DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH KELURAHAN WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

ABSTRAK

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH KELURAHAN
WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT
KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2012

Oleh
ROSI ELVIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang deskripsi industri kopi luwak di
wilayah Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat. Titik tekan kajiannya pada bahan baku, jumlah bahan baku, modal, proses
produksi, pemasaran.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak
13 industri kopi luwak, sebagai responden. Pengumpulan data dengan observasi,
wawancara terstruktur dan dokumentasi. Analisis data dengan tabel persentase
sebagai dasar untuk penelitian deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan industri kopi luwak di wilayah
Kelurahan Way Mengaku Kabupaten Lampung Barat: (1) bahan baku kopi luwak
diperoleh perusahaan dari hasil penangkaran luwak, jumlah bahan bahan baku dari

13 pengusaha kopi luwak rata-rata 154 kg untuk setiap satukali kali produksi,
(2) jumlah modal untuk satu kali produksi rata-rata Rp 3.000.000 (3) proses
produksi menggunakan alat lumpang dan alu. Dari 154 Kg bahan mentah
didapatkan 11,8 kg Kopi bubuk siap jual (4) pemasaran hasil produksi kopi luwak
tidak mengalami hambatan dengan cara mendirikan kios sendiri untuk tempat
pemasaran hasil produksi.(5) Transportasi yang digunakan dalam memperoduksi
kopi luwak adalah sepeda motor (6) Tenga kerja yang dipekerjakan sebanyak 2
orang bagi seluruh pengusaha kopi luwak (7) Bahan bakar yang digunakan dalam
memproduksi kopi luwak adalah menggunakan bahan bakar berupa kayu bakar

Kata kunci : Industri kopi luwak

RIWAYAT HIDUP

Rosi Elvia dilahirkan di sebuah Kelurahan Liwa yang berada di Kecamatan Balik
Bukit Kabupaten Lampung Barat pada 10 Mei 1990. Penulis adalah anak keempat
dari empat bersaudara, pasangan Bapak M.Haidir, S.Pd dan Ibu Aniar.

Pendidikan yang pernah dilalui adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Liwa
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat pada tahun 1996-2002,

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat
pada tahun 2002-2005, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Liwa
Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2005-2008, Pada tahun 2008 penulis
diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan
Geografi melalui jalur Ujian Masuk Mandiri (Non SNMPTN). Pada tahun 2012, telah
melaksanakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bandung dan Pangandaran,
melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP satu atap Merbau
Mataram Tanjung Bintang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013 dan KKN
(Kuliah Kerja Nyata) di Kelurahan Merbau Mataram Tanjung Bintang.

MOTO

Siapa yang bersabar pasti akan beruntung,
(Rosi Elvia)

PERSEMBAHAN

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecil ini sebagai
tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada:

 Ayah
M. Haidir. B, yang telah memberikan pengalaman hidup yang sangat berarti
kepadaku dan selalu menasehatiku untuk terus semangat dalam belajar di
setiap perkataannya.
 Ibu
Aniar, yang telah melahirkan serta membesarkanku dengan penuh
ketulusan, kasih sayang, dan menjadi salah satu sumber semangatku untuk
membahagiakan keluarga.

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Deskripsi Industri Kopi
Luwak Di Wilayah Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2012” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dosen pembimbing dan
dosen pembahas. Terima kasih kepada Drs. Budiyono, M.S. selaku dosen
pembimbing utama dan Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku dosen
pembimbing pembantu yang telah memberikan bimbingan dan arahan tentang
penyusunan skripsi ini, serta Bapak Drs I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Dosen
Pembahas yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan
skripsi ini. Disamping itu juga dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila yang telah
memberikan kemudahan dalam pelayanan administrasi selama menempuh
perkuliahan.
2. Bapak Dr. Hi. M. Toha B.S Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I FKIP
Universitas Lampung yang mengurusi bidang akademik di fakultas.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si selaku Pembantu Dekan II FKIP Universitas
Lampung yang mengurusi bidang sarana dan prasarana di fakultas.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III FKIP
Universitas Lampung yang mengurusi bidang kemahasiswaan di fakultas

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS
FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan dalam semua hal
menyangkut perkuliahan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran selama menempuh perkuliahan dan selama
penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku tercinta yang tidak dapat disebutkan terimakasih atas
persahabatan, kebersamaan, nasehat dan semangatnya selama ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya bagi civitas
akademik Program Studi Geografi Universitas Lampung.

Bandar Lampung,
Penulis,
Rosi Elvia
0853034038

Januari 2014

DAFTAR ISI


Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
ABSTRAK............................................................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
v
SURAT PERNYATAAN..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. vii
MOTTO................................................................................................................. viii
PERSEMBAHAN................................................................................................. ix
SANWACANA.....................................................................................................
x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xvi

I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................

1
5
6
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESISI
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................
1. Pengertian Ilmu Geografi......................................................................
2. Aspek Industri dari Segi Geografi.........................................................
B. Syarat untuk Mendirikan Lokasi Industri..................................................
1. Bahan Baku atau Bahan Mentah...........................................................

2. Modal....................................................................................................
3. Bahan Bakar..........................................................................................
4. Ketersediaan Tenaga Kerja...................................................................
5. Transportasi..........................................................................................
6. Pemasaran Hasil Produk.......................................................................
C. Penelitian sejenis .......................................................................................
D. Kerangka Pikiri..........................................................................................

