Efektivitas Pendidikan dan Pelatihan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Bagi Tenaga Penggerak Desa atau Kelurahan (TPD/TPK) di Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi

  

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROGRAM

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA (KKB) BAGI

TENAGA PENGGERAK DESA ATAU KELURAHAN (TPD/TPK) DI

BIDANG PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PERWAKILAN BADAN

  

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN)

PROVINSI JAWA BARAT

  LAPORAN KKL Diajukan sebagai Laporan Kuliah Kerja Lapangan di Bidang Pelatihan dan

  Pengembangan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat pada Prodi Ilmu Pemerintahan

  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Disusun oleh :

  Iqbal Januar 41708815

  

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

2012

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  1. Identitas Diri

  a. Nama Penulis : Iqbal januar

  b. Tempat danTanggal Lahir : Bandung, 20 Januari 1990

  c. Status Perkawinan : Belum Nikah

  d. Nama Ayah : Drs. Iik Iskandar

  e. Pekerjaan Ayah : PNS

  f. Nama Ibu : Ratna Sariningsih

  g. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga i Alamat Orang Tua : Jl. Sukagalih Gg. H. Yasin III No 131 RT 05 RW 03 Kelurahan Sukabungah Kecamatan Sukajadi, Bandung

  2. Pendidikan Formal

  a. SDN Sukagalih 1 Bandung : 1995 s/d 2001 b.

  c.

  SMPN 41 bandung SMA Puragabaya Bandung

  : 2001 s/d 2004 : 2005 s/d 2008

  d. Perguruan Tinggi UNIKOM Jurusan Ilmu Pemerintahan : 2008 s/d Sekarang

3. Pendidikan Non Formal

  a. Pelaksanaan belajar dan : Bersertifikat test toefl di jurusan Ilmu Pemerintahan Unikom

  b. Workshop Photography : tidak bersertifikat Oleh Komunitas

  Photography Bandung

  Penulis Iqbal Januar

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan KKL yang berbentuk penelitian ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu eksis membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.

  Penyusunan laporan KKL ini adalah hasil kegiatan penulis ketika melakukan praktek kerja lapangan di BKKBN Provinsi Jawa Barat dan penulis merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia.

  Dalam penulisan laporan KKL ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada :

  1. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. Sebagai Dekan Fakultas Fisip Unikom yang telah memberikan pengarahan dan motivasi sebelum peneliti melaksanakan KKL.

  2. Rino Adibowo S.IP. yang telah memberikan pengarahan sebelum peneliti melaksanakan KKL dan yang memberikan pengesahan pada mata kuliah KKL untuk di presentasikan.

  3. Tatik Rohmawati, S.IP. M.Si., Sebagai Dosen pembimbing mata kuliah KKL ini yang telah memberikan bimbingan dan arahannya selama menjalani perkuliahan.

  4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Ilmu Pemerintahan Unikom yang telah memberikan motivasi belajar dan arahan selama menjalani perkuliahan.

  5. Seluruh Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Barat yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan KKL di instansi tersebut.

  6. Untuk seluruh teman-teman IP 2009 untuk persahabatannya selama ini dan segala bantuannya selama kuliah.

  7. Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan usulan penelitian yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan usulan penelitian ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai pihak, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan usulan penelitian ini.

  Oleh karena itu peneliti berharap dan berterima kasih atas segala saran dan kritik dari pembaca. Serta menerima saran dan kritik tersebut dengan hati terbuka. Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

  Bandung, Oktober 2012 Penulis i

  

DAFTAR ISI

  BAB II LANDASAN TEORI

  3.1 Hasil Kegiatan........................................................................... 25

  BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

  2.4 Pengertian TPD/TPK................................................................. 23

  2.3 Pengertian KKB......................................................................... 23

  2.2 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan....................................... 20

