Analisis Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

(1)

Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Analysis Inventories Turnover and Receivables Turnover to Profitability In PT Indofood Sukses Makmur Tbk

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Skripsi Jenjang Studi S1

Program Studi Akuntansi Konsentrasi Keuangan

Disusun Oleh :

NAMA : Ratih Anugraha N NIM : 21107020

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

Inventories turnover and receivables turnover are current asset blink continuously experiencing rolation. Turnover of trade inventories and receivables have an important role for the company through the management of trade inventories and receivable effectively and efficeintly so that the capital needed smaller and can found high levels of profitability. High profitability is more more important than the benefits, because profitability is one measure that the company working efficiently. The study examined the effects of trade inventories and on the receivable profitability of PT Indofood Sukses Makmur Tbk from 2004-2010. The purpose of this research is to know the amount of trade inventories, receivables turnover and profitability PT Indofood Sukses Makmur Tbk year 2004-2010, and to know the effects of trade inventories turnover and receivable turnover of profitability is partially or simultaneously on PT Indofood Sukses Makmur Tbk years from 2004-2010. This research conducted focused on the analysis of the company’s financial statement in 2004-2010 by using multiple regression analysis techniques. instrument used in the form of research documentation of the company’s financial statement. While the indicators used is the velocity of trade inventories and receivable turn as the independent variable and profitability as a dependent variable.These results indicate that the turnover of trade inventories and receivable turnover is partially a significant effect on profitability, turnover simultaneously trade inventories and receivable have a significant effect on profitability.


(3)

Abstrak

Perputaran persediaan dan perputaran piutang merupakan unsur aktiva lancar yang secara kontinyu mengalami perputaran. perputaran persediaan dan perputaran piutang mempunyai peranan yang penting bagi perusahaan melalui pengelolaan perputaran persediaan dan perputaran piutang secara efektif dan efisien sehingga modal yang dibutuhkan semakin kecil dan dapat diperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar, karena profitabilitas merupakan salah satu ukuran bahwa perusahaan bekerja secara efisien. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2004-2010. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya tingkat perputaran persediaan, perputaran piutang dan profitabilitas PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2004-2010, serta untuk mengetahui pengaruh tingkat perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas secara parsial maupun simultan pada PT Indofood Sukses Makmur tahun 2004-2010. Penelitian yang dilakukan ini ditekankan pada analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tahun 2004-2010 dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Instrument penelitian yang digunakan berupa dokumentasi laopran keuangan perusahaan. Sedangkan indikator yang digunakan adalah perputaran persediaan dan perputaran piutang sebagai variable bebas dan profitabilitas sebagai variable terikat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, tingkat perputaran piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.secara simultan perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(4)

Assalamu’alaikumWr. Wb

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu: “ANALISIS PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk”.

Dalam kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, barokah, karunia serta memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah skripsi tersebut.

Untuk kedua orang tuaku Suryana.A Nugraha dan Cicih Juarsih yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang dengan keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan usulan penelitian ini.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun usulan penelitian ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat ibu Lilis


(5)

Puspitawati, SE.,M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan usulan penelitian ini, akhirnya dengan doa, semangat dan ikhtiar penulis mampu melewatinya. tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu/bapak :

1. Dr. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, DRA., S.E.,M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri DewiAnggadini, SE.,M.Si. selaku Ketua Porgram Studi Akuntansi. 4. Ely Suhayati SE., M.Si. Ak selaku Dosen Wali AK-1

5. Surtikanti SE., M.Si dan Wati Aris Astuti SE., M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak membantu penulis dalam sidang dan dalam revisi skripsi. 6. Iyan Andriyana selaku dosen SPSS yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk mengajarkan, membimbing dan menjelaskan mengenai cara pengolahan data statistik sehingga penulis dapat mengolah data sendiri tanpa perlu meminta bantuan bengkel statistic untuk mengolah datanya.

7. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi teh seni dan teh dona makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya.

8. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan..

9. Adikku Dodi yang telah memberikan doa, dorongan, semangat untuk menyelesaikan usulan penelitian ini.


(6)

10. Seluruh keluarga besar-ku Oma, Tante, dan yang lainnya terimakasih atas dukungan dan doanya serta kasih sayang yang begitu tulus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

11. Untuk sahabat-sahabatku di RW_09 Imey, Fey, Ina terimakasih atas dukungan, kebersamaannya baik saat-saat indah maupun saat-saat susah dan bantuannya. Penulis bahagia dan bangga bisa mempunyai sahabat sejati seperti kalian, semoga persahabatan kita ini bisa untuk selamanya (040907). 12. Semua teman-teman kelas Ak-1 terimakasih atas dukungan, kebersamaan

dan bantuannya. Terimaksih kalian sudah banyak membantu penulis dalam kegiatan perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi.

13. Untuk sahabat-sahabatku di The Bear Family PMR, Eka, Ditha, Gina, Rilwanu, Bagus, Iip, Dewi, Fisda, Rahmad dan khususnya untuk indra terimakasih karena sudah repot-repot mengantarkan penulis ke BEJ untuk meminta legalisir surat pengesahan, terimakasih teman-teman terbaik penulis untuk masukan dan semangatnya

14. Untuk sahabat-sahabat penulis di just for fun adi, rendy, galih, retno, teguh, fitri dan isti untuk kebersamaannya dan semangatnya. Untuk yang belum menyusun skripsi, ayo cepat menyusul dan semangat kawan

15. Untuk sahabat penulis selvi, raras, feby, dimas dan teman-teman lain yang sering main kekosan, terimakasih untuk semangat dan kerjasamanya.

16. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan usulan penelitiani ni yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


(7)

Penulis juga menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan kedepannya. Akhir kata, penulis berharap agar usulan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Wassalamua’laikumWr. Wb.

Bandung, Juli 2011 Penulis

Ratih Anugraha N 21107020


(8)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Persediaan merupakan salah satu pos aktiva yang cukup penting karena persediaan merupakan pos aktiva lancar yang cukup besar nilainya. Pada perusahaan dagang, persediaan tersebut merupakan barang dagangan sedangkan pada perusahaan industry persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah (Raw Material), barang dalam proses (work in process) maupun barang jadi (finished good). Kekurangan ataupun kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik. (Pramesti Trianggani :2009)

Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah dan kemudian dijual kepada konsumen. Untuk mempercepat pengembalian kas melalui penjualan maka diperlukan suatu perputaran persediaan yang baik. Pada prinsipnya perputaran persediaan mempermudah atau memperlancar jalannnya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta mendistribusikannnya kepada pelanggan. Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran


(9)

persediaan barang, semakin kecil pula laba yang diperolehnya. Untuk mencapai tingkat. Perputaran persediaan yang tinggi tidak semudah yang dibayangkan, banyak hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam operasi perusahaan itu sendiri. Diantaranya pengolahan persediaan secara teratur dan efisien, meningkatkan kualitas barang, dan memenuhi apa yang menjadi keinginan konsumen. Persediaan harus dikelola dengan baik karena persediaan yang optimal dapat digunakan meningkatkan penjualan, sehingga akan menaikan keuntungan yang diperoleh perusahaan. (Ellys Delfrina Sipangkar : 2009)

Dengan adanya pengelolaan perputaran persediaan yang baik, perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan. Penjualan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai maupun secara kredit. Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Ini berarti perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. Untuk menghasilkan laba yang lebih optimal maka perlu dilakukan perputaran piutang. Perputaran piutang ini harus dikelola dengan baik karena menyangkut dengan laba yang akan diperoleh perusahaan, sehingga disini manajemen harus dilaksanakan agar kebijaksanaan kredit mencapai optimal. Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua.. Piutang termasuk dalam golongan aktiva lancar. Perusahaan pasti memiliki beberapa pelanggan yang tidak sanggup


