PENGARUH PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KEKERASAN FISIK TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU ANAK DI KELURAHAN PASAR LIWA KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KEKERASAN FISIK
TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU ANAK DI KELURAHAN
PASAR LIWA KECAMATAN BALIK BUKIT
KABUPATEN LAMPUNG BARAT
Oleh
DIONANITA

Fokus penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh persepsi orang
tua tentang kekerasan fisik terhadap pembentukan perilaku anak di Kelurahan
Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kuantitatif
dengan subyek penelitian orang tua yang berjumlah 24 orang. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket, Wawancara, dan Dokumentasi dengan
analisis data menggunakan Chi Kuadrat karena pada penelitian ini merupakan
penelitian dua variabel yang berbeda
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terbukti
kuat pada koefisien kontingensi C = 0,54 dan kontingensi maksimum
=
0,81. Bedasarkan perhitungan tersebut maka tingkat keeratan hubungan dengan

€KAT = 0,67 berada pada kategori kuat. Artinya, terdapat pengaruh yang kuat
pada persepsi orang tua tentang kekerasan fisik terhadap pembentukan perilaku
anak di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung
Barat, Oleh karena Itu maka orang tua harus memperhatikan cara mendidik anak
sikap, dan Pola Asuh yang diterapkan di keluarga tanpa menggunakan kekerasan
fisik yang bisa berpengaruh pada pembentukan prilaku anak.
.
Kata kunci: kekerasan fisik, orang tua, pembentukan perilaku anak

PENGARUH PER
RSEPSI ORANG TUA TENTANG KEKER
RASAN FISIK
TERHADAP PEM
EMBENTUKAN PERILAKU ANAK DI KE
ELURAHAN
PASA
SAR LIWA KECAMATAN BALIK BUKIT
IT
LAMPUNG BARAT


Oleh

Dionanita

Skripsi
agai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sebagai
elar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegar
Program St
ganegaraan
rusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Juru
al

LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK
FAKULT
IKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dionanita, dilahirkan di Kegeringan pada 07
Agustus 1991 yang merupakan putri ketiga dari pasangan Bapak
Riduan Syukur dan Ibu Sarnila.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain:
1.

Sekolah Dasar Negeri 1 Kegeringan yang diselesaikan pada tahun 2004.

2.

SMP Negeri 1 Liwa yang diselesaikan pada tahun 2007.

3.


SMA Negeri 1 Liwa yang diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2011 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
SNMPTN.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan JogjakartaBandung- Jakarta pada bulan Februari 2012 serta melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Gunung Sugih Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten
Lampung Barat dan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA
Negeri 1 Liwa, Kecamatan Balik-Bukit, Kabupaten Lampung Barat pada bulan
Juli-September 2014.

PERSEMBAHAN

Untuk orangtuaku , Kakak, Adik tercinta yang
selama ini telah memberikan cinta, kasih
sayang, dukungan moril dan materil
serta semangat dan yang selalu

setia menanti keberhasilanku.

Dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan
semangat dan perhatian kepadaku.

Almamater tercintaku Universitas Lampung

Moto

✁✂✄☎✆✝ juara membutuhkan lebih dari motivasi
yang tinggi dan kemenangan yang
telah lewat.
(Pat Riley)

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang
tidak putus-putusnya dipukul ombak.
Ia tidak saja tetap berdiri kukuh,
bahkan ia menentramkan
amarah ombak dan
gelombang itu.

(Marcus Aurelius)

Belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini,
dan berharap untuk masa yang akan datang
(Albert Eistein)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Persepsi Orang Tua Tentang Kekerasan Fisik Terhadap
Pembentukan Perilaku Anak Di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit
Kabupaten Lampung barat”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak atas segala bantuan baik berupa
pemikiran, fasilitas, motivasi dan lain-lain demi terselenggaranya penulisan

skripsi ini dari awal sampai akhir terutama kepada Ibu Dr. Adelina Hasyim,
M.Pd., selaku pembimbing I dan Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku
pembimbing II, sekaligus Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, serta ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Wakil Dekan Bidang Pendidikan dan
Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung, Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;
4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung;
5. Bapak Drs. Zulkarnaen, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Lampung;
6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Pembahas I, terima kasih atas

masukan, saran dan kritikannya kepada penulis.
7. Bapak Tubagus Ali Rachman Puja Kesuma, S.Pd., M.Pd selaku Pembahas
II, terima kasih atas masukan, saran dan kritikannya kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Lampung, Serta Kak Muklas Nurrohman S.Pd terimakasih atas
segala ilmu yang telah diberikan, saran, masukan serta segala bantuan
yang diberikan.
9. Bapak dan Ibu staf tata usaha dan karyawan Universitas Lampung.
10. Bapak Bambang Nirwito Selaku Lurah Pasar Liwa yang telah memberi
izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.
11. Teristimewa untuk orang tuaku tercinta, Bapak Riduan Syukur, dan Ibu
Sarnila terimakasih atas keiklasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi,

moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. Dan untuk kakak
tersayang, Lisa Berty dan Rica Relista dan adik tercinta Devi Utami atas
doa, dukungan, bantuan moril dan materiil, perhatian dan cinta kasih yang
diberikan.
12. Sahabat terbaik Viki Septian, Dian Aprilia, Evi Meriani, Ncai (Yunidar
Buana), Bli wayan, Rio Teguh, Mamang (Wegi), Ayis (Haris Fajrin), Zai,
Koko, aan, fai, Juanda, Linda, elisa dan Elfina