  2.1.4 Pengukuran Efektivitas..................................................... 17

  2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas................ 16

  2.1.2 Pendekatan Efektivitas..................................................... 15

  2.1.1 Pengertian Efektivitas...................................................... 14

  2.1 Konsep Efektivitas.................................................................... 14

  1.4.2 Waktu KKL........................................................................... 13

  KATA PENGANTAR....................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................... ii DAFTAR TABEL............................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... v

  1.4.1.4 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan.................. 11

  1.4.1.3 Struktur Organisasi.................................................. 10

  1.4.1.2 Visi dan Misi BKKBN Provinsi Jawa Barat................ 7

  1.4.1.1 Gambaran Umum BKKBN Provinsi Jawa Barat...... 5

  1.4.1 Lokasi KKL............................................................................ 5

  1.4 Lokasi dan Waktu KKL................................................................... 5

  1.3 Metode KKL.................................................................................... 4

  1.2 Kegunaan KKL................................................................................ 4

  1.1 Latar Belakang KKL........................................................................ 1

  BAB I PENDAHULUAN

  3.2 Pembahasan............................................................................. 26

  3.2.1 Efektivitas Diklat Program KKB Bagi TPD/TPK.............. 26

  3.2.1.1 Sasaran Program KKB Nasional.......................... 27

  3.2.1.2 Tujuan Diklat Program KKB Bagi TPD/TPK......... 28

  3.2.1.3 Hasil Diklat Program KKB Bagi TPD/TPK............ 29

  3.2.1.4 Evaluasi Pelaksanaan Diklat................................ 36

  BAB IV PENUTUP

  4.1 Kesimpulan................................................................................ 39

  4.2 Saran......................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 41 ii

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal KKL.................................................................................. 13Tabel 3.1 Kegiatan KKL............................................................................... 25Tabel 3.2 Penilaian terhadap fasilitator atau narasumber........................... 37Tabel 3.3 Penilaian terhadap penyelenggaraan pelatihan.......................... 38

  iii

  

DAFTAR GAMBAR

  3.1 Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Jawa Barat................................. 35 iv

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Perizinan KKL Lampiran 2 Form Aktivitas Harian KKL Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan KKL Lampiran 4 Daftar Riwayat hidup v

  

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

  Fathonah Siti. 2012. Penggerak Buku Pegangan Tenaga Desa/Kelurahan.

  Bandung:Gramedia. Yuni Satria. 2005. Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan yang Profesional. Bandung:Pusat Pelatihan Pegawai dan Tenaga Program.

  Syarief Sugiri. 2007. KB Untuk Semua. Jakarta:Gramedia. Sri Murtiningsih. 2008. Subsistem Pendidikan dan Pelatihan Program KB Nasional. Jakarta:BKKBN.

  Sri Murtiningsih. 2008. Subsistem Pelatihan dan Pelatihan Program KB Nasional. Jakarta:BKKBN. Atmodiwirio,S. 2007. Manajemen Pelatihan. Jakarta:Aedadizya Jaya. Ari Kuncoro. 2007. Informasi Dasar Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta:Airlangga. Moh. Arsyad. 2009. Informasi Gerakan KB Nasional Selama Pembangunan Jangka Panjang. Jakarta:Airlangga. Fathonah Siti. 2012. Laporan Penyelenggaraan Pelatihan Program KKB

  Bagi Tenaga penggerak desa/Tenaga penggerak Kelurahan (TPD/TPK). Bandung:Gramedia.

  Hull Terrence Valerie. 2006. Masyarakat, Kependudukan dan Kebijakan di Indonesia. PT. Equinox Publlishing Indonesia. Effendy. 2003. Teori-teori Efektifitas. Bandung:Gramedia. Richard M Steers. 2009. Pengukuran Efektifitas Dalam Organisasi.

  Jakarta:Airlangga.