10
10
11
12
12
13
14
15
16
16
17
17


III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian......................................................................................
B. Populasi dan Sampel.................................................................................
C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel............................
1. Variabel Penelitian................................................................................
2. Definisi Operasional Variabel..............................................................
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................................
E. Teknik Anaisis Data..................................................................................

19
19
20
20
20
21
22

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografis Kelurahan Way Mengaku..........................................

1. Letak Astronomis.................................................................................
2. Letak Administratif..............................................................................
3. Luas Wilayah........................................................................................
4. Keadaan Sosial Ekonomi.....................................................................
5. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk....................................................
6. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk..................................
7. Komposisi Penduduk............................................................................
B. Hasil dan Pembahasan...............................................................................
1. Identitas Pengusaha Kopi Luwak..........................................................
2. Bahan Mentah.......................................................................................
3. Jumlah Modal........................................................................................
4. Proses Produksi.....................................................................................
5. Pemasaran.............................................................................................
6. Transportasi..........................................................................................
7. Tenaga Kerja........................................................................................
8. Bahan Bakar..........................................................................................

24
24
25

27
28
28
32
34
38
38
42
47
50
53
55
56
57

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…............................................................................................ 58
B. Saran .......................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel
1.

Halaman

Luas Penggunaan Lahan di Wilayah Kelurahan Way Mengaku
Kecamatan Balik Bukit Tahun 2013........................................................

27

2. Jumlah Penduduk Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit

Kabupaten Lampung Barat Tahun 2009-2013..........................................

29

3. Persebaran Penduduk di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik

Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013....................................
32
4. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan

Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat
Tahun Tahun 2013.....................................................................................

35

5. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan Formal di Kelurahan Way

Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun
2013...........................................................................................................

38

6. Jumlah Pengusaha Kopi luwak Berdasarkan Kelompok Umur di

Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat Tahun 2013......................................................................................

40

7. Jumlah

Industri Rumah Tangga di Kelurahan Way Mengaku
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat................................

41

8. Jumlah Pengusaha Kopi luwak Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013 ...................................................

42

9. Asal Bahan mentah yang Digunakan Setiap Proses Produksi Untuk

Usaha Kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2013......................................................................

44

10. Jumlah Bahan Mentah yang Dibutuhkan dalam Sekali Proses Produksi

Kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2013......................................................................

46

11. Asal

Modal pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013.............
48

12. Jumlah Modal Yang Dibutuhkan Dalam Sekali Proses Produksi di

Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat Tahun 2013......................................................................................

48

13. Rekapitulasi Bahan Mentah Modal Dan Tenaga Kerja Dalam Sekali

Proses Produksi di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2013....................................................

49

14. Produksi kopi yang diperoleh Dalam Sekali Proses Produksi di

Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat Tahun 2013......................................................................................

52

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1

Diagram Alur Kerangka Pikir .................................................................

18

2

Peta Persebaran Industri Kopi Luwak .....................................................

26

3

Skema proses Pembuatan Kopi Luwak....................................................

51

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara
turun temurun dimasa lalu, kopi cukup untuk memberikan kebutuhan hidup
petani sehingga kebutuhan sehari-hari petani kopi dapat terpenuhi dari hasil
penjualan kopi, akan tetapi petani kopi sering diganggu oleh binatang luwak. di
masa lalu, luwak merupakan musuh petani kopi. Ia dianggap sebagai hama
tanaman kopi. Akibatnya, luwak sering dijerat, bahkan dibunuh.

Asal muasal kopi luwak telah dikenal sejak awal abad 18 Belanda mendirikan
perkebunan kopi di koloni mereka di Hindia Belanda Pulau Jawa dan Sumatera.
Selama era Cultuurstelsel (1830-1870), Belanda melarang petani pribumi dan
pekerja perkebunan memetik buah kopi untuk mereka gunakan sendiri. Para
pribumi kemudian mengetahui bahwa beberapa spesies musang atau luwak (Asian
Palm Civet) mengkonsumsi buah kopi, namun mereka meninggalkan biji kopi
tercerna dalam kotoran mereka. Penduduk asli mengumpulkan kopi ini kemudian
dibersihkan, disangrai untuk membuat minuman kopi mereka sendiri. Ketenaran
kopi luwak aromatik menyebar dari penduduk setempat kepada pemilik
perkebunan Belanda dan segera menjadi favorit mereka, namun karena proses
langka dan tidak biasa, kopi luwak mahal bahkan di zaman kolonial (Panggabean,
2011).

2

Kopi Luwak berasal dari biji kopi Robusta yang dipetik oleh petani di Kelurahan
Way Mengaku Kabupaten Lampung Barat, kemudian diberikan oleh luwak
sehingga difermentasi oleh perut luwak. Prosesnya dilakukan ketat secara
higienis, Biji kopi dimasak dengan mesin pemasak yang mempunyai pengaturan
suhu panasnya sehingga rasa tidak akan berubah. Kopi Luwak adalah seduhan
kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang. Biji
kopi ini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran
pencernaan luwak.

Jenis kopi yang diolah menjadi kopi luwak semakin diminati oleh masyarakat
baik lokal maupun manca negara, kemudian berpengaruh terhadap pasokan bahan
mentah kopi luwak yang semakin meningkat secara tidak langsung berdampak
terhadap semakin banyaknya kebutuhan bahan mentah berupa kopi yang telah
dimakan luwak, namun demikian banyaknya kebutuhan kopi luwak sebagai bahan
mentah semakin meningkat tidak dapat terpenuhi.

