Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

(1)

RESPON SISWA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

BINA KELUARGA R E M A J A O L E H B A D A N

K E P E N D U D U K A N D A N KELUARGA BERENCANA

NASIONAL KOTA MEDAN

(Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

GOMOS HASIBUAN

NIM. 090902036

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2 0 1 5


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Gomos Hasibuan NIM : 090902036

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 86 Halaman, dan 19 Diagram )

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial. Dengan judul “RESPON SISWA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA REMAJA OLEH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL KOTA MEDAN DI YAYASAN FAJAR DIINUL ISLAM SMK NAMIRA TECHNOLOGY NUSANTARA MEDAN ”. Masalah yang dibahas di skripsi ini adalah menggambarkan sikap para siswa SMK Namira Technology Nusantara Medan dalam pelaksanaan program Bina Keluarga Remaja yang dilaksanakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan untuk meningkatkan pengetahuan para siswa tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.

Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 12 orang siswa di SMK Namira Technology Nusantara Medan.Sampel yang diambil adalah seluruh populasi dijadikan sampel dengan menggunakan teknik Skala Likert.Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif.Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah Kuesioner dan Wawancara mendalam.

Berdasarkan analisis data, maka penulis dapat menjelaskan bahwa siswa SMK Namira Technology Nusantara Medan merespon dengan aktif program Bina Keluarga Remaja untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.Pengembangan kelompok

Program Bina Keluarga Remaja dapat membantu orangtua dalam memahami remaja ,permasalahan remaja,dan cara berkomunikasi dengan remaja.Melalui kelompok ini setiap keluarga yang memiliki remaja dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi bersama tentang hal-hal dengan remaja,meliputi kebijakan Program Genre,Penanaman nilai-nilai moral melalui 8 fungsi keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, Seksualitas, NAPZA, HIVAIDS, Keterampilan hidup, Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, Komunikasi Efektif Orangtua terhadap remaja, Peran Orangtua dalam pembinaan tumbuh kembang remaja,dan Pemenuhan Gizi Remaja.

Agar penyelenggaraan kegiatan tersebut berjalan dengan efektif maka,perlu diperhatikan pokok-pokok kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatan kelompok Bina Keluarga Remaja yang meliputi pembentukan kelompok,peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana serta pelayanan kegiatan Bina Keluarga Remaja.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Name : Gomos Hasibuan NIM : 090902036

ABSTRACT

(This Thesis Consisted of 6 chapters,86 page,and 19 diagram)

This thesis is submitted in order to qualify for a degree Bachelor of Science in Social Welfare. With title “Student Responses in the implementation of adolescent family development program by the agency of national population and family planning fields in the city foundations dienul dawn of islam SMK Namira Archipelago technology field” Issues discussed in this paper is to describe the attitude of the students smk namira archipelago technology field in the implementation of the family development program implemented by the agency adolescent population and family planning city field to increase knowledge of the students about preparation of life for adolescents.

Population in this study is numbering 12 people in SMK Namira Technology medan.Sampel taken archipelago is the entire population sampled using techniques likert.Metode Scale research is deskriptif.Instrumen method of filtering the data used were questionnaires and interview.

based on the analysis of the data, the writer can explain that students smk namira archipelago technology responds actively cultivated fields families of adolescents to improve their knowledge of the preparation of family life for remaja.pengembangan group of teenagers family development program can help parents to understand teenagers, adolescent problems, and remaja.Melalui how to communicate with this group every family that has a teenager can exchange information and discuss together about things with teens, covering policy program genre, cultivation of moral values through 8 family functioning, maturing age of marriage, sexuality, drugs, hiv-aids, life skills, family support gender responsive, effective communication between parents and adolescents, the role of parents in fostering growth and development of youth and adolescent nutrition.

so organizing these activities run effectively, it is necessary to note the main points of conducting activities within the community development group that includes the family of teenager group formation, capacity building and implementing managers and service development activities teenage family.

Key words: response, the family development program adolescence, family functioning (Key Words:Response,The family development program adolescence,Family Functioning)


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas Berkat dan Kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan di Yayasan Fajar Diinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan”. Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Selama penyusunan skripsi ini Penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan sehingga mengurangi nilai kesempurnaannya, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis.Maka dengan kerendahan hati penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu selama penyelesaian skripsi ini. Dengan kerendahan hati Penulis mengucapkan Banyak Terima Kasih secara khusus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, MSP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Suriadi S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing dan telah bersedia membimbing dan memberi dukungan serta membagikan ilmunya kepada Penulis dalam penyelesaian Skripsi ini. Terima Kasih Pak.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang telah membimbing dan membantu administrasi penulis.

5. Orang Tuaku terkasih yang sangat penulis cintai dan sayangi sampai kapan pun yang telah mendidik dan memotivasi dalam perkuliahan, begitu juga bantuan moril dan materil mulai awal hingga akhir perkuliahan selesai. Begitu banyak cucuran keringat dan air mata tercurah untuk kami menjadi lebih baik. Maafkan kami yang belum tahu bagaimana membalas budimu. Terima kasih ayah dan ibuku tersayang atas segala yang kau berikan.

6. Kepada adikku terkasih yang sangat kukasihi dan kusayangi yang telah dipanggil Tuhan ke PangkuanNya Alm Dimpu Hasibuan tgl 04 Januari lalu yang sudah tenang di Surga terima kasih adikku sayang buat Doa,Semangat ,Dukunganmu dan Kenangan kita selama kita bersama di Medan .Begitu banyak kenangan kita yang tak akan bisa kulupakan sepanjang hidupku adikku sayang.Banyak cerita dan cita-cita kita.Begitu banyak kendala yang kualami di dalam menyusun skripsiku ini,tapi kau dulu tetap menyemangati aku. Semoga semua yang kita cita-citakan dapat tercapai dan sekarang biarlah aku nanti yang mewujudkannya pudan.Kau selalu di hati dan pikiran kami adikku sayang.Suka Duka kita lalui bersama selama kita di Medan.We Love You and We Miss You Pudan.Tenanglah kau di Surga.

7. Kepada Seluruh Staff dan Siswa Yayasan Fajar Diinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan khususnya buat ka Aida.Terima kasih atas bantuannya mendapatkan data-data dalam penulisan skripsi ini.

8. Kepada Kakakku Marta Hasibuan dan Laeku Ir.Mual Rikson Pasaribu terima kasih buat doa dan dukungannya selama ini.mari kita saling mendoakan ya kakak dan


(5)

9. Kepada Kakak dan Abangku Sadonna Pasaribu AM.Keb dan Ringkot Eliston Mardongan Tobing S.Sos,MM,terima kasih banyak ya ka dan abang buat doa dan dukungannya selama ini samaku yang selalu menanyakan kuliahku dan selalu memberi masukan samaku supaya jangan menyerah dan supaya tetap selalu positif thingking.

10. Kepada Apparaku yang sudah seperti saudara kandungku yaitu Ronal Panggabean AM.d.begitu banyak dukunganmu samaku selama kita bersama di Medan pra.Semoga kelak nanti aku bisa mengikuti jejakmu.

11. Kepada Sahabatku mulai SMA-Sekarang yaitu Tri Eka Hutabarat SP.d,trimakasih pra buat kebersamaan kita selama kita di Medan.Sukses dalam karirmu ya pra.Semoga aku segera menyusul seperti dirimu ya pra.

12. Buat sahabatku Boguler’s family yaitu Laeku Josua Fransen Pasaribu,Ibanku Nesry Oderista Damanik,Mesrawaty Haloho,Hotnatalia Naibaho dan Febrina Odelia Simanjorang.Trimakasih buat kebersamaan kita selama masa-masa perkuliahan,khususnya Febrina Odelia yang banyak member saya bantuan dan masukan serta semangat dalam penulisan skripsi ini.Makasih banyak ya del,semoga kita semua sukses.

13. Buat adik-adik dan boruku satu rumah: Evalina Siregar,Jisman Pasaribu,Renida Pasaribu dan si Ucok kami si ganteng jugul Solafidey Pasaribu.Terima kasih buat kebersamaan kita ya adik-adik.Untuk Solafidey sebentar lagi dirimu akan mengecap Dunia Mahasiswa ya Cok.Jangan berulah lagi ya cok.

