Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP KUALITAS TIDUR PRIA DEWASA
di LINGKUNGAN X KELURAHAN HARJOSARI 2 MEDAN Oleh :
MUHAMMAD FIQIH HILMAN 110100281
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP KUALITAS TIDUR
PRIA DEWASA di LINGKUNGAN X KELURAHAN HARJOSARI 2 MEDAN
Oleh : MUHAMMAD FIQIH HILMAN
110100281
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
Universitas Sumatera Utara

i

Judul
Nama NIM

LEMBAR PENGESAHAN

: Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan
: Muhammad Fiqih Hilman
: 110100281

Pembimbing

Penguji I

(dr. Esther Reny Deswani Sitorus) Sp.PA)
NIP: 19711208 2003 12 2 001

( dr. Lidya Imelda Laksmi,
NIP: 19760110 2008 12 2 000 Penguji II

(dr. Radar Radius Tarigan, M.Ked(PD), Sp. PD) NIP: 19701015 2001 12 1 002
Medan, 12 Januari 2015 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH)


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

ii
ABSTRAK
Tidur adalah kebutuhan alamiah dari manusia dan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia membutuhkan tidur. Bahkan kebutuhan akan tidur dianggap sama pentingnya terhadap kebutuhan manusia akan oksigen,air ,ataupun makanan. Merokok sendiri merupakan salah satu iiactor penting yang dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Persentase laki laki yang merupakan perokok aktif di Indonesia mencapai 67 %. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas tidur masyarakat melihat tingginya persentase perokok aktif di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan pada pria dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok dimana dari 54 % perokok berat hanya memiliki 18,9% kualitas tidur baik dan 74,6% diantaranya mempunyai kualitas tidur buruk. Kesimpulan nya adalah semakin sering kebiasaan merokok seseorang maka semakin buruk kualitas tidur nya
Kata kunci : kualitas tidur, kebiasaan merokok, pria dewasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

iii
ABSTRACT Sleep is human’s natural need and is one of the most important thing in our life. Almost every man kind need sleep. The need of sleep even considered as important as our need to oxygen, water, and food. Smoking itself is one of the most important factor that affect one’s sleep quality. The percentage of adult man which are active smokers is up to 67 %. This definitely affect the quality of sleep considering the high percentage of active smokers in Indonesia. This is shown in this study in which only 18 % out of 54 % heavy smokers have good sleep quality while the rest of the sample have bad sleep quality. So the conclusion is the more someone smoke the worse his sleep quality.
Key words : sleep quality, smoking habits, adult man.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara


iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang atas segala rizki, rahmat serta karunia yang tak terkira yang telah diberikan, tanpa-Nya karya tulis ilmiah ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur Pria Dewasa di Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 Medan” dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam Proses peneyelesaian karya ini dimulai dari penentuan judul hingga terbentuk sebuah hasil penelitian, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
2. Ibu dr Esther Reny Deswani Sitorus, Sp. PA selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam membantu melalui pengarahan dan masukan yang sangat berguna bagi penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik
3. Bapak dr. Radar Radius Tarigan, Sp. PD dan ibu dr. Lidya Imelda Laksmi, Sp.PA selaku dosen penguji yang memberikan saran serta nasihat yang sangat membangun sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Rasa hormat dan terimakasih yang tidak terhingga penulis haturkan kepada orangtua penulis ayahanda Ir H Ahmad Parlindungan Batubara,Msi dan Ibunda Dra Hj Desni Elfia serta kedua adik penulis adinda Muhammad

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

v
Fadli Fachrurrozi dan Syalaisa Fachira Azzahra atas doa, perhatian dan dukungan tanpa henti yang selama ini dan akan selalu penulis terima. 5. Teman teman seperjuangan di FK USU, Santa Yohana, Ricky Subhan, Khalisaturrahmi, Abdul Hamid, Reyhana Gathari,Muhammad Ilham, Fakhri Amin, Abdurrahman Huzaifi, Muhammad Hendy, Roni Abimanyu, teman-teman lab A6 dan semua teman-teman angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu atas masukan, saran, bantuan, dukungan, cerita, dan kebersamaannya selama 7 semester menjalani pendidikan disini serta Nisrina Sari yang turut serta membantu dalam memberikan penulis masukan, semangat, serta bantuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Terimakasih juga penulis haturkan kepada Hendri, Alfin, Pak Awo, Pak Panca, Dedek dan rekan rekan PATIMA yang turut serta membantu dalam mengkoordinasi serta pengerahan massa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam proses pengambilan dan pengumpulan data untuk karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah berupa laporan hasil penelitian ini masi jauh dari sempurna, baik dari segi isi maupun struktural. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari. Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Kedokteran.

Medan Desember 2013


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penulis
Universitas Sumatera Utara

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan ................................................................................ i

Abstrak .................................................................................................... ii

Kata Pengantar ....................................................................................... iv

Daftar Isi .................................................................................................. vi


Daftar Tabel............................................................................................. ix

Daftar Gambar ........................................................................................ x

Daftar Lampiran ..................................................................................... xi

Daftar Singkatan ..................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................
1.3.1.Tujuan Umum...................................................................... 1.3.2.Tujuan Khusus..................................................................... 1.4.Manfaat Penelitian ...............................................................................

