Posisi Foramen Mentale Regio Kiri Mandibula Ditinjau Secara Radiografi Panoramik Pada Masyarakat Di Kecamatan Medan Selayang

(1)

Lampiran 2

LEMBAR DATA PERSONIL PENELITI

PENELITI UTAMA:

Nama : Nabilah Khairiyyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Jurusan/Fakultas/Pusat Penelitian : Radiologi Dental FKG

Departemen : Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan – 20155

Telp. 061-8216131 Fax. 061-8213421

Alamat Rumah : Jl. Setia Budi psr II gg Karya No. 4 HP. 081375220801

TIM PENELITI

1. Dr. Trelia Boel, drg, M.Kes, Sp. RKG(K)

Tempat/ Tanggal Lahir : Padang / 14 Februari 1965 2. Dewi Kartika, drg

Tempat / Tanggal Lahir : Padang Sidempuan / 1 September 1986. 3. Leni Khairani Irawan

Tempat / Tanggal Lahir : Tanjung Beringin/ 1 Desember 1991 2. Siti Firdhanty TH

Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/ 27 Desember 1991 3. Elvita Srie Wahyuni

Tempat / Tanggal Lahir : Kreung Geukuh/ 12 Oktober 1990 4. Wilan Dita Nesyia


(2)

5. Jasween Kaur

Tempat / Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/ 24 April 1990 6. Ruth Marina

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta/ 12 Maret 1991 7. Savena a/p Bala Kumar

Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Lumpur Malaysia/ 4 Oktober 1990 8. Subadra Devi a/p Devandaran


(3)

Lampiran 3

ANGGARAN PENELITIAN 1. Alat-alat

 Sonde : 10 @ Rp 20.000,- : Rp 200.000,-  Kaca mulut :10 @ Rp 25.000,- : Rp 250.000,-  Probe periodontal : 10 @ Rp 25.000,- : Rp 250.000,-

 Masker : 1 @ Rp 32.000,- : Rp 32.000,-

 Sarung tangan : 2@ Rp 35.000,- : Rp 70.000,- 2. Bahan-bahan

 Antiseptik : 3 @ Rp 25.000,- : Rp 75.000,-

 Tisu : 2 @ Rp 12.000,- : Rp 24.000,-

3. Persiapan : Rp 150.000,-

4. Biaya foto panoramik : 130 @ Rp 60.000,- : Rp7.800.000,- 5. Biaya transpotasi : Rp 600.000,-

6. Biaya akomodasi : Rp 6.500.000,-

7. Biaya fotokopi lembar pemeriksaan : Rp 100.000,- 8. Biaya seminar :2@Rp 300.000,- : Rp 600.000,- 9. Biaya penggandaan proposal dan hasil penelitian : Rp 120.000,-

10. Biaya lain-lain : Rp 500.000.-

+


(4)

Lampiran 4

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan WAKTU PENELITIAN

Agustus September Oktober November Desember 1. Pembuatan

Proposal

Minggu I, II, III,IV

Minggu I 2. Pelaksanaan

Penelitian

Minggu II, III, IV

Minggu I, II, III,

IV

Minggu I, II

3. Pembuatan laporan hasil

penelitian

Minggu III, IV 4. Penggandaan

laporan


(5)

Lampiran 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN RADIOLOGI DENTAL

LEMBAR BIODATA RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita


(6)

Lampiran 6

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi Bapak/Ibu, perkenalkan nama saya Nabilah Khairiyyah. Saya adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan, ingin melakukan penelitian tentang Posisi Foramen

Mentale Regio Kiri Mandibula Ditinjau Secara Radiografi Panoramik pada

Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang”

Pada kesempatan ini, saya ingin agar Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, kami berharap Bapak/Ibu bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian dan kami percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi Anda.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran radiografi (ronsen foto) bentuk maupun lokasi foramen mentale (lubang kecil di bawah akar gigi belakang rahang bawah) pada gigi rahang bawah.