14. Kepada Brema Bastanta Ginting yang banyak meluangkan waktunya untuk membantu saya dalam penulisan skripsi ini. Makasih banyak ya brem,cepat dapat kerja.

Dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakannya agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terima Kasih.

Medan, April 2015 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.4 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Respon... 10

2.2. Siswa ...15

2.3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana ... 18

2.3.1 Tugas ... 18

2.3.2 Fungsi ... 18

2.3.3 Kewenangan ... 19

2.4 Program Bina Keluarga Remaja ... 20

2.4.1 Pengertian Program ... 20

2.4.2 Latar Belakang Program Bina Keluarga Remaja ... 23

2.4.3 Tujuan Program Bina Keluarga Remaja ... 25

2.4.4 Pengorganisasian ... 25

2.4.5 Mekanisme Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja... 27


(7)

2.5 Kerangka Pemikiran... 33

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 37

2.6.1 Defenisi Konsep... 37

2.6.2 Defenisi Operasional ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Tipe Penelitian ... 41

3.2 Lokasi Penelitian ... 41

3.3 Popoulasi ... 41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5 Teknik Analisis Data... 43

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 46

4.1 Sejarah SMK Namira Tecnology Nusantara ... 46

4.2 Visi dan Misi SMK Namira Tecnology Nusantara ... 46

4.2.1 Visi ... 46

4.2.2 Misi ... 46

4.3 Tujuan SMK Namira Tecnology Nusantara ... 48

4.4 Struktur Organisasi ... 48

4.5 Tugas dan Wewenang ... 50

BAB V ANALISIS DATA ... 54

5.1 Analisis Identitas Responden... 55

5.2 Responden Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 57

5.2.1 Persepsi Responden Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 59

5.2.2 Sumber Informasi tentang Program Bina Keluarga Remaja ... 61

5.2.3 Pengetahuan Responden Tentang Kapan Program Bina Keluarga Remaja Pertama Kali Dilaksanakan ... 62 5.2.4 Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Bina


(8)

Keluarga Remaja ... 63 5.2.5 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Program Bina

Keluarga Remaja ... 64 5.2.6. Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan Yang Diadakan

Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 65 5.3 Sikap Responden Dalam Pelaksanaan Program Bina

Keluarga Remaja ... 66 5.3.1 Tanggapan Responden Tentang Pelaksanaan Program

Bina Keluarga Remaja ... 66 5.3.2 Tanggapan Keluarga Responden Tentang Pemilihan

Peserta Program Bina Keluarga Remaja ... 67 5.3.3 Tanggapan Responden Tentang Program Bina Keluarga

Remaja yang diberikan oleh BKKBN ... 68 5.3.4 Tanggapan Responden Tentang Komunikasi Orang Tua

Dan Remaja dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga

Remaja ... 69 5.3.5 Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Sikap Para

Siswa dengan Pelaksanaan Program Bina Keluarga

Remaja ... 70 5.3.6 Tangapan Responden Tentang Pengetahuan Siswa

Terhadap Program Bina Keluarga Remaja ... 71 5.4 Partisipasi Responden Dalam Pelaksanan Program Bina

Keluarga Remaja ... 72 5.4.1 Keaktifan Responden Dalam Mengikuti Kegiatan

Pertemuan Yang dia dakan ... 73 5.4.2 Keaktifan Responden Dalam Memberikan Tanggapan

Atau Saran Dalam Pertemuan yang Diadakan... 74 5.4.3 Keaktifan Responden Dalam Memenuhi Kewajiban


(9)

Program Bina Keluarga Remaja ... 77

5.5 Analisis Data Kuantitatif Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 78

5.5.1 Persepsi Responden Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 79

5.5.2 Sikap Responden dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 81

5.5.3 Partisipasi Responden dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

6.1 Kesimpulan... 85

6.2 Saran ... 86


(10)

DAFTAR DIAGRAM

5.1.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 55

5.1.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku Bangsa... 56

5.1.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Agama... 57

5.1.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

5.1.5 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Saudara kandung ... 59

5.2.2 Distribusi Sumber Informasi tentang Program Bina Keluarga Remaja ... 61

5.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kapan Program Bina Keluarga Remaja Pertama Kali Dilaksanakan ... 62

5.2.4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Bina Keluarga Remaja ... 63

5.2.5 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Program Bina Keluarga Remaja ... 64

5.2.6 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kegiatan Yang Diadakan Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 66

5.3.1 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja... 67

5.3.2 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Kegiatan Yang Diadakan Dalam Pemilihan Peserta Program Bina Keluarga Remaja ... 68

5.3.3 Tanggapan Responden Tentang Program Bina Keluarga Remaja Yang Diberikan Oleh BKKBN ... 69 5.3.4 Tanggapan Responden Tentang Komunikasi Orang Tua Remaja


(11)

Dalam Pelaksanan Program Bina Keluarga Remaja ... 70 5.3.5 Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Sikap Para Siswa

Dengan Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja ... 71 5.3.6 Distribusi Tanggapan Responden Tentang Pengetahuan Siswa

Terhadap Program Bina Keluarga Remaja ... 72 5.4.1 Distribusi Keaktifan Responden Dalam Mengikuti Kegiatan

Pertemuan yang Diadakan ... 73 5.4.2 Distribusi Keaktifan Responden Dalam Memberikan Tangapan

Atau Saran Dalam Kegiatan Pertemuan Yang Diadakan ... 74 5.4.3 Distribusi Keaktifan Responden Dalam Memenuhi Kewajiban

Sebagai Peserta Program Bina Keluarga Remaja... 75 5.4.4 Distribusi Penilaian Responden Secara Umum Terhadap


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pengajuan dan Persetujuan Judul Skripsi

2. Surat Keputusan Komisi Pembimbing Penulisan Proposal/Penelitian Skripsi 3. Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara Medan 4. Surat Izin Penelitian

5. Lembar ACC Seminar Proposal 6. Lembar ACC Sidang

7. Peta Lokasi Desa Salabulan 8. Dokumentasi


(14)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Nama : Gomos Hasibuan NIM : 090902036

ABSTRAK

(Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 86 Halaman, dan 19 Diagram )

Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial. Dengan judul “RESPON SISWA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA REMAJA OLEH BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL KOTA MEDAN DI YAYASAN FAJAR DIINUL ISLAM SMK NAMIRA TECHNOLOGY NUSANTARA MEDAN ”. Masalah yang dibahas di skripsi ini adalah menggambarkan sikap para siswa SMK Namira Technology Nusantara Medan dalam pelaksanaan program Bina Keluarga Remaja yang dilaksanakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan untuk meningkatkan pengetahuan para siswa tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.

Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 12 orang siswa di SMK Namira Technology Nusantara Medan.Sampel yang diambil adalah seluruh populasi dijadikan sampel dengan menggunakan teknik Skala Likert.Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif.Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah Kuesioner dan Wawancara mendalam.

Berdasarkan analisis data, maka penulis dapat menjelaskan bahwa siswa SMK Namira Technology Nusantara Medan merespon dengan aktif program Bina Keluarga Remaja untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja.Pengembangan kelompok

Program Bina Keluarga Remaja dapat membantu orangtua dalam memahami remaja ,permasalahan remaja,dan cara berkomunikasi dengan remaja.Melalui kelompok ini setiap keluarga yang memiliki remaja dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi bersama tentang hal-hal dengan remaja,meliputi kebijakan Program Genre,Penanaman nilai-nilai moral melalui 8 fungsi keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, Seksualitas, NAPZA, HIVAIDS, Keterampilan hidup, Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, Komunikasi Efektif Orangtua terhadap remaja, Peran Orangtua dalam pembinaan tumbuh kembang remaja,dan Pemenuhan Gizi Remaja.

Agar penyelenggaraan kegiatan tersebut berjalan dengan efektif maka,perlu diperhatikan pokok-pokok kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatan kelompok Bina Keluarga Remaja yang meliputi pembentukan kelompok,peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana serta pelayanan kegiatan Bina Keluarga Remaja.


