104 textbook is also practical because it does not require any particular equipment to
use. Besides those strengths, there were also weaknesses in Interlanguage
textbook: English for Senior High School Students X. First weakness was about style and appropriacy. It was because this textbook does not provide any
information about formal and informal expressions. Second weakness was that this textbook does not cover all stages in genre-based principle. Each skill should
be elaborated based on stages in genre-based principle. The other weakness of Interlanguage textbook was the layout which is not attractive.
Among those weaknesses, the fundamental ones were unavailability of teachers’ book and supporting materials such as workbook, recorded material for
listening activities, and video. Those are important parts of textbooks. Teachers’ book is important because it gives detail information about how to use the
textbook in teaching learning activities. While the supporting packages help he students to comprehend the materials given. Since there is no recorded materials,
listening activities cannot be taken from Interlanguage textbook: English for Senior High School Students X.
B. Suggestions
This part
provides some
suggestions for
English teachers,
authorspublishers, and further researchers. Those suggestions are:
1. For English Teachers
This research gives general idea for English teachers about Interlanguage textbook: English for Senior High School Students X. This textbook can be
105 considered as one of materials in teaching learning activities because it has good
language content and topic, various activities provided. Moreover, it is easy to obtain. Despite of those strengths, this textbook also has some weaknesses. The
fundamental weakness is the unavailability of teachers’ book and supporting package. The teachers need to choose which materials or activities to give because
there is no manual of this textbook. Since recorded materials are not provided, the teachers also need to find materials for listening activities from other sources.
2. For AuthorsPublishers
Textbooks are one of important elements in language teaching. Authors or publishers are the ones who are responsible in developing the textbooks. Since
textbooks are inseparable from language teaching, they need to pay more attention to the details to make the most appropriate textbook for the language teaching.
Quality of textbook will determine the quality of education.
3. For Further Researchers
There is no perfect textbook for language teaching. Evaluation is needed to analyse the textbook and to find the best textbook. This research inspires the other
researchers to evaluate textbooks and improve the quality of language teaching.
106
REFERENCES
Agustien, H. I. R. 2006. A plenary paper: ganre-based approach and the 2004 English curriculum. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ary, D., Jacobs, L. C., and Razavieh, A. 2010. Introduction to research in education 8
th
ed. Belmont: Nelson Education, Ltd. Borg, W. R. and Gall, M. D. 2007. Educational research an introduction 6
th
ed. New York: Longman Brown, H. D. 2007. Teaching by principles: An interactive approach to
language pedagogy. New York: Longman. Byrd, P. 2001. Textbooks: Evaluation for selection and analysis for
implementation. In M. Celce-Murcia Ed, Teaching English as a second or foreign language 3
rd
ed. pp. 415-427. Boston: Heinle Heinle. Creswell, J. W. 2007. Qualitative inquiry and research design. California: Sage
Publication, Inc. Cunningsworth, A. 1995. Choosing your coursebook. London: Macmillan
Heinemann. Depdiknas. Kurikulum 2006 SMA: Pedoman khusus pengembangan silabus dan
penilaian. Jakarta: BP. Dharma Bhakti. Feez, S. Joyce, H. 2002. Text-based syllabus design. Sydney: NCELTR,
Macquarie University. Felder, R. M. Henriques, E. R. 1995. Learning and teaching stykes in foreign
and second language education. Foreign Language Annals, 28 1, 21-31. Field, J. 2008. The changing face of listening. J. C Richards W. A. Renandya.
Methodology in language teaching: an anthology of current practice. New York: Cambridge University Press.
Graves, K. 2000. Designing language courses: A guide for teachers. Boston: Thomson Heinle.
Harmer, J. 1991. The practice of English language teaching. London: Longman. Harmer, J. 2007. How to teach English. Eseex: Pearson Education Limited.
107 Hutchinson, T. Torres, E. 1994. The textbook as the agent of change. ELT
Journal, 46 4: 315-28 Jordan, R. R. 2004. English for academic purposes. New York: Cambridge
University Press. Krippendorff, K. 2004. Content analysis: Introduction to its methodology.
California: Sage Publications. Merriam, S. B. 2002. Qualitative research: A guide to design and
implementation. San Fransisco: John Wiley Sons, Inc. Priyana, J., Irjayanti, A. R., Renitasari, V. 2008. Interlanguage: English for
senior high school students X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Richards, J. C. 2000. Beyond training. New York: Cambridge University Press. Richards, J. C. 2005. Curriculum development in language teaching. New York:
Cambridge University Press. Richards, J. C. Renandya, W. A. 2008. Methodology in language
teaching:Aan anthology of current practice. New York: Cambridge University Press.
Riddell, D. 2003. Teaching English as a foreign language. London: Hodder Education
Skierso, A. 1991. An evaluation of suitability of the major seventh-grade EFL textbook used in Israel. In M. Celce-murcia Ed., Teaching english as a
second or foreign language 2
nd
ed.pp. 432-453. Boston: Heinle Heinle Publishers.
Tomlinson, B. 2005. Materials development in language teaching. New York: Cambridge University Press.
108
APPENDIX 1 Standard Competence and Basic Competence for Grade X 38. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas SMA
Madrasah Aliyah MA A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu,
pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan
menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,
perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami danatau menghasilkan teks lisan danatau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar
lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan
dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran Wells,1987.
Pembelajaran bahasa Inggris di SMPMTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMAMA diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan untuk
melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik SMAMA
karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa asing.
109
B. Tujuan
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMAMA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi informational 2.
Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global
3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMAMA meliputi: ang
1. kemampuan berwacana,
yakni kemampuan memahami danatau
menghasilkan teks lisan danatau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi informational;
2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, report, news item, analytical exposition, hortatory exposition,
spoof, explanation, discussion, review, public speaking. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah
retorika;
3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis, kompetensi sosiokultural menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam
berbagai konteks komunikasi, kompetensi strategi mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar
komunikasi tetap berlangsung, dan kompetensi pembentuk wacana menggunakan piranti pembentuk wacana.
110
D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1. Memahami makna
dalam percakapan transaksional dan
interpersonal dalam konteks kehidupan
sehari-hari 1.1
Merespon makna yang terdapat dalam percakapan transaksional to get things
done dan interpersonal bersosialisasi resmi dan tak resmi yang menggunakan
ragam bahasa lisan sederhana secara akurat, lancar dan berterima dalam
konteks kehidupan sehari-hari dan melibatkan tindak tutur: berkenalan,
bertemuberpisah, menyetujui ajakantawaran undangan, menerima janji,
dan membatalkan janji
1.2 Merespon makna yang terdapat dalam
percakapan transaksional to get things done dan interpersonal bersosialisasi
resmi dan tak resmi yang menggunakan ragam bahasa lisan sederhana secara
akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari dan
melibatkan tindak tutur: mengungkapkan perasaan bahagia, menunjukkan perhatian,
menunjukkan simpati, dan memberi instruksi
2. Memahami makna teks
fungsional pendek dan teks monolog sederhana
berbentuk recount, narrative dan
procedure dalam konteks kehidupan
sehari-hari 2.1
Merespon makna secara akurat, lancar dan berterima dalam teks lisan fungsional
pendek sederhana misalnya pengumuman, iklan, undangan dll. resmi dan tak resmi
dalam berbagai konteks kehidupan sehari- hari
2.2 Merespon makna dalam teks monolog
sederhana yang menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar dan
berterima dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari dalam teks: recount,
narrative, dan procedure