Bahan mentah sebagai bahan dasar yang dipergunakan untuk memproduksi suatu
barang. Bahan mentah yang akan diolah sangat penting bagi perkembangan suatu
industri. Bahan mentah yang digunakan dalam industri kopi luwak adalah kopi
robusta yang telah dimakan oleh luwak, yang diperoleh dari pemberian makanan
yang dibeli dari petani yang memiliki perkebunan kopi diwilayah Lampung Barat.
Sehingga kebutuhan bahan mentah tidak dapat terpenuhi jika memproduksi dalam
skala besar, oleh karena itu industri kopi luwak hanya memproduksi dalam skala
kecil karena kurangnya bahan mentah.

Agar suatu industri dapat berjalan dengan lancar di perlukan modal yang cukup,

3

karena modal merupakan salah satu dasar dari faktor produksi yang akan
digunakan dalam melakukan suatu proses produksi. Produksi dapat ditingkatkan
dengan menggunakan alat-alat mesin produksi yang efesien, modal merupakan
faktor penting bagi kelancaran proses pada suatu usaha. Modal sangat diperlukan
sejak awal berdirinya suatu industri yang dipergunakan untuk membeli keperluan
industri, selain itu modal dapat berupa bangunan dan peralatan yang digunakan
untuk tempat pengolahan kopi luwak . Dari modal juga dapat diketahui besar atau
tidaknya suatu industri, modal juga sangat berpengaruh terhadap kelanjutan dari
sebuah industri.

Setelah adanya modal, maka harus diiringi dengan adanya pekerja atau orang yang
menggerakkan kegiatan usaha tersebut. Tenaga kerja merupakan orang yang
melaksanakan dan menggerakkan segala kegiatan, menggunakan peralatan dengan
teknologi dalam menghasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Skala usaha akan mempengaruhi besar kecilnya
tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya perusahaan kecil akan membutuhkan
jumlah tenaga kerja yang sedikit, dan sebaliknya perusahaan besar lebih banyak
membutuhkan tenaga kerja. Dalam analisis ketenaga kerjaan sering dikaitkan
dengan tahapan pekerjaan dalam perusahaan, hal seperti ini sangat penting untuk
melihat alokasi sebaran penggunaan tenaga kerja selama proses produksi sehingga
kelebihan tenaga kerja pada kegiatan tertentu dapat dihindari.

Tenaga kerja dalam proses produksi kopi luwak memiliki peranan terdepan dalam
menentukan baik dan tidaknya hasil produksi. Secara operasionalnya proses
produksi kopi luwak adalah dimulai dari para petani memetik kopi yang sudah

4

matang dan berwarna merah dari pohonnya diambil yang paling bagus, kemudian
diberikan kepada Luwak. Kemudian luwak akan memakan kulit kopinya saja, dan
biji kopinya akan dikeluarkan secara utuh oleh luwak dalam bentuk kotoran. Biji
kopi yang sudah dikeluarkan dalam kotoran luwak, dibersihkan dengan air
mengalir hingga betul-betul bersih, kemudian dijemur hingga kering. Biji kopi
tersebut akan menjadi gabah yang masih ada kulit tanduknya dan ari dengan kadar
air kurang lebih 20%. Setelah biji kopi tadi benar-benar kering, biji kopi tersebut
dikupas kulit tanduknya dengan cara menumbuknya, biji kopi dipilih satu per satu
untuk memisahkan biji yang masih berkulit tanduk dan yang sudah terkelupas,
hasilnya akan didapatkan biji kopi dengan kulit ari yang berwarna perak. Setelah
itu, biji kopi diroasting dan digiling kemudian dikemas.

Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Dalam menjalankan pemasaran dibutuhkan transportasi
untuk memberikan kemudahan bagi para produsen dalam menjangkau pasaranya.
Tranportasi yang merupakan perpindahan barang atau orang dari satu tempat
ketempat lain agar barang sampai ke konsumen.

Industri dirumuskan sebagai pengubahan komoditi menjadi lebih bermanfaat.
Dengan demikian berdirinya suatu industri disuatu tempat bertujuan untuk lebih
dimanfaatkannya suatu komoditi. Agar komoditi kopi di Lampung Barat lebih
bermanfaat maka salah satu pemanfaatnya dijadikan sebagai salah satu olahan
seperti kopi luwak.

5

Keberadaan industri kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku kemudian dapat
membuka lapangan pekerjaan baru untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
sekitar, dengan terbukanya lapangan pekerjaan beru tersebut pula tentunya akan
berdampak positif untuk mengurangi tingginya angka pengangguran dan tindak
kriminalitas. Selain itu, diharapkan pula sentra industri kopi luwak di Kelurahan
Way Mengaku

dapat menjadi salah satu pemasok andalan kopi luwak yang

kemudian telah menjadi salah satu oleh-oleh pilihan apabila berkunjung di
Lampung Barat.

Kelurahan Way Mengaku sebagai salah satu sentra industri kopi luwak yang telah
berkembang tentu saja industri kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku dalam
proses produksinya sangat tergantung dengan tersedianya bahan mentah berupa
kopi yang telah dimakan oleh luwak. Bahan mentah yang digunakan dalam
industri kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku yaitu berupa kopi luwak yang
diperoleh dari luar Kelurahan Way Mengaku seperti Desa Belalu dan Sukau.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang industri kopi
luwak yang ada di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit dengan
judul penelitian “Deskripsi Industri

Kopi Luwak diwilayah Kelurahan Way

mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2012.