(15)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

Name : Gomos Hasibuan NIM : 090902036

ABSTRACT

(This Thesis Consisted of 6 chapters,86 page,and 19 diagram)

This thesis is submitted in order to qualify for a degree Bachelor of Science in Social Welfare. With title “Student Responses in the implementation of adolescent family development program by the agency of national population and family planning fields in the city foundations dienul dawn of islam SMK Namira Archipelago technology field” Issues discussed in this paper is to describe the attitude of the students smk namira archipelago technology field in the implementation of the family development program implemented by the agency adolescent population and family planning city field to increase knowledge of the students about preparation of life for adolescents.

Population in this study is numbering 12 people in SMK Namira Technology medan.Sampel taken archipelago is the entire population sampled using techniques likert.Metode Scale research is deskriptif.Instrumen method of filtering the data used were questionnaires and interview.

based on the analysis of the data, the writer can explain that students smk namira archipelago technology responds actively cultivated fields families of adolescents to improve their knowledge of the preparation of family life for remaja.pengembangan group of teenagers family development program can help parents to understand teenagers, adolescent problems, and remaja.Melalui how to communicate with this group every family that has a teenager can exchange information and discuss together about things with teens, covering policy program genre, cultivation of moral values through 8 family functioning, maturing age of marriage, sexuality, drugs, hiv-aids, life skills, family support gender responsive, effective communication between parents and adolescents, the role of parents in fostering growth and development of youth and adolescent nutrition.

so organizing these activities run effectively, it is necessary to note the main points of conducting activities within the community development group that includes the family of teenager group formation, capacity building and implementing managers and service development activities teenage family.

Key words: response, the family development program adolescence, family functioning (Key Words:Response,The family development program adolescence,Family Functioning)


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbagai upaya telah dilakukan untuk merespon masalah remaja, antara lain melalui program di sekolah, masyarakat, keluarga dan kelompok sebaya. Dari berbagai upaya tersebut, keluarga terutama pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam membentuk sikap dan perilaku remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, pengawasan orangtua dan komunikasi orangtua dengan remaja. Diantara proses pola asuh tersebut, komunikasi orangtua dengan remaja diketahui berpengaruh terhadap pembentukan karakter, sikap dan perilaku remaja.

Jumlah penduduk Indonesia pada kelompok umur 10-24 tahun (remaja) sekitar 27,6% atau kurang lebih 64 juta jiwa,dari total penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010.Jumlah yang banyak ini memerlukan perhatian khusus dalam pembinaannya dari semua pihak,apalagi usia remaja adalah masa pancaroba,masa pencarian jati diri, ditambah lagi dengan arus globalisasi dan informasi yang kian tak terkendali,mengakibatkan perilaku hidup remaja menjadi tidak sehat yang selanjutnya berdampak pada tiga resiko Triad KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS). Kondisi ini apabila dibiarkan terus menerus maka akan mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia 10-20 tahun yang akan datang. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja,khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Data dari Departemen Kesehatan 2009 (Medan, Jakarta Pusat, Bandung, dan Surabaya) mempunyai


(17)

teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka. Melihat jumlahnya yang sangat besar,maka remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani,rohani,mental dan spiritual. Faktanya,berbagai penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol di kalangan remaja yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas,HIV dan AIDS serta Napza),rendahnya pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan Median usia kawin pertama perempuan relatif masih rendah yaitu 19,8 tahun (SDKI 2007).

Menurut data Badan Narkotika Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa pengguna NAPZA sampai dengan tahun 2008 adalah 115.404 kasus, dimana 51.986 kasus dari total pengguna adalah mereka yang berusia remaja (16-24 tahun). Diantara pengguna remaja tersebut terdiri dari pelajar sekolah berjumlah 5.484 kasus dan mahasiswa berjumlah 4.055 kasus. Untuk kasus AIDS 49,5% diantaranya adalah kelompok usia 20-29 tahun (Kemenkes RI,2011). Jika dikaitkan dengan karakteristik AIDS yang gejalanya baru muncul setelah 3-10 tahun terinfeksi, maka hal ini semakin membuktikan bahwa sebagian besar dari mereka yang terkena AIDS telah terinfeksi pada usia yang lebih muda.

(Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional.2012.Pedoman Pengelolaan Bina Keluarga Remaja. Jakarta.)


(18)

Permasalahan remaja yang diuraikan tersebut sangat kompleks dan mengkhawatirkan karena permasalahan tersebut akan mengurangi kesempatan remaja untuk mempraktekkan perilaku hidup sehat, serta mengganggu perencanaan kehidupan di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis, memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga. Sebagai Implementasi Undang-Undang nomor 52 tahun 2009, tentang Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga,pasal 48 ayat 1(b) yang mengatakan bahwa ‘’Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga’’, maka Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana (Program Genre)

Program Genre dilaksanakan melalui pendekatan dari dua sisi yaitu pendekatan kepada remaja itu sendiri dan pendekatan kepada keluarga yang mempunyai remaja. pendekatan kepada remaja dilakukan melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M), sedangkan pendekatan kepada keluarga dilakukan melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR). Pendekatan kepada remaja dan keluarga besar didasari oleh hasil Survei Demografi Kependudukan Indonesia (SDKI, 2003), yang menunjukkan bahwa remaja lebih menyukai untuk menceritakan permasalahannya


(19)

kepada teman sebaya (71%),dan kepada orangtua (31%). Meskipun remaja memilih menceritakan permasalahan kepada teman sebayanya, namun peran keluarga tetap penting karena remaja masih dalam pembinaan dan pengasuhan orangtua, dimana pembentukan karakter dimulai dari keluarga.

Data menunjukkan bahwa keluarga melalui pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, pengawasan orangtua dan komunikasi orangtua dengan remaja. Melalui komunikasi, orangtua hendaknya menjadi sumber informasi dan pendidik utama tentang kesehatan reproduksi remaja, juga tentang perencanaan kehidupan remaja di masa yang akan datang. Namun demikian, orangtua sering menghadapi kendala dalam berkomunikasi kepada remajanya, begitu pun sebaliknya.

Untuk mewujudkan Generasi Berencana di Indonesia,program Genre dihadapkan dengan lingkungan strategis, yang berkembang dengan sangat pesat dan cepat. Salah satu diantaranya adalah globalisasi informasi yang kemudian tanpa disadari telah meliberalisasi dan mengubah norma, etika dan moralitas agama, menjadi nilai-nilai kehidupan sekuler. Dalam kehidupan remaja perubahan nilai ini, terlihat dari perilaku hidup remaja yang tidak sehat. Apabila perilaku remaja yang tidak sehat ini terus berlangsung, tentu akan mengganggu tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan kehidupan remaja, baik secara individual maupun sosial.

Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dapat membantu orangtua dalam memahami remaja,permasalahan


(20)

remaja,dan cara berkomunikasi dengan remaja. Melalui kelompok BKR setiap keluarga yang memiliki remaja dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi bersama tentang hal-hal yang berkaitan dengan remaja,meliputi kebijakan Program Genre, Penanaman Nilai-Nilai Moral Melalui 8 Fungsi Keluarga, Pendewasaan Usia Perkawinan, Seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS, Keterampilan Hidup, Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, Komunikasi efektif Orangtua terhadap Remaja, Peran Orangtua Dalam Pembinaan Tumbuh Kembang Remaja, Kebersihan dan Kesehatan Diri Remaja, dan Pemenuhan Gizi Remaja.

Dari berbagai data menunjukkan bahwa keluarga melalui pola asuh orangtua, telah diidentifikasi sebagai pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan karakter remaja, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja, pengawasan orangtua, dan komunikasi orangtua dengan remaja. Melalui komunikasi, orangtua hendaknya menjadi sumber informasi dan pendidik utama tentang kesehatan reproduksi remaja, juga tentang perencanaan kehidupan remaja dimasa yang akan datang. Namun demikian, orangtua sering menghadapi kendala dalam berkomunikasi dengan remajanya, begitu pun sebaliknya.

Oleh karena itu diperlukan suatu program yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan penyiapan diri remaja menyongsong kehidupan berkeluarga yang lebih baik, menyiapkan pribadi yang matang dalam membangun keluarga yang harmonis,dan memantapkan perencanaan dalam menata kehidupan untuk keharmonisan keluarga.


