-4 ekor tiap kandang. Animal house
berada jauh dari gangguan bising dan aktivitas manusia serta kandang dijaga kebersihannya sehingga, mengurangi stress pada hewan coba.
c. Bebas dari nyeri dan penyakit dengan menjalankan program kesehatan, pencegahan, dan pemantauan, serta pengobatan terhadap hewan percobaan jika diperlukan, pada penelitian hewan coba diberikan perlakuan dengan menggunakan nasogastric tube
dilakukan dengan mengurangi rasa nyeri sesedikit mungkin, dosis perlakuan diberikan berdasarkan pengalaman terdahulu maupun literatur yang telah ada.
Prosedur pengambilan sampel pada akhir penelitian telah dijelaskan dengan mempertimbangkan tindakan manusiawi dan anesthesia serta
(40)
29
untuk meminimalisasi atau bahkan meniadakan penderitaan hewan coba sesuai dengan IACUC (Ridwan, 2013).
(41)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan yang peneliti dapatkan dari penelitian ini yaitu: Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) berpengaruh terhadap kadar Low Density Lipoprotein (LDL) serum tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak.
(42)
39
B. Saran
Adapun saran untuk pengembangan dan perbaikan penelitian ini yaitu:
1. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan efek samping yang terjadi dengan pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperpanjang waktu pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
3. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum
Vahl.) terhadap kadar profil lipid lainnya (kolesterol total, trigliserida, HDL, dan VLDL)
4. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih tinggi tingkatannya.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Adam JMF. 2006. Dislipidemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Interna Publishing.
American Veterinary Medical Association. 2013. Guidelines for Euthanasia of Animals. pp. 30, 38, 48.
Anantyo D, 2009. Efek Minyak Atsiri dari Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Presentase Jumlah Neutrofil Tikus Wistar yang Diberi Diet Kuning Telur. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.
Anwar TB. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Sediaan Aprodiaksaka. Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima. Direktorat Obat Asli Indonesia
Bahaudin A. 2008. Profil lemak darah dan respon fisiologik tikus putih yang diberi pakan gulai daging domba dan tambahan jeroan. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor
Centers for Disease Control and Prevention. 2012. CDC in Indonesia.
Dahlan S. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
(44)
41
Gandha N. 2009. Hubungan Perilaku dengan Prevalensi Dislipidemia pada Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Gibney MJ, Wolmarans P. 2008. Pedoman Diet. Buku Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan: Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Haryudin W, Otih R. 2011. Stabilitas Karakter Morfologi 10 Aksesi Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Di Kebun Percobaan Cikampek. Bul. Littro. 22(1): 12-13
Husbands D. 1970. The composition of triglycerides from liver, egg yolk and adipose tissue of the laying hen. Biochem J. 120(2) pp. 365–371.
Ji S. 2012. Consumer Alert: 300+ Health Problems Linked to Statin Drugs. Green Media Info. Boston.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi edisi 7 volume 2. Jakarta: EGC
Maneesai P, Norman S, Krongkarn C. 2012. Piperine Is Anti-hyperlipidemic and Improves Endothelium-Dependent Vasorelaxation in Rats on a High Cholesterol Diet. Journal of Physiological and Biomedical Science. Thailand. 25(1): 27-30
Moeleoek N. Silvia WL, Yurnadi, Bambang WV. 2009. Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik pada Pria Hipogonad. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mufti M, Iriyanti N. 2008. Sifat Fisikokimiawi Telur, Kandungan Trigliserida dan Kolesterol Serum Darah Ayam Petelur yang Mendapat Probiotik dalam Ransum. Jurnal Unsoed. Purwokerto.
Murray RK. dkk. 2009. Biokimia Klinik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Musunuru K. 2010. Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. Cardiovascular Research Center and Center for Human Genetic Research. Boston. 45(10):907-914
(45)
42
Mutiara UG, Sutyarso, Mustofa S. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dan Zinc (Zn) Terhadap Jumlah Sel Germinal Testis Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus). Medical Journal of Lampung University. Lampung.
Prasetyo A, Udadi S, Ika PM. 2000. Profil Lipid dan Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar pada Injeksi Inisial Adrenalin Bitatras Intravena dan Diet Kuning Telur Intermitten. (Tesis). Universitas Diponegoro. Semarang.
Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
Riccardi G, Giacco R, Rivellese AA. 2004. Dietary Fat, insulin sensitivity and the metabolic syndrome. Clin Nutr. 23:447-456
Ridwan E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J Indon Med Assoc. 63(3): 112-116
Rukmana R. 2008. Cabai Jawa, Potensi dan khasiatnya bagi kesehatan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Shafrir E. 2003. Diabetes in animals: Contribution to the understanding of diabetes by study of its etiophatology in animal models. New York: McGraw-Hill
Shah SS, Gaurang BS, Satbeer DS, Priyanshi VG, Kajal C, Khyati S, dkk. 2011. Effect of Piperine in The Regulation of Obesity-Induced Dyslipidemia in High-Fat Diet Rats. Indian Journal of Pharmacology. India. 43: 296-299.
Sugondo S. 2009. Obesitas Dalam: Sudoyo Aru W., Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata Marcellus, Setiati Siti, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing, 1973-1983.
Tomkin GH, Owens D. 2012. LDL as a Cause Of Atherosclerosis. The Open Atherosclerosis & Thrombosis Journal, Ireland. 13-21
Usia T. 2012. Info POM. Badan Pengawas Obat dan Makanan. BPOM RI. Jakarta.
(46)
43
Vijayakumar RS, Namasivayam N. 2006. Lipid-Lowering Efficacy of Piperine from Piper Ningrum L. In High-Fat Diet and Antithyroid Drug-Induced Hypercholesterolemic Rats. Journal of Food Biochemistry. India. 30(4): 405–421.