B. Rumusan Masalah
1. Berapa modal

produksi kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku

Kecamatan Balik Bukit?
2. Berapakah bahan mentah kopi luwak yang digunakan oleh rata-rata setiap
pengusaha kopi luwak untuk satu kali produksi?

6

3. Apakah transportasi yang digunakan pengusaha kopi luwak di Kelurahan
Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit?
4. Berapakah jumlah tenaga kerja pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way
Mengaku Kecamatan Balik Bukit?
5. Bahan bakar Apakah yang digunakan pengusaha kopi luwak di Kelurahan
Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit?
6. Bagaimanakah proses produksi kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku
Kecamatan Balik Bukit?
7. Bagaimanakah sistim pemasaran hasil produksi pengusaha kopi luwak di
Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendapatkan tentang kebutuhan bahan mentah kopi yang
dibutuhkan dalam setiap satu kali produksi kopi luwak pada pengusaha
kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit.
2. Untuk mendapatkan tentang kebutuhan modal yang dibutuhkan pengusaha
kopi luwak untuk setiap satu kali produksi kopi.
3. Untuk mendapatkan tentang proses produksi yang dibutuhkan pengusaha
kopi luwak untuk setiap satu kali produksi kopi
4. Untuk mendapatkan tentang sistem pemasaran hasil produksi pengusaha
kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit.
5. Untuk mendapatkan tentang transportasi pengusaha kopi luwak di
Kecamatan Balik Bukit.

7

6. Untuk mendapatkan tentang tenaga kerja pengusaha kopi luwak di
Kecamatan Balik Bukit.
7. Untuk mendapatkan tentang bahan bakar

pengusaha kopi luwak di

Kecamatan Balik Bukit.
8. Untuk mendapatkan data informasi tentang deskripsi kopi luwak di
Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Merupakan aplikasi dari berbagai penegtahuan dan teori yang didapatkan
di bangku kuliah terutama geografi industri terhadap fenomena tumbuhnya
industri yang terdapat di lapangan dan kehidupan masyarakat di daerah
tertentu di muka bumi.
3. Untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai pengusaha kopi
luwak di Kelurahan Way Mengaku kecamatan Balik Bukit, terutama
tentang kajian ilmu Geografi Industri.
4. Sebagai bahan informasi lebih lanjut bagi penelitian sejenis dan referensi
serta bahan masukan pertimbangan pada instansi pemerintah bidang
perencanaan pembangunan daerah khususnya pembangunan di sektor
industri.

8

5. Sebagai suplemen bahan ajar dalam Ilmu Pengetahuan Sosial, khususnya
mata pelajaran geografi pada kurikulum SMA kelas XII semester I pokok
bahasan industri dan persebarannya, pada SMA kelas XI semester 2 pokok
bahasan klasifikasi industri menurut jumlah tenaga kerja.
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah pengusaha kopi luwak

atau

pemilik usaha kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik
Bukit.
2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah keberadaan industri kopi luwak di
Kelurahan Way Mengaku yang meliputi bahan mentah, modal, bahan
bakar, tenaga kerja, transportasi, sistem pemasaran hasil produksi dan
pendapatan pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku
Kecamatan Balik Bukit
3. Ruang lingkup tempat penelitian yaitu di Kelurahan Way Mengaku
Kecamatan Balik Bukit
4. Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2013.
5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini yaitu Geografi Industri.
6. Geografi industri adalah studi tentang ruang yang berkenaan dengan
tempat dan penyelenggaraan dari aktivitas industri atau dengan kata lain
Geografi industri adalah subbidang kajian dari geografi ekonomi dan yang
berhubungan

dengan

aktivitas

manusia

di

bidang

manufaktur

(perpabrikan) atau aktivitas sekunder (Johnston, 1981:164). Sehingga
dapat dikatakan bahwa geografi Industri merupakan penggabungan dua hal
berbeda namun memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, dengan

9

kata lain bahwa kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan
nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
Untuk lebih terarahnya penelitian dan sebagai dasar pada penelitian ini, maka
perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan
variabel-variabel pada penelitian ini, maka sebagai landasan teori penulis
kemukakan pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian ini.

1. Pengertian Ilmu Geografi

Geografi sebagai suatu bidang studi atau sebagi bidang ilmu pengetahuan, tidak
memiliki sifat dan kedudukan yang dikotomi antar ilmu

pengetahuan murni

dengan terapa antara pengetahuan eksak dan non eksak dan ilmu pengetahuan
alam dan ilmu pengetahuan sosial (Sumaatmadja, 1988:32).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka geografi dapat ditafsirkan sebagai ilmu
mengenai bumi dan segala sesuatu yang berada di dalamnya, baik yang bersifat
fisik dan nonfisik di mana manusia sangat berpengaruh penting dengan keadaan
alam di permukaan bumi. Manusia akan terus beradaptasi dengan alam selama
manusia

tersebut

masih

mampu

dan

menjangkaunya

demi

memenuhi

kesejahteraan hidupnya. Uraian tersebut, mengindikasikan adanya serangkaian
kegiatan gejala kehidupan manusia pada wilayah tertentu di permukaan bumi,
seperti akivitas di bidang pertanian, perdagangan atau kegiatan industri. Dalam
penelitian ini pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku telah

11

memanfaatkan hasil bumi dari bidang pertanian kopi yang kemudian dimakan
oleh binatang luwak dan feses dari luwak tersebut sebagai bahan baku untuk
proses pembuatan kopi luwak.