1 2 2 2 2 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 2.1 Tidur..................................................................................................... 2.1.1.Defenisi Tidur .................................................................... 2.1.2 Fisiologi Tidur.................................................................... 2.1.2.1 Tipe NREM............................................................... 2.1.2.2 Tipe REM.................................................................. 2.1.3 Kualitas Tidur..................................................................... 2.1.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur ..

4 4 4 4 5 6 7 7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Universitas Sumatera Utara

vii

2.1.4 Fungsi Tidur ....................................................................... 2.2 Rokok ...................................................................................................
2.2.1 Farmakologi Nikotin .......................................................... 2.2.2 Pengaruh Nikotin Terhadap Kualitas Tidur ....................... 2.3 Pittsburgh Sleep Quality Index ............................................................

8 8 9 10 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN & DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Operasional.......................................................................... 3.2 Defenisi Operasional............................................................................
3.2.1 Kebiasaan Merokok ........................................................... 3.2.2 Pria Dewasa........................................................................ 3.2.3 Masyarakat Lingkungan X Kelurahan Harjosari 2 ........... 3.2.4 Kualitas Tidur..................................................................... 3.3 Kerangka Konsep .................................................................................

13 14 14 14 14 14 15

BAB 4 METODE PENELITIAN.................................................................. 4.1 Jenis Penelitian..................................................................................... 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 4.3 Populasi dan Samperl........................................................................... 4.3.1 Populasi Target................................................................... 4.3.2 Populasi Terjangkau........................................................... 4.3.3 Kriteria Inklusi ................................................................... 4.3.4 Kriteria Eksklusi................................................................. 4.3.5 Besar Sampel...................................................................... 4.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................... 4.5 Pengolahan dan Analisa Data...............................................................
BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................


16 16 16 17 17 17 17 17 18 19 19
20 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

viii
5.1.2 Deskrips Karateristik Responden............................................. 20 5.1.2.1 Karateristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merkok.. 21 5.1.2.2 Karateristik Responden Berdasarkan Lama Kebiasaan Merkok ............................................................................................ 21 5.1.2.3 Karateristik Responden Berdasarkan Umur....................... 22 5.1.2.4 Karateristik Responden Berdasarkan Kualitas Tidur......... 22
5.1.3 Hasil Analisa Data.................................................................... 23 5.2 Pembahasan......................................................................................... 24
5.2.1 Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kualitas Tidur ....... 25 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 27
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 27 6.2 Saran..................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29 LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

ix
DAFTAR TABEL
• Tabel 5.1 : Tabel Distribusi Kebiasaan Merokok Responden • Tabel 5.2 : Tabel Distribusi Lama Kebiasaan Merokok • Tabel 5.3 : Tabel Distribusi Umur Responden • Tabel 5.4 : Tabel Distribusi Kualitas Tidur • Tabel 5.5 : Perbandingan Lama Kebiasaan Merokok Responden

terhadap Kualitas Tidur • Tabel 5.6 : Gambaran Kebiasaan Merokok terhadap Kualitas Tidur • Tabel 5.7 : Chi-Square Test

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
• Gambar 3.1. Kerangka Operasional : Halaman 13 • Gambar 3.2. Kerangka Konsep : Halaman 15

x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

xi
DAFTAR LAMPIRAN • Lampiran 1 : Curiculum Vitae • Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian • Lampiran 3 : Lembar Penjelasan • Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ( Informed
Consent) • Lampiran 5 : Ethical Clerance • Lampiran 6 : Data Induk • Lampiran 7 : Output Data dan Hasil Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Universitas Sumatera Utara

ARAS EEG REM NREM PSQI

DAFTAR SINGKATAN : Ascending Reticulary Activating System : ElectroEncephaloGraphy : Rapid Eye Movement : Non-Rapid Eye Movement : Pitsburgh Sleep Quality Index

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

ii
ABSTRAK
Tidur adalah kebutuhan alamiah dari manusia dan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia membutuhkan tidur. Bahkan kebutuhan akan tidur dianggap sama pentingnya terhadap kebutuhan manusia akan oksigen,air ,ataupun makanan. Merokok sendiri merupakan salah satu iiactor penting yang dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Persentase laki laki yang merupakan perokok aktif di Indonesia mencapai 67 %. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas tidur masyarakat melihat tingginya persentase perokok aktif di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan pada pria dewasa yang mempunyai kebiasaan merokok dimana dari 54 % perokok berat hanya memiliki 18,9% kualitas tidur baik dan 74,6% diantaranya mempunyai kualitas tidur buruk. Kesimpulan nya adalah semakin sering kebiasaan merokok seseorang maka semakin buruk kualitas tidur nya
Kata kunci : kualitas tidur, kebiasaan merokok, pria dewasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Universitas Sumatera Utara