yang membantu dan

memberikan semangat serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
13. Adik-adik 2012 penghuni kampus yang selalu memberikan kebahagiaan
Ndut (Ana), Mami (Mutiara), Tile (M Faizal), idris, dova, bayu Adit, bayu
Ari, lay (Antonius Simamora), Putra, dan Deni yang selalu memberikan
Semangat dan kebahagiaan.
14. Teman-teman PPKn angkatan 2011 semuanya tanpa terkecuali untuk
kekompakan dalam suka maupun duka selama ini, semoga dengan
selesainya kuliah kita bukan akhir dari kebersamaan kita. Terus semangat
menuju kesuksesan.
15. Granila Lovers (Ayi, Citra, Mamas, icha) yang selalu menghibur dan
memberi semangat.
16. Teman-teman seperjuangan KKN-PPL di Kecamatan Balik-Bukit, Desa
Gunung Sugih tahun 2014 (Dini, leona, Feri, koko, afifah, mareta, Bang
Tora, titi, iqbal, ria, dan miko) yang telah memberikan dukungan atas
terselesaikannya skripsi ini.
17. Adik-adik yang selalu membantu Ridho, Yanda, Meisya, eva, netika dan
Trio.


18. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/I serta teman-teman berikan
akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Peneliti menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan
baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur peneliti di masa
yang akan datang. Peneliti juga berharap semoga karya sederhana ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung,
Penulis,

Dionanita

Juni 2015

DAFTAR ISI


Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
SANWACANA .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang .......................................................................................... 1
Identifikasi Masalah .................................................................................. 10
Pembatasan Masalah ................................................................................. 11
Perumusan Masalah .................................................................................. 11
Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 11
1. Tujuan Penelitian .................................................................................. 11
2. Kegunaan Penelitian.............................................................................. 11
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 14
A. Deskripsi Teoritis ...................................................................................... 14
1. Pengertian Persepsi ............................................................................... 14
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ....................................... 15
3. Tinjauan tentang Kekerasan .................................................................. 17
4. Tinjauan tentang Kekerasan Fisik ......................................................... 33
5. Tinjauan tentang Orang Tua.................................................................. 34
6. Tinjauan tentang Perilaku ..................................................................... 39
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 43

C. Hipotesis.................................................................................................... 44
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 45
A. Metode Penelitian...................................................................................... 45
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 46
1. Populasi ................................................................................................. 46
2. Sampel ................................................................................................... 47
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 48
1. Variabel Bebas ...................................................................................... 48
2. Variabel Terikat .................................................................................... 48
D. Definisi Oprasional Variabel .................................................................... 48
E. Rencana Pengukuran Variabel .................................................................. 50
1. Persepsi Orang tua tentang kekerasan fisik .......................................... 50
2. Pembentukan Perilaku Anak ................................................................. 50
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 50
1. Teknik Pokok ........................................................................................ 50
2. Teknik Penunjang.................................................................................. 51
G. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 52
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 54
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 58
A. Langkah-Langkah Penelitian ....................................................................
1. Persiapan Pengajuan Judul ....................................................................
2. Penelitian Pendahuluan .........................................................................
3. Pengajuan Rencana Penelitian ..............................................................
4. Pelaksanaan Penelitian ..........................................................................
a. Persiapan Administrasi .....................................................................
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ...............................................
5. Pelaksanaan Uji Coba Angket ...............................................................
a. Analisis Uji coba Angket ..................................................................
b. Analisis Uji Reliabilitas ....................................................................
B. Gambaran Lokasi Penelitian .....................................................................
1. Sejarah Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan Balik-Bukit, Kabupaten
Lampung Barat .....................................................................................
2. Keadaan Personil ...................................................................................
3. Letak Administrasi ................................................................................
4. Luas Wilayah dan Keadaan Masyarakat Kelurahan Pasar Liwa ..........
5. Sarana dan Prasarana yang Ada di Kelurahan Pasar Liwa ...................
C. Deskripsi Data ...........................................................................................
1. Pengumpulan Data ................................................................................
2. Penyajian Data ......................................................................................
D. Pengujian ...................................................................................................
1. Pengujian Pengaruh ...............................................................................
2. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ..................................................
E. Pembahasan ...............................................................................................

58
58
59
59
60
60
60
61
61
61
65
65
66
67
68
69
70
70
71
81
81
85
87

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 95
A. Kesimpulan ............................................................................................... 95
B. Saran .......................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Data Kekerasan fisik di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit
Kabupaten Lampung Barat ..........................................................................9

3.1 Data jumlah penduduk di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan BalikBukit Kabupaten Lampung Barat ................................................................46

3.2 Data jumlah penduduk Yang Masih Memiliki Anak di Kelurahan
Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat.................47

4.1 Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden tentang Pengaruh
Persepsi Orang Tua Tentang Kekerasan Fisik Terhadap Pembentukan
Perilaku Anak untuk Item Ganjil (X)..........................................................62

4.2 Hasil Uji Coba Angket 10 Orang di Luar Responden tentang Pengaruh
Persepsi Orang Tua Tentang Kekerasan Fisik Terhadap Pembentukan
Perilaku Anak untuk Item Genap (Y) ..........................................................63

4.3 Distribusi antara Item Soal Kelompok Ganjil (X) dengan Item Genap
(Y) ................................................................................................................63

4.4 Regenerasi Sistem Kepemimpinan kelurahan pasar liwa dari tahun
2005 – sekarang............................................................................................66

4.5 Luas wilayah Kelurahan Pasar Liwa............................................................68

4.6 Jumlah Penduduk Kelurahan Pasar Liwa.....................................................69

4.7 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Golongan di Kelurahan Pasar
Liwa..............................................................................................................69

4.8 Data Sarana Peribadatan dan Sarana Olahraga di Kelurahan Pasar
Liwa Jaya .....................................................................................................70