2. Aspek Industri Dari Segi Geografi
Geografi Industri adalah Cabang dari Geografi ekonomi yang mempelajari
aktivitas ekonomi dan proses produksi atau denga kata lain geografi industri
adalah cabang dari geografi khususnya geografi ekonomi yang secaa khusus
mempelajari usaha dan kegitan industri terutama mengidentifikasi dan
menganalisis lokasi persebaran industri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
(Edy Haryono, 2004:9).
Menurut Bintarto (1977:87), industri adalah setiap usaha yang merupakan suatu
unit produksi yang membuat suatu barang atau mengerjakan barang (bahan) di
suatu tempat tertentu untuk keperluan masyarakat. Menurut Sumaatmadja (1988:
179), industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industri).
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan-bahan mentah, melalui proses produksi yang
akhirnya mengeluarkan bentuk lain menjadi barang jadi dengan nilai yang lebih
tinggi. Seperti halnya pada industri kopi luwak di Kelurahan Way mengaku yang
merubah buah kopi menjadi kopi bubuk.

Dari kacamata industri sebagai suatu sistem merupakan panduan subsistem fisis
dengan subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan industri yaitu komponen-komponen bahan mentah atau bahan baku
sumberdaya energi iklim dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan subsistem
manusia yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi
komponen-komponen tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan
politik, keadaan pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar
(Sumaatmadja, 1988:180).

Perpaduan dari semua komponen tersebut harus dipandang sebagai suatu ruang
yang utuh yang akan mendukung keberadaan suatu industri, sehingga mampu

12

memberikan manfaat sosial seperti kesempatan kerja terutama bagi penduduk
yang ada di sekitar daerah industri.

B. Syarat Berdirinya Industri

1. Bahan Mentah
Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam atau yang
diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut.

Sehubungan

dengan kegiatan usahanya, perusahaan industri sangat berkepentingan dengan
ketersediaan bahan mentah atau bahan baku ataupun barang setengah jadi, dengan
ketentuan mudah didapat, tersedianya sumber yang dapat menunjang usaha untuk
jangka panjang, harganya layak, sesuai dengan kualitas yang diharapkan yang
artinya bila diolah akan menjadi produk yang baik, dan biaya pengangkutannya
atau penyampaiannya ke pabrik atau perusahaan dapat dikatakan murah dan layak
(Kartasapoetra 1987:73).

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa dalam suatu industri bahan mentah
merupakan suatu hal yang penting bagi kelangsungan proses produksi. Apabila
sulit memperoleh bahan mentah maka akan menghambat kelancaran produksi dan
semakin sulit memperoleh bahan mentah, sehingga memperbesar biaya produksi.

Bahan mentah yang mudah didapat juga dipengaruhi oleh asal dari bahan mentah
tersebut, karena apabila asal bahan mentahnya jauh maka biaya pengangkutan
bahan mentah dari tempat asal ke pabrik atau tempat usaha juga akan tinggi.
Proses produksi suatu industri didukung oleh ketersediaan bahan mentah,
ketersediaan bahan mentah juga berkaitan dengan jumlah bahan mentah yang

13

digunakan dalam proses produksinya. Semakin sulit memperoleh bahan mentah,
maka akan menghambat proses produksi atau memperbesar biaya produksi. Bahan
mentah yang digunakan dalam industri kopi luwak adalah kotoran berupa
gumpalan memanjang biji kopi yang bercampur lender, diperoleh dari
penangkaran luwak di Desa Sukau dan belalau,

karena bahan baku yang

dibutuhkan tidak terlalu banyak sehingga pengangkutan bahan mentah dilakukan
sendiri dengan menggunakan kendaraan bermotor.

2. Modal
Menurut (Sartono, 2012:3) modal dalam perusahaan terbagi menjadi dua yaitu
modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap atau Aktiva Tetap adalah Aktiva
yang tahan lamayang tidak atau yang secara berangsur-angsur habis turut serta
dalam proses produksi. Aktiva yang tidak habis dalam proses produksi seperti:
Tanah. Sehingga tanah tidak disusutkan. Sedangkan yang secara berangsur-angsur
habis adalah Mesin, Kendaraan, Bangunan, dan peralatan. Aktiva golongan ini
disusutkan, sebagai prestasi yang digunakan dalam proses

produksi selama

periode tertentu.

Modal tidak tetap atau Aktiva Lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali
perputaran dalam proses produksi, biasanyakurang dari satu tahun. Atau aktiva
yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek (Sartono, 2012:2)

Menurut Marsudi Djojodipuro (1999: 38) modal dapat diartikan sebagai apa saja yang
dibuat oleh manusia dan dipergunakan untuk proses produksi, modal dapat berupa
bangunan, mesin dan peralatan lainnya maupun berupa uang atau dana. Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa modal yang digunakan pada suatu industri

14

tidak hanya berupa uang atau dana tetapi juga dapat berupa bangunan, mesin, dan
peralatan lainnya. Modal pada industri merupakan hal yang penting untuk berdirinya
suatu industri karena modal diperlukan untuk memulai suatu usaha industri kopi luwak.
Modal dalam penelitian ini adalah uang yang digunakan usaha industri kopi luwak.