iii
ABSTRACT Sleep is human’s natural need and is one of the most important thing in our life. Almost every man kind need sleep. The need of sleep even considered as important as our need to oxygen, water, and food. Smoking itself is one of the most important factor that affect one’s sleep quality. The percentage of adult man which are active smokers is up to 67 %. This definitely affect the quality of sleep considering the high percentage of active smokers in Indonesia. This is shown in this study in which only 18 % out of 54 % heavy smokers have good sleep quality while the rest of the sample have bad sleep quality. So the conclusion is the more someone smoke the worse his sleep quality.
Key words : sleep quality, smoking habits, adult man.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tidur adalah kebutuhan alamiah dari manusia dan merupakan salah satu
hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia membutuhkan tidur. Bahkan kebutuhan akan tidur dianggap sama pentingnya terhadap kebutuhan manusia akan oksigen, air, ataupun makanan.
Menurut American Psychiatric Association (2000) dalam Wavy (2008) kualitas tidur didefenisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Baik atau buruknya kualitas tidur itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebiasaan merokok, meminum kopi sebelum tidur,aktivitas sehari hari, bahkan konsumsi obat-obatan dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Merokok sendiri merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Studi menunjukkan 51 % mahasiswa yang merokok mempunyai kualitas tidur yang buruk (Fauzan, 2013). Menurut data yang dihimpun oleh Global Adult Tobacco Survey (2011) dalam Depkes (2012) persentase laki laki yang merupakan perokok aktif di Indonesia mencapai 67 %. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas tidur masyarakat melihat tingginya persentase perokok aktif di Indonesia.
Survei rutin yang dilakukan National Sleep Foundation pada tahun 1991 sampai dengan 2011 yang melibatkan 1508 responden menunjukkan sebagian responden mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari bekerja ataupun sekolah. Faktor sosiobudaya pada masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan menunjukkan pola kebiasaan tidur yang larut malam. Oleh karena itu, berdasarkan data yang di urai diatas,maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan. Penelitian ini


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

2

dilakukan untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa yang dilakukan pada masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2, Medan pada tahun 2014 yang di ambil pada periode antara bulan Juli sampai Agustus tahun 2014
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas maka dibutuhkan suatu
penelitian untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu : Bagaimana hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan ?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan. 1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pria dewasa pada
masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan. 2. Untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok pria dewasa pada
masyarakat Lingkungan 10,Kelurahan Harjosari 2, Medan. 1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Bagi masyarakat, sebagai suatu bentuk edukasi dalam upaya memberikan pengetahuan hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa.
2. Bagi masyarakat juga sebagai suatu bentuk edukasi tentang faktor faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

3
3. Bagi peneliti, dapat menambah ilmu pengetahuan serta memperluas wawasan sekaligus menjadi suatu wadah latihan untuk penerapan dari hasil pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar pada masa perkuliahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tidur
2.1.1. Defenisi Tidur
Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur harus dibedakan dengan koma, yang merupakan keadaan bawah saat orang tersebut tidak dapat dibangunkan.
Tidur adalah suatu keadaan berulang, teratur, mudah reversible yang ditandai dengan keadaan relative tidak bergerak dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus eksternal dibanding dengan keadaan terjaga. (Kaplan & Sadock, 2012). Terdapat berbagai tahap dalam tidur, dari tidur yang sangat ringan sampai tidur yang sangat dalam. Para peneliti tidur juga membagi tidur menjadi dua tipe yang secara keseluruhan berbeda, yang memiliki kualitas yang berbeda pula yaitu tidur Non-REM (Rapid Eye Movement) dan tidur REM(Rapid Eye Movement). (Guyton & Hall,2008)
Menurut Chopra (2003) dalam Sagala (2013), tidur merupakan 2 keadaan yang bertolak belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga menurun. Namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode bermimpi dibandingkan dengan beraktivitas di siang hari.
2.1.2. Fisiologi Tidur
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan mental. Dengan tidur semua keluhan hilang atau berkurang dan akan kembali mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

5

Menurut Japardi (2002) Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu: 1. Tipe Rapid Eye Movement (REM) 2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium, lalu diikuti oleh fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12 jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur diatas 10 tahun dan kira-kira 7-7,5 jam/hari pada orang dewasa.
2.1.2.1. Tipe NREM : Tidur fase NREM sendiri terbagi atas 4 stadium yaitu :
1. Tidur stadium Satu. Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Pada fase ini
didapatkan keadaan seperti • kelopak mata tertutup, • tonus otot berkurang • gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri.
Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks K.
2. Tidur stadium dua Pada fase ini didapatkan kondisi seperti • bola mata berhenti bergerak • tonus otot masih berkurang • tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Pada fase ini didapati gambaran EEG yang terdiri dari gelombang theta
simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