4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman Orang Tua Tentang
Kekerasan Fisik............................................................................................73

4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Tanggapan Orang Tua...............................75

4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Harapan Orang Tua...................................77

4.12 Distribusi Frekuensi Indikator Mengawasi Masyarakat ............................79

4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Pola Asuh ..................................................81

4.14 Daftar Kontingensi Pengaruh Persepsi Orang Tua tentang Kekerasan
Fisik terhadap Pembentukan Perilaku Anak...............................................82

4.15 Daftar Kontingensi Perolehan Data Mengenai Pengaruh Persepsi
Orang tua tentang Kekerasan Fisik terhadap Pembentukan Perilaku
Anak............................................................................................................83

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Surat Keterangan Dekan FKIP
Surat Izin Penelitian Pendahuluan
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Pendahuluan
Surat Izin Penelitian
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Kisi-kisi Angket dan Angket Penelitian
Profil Desa
Distribusi Skor Angket Indikator Pemahaman Orang tua tentang Kekerasan
Fisik.
9. Distribusi Frekuensi Indikator Pemahaman Orang tua tentang Kekerasan Fisik
10. Distribusi Skor Angket Indikator Tanggapan Orang tua tentang Kekerasan
Fisik
11. Distribusi Frekuensi Indikator Tanggapan Orang tua tentang Kekerasan Fisik
12. Distribusi Skor Angket Indikator Harapan Orang tua tentang Kekerasan Fisik
13. Distribusi Frekuensi Indikator Harapan Orang tua tentang Kekerasan Fisik
14. Distribusi Skor Angket Variabel (X) Persepsi Orang Tua tentang Kekerasan
Fisik
15. Distribusi Skor Angket Variabel (X) Persepsi Orang Tua tentang Kekerasan
Fisik
16. Distribusi Skor Angket Indikator Sikap
17. Distribusi Skor Angket Indikator Pola Asuh
18. Distribusi Frekuensi Indikator Sikap
19. Distribusi Frekuensi Indikator Pola Asuh
20. Distribusi Skor Angket Variabel (Y) Pembentukan Perilaku Anak
21. Distribusi Frekuensi Variabel (Y) Pembentukan Perilaku Anak
22. Perbandingan Jumlah Responden Mengenai Pengaruh Persepsi Orang Tua
tentang Kekerasan Fisik terhadap Pembentukan Perilaku Anak

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Skema Kerangka Pikir Penelitian.................................................................... 43

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga memegang peran penting dalam membentuk watak dan kepribadian
anak. Karena pendidikan dikeluarga menjadi risalah awal sekaligus sebagai
pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi
keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental. Karena
keluarga memberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral, dan
pendidikan anak.
Sejak anak terlahir hingga dewasa dengan pengawasan orang tua, dan anak
dibesarkan, dididik dan dibimbing oleh keluarga. Pertemuan dengan ibu, ayah
dan lingkungan dalam keluarga itu sendiri menjadi subjek sosial yang
nantinya akan membentuk dasar anak dengan orang lain. Hubungan anak
dengan keluarga merupakan hubungan yang pertama yang ditemui anak.
Hubungan anak dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya dapat dianggap
sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi. Sistem-sistem tersebut
berpengaruh pada anak baik secara langsung maupun tidak, melalui sikap dan
cara pengasuhan anak oleh orangtua.

2

Banyak yang dipelajari anak dalam keluarga, terutama hubungannya dengan
orangtua. Kasih sayang dan cinta kasih yang anak kembangkan dalam
hubungan sosialnya, erat hubungannya dengan apa yang anak terima dan
rasakan dalam keluarganya. Ketika anak merasa disayangi, anak belajar juga
untuk berbagi kasih sayang dengan temannya. Sebaliknya jika pengasuhan
yang

anak

terima

selalu

menyalahkan

anak,

anak

akan

belajar

mengembangkan perilaku yang sama ketika ia bermain dengan temantemannya, Begitu Juga Ketika anak diajarkan kekerasan di dalam keluarga
maka anak pun akan melakukan itu seperti apa yang dia terima di rumah atau
lingkungan keluarga.
Setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Perasaan ini kemudian mendorong orangtua untuk memiliki perilaku tertentu
dalam mengasuh anak-anak mereka. Yang pada dasarnya orang tua
menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Perilaku mengasuh dan mendidik
anak sudah menjadi pola yang sadar tidak sadar keluar begitu saja ketika
menjadi orangtua. Apa yang diinginkan orang tua terkadang disalah artikan
oleh anak atau bahkan sebaliknya apa yang diinginkan anak tidak
tersampaikan karena orang tua yang merasa menguasai atau lebih tahu akan
kemauan anak tersebut. Disinilah konflik akan timbul. Biasanya hal-hal kecil
dalam keluarga yang memicu timbulnya konflik. Seperti kesalah fahaman
antara anak dan orang tua.
Akibat kesalah fahaman orang tua dan anak, terjadi adu argumen antara orang
tua dan anak, karena merasa dibantah perkataannya orang tua sering kali