(21)

Sebagai implementasi Undang-undang nomor 52 tahun 2009,tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pasal 48 ayat 1 (b) yang mengatakan bahwa “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”, maka Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu institusi pemerintah harus mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas remaja melalui Program Generasi Berencana (Program Genre).

Kelompok Bina Keluarga Remaja ini telah dikembangkan di seluruh Provinsi Indonesia, dan sampai dengan Desember 2011 telah berkembang sebanyak 33.779 kelompok. Jumlah yang banyak tersebut perlu dikelola dan dibina secara berkesinambungan, sehubungan dengan hal ini maka diperlukan suatu pedoman yang menjadi acuan atau pegangan bagi pengelola Program Genre di semua tingkatan dan pengelola BKR (Kader).

Kegiatan Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan salah satu Misi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yakni mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, maka salah satu strateginya adalah meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pembinaan keluarga (BKR), pembinaan remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga.

Kegiatan Bina Keluarga Remaja merupakan salah satu kegiatan dalam Program Genre yang dilakukan oleh keluarga yang mempunyai remaja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua atau keluarga lain dalam pembinaan tumbuh kembang remaja. Dengan adanya program Bina Keluarga Remaja (BKR), orang tua diharapkan memiliki pengetahuan untuk membina


(22)

remaja dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berperilaku sehat dan terhindar dari resiko Triad KRR.

Oleh karena pentingnya Pembinaan Keluarga Remaja ini makan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota Medan mengadakan dan menjalankan program Bina Keluarga Remaja untuk mengatasi permasalahan remaja yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul “Respon Siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan di Yayasan Fajar Islam SMK NAMIRA TECHNOLOGY NUSANTARA.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: ’’Bagaimana Respon Siswa SMK Namira Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara?’’

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian.

Berdasarkan permasalahan yang ada,maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan.


(23)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:

a. Secara akademik,memberikan kontribusi keilmuan tentang respon masyarakat dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan.

b. Secara Praktis,diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan konsep-konsep,teori,dan model pemecahan masalah remaja di dalam Program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan.

1.4 Sistematika Penelitian

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian,serta sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi dengan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini,kerangka pemikiran, defenisi konsep,dan defenisi operasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian,lokasi penelitian,populasi serta teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.


(24)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang deskripsi lokasi penelitian atau sejarah singkat dan gambaran umum dari lokasi penelitian.

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang dilakukan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

2.1.1 Pengertian Respon

Respon adalah istilah yang digunakan dalam psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan. Teori behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan dengan rangsang dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku .Dengan kata lain respon merupakan perilaku yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsangan yang dikondisikan.

Menurut Louis Thursone (dalam Azwar, 2007:25) respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka, pemahaman yang mendetail, rasa takut, ancaman, dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengungkapan sikap dapat diketahui melalui:

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu,seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung


(26)

menyenangi,mendekati dan mengharapkan suatu objek,seseorang disebut mempunyai respon positif apabila dilihat melalui tahap kognisi,afeksi,dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap sesuatu objek tidak mempengaruhi tindakannya atau justru menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon, yaitu:

a. Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik.

b. Variabel fungsional yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.(Cruthefield, dalam Rahmat, 2004:51-59).

Secara umum dapat dikatakan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang yaitu:

a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang ada yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya.

b. Sasaran respon tersebut,berupa orang,benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk, dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapat perhatian.


(27)

Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang. Respon dalam penelitian akan diukur dari tiga aspek, yaitu persepsi, sikap dan partisipasi. Persepsi menurut Mc Mahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan akat penerima informasi (sensorik information).

Sedangkan menurut Morgan, King, dan Robinson menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita dengan kata lain persepsi dapat juga didefenisikan sebagai suatu gejala yang dialami manusia. Berdasarkan uraian diatas, William James mengatakan persepsi terbentuk atas dasar kata yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita sebagian yang lainnya. Diperolehnya dari pengelolaan ingatan (memory) kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi,1994:179).

Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penerimaan. Persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu pencatatan yang benar.

Fenomena lain yang terkait dengan penginderaan adalah ilusi.Ilusi muncul akibat keterbatasan indra kita,dan ilusi bukanlah suatu tipuan ataupun persepsi yang salah. Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi (attention). Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh Karena itu atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi.


(28)

Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah: 1. Motif dan kebutuhan

2. Preparatory set,yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensorik tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

3. Minat (interest).

Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah: 1. Intensitas dan ukuran

2. Kontras dengan hal-hal yang baru 3. Pengulangan

4. Pergerakan.(Adi.1994:107).

Sedangkan atensi itu banyak mendasari diri pada proses yang disebut filtering atau proses menyaring informasi yang ada pada lingkungan,karena sensor channel kita mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita.

Mengenai sikap Thursone (Dalam Azwar,2007) mengatakan sikap adalah derajat efek positif dan negatif yang dikaitkan dengan objek psikologis, Objek psikologis yang dimaksud adalah lambang-lambang, kalimat, semboyan, intuisi, pekerjaan, atau profesi, dan ide yang dapat dibedakan dalam perasaan positif atau negatif. Sikap adalah tendensi untuk bereaksi dalam suka atau tidak suka terhadap suatu objek sikap yang merupakan emosi yang diarahkan oleh seseorang kepada orang lain,benda atau peristiwa sebagai objek sasaran sikap. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif atau negatif.


(29)

Rokeach (Dalam Wagito, 2003) memberikan pengertian tentang sikap yaitu sikap merupakan predisposing, untuk merespon, untuk berprilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap merupakan predisposisi untuk berbuat atau berprilaku. Sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia menghadapi suatu rangsang tertentu. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa rangsangan yang berbentuk batiniah seperti aktualisasi diri,dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil-hasil dan usaha-usaha pembangunan.

Selain persepsi dan sikap,partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak di diperlukan dalam mengukur respon. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan siswa untuk secara aktif berperan serta dalam Program Bina Keluarga Remaja. Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation yang artinya mengambil bagian. Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang orang atau anggota siswa aktif menyumbang kreativitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan siswa untuk secara aktif berperan serta atau ikut serta dalam program secara menyeluruh.

Partisipasi aktif siswa dalam pelaksanaan program Bina Keluarga Remaja memerlukan kesadaran, minat, dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah strategi penyadaran. Partisipasi saja tidak cukup sebagai strategi dalam program pengembangan tumbuh kembang anak dan remaja,tetapi juga hasil yang diharapkan dari program tersebut keluarga dan remaja dapat memperoleh keuntungan-keuntungan antara lain:


(30)

a. Mampu merangsang timbulnya minat siswa untuk bergabung ke dalam program dan kegiatan-kegiatan yang berbau anak dan remaja.

b. Mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan siswa.

c. Pelaksanaan program semakin sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan siswa/i d. Jangkauan program menjadi lebih luas meskipun dengan dana yang terbatas e. Siswa-siswi menjadi semakin tertarik dengan proram tersebut

Partisipasi sering juga disebut peran serta atau ikut serta yang diartikan sebagai adanya motivasi dan keterlibatan siswa-siswi secara aktif dalam seluruh tahapan program,sejak persiapan,perencanaan,pelaksanaan,pemeliharaan,evaluasi hingga pengembangan dan perluasannya.

Partisipasi aktif siswa dalam pelaksanaan program memerlukan kesadaran siswa akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi penyadaran. Untuk berhasilnya program di Sekolah tersebut,maka siswa dituntut terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis,tetapi juga ada keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa diperlukan dalam mengukur respon.

2.2 Siswa

2.1.2 Pengertian Siswa

Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan,yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau


(31)

dari berbagai pendekatan, antara lain: Pendekatan Sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.

Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa digambarkan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan pendidikan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa merupakan salah satu anggota masyarakat yang memiliki potensi serta usaha untuk mengembangkan dirinya.

Peserta didik yang pada umumnya merupakan individu yang memiliki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun psikis dari lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat dimanapun ia berada. Seorang peserta didik akan diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik serta etika yang sopan untuk berinteraksi pada masyarakat lainnya.

(http://www.go.id/Pengertian Siswa/ diakses pada tanggal 18-09-2014 pukul 14.50 WIB)

Ada beberapa pengertian siswa :

a. Menurut Nandang Zulfikar,siswa adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan disekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.

b. Menurut Prof Dr Shafique Ali Khan, siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.