3. Bahan Bakar
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam meneliti suatu industri atau usaha adalah
ketersediaan bahan bakar. Bahan bakar merupakan salah satu produksi teknis
yang mendukung proses produksi. Produksi teknis merupakan kegiatan produksi
yang bertujuan Untuk meningkatkan atau menambah nilai kegunaan suatu benda
atau barang. Kegiatan produksi tidak akan terwujud dan terlaksana tanpa adanya
alat atau benda yang digunakan untuk memproduksi suatu barang diperlukan
adanya faktor-faktor produksi untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa
(Minto Purwo, 2000:44). Bahan bakar adalah daya (kekuatan) yang dapat
digunakan untuk melakukan berbagai porses kegiatan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2005:231). Atas dasar tersebut, maka bahan bakar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kayu bakar yang digunakan dalam proses menyangrai
bahan mentah kopi Buah kopi yang dimakan oleh luwak di proses melalui sistem
pencernaan dan fermentasi terjadi dalam perut luwak biji kopi becampur dengan
enzim-enzim yang ada di perut luwak. Kemudian dikeluarkan dalam bentuk
kotoran berupa gumpalan memanjang biji kopi yang bercampur lendir.

Kotoran tersebut kemudian, diambil biji kopinya, dibersihkan dengan cara
mencuci sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh. Proses selanjutnya adalah
dikeringkan dengan sinar matahari. Biji kopi luwak yang sudah kering kemudian

15

dikupas dari cangkangnya manjadi biji kopi luwak yang berbentuk green bean.
Kopi tersebut kemudian diambil biji kopinya, dibersihkan dengan cara mencuci
sehingga tersisa biji kopi yang masih utuh. Proses penggorengan green bean
menjadi roasted bean. Penggilingan roasted bean menjadi coffe powder (kopu
bubuk).

4. Ketersediaan Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja harus tetap menjadi pertimbangan penting dalam
komponen keberadaan suatu industri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kartasapoetra (1987:94) ketersediaan tenaga kerja memang merupakan salah satu
syarat utama bagi berkembangnya kegiatan industri, terutama industri hilir.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (UU
No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan).

Tenaga kerja merupakan faktor produksi penting yang secara langsung maupun
tidak langsung menjalankan industri. Menurut J. Simanjutak (2001: 2-3), tenaga
kerja didefenisikan sebagai penduduk usia kerja, bawah tenaga kerja mencakup
penduduk yang sudah atau yang sedang bekerja, yang mencari pekerjaan dan
melakukan kegiatan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga.
Dalam suatu industri, kebutuhan tenaga kerja menyangkut dua segi yaitu
kuantitatif artinya banyaknya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
kegiatan industri tersebut, dan segi kualitatif artinya tenaga kerja yang dipilih
harus memiliki keahlian dan keterampilan khusus serta profesional dalam
bidangnya. Pertimbangan atas dasar ketersediaan tenaga kerja tersebut harus

16

dilakukan dengan baik guna mendukung berkembangnya industri, terutama dalam
peningkatan proses produksi, baik tenaga kerja yang berasal dari daerah setempat
maupun yang berasal yang berasal dari luar daerah. Atas dasar hal tersebut, maka
kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam industri Kopi
Luwak di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung
Barat.

5. Transportasi
Guna mendukung kemudahan pemasaran dan pengadaan bahan mentah, sangat
diperlukan adanya kelancaran dan ketersediaan dalam sarana transportasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kartasapoetra (1987:70) transportasi sangat penting bagi
setiap perusahaan baik bagi pengangkutan bahan-bahan mentah atau baku ke
perusahaan maupun produk-produk jadi dari perusahaan, untuk ini prasarananya
sampai jauh ke pedalaman. Berdasarkan pendapat tersebut, maka transportasi
merupakan sarana untuk memindahkan barang secara fisik dari suatu tempat ke
tempat lain. Adapun transportasi yang dibutuhkan dalam kopi luwak ini penting
digunakan untuk pengangkutan bahan mentah, serta pemasaran produksi yaitu
dengan menggunakan mobil pick up, sepeda motor, dan gerobak.

6. Pemasaran Hasil Produksi
Pada dasarnya keberadaan suatu industri adalah untuk menghasilkan produk yang
berupa barang-barang untuk dapat dijual kepada konsumen atau masyarakat. Oleh
karena itu pemasaran yang baik sangat diperlukan guna memudahkan
tersampaikannya barang hasil produksi dari produsen ke konsumen. Pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan –kegiatan pokok yang dilakukan oleh para

17

pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup,
berkembang, dan mendapatkan laba (Basu Swasta 2000:5) Sedangkan menurut
(William J. Stanton dalam Basu Swasta 2000:5) pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan kegiatan bisnis yang ditujukkan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, pemasaran merupakan aktivitas penting
dari hasil proses produksi suatu industri untuk menyalurkan barang kepada
konsumen guna memenuhi kebutuhan hidup. Proses pemasaran erat kaitannya
dengan ketersediaan transportasi serta permintaan konsumen atau pasar.
C. Penelitian Sejenis
Penelitian yang dilakukan Aris Munandar dari FKIP Unila yang berjudul
“Deskripsi Tentang Industri Kerajinan Gula Kelapa Di Desa Tegal Sari
Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Tanggamus Tahun 2008”, diperoleh
kesimpulan bahwa keberadaan suatu industri perlu memperhatikan unsur-unsur
yang dapat membantu kelancaran proses produksi, seperti kemudahan
mendapatkanbahan mentah, ketersedian modal, kemudahan dalam mendapatkan
bahan bakar, ketersedian tenaga kerja, ketersediaan transportasi, serta kelancaran
pemasaran hasil produksi