  Dokumen-Dokumen :

  Undang-Undang No 10/2010 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Peraturan 62 tahun Presiden Nomor 2010, tugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Keputusan Kepala BKKBN Nomor/HK-010/IV/1994, tentang uraian pekerjaan bagi eselon III, IV dan V di wilayah, Jakarta 1994. Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Tentang Kewenangan Wajib BKKBN. Undang-Undang No 52 Th 2009 Tentang Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

  40

  Rujukan Elektronik :

  Program Kependudukan dan Keluarga Berencana. 2012 Melalui http://www.bkkbn.go.id/ article/bkkbn.html [20/5/12] Pengertian Tenaga Penggerak Desa atau kelurahan. Melalui http://www.bkkbn.go.id/ program/data/bkkbn.html [20/6/12] Pengertian Kependudukan dan Keluarga Berencana. 2012. . Melalui http://www.bkkbn.go.id/program/data/bkkbn.html [20/6/12] Poko-pokok Pengelolaan Diklat. Melalui http://www.bkkbn.go.id/program/ data/bkkbn.html [22/6/12]

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang KKL

  Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

  Keberhasilan kegiatan pendidikan dan pelatihan dinilai dari efektivitas dan efisiensi yang diukur dari segi masukan, proses maupun hasil suatu kegiatan Diklat. Masukan yang dilihat meliputi Kurikulum dan bahan ajar lainnya, sedangkan proses menyangkut proses belajar mengajar dengan berbagai media yang digunakan, yang akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan pelaksanaan suatu pelatihan. Penilaian pendidikan pelatihan bukan hanya sebelum dan selama pelatihan, tetapi juga sesudah pelatihan dengan kegiatan evaluasi pasca pelatihan. yang dilaksanakan setelah tamatan pelatihan bekerja kembali dan mempraktekkan hasil pelatihan dilapangan.

  Efektivitas kinerja perseorangan atau pegawai dalam istilah administrasi pemerintahan disebut aparatur determinasi pengawasan pimpinan, etos kerja pegawai bersangkutan dan kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam administrasi pemerintahan salah satu bentuk pengawasan yang dikenal adalah pengawasan melekat.

  2 Program KKB adalah salah satu program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

  Program ini salah satu tujuannya adalah penjaringan kehamilan menggunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan penjaringan penduduk.

  Program kependudukan dan KB merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM ini salah satunya dapat dilakukan melalui program peningkatan kapasitas dan keterampilan para pengelola program kependudukan dan KB, termasuk di dalamnya TPD/TPK se Jawa Barat.

  Pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada suatu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia yang sangat cepat sekali. Diharapkan setiap keluarga memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan berkenaan dengan hal tersebut. Paradigma baru program KKB nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) m enjadi “Keluarga Berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  Pembangunan Kependudukan dan Keluarga berencana merupakan salah satu program sosial dasar yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk dan sekaligus berkontribusi terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk. Untuk melaksanakan program tersebut telah mendapat dukungan yang kuat dengan adanya komitmen nasional yaitu telah dilembagakannya program KKB nasional melalui undang-undang no 10/2010 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Dengan disahkannya undang-undang

  3 tersebut bangsa Indonesia telah mempunyai komitmen resmi untuk membangun keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

  Program Kependudukan dan Keluarga Berencana, difokuskan pada upaya peningkatan kualitas pelayanan KB dan perluasan jangkauan dengan mendorong pasangan usia subur memakai metoda kontrasepsi jangka panjang di Provinsi Jawa Barat. Penggarapan KB di wilayah Jawa Barat sifatnya wajib karena memberikan keadilan bagi warga masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat di wilayah lainnya.

  Kegiatan program KKB di wilayah Jawa Barat memerlukan dukungan berbagai pihak. Oleh karenanya, BKKBN selalu bermitra dengan menggandeng berbagai elemen baik dari kalangan pemerintah, swasta, LSOM, organisasi profesi, akademis, tokoh masyarakat, tokoh agama yang mempunyai komitmen tinggi terhadap program KKB. Ini dimaksudkan dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan.

