Hakekat Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling

Kegiatan Belajar 1

1.1 Hakekat Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling

Sebagai pekerja profesional yang mengedepankan kemaslahatan konseli dalam pelaksanaan layanannya, konselor perlu membiasakan diri menggunakan setiap peluang untuk belajar dalam rangka peningkatan profesionalitas termasuk dengan memetik pelajaran dengan kerangka pikir belajar eksperiensial yang berlangsung secara siklikal Cyclical Experiental Learning Model, Kolb, 1984 sebagai bagian dari keseharian pelaksanaan tugasnya, dengan merekam serta merefleksikan hasil serta dampak kinerjanya dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling reflective practitioner, lihat kembali Schone, 1983. Oleh karena itu diperlukan kemampuan bagi konselor untuk selalu memeriksa pelayanannya apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Salah satu upaya memeriksa diri ini dilakukan penelitian tindakan. Mengapa konselor meneliti? Ada beberapa alasan mengenai pentingnya konselor melakukan penelitian terhadap layanan yang diberikan. Alasan tersebut antara lain untuk memperoleh perspektif yang lebih luas evidence-based practice, akuntabilitas, mengembangkan ide dan pendekatan baru dalam bimbingan dan konseling, menerapkan bimbingan dan konseling dalam bidang lain, dan pengembangan profesi dan pribadi. Ada beberapa pengertian penelitian tindakan, antara lain penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang secara kolektif melibatkan partisipasi guru, siswa, dan kepala sekolah dengan tujuan mengembangkan praktek pendidikan Kemmis Mc Taggart, 1988. Atas dasar pengertian tersebut, dapat ditarik beberapa sisi penting dalam PTK, antara lain suatu penelitian yang dilakukan untuk memahami, mengevaluasi, dan melakukan perubahan untuk memperbaiki praktik- praktik bimbingan dan konseling. Pada dasarnya penelitian tindakan merupakan prosedur on-the-spot, yang dirancang untuk menyelesaikan masalah nyata yang ada sesegera mungkin. Idealnya, prosedur yang dilakukan secara bertahap dimonitor terus menerus, dengan menggunakan berbagai cara kuesioner, wawancara, catatan harian, studi kasus untuk memperoleh balikan. Balikan itu digunakan untuk melakukan modifikasi, penyesuaian, mengubah arah, mendefinisi ulang prosedur yang dilakukan. Dengan kata lain, penelitian tindakan merupakan suatu cara untuk menggabungkan teori dengan praktik menjadi satu kesatuan: ide-dalam-praktik. Dalam hal ini, konselor meneliti kegiatan pelayanan bimbingannya secara langsung pada saat pelayanan dijalankan. Kelebihan dan Kelemahan PTK Dalam banyak tulisan disebutkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian terlemah. Kelemahan ini tentu bisa diatasi dengan melakukan penelitian dengan prosedur baku. Namun, akhir-akhir ini penelitian tindakan juga dipandang sebagai kegiatan professional. Bakhan dilakukan juga dikalangan mahasiswa calon doctor dalam penelitian disertasinya. Setidaknya ada dua kelebihan PTK, yaitu menumbuhkan rasa memiliki, bahwa apa yang dilakukan sebagai tindakan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari pribadi konselor, bukan sekedar melaksanakan tugas belaka. Dan yang kedua, mendorong kreativitas dan inovasi menuju perubahan, bahwa hasil refleksi atas tindakan BK dipergunakan untuk mengadakan perbaikan tindakan BK berikutnya menuju ke arah pelayanan prima. Kelebihan tersebut harus mendapatkan dukungan dimana guru bimbingan dan konseling mengakui kekurangan diri, ada kesempataan untuk berinovasi, saling percaya, cukup waktu dan pengetahuan. Sebaliknya, PTK juga mengandung kelemahan yang harus diatasi, antara lain umumnya praktisi kurang berpengalaman, ini alasan klasik karena biasanya praktisi mau melakukan kegiatan kalau ada manfaat langsung bagi dirinya, bukannya manfaatbagi peserta didik; banyak menyita waktu dan perhatian; mengubah perilaku, bukan pekerjaan mudah, tetapi berlaku: It’s difficult, but not impossible, to construct a meaningful services. Karakteristik Penelitian Tindakan Dalam BK Beberapa karakteristik penelitian tindakan dapat dikemukakan sebagai berikut 1 PTK berkenaan dengan kegiatan praktik bimbingan dan konseling yang dilakukan konselor, 2 Emergent darurat; 3 Participatory; 4 Mengkonstruksikan teori dari praktik; 5 Berguna dalam pemecahan masalah yg sebenarnya; 6 Berkenaan dengan satu atau sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama dalam memperbaiki kinerja; 7 Berkaitan dengan perbaikan; 8 Menggunakan analisis, refleksi, dan evaluasi; 9 Memfasilitasi perubahan melalui penemuan; 10 Bersifat situasional kontekstual yang terkait dengan mendiagnosis dan memecahkan masalah dalam konteks tertentu; 11 Menggunakan pendekatan yang kolaboratif; 12 Bersifat partisipatori manakala penelitian tindakan dilakukan secara Tim yakni masing-masing anggota tim ikut mengambil bagian dalam pelaksanaan penelitiannya; 13 Bersifat self-evaluative, yakni peneliti melakukan evaluasi sendiri secara kontinyu untuk meningkatkan praktek kerja; 14 Prosedur penelitian tindakan bersifat on-the-spot yang didesain untuk menangani masalah kongkrit yang ada ditempat itu juga; 15 Temuannya diterapkan segera dan memiliki perspektif jangka panjang; dan 16 Memiliki sifat luwes dan adaptif.

1.2 RANGKUMAN