6

3. Tidur stadium tiga Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat
lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle. 4. Tidur stadium empat
Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. 2.1.2.2. Tidur tipe REM
Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun.Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat, tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua orang akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah dan pada laki-laki terjadi eraksi penis, tonus otot menunjukkan relaksasi yang dalam.(Japardi, 2002)
Tidur REM berlangsung sekitar 5 – 30 menit yang biasanya muncul ratarata setiap 90 menit. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak pada tidur nya, maka durasi tidur REM juga akan semakin lama. (Guyton & Hall, 2008)
Pada saat dewasa distribusi dari tahap tidur adalah sebagai berikut :
Non-Rapid Eye Movement (REM) 75 persen yang terbagi atas 4 tahap diantaranya :
1. Tahap 1 : 5 persen 2. Tahap 2 : 45 persen 3. Tahap 3 : 12 persen 4. Tahap 4 : 13 persen
Rapid Eye Movement (REM) 25 persen. (Kaplan & Sadock, 2012)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

7

2.1.3. Kualitas Tidur
Tidur yang baik adalah tidur yang mempunyai kualitas serta kuantitas yang cukup dimana terdapat kepuasan seseorang terhadap tidur didalam nya. Menurut American Psychiatric Association (2000) dalam Wavy (2008) kualitas tidur adalah suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi.
Kualitas tidur sendiri diukur dalam 2 aspek yaitu kuantitas tidur yang termasuk didalamnya waktu dan lamanya tidur seseorang dan aspek kualitatif yang merupakan aspek subjektif dari kedalaman tidur itu sendiri serta perasaaan segar yang didapat pada saat bangun tidur (Lemma dkk, 2012). Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan rasa mengantuk di siang hari,menurunnya kesehatan tubuh, dan juga dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini juga terkait dengan beberapa penyakit seperti diabetes,penyakit peradangan dan juga penyakit kardiovaskular. (Wavy, 2008)
Hal ini juga dapat berdampak pada aspek psikologi seseorang itu sendiri dimana dapat berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Hal ini sendiri juga terkait dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi, mudah tersinggung,suasana hati yang buruk,depresi, bahakan kepuasan hidup yang lebih rendah. Disaat yang sama,terdapat juga gangguan konsentrasi dan juga melambatnya psikomotor. (Wavy, 2008)
Kualitas tidur sendiri ditentukan oleh bagaimana seseorang mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur,kemampuan untuk tetap tidur dan kemudahan untuk memulai tidur yang mana hal ini di ungkapkan Lai (2001) dalam Wavy (2008).
2.1.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur
Bisa dikatakan kualitas tidur seseorang merupakan salah satu instrument yang penting. Karena kualitas tidur yang buruk sendiri dapat mempengaruhi aktivitas seseorang pada saat terjaga, termasuk didalamnya produktivitas,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

8

keseimbangan emosi, kondisi dan tanda vital bahkan tingkat konsentrasi seseorang.
Untuk itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang diantaranya kuantitas tidur yang cukup, keadaan kamar, faktor psikologis seseorang, obat atau makanan yang dikonsumsi seseorang pada siang hari ataupun sebelum tidur. Hal ini juga dapat menjadi acuan juga bahwa diantaranya faktor dari kebiasaan dan pola hidup yang buruk dapat menjadi faktor faktor yang mempengaruhi kualitas tidur.
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang antara lain :
1. Memelihara jadwal tidur dan bangun teratur. 2. Menciptakan suasana kamar yang kondusif untuk memulai tidur. 3. Tidur dengan kasur dan bantal yang nyaman . 4. Menyelesaikan makan malam 2-3 jam sebelum jadwal tidur sehari-
hari. 5. Berolahraga rutin. 6. Hindari kafein,nikotin, dan alkohol menjelang waktu tidur.
( National Sleep Foundation, 2013).
2.1.4. Fungsi Tidur
Telah banyak dilakukan penelitian tentang tidur. Sebagian besar peneliti yakin dan menyimpulkan bahwa tidur memberikan fungsi homeostatis yang bersifat menyegarkan dan tampak penting untuk termoregulasi normal dan penyimpanan energi. ( Kaplan & Sadock, 2012)
2.2. Rokok
Rokok memiliki sekitar 4000 zat beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Berbagai gangguan seperti penyakit kardiovaskular, pernapasan, keganasan, mental dan gangguan lainnya termasuk gangguan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

9

mempengaruhi kualitas tidur dapat muncul sebagai akibat konsumsi rokok (Anhari dkk, 2013).

Konsumsi rokok di Indonesia sendiri pada tahun 2008 mencapai 240 miliar batang atau setara dengan 658 juta batang perharinya. (Anhari dkk, 2013). Jumlah yang tentunya sangat banyak ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan dari masyarakat. Terlebih hal ini juga selaras tentang adanya laporan kasus dimana para perokok mengalami kesulitan untuk tidur di setiap kesempatannya ( Peters et al, 2011)

Dalam rokok sendiri terdapat lebih dari 7000 zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