(32)

c. Menurut Abu Achmadi,siswa adalah individu yang belum bias dikatakan dewasa. Ia memerlukan,usaha,serta bimbingan dari seseorang untuk mencapai tingkat kedewasaanya yang mempunyai potensi dasar yang ada dalam dirinya berupa fisik maupun psikis yang perlu dikembangkan melalui pendidikan.

Ada beberapa pendekatan terhadap siswa diantaranya:

a. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai sosial yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung.

b. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, minat, kebutuhan, sosial-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan


(33)

menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya.

c. Pendekatan edukatif/pedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh.

2.3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)disingkat BKKBN, adalah Lembaga pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional pernah sukses dengan slogan dua anak cukup,laki-laki perempuan sama saja.. Namun, untuk menghormati hak asasi manusia, kini BKKBN memiliki slogan dua anak lebih baik

Tugas dan Fungsi 2.3.1 Tugas

Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2.3.2 Fungsi


(34)

Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN.

Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

2.3.3 Kewenangan

a. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya.

b. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro

c. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu,bayi,dan anak.

d. Penetapan system informasi dibidangnya.

e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

f. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidnag Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.


(35)

2.4 PROGRAM BINA KELUARGA REMAJA 2.4.1 Pengertian Program

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi tercapainya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek,disebutkan bahwa dalam setiap program dijelaskan mengenai:

a. Tujuan kegiatan yang akan dicapai

b. Kegiatan yang diambil untuk mencapai kegiatan

c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui d. Perkiraan anggaran yang aka dibutuhkan

e. Strategi pelaksanaan

Selanjutnya program dapat diartikan serangkaian tentang berbagai kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa mendatang, dimana kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memecahkan satu atau beberapa masalah atau mencapai satu atau beberapa tujuan program juga sering dimaksudkan sebagai tindakan antisipasi atas suatu keadaan yang ada atau diperkirakan ada, sehingga keadaan tersebut tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kehidupan manusia (Gittinger,2005:195).

Apa yang dikemukakan Gittinger merajuk pada proses manajemen pembangunan. pengertian yang dirumuskan menunjukkan bahwa program tersebut memiliki sifat mengikat,dalam arti wajib dilakukan. Program tersebut merupakan pilihan terbaik dari berbagai alternatif yang dianggap tepat dalam memecahkan suatu masalah atau mencapai tujuan. Dengan demikian program merupakan suatu keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka


(36)

memecahkan suatu masalah-masalah kemiskinan yang semakin marak dan untuk mencapai suatu tujuan yang baik.

Lebih lanjut Gittinger mengemukakan bahwa menetapkan suatu program merupakan suatu alternatif terbaik untuk lebih mudah mencapai suatu tujuan atau melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian dalam merumuskan program setidaknya terkandung beberapa komponen sebagai berikut:

a. Dipahami bagaimana kondisi yang sedang berlangsung. b. Dipahami masalah-masalah yang sedang ada dan mengancam.

c. Dipahami kebutuhan-kebutuhan, kepentingan-kepentingan, keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan dari kelompok sasaran program.

d. Tersedia data mengenal potensi,kelemahan,peluang dan tantangan internal dan eksternal.

e. Ditetapkan kondisi yang diinginkan .

f. Ditetapkan target-target capaian dalam masa tertentu (Gittinger,2005:217) Apa yang dikemukakan oleh Gittinger menunjukkan bahwa merumsukan suatu program merupakan keputusan dan jalan terbaik dalam mencapai sesuatu dan memecahkan suatu masalah. Dengan adanya program diharapkan kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah, lebih terkonsentrasi, dan akan lebih efisien dan efektif. Adanya program menjadikan suatu kegiatan itu dapat dilaksanakan secara lebih sistematis. Sebaliknya,tanpa program maka setiap kegiatan tidak akan terorganisir,sehingga akan menghabiskan lebih banyak sumber daya.

Kadariah mengemukakan bahwa program adalah seperangkat proyek-proyek yang terkoordinir. Sehingga proyek-proyek adalah unit terkecil dari suatu kegiatan. Dengan demikian,proyek adalah bagian dari program. Dalam program


(37)

berbagai kegiatan diatur dari berbagai sudut,seperti kapan dilaksanakan,dan bagaimana hubungan atau koordinasi dari kegiatan diatur dari berbagai sudut,seperti kapan dilaksanakan,dan bagaimana hubungan atau koordinasi dari kegiatan-kegiatan atau proyek-proyek itu (Kadariah,2007:23)

2.4.2 Latar Belakang Program Bina Keluarga Remaja

Bina keluarga remaja (BKR) merupakan program strategis dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam lingkungan masyarakat. Program bina keluarga remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja. “baik secara fisik, intelektual, kesehatan reproduksi, mental emosional, sosial dan moral spiritual.

Ketika seorang anak memasuki masa remaja, ia mulai meninggalkan dunia keluarga dan memasuki lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan sosial/pergaulan. Pada masa ini seorang anak remaja berada pada masa transisi dalam upaya menemukan jati diri menuju kedewasaan biologis dan psikologis.

Program Bina Keluarga Remaja berada dibawah Koordinasi Badan Kependudukan dan Keluarga berencana Nasional seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga dan karena penyesuaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2010-2014,program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) telah disepakati untuk dikembangkan menjadi program Generasi Berencana dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yang ditindaklanjuti dengan peraturan


(38)

Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Direktorat Bina Ketahanan Remaja merupakan salah satu direktorat dibawah Kedeputian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga,yang memiliki tugas antara lain melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK),pemantauan dan evaluasi serta pemberian bimbingan teknis fasilitasi dibidang Bina Ketahanan Remaja.

Dalam kehidupan remaja perubahan nilai ini terlihat dari perilaku hidup remaja yang tidak sehat. Apabila perilaku remaja tidak sehat ini terus berlangsung,tentu akan mengganggu tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan kehidupan remaja,baik secara individual maupun sosial. Program Bina Keluarga Remaja telah dibentuk di beberapa provinsi,namun akhir-akhir ini mengalami penurunan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berdasarkan pendataan keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2011,terdapat 5.853.561 keluarga yang memiliki remaja usia 10-24 tahun dan tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah yang banyak itu menjadi sasaran program Bina Keluarga Remaja. Kelompok Bina Keluarga Remaja ini telah dikembangkan di seluruh Provinsi Indonesia,dan sampai dengan Desember 2011 telah berkembang sebanyak 33.779 kelompok. Jumlah yang banyak tersebut perlu dikelola dan dibina secara berkesinambungan.

Dalam rangka mengemban amanat undang-undang dan merespon permasalahan remaja, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana


(39)

(Genre) bagi remaja dan keluarga 33.779 kelompok. Keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya dilaksanakan oleh Direktorat Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem).Program ini didasarkan pada Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 47/HK.010/B5/2010 tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2010-2014 dan Addendum Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nomor 133/PER/B1/2011 tentang Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun 2010-2014 untuk Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana. Dalam adendum tersebut dinyatakan sebagai berikut:

1. Meningkatnya usia kawin pertama (UKP) perempuan dari 19.8 (SDKI 2007) menjadi sekitar 21 tahun.

2. Meningkatnya partisipasi keluarga yang mempunyai anak dan remaja dalm kegiatan kelompok kegiatan Bina Keluarga Remaja dari 1.5 juta menjadi 2.7 juta keluarga remaja.

Sehubungan dengan hal tersebut,pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dapat membantu orangtua dalam memahami remaja,permasalahan remaja,dan cara berkomunikasi dengan remaja melalui kelompok ini setiap keluarga yang memiliki remaja dapat saling bertukar informasi dan berdiskusi bersama tentang hal-hal yang berkaitan dengan remaja, meliputi kebijakan Program Genre, Penanaman nilai-nilai moral melalui 8 Fungsi Keluarga,Pendewasaan Usia Perkawinan, Seksualitas, NAPZA, HIV, dan AIDS, Keterampilan hidup, Ketahanan Keluarga Berwawasan Gender, Komunikasi


(40)

Efektif Orangtua terhadap Remaja, Peran Orangtua Dalam Pembinaan Tumbuh Kembang Remaja,dan Pemenuhan Gizi Remaja.