WHO. 2013. Programmes and Projects: Cardiovascular diseases. World Health Organization.
---. 2011. 10 Top Cause of Death. World Health Organization.
(1)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan yang peneliti dapatkan dari penelitian ini yaitu: Pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) berpengaruh terhadap kadar Low Density Lipoprotein (LDL) serum tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley yang diberi diet tinggi lemak.
(2)
39
B. Saran
Adapun saran untuk pengembangan dan perbaikan penelitian ini yaitu:
1. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan efek samping yang terjadi dengan pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
2. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperpanjang waktu pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.)
3. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 95% cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) terhadap kadar profil lipid lainnya (kolesterol total, trigliserida, HDL, dan VLDL)
4. Peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih tinggi tingkatannya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Adam JMF. 2006. Dislipidemia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Interna Publishing.
American Veterinary Medical Association. 2013. Guidelines for Euthanasia of Animals. pp. 30, 38, 48.
Anantyo D, 2009. Efek Minyak Atsiri dari Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Presentase Jumlah Neutrofil Tikus Wistar yang Diberi Diet Kuning Telur. (Skripsi). Universitas Diponegoro. Semarang.
Anwar TB. 2004. Dislipidemia sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2009. Sediaan Aprodiaksaka. Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima. Direktorat Obat Asli Indonesia
Bahaudin A. 2008. Profil lemak darah dan respon fisiologik tikus putih yang diberi pakan gulai daging domba dan tambahan jeroan. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor
Centers for Disease Control and Prevention. 2012. CDC in Indonesia.
Dahlan S. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
(4)
41
Gandha N. 2009. Hubungan Perilaku dengan Prevalensi Dislipidemia pada Masyarakat Kota Ternate Tahun 2008. (Skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Gibney MJ, Wolmarans P. 2008. Pedoman Diet. Buku Gizi Kesehatan Masyarakat. Terjemahan: Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Haryudin W, Otih R. 2011. Stabilitas Karakter Morfologi 10 Aksesi Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) Di Kebun Percobaan Cikampek. Bul. Littro. 22(1): 12-13
Husbands D. 1970. The composition of triglycerides from liver, egg yolk and adipose tissue of the laying hen. Biochem J. 120(2) pp. 365–371.
Ji S. 2012. Consumer Alert: 300+ Health Problems Linked to Statin Drugs. Green Media Info. Boston.
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi edisi 7 volume 2. Jakarta: EGC
Maneesai P, Norman S, Krongkarn C. 2012. Piperine Is Anti-hyperlipidemic and Improves Endothelium-Dependent Vasorelaxation in Rats on a High Cholesterol Diet. Journal of Physiological and Biomedical Science. Thailand. 25(1): 27-30
Moeleoek N. Silvia WL, Yurnadi, Bambang WV. 2009. Uji Klinik Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai Fitofarmaka Androgenik pada Pria Hipogonad. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mufti M, Iriyanti N. 2008. Sifat Fisikokimiawi Telur, Kandungan Trigliserida dan Kolesterol Serum Darah Ayam Petelur yang Mendapat Probiotik dalam Ransum. Jurnal Unsoed. Purwokerto.
Murray RK. dkk. 2009. Biokimia Klinik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Musunuru K. 2010. Atherogenic Dyslipidemia: Cardiovascular Risk and Dietary Intervention. Cardiovascular Research Center and Center for Human Genetic Research. Boston. 45(10):907-914
(5)
Mutiara UG, Sutyarso, Mustofa S. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dan Zinc (Zn) Terhadap Jumlah Sel Germinal Testis Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus). Medical Journal of Lampung University. Lampung.
Prasetyo A, Udadi S, Ika PM. 2000. Profil Lipid dan Ketebalan Dinding Aorta Abdominalis Tikus Wistar pada Injeksi Inisial Adrenalin Bitatras Intravena dan Diet Kuning Telur Intermitten. (Tesis). Universitas Diponegoro. Semarang.
Price SA, Wilson LM. 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC
Riccardi G, Giacco R, Rivellese AA. 2004. Dietary Fat, insulin sensitivity and the metabolic syndrome. Clin Nutr. 23:447-456
Ridwan E. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan. J Indon Med Assoc. 63(3): 112-116
Rukmana R. 2008. Cabai Jawa, Potensi dan khasiatnya bagi kesehatan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Shafrir E. 2003. Diabetes in animals: Contribution to the understanding of diabetes by study of its etiophatology in animal models. New York: McGraw-Hill
Shah SS, Gaurang BS, Satbeer DS, Priyanshi VG, Kajal C, Khyati S, dkk. 2011. Effect of Piperine in The Regulation of Obesity-Induced Dyslipidemia in High-Fat Diet Rats. Indian Journal of Pharmacology. India. 43: 296-299.
Sugondo S. 2009. Obesitas Dalam: Sudoyo Aru W., Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata Marcellus, Setiati Siti, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing, 1973-1983.
Tomkin GH, Owens D. 2012. LDL as a Cause Of Atherosclerosis. The Open Atherosclerosis & Thrombosis Journal, Ireland. 13-21
Usia T. 2012. Info POM. Badan Pengawas Obat dan Makanan. BPOM RI. Jakarta.
(6)
43
Vijayakumar RS, Namasivayam N. 2006. Lipid-Lowering Efficacy of Piperine from Piper Ningrum L. In High-Fat Diet and Antithyroid Drug-Induced Hypercholesterolemic Rats. Journal of Food Biochemistry. India. 30(4): 405–421.
WHO. 2013. Programmes and Projects: Cardiovascular diseases. World Health Organization.
---. 2011. 10 Top Cause of Death. World Health Organization.