Manfaat penelitian ini adalah mampu memberikan informasi tentang variasi bentuk maupun lokasi foramen mentale (lubang kecil di bawah akar gigi belakang rahang bawah) pada masyarakat Medan, khususnya pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang, sehingga dapat menjadi panduan apabila dilakukan penyuntikan anastesi (obat bius) untuk melakukan perawatan gigi rahang bawah.

Pemeriksaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Bapak/Ibu menjalani sesi wawancara dan dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah masih ada/tidak gigi belakang rahang bawah yang dilakukan dengan menggunakan alat kaca mulut.

Pada penelitian ini Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya atau gratis dan tidak terdapat risiko pada subjek yang akan diteliti. Peneliti utama dilakukan oleh saya sendiri Nabilah Khairiyyah dan didampingi beberapa rekan mahasiswa Kedokteran Gigi USU Medan.

Jika Anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan


(7)

kepada tim peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Apabila terjadi keluhan seperti kemerah-merahan akibat penelitian ini maka Bapak / Ibu dapat menghubungi alamat di bawah ini:

Nabilah Khairiyyah

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Jalan Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155

Telp : 081375220801

Demikian, mudah-mudahan keterangan saya d iatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2012


(8)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat : Telepon/Hp :

Setelah mendapat penjelasan, dengan kesadaran dan tanpa paksaan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

Posisi Foramen Mentale Regio Kiri Mandibula Ditinjau Secara Radiografi Panoramik pada Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang”

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini secara sadar dan tanpa paksaan.

Medan, ... Yang menyetujui,

Subjek penelitian


(9)

Lampiran 7

HASIL PERHITUNGAN SPSS Frequency Table

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Jawa 25 61.0 61.0 61.0

Batak 8 19.5 19.5 80.5

Melayu 7 17.1 17.1 97.6

Aceh 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10-30 tahun 3 7.3 7.3 7.3

31-51 tahun 22 53.7 53.7 61.0

52-72 tahun 16 39.0 39.0 100.0

Total 41 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 6 14.6 14.6 14.6

Perempuan 35 85.4 85.4 100.0


(10)

Bentuk Foramen Mentale

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Oval 23 56.1 56.1 56.1

Bulat 18 43.9 43.9 100.0

Total 41 100.0 100.0

Posisi Foramen Mentale

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Segaris P2 22 53.7 53.7 53.7

Di antara P1-P2 12 29.3 29.3 82.9

Di antara P2-M1

7 17.1 17.1 100.0


(11)

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Umur 41 30 72 47.10 11.088

Valid N (listwise)

41

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10-30 tahun 3 7.3 7.3 7.3

31-51 tahun 22 53.7 53.7 61.0

52-72 tahun 16 39.0 39.0 100.0


(12)

Crosstabs

Jenis Kelamin * Posisi Foramen Mentale Crosstabulation Posisi Foramen Mentale

Total Segaris P2

Di antara P1-P2

Di antara P2-M1

Jenis Kelamin Laki-laki Count 3 2 1 6

% within Jenis Kelamin

50.0% 33.3% 16.7% 100.0%

% of Total 7.3% 4.9% 2.4% 14.6%

Perempuan Count 19 10 6 35

% within Jenis Kelamin

54.3% 28.6% 17.1% 100.0%

% of Total 46.3% 24.4% 14.6% 85.4%

Total Count 22 12 7 41

% within Jenis Kelamin

53.7% 29.3% 17.1% 100.0%


(13)

Jenis Kelamin * Bentuk Foramen Mentale Crosstabulation Bentuk Foramen Mentale

Total

Oval Bulat

Jenis Kelamin Laki-laki Count 2 4 6

% within Jenis Kelamin

33.3% 66.7% 100.0%

% of Total 4.9% 9.8% 14.6%

Perempuan Count 21 14 35

% within Jenis Kelamin

60.0% 40.0% 100.0%

% of Total 51.2% 34.1% 85.4%

Total Count 23 18 41

% within Jenis Kelamin

56.1% 43.9% 100.0%


(14)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gupta S, Soni JS. Study of anatomical variations and incidence of mental foramen and accessory mental foramen in dry human mandibles. National J of Med Res 2012; 2 : 28-30.