(10)

membayar atau akan melunasi hutang mereka. Rekening pelangggan seperti itu umumnya disebut piutang tidak tertagih atau piutang ragu-ragu, dan merupakan suatu kerugian atau beban penjualan secara kredit. Ada dua metode untuk mengukur piutang ragu-ragu yaitu metode cadangan dan metode penghapusan langsung. Dalam metode cadangan menyaratkan pengakuan piutang ragu-ragu dalam periode dimana terjadi penjualan, bukan dalam periode terjadi penghapusan sesungguhnya. Metode cadangan ini mencatat kerugian piutang dagang berdasarkan estimasi. Untuk menentukan jumlah cadangan piutang ragu-ragu dapat dipakai dua dasar yaitu persentase penjualan (pendekatan laba-rugi) dan persentase piutang dagang (pendekatan neraca). Sedangkan metode penghapusan langsung, kerugian piutang ragu-ragu tidak diestimasi dan tidak mengunakan rekening cadangan, karena langsung dicatat debet beban penghapusan piutang dan kredit piutang usaha. (Niken Hastuti : 2010)

Kelangsungan hidup (going Corcern) perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain profitabilitas oleh perusahaan itu sendiri. Tujuan yang paling mendasar dari operasi perusahaan adalah memperoleh laba yang optimal. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Alat yang umum digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan. Dalam usaha memperoleh keuntungan yang maksimal perusahaan dihadapkan pada masalah pengelolaan modal kerja. Modal kerja pada perusahan dapat berupa investasi dalam bentuk piutang dan persediaan.


(11)

Brigham (2001:107) mengemukakan bahwa “profitabilitas akan menunjukan kombinasi efek dari likuiditas,manajemen aktiva, dan utang hasil-hasil operasi”. Pentingnya profitabilitas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak dari ketidakmmpuan perusahaan mendapatkan laba yang maksimal untuk mendukung kegiatan operasionalnya.

Ada beberapa ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi profitabilitas suatu perusahaan, antara lain Profit Margin, ROA, ROE, dan lain-lain. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan tingkat pengembalian asset (Return On Assets). Rasio ini mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak (Brigham, 2001 :109). Rasio ini diukur dengan membandingkan antara laba bersih terhadap total aktiva. Semakin tinggi perbandingan laba bersih terhadap total aktiva maka akan semakin baik bagi perusahaan.

Semakin tingginya tingkat perputaran persediaan menyebabkan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga akan memperbesar perputaran piutang yang akan menghasilkan laba, laba operasi dan pada akhirnya juga akan meningkatkan laba bersih. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba bersih mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan.laba perusahaan yang tinggi belum tentu menunjukan profitabilitas yang tinggi, akan tetapi profitabilitas yang tinggi sudah dapat dipastikan bahwa laba yang dihasilkan tinggi. Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting daripada laba karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal sendiri


(12)

dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba dengan demikian tingkat profitabilitas memegang peranan yang penting dan perputaran persediaan yang cepat diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. (Ellys Delfrina Sipangkar : 2009)

Dengan demikian dalam memperoleh piutang dapat ditagih sangat berhubungan dengan profitabilitas perusahaan. Karena profitabilitas perusahaan menunjukkan suatu perbandingan antara laba dan penjualan. Laba atau profit merupakan salah satu tujuan utama berdirinya setiap badan usaha. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going corcern) dan tanggungjawab sosial (corporate social responsibility). Laba yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat dicapai dengan penjualan barang atau jasa. Semakin besar volume penjualan barang dan jasa, maka laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan semakin besar juga

PT indofood Sukses Makmur didirikan di indonesia pada tanggal 14 agustus 1990. Kegiatan usaha indofood dibagi menjadi empat kelompok usaha strategis yaitu: produk konsumen bermerek, bogasari, minyak goreng dan lemak nabati, serta distribusi. Kelompok produk konsumen bermerek terdiri dari divisi mie instan, divisi makanan ringan, divisi nutrisi dan makanan khusus, divisi bumbu penyedap makanan, serta divisi kemasan. Adapun kelompok minyak goreng dan lemak nabati terdiri dari divisi perkebunan, divisi minyak goreng dan margarin, serta divisi komoditi. Pabriknya berlokasi di berbagai tempat di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersil pada tahun 1990.


(13)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai permasalahan pada profitabilitasnya maupun perputaran persediaan. Berdasarkan uraian di atas maka akan dijelaskan pada tabel data berikut ini :

Tabel 1.1

Data Profitabilitas (ROA) dan Perputaran Persediaan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Tahun Tahun Profitabilitas (ROA) (%)

Perputaran Persediaan

2004 Triwulan I 0.74 1.41

Triwulan II 0.74 2.79

Triwulan III 1.73 4.07

Triwulan IV 2.41 5.77

2005 Triwulan I 0.78 1.37

Triwulan II 0.1 2.66

Triwulan III 0.29 4.05

Triwulan IV 0.83 4.44

2006 Triwulan I 1.17 1.49

Triwulan II 1.68 3.16

Triwulan III 3.02 2.19 Triwulan IV 0.38 5.54

2007 Triwulan I 0.96 1.51

Triwulan II 3.59 2.92

Triwulan III 5.57 4.15

Triwulan IV 3.32 5.31

2008 Triwulan I 1.2 1.57

Triwulan II 3.43 2.33

Triwulan III 3.11 3.6 Triwulan IV 2.62 4.72

2009 Triwulan I 0.27 1.09

Triwulan II 1.98 2.19

Triwulan III 3.88 3.49

Triwulan IV 5.14 5.06

2010 Triwulan I 1.52 1.29

Triwulan II 3.35 2.44

Triwulan III 5.24 3.80

Triwulan IV 6.25 4.85


(14)

Berdasarkan pada tabel 1.1 diatas dijelaskan bahwa perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan baik secara kredit maupun tunai maka semakin cepat pula bagi perusahaan memperoleh laba. Jika secara kredit maka akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Setiap tahun periode PT Indofood Sukses Makmur Tbk perputaran persediannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan hal itu akan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitasnya.

Pada tahun 2004 triwulan ke II perputaran persediaan nya mengalami kenaikan yaitu menjadi sebesar 2,79 dari sebelumnya tetapi profitabilitasnya tetap artinya tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan. Pada tahun 2005 triwulan ke II tingkat perputaran persediannya mengalami kenaikan menjadi 2,66 sementara profitabilitasnya mengalami penurunan menjadi 0,1 %. Pada tahun 2006 triwulan ke-III perputaran persediannya mengalami penurunan menjadi sebesar 2,19 dan triwulan ke- IV profitabilitasnya mengalami penurunan menjadi 0,38 % dari sebelumnya sebesar 3,02 %. Pada tahun 2007 triwulan ke IV profitabilitasnya mengalami penurunan menjadi sebesar 3,32 % dan perputaran persediannya mengalami kenaikan menjadi 5,31. Pada tahun 2008 periode triwulan ke-III dan ke IV profitabilitasnya pun mengalami penurunan sebesar 3,11% dan 2,62 %. Sementara perputaran persediannya mengalami kenaikan sebesar 3,60 dan 4,72. Profitabilitas yang menurun ini bisa dikarenakan perputaran piutang yang tidak berjalan dengan baik sehingga


(15)

terjadi piutang tak tertagih yang dapat menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang peranan perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas dengan mengambil judul “Analisis Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis akan membatasi masalah yang akan menjadi pokok penelitian, yaitu:

1. Semakin tinggi perputaran persediaan barang, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan maka lebih sedikit risiko kerugian, jika persediaan itu turun nilainya atau jika terjadi perubahan dalam permintaan maupun perubahan mode . Sebaliknya, semakin jika semakin lambat perputaran persediaan barang, semakin kecil pula laba yang diperolehnya..