  Pendidikan dan Pelatihan bagi Tenaga Penggerak Desa dan Tenaga Penggerak Kelurahan di BKKBN Provinsi Jawa Barat yang selanjutnya disebut TPD dan TPK bertujuan untuk memberikan pengarahan agar program KKB bisa berjalan dengan baik dan lancar di lapangan dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil.

  Menurut penjelasan di atas, maka dapat dilihat ada berbagai macam masalah, diantaranya sebagai berikut :

  1. Jumlah penduduk yang besar merupakan masalah karena tidak meratanya pembangunan, pembangunan hanya terpusat di kota-kota besar, sedangkan di desa tidak ada pembangunan fisik.

  2. Permasalahan di Jawa Barat dihadapkan dengan permasalahan kemiskinan, kematian ibu dan anak yang masih tinggi.

  3. Pembangunan Sumber Daya Manusia dihadapkan pada permasalahan yang selalu menghantui bangsa Indonesia, yaitu pemanasan global, laju pertumbuhan penduduk dan kebuntuan politik yang menghalangi kerjasama global untuk mengatasi masalah tersebut.

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik membuat laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mengenai efektivitas

  4 pendidikan dan pelatihan, maka penulis mengambil judul

  “EFEKTVITAS

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN

KELUARGA BERENCANA (KKB) BAGI TENAGA PENGGERAK DESA

ATAU KELURAHAN (TPD/TPK) DI BIDANG PELATIHAN DAN

PENGEMBANGAN PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN

KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI JAWA

BARAT”.

  1.2 Kegunaan KKL

  Adapun kegunaan penulisan ini ditijau dari sudut pendekatan keilmuan sebagai berikut :

  1. Bagi kepentingan Penulis Untuk lebih mengembangkan dan memahami Ilmu pengetahuan dibidang Ilmu Pemerintahan yang meliputi efektivitas pendidikan dan pelatihan program KKB bagi TPD/TPK di Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat.

  2. Bagi kegunaan teoritis Hasil Laporan KKL ini diharapkan dapat memberikan upaya peningkatan kinerja pegawai BKKBN Provinsi Jawa Barat.

  3. Kegunaan Praktis Laporan KKL ini diharapakan memberikan manfaat bagi BKKBN di Provinsi Jawa Barat sebagai suatu bahan masukan dan bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah dalam rangka meningkatkan efektivitas kinerja pegawai BKKBN Provinsi Jawa Barat.

  1.3 Metode KKL

  Metode yang digunakan di dalam laporan KKL ini adalah metode deskriptif dengan meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat

  5 mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dan teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :

  1. Studi pustaka peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

  2. Observasi Dalam metode observasi ini mengandung aspek-aspek antara lain : program yang ada, administrasi yang dapat dilihat, perlengkapan, observasi lingkungan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, dan pelaksanaan di lapangan.

1.4 Lokasi dan Waktu KKL

1.4.1 Lokasi KKL

  Pelaksanaan kerja praktek akan di lakukan di salah satu Instansi Pemerintahan yaitu Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang beralamat di Jln. Sederhana No. 1 Bandung, dengan no telepon (022) 2033117, E-mail : dan Website

  

  1.4.1.1 Gambaran Umum Lokasi KKL

  Berdasarkan Peraturan 62 tahun Presiden Nomor 2010, tugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan Keluarga Berencana. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, salah satu fungsi yang diselenggarakan BKKBN adalah pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh Deputi

  6 Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Latbang) sebagai unsur pelaksana sebagain tugas dan fungsi tersebut.

  Tugas Deputi Bidang Latbang di area pelatihan adalah perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan kebijakan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK), pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta pemberian bimbingan dan fasilitasi di bidang pendidikan dan pelatihan (Diklat) pengendalian penduduk, KB, KR serta KS dan PK. Unit eselon II di tingkat Pusat yang melaksanakan tugas penyelenggaraan Diklat di tingkat nasional adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana (Pulap). Tugas Pulap adalah menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana dan fungsinya adalah penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan Diklat, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi, pemberiaan bimbingan teknis dan fasilitasi dan pelaksanaan urusan tata usaha di bidang Diklat serta pelaksanaan tugas lain dari Deputi bidang Latbang.