• Aseton : Biasa ditemukan didalam penghilang cat kuku

• Ammonia : Biasa digunakan sebagai bahan pembersih

• Arsenik : Biasa digunakan sebagai bahan baku racun tikus

• Benzene : Biasa ditemukan dalam semen

• Butane : Biasa digunakan dalam cairan korek api

• CO

: Hasil pembakaran dari kendaraan bermotor

• Nikotin : Biasa ditemukan sebagai komponen penyusun insektisida

• Tar

: Biasa digunakan sebagai pengeras jalan (Aspal)

(American Lung Association, 2014)

Sementara komponen psikoaktif yang terdapat dalam rokok adalah nikotin yang mana berperan dalam mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP). (Kaplan & Sadock, 2012) 2.2.1. Farmakologi Nikotin

Nikotin merupakan komponen psikoaktif dalam rokok yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) dengan bekerja sebagai agonis pada reseptor asetilkolin subtipe nikotinik. Sekitar 25 persen nikotin yang dihirup saat merokok akan masuk ke pembuluh darah dan dalam waktu 15 detik akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

10

mencapai otak dimana waktu paruh nikotin adalah sekitar 2 jam. (Kaplan & Sadock, 2012)
Nikotin diyakini dapat menghasilkan sifat penguat positif dan adiktif dimana nikotin juga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi norepinefrin dan epinefrin yang hormon-hormon ini berperan dalam efek stimulatorik dasar nikotin terhadap SSP (Kaplan & Sadock, 2012). Nikotin penting bukan karena kegunaannya dalam terapi melainkan terdapat dalam tembakau yang mana bersifat toksik dan dapat meimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin pertama kali di isolasi dari Nicotiana Tabacum oleh Posselt dan Reiman tahun 1828, kemudian Orfila melakukan penelitian farmakologik di tahun 1843. Langley dan Dickinson di tahun 1889 mendemonstrasikan tempat kerjanya di ganglion. (Setiawati & Gunawan,2011)
2.2.2. Pengaruh Nikotin Terhadap Kualitas Tidur
Pengaruh nikotin dalam rokok dapat menyebabkan ketergantungan dan dapat membuat seseorang menjadi pecandu. Ketergantungan terhadap nikotin inilah yang mana mengaharuskan seorang perokok untuk menghisap rokoknya terus-menerus sehingga menimbulkan berbagai akibat terhadap tubuh salah satunya adalah gangguan tidur yang merupakan salah satu instrumen penilaian terhadap tingkat kualitas tidur. (D’Souza MS, 2011)
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulan. Nikotin dapat menyebabkan seorang perokok mengalami kesulitan untuk memulai tidurnya, sulit untuk bangun pagi, dan juga dapat menyebabkan mimpi buruk. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas tidur (National Sleep Foundation, 2013).
Tetapi, dosis besar nikotin dapat mengganggu tidur, khususnya onset tidur. Perokok biasanya tidur lebih singkat dari bukan perokok. Putus nikotin dapat menyebabkan mengantuk atau terbangun (Kaplan, Sadock, dan Grebb, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

11
Penelitian yang dilakukan oleh McNamara dkk (2013) mereka menemukan bahwa 11,9% dari perokok sulit untuk tidur, 10,6% bangun di malam hari dan 9,5% bangun terlalu pagi. Angka-angka untuk bukan perokok jauh lebih rendah dan dalam penelitian ini secara signifikan menemukan bahwa mereka yang telah berhenti merokok melihat peningkatan dalam tidur mereka. Para peneliti juga menemukan bahwa untuk setiap batang rokok yang dihisap menurunkan jumlah waktu tidur sebesar 1,2 menit. (Fauzan, 2013)
Meskipun nikotin dapat memberikan efek tenang dengan adanya pelepasan dari serotonin,tapi efek stimulant yang ditimbulkannya justru lebih besar pengaruhnya terhadap kualitas tidur itu sendiri. Cara nikotin sendiri dalam prosesnya mengganggu tidur dengan cara yang sangat luas mulai dari takikardi. (Setiawati & Gunawan, 2011)
Takikardi sendiri misalnya dapat terjadi karena perangsangan ganglion simpatis atau hambatan ganglion parasimpatis. Nikotin juga dapat merangsang medulla adrenal dengan akibat penglepasan katekolamin yang menimbulkan takikardi dan kenaikan tekanan darah. Hal ini tentunya dapat meningkatkan proses konsetrasi seseorang dimana seseorang mengalami peningkatan kesiagaan dan dalam kondisi terjaga. (Setiawati & Gunawan, 2011)
Hal ini juga sejalan dengan keadaan jaga atau terbangun yang mana keadaan ini dipengaruhi oleh suatu system yaitu Ascending Reticulary Activity System atau ARAS. Aktifitas ARAS ini sendiri sangat dipengaruhi terhadap pelepasan neurotransmitter nya seperti serotonin ataupun katekolamin
Pada keadaan tertidur RAS melepaskan serotonin sedangkan pada saat bangun ataupun kondisi terjaga katekolamin dilepaskan. Hal ini lah yang menyebabkan dimana didapati sulitnya kemampuan untuk tidur pada para perokok. (Hidayat, 2012)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