D. Kerangka Pikir
Keberadaan industri disuatu wilayah tidak bisa terlepas dari dua sistem yaitu
sistem subsistem fisis dengan sistem sosial (manusia) yang mendukung
perkembangan industri. Berkembangnya suatu industri perlu memeberhatikan

18

unsur-unsur yang dapat membantu kelancaraan suatu industri, kemudahan
memeperoleh bahan mentah, jumlah bahan mentah, kemudahan mendapat modal
produksi seperti halnya industri kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku. Adapun
kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:

1) Modal
2) Bahan mentah
3) Transportasi
Deskripsi Industri Kopi
Luwak

4) Tenaga Kerja
5) Bahan Bakar
6) Proses Produksi
7) Sistem pemasaran

Gambar 1. Alur Kerangka Pikir

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata
(2000:18) tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah
tertentu.

Sesuai dengan pendapat tersebut, penggunaan metode deskriptif dalam penelitian
ini, bertujuan untuk menggambarkan keberadaan kopi luwak di Kelurahan Way
Mengaku Kabupaten Lampung Barat.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:112), populasi penelitian geografi itu
meliputi kasus (masalah peristiwa tertentu), individu, baik sebagai perorangan
maupun sebagai kelompok dan gejala fisis, sosial, ekonomi, budaya, politik yang
ada pada ruang geografi tertentu.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008:116), dalam
penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh Pengusaha Industri kopi luwak
di wilayah Kelurahan Way Mengaku yang berjumlah 13 Pengusaha Industri kopi

20

luwak. Karena jumlah populasi sedikit dan berjumlah 13 maka tidak diambil
sampel, seluruh dijadikan responden penelitian disebut penelitian populasi.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi entang
hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono 2008: 60). Variabel dalam
penelitian ini adalah:
1) Modal
2) Bahan mentah
3) Transportasi
4) Tenaga Kerja
5) Bahan Bakar
6) Proses Produksi
7) Sistem pemasaran

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sofyan Efendi (1989:46) berpendapat bahwa definisi operasional adalah
unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk
pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Agar variabel dalam
penelitian ini dapat dikaji, dapat diukur serta dideskripsikan maka perlu diberi
suatu batasan pengertian yaitu definisi operasional variabel. Definisi operasional
variabel dalam penelitian ini adalah:

21

1) Modal yang dimaksud adalah sejumlah uang yang dibutuhkan setiap satu kali
produksi pengusaha industri kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku.
2) Bahan mentah yang dimaksud adalah jumlah kopi yang dibutuhkan setiap
pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku
3) Transportasi yang digunakan untuk pengangkutan bahan mentah pengusaha
kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit
4) Tenaga kerja yang dibutuhkan pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way
Mengaku Kecamatan Balik Bukit
5) Bahan bakar

yang digunakan pengusaha kopi luwak di

Kelurahan Way

Mengaku Kecamatan Balik Bukit
6) Proses produksi adalah proses pembuatan kopi dari bahan mentah menjadi kopi
bubuk.
7) Pemasaran yang dimaksud adalah cara dalam memindahkan hasil produksi dari
produsen ke konsumen.

D. Teknik Pengumpulan Data

1) Teknik Observasi
Tekhnik observasi adalah melihat dan mengamati secara langsung gejala dan
masalah geografi di lapangan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data geografi
yang aktual dan langsung, harus melakukan observasi lapangan. Observasi
lapangan merupakan teknik pengumpulan data yang terutama pada penelitian
geografi (Nursid Sumaatmadja, 1988:105). Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data secara langsung pengusaha industri kopi luwak di Kelurahan
Way Mengaku. Berdasarkan observasi diperoleh data tentang jumlah industri kopi

22

luwak yang berada di wilayah kelurahan Way mengaku, jumlah modal untuk
satukali produksi, bahan mentah, transportasi, tenaga kerja, bahan bakar, proses
produksi dan pemasaran yang dilakukan oleh industri kopi luwak.

2) Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian yang dipandu dengan menggunakan daftar pertanyan atau panduan
wawancara dan dilakukan dengan cara tanya jawab langsung terhadap subjek
penelitian yaitu pengusaha industri kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku
Kabupaten Lampung Barat Teknik ini digunakan untuk mengetahui jumlah modal
untuk satukali produksi, bahan mentah, transportasi, tenaga kerja, bahan bakar,
proses produksi dan pemasaran yang dilakukan oleh industri kopi luwak.

3) Teknik Dokumentasi
Untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang sedang kita teliti
informasi dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang
dipelajari (Nursid Sumaatmadja, 1988:109). Dalam penelitian ini teknik
dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai lokasi pengusaha
industri kopi luwak di Kabupaten Lampung barat. Data sekunder berasal dari
Monografi Kelurahan Way Mengaku untuk memperoleh data berupa luas wilayah,
pendidikan, jumlah penduduk jenis mata pencaharian.

E. Teknik Analisis Data
Menurut Sofyan Efendi (1989:263) analisa data proses penyederhanaaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Sesuai dengan tipe
penelitian yang digunakan dengan penelitian ini, analisa data yang digunakan

23

adalah analisa deskriptif dibantu dengan tabel distribusi tunggal. Analisa data
yang digunakan dengan menggunakan distribusi frekuensi tabel pada masingmasing variabel yang diteliti sehingga akan diperoleh frekuensi dan persentasinya
dalam bentuk tabel.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kuantitatif.
digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan hasil penelitian dengan susunan
kata-kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti serta
berpijak pada data yang diperoleh dari hasil jawaban kuesioner, wawancara yang
didukung dengan logika dan akal sehat dalam interpretasinya.