2. Semakin tingginya tingkat perputaran persediaan menyebabkan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga akan memperbesar perputaran piutang yang akan menghasilkan laba, laba operasi


(16)

dan pada akhirnya juga akan meningkatkan laba bersih. Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan.

3. Setiap tahun PT Indofood Sukses Makmur Tbk perputaran persediannya mengalami kenaikan yang cukup signifikan hal itu akan berpengaruh terhadap tingkat profitabilitasnya tetapi seperti yang sudah dijabarkan diatas, perputaran persediannya mengalami kenaikan tetapi tingkat profitabilitasnnya mengalami penurunan., hal ini bisa dikarenakan perputaran piutang yang tidak berjalan dengan baik sehingga terjadi piutang tak tertagih yang dapat menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasakan pengidentifikasian masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mencoba untuk menyusun rumusan masalah adalah sebagai berikut

1. Seberapa besar hubungan perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

2. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

3. Seberapa besar pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk


(17)

4. Seberapa besar perputaran persediaan dan perputaran piutang serta pengaruhnya secara simultan terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas serta pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas

2. Untuk mengetahui pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang yang dilakukan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas

3. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan mengenai perputaran persediaan dan perputaran piutang yang dilakukan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial perputaran persediaan dan perputaran piutang yang dilakukan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas


(18)

1.5 Kegunaan penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam mengalokasikan perputaran persediaan dan perputaran piutang dan pengaruhnya terhadap profitabilitas. Sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik.

1.5.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini akan memberikan wawasan pengetahuan tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, baik secara teori maupun secara praktek.

2. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memberikan masukan kepada pihak manajemen dalam rangka perbaikan dan pengembangan dari praktik- praktik yang sudah dianggap memadai


(19)

3. Bagi pihak- pihak yang memerlukan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi yang bermanfaat serta dapat dijadikan judul dalam penyusunan laporan usulan penelitian.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dalam melakukan penelitian ini, penulis membuat rencana jadwal penelitian yang dimulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil penelitian.


(20)

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persediaan

Sebuah perusahaan harus menyimpan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk melakukan hal itu bisa mengakibatkan hilangnya penjualan. Di sisi lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan menambah beban seperti penyimpanan, asuransi dan pajak properti. Persediaan yang berlebihan akan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan dan perubahan pola pembelian pelanggan 2.1.1.1 Pengertian Persediaan

Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannnya kepada para pelanggan atau konsumen.

Pengertian persedian menurut Warren, et al (2005 : 440) adalah sebagai berikut : “Persediaan digunakan untuk mengindikasikan :

1. Barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan

2. Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.”

Selain pengertian persediaan yang dikemukakan di atas, berikut ini ada pengertian persediaan menurut Stice dan skousen (2007 : 654) adalah sebagai berikut :

“Persediaan (persediaan barang dagang) secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun ritel, ketika barang-barang tersebut telah dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Bahan baku (Raw Material), barang dalam proses (Work In Process) dan barang jadi (Finished Goods) untuk dijual ditujukan untuk persediaan di perusahaan manufaktur”


(21)

Persediaan memungkinkan produk-produk dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumen, atau sebaliknya tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi.

2.1.1.2 Tipe-tipe Persediaan

Adapun tipe-tipe persediaan menurut Rangkuti (2004 :3) adalah sebagai berikut : “Tipe persediaan terdiri atas :

a. Persediaan alat-alat kantor (Supplies b. Persediaan bahan baku (Raw Material) c. Persediaan barang dalam proses d. Persediaan barang jadi”.

Adapun penjelasan dari yang di atas adalah sebagai berikut : a. Persediaan alat-alat kantor (Supplies)

Persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Tipe persediaan alat-alat kantor diantaranya adalah : kertas, pensil, tinta, dll

b. Persediaan bahan baku (Raw Material)

Item yang dibeli dari para supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini akan mengalami transformasi atau dikonversi menjadi bahan akhir. Tipe dari bahan baku diantaranya dalah : kayu, papan, dll

c. Persediaan barang dalam proses

Bagian dari produk akhir tapi masih dalam proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk diproses.

d. Persediaan barang jadi


(22)

2.1.1.3 Jenis-jenis Persediaan

Ada beberapa jenis di dalam persediaan, jenis-jenis persediaan menurut Rangkuti (2004 : 7) adalah sebagai berikut :

“jenis-jenis persediaan menurut fungsinya adalah : 1. Batch Stock / Lot Size Inventory

2. Fluctuation Stock 3. Anticipation Stock”

Adapun penjelasan mengenai hal tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Batch Stock / Lot Size Inventory

Persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan saat itu. Keuntungannnya :

a. Potongan harga pada pembelian b. Efisiensi produksi

c. Penghematan biaya angkutan 2. Fluctuation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan

3. Anticipation Stock

Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat.

2.1.1.4 Metode-metode Penilaian Persediaan

Setelah dijelaskan tipe-tipe dan jenis-jenis persediaan maka akan dijelaskan metode-metode penilaian persediaan menurut Stice, et al (2004 : 667) yaitu :


(23)

“Metode-metode penilaian persediaan yang paling umum adalah : a. Idendtifikasi khusus (Spesific identification)

b. Biaya rata-rata (Average Weight)

c. Metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO) d. Metode masuk akhir, keluar pertama (LIFO)” Berikut penjelasan mengenai hal tersebut :

a. Idendtifikasi khusus (Spesific identification)

Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasikan biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang. Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi. Namun ketika persediaan terdiri dari berbagai unsur atau unsur-unsur identik yang dibeli pada saat berlainan dengan harga yang berbeda, maka idntifikasi khusus akan menjadi lamban, membebani dan memakan biaya.

b. Biaya rata-rata (Average Weight)

Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. Metode biaya rata-rata biaya dapat dianggap sebagai metode realistis dan paralel dengan arus fisik barang, khususnya ketika ada pencampuran dari unit persediaan yang identik. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan metode biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsure serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Tetapi keterbatasan dari metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara


(24)

signifikan terhadap harga dalam periode dimana terdapat kenaikan atau penurunan haga yang cepat.

c. Metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO)

Metode FIFO didasari asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan model identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik barang dari barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, dalam FIFO, unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode (end of period replacement cost).

d. Metode masuk akhir, keluar pertama (LIFO)

Metode LIFO didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling terkahir barulah yang terjual. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka. Harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini.

Selain metode penilaian persediaan diatas, ada metode penilaian persediaan yang lainnya menurut Waren et al (2005 : 456) yaitu :

1. “Penilaian pada mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar 2. Penilaian pada nilai realisasi bersih”

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Penilaian pada mana yang lebih rendah antara harga pokok atau harga pasar

Metode ini digunakan untuk menilai persediaan. Harga pasar yang digunakan adalah LCM (Lower cost or market method) adalah biaya untuk mengganti barang dagang pada


(25)

tanggal persediaan. Nilai pasar ini didasarkan pada jumlah yang biasanya dibeli dari sumber pemasok yang biasa. Dalam menerapkan metode LCM, biaya dan biaya penggantian dapat ditentukan dengan salah satu dari tiga cara berikut. Biaya dan biaya penggantian (Replacement cost) dapat ditentukan untuk :

a. Setiap jenis barang dalam persediaan b. Kelas atau kategori utama persediaan c. Persediaan secara keseluruhan 2. Penilaian pada nilai realisasi bersih

Barang dagang yang telah using, rusak, cacat atau hanya yang bisa dijual dengan harga dibawah harga pokok harus diturunkan nilainya. Barang dagang semacam ini harus dinilai dengan nilai realisasi bersih. Nilai realisasi bersih (Net realizable) adalah estimasi harga jual dikurangi biaya pelepasan langsung, seperti komisi penjualan.