3

menampar seorang anak dengan tidak sewajarnya, tujuannya pendidikan agar
seorang anak tidak mengulangi kesalahannya lagi. Namun tanpa disadari
dengan dididik kasar seperti itu justru akan membuat anak semakin
membangkang dan kurang patuh. Iya justru benci melihat orang tuanya bukan
malah segan dan patuh pada orang tuanya. Banyak cara yang diterapkan oleh
orang tua dalam mendidik anak. Ada yang mengutamakan kasih sayang,
komunikasi yang baik dan pendekatan yang lebih bersifat afektif, ada pula
yang menggunakan kekerasan sebagai salah satu metode dalam menerapkan
kepatuhan dan pendisiplinan anak. Kekerasan pada anak, baik fisik maupun
psikis dipilih sebagai cara untuk mengubah perilaku anak dan membentuk
perilaku yang diharapkan.
Kekerasan Terhadap Anak terbagi kedalam tiga bentuk menurut Terry E.
Lawson, psikiater internasional yaitu, kekerasan secara fisik, kekerasan
emosional, kekerasan verbal, kekerasan seksual. Kekerasan Fisik terjadi ketika
orang tua atau pengasuh dan pelindung anak memukul anak (ketika anak
sebenarnya memerlukan perhatian). Pukulan akan diingat anak itu jika
kekerasan fisik itu berlangsung dalam periode tertentu. Kekerasan yang
dilakukan seseorang berupa melukai bagian tubuh anak. Kemudian kekerasan
emosional (emotional abuse) terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung
anak setelah mengetahui anaknya meminta perhatian, mengabaikan anak itu.
Ia membiarkan anak basah atau lapar karena ibu terlalu sibuk atau tidak ingin
diganggu pada waktu itu. Ia boleh jadi mengabaikan kebutuhan anak untuk
dipeluk atau dilindungi. Anak akan mengingat semua kekerasan emosional
jika kekerasan emosional itu berlangsung konsisten. Orang tua yang secara

4

emosional berlaku keji pada anaknya akan terus menerus melakukan hal sama
sepanjang kehidupan anak itu.
Berdasarkan bentuk-bentuk kekerasan diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai kekerasan fisik terhadap anak yang sedang marak terjadi.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kekerasan fisik adalah Segala bentuk
penyiksaan fisik terjadi ketika orang tua frustrasi atau marah, kemudian
melakukan tindakan-tindakan agresif secara fisik, dapat berupa cubitan,
pukulan, tendangan, menyulut dengan rokok, membakar, dan tindakan tindakan lain yang dapat membahayakan anak.
Sulit dibayangkan bagaimana orang tua dapat melukai anaknya. Sering kali
penyiksaan fisik adalah hasil dari hukuman fisik yang bertujuan menegakkan
disiplin, yang tidak sesuai dengan usia anak. Banyaknya orang tua yang ingin
menjadi orang tua yang baik, tapi lepas kendali dalam mengatasi perilaku
seorang anak.
Berdasarkan data KPAI yang dikutip dari internet Tingkat kekerasan terhadap
anak tercatat kekerasan fisik tercatat sebanyak 294 kasus atau 28%, kekerasan
psikis 203 kasus 20%, dan kekerasan seksual 535 kasus 52%. Angka
kekerasan yang mencapai ribuan itu hanya berdasar data yang dilaporkan.
Sesungguhnya, kasus-kasus yang tidak dilaporkan bisa mencapai tiga kali
lipatnya dalam masyarakat. Ironisnya, kekerasan-kerasan tersebut sering
terjadi dalam ruang yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk anak.
Dilakukan orang-orang yang dekat dengan anak. Terbukti, kekerasan anak SD
di Bukittinggi terjadi di sebuah musala sekolah dasar, oleh teman-teman

5

sekolahnya lagi. Terlepas dari banyaknya kasus kekerasan terhadap anak,
sejatinya amanat konstitusi sudah jelas, negara mempunyai kewajiban untuk
melindungi seluruh warganya, termasuk anak-anak. Negara mempunyai
kewajiban untuk memberikan pengasuhan yang layak bagi anak-anak.
Memberikan ruang dan atmosfer yang nyaman bagi tumbuh kembang anak.
Baik fisik maupun psikologis. Sebab, tindak kekerasan pada anak, apa pun
bentuknya, akan mengganggu perkembangan fisik, mental, moral, dan
spiritual anak. Anak-anak akan tumbuh secara tidak normal.
Anak akan mengalami trauma, depresi, kehilangan kepercayaan diri, maupun
cacat secara fsikis. Ini juga berdampak pada pembentukan perilaku anak.
Kekearasan fisik terhadap anak akan menyebabkan anak menjadi penakut,
tidak berani mengambil keputusan karena selalu berada dibawah tekanan,
menjadi tertutup, tidak banyak bicara, sulit berkomunikasi dengan orang lain.
banyaknya kasus kekerasan terhadap anak menunjukkan bahwa negara lalai
akan amanat konstitusi. Kebijakan-kebijakan pemerintah belum sepenuhnya
menyentuh akar masalah. Sebab, anak hanya dianggap sebagai ladang basah
untuk proyek dalam berbagai sektor. Belum sebagai hal penting yang tidak
sekadar menjadi subbagian. jika mengacu pada pasal 3 Konvensi Hak Anak
(KHA), ”Kepentingan anak harus menjadi pertimbangan utama”. Bukan
sebagai latar belakang dalam proses pembangunan, yaitu kesejahteraan anak
akan naik bila pembangunan berjalan dengan baik. Anak juga tidak hanya
menjadi indikator pembangunan, seperti angka kematian bayi, angka kematian
balita dan anak, serta derajat partisipasi dalam pendidikan.