  Pada tingkat unit pelaksana Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi, fungsi penyelenggaraan Diklat di bidang pengendalian penduduk, KB, KR, KS dan PK dilaksanakan oleh Bidang Pelatihan dan Pengembangan (tipe A) dan atau Bidang Advokasi, Penggerakkan, Informasi dan Pelatihan (tipe B). Fungsi yang dilakukan adalah pemberian fasilitasi dan pelaksanaan, pemberiaan bimbingan teknis dan fasilitasi, pelaksanaan urusan tata operasional dan pemantauan serta evaluasi di bidang Diklat. Sedangkan untuk fungsi di bidang tipe B adalah penyiapan bahan pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang Diklat.

  Selanjutnya, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB memiliki unit pelaksana Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di berupa Balai Diklat Kependudukan dan Keluarga Berencana (Balai Diklat KKB). Tugas Balai Diklat KKB adalah melaksanakan Diklat teknis, fungsional, manajemen di bidang bidang pengendalian penduduk, KB, KR, KS dan PK. Fungsinya adalah penyusunan rencana program dan kerjasama, pelaksanaan Diklat,

  7 penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi, pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, ketatausahaan, kearsipan dan kerumahtanggaan serta sarana dan prasarana Diklat dan hubungan masyarakat. Terdapat delapan Balai Diklat KKB yang tersebar di Pulau Jawa, yaitu : Balai Diklat KKB Bogor, Balai Diklat KKB Cirebon, Balai Diklat KKB Garut, Balai Diklat KKB Banyumas, Balai Diklat KKB Pati, Balai Diklat KKB Ambarawa, Balai Diklat KKB Malang, dan Balai Diklat KKB Jember.

1.4.1.2 Visi dan Misi BKKBN Provinsi Jawa Barat

  Secara organisator Bidang Pelatihan dan Pengembangan merupakan bagian tak terpisahkan dari struktur organisasi BKKBN. Eksistensi serta tugas dan fungsinya harus mendukung tujuan BKKBN sebagai organisasi induknya. Dengan demikian visi dan misi bidang pelatihan dan pengembangan haruslah mendukung visi BKKBN yaitu mewujudkan “Keluarga Berkualitas 2015”, keluarga-keluarga Indonesia yang “maju, mandiri, sejahtera, dan berketahanan”. Guna menunjang keberhasilan visi dimaksud, maka pelatihan dan pengembangan (Latbang) mempunyai visi Latbang yang profesional. Visi tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan pengelolaan kegiatan pelatihan dan pengembangan yang profesional, sehingga kinerja program KB Nasional semakin baik dan visi keluarga berkualitas tahun 2015 dapat terwujud.

  Pengelolaan kegiatan yang profesional adalah pengelolaan kegiatan yang didasarkan pada kompetensi standar (didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan yang handal) dan didukung oleh semangat belajar dan komitmen moral yang kuat untuk menghasilkan kinerja yang baik dan sempurna. Potensi tersebut akan semakin mantap apabila didukung oleh manajemen dan teknologi, sarana dan prasarana pendukung yang memadai.

  Selain itu, jargon BKKBN “Dua anak lebih baik”, bukan hanya menjadi jargon program KB semata, tetapi memiliki makna filosofi

  “kesejahteraan” yang sangat mendalam. Dengan Dua anak diyakini bahwa setiap keluarga dapat lebih mudah memecahkan persoalan pendidikan dan

  8 kesehatan yang makin mahal serta persoalan nilai daya beli masyarakat yang semakin rendah, yang lebih penting setiap orang tua dapat memberikan perhatian dan bimbingan yang lebih terhadap anak-anaknya, sehingga kualitas, akhlak dan moralitas anak dapat lebih dipertanggungjawabkan.