2.1.1.5 Sistem Pencatatan Persediaan

Sistem pencatatan persediaan menurut Horngren et al (2003 : 453-456) adalah sebagai berikut :

“jenis usaha yang berbeda memiliki kebutuhan informasi persediaan yang berbeda pula ada dua system pencatatan persediaan yaitu :

1. Sistem persediaan perpetual 2. Sistem persediaan periodik” Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Sistem persediaan perpetual

Dalam sistem perpetual, perusahaan akan mencatat setiap mutasi yang terjadi pada persediaan barangnya. Jadi akun persediaan akan selalu menunjukan nilai persediaan pada setiap saat. Pencatatan secara perpetual berguna untuk menyediakan laporan bulanan, kuartalan ataupun laporan interim , dimana perusahaan dapat langsung menentukan jumlah dan harga pokok persediaan yang dimilikinya tanpa harus


(26)

menghitung persediaan fisik terlebih dahulu. Sistem persediaan perpetual juga memberikan tingkat pengendalian terhadap persediaan yang lebih akurat dibandingkan sistem periodik karena informasi mengenai persediaan dalam sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan persediaan saat ini.

2. Sistem persediaan periodik

Dalam sistem periodik, perusahaan tidak selalu mencatat mutasi yang terjadi pada persediaan yang dimilikinya. Akibatnya pada akhir periode perusahaan harus melakukan perhitungan secara fisik untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimiliki pada saat itu. Jumlah persediaan tersebut akan dikalikan dengan unit biaya untuk mendapatkan harga pokok persediaan pada akhir periode. Angka inilah yang akan masuk ke dalam neraca. Angka ini juga digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan. Sistem periodik disebut juga sistem fisik, Karena sistem ini tergantung pada hasil perhitungan persediaan secara fisik pada setiap akhir periode. Sistem ini biasanya digunakan untuk mencatat persediaan yang nilainya tidak tinggi, karena dari segi biaya mungkin tidak begitu menguntungkan untuk mempunyai catatan untuk setiap mutasi dari barang yang rendah nilainya.

Metode-metode yang dapat digunakan dalam mengestimasi persediaan menurut Warren et al (2005 : 4590) adalah :

“Perusahaan mungkin perlu mengetahui jumlah persediaan apabila pencatatan persediaan perpetual tidak dilakukan dan tidak praktis. Perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik mungkin perlu membuat laporan laba rugi bulanan, tetapi melakukan perhitungan fisik persediaan setiap bulan mungkin tidak ekonomis. Biaya persediaan dapat diestimasi dengan menggunakan dua cara yaitu dengan metode eceran dan dengan metode laba kotor “.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Metode Eceran

Metode persediaan eceran mengestimasikan biaya persediaan berdasarkan hubungan harga pokok barang dagang yang tersedia untuk dijual dengan harga eceran dari barang


(27)

dagang yang sama. Untuk menggunajkan metode ini harga eceran dari semua barang dagang harus ditetapkan dan ditotalkan. Berikutnya, persediaan eceran ditentukan dengan mengurangi penjualan selama periode berjalan dari harga eceran barang yang tersedia untuk dijual selama periode bersangkutan. Estimasi biaya persediaan kemudian dihitung dengan mengalikan persediaan eceran dengan rasio biaya terhadap harga jual (eceran) barang dagang yang tersedia untuk dijual.

2. Metode Laba kotor

Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestimasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimasikan dari tingkat actual dari tahun sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi dalam harga pokok dan harga jual selama periode berjalan. Dengan menggunakan tingkat laba kotor , jumlah penjualan untuk suatu periode dapat dibagi ke dalam dua komponen yaitu :

a. Laba kotor

b. Harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan dapat dikurangkan dari harga pokok barang yang tersedia untuk dijual guna mendapatkan estimasi harga pokok persediaan.

Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha berasal dari persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan tersebut merupakan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan industri persediaan tersebut dapat berupa bahan mentah (Raw material), barang dalam prose (Work in process) dan barang jadi (Finished goods). Kekurangan ataupun kelebihan persediaan merupakan gejala yang kurang baik. Kekurangan dapat mengakibatkan larinya pelanggan, sedangkan kelebihan persediaan dapat berakibat pemborosan atau tidak efisisen. Oleh karena itu manajemen persediaan berusaha agar jumlah persediaan yang ada dapat menjamin kelancaran


(28)

proses produksi. Dengan kata lain, total cost yang berhubungan dengan persediaan dapat diminimalkan. Perhitungan total cost persediaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk biaya dari persediaan.

Para pemilikdan manajer berusaha keras untuk membuat persediaan barang-barangnya secepat mungkin karena barang-barang yang tidak terjual akan mengurangi laba. Makin cepat penjualan yang terjadi maka makin tinggi labanya yang berarti perusahaan mendapat mendapat tambahan aliran kas. Makin lambat penjualannnya, maka makin rendah labanya. Idealnya suatu usaha dapat beroperasi tanpa adanya simpanan persediaan. Walaupun demikian, kebanyakan perusahaan harus mempunyai persediaan barang untuk pelanggannya. Pada pedagang yang berhasil akan membeli dengan hati-hati untuk tetap menjaga perputaran barang yang diusahakannnya tetap dalam tempo yang cepat.

2.1.2 Perputaran Persediaan

Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah dan kemudian dijual kepada konsumen. Untuk mempercepat pengembalian kas melalui penjualan maka diperlukan suatu perputaran persediaan yang baik. Pada prinsipnya perputaran persediaan mempermudah atau memperlancar jalannnya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta mendistribusikannnya kepada pelanggan. Besarnya hasil perhitungan perputaran persediaan menunjukan tingkat kecepatan perputaran persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Tingkat perputaran persediaan menunjukan berapa kali persediaan tersebut ganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin rendah

Definisi perputaran persediaan menurut Warren et al (2005 : 462) adalah sebagai berikut :


(29)

“Perputaran persediaan (inventory turnover) adalah suatu alat untuk mengukur hubungan antara volume barang dagang yang dijual dengan jumlah persediaan yang dimiliki selama periode berjalan. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan Persediaan rata-rata

Sumber : Waren (2005:462)

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan angka-angka mingguan, bulanan, ataupun tahunan. Untuk menyederhanakannnya kita menentukan persediaan rata-rata dengan membagi jumlah persediaan pada akhir dan awal tahun dengan dua. Selama jumlah persediaan yang dimiliki sepanjang tahun stabil , rata-rata ini akan cukup akurat bagi analisis peneliti. Untuk mencapai tingkat perputaran tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat dan semakin tinggi tingkat perputaran akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

2.1.3 Piutang

Piutang terjadi kerena adanya penjualan secara kredit. Banyak perusahaan yang menjual barang dagang atau jasa mereka secara kredit karena penjualansecara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan. Dengan penjualan secara kredit meningkat maka piutang pun meningkat dan diharapkan laba juga meningkat.