2. Juodzbalys G, Wang HL. Guidelines for the identification of the mandibular vital structures : Practical clinical applications of anatomy and radiological examination methods. J of Oral & Maxillofacial Res 2010; 1: 6-7

3. Ngeow WC, Yuzawati Y. The location of the mental foramen in a selected Malay population. J of Oral Science 2003; 45 : 171-5.

4. Juodzbalys G, Wang HL, Sabalya G. Anatomy of mandibular vital structures. Part II : Mandibular incisive canal, mental foramen and associated neurovascular bundles in relation with dental implantology. J of Oral & Maxillofacial Res 2010; 1: 3-5

5. Smajilagi A, Dilberovi F. Clinical and anatomy study of the human mental foramen. Bosnian Journal of Basic Medical Science 2004; 4 (3): 15-23.

6. Osunwoke Ea , Amah-Tariah FS , Sapira M, Okwuone C. Position, Direction

And Size Of The Mental Foramina Of The Mandibles Of Adult Male Southern Nigerians. The Internet Journal of Biological Anthropology 2012; 5(1).

7. Agarwal DR, Gupta SB. Morphometric analysis of mental foramen in human mandibles of South Gujarat. People’s J of Scien Res 2011; 4: 16

8. Manja, Cek D. Posisi Foramen Mentale berdasarkan jenis kelamin dilihat melalui radiografi. Dentika Dent J 2006; 11 : 16-9

9. Greenstein G, Tamow D. The mental foramen and nerve : Clinical and anatomical factors related to dental implant placement. J periodontal 2006; 77: 1935-6

10.Aher V, dkk. Anatomical position of Mental Foramen : A Review. Global Journal of Medical and Public Health 2012; 1: 49-52


(15)

11.White SC, Pharoah MJ. Oral radiology principles and interpretation. 6 th ed., St Louis : Elsevier., 2009 : 175

12.Anonymous.Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21348/.../Chapter%20 II. Pdf (28 Agustus 2012)


(16)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif dengan pendekatan cross-sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Selayang dan Laboratorium Klinik Pramita bulan September – Desember 2012.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Selayang.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian diperoleh dari populasi penduduk Kecamatan Medan Selayang yaitu Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Sempakata, Kelurahan Tanjung Sari, dan Kelurahan Asam Kumbang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah minimal dipenuhi. Kriteria inklusi dan ekslusi diperoleh dengan memberikan questionnaire untuk memperoleh identitas diri dan pemeriksaan untuk memeriksa gigi posterior kiri rahang bawah.


(17)

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.3.3.1 Kriteria Inklusi

Masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Medan Selayang, masyarakat yang gigi premolar pertama mandibulanya sudah erupsi, masyarakat yang bersedia dilakukan pemeriksaan pada rongga mulutnya dan menyetujui informed consent.

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi

Masyarakat yang kehilangan gigi posterior kiri rahang bawah dan yang menolak diajak foto ronsen.

3.3.4 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus :

Keterangan :

n = besar sampel

Zα = derajat batas atas, untuk α = 0,05  Z(1-α/2) = 1,96 Po = proporsi dari penelitian sebelumnya = 50% = 0,5 Pa = proporsi yang diharapkan oleh peneliti = 33% = 0,33 Q = Po - Pa

d2 = penyimpangan dari nilai populasi yang dapat diterima

maka,

n

= 1,962 . 0,5 . 0,17 = 0,326536 = 41 (0,09)2 0,0081

n = (Z

α2 . P . Q) d2


(18)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Cara Pengukuran

Hasil pengukuran Skala

1. Foramen Mentale

Suatu foramen kecil yang terletak di sisi

anterolateral mandibula.