  Penduduk sering diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang bermanfaat bagi pembangunan, sebaliknya penduduk yang besar tapi rendah kualitasnya akan menjadi beban yang berat.

  Pertambahan penduduk disebabkan oleh meningkatnya angka kelahiran dan menurunnya angka kematian. Memiliki keturunan adalah bagian tidak terpisahkan dari eksistensi manusia. Namun, memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi itu sendiri.

  Untuk mendukung terwujudnya visi program KKB Nasional, misi bidang pelatihan dan pengembangan adalah sebagai berikut :

  1. Mewujudkan SDM pengelola dan pelaksana program KKB nasional yang berkualitas melalui penyelenggaraan pelatihan tenaga pengelola dan pelaksana program KB Nasional secara profesional.

  2. Mewujudkan institusi Balatbang dan Badan Diklat yang profesional, melalui pengembangan manajemen, sarana dan prasarananya.

  3. Mewujudkan SDM pengelola dan pelaksana program KKB nasional yang berkualitas melalui penyelenggaraan pelatihan luar negeri jangka panjang dan jangka pendek, seminar dan workshop ilmiah, serta

Observation Study Tour dalam rangka kerja sama internasional.

  4. Melakukan kerjasama internasional, khususnya dalam rangka kerjasama di bidang kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

  5. Menyediakan data, fakta informasi maupun rekomendasi kebijakan hasil penelitian tentang KB dan kesehatan reproduksi secara cepat, akurat, relevan untuk pengembangan dan kemajuan program nasional KB dan kesehatan reproduksi.

  9

  6. Menyediakan model-model operasional sesuai dengan kebutuhan lapangan yang dirancang berdasarkan kegiatan

  “operational research”.

  7. Mewujudkan SDM pengelola dan pelaksana program KB Nasional yang berwawasan gender melalui penyelenggaraan pelatihan dalam rangka meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender.

  8. Menyediakan data, informasi maupun rekomendasi kebijakan hasil penelitian tentang keluarga sejahtera dan gender secara cepat, akurat dan relevan untuk pengembangan dan kemajuan program keluarga sejahtera, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas perempuan. Di era otonomi daerah ini, tidak seluruh kewenangan diserahkan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota. Diantara kewenangan yang masih akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat (sentralisasi) adalah kewenangan bidang pelatihan dan pengembangan dengan fokus pada kegiatan pembangunan sumber daya manusia (Capacity Building) dan penyediaan data dan informasi yang akurat dan terkini. Untuk dapat melaksanakan misi tersebut perlu penyempurnaan dan mengembangkan pelatihan serta penelitian dan pengembangan sehingga Visi Latbang untuk menjadi “Latbang Profesional” dapat terwujud.

  Pengelolaan Bidang Latbang yang profesional yang akan dibahas lebih lanjut difokuskan kepada tiga elemen penting yaitu : Pengelolaan Institusi Diklat maupun Litbang (aspek manajemen dan kepemimpinan), Pengembangan program yang berorientasi kepada kebutuhan pasar serta penyelenggaraan kegiatan diklat maupun litbang.

  Filosofi BKKBN adalah Menggerakkan Peran Serta Masyarakat Dalam Keluarga Berencana, sedangkan grand strateginya adalah Menggerakkan dan Memberdayakan Seluruh Masyarakat dalam Program KB, Menata Kembali Pengelolaan Program KB, Memperkuat SDM Operasional Program KB, Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga melalui Pelayanan KB dan Meningkatkan Pembiayaan Program KB.