2.1.3.1 Pengertian Piutang

Pengertian piutang menurut Enny pudjiastuti (2004;117)adalah sebagai berikut : “Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksisecara kredit”.

Selain pengertian piutang menurut Enny Pudjiastuti yang telah dinyatakan diatas, berikut ini pengertian dari ahli lain yaitu menurut Soemarso (2005:338) adalah :


(30)

“Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudianatas penjualan barang atau jasa yang dilakukan”.

Berdasarkan pdefinisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa piutang adalah proses penjualan barang hasil produksisecara kredit dan memberikan

kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan dalambentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudianatas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.

2.1.3.2 Klasifikasi Piutang

Banyak perusahan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Dengan adanya penjualan kredit maka akan timbul piutang.

Piutang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, berikut ini menurut Michell Suharli (2006:202) mengenai pengklasifikasian piutang yaitu :

“piutang dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Piutang Dagang (trade receivable) 2. Piutang Lain (other receivable) 3. Piutang Wesel (notes receivable)”

Adapun penjelasan dari uraian diatas adalah sebagai berikut :

Piutang dagang yaitu jumlah piutang dari pelanggan yang terjadi karena

transaksi penjualan barang dan jasa

Piutang wesel yaitu surat pernyataan berhutang atau janji pelunasan secara tertulis Piutang lainnya yaitu meliputi piutang yang berasal bukan dari perdagangan.

Selanjutnya ketiga jenis receivable tersebut dikelompokan lagi menjadi piutang afiliasi atau tidak afiliasi. Piutang afiliasi artinya piutang dari perorangan atau organisasi yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Sedangkan piutang tak terafiliasi artinya piutang dari perorangan atau entitas bisnis yang bukan pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan, yang kita sebut pihak ketiga.


(31)

2.1.3.3 Metode Penghapusan Piutang

Penyisihan piutang tak tertagih merupakan pembebanan kemungkinan rugi karena tidak tertagihnya piutang. Jumlah yang tercantum di dalamnya merupakan suatu taksiran. Dari cara perhitungan yang telah dibicarakan terlihat bahwa nama nama pelanggan tidak dapat diidentifikasi, maka penyisihan piutang tak tertagih dicatat dalam akun terpisah. Dengan cara ini rincian piutang menurut nama debitur berdasarkan jumlah brutonya masih dapat dibuat. Adakalanya telah dapat dipastikan bahwa piutang kepada seseorang pelanggan tertentu tidak akan dapat ditagih. Misalnya karena pelanggan yang bersangkutan telah dinyatakan pailit, bangkrut atau lari ke luar negeri. Terhadap piutang yang demikian, harus dihapuskan. Penghapusan piutang berbeda dengan penyisihan piutang tak tertagih. Dalam penghapusan piutang, saldo piutang kepada pelanggan tertentu dikeluarkan dari catatan perusahaan. Dengan penghapusan piutang tersebut, nama dan saldo piutang pelanggan yang bersangkutan tidak akan muncul lagi dalamrincian piutang. Piutang dagang harus dilaporkan sebesar nilai realisasi bersihnya,yaitu : piutang usaha dikurangi piutang yang tak tertagih.

Metode pencatatan transaksi terhadap piutang tak tertagih menurut Michell Suharli (2006:205) adalah sebagai berikut :

“ pencatatan transaksi terhadap piutang tak tertagih memiliki duapilihan metode yaitu :

1. “Metode Langsung (direct method) 2. Metode Penyisihan (allowance methode)”

Adapun penjelasan dari uraian diatas adalah sebagai berikut : 1. Metode Langsung

Metode langsung mengakui beban piutang tak tertagih pada saat terjadinya, sehingga mungkin saja jumlah besar piutang tak tertagih menyebabkan penurunan laba bersih yang sinifikan pada saat periode tertentu. Menurut metode penghapusan langsung, ketika keterangan laporan dianggap tidak tertagih, kerugian dijurnal ke akun “bad debt expense” atau “uncollectible expense”. Perusahaan memilih metode ini karena


(32)

menggambarkan benar kapan piutang benar-benar tidak dapat tertagih. Namun kerugiannya, laporan laba/rugi bersih menjadi terganggu apabila jumlah beban tak tertagih dilaporkan dalam mjumlah besar. Gangguan atas laporan laba/rugi bersih tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pengguna. Guna menyiasati agar laporan laba/rugi tidak terganggu, beberapa perusahaan mencadangkan piutang tak tertagih meskipun belum benar-benar tidak tertagih sebagaimana dinyatakan dalam metode penyisihan.

2. Metode Penyisihan

Metode penyisihan mengakui beban penyisihan piutang tak tertagih setiap akhir periode agar tidak mengganggu laba bersih secara signifikan. Metode penyisihan menuntut perusahaan menghitung jumlah kemungkinan piutang tak tertagih pada setiap akhir periode. Hal ini menyediakan laporan piutang yang seolah menjamin berapa kas yang dapat diterima dari piutang yang dilaporkan. Metode penyisihan memiliki 3 hal yang harus diperhatikan:

1. Piutang tak tertagih adalah perkiraan. Perkiraan ini dianggap sebagai beban dikaitkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama ketika penjualan tersebut terjadi sesuai prinsip perbandingan.

2. Perkiraan piutang tak tertagih mendebet “account expense” dan mengkredit “allowance for doubtful account” . jurnal ini menjadi ayat jurnal penyesuaian dalam akhir setiap periode dan akun “allowance for doubtful account” dilaporkan di laporan neraca menjadi kontra akun dari akun “account receivable”. Dengan demikian saldo normal perkiraan “allowance for doubtful account” adalah kredit. 3. Ketika piutang yang spesifik dihapuskan karena tak tertagih, akuntan mendebet

allowance for doubtful account” dan mengkredit “accountsreceivable” sejumlah piutang yang tidak tertagih


(33)

2.1.3.4 Jumlah Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Pelaporan piutang harus sejumlah realisasi bersihnya (net realizable) artinya nilai piutang yang diestimasikan dapat tertagih. Nilai realisasi piutang disebut juga piutang bersih yaitu saldo piutang dagang dikurangi dengan penyisishan piutang ragu-ragu (allowance for bad debtful account).

Dasar-dasar dalam menetapkan jumlah piutang ragu-ragu menurut Michell Suhardi (2006:208) adalah sebagai berikut :

“Terdapat tiga dasar penetapan jumlah piutang ragu-ragu yaitu: 1. Presentase piutang (pendekatan neraca)

2. Presentase penjualan (pendekatan laba/rugi) 3. Analisa umur piutang (aging schedule analysis)” Adapun penjelasan dari uraian diatas adalah sebagai berikut :  Presentase Piutang

Apabila jumlah penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pendekatan pendekatan neraca maka kalkulasi dilakukan dengan presentase saldo piutang dagang pada neraca saldo yang belum disesuaikan (anadjusted trial balance). Penentuan presentase piutang dapat ditetapkan dari piutang kotor atau piutang bersih.menentukan presentase kemungkinan tak tertagih berdasarkan pengalaman sebelumnya, dasar pemikiran pendekatan neraca adalah menekankan risiko dari piutang, semakin besar jumlah piutang maka risiko tidak tertagih semakin besar secara proporsional. Sebagai hasil allowance for bad debtful account akan menunjukan risiko dari saldo piutang yang dilaporkan. Ketika jurnal penyesuaian dibuat, jumlah yang ada di penyisishan piutang tak tertagih merupakan saldo awal yang perlu diselisihkan.