Ronsen Foto

- Ordinal

2. Bentuk Foramen Mentale

Gambaran foramen mentale yang terlihat pada ronsen foto. Ronsen Foto 1. Oval 2. Bulat Ordinal

3. Posisi Foramen Mentale

Terletak di daerah P1 sampai ke M1 mandibula.

Ronsen Foto

Penilaian posisi foramen mentale: Posisi 1: Segaris akar P2 bawah Posisi 2: Segaris akar M1 bawah Posisi 3: Di antara inferior akar P1-P2 bawah

Posisi 4: Di antara inferior akar P2-M1 bawah

Posisi 5: Segaris akar P1

Ordinal

4. Radiografi Panoramik

Salah satu foto ronsen ekstra oral untuk

mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial

Ronsen foto - -

* P1= Premolar pertama P2= Premolar kedua M1= Molar pertama


(19)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Responden diwawancara, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan klinis rongga mulut untuk melihat ada atau tidaknya gigi posterior rahang bawah kiri. Setelah diperoleh data dari responden, dilakukan eliminasi. Pada responden yang terseleksi maka dilanjutkan dengan pemeriksaan radiografi panoramik. Setelah seluruh data diperoleh, maka data diolah oleh ahli statistik untuk memperoleh persentase posisi dan bentuk foramen mentale.

3.5.1 Survei Lapangan Penelitian

Penatalaksanaan survey lapangan di Kecamatan Medan Selayang dengan wawancara dan pemeriksaan rongga mulut untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan pada penelitian ini.

3.5.2 Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kiri

Pemeriksaan sampel dengan melihat langsung apakah sampel masih memiliki gigi-gigi posterior rahang bawah kiri.

3.5.3 Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik

Dari hasil pemeriksaan, semua sampel yang masuk ke kriteria inklusi dan eksklusi akan dibawa ke Laboratorium Klinik Pramita.

3.5.4 Foto Ronsen Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik radiografi panoramik. Secara radiografi dilihat posisi dan bentuk dari foramen mentale.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh, diedit dan diolah dengan menggunakan program komputer. Analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif.


(20)

3.7 Alur Penelitian

a. Survey Lapangan Penelitian

Pemilihan responden

Wawancara

Seleksi kriteria sampel yang sesuai untuk penelitian.

b. Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kiri

Pemeriksaan gigi posterior rahang bawah kiri

Pengambilan data hasil pemeriksaan

Analisis data

c. Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik

Seleksi sampel untuk dibawa ke Laboratorium Klinik Pramita

Pengambilan foto ronsen panoramik

Analisis hasil foto ronsen

3.8 Etika Penelitian

Sebelum penelitian berjalan, responden telah diberikan penjelasan mengenai manfaat dan resiko dari penelitian ini. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden. Peneliti juga menghargai privasi responden, serta menjelaskan bahwa responden mempunyai hak untuk menolak keikutsertaan dalam penelitian apabila klien kelelahan atau alasan lain yang tidak dapat diutarakan oleh klien. Semua berkas yang


(21)

mencantumkan identitas responden, tempat penelitian hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data. Bila calon responden setuju ikut berpartisipasi sebagai responden, maka peneliti akan meminta calon responden untuk menandatangani lembar persetujuan informed consent tanpa ada unsur paksaan.


(22)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografi Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 41 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Dalam penelitian ini, sampel diperiksa gigi posterior rahang bawahnya, sampel yang memiliki gigi posterior rahang bawah atau yang masih memiliki sebagian gigi premolar pertama maupun premolar kedua rahang bawah dironsen untuk melihat posisi dan bentuk dari foramen mentale.