12
2.3. Pittsburgh Sleep Quality Index
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah kuesioner baku emas yang digunakan untuk menilai kualitas tidur subjektif dan telah divalidasi pada kedua populasi klinis dan populasi non-klinis, termasuk perguruan tinggi dan mahasiswa pascasarjana (Brick, Seely, dan Palermo, 2010). PSQI sendiri terdiri dari sembilan belas item pertanyaan yang meliputi tujuh komponen, yakni kualitas tidur secara subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi pada siang hari. Setiap dari nilai komponen tujuh tersebut diberi bobot yang sama dengan skala 0-3, 0 menunjukkan tidak ada kesulitan dan 3 menunjukkan kesulitan yang parah. Jumlah skor untuk nilai tujuh komponen ini akan menghasilkan satu skor secara keseluruhan, mulai dari 0 hingga 21. Skor yang lebih tinggi menunjukkan kualitas tidur buruk, dan bila skor PSQI secara keseluruhan > 5 maka seseorang tersebut memiliki kualitas tidur yang buruk (Buysse dkk, 1989).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

13
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPRASIONAL
3.1. Kerangka Operasional Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah : MASYARAKAT LINGK.X
KELURAHAN HARJOSARI 2
PRIA DEWASA
KEBIASAAN MEROKOK
KUALITAS TIDUR
Gambar 3.1. Kerangka Operasional

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

14

3.2. Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini mencakup empat hal antara lain, kebiasaan merokok, pria dewasa, masyarakat Linkungan X Kelurahan Harjosari 2, dan kualitas tidur.
3.2.1. Kebiasaan merokok • Definisi : Kebiasaan dari subjek dalam mengkonsumsi rokok setiap harinya • Cara ukur : Wawancara • Alat ukur : Lembar kuesioner • Kategori hasil o Bukan Perokok : sudah berhenti atau tidak pernah mengkonsumsi rokok sebelumnya. o Perokok ringan : menghisap rokok 20 batang perhari. (Bustan,2000) • Skala pengukuran : nominal
3.2.2. Pria Dewasa • Defenisi : Pria dewasa adalah pria diantara rentang umur 20-64 tahun
3.2.3. Masyarakat Linkungan X Kelurahan Harjosari 2 • Defenisi : Masyarakat yang berdomisili di Linkungan X Kelurahan Harjosari 2
3.2.4. Kualitas tidur • Defenisi : Kualitas tidur mengacu pada waktu tidur, latensi tidur, kenyenyakan, serta kepuasan yang didapat dari tidur (Wavy,2008). • Cara ukur : Analisa Kuesioner • Alat ukur : Kuesioner • Kategori hasil :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

o Total skor ≤5 : kualitas tidur baik o Total skor >5 : kualitas tidur buruk • Skala pengukuran : Ordinal

15

3.3. Kerangka Konsep
Variabel Dependen Kebiasaan Merokok

Variabel Independen
Kualitas Tidur Baik/Buruk

Gambar 3.2. Kerangka Konsep

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

16

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional ini dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak, dalam jangka waktu tertentu yang memiliki tujuan utama untuk mencari hubungan antara kebiasaan merokok dan kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
Jenis penelitian yang dipilih berupa analitik oleh karena peneliti ingin mengetahui gambaran kebiasaan merokok dan hubungannya dengan gambaran kualitas tidur pria dewasa pada masyarakat di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan,sebagai variabel nya.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.Hal ini dikarenakan masyarakat Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan, mayoritas masyarakat pria dewasa nya mempunyai kebiasaan merokok sehingga secara teori memungkinkan utnuk diteliti kualitas tidurnya. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret-Desember 2014. Pengumpulan data dilakukan selama bulan AgustusNovember 2014.
4.3. Populasi dan Sampel
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah pria dewasa yang berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

17
4.3.1. Populasi Target Populasi targetnya adalah pria dewasa yang berdomisili di Lingkungan X,
Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
4.3.2. Populasi Terjangkau Populasi terjangkaunya adalah pria dewasa yang memiliki kebiasaan
merokok dan berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
4.3.3. Kriteria inklusi
1. Semua pria dewasa berumur diantara 20-64 tahun yang mempunyai kebiasaaan merokok dan berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
2. Subjek merupakan Perokok aktif 3. Subjek yang sehat jasmani dan rohani. 4. Subjek yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 5. Subjek jujur dan terbuka dalam menjawab kuesioner 4.3.4. Kriteria Ekslusi 1. Subjek mempunyai kebiasaan minum kopi setiap hari. 2. Subjek tidak menjawab semua pertanyaan dalam kuisioner. 3. Subjek yang tidak dapat membaca atau tidak mengerti pertanyaan dalam
kuisioner. 4.3.5. Besar Sampel
Rumus yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

Ket : n = Besar sampel Z = Z score berdasarkan nilai α yang diinginkan P = Proporsi dari penelitian sebelumnya 1-P = Q yaitu proporsi untuk tidak terjadinya suatu kejadian Besar Z score sesuai dengan nilai α

18

α = 5%. = 0,05 d = 10 % = 0,1 P = tidak diketahui sehingga menggunakan P terbesar yaitu 0,5 sehingga 1-P = 0,5