 Presentase Penjualan

Apabila jumlah penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pendekatan

laba/rugi maka kalkulasi dilakukan dengan presentase saldo penjualan pada neraca saldo yang belum disesuaikan (anadjusted trial balance). Penentuan persentase penjualan


(34)

dapat ditetapkan dari penjualan kotor atau penjualan bersih. Berbeda dengan kalkulasi pendekatan neraca yang menghasilkan jumlah “allowance for bad debtful account”, kalkulasi pendekatan laba/rugi menghasilkan jumlah “doubtfull account expense” . dengan demikian hasil perhitungan dengan pendekatan laba/rugi tidak perlu diselisihkan dengan jumlah “allowance for bad debtful account”yang sudah ada di neraca.

 Analisa Umur Piutang

Risiko tidak tertagih pada piutang yang sudah lewat jatuh tempo tentu lebih besar daripada yang belum jatuh tempo. Lebih lanjut, piutang yang telah lewat jatuh tempo lebih lama memiliki risiko tak tertagih lebih tinggi dibandingkan dengan yang telah jatuh tempo lebih sebentar. Oleh karena itu perusahaan menyusun daftar umur piutang masing-masing pelanggan.

2.1.4Perputaran Piutang

2.1.4.1 Pengertian Perputaran Piutang

Untuk mendukung misi perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan penjualan kredit yang secara tidak langsung dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Dari penjualan kredit tersebut dapat menimbulkan adanya piutang. Semakin besar proporsi dan jumlah kredit, semakin besar pula piutang yang dimiliki oleh perusahaan, apabila hal-hal lain tetap. Meskipun piutang bisa terbentuk tidak dengan penjualan kredit, misalnya seperti para karyawan yang mengajukan permohonan pinjaman kepada perusahaan, perusahaan lain meminjam uang kepada perusahaan tersebut tanpa ada hubungannya dengan transaksi penjualan.

Piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, kadang-kadang seluruh piutang usaha digolongkan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam


(35)

kasus demikian jumlah piutang usaha yang jangka waktu penagihannya lebih satu tahun atau siklus usaha normal harus diungkapkan dalam catatan atau laporan keuangan. Dari pengertian di atas, maka piutang adalah hak perusahaan untuk menuntut pihak lain sehubungan dengan adanya penjulan barang atau jasa secara kredit, dan pihak lain harus memenuhi kewajiban untuk membayar.

Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas.

Perhitungan perputaran piutang menurut Bambang riyanto (2008:90) adalah sebagai berikut :

”Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata–rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. Perputaran piutang dihitung dengan rumus :

Perputaran Piutang = Piutang usaha Piutang rata rata

(Sumber : Bambang Riyanto 2008:90)

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang tergantung padapanjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Disisi lain, syarat pembayaran kredit juga akan mempengaruhi tingkat perputaran piutang, di mana tingkat perputaran piutang menggambarkanberapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu tahun. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakansecara efisien. Perputaran piutang juga dapat dihitung dengan rumus sebagaiberikut :

Perputaran Piutang = Penjualan Rata-rata piutang


(36)

Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :

Rata-rata piutang = Piutang awal + Piutang Piutang Akhir

(Sumber : Syamsuddin 2004:49)

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud perputaran piutang adalah rasio antara penjualan kredit yang menghasilkan piutang usaha bagi perusahaan dan rata rata piutang.

2.1.4.2 Pentingnya Perputaran Piutang

Piutang merupakan salah satu elemen dari modal kerja perusahaan, dimana seperti halnya aktiva-aktiva lancar yang lain selalu dalam keadaan berputar secara terus untuk setiap periode selama berlangsungnya operasi perusahaan dan mempunyai kaitan yang erat satu sama lainnya. Keterkaitan yang erat ini mengandung maksud bahwa apabila perusahaan mempunyai jumlah piutang yang terlalu besar sebagai akibat dari kebijaksanaan kredit yang terlalu lunak, terutama dalam menetapkan periode kreditnya, maka akan memperlambat perputaran kas. Perputaran piutang adalah suatu proses dari pelaksanaan kerangka kerja yang menyangkut penetapan kebijakan kredit, pelaksana kredit dan pengumpulan piutang melalui sistim dan prosedur yang tepat, guna mendukung pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Pada kebanyakan perusahaan, dimana perputaran piutang merupakan fungsi keuangan yang sangat penting dan memerlukan analisis yang seksama, karena hal ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan tingkat likuiditas perusahaan dalam hubungannya dengan dana yang tertanam dalam aktiva lancar. Jadi perputaran yang lebih baik ini adalah merupakan perwujudan dari kebijaksanaan pihak perusahaan dalam hal mengatur dan mengelola piutangnya. Dengan adanya pengelolaan piutang yang baik akan dapat menjamin lancarnya penerimaan tagihan piutang dan memperkecil risiko tidak tertagihnya piutang terseut, sehingga manajemen perusahaan akan mampu untuk menjamin penggunaan dananya secara


(37)

efisien dan dapat menghindari kondisi keuangan yang membahayakan perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perputaran piutang termasuk factor yang harus diperhatikan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan.

2.1.5 Profitabilitas

2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas

Pengertian laba atau profit merupakan indikasi kesuksesan suatu badan usaha. Oleh karena itu memperoleh laba adalah tujuan utama dari setiap badanusaha dalam hal ini adalah perusahaan.

Pengertian profitabilitas menurut Munawir (2003; 64), adalah sebagai berikut :

“Merupakan rasio keberhasilan suatu perusahaan dalam menggunakan kekayaan secara produktif, sehingga menghasilkan keuntungan atau labayang memuaskan.” Sedangkan tujuan dari rasio profitabilitas menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004; 72) adalah sebagai berikut :

“Rasio profitabilitas dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (atau sekelompok aktiva perusahaan) yang ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan.”

Pada dasarnya tujuan utama suatu perusahaan adalah menghasilkan laba yangoptimal dari penggunaan aktiva (kekayaan) suatu perusahaan, dimana dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan suatu perusahaan sehingga dapat menghasilkan laba. Laba dapat menjamin eksistensi perusahaan baik dalam operasi maupun dalam kemampuan untuk memberikan deviden yang memuaskankepada para pemegang sahamnya.


(38)

2.1.5.2 Analisis Rasio Profitabilitas

Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio profitabilitas yang umum digunakan menurut Agnes Sawir (2005; 18) adalah sebagai berikut :

“1. Gross Profit Margin (GPM) 2. Net Profit Margin (NPM) 3. Return on Assets (ROA) 4. Return on Equity (ROE).”

Adapun penjelasan dari analisis rasio profitabilitas yang umum digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Gross Profit Margin

Rasio ini mengukur efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Secara matematis rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Gross Profit Margin = Sales-COGS Sales

(Sumber : Agnes Sawir 2005: 18) 2. Net Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan net income (laba bersih) dari kegiatan operasi pokok bagi perusahaan yang bersangkutan. Secara matematis Net Profit Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Net Profit Margin = Net Income Operating Income


(39)

3. Return on Assets

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar Return on Assets (ROA) suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Secara matematis Return on Assets (ROA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Return On Total Assets = Net Income Total Assets

(Sumber : Agnes Sawir 2005: 18)

4. Return on Equity (ROE)

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (Net Worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. Return on Equity (ROE) menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha. Secara matematis Return on Equity (ROE) dapat diukur dengan menggunakan rumus :

Return On Equity = Net Income Net Worth

(Sumber : Agnes Sawir 2005: 18)

2.1.5.3 Return on Assets (ROA)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabilitas Return on Assets (ROA). Hal ini dikarenakan yang menjadi bahan penelitian yaitu persediaan dan piutang yang merupakan bagian dari aktiva. Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan manajemen


(40)

dalam menghasilkan income atau pendapatan dari pengelolaan aset perusahaan. Selain itu rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan suatu perusahaan dalammenghasilkan laba dari seluruh assets yang dimilik perusahaan.