  10

1.4.1.3 Struktur Organisasi

  Struktur organisasi diperlukan dalam memberikan kemudahan dan memberikan kejelasan dalam bentuk kerangka mengenai gambaran berbagai hubungan kerja antara aparatur Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat serta menentukan dan tanggung jawab jabatan masing-masing anggota dalam suatu wadah organisasi. Berikut struktur organisasi dilingkungan BKKBN Provinsi Jawa Barat

  Gambar 1.1 Struktur Organisasi BKKBN Provinsi Jawa Barat

  11

1.4.1.4 Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan

  1. Tugas Pokok Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  2. Fungsi Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, mempunyai fungsi :

  a. Pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah dibidang pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera; b. Penyelenggaraan koordinasi dalam rangka penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan umum Pemerintah Daerah dibidang pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

  c. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional di bidang pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

  d. Penyelenggaraan pembinaan keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan dan atau peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  e. Penyelenggaraan pembinaan organisasi, tatalaksana dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

  g. Penyelenggaraan pelayanan administrasi dan ketatatusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  h. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. i. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN.

  12 j. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan

  Keluarga Sejahtera. k. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

  3. Kewenangan Sebagaimana diatur oleh Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor : 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah, maka Kewenangan Wajib BKKBN adalah sebagai berikut : a. Program Keluarga Berencana.

  b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja.

  c. Program Pelayanan Kontrasepsi.

  d. Program Pembinaan peran serta masyarakat Pelayanan KB KR/KS- PK.

  e. Program Penyiapan tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga.

  f. Program Promosi kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat.

  g. Program pengembangan Pusat pelayanan Informasi dan konseling KRR.

  h. Program peningkatan penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HI/AIDS. i. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak. j. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok Bina keluarga Balita. k. Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU. l. Program Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas.

  13

1.4.2 Waktu KKL

  Waktu yang di butuhkan oleh Mahasiswa untuk melaksanakan KKL (tahap Sosialisasi, bimbingan, penyetujuan dan pengumpulan KKL) yaitu di mulai sejak 02 Mei 2012 dan di rencanakan selesai pada saat pelaksanaan UAS semester ganjil 2012/2013. Berikut adalah tabel jadwal KKL :

Tabel 1.1 Jadwal KKL

  Tahun 2012 Kegiatan Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov

  Penyusunan rancangan judul Penyusunan Usulan Penelitian Pengumpulan Data Penyusunan Laporan KKL Pengumpulan Laporan KKL

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

  Pada umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran yang telah tercapai sesuai dengan rencana dapat dikatakan efektif, tetapi belum tentu efisien. Walaupun terjadi suatu peningkatan efektivitas dalam suatu organisasi maka belum tentu itu efisien. Jelasnya, jika sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya dapat dikatakan efektif. Jadi bila suatu pekerjaan itu tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan, maka dapat dikatakan tidak efektif. Efektivitas merupakan gambaran tingkat keberhasilan atau keunggulan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan adanya keterkaitan antara nilai-nilai yang bervariasi.

  Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja mengenai pengertian efektivitas yaitu:

  “Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Pengertian efektivitas ini lebih berorientasi kepada keluaran sedangkan masalah penggunaan masukan kurang menjadi perhatian utama. Apabila efisiensi dikaitkan dengan efektivitas maka walaupun terjadi peningkatan efektivitas belum tentu efisiensi meningkat” (Sedarmayanti, 2001:59). Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut

  Effendy efektivitas adalah sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 2003:14).

  Pengertian efektivitas menurut Hadayaningrat dalam buku Azas-azas

  Organisasi Manajemen

  adalah sebagai berikut: “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah

  15 ditentukan sebelumnya” (Handayaningrat, 1996:16). Pendapat Hadayaningrat mengartikan efektivitas bisa diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang.

  Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas efektivitas adalah suatu komunikasi yang melalui proses tertentu, secara terukur yaitu tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah orang yang telah ditentukan. Apabila ketentuan tersebut berjalan dengan lancar, maka tujuan yang direncanakan akan tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

2.1.2 Pendekatan Efektivitas

  Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam efektivitas organisasi:

  1. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach). Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang populer digunakan adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain sebagainya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal dengan Manajemen By

  Objectives (MBO) yaiutu falsafah manajemen yang menilai keefektifan

  organisasi dan anggotanya dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

  2. Pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.

  3. Pendekatan konstituensi-strategis. Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.

  4. Pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan diatas, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing nilai selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup di mana organisasi itu berada.