Untuk mengetahui dan menghitung frekuensi pengusahan kopi luwak di Desa
Liwa Kelurahan Way Mengaku. Dari masing-masing pertanyaan, maka dibuat
prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
%

: Persentase yang diperoleh

n

: Jumlah nilai yang diperoleh

N

: Jumlah responden

100% : Konstanta (Muhammad Ali, 1984:184)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Bahan mentah kopi luwak diperoleh dari Kelurahan Way Mengaku Kecamatan
Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat

dari 13 industri adalah 154 kg.

Dengan rata-rata 11,8 kg.
2. Jumlah modal yang digunakan pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way
Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat untuk satu kali
produksi yaitu Rp 3.000.000 – 5.000.000 yang berasal dari modal pribadi dan
pinjaman bank para pengusaha tersebut rata-rata cuma Rp. 4.000.000 samapai
dengan Rp.4534077
3. Proses produksi yang dilakukan pengusaha kopi luwak di Kelurahan Way
Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat masih
menggunakan menggunakan alat tradisional.
4. Pemasaran hasil produksi kopi luwak di Kelurahan Way Mengaku Kecamatan
Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat seluruhnya berjalan lancar mereka
memasarkan dengan cara mendirikan kios sendiri untuk tempat pemasaran
hasil produksi.
5. Transportasi yang digunakan dalam memperoduksi kopi luwak adalah sepeda
motor

58

6. Tenga kerja yang dipekerjakan sebanyak 2 orang bagi seluruh pengusaha kopi
luwak
7. Bahan bakar yang digunakan dalam memproduksi kopi luwak adalah
menggunakan bahan bakar berupa kayu bakar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka saran yang
dapat penulis sampaikan yaitu:
1. Diharapkan kepada pengusaha industri kopi luwak

di Kelurahan Way

Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat mampu
mengembangkan usahanya menjadi industri yang lebih besar, dengan cara
memperluas daerah pemasarannya, sehingga mampu pula menyerap tenaga
kerja yang lebih banyak di daerah lainya tidak hanya terfokus Kelurahan Way
Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.
2. Diharapkan kepada pengusaha bekerja sama dengan pemerintah agar kopi
luwak asal Lampung Barat dapat di pasarkan atau dijual di luar daerah liwa.
Sehingga pengusaha kopi luwak dapat memperoleh keuntungan dan dapat
memperluas usaha kopi luwak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Idris dan E. Maryani. 1997. Geografi Ekonomi FPIPS. Bandung
Anonimus. 2011. Devisa Negara Sektor Pekebunan www. Devisa Negara
Anonimus. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Basu Swasta, & Irawan. 2000. Manajemen Pemasaran Modern
Yogyakarta
Bambang Riyanto. 1997. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan
Badan Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta

BPFE

Yayasan

Edy Haryono. 2004. Peningkatan Kemampuan Dosen dalam Pembelajaran dan
Efektifitas Proses Pembelajaran Mahasiswa dalam Matakuliah
Geografi Industri pada Program Studi Geografi ( Bahan ajar). FKIP
Universitas Lampung Bandar Lampung.
Edy, Panggabean. 2011. Mengeruk Untung dari Bisnis Kopi Luwak. 1st edition.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Hadari, Nawawi. 1992. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University
Press Yogyakarta
Johnston.R.J. 1981. The Dictionary Of Human Geography. Johnston Blackwell
Reference Oxford.
Kartasapoetra. 1987 Teknologi
Cipta. Jakarta

Konservasi

Tanah

dan

Air.

Rineka.

Minto Purwo, 2000. Pelajaran Ekonomi. Yudistira Jakarta
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi 1989. Metode Penelitian Survai. Pustaka
LP3ES. Jakarta
Muhammad Ali,. 1984. Prosedur Kependidikan Prosedur dan strategi. Angkasa
Bandung
Mantra 2003. Pembentukan Perusahaan Industri. Bina Aksara. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa
Keruangan PT Alumni Jakarta.
Riyanto Bambang (1997) “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan” Edisi
keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sumadi Suryabrata,2000. Metode Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Simanjuntak, Payaman, J. 2001 Pen

Dokumen yang terkait

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PENGOLAHAN KOPI LUWAK(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)

0 6 2

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PENGOLAHAN KOPI LUWAK(Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)

0 4 2

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PENGOLAHAN KOPI LUWAK (Pada Usaha Bapak Efendi Ahmad Di Desa Way Mengaku Kecamatan Liwa Kabupeten Lampung Barat)

5 38 28

ANALISIS NILAI TAMBAH, KELAYAKAN FINANSIAL DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PADA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI PEKON WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

2 18 98

ANALISIS KINERJA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT, KABUPATEN LAMPUNG BARAT

12 50 77

PEMBAGIAN HARTA WARISAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI DI PEKON WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

0 10 56

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH KELURAHAN WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

0 8 43

Strategi penanggulangan kemiskinan Kabupaten Lampung Barat: studi kasus di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat

2 31 197

STRATEGI PEMASARAN KOPI LUWAK DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LINIER BERGANDA (Studi kasus di Desa Way Mengaku Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

0 0 94

ANALISIS EKONOMI ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM BAGI HASIL ANTARA PEMILIK MODAL DAN PEKERJA DI DESA WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT SKRIPSI - Raden Intan Repository

0 0 103