6

Melihat banyaknya masalah kekerasan fisik yang sedang marak terjadi pada
anak. Ada beberapa orang tua yang beranggapan bahwa pola asuh atau
pendidikan anak didalam keluarga tidak selalu dilakukan dengan tindak
kekerasan. Ada beberapa anak yang memang sulit didik tanpa kekerasan, akan
tetapi, seharusnya orang tua tidak mendidik dengan tindakan fisik.. Mendidik
anak dengan mencubit sampai biru, menampar bahkan memukul hingga
memar justru membuat anak akan semakin membenci orang tuanya. Hal itu
berakibat pada pembentukan pola fikir anak bahwa pola asuh atau pola didik
orang tua yang mendidik anak dengan kekerasan fisik sah-sah saja dilakukan
dengan tujuan mendidik dan mendisiplinkan anak, sehingga iya pun bisa
menerapkannya pada anaknya dikemudian hari. Hal ini sangat disayangkan
jika terjadi secara terus menerus. Orang tua yang seharusnya memberikan
contoh kepada anaknya dikemudian hari mlah disalah artikan oleh seorang
anak.
Berdasarkan hal itu pula ada beberapa orang tua menganggap bahwa
kekerasan fisik merupakan hal yang wajar. Karena jika anak dibiarkan dan
tidak diberikan sangsi tegas seperti dpukul maka anak bisa saja melakukan hal
itu lagi dkemudian hari. Dalam hal ini orang tua merasa tidak akan disalahkan
sebagai orang tua yang tidak bisa mendidik anak. Persepsi ini tidak dibenarkan
oleh salah satu orang tua yang saya wawancarai, yaitu bapak kanto. Beliau
mengatakan bahwasanya pola asuh orang tua yang benar adalah pola asuh
yang menjadikan anak itu segan dan patuh bukan menjadikan anak takut
kepada orang tuanya. Seperti menasehati dengan cara memberi hukuman atas
apa yang iya lakukan namun masih dalam konteks mendidik. Atau menegur

7

dan mencari tahu penyebabnya sebelum melimpahkan kesalahan pada anak,
karena pada umunya persepsi orang tua jika anak itu melakukan kesalahan
maka hal itu murni dari seorang anak. Orang tua terkadang menghukum anak
tanpa mencari tahu penyebab dan mencoba mendekati anak agar tahu masalah
yang sebenarnya. Kebanyakan orang tua hanya melihat anak-anaknya secara
kasat mata saja. Apa yang terlihat saat itu, itulah yang sebenarnya terjadi.
Artinya pola didik dengan melakukan kekerasan fisik yang berlebihan seperti
mencubit hingga biru, memukul anak hingga memar. Merupakan pola didik
yang dianggap berlebihan, Jika orang tua paham akan fungsi dan peran orang
tua sebagai pelindung dan pendidik yang baik maka tentu tidak akan
melakukan hal seperti itu. Sehingga pendidikan dengan kekerasan fisik bisa
dihindari.
Dalam mendidik anak seharusnya orang tua juga memperhatikan etika dalam
mendidik seperti Tidak Selalu berteriak jika sedang berbicara dalam jarak
dekat, membiasakan makan dan minum selalu duduk, Berpamitan Kemanapun
akan pergi agar tidak ada kesalahpahaman antara orang tua dan anak. pamit
salaman sebelum bepergian. Hal ini memang terkadang dianggap hal yang
wajar dan terkadang terabaikan, namun jika ini diterapkan maka ini
memberikan contoh membangun komunikasi dan etika yang baik sebelum
keluar dan pulang ke rumah. Selain itu menghormati orang yang lebih tua,
membiasakan mematikan televisi setelah digunakan dan membiasakan
membagi waktu antara belajar dan menonton televise, sehingga anak tetap
dapat menikmati menonton televisi tetapi tetap mendapat ilmu dengan belajar,
anak pun tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang anak, membiasakan

8

berbicara sopan terhadap orang yang lebih tua sehingga rumah pun menjadi
lebih hangat dan bersahabat.
Berdasarkan keterangan diatas terdapat kesenjangan antara fungsi orang tua
dengan perilaku yang dilakukan orang tua terhadap anak. Anak kurang bisa
menerapkan keinginan yang dimaksut oleh orang tuanya. Disiplin yang
diinginkan oleh orang tua terkadang membuat anak tertekan dengan perlakuan
orang tua yang selalu memaksakan kehendaknya. Anak Merupakan sosok unik
yang membutuhkan kehidupan yang damai. Sistem yang kondusif. Anak-anak
memiliki fantasi dan idealisasi yang bertumbuh seiring dengan lingkungan
dimana dia berada. Sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh.
Pribadi yang nantinya mampu menjadi penyangga kehidupan berbangsa dan
bernegara di masa mendatang. Sehingga anak tak lagi menjadi korban
kekerasan. Diketahui bahwa tingkat Kekerasan fisik pada anak semakin
meningkat setiap tahunnya (data KPAI).
Melihat banyaknya tindak kekerasan terjadi, peran orang tua sangat
dibutuhkan, dimana orang tua adalah media yang paling penting dalam
menangani kasus anak meskipun sudah ada Komnas Perlindungan Anak, akan
tetapi peran orang tua sangat lah penting, karena orang tua adalah objek atau
model yang menjadi panutan bagi seorang anak. Orang tua seharusnya
memberikan perlindungan dan perhatian yang banyak terhadap anak. Orangtua
yang seharusnya melindungi anak, mengayomi, mendidik, serta memberikan
rasa nyaman justru melakukan hal-hal yang bisa mengganggu psikologi anak
serta mengarah kepada perubahan perilaku anak.

9

Orang tua juga sudah selayaknya mendidik tidak lagi dengan kekerasan fisik
karena ini akan membuat psikologi anak menjadi tidak stabil. Orang tua
memberikan kontribusi terbesar terhadap tumbuh kembang dan sifat seorang
anak. Anak pasti akan merasa nyaman jika orang tua mendidiknya dengan
nyaman pula.
Hal ini berkebalikan dengan yang terjadi di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan
Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat. Orang tua justru menjadikan anaknya
sebagai alasan untuk melampiaskan amarah mereka. Anak sering mengalami
kekerasan fisik. Khususnya di daerah pasar liwa. Masih banyak tindak
kekerasan fisik yang terjadi terhadap anak Sebanyak 24 orang tua yang
melakukan tindak kekerasan fisik. 3 diataranya seringkali memukul anak
dengan benda tumpul yang menyebabkan luka memar dibagian tubuh anak.
Seperti data yang diperoleh oleh peneliti
Tabel 1.1 Data Kekerasan fisik di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan
Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat.
No.