  Berdasarkan uraian di atas pendekatan efektivitas merupakan keseimbangan di antara beberapa bagian system dengan memberi

  16 kepuasan pada bagian-bagian organisasi (individual dan kelompok individu yang mempunyai peran dalam organisasi).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

  Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan yang jelas, (2) Struktur organisasi. (3) Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (4) Adanya sistem nilai yang dianut (Robbins, 1994:57) Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang serius apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas. Richard M Steers (1985:209) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas sebagai berikut:

  Di bawah ini penulis menguraikan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:209):

  1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi.

  Struktur merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.

  2. Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.

  3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak

  17 perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu rganisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.

  4. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.

  Berdasarkan uraian diatas faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas ada bisa dilihat dari karakteristik internal organisasi dan faktor lainnya adalah kualitas SDM aparatur, hubungan antar pegawai dan kemampuan atau kompetensi para aparatur.

2.1.4 Pengukuran Efektivitas

  Dalam mengukur efektivitas suatu organisasi, harus memusatkan perhatian pada gejala dalam lingkup organisasi. Efektivitas selalu di ukur berdasarkan prestasi dan produktivitas. Steers (1985:87) mengemukakan bahwa efektivitas bersifat abstrak, oleh karena itu hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa komponen dalam suatu program saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana berbagai komponen ini memperbesar kemungkinan berhasilnya program.

  Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam bukunya “Individual and Society” yang dikutip Sudarwan Danim (2004:119-120) dalam bukunya “Motivasi Kepemimpinan dan

  Efektivitas Kelompok” menyebutkan ukuran efektivitas, sebagai berikut:

  1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output).

  18

  2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

  3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.

  4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.

  Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran daripada efektifitas harus adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran daripada efektivitas adanya keaadan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi.

  Membahas masalah ukuran efektivitas memang sangat bervariasi tergantung dari sudut terpenuhinya beberapa kriteria akhir. Menurut pendapat Cambell yang dikutip oleh Richard M. Steers (1985:46-48) dalam bukunya “Efektivitas Organisasi” menyebutkan beberapa ukuran dari pada efektivitas, yaitu: 1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi.

  2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan.

  3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik.

  4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.

  5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah semua biaya dan kewajiban dipenuhi.

  6 . Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan masa lalunya.

7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang waktu.

  8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian waktu.

  9. Semangat kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan memiliki.

  10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang mucul dari setiap individu untuk mencapai tujuan.

  19

  11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikan.

  12. Keluwesan adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan.

  Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program atau kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal.

Dokumen yang terkait

Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

1 60 103

Pengaruh Pengawasan dan Kepemimpinan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Badan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (BKKBN) Kotamadya Binjai

0 54 113

Pelayanan Tata Usaha Kepegawaian pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kab. Langkat

0 17 58

Tugas dan Peranan Sekretaris pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kab. Langkat.

0 21 59

Efektivitas Pendidikan dan Pelatihan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Bagi Tenaga Penggerak Desa atau Kelurahan (TPD/TPK) di Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi

3 31 56

Analisis Pada Sistem Informasi Data Keluarga Pada Bidang IKAP Di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat

0 2 1

Analisis Sistem Informasi Pada Bidang Ikap (Informasi Keluarga Dan Analisis Program) Di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat

0 8 65

Pengolahan Mutasi Data Keluarga berbasis web Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta

0 9 58

Analisis aplikasi mutasi data keluarga (MDK)) berbasis web di Badann Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKkBN) Provinsi Jawa Barat : laporan kerja praktek

21 63 33

Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

0 0 13