= 96,04 dibulatkan menjadi 100
Maka jumlah sampel umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 100 orang. 4.4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh melalui data primer dengan menggunakan angket yang dibagikan kepada masyarakat khususnya pria dewasa yang berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan yang menjadi objek penelitian. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling atau pengambilan sampel seadanya.
Pengambilan sampel dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel, dan jumlah sampel yang diambil. Data yang diharapkan adalah jawaban yang diberikan oleh responden terhadap beberapa pertanyaan seputar kualitas tidur dan kebiasaan merokok masyarakat pria dewasa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

19
4.5. Pengolahan dan analisa Data Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan program
komputer untuk mempermudah analisis data. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama editting yaitu memeriksa nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Tahap kedua adalah proses coding yaitu memeberi kode atau angka tertentu pada kuisioner untuk memepermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga adalah entry data yaitu memasukan data dari kuisioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah di entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak, tahap kelima yaitu saving data yaitu menyimpan data yang telah diolah dan dianalisa. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

20
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dari penilaian kuesioner tentang kualitas tidur yang diberikan kepada pria dewasa Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Yang mana penelitian ini dilakukan untuk menilai apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi tempat berkumpul nya pemudapemuda sekitar dan juga di rumah-rumah masyarakat Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Lokasi Penelitian hanya berupa pondok tempat berkumpul masyarakat dan beberapa diantaranya ada yang di teras rumah responden karena pengambilan data hanya memakan waktu yang singkat dan tidak membutuhkan banyak peralatan sehingga tempat pengambilan data hanya tempat yang seadanya.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah pria dewasa yang berdomisili di Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. Yang mana usia masyarakat yang menjadi responden adalah berusia 20 tahun ke atas. Kemudian responden merupakan seorang perokok aktif dan sedang tidak dalam kondisi sakit kronis. Data masyarakat dengan kebiasaan merokok bisa dilihat di tabel berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

21

5.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok

Tabel 5.1. Tabel Distribusi Kebiasaan Merokok Responden

Perokok Ringan Sedang Berat Total

Frekuensi 20 26 54 100

Persentase 20% 26% 54% 100%

Kebiasaan merokok dikelompokkan berdasarkan kategori :

perokok ringan

: menghisap 20 batang perhari. (Bustan 2000)

Maka dari tabel diatas di dapati bahwa jumlah perokok ringan berjumlah 20 orang (20%), kemudian perokok sedang berjumlah 26 orang (26%), dan perokok berat berjumlah 54 orang (54%).

5.1.2.2 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Kebiasaan Merokok

Tabel 5.2. Tabel Distribusi Lama Kebiasaan Merokok

Lama Merokok (Tahun)
Dibawah 10 Tahun 11-20 Tahun 21-30 Tahun
Diatas 31 Tahun

Frekuensi
23 28 21 28

Persentase
23% 28% 21% 28%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

22

Dari tabel diatas di dapati bahwa jumlah lama merokok dalam durasi 10 tahun kebawah berjumlah 23 orang (23%), kemudian lama merokok dalam durasi 11-20 tahun berjumlah 28 orang (28%), kemudian lama merokok dalam durasi 21-30 tahun berjumlah 21 orang (21%), dan lama kebiasaan merokok dengan durasi diatas 31 tahun berjumlah 28 orang (28%).

5.1.2.3 Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Tabel 5.3. Tabel Distribusi Umur Responden

Rentang Umur 20-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun
Diatas 51 Tahun Total

Frekuensi 24 27 24 25 100

Persentase 24% 27% 24% 25% 100%

Dari tabel diatas jumlah responden dengan rentang umur antara 2030 tahun berjumlah 24 orang (24%). Kemudian responden yang berumur 31-40 tahun berjumlah 27 orang (27%). Responden yang berumur antara 41-50 tahun berjumlah 24 orang (24%). Dan responden yang berumur diatas 51 tahun berjumlah 25 orang (25%).
5.1.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Kualitas Tidur
Tabel 5.4. Tabel Distribusi Kualitas Tidur

Kualitas Tidur Baik Buruk Total

Frekuensi 37 63 100

Persentase 37% 63% 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

23

Dari tabel diatas didapati gambaran kualitas tidur responden bahwasannya 37 % pria dewasa mempunyai kualitas tidur yang baik sementara itu 63 % lainnya
memiliki kualitas tidur yang buruk. Data diatas didapatkan dari perhitungan kuesioner berdasarkan skoring
Pitsburgh Sleep Quality Index dengan kategori : Kualitas Tidur Baik : PSQI < 5 Kualitas Tidur Buruk : PSQI 5 <
5.1.2.5 Perbandingan Lama Kebiasaan Merokok Responden terhadap
Kualitas Tidur