Jenis Kekerasan Fisik

Ada

Tidak
Ada

Dipukuli Dengan Benda

Tumpul
2.
Ditendang

3.
Dijewer

4.
Dilukai dengan Puntung

Rokok
5.
Ditampar

6.
Dicubit Hingga Memar
Jumlah
Sumber : Data Administrasi Kelurahan Pasar Liwa tahun 2014
1.

Jumlah yang
melakukan
3
7
6

5
3
24

10

Dalam hal ini Penyebabnya pun beragam. Mulai dari anak dipaksa mandi
dengan cara kekerasan fisik, anak ditendang dan ditampar karena tidak
sekolah, anak dipaksa melakukan hal-hal yg dikendalikan orang tuanya, ada
pula anak dipukul hingga terjadi memar hanya karena bertengkar mulut
dengan sang adik. Hal itu terjadi secara terus-menerus dan semakin banyak
diterapkan kekerasan fisik yang dilakukan oleh orangtua itu sendiri terutama
di lingkungan pasar Liwa ini. Dengan permasalahan tersebut, pembentukan
perilaku anak akan terpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Sehingga yang terjadi, anak-anak di lingkungan pasar Liwa lebih berperilaku
aktif, namun lebih kearah negatif seperti berperilaku brutal dan menjadi
pribadi yang lebih kasar serta ada juga anak yang justru cenderung lebih
pendiam dan lebih menutup diri dari lingkungan sosialnya.
Atas dasar hal tersebutlah peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut terkait
persepsi orang tua tentang kekerasan fisik terhadap pembentukan perilaku
anak di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung
Barat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka didapatkan suatu
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pola Asuh, fungsi dan peran orang tua dalam memberi pembelajaran
terhadap anak.
2. Dampak kekerasan fisik yang diterapkan dikeluarga.
3. Perubahan perilaku yang terjadi pada anak.
4. Persepsi orangtua terhadap kekerasan fisik kepada anak

11

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada persepsi
orangtua tentang kekerasan fisik terhadap pembentukan perilaku anak pada
satu lingkungan saja yaitu Lingkungan Sukanegeri di Kelurahan Pasar Liwa,
Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya
adalah “apakah ada pengaruh persepsi orangtua tentang kekerasan fisik
terhadap pembentukan perilaku anak di Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan
Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat ?”
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis
Pengaruh

Persepsi

Orangtua

tentang

kekerasan

fisik

terhadap

pembentukan perilaku anak di Kelurahan Pasar Liwa, Kecamatan BalikBukit Kabupaten Lampung Barat.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Secara Teoritis penelitian ini mengembangkan konsep Pendidikan
Kewarganegaraan

khususnya

dalam

kajian

Hukum

dan

Kemasyarakatan yang mana dalam hal ini membahas persepsi orangtua
tentang kekerasan fisik

kepada anak serta

kaitanya dengan

pembentukan perilaku anak. Karena anak dan orang tua merupakan

12

bagian dari masyarakat pelaksana hukum yang harus taat dan patuh
akan hukum maupun peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis penelitian ini berguna untuk:
1. Menambah pengetahuan tentang bentuk kekerasan dan Dampak
dari kekerasan.
2. Sebagai sarana refleksi bagi orang tua dalam mendidik anak.
3. Sebagai bahan pedoman perbaikan hubungan anak dan orang tua.
4. Cara mendidik anak berkaitan dengan Persepsi Orang Tua Tentang
Kekerasan Fisik
5. Suasana rumah tangga yang kurang kondusif berpengaruh pada
pembentukan perilaku
6. Tindakan Over protektif orang tua berkaitan dengan pembentukan
perilaku anak dalam keluarga
7. Kondisi emosional orang tua berkaitan dengan tindakan / pola asuh
orang tua terhadap anak
8. aspirasi orang tua yang terlalu tinggi berkaitan dengan kesiapan
anak di dalam bersikap dan bergaul dengan lingkungan

F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian

ini

kewarganegaraan

berada

dalam

khususnya

lingkup

dalam

kajian

wilayah

ilmu

kajian

pendidikan
Hukum

dan

Kemasyarakatan yang mana dalam hal ini membahas pengaruh persepsi

13

orang tua tentang kekerasan fisik kepada anak serta kaitanya dengan
pembentukan perilaku anak. Karena anak dan orang tua merupakan bagian
dari masyarakat pelaksana hukum yang harus taat dan patuh akan hukum
maupun peraturan-peraturan yang berlaku.
2. Ruang Lingkup Objek
Objek pada penelitian ini adalah Persepsi Orang tua tentang kekerasan
fisik terhadap pembentukan perilaku anak di Kelurahan Pasar Liwa,
Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat.
3. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di
Lingkungan Sukanegeri Kelurahan Pasar Liwa Kecamatan Balik-Bukit
Kabupaten Lampung Barat yang memiliki anak.
4. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan Sukanegeri Kelurahan Pasar
Liwa Kecamatan Balik-Bukit Kabupaten Lampung Barat.
5. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian
pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung pada tanggal 16 Oktober 2014 sampai dengan
selesai.