Kegunaan Return On Assets (ROA) menurut DwiPrastowo dan Rifka Juliaty (2005; 91), adalah sebagai berikut :

“Mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya

untuk memperoleh laba, kemudian rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kembalian investasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.”

Sedangkan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004; 74), menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) adalah :

“Rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa dipoles dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba bersih dan total aktiva (total assets) perusahaan.”

Return on Assets (ROA) didasarkan pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh para pemegang saham dan kreditor, maka rasio ini-pun harus dapat memberikan ukuran produktivitas aktiva dalam pengembalian kepada para penanam modal tersebut. Oleh karena itu rasio Return on Assets (ROA) sering disamakan dengan rasio Return on Investment atau ROI (Agnes Sawir, 2000; 20).

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio Return on Assets (ROA) dihitung dengan menggunakan rumus :

Return On Total Assets = Net Income Total Assets


(41)

Keterangan :

Net Income = Laba Bersih Total Assets = Total Aktiva

Rasio Return on Assets (ROA) merupakan indikator keberhasilan perusahaan atas pengelolaan kekayaan (aset) yang dimilik perusahaan, sehingga dengan meningkatnya rasio return on assets (ROA) mencerminkan kinerja perusahaan baik dalam mengelola kekayaan yang dimilikinya, sehingga dapat menghasilkan keuntungan atau laba

2.2 Hubungan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas

Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup penting karena kebanyakan modal usaha berasal dari persediaan Persediaan seringkali merupakan bagian aktiva lancar yang cukup besar. Persediaan merupakan investasi yang dibuat untuk tujuan memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan. Untuk mempercepat pengembalian kas melalui penjualan maka diperlukan suatu perputaran persediaan yang baik. Sebaliknya, perputaran persediaan yang kurang baik sehingga persediaannya akan menumpuk, perusahaan akan dihadapkan pada biaya penyimpanan, asuransi dan pajak property yang cukup besar.(Waren, et al . 2005-452) Hal itu berarti perusahaan harus menambah alokasi dana untuk biaya-biaya yang telah disebutkan itu.

Hubungan perputaran persediaan terhadap profitabilitas menurut Horngren et al (2003 :250) adalah sebagai berikut :

“perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat profitabilitasnya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut”.

Hal ini juga menunjukan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan tersebut. Hal itu dapat berarti laba yang didapat oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan


(42)

minimalisasi biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian asset (Return on asset) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukan kondisi yang baik.

2.3 Hubungan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas

Perusahaan dapat menjual produknya dengan dua cara yaitu dapat dilakukan secara tunai dan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Dari penjualan secara tunai maka perusahaan akan mendapatkan pendapatan secara cepat, sedangkan penjualan yang dilakukan secara kredit tersebut akan menimbulkan piutang. Piutangadalah merupakan kebiasaan bagi perusaan untuk memberikan kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggarankelonggaran yang diberikan , biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan. Penjualan dengan syarat demikian disebut penjualan kredit. Penjualan kredit tersebut maka terjadilah piutang. Ini berarti perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayarandalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa dia berpiutang. Oleh karena adanya manfaat (dalam bentuk diterimanya uang tunai, aktiva lain atau jasa) yang diharapkan dapat diperoleh di masa datang, maka piutang dianggap sebagai aktiva.

Adapun teori penghubung mengenai hubungan perputaran piutang terhadap profitabilitas menurut Bambang Riyanto (2008:85) sebagai berikut :

“Makin besarnya jumlah perputaran piutang berarti semakin besar resiko,tetapi bersamaan dengan itu juga akan memperbesar profitabilitas.”


(43)

Selain itu ada pendapat lain dari para ahli mengenai hubungan perputaran piutang terhadap profitabilita yang dikemukakan oleh Jhon J. wild (2005:261), diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap adalah sebagai berikut :

“Penilaian kualitas laba (profitabilitas) sering kali dipengaruhi olehanalisis piutang dan kolektibilitasnya”

Piutang merupakan aktiva lancar, dimana dalam menentukan jumlah atautingkat aktiva lancar pihak manejemen harus mempertimbangkan keuntungan dan kelebihan antara profitabilitas dan risiko. Oleh karena itu jika sebuah perusahaan dapat mengelola aktiva lancarnya dengan lebih efisien sehingga beroperasi dengan investasi yang lebih kecil pada modal kerja, maka hal ini akan meningkatkan profitabilitas. Dimana dengan adanya piutang maka perusahaan akan menerima kas pada masa datang. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa piutang dapat memperbesar tingkat profitabilitas (return on assets) namun rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas itu disebutperputaran piutang. Jadi perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas

(return on assets).

2.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.4.1 Kerangka Pemikiran

Persediaan merupakan investasi aktiva yang dibuat untuk tujuan memperoleh pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan. Perputaran persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan dirubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka semakin cepat pula bagi perusahaan memperoleh laba. Semakin tinggi laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Keadaan perputaran persediaan yang tinggi menunjukan bahwa semakin efisien dan efektif


(44)

perusahaan mengelola persediaannya.(Warren, et al. 2005 : 462) Hal ini juga menunjukan volume penjualan yang tinggi pada perusahaan tersebut. Hal itu dapat berarti laba yang didapat oleh perusahaan semakin besar dengan mengasumsikan minimalisasi biaya-biaya yang terjadi. Besarnya laba yang diperoleh perusahan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian asset (Return on asset) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukan kondisi yang baik.

Dari persediaan tersebut maka akan dilakukan proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang mana nantinya akan dikembalikan dalam bentuk penjualan. Penjualan yang dilakukan dalam perusahaan terdapat dua cara yaitu secara tunai dan secara kredit. Dari penjualan secara kredit maka akan menghasilkan suatu piutang , jika perputaran piutangnya dilakukan dengan baik maka akan meningkatkan profitabilitas.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu Pramesti Trianggani (2009) yang menggunakan piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada CV Ciptatama tahun 2005-2007 menyatakan bahwa perputaran persediaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Piutang yang diberikan kepada pelanggan tentunya harus bisa memberikan manfaat bagi perusahaan. Untuk itu perlu diketahui efisiensi piutang, untuk mengukur efisiensi piutang bisa menggunakan dengan perhitungan tingkat perputaran piutang atau rata-rata terkumpulnya piutang. Semakin efisien piutang tersebut berarti semakin tinggi tingkat perputarannya dan dengan semakin tingginya tingkat perputaran piutang maka tingkat profitabilitasnya juga akan meningkat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dra Yuniep Mujati Suaidah, Msi (2009) dengan judul pengaruh utang jangka pendek dan perputaran piutang terhadap profitabilitas perusahaan (Studi pada PT Kalbe Farma Tbk tahun 2002-2008) menyatakan


(45)

bahwa perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas dan secara simultan juga perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.


(46)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Investasi

Aktiva

Persediaan

Rata-rata Persediaan

Proses Produksi

Barang Produksi

Penjualan

Tunai Kredit

Rata-rata Piutang Piutang

Perputaran Piutang HPP

Biaya-biaya

Laba / Rugi Bersih

Profitabilitas Perputaran

Persediaan


(47)

2.4.2 Hipotesis

a). Hipotesis Penelitian

H1. Perputaran persediaan berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

H2. Perputaran piutang berpengarh positif secara parsial terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

H3. Perputaran persediaan dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.