Tabel 5.5. Perbandingan Lama Kebiasaan Merokok Responden terhadap Kualitas Tidur

Kualitas Baik Tidur Buruk
Total

N persentase
N persentase
N persentase

Kelompok Lama merokok

Dibawah 11-20 21-30 31 tahun 10 tahun tahun tahun keatas

12 10 7

8

52,2% 35,7% 33,3% 28,6%

11 18 14

20

47,8% 64,3% 66,7% 71,4%

23 28 21

28

100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Total
37 37,0%
63 63,0%
100 100,0%

Dari tabel diatas didapati hasil dimana jumlah perokok memiliki kualitas tidur yang buruk cenderung meningkat pada perokok 11- 20 tahun meski angka kejadian kualitas tidur buruk cenderung menurun pada perokok dengan lama merokok 21-30 tahun dan kemudian kembali meningkat pada responden yang telah merokok selama 31 tahun keatas . Meskipun begitu hal ini tidak menunjukkan sesuatu yang signifikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

24

5.1.3. Hasil Analisa Data

Tabel 5.6. Gambaran Kebiasaan Merokok terhadap Kualitas Tidur

Kualitas Tidur

Baik Buruk

Total

Jumlah Rokok Ringan N

19 1

20

Persentase

95,0% 5,0%

100,0%

Sedang N

11 15

26

Persentase

42,3% 57,7%

100,0%

Berat

N

7 47

54

Persentase

13,0% 87,0%

100,0%

Total

Total

37 63

100

Persentase

37,0% 63,0%

100,0%

Dari tabel diatas didapati bahwasannya kualitas tidur perokok ringan berjumlah 19 orang (51%) dari 37 orang. Kemudian perokok sedang yang memiliki kualitas tidur baik berjumlah 11 orang (29,7%), dan perokok berat didapati 7 orang yang memiliki kualitasi tidur baik (18,9%).
Kemudian untuk kualitas tidur perokok ringan didapati 1 orang (1,6%) dari 63 orang yang memiliki kualitas tidur buruk. Kemudian perokok sedang yang memiliki kualitas tidur buruk didapati 15 responden (23,8%). Perokok berat didapati 47 orang yang memiliki kualitas tidur buruk (74,6%).
Dari tabel 5.5 diatas dilakukan lah uji analitik statistik chi-square test untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

25

Tabel 5.7. Chi-Square Test

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square

Value 54,630a

df Asymp. Sig. (2-sided) 15 ,000

Likelihood Ratio

68,759

15

,000

N of Valid Cases

100

a. 26 cells (81,3%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is ,37.

Dari tabel 5.6 diatas, didapati value chi-square tests adalah 54,630, df = 15, dan p-value adalah 0,000 (p-value < 0.05). Berdasarkan analisis statistik diatas menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
5.2 Pembahasan
5.2.1. Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Kualitas Tidur
Dari hasil penelitian tentang kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa di lingkungan X, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas Medan, didapati adanya hubungan antara kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur dengan jumlah persentase kualitas tidur buruk 74,6 % diantaranya adalah perokok berat, 23,8% perokok sedang dan hanya 1,6 % perokok ringan yang memiliki kualitas tidur buruk. Hasil ini tentu bertolak belakang dengan jumlah kualitas tidur perokok ringan dan sedang. Dimana pada perokok ringan didapati bahwasannya 19 dari 20 orang memiliki kualitas tidur yang baik dan hanya 1 orang perokok ringan yang memiliki kualitas tidur buruk. Perbedaan yang cukup signifikan ini tidak tampak pada perokok sedang, yang mana hasil perhitungan kuesioner kualitas tidur pada perokok sedang didapati bahwa 11 (42,3%) dari 26 orang perokok sedang memiliki kualitas tidur yang baik dan 15 (57,7%) dari 26 orang memiliki kualitas tidur buruk. Tentu menjadi suatu kesimpulan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

26
bahwasannya semakin banyak atau semakin sedikit seseorang merokok dalam sehari akan mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hal ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mana jumlah kualitas tidur seseorang perokok cenderung buruk (Cohrs dkk, 2012).
Selain itu penelitian yang melibatkan 290 mahasiswa dengan rentang usia 17-29 tahun dari berbagai program studi di universitas di Uni Emirat Arab menyatakan bahwa dari 67% mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk menunjukkan bahwa 75% diantara nya adalah perokok (Omar et al, 2013). Hal itu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh JT Liu et al (2013) yang menyatakan bahwa kebiasaan merokok mempunyai dasar biologis dan psikologis yang sama dengan kualitas tidur buruk. Kemudian efisiensi tidur pada seorang perokok cenderung rendah daripada orang yang tidak merokok. Hal ini di tunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Jaehne dkk (2012). Sehingga dengan hasil penelitian ini didapatkan bahwasannya ada hubungan antara tingkat kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Universitas Sumatera Utara

27

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian hubungan antara tingkat kebiasaan merokok terhadap kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Buruknya kualitas tidur pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan terutama yang mempunyai kebiasaan merokok.
2. Tinggi nya kebiasaan merokok pada pria dewasa masyarakat Lingkungan 10, Kelurahan Harjosari 2, Kecamatan Medan Amplas, Medan.
3. Adanya hubungan antara tingkat k