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis
1. Pengertian Persepsi
Menurut Deddy Mulyana dan Rahmat (2003: 25) “persepsi adalah proses
internal

yang

kita

lakukan

untuk

memilih,

mengevaliasi

dan

mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal”. Selain itu, Eva
Latifa (2012: 64) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses mendeteksi
sebuah stimulus”. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Bimo Walgito (20010:
99) “ persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui indra atau
proses sensorik namun prose situ tidak berhenti begitu saja melainkan
stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses
persepsi”.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai persepsi tersebut, maka dapat
dijelaskan bahwa persepsi berasal dari rangsangan baik di dalam maupun di
luar diri seseorang. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik,
tetapi juga pada stimulus dari aspek pengalaman dan sikap dari individu. Jadi,
persepsi merupakan suatu proses penerimaan dan pengolahan informasi yang

15

diterima oleng pengindraan seseorang kemudian diproses menjadi sebuah
stimulus yang diteruskan kemudian menjadi sebuah penafsiran, biasanya
diperoleh dari pengalaman yang sudah terjadi maupun yang berasal dari
disekitarnya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Adapun yang mempengaruhi persepsi menurut Sarlito W. Sarwono (2009: 90)
adalah:
a) Perhatian
Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan yang ada di
sekitarnya sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau
dua objek saja. Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan persepsi.
b) Set
Yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul. Perbedaan set ini
dapat menyebabkan perbedaan persepsi.
c) Kebutuhan
Kebutuhan sesaat maupun lama pada diri seseorang akan mempengaruhi
persepi orang tersebut.
d) Sistem Nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada
persepsi seseorang.
e) Ciri Kepribadian
Masyarakat A dan B bekerja disuatu kantor. A seorang yang penakut akan
mempersepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan sedangkan si
B orang yang penuh percaya diri menganggap atasannya yang dapat diajak
bergaul seperti orang biasa lainnya.
Selain itu, Kranch dan D. S Cructfield sebahai mana dikutip oleh Rakhmad
menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang,
terbagi dalam dua faktor yaitu:
a. Faktor Fungsional
Faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain
yang termasuk dalam faktor personal yang menentukan persepsi bukan

16

jenis atau stimulant tetapi karakteristik seseorang yang memberikan respon
pada stimulant itu. Faktor-faktor fungsional ini terdiri atas:
1) Kebutuhan-kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada diri
seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi
seseorang, dengan demikian
kebutuhan yang berada akan
menghasilkan perbedaan persepsi.
2) Kesiapan mental, senantiasa mental seseorang akan mempengaruhi
perbedaan persepsi seseorang.
3) Suasana emosi, suasana emosi seseorang baik dia dalam keadaan
sedih, bahagia, gelisah, maupun marah akan berpengaruh pada
persepsi.
4) Latar belakang budaya, latar belakang budaya dimana orang
tersebut berada atau berasal, berpengaruh terhadap suatu objek
rangsangan.

b. Faktor Struktural
Faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimulant fisik dan dalam
sistem syaraf individu yang meliputi:
1) Kemampuan berfikir
2) Daya tangkap duniawi
3) Saluran daya tangkap yang ada pada manusia.
Dengan melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi tersebut,
maka secara umum persepsi seseorang dapat dipengaruhi oleh cara
berfikir, latar belakang budaya pendidikan, pengalaman masa lalu dan latar
belakang dimana orang tersebut berada sehingga akan menghasilkan
persepsi bermacam-macam seperti setuju, kurang setuju, tidak setuju atau
paham, kurang paham, tidak paham terhadap objek yang diteliti.

17

3. Tinjauan tentang Kekerasan
a. Definisi Kekerasan
Kekerasan berasal dari bahasa Latin violentus yang berasal dari
kata “vi” atau “vis” berarti “kekuasaan” atau “berkuasa”.
Pengertian kekerasan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia :
Kekerasan adalah dalam prinsip dasar dalam hukum publik dan
privat Romawi yang merupakan sebuah ekspresi baik yang
dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan
pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau
martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau
sekelompok
orang,
umumnya
berkaitan
dengan
kewenangannya yakni bila diterjemahkan secara bebas dapat
diartinya bahwa semua kewenangan tanpa mengindahkan
keabsahan penggunaan atau tindakan kesewenang-wenangan itu
dapat pula dimasukan dalam rumusan kekerasan ini.
Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah :
penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan
terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau
masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar
mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis,
kelainan perkembangan atau perampasan hak.
b. Definisi Kekerasan Pada Anak
Menurut WHO (2004 dalam Lidya, 2009) kekerasan terhadap anak adalah:
Suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak
dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan
pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang
secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan,
kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan
kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya
atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut.
Barker (dalam Huraerah, 2007) mendefinisikan kekerasan pada anak
merupakan “tindakan melukai secara berulang-ulang secara fisik dan