Tabel 2.1 Jurnal Penelitian lain

Judul Penelitian Peneliti Hasil Penelitian Sumber

Pengaruh piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada CV Ciptatama tahun 2005-2007

Pramesti Trianggani (2009)

 Tingkat perputaran persediaan secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas  Jurnal Penelitian

Analisis pengaruh utang jangka pendek dan perputaran piutang terhadap profitabilitas

perusahaan (Studi pada PT Kalbe Farma Tbk Tahun 2002-2008)

Dra Yuniep Mujati Suaidah, Msi (2009)

 Tingkat perputaran piutang secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas  Jurnal Penelitian


(48)

41

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban maupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan, perputaran piutang dan profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulan tahun 2004-2010.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan metode penelitian sebagai berikut:


(49)

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis.”

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada kegiatan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2010:29) adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah ke satu dan dua. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lajut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) metode verifikatif adalah sebagai berikut:

“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 (perputaran persediaan) X2 (perputaran piutang) terhadap Y (profitabilitas).


(50)

Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat

Menurut Sugiyono (2010:13) dapat disimpulkan proses penelitian kuantitatif meliputi:

1. “Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan”

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua variabel bebas secara bersamaan dengan satu variabel tergantung. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian Perputaran

Persediaan (X1)

Perputaran Piutang (X2)

Profitabilitas (Y)


(51)

Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah yang diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di perusahaan, seperti peranan

analisis pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Berikut rumusan masalah:

1. Seberapa besar hubungan perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

2. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

3 . Seberapa besar pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk


(52)

4. Seberapa besar perputaran persediaan dan perputaran piutang serta pengaruhnya secara simultan terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berpikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah “Analisis perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas”.

5. Metode penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu:


(53)

1. Seberapa besar hubungan perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2. Seberapa besar pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas

secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

3. Seberapa besar perputaran piutang terhadap profitabilitas secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

4. Seberapa besar perputaran persediaan dan perputaran piutang serta pengaruhnya secara simultan terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk

6. Menyusun instrumen penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk laporan keuangan yang menunjukan mengenai laporan perputaran persediaan dan perpuataran piutang terhadap profitabilitas. Analisis Korelasi untuk meneliti erat tidaknya pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas, koefisien determinasi untuk menilai besarnya pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas, dan thitung untuk menguji tingkat signifikanSelanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai :

a. Meneliti dan menganalisis laporan keuangan mengenai perputaran persediaan yang mencakup mengenai harga pokok penjualan dan rata-rata persediaan.


(54)

b. Meneliti dan menganalisis laporan keuangan yang mencakup laporan mengenai perputaran piutang yang mencakup mengenai penjualan dan rata-rata piutang.

c. Meneliti dan menganalisis laporan keuangan mengenai laba bersih setelah pajak dan jumlah aktiva.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Desain penelitian yang lebih sederhana akan dijelakan dalam table dibawah ini

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan

Penelitian

Desain Penelitian Jenis

Penelitian

Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon T – 1 Deskriptif Deskriptif PT Indofood

Sukses Makmur Tbk

Time Series

T – 2 Deskripif Deskriptif PT Indofood

Sukses Makmur Tbk

Time Series

T – 3 Verifikatif Explanatory PT Indofood Sukses

Makmur Tbk

Time Series


(1)

Gambar 4.7

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Secara Simultan

Hasil dari pengolahan data baik secara manual maupun secara komputerisasi menghasilkan pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (Perputaran Persediaan) dan X2 (Perputaran Piutang) terhadap Y (

Profitabilitas (ROA). Jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan dan perputaran piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (ROA).


(2)

114

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian dan pembahasan mengenai Analisis Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT Indofood Sukses MakmurTbk, maka penulis dalam bab ini akan menarik suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis kemukakan dalam bab sebelumnya.

1) Hubungan perputaran persediaan pada PT Indofood Sukses Makmur dari tahun 2004-2010 dengan profitabilitas (ROA) bersifat sedang dengan presentase -26,83%, tetapi berlawanan arah maksudnya jika semakin tinggi Perputaran Persediaan maka tingkat Profitabilitas didiprediksi akan semakin kecil atau menurun pula. Hubungan perputaran piutang pada PT Indofood Sukses Makmur dari tahun 2004-2010 dengan profitabilitas (ROA) bersifat kuat dengan presentase 51,98 %, maksudnya jika semakin tinggi Perputaran Piutang maka Profitabilitas diprediksi akan semakin tinggi pula. Hubungan perputaran persediaan dan perputaran piutang pada PT Indofood Sukses Makmur dari tahun 2004-2010 mempunyai hubungan yang kuat terhadap profitabilitas dengan presentase 58,82 %.

2) Perputaran Persediaan secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur dari tahun 2004-2010 mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan presentase sebesar -51,8 % dan sisanya sebesar 48,2 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini diantaranya modal kerja, total penjualan, total biaya, utang jangka pendek


(3)

3) Perputaran Piutang secara parsial pada PT Indofood Sukses Makmur dari tahun 2004-2010 mempunyai pengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan persentase sebesar 72,1 % dan sisanya 27,9 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini diantaranya modal kerja, total penjualan, total biaya, utang jangka pendek

4) Hasil pengujian secara simultan, menunjukan bahwa Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas dengan persentase sebesar 58,82 % dan sisanya sebesar 41,18 % dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini diantaranya modal kerja, total penjualan, total biaya, utang jangka pendek

5.1 Saran

Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Analisis Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk maka penulis akan memberikan saran yang bisa dijadikan masukan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai berikut:

1) Temuan pada penelitian ini ditemukan bahwa perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, agar dapat meningkatkan keuntungan, perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebaiknya mengurangi periode perputaran persediaan, sehingga tidak menyebabkan penumpukan barang yang mengakibatkan penambahan biaya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Charles, Horngren. 2003. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial Jilid satu Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia

Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty. 2005. Edisi Revisi Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Unit Penerbit Dan Percetakan AMP YKPN

Rangkuti. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi Dibidang Bisnis. Yogyakarta :PT.Rajagrafindo Persada

Suad Husnan &Eni Puji Astuti.2004. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Edisi ketiga : Yogyakarta. BPFE

Michell Suhardi. 2006. Akuntansi Untuk Bisnis danJ asa.Yogyakarta :Salemba Empat Munawir S. 2003. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :Yayasan

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM

Agus R Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori da nAplikasi.Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaa nKeuangan

Perusahaan.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Soemarso S R. 2005. Akuntansi Suatau Pengantar. Jakarta :Salemba Empat

Stice & Skousen. 2007. Akuntansi Keuangan. Edisi Enam Belas. Jakarta :Salemba Empat Sugiyono. 2010. Metodologi Bisnis. Bandung :Alfabeta

Lukman Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam

:Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru. Jakarta : Raja

Grafindo Persada

Wild, John J, K.R Subramanyam, Robert F.Halsey. 2005. Financial Statement Analysis. 8th Edition


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Ratih Anugraha Ningsih

NIM : 21107020

Kelas : AK - 1

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 07 November 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Perjuangan Gg Citra No 01 RT/RW 05/09 Cirebon, Jawa Barat

DATA PENDIDIKAN

1. TK. Tunas Patra Klayan Cirebon 1993 - 1995

2. SDN Kebon Baru V Cirebon 1995 - 2001

3. SMPN 11 Cirebon 2001 - 2004

4. SMAN 6 Cirebon 2004 - 2007


(6)