2.4.3 Tujuan Program Bina Keluarga Remaja

Tujuan utama dari Program Bina Keluarga Remaja adalah untuk meningkatkan pengetahuan orangtua dalam melakukan pembinaan terhadap remaja. Disamping itu,kegiatan ini diarahkan pula untuk meningkatkan kesertaan,pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi pasangan usia subur (PUS) anggota BKR .Agar penyelenggaraan kegiatan tersebut berlangsung secara efektif, maka perlu diperhatikan pokok-pokok kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatan kelompok BKR yang meliputi pembentukan kelompok,peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana serta pelayanan kegiatan BKR.

2.4.4 Pengorganisasian

Program Bina Keluarga Remaja dilaksanakan oleh Forum BKR Pusat, Forum BKR Tingkat Provinsi,Tingkat Kabupaten/Kota,Tingkat Kecamatan, Tingkat Desa/Kelurahan. Masing-masing pelaksana memegang peranan penting dalam menjamin keberhasilan Program Bina Keluarga Remaja.

1. Tingkat Pusat

a. Forum BKR tingkat Pusat membuat kesepakatan operasional dan rencana kegiatan pengembangan BKR, termasuk juknis, jadwal pelaksanaan, anggaran, pembentukan juklak dan bahan materi dan media BKR.


(41)

b. Pengawasan pengendalian serta pemantauan perkembangan kegiatan dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang telah disepakati.

c. Forum BKR tingkat Pusat membuat umpan balik laporan dari forum tingkat Provinsi secara berkala.

d. Forum tingkat Pusat melakukan bimbingan dan pembinaan terpadu ketingkat administrasi yang lebih rendah.

2.Tingkat Provinsi

a. Forum BKR tingkat Provinsi membuat kesepakatan operasional bagi pengembangan BKR termasuk jenis kegiatan,jadwal pelaksanaan,anggaran dan pembuatan petunjuk teknis bagi tingkat Kabupaten/Kota.

b. Pengawasan, pengendalian serta pemantauan, perkembangan kegiatan dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang telah disepakati.

c. Forum BKR tingkat Provinsi membuat umpan balik laporan dari forum BKR tingkat Kabupaten/Kota secara berkala.

d. Forum BKR tingkat Provinsi melakukan bimbingan dan pembinaan terpadu ke tingkat administrasi yang lebih rendah.

3. Tingkat Kabupaten/Kota

a. Forum BKR tingkat Kabupaten/Kota menjabarkan kesepakatan pelaksanaan BKR termasuk jadwal pelaksanaan dan alokasi anggarannya,pembuatan petunjuk teknis bagi tingkat kecamatan.

b. Pemantauan perkembangan kegiatan dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang telah disepakati


(42)

c. Forum BKR tingkat Kabupaten/Kota operasional tingkat Kecamatan secara berkala.

d. Forum BKR tingkat Kabupaten/Kota melakukan bimbingan dam pembinaan kepada pengelola pelaksana di tingkat administrasi yang lebih rendah.

4. Tingkat Kecamatan

a. Tim operasional tingkat kecamatan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan BKR,termasuk jadwal dan alokasi anggarannya,sesuai dengan petunjuk teknis.

b. Pemantauan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang telah disepakati.

c. Tim operasional tingkat Kecamatan melakukan bimbingan dan pembinaan kepada pelaksana tingkat desa.

5. Tingkat Desa/Kelurahan

a. Tim pelaksana tingkat desa/kelurahan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan BKR,termasuk jadwal dan alokasi anggarannya.

b. Tim pelaksana tingkat desa atau kelurahan membuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan tingkat desa kepada tim operasional tingkat kecamatan.

2.3.5Mekanisme Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja 1. Tingkat Pusat


(43)

Penggalangan kesepakatan dan operasional dalam pengembangan BKR merupakan kegiatan terpadu secara lintas sektoral maupun lintas program yang terkait. Untuk itu diperlukan adanya kesamaan wawasan dan dukungan dari seluruh sektor terkait di semua tingkatan wilayah. pembentukan kesepakatan kebijakan program dapat dilakukan melalui pertemuan forum, pertemuan koordinasi, pertemuan kerja dan forum-forum lainnya yang bermanfaat bagi semua pihak.

b. Pembentukan Forum

Untuk mendorong terselenggaranya kegiatan dengan baik perlu diupayakan adanya forum sebagai wadah koordinasi untuk merencanakan, melaksanakan dan evaluasi program yang akan maupun yang sudah dilaksanakan. Forum ini anggotanya terdiri dari unsur instansi pemerintah, LSM, pemerhati ,para pakar bidang kesehatan, pendidikan, psikologi, sosial, dan agama serta ahli lainnya.

c. Penyusun Perencanaan

Perencanaan program dan anggaran dalam rangka mendukung pengembangan kegiatan ini BKR dilaksanakan secara terpadu berdasarkan sistem perencanaan yang berlaku

d. Penyusunan Pedoman BKR

Penyusunan pedoman BKR,pengembangan dan pembinaan kelompok BKR baik bagi petugas/pengelola, fasilitator, kader maupun untuk orangtua.


(44)

Penyusunan materi dan media BKR bagi petugas/pengelola, kader dan fasilitator orangtua yang mempunyai anak remaja.

f. Pelatihan dan Orientasi

Dalam rangka penyebarluasan informasi dan peningkatan pengetahuan/keterampilan petugas/pengelola, pelaksana BKR mengadakan pelatihan tingkat nasional.

g. Pengembangan dan Pelaksanaan Sosialisasi

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk terus menerus meningkatkan kesadaran,kepedulian dan peran serta masyarakat dalam BKR.Untuk itu perlu dikembangkan kegiatan dan pesan-pesan KIE yang sesuai dengan situasi dan kondisi kebutuhan wilayah.

h. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan melalui sistem pencatatan dan pelaporan yang dikembangkan kunjungan lapangan, pertemuan, rapat-rapat, review yang dilaksanakan secara berkala.

2. Tingkat PROPINSI

a. Penggalangan kesepakatan dan operasional ditingkat propinsi dilaksanakan dengan melibatkan instansi terkait forum pertemuan yang ada pada tingkat propinsi.

b. Tingkat propinsi dan kabupaten/kota dapat menindaklanjuti sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

c. Penyusunan Perencanaan

Perencanaan pengelola program dan anggaran kegiatan BKR dilakukan secara terpadu bersama sektor terkait melalui forum BKR tingkat propinsi.


(45)

d. Orientasi/pelatihan

Dalam rangka desimilasi informasi dan peningkatan pengetahuan/keterampilan petugas atau pengelola, pelaksana BKR di tingkat kabupaten/kota perlu dilakukan orientasi dan pelatihan BKR. e. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan BKR

f. Menyusun dan memproduksi materi dan media BKR. Materi dan media BKR ini mencakup materi dan media standar maupun yang dikembangkan sesuai kondisi dan budaya local.

g. Pengembangan dan pelaksanaan KIE BKR

Kegiatan KIE dilaksanakan melalui kegiatan pertemuan,sosialisasi,seni budaya lokal dan sarana-sarana yang ada sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran,kepedulian dan peran serta masyarakat dalam kegiatan BKR.

h. Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan melalui pencatatan dan pelaporan,kunjungan lapangan,pertemuan,rapat-rapat yang dilaksanakan secara periodik.

4. Tingkat Kecamatan

Pengelolaan BKR di tingkat kecamatan dilaksanakan secara terpadu bersama sektor terkait melalui tim operasional BKR dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penggalangan kesepakatan b. Pembentukan tim operasional c. Orientasi petugas dan kader


(46)

d. Pendataan calon kelompok BKR e. Penyusunan rencana kegiatan f. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi g. Pembinaan pengembangan

5. Tingkat Desa/Kelurahan

Kegiatan pengelolaan dan BKR di tingkat desa dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai ebrikt:

a. Penggalangan kesepakatan

b. Pembentukan ti pelaksanan tingkat desa c. Orientasi tim pelaksana dan kader

d. Pendataan calon anggota BKR e. Pembuatan jadwal kegiatan f. Pembentukan kelompok BKR g. Pelaksanaan kegiatan

h. Pencatatan dan pelaporan i. Pembinaan

2.4.6 Sasaran Penerima Program Bina Keluarga Remaja

Sasaran BKR adalah setiap keluarga yang memiliki anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah atau setara dalam keluarga. Sedangkan sasaran tidak langsung yaitu:

• Guru,

• Pemuka agama, • Pemuka adat,


(47)

• Pimpinan organisasi profesi/organisasi sosial kemasyarakatan, • Pemuda/wanita,

• Para ahli dan lembaga bidang ilmu yang terkait,

• Serta institusi/lembaga pemerintahan dan non pemerintahan, • Seperti organisasi wanita,

• Sekolah dan LSM

Kelompok BKR dikelola oleh pengurus kelompok minimal 4 orang kader, yang terdiri dari seorang ketua dan tiga anggota atau disesuaikan dengan kebutuhan.