18

emosional terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat,
hukuman badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen
atau kekerasan seksual”. Kekerasan pada anak ditandai dengan perlakuanperlakuan yang tidak terkendali baik secara fisik, verbal, emosional, dan
seksual. sehingga menarik perhatian suatu badan dan menghasilkan
pelayanan yang melindungi anak tersebut”.
c. Macam-Macam Kekerasan Pada Anak
Terry E. Lawson (dalam Huraerah, 2007), mengemukakan ada empat
macam bentuk kekerasan pada anak, yaitu:
1) Kekerasan secara Fisik
Kekerasan fisik terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung
anak memukul anak
(ketika anak sebenarnya memerlukan
perhatian). Pukulan akan diingat anak itu jika kekerasan fisik itu
berlangsung dalam periode tertentu. Kekerasan yang dilakukan
seseorang berupa melukai bagian tubuh anak.
2) Kekerasan Emosional
Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung
anak setelah
mengetahui anaknya meminta perhatian,
mengabaikan anak itu. Ia membiarkan anak basah atau lapar
karena ibu terlalu sibuk atau tidak ingin diganggu pada waktu itu.
Boleh jadi mengabaikan kebutuhan anak untuk dipeluk atau
dilindungi. Anak akan mengingat semua kekerasan emosional jika
kekerasan emosional itu berlangsung konsisten.
Orang tua yang secara emosional berlaku keji pada anaknya akan
terus menerus melakukan hal sama sepanjang kehidupan anak
tersebut.
3) Kekerasan Verbal
Kekerasan secara verbal berupa perilaku verbal dimana pelaku
melakukan pola komunikasi yang berisi penghinaan, ataupun katakata yang melecehkan anak. Pelaku biasanya melakukan tindakan
mental abuse, menyalahkan, melabeli, dan perlakuan-perlakuan
lain yang menggunakan pola komunikasi yang tidak seharusnya
diterapkan pada anak. Kekerasan ini biasa terjadi ketika orang tua
sedang mengalami emosi yang kurang terkendali sehingga
mengeluarkan kata-kata atau bahasa yang tidak pantas untuk

19

didengar oleh anak, seperti penggunanaan kata-kata “bodoh”
kurang ajar” dan lain-lain.
4) Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual adalah setiap perbuatan yang pemaksaan
hubungan seksual, pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak
wajar dan atau tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan
orang lain untuk tujuan komersil dan atau tujuan tertentu.
Kekerasan seksual yang terjadi pada anak sangat tidak patut untuk
dicontoh. Kekerasan seksual pada anak jelas akan mempengaruhi
psikologis dan merusak masa perkembangan anak.

Kekerasan dalam bentuk apapun yang dilakukan terhadap anak tidak
pernah dapat dibenarkan. Namun jenis perlakuan kekerasan tersebut
memang dapat dibedakan karena indikasi dan dampak terhadap anak
berbeda-beda. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Suharto (1997) yang
mengklasifikasikan macam-macam kekerasan yang dilakukan terhadap
anak yaitu :
1. Kekerasan Anak Secara Fisik
Kekerasan secara fisik adalah penyiksaan, pemukulan, dan
penganiayaan terhadap anak, dengan atau tanpa menggunakan
benda-benda tertentu, yang menimbulkan luka-luka fisik atau
kematian pada anak. Bentuk luka dapat berupa lecet atau memar
akibat persentuhan atau kekerasan benda tumpul, seperti bekas
gigitan, cubitan, ikat pinggang, atau rotan. Dapat pula berupa luka
bakar akibat bensin panas atau berpola akibat sundutan rokok atau
setrika. Lokasi luka biasanya ditemukan pada daerah paha, lengan,
mulut, pipi, dada, perut, punggung atau daerah bokong. Terjadinya
kekerasan terhadap anak secara fisik umumnya dipicu oleh tingkah
laku anak yang tidak disukai orangtuanya, seperti anak nakal atau
rewel, menangis terus, minta jajan, buang air atau muntah di
sembarang tempat, memecahkn barang berharga.

2. Kekerasan Anak Secara Psikis
Kekerasan secara psikis meliputi penghardikan, penyampaian katakata kasar dan kotor, memperlihatkan buku, gambar, dan film
pornografi pada anak. Anak yang mendapatkan perlakuan ini
umumnya menunjukkan gejala perilaku maladaptif, seperti menarik

20

diri, pemalu, menangis jika didekati, takut ke luar rumah dan takut
bertemu dengan orang lain.
3. Kekerasan Anak Secara Seksual
Kekerasan secara seksual dapat berupa perlakuan prakontak
seksual antara anak dengan orang yang lebih besar (melalui kata,
sentuhan, gambar visual, exhibisionism), maupun perlakuan
kontak seksual secara langsung antara anak dengan orang dewasa
(incest, perkosaan, eksploitasi seksual).

4. Kekerasan Anak Secara Sosial
Kekerasan secara sosial dapat mencakup penelantaran anak dan
eksploitasi anak. Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan
orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap
proses tumbuh-kembang anak. Misalnya anak dikucilkan,
diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan pendidikan dan
perawatan kesehatan yang layak. Eksploitasi anak menunjuk pada
sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap
anak yang dilakukan keluarga atau masyarakat. Sebagai contoh,
memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan
ekonomi, sosial, atau politik tanpa memperhatikan hak-hak anak
untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan
fisik, psi

Dokumen yang terkait

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH KELURAHAN WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

0 8 43

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH KELURAHAN WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

0 10 42

PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN YANG DILAKUKAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

0 9 90

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PELANGGARAN LALU LINTAS BERDASARKAN UU NOMOR 22 TAHUN 2009 DI DESA BAHWAY KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2 17 71

Strategi penanggulangan kemiskinan Kabupaten Lampung Barat: studi kasus di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat

2 31 197

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA Pengaruh Jenjang Pendidikan Orang Tua Terhadap Persepsi Tentang Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2013/20

0 2 15

PENGARUH JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DESA Pengaruh Jenjang Pendidikan Orang Tua Terhadap Persepsi Tentang Pendidikan Anak Usia Dini Di Desa Gemolong Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2013/2

0 0 13

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KELURAHAN KEBON JAYANTI KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG.

0 0 2

PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VER

0 0 8

PERSEPSI ORANG TUA PEKERJA BANGUNAN TENTANG PENDIDIKAN ANAK DI KELURAHAN BANJAR SERASAN KECAMATAN PONTIANAK TIMUR

0 1 11