Adapun materi-materi yang disampaikan pada kegiatan penyuluhan kelompok adalah tentang gerakan pembangunan keluarga sejahtera, konsep dasar BKR, pemantauan 8 fungsi keluarga, tumbuh kembang anak dan remaja, reproduksi sehat, pembinaan anak dan remaja serta pengelolaan program BKR Hal-hal yang diperlukan dalam penyuluhan :

a. Menciptakan suasana akrab, agar pesan yang disampaikan dapat dengan mudah diterima sasaran.

b. Memiliki waktu yang tepat/dengan kondisi situasi.

c. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah diterima oleh sasaran. d. Isi pesan yang disampaikan tidak bertentangan dan tidak menyimpang dari

norma adat istiadat kelompok.

e. Mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi.

Kader BKR adalah anggota masyarakat yang secara sukarela bersedia mendukung kegiatan bina keluarga anak dan remaja. Tugas para kader BKR antara lain adalah mendata keluarga yang memiliki anak dan remaja,memberikan


(48)

penyuluhan kepada keluarga anak dan remaja yang ada di desa untuk ikut aktif menjadi anggota BKR, menyusun jadwal kegiatan, menyelenggarakan pertemuan berkala dengan orang tua.

Anak remaja dan orang tua menjadi fasilitator dalam peraturan kunjungan rumah apabila diperlukan, merujuk kepada konselor keluarga sejahtera pusat informasi dan pelayanan keluarga serta pencatatan dan pelaporan keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja. “baik secara fisik, intelektual, kesehatan reproduksi, mental emosional, sosial dan moral spiritual.

2.5 Kerangka Pemikiran

Dalam upaya mengatasi permasalahan remaja maka Pemerintah melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional melaksanakan Program Bina Keluarga Remaja (BKR) yang dirancang khusus untuk remaja yang berusia 10-24 tahun. Program Bina Keluarga Remaja Bina keluarga remaja (BKR) merupakan program strategis dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam lingkungan masyarakat. Program bina keluarga remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja. “baik secara fisik, intelektual, kesehatan reproduksi, mental emosional, sosial dan moral spiritual.


(49)

pengetahuan anggota keluarga terhadap kelangsungan perkembangan anak remaja,diantaranya tentang pentingnya hubungan yang setara dan harmonis pada satu keluarga dalam rangka pembinaan kepribadian anak dan remaja. Menumbuhnya rasa cinta kasih sayang antara orang tua dengan anak dan remajanya, atau sebaliknya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masing-masing pihak sehingga timbul rasa hormat dan saling menghargai satu sama lain. Terlaksananya deteksi dini terhadap setiap gejala yang memungkinkan timbulnya kesenjangan hubungan antara orangtua dan anak remaja didalam kehidupan rumah tangga. Serta terciptanya sarana hubungan yang sesuai dan harmonis yang didukung sikap dan perilaku yang rasional dalam bertanggung jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak dan remaja. Secara khusus tujuan BKR terdiri dari:

1. Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup sehat dan berakhlak 2. Remaja memahami dan mempraktikan pola hidup yang berketahanan

3. Remaja memahami dan mempersiapkan diri menjadi Generasi Berencana Indonesia

Peserta Program Bina Keluarga Remaja adalah Keluarga yang mempunyai remaja yang berusia 10-24 tahun dengan ketentuan yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja. Respon siswa adalah tingkah laku balasan tindakan yang berupa wujud dari persepsi, sikap, dan partisipasi siswa, dimana persepsi itu meliputi pengetahuan siswa tentang Program Bina Keluarga Remaja dan apa tujuan,manfaat dan atensi dari Program Bina Keluarga Remaja.


(50)

Sikap meliputi tentang penilaian siswa terhadap Program Bina Keluarga Remaja,penolakan atau penerimaan,dan mengharapkan atau menghindari dari Bina Keluarga Remaja. Partisipasi meliputi tentang menikmati, melaksanakan, memelihara, menilai, frekuensi,dan kualitas. Siswa dapat memahami akan nilai positif dan negatif yang telah dilaksanakan oleh Program Bina Keluarga Remaja di dalam siswa dan bekerja sama dalam pelaksanaanya.

Untuk memperjelas alur pemikiran, penulis membuat bagan yang menggambarkan isi dari pemikiran diatas:


(51)

Bagan 1

Bagan Alur Pemikiran

BKKBN KOTA MEDAN

Bina Keluarga Remaja

Respon Siswa SMK Namira Technology Nusantara Medan

Persepsi,meliputi: 1.Pengetahuan siswa tentang Program Bina Keluarga Remaja 2.Pengetahuan siswa tentang tujuan dan manfaat Program Bina Keluarga Remaja 3.Atensi atau suatu proses penyeleksian siswa

Sikap,meliputi: 1.Penilaian siswa tentang program Bina Keluarga Remaja 2.Penolakan atau penerimaan siswa tentang Program Bina Keluarga Remaja 3.Sikap mengharapkan atau mengharapkan atau menghindari Program Bina Keluarga Remaja Partisipasi,meliputi: 1.Melaksanakan Program Bina Keluarga Remaja. 2.Memelihara

program agar berjalan dengan baik

3.Menikmati hasil dan manfaat dari Program Bina Keluarga Remaja


(52)

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.6.1 Defenisi Konsep

Konsep adalah sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan peristiwa, objek. kondisi,situasi,dan hal-hal yang sejenisnya. Defensi konsep memiliki tujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009:112).

Adapun yang menjadi konsep yang diangkat dalam penelitian ini dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Respon adalah suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik, pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh, penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena.

2. Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis. 3. Program Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah wadah kegiatan yang

mempunyai remaja usia 10-24 tahun. BKR bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang remaja, dalam rangka


(53)

meningkatkan kesertaan,pembinaan,dan kemandirian ber-KB bagi anggota kelompok.

2.6.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria suatu operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Defenisi operasional bertujuan untuk memudahkan untuk penelitian lapangan. Maka perlu operasi analisasi dari konsep-konsep untuk menggambarkan apa yang harus diamati (Silalahi, 2009:120).

Melihat transformasi yang berlaku, maka defenisi operasional sering disebut sebagi suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis,Jika konsep sudah bersifat dinamis,maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah bentuk sajian yang benar-benar terperinci,sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka (Siagian,2011:141).Adapun menjadi defenisi operasional dalam respon siswa dalam pelaksanaan program bina keluarga remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan dapat diukur melalui:

1. Persepsi atau pemahaman siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja dapat diukur melalui:

a. Pengetahuan siswa tentang Program Bina Keluarga Remaja.


(54)

c. Pengetahuan siswa tentang tujuan dan manfaat Program Bina Keluarga Remaja.

d. Atensi suatu proses penyeleksian siswa dalam Program Bina Keluarga Remaja.

2. Sikap siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja dapat diukur melalui:

a. Penilaian adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki siswa tentang Program Bina Keluarga Remaja

b. Penolakan atau penerimaan adalah hubungan dengan rasa senang atau tidak senangnya siswa dengan Program Bina Keluarga Remaja. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa siswa tersebut menolak atau menerima program tersebut.

c. Mengharap atau menghindari adalah kesiapan siswa untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan Program Bina Keluarga Remaja,dalam hal ini dapat diketahui apakah siswa mengharapkan atau menghindari program tersebut.

3. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja dapat diukur melalui:

a. Melaksanakan adalah siswa yang berperan serta dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja dengan penuh persiapan, perencanaan, pemahaman, dan evaluasi agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.


(55)

b. Memelihara adalah siswa berperan serta dalam memelihara Program Keluarga Harapan agar dapat berjalan sesuai dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

c. Menikmati adalah siswa berperan serta dalam menikmati hasil Program Bina Keluarga Remaja dimana siswa tinggal dan menerima dan merasakan manfaat dari Program Bina Keluarga Remaja.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Adapun penelitian ini adalah penelitian deskriptif,yaitu penelitian yang menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam pelaksanaanya lebih terstruktur, sistematis, dan terkontrol, peneliti memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk menggambarkan secara akurat (Silalahi,2009:28)

Penelitian ini menggambarkan metode deskriptif,yaitu membuat gambaran menyeluruh tentang bagaimana respon siswa dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan di SMK Namira Technology Nusantara Medan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Namira Technology Nusantara yang beralamat di Jalan Setia Budi Pasar 1 No 76 Tanjung Sari Medan. Alasan peneliti memilih lokasi sekolah tersebut karena sekolah ini merupakan salah 1 lembaga yang mengikuti Program Bina Keluarga Remaja.

3.3 Populasi

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang,masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang


(57)

semuanya memiliki ciri-ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi,2009:253).Secara ideal,satu penelitian harus menyelidiki seluruh elemen populasi jika peneliti bermaksud menggambarkan keseluruhan subjek yang diteliti. Meneliti populasi berarti memperoleh data dari semua elemen populasi (Silalahi 2009:253). Populasi pada penelitian ini adalah 12 orang dan semua populasi akan dijadikan sampel (N=n), karena semakin jumlah sampel mendekati jumlah populasi maka hasil penelitian akan representatif untuk mewakili penelitian atau menghasilkan hasil penelitian yang semakin baik.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan,maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan yaitu mengumpulkan data yang diperlukan,dilakukan melalui penelitian kepustakaan (library research),data akan digali dan diolah dari berbagai sumber kepustakaan,antara lain dari buku-buku ilmiah,peraturan perndang-undangan,majalah,surat kabar,jurnal dan bahan tulisan lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

2. Studi lapangan (field research)

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:

a. Observasi,yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.


(58)

b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada Peserta Program Bina Keluarga Remaja yang dijadikan responden.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan menjabarkan hasil penelitian. Untuk menganalisa data-data yang diperoleh serta dari hasil penelitian dengan mentabulasi data yang didapat melalui keterangan responden,kemudian dicari frekuensi dan persentasenya untuk disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kualitatif menggunakan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pernyataan dengan kategori respon. Pertama-tama ditentukan beberapa alternatif kategori respons atau seri item respons (compiling possible scale item) yang mengekspresikan luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negatif untuk direspon oleh responden. Tiap respon dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untuk masing-masing pernyataan (Silalahi, 2009:229). Peneliti membagi item respon tersebut menjadi tiga alternatif.

Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai di respon negatif menuju respon positif, yakni:

a. Skor tidak tahu (negatif) adalah -1 b. Skor kurang tahu (netral) adalah 0


(1)

Nasional Kota Medan di SMK Namira Technology Nusantara Medan adalah positif.

(Jadi,respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan di SMK Namira Technology Nusantara Medan adalah positif karena berada di antara 1 sampai dengan 0.33)


(2)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa respon siswa dalam pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja di Yayasan Fajar Diinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:

1. Dari aspek persepsi,hasil analisis data data dapat diketahui bahwa siswa memiliki persepsi positif tentang program Bina Keluarga Remaja.Dimana melalui kegiatan sosialisasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di SMK Namira Technology Nusantara Medan serasa mudah mengerti dan memahami tentang informasi dan juga proses kegiatan dari Program Bina Keluarga Remaja serta tujuan dan manfaat dari program tersebut.

2. Dari aspek sikap,hasil analisis data dapat diketahui bahwa siswa memiliki sikap yang positif.Siswa SMK Namira Technology Nusantara Medan memberikan penilaian yang baik terhadap pelaksanaan program Bina Keluarga Remaja dan Siswa menerima pelaksanaan program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan.Siswa merasakan dampak langsung yang positif dari bantuan program Bina Keluarga Remaja dalam kehidupan mereka sehari-hari yang dirasakan bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan siswa khususnya dalam bidang keluarga berencana.


(3)

3. Dari aspek partisipasi,hasil analisis data dapat menunjukkan bahwa siswa memiliki partisipasi yang positif.Dilihat dari keterlibatan dan keaktifan siswa terhadap setiap kegiatan pertemuan bulanan yang dilaksanakan dengan ketua kelompok program.Siswa juga aktif dalam memberikan tanggapan atau saran dalam kegiatan pertemuan tersebut dan siswa aktif dalam melaksanakan kewajibannya sebagai peserta dari program Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan,maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kegiatan pertemuan Bulanan yang dilaksanakan dalam program Bina Keluarga Remaja antara siswa dengan Kader Bina Keluarga remaja diharapkan berlangsung secara rutin yakni satu bulan sekali.Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui tentang perkembangan informasi mengenai program Bina Keluarga Remaja.Dan juga agar agar kader Bina Keluarga Remaja dapat mengetahui setiap perkembangan yang dialami siswa dan memberikan solusi ataupun masalah yang tengah dihadapi siswa dalam mengikuti program Bina Keluarga Remaja.

2. Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan diharapkan dapat berjalan lebih baik lagi dalam memberikan pengetahuan yang luas tentang keluarga berencana khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi remaja.


(4)

3. Siswa peserta program Bina Keluarga Remaja di SMK Namira Technology Nusantara Medan diharapkan agar selalu aktif mengikuti kegiatan pertemuan bulanan yang diadakan dan benar melakukan kewajibannya sebagai peserta Program Bina Keluarga Remaja dengan mengaplikasikan ilmunya yang di dapatnya dari program Bina Keluarga Remaja kepada teman dan keluarga yang mempunyai remaja karena secara tidak langsung dengan adanya program ini dapat memutus rantai masalah remaja khususnya Triad KRR dan Kesehatan Reproduksi Remaja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani,Hendrati.2009,Psikologi Pengembangan,Jakarta:PT.Rafika Aditama Agus,Sujanto.1972,Psikologi Perkembangan,Aksara Baru No 50

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,2011,Generasi Berencana Yang Sehat dan Berakhlak Mulya,Bina Ketahanan Remaja

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2010,Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-hak Reproduksi bagi Remaja Indonesia

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2010,Keterampilan hidup (Life Skills) dalam Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2012,Pedoman

Pengelolaan Pusat Informasi Konseling Remaja dan Mahasiswa (PIK RM) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2012,Pedoman

Pengelolaan Bina Keluarga Remaja (BKR)

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2013,Komunikasi Efektif Orangtua dengan Remaja

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.2012,Materi Pegangan Kader dan Pembinaan Keluarga Remaja

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Kota Medan.2009.Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja)

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan.2011,Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja Mohammad Ali,Asrori.2004,Psikologi Remaja

Siagian,Matias.2011,Metode Penelitian Sosial.Medan:Grafindo Monoratama Sarlito W,Sarwono.2009.Pengantar Psikologi Umum


(6)

Sumber Lain

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,KBBI,Balai Pustaka,Jakarta,1990,h,601 Shafique Ali Khon,Filsafat Pendidikan.Al Ghazali,Pustaka

Setia,Bandung,2005,h.62

(Http:www.Bina Keluarga Remaja,html/diakses 28-09-2014 pukul 22:23) (Http://www.go.id/Pengertian Siswa /diakses pada tanggal 18-09-2014 pukul


Dokumen yang terkait

Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

8 93 127

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

13 126 136

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

0 3 13

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

0 4 11

Analisis pola pertanggungjawaban (studi kasus program kampung keluarga berencana di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY)

4 64 98

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan BKKBN.

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon 2.1.1 Pengertian Respon - Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

0 0 9

Respon Siswa Dalam Pelaksanaan Program Bina Keluarga Remaja oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Kota Medan (Studi di Yayasan Fajar Dinul Islam SMK Namira Technology Nusantara Medan)

0 0 13

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

0 1 10