Tabel 2. Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3. Data statistik jumlah responden berdasarkan umur

Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase %

Laki-laki 6 14,6

Perempuan 35 85,4

Total 41 100

Umur Frekuensi (Orang) Persentase %

10-30 Tahun 3 7,3

31-51 Tahun 22 53,7

52-72 Tahun 16 39,0


(23)

4.2 Prevalensi Posisi dan Bentuk Foramen Mentale Kiri Mandibula

4.2.1 Posisi Foramen Mentale Kiri Mandibula

Tabel 4. Data statistik posisi foramen mentale kiri mandibula

Pada Tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa prevalensi posisi foramen mentale mandibula regio kiri pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang memiliki posisi yang mayoritas berada segaris dengan akar premolar kedua (53,7%) yang diikuti posisi di antara premolar pertama dan premolar kedua (29,3%), posisi di antara premolar kedua dan molar pertama (17,1%), posisi segaris dengan akar premolar pertama dan molar satu (0%) dari total sampel 41 orang.

4.2.2 Bentuk Foramen Mentale Kiri Mandibula

Tabel 5. Data statistik bentuk foramen mentale kiri mandibula

Kategori Frekuensi (Orang) Persentase %

Segaris akar premolar pertama

0 0

Segaris akar kedua 22 53,7

Di antara akar premolar pertama dan premolar dua

12 29,3

Di antara akar gigi premolar dua dan molar pertama

7 17,1

Segaris akar molar pertama 0 0

Total 41 100

Kategori Frekuensi (Orang) Persentase %

Oval 23 56,1

Bulat 18 43,9


(24)

Pada Tabel 5. dapat dilihat bahwa prevalensi bentuk foramen mentale regio kiri mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan mayoritas berbentuk oval (56,1%) dan bulat (43,9%) yang diperoleh dari total sampel 41 orang.

Gambar 6. Posisi dan bentuk foramen mentale. Posisi berada segaris premolar kedua dan berbentuk oval.


(25)

BAB 5 PEMBAHASAN

Foramen mentale adalah suatu foramen kecil yang terletak di sisi anterolateral dari mandibula. Biasanya, foramen mentale terletak di bawah jarak antara gigi premolar. Lokalisasi foramen mentale secara radiografi sulit yang disebabkan kurangnya anatomi landmark yang tetap sebagai referensi dan foramen mentale tidak dapat secara klinis divisualisasi atau dipalpasi.1-3

Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel dari masyarakat pada enam kelurahan di Kecamatan Medan Selayang yaitu Kelurahan Beringin, Kelurahan Padang Bulan Selayang I, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kelurahan Sempakata, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Asam Kumbang. Untuk memperoleh identitas dari responden dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner. Seleksi sampel juga dilakukan berdasarkan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat ada atau tidaknya gigi posterior rahang bawah kiri pada sampel. Lalu setelah dilakukan pemeriksaan, pada sampel yang memenuhi kriteria dilakukan pengambilan foto radiografi panoramik untuk dapat melihat gambaran posisi serta bentuk foramen mentale.

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 41 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Pada penelitian ini radiografi yang digunakan adalah radiografi panoramik konvensional, dimana posisi dan bentuk foramen mentale dapat terlihat secara lebih luas.

Lokasi foramen mentale dapat bervariasi sehubungan dengan akar premolar dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi dari apeks premolar. Lokasi tersebut dapat dijumpai segaris dengan akar premolar kedua, di antara akar premolar pertama dan premolar kedua, di antara akar premolar kedua dan molar pertama, segaris akar molar pertama dan segaris akar premolar pertama. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa posisi foramen mentale pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang mayoritas berada pada posisi segaris akar premolar kedua mandibula (Tabel 4.) dengan persentase 53,7%.


(26)

Bentuk foramen mentale biasanya oval atau bulat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (Tabel 5.) mayoritas bentuk foramen mentale pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang adalah oval dengan persentase 56,1%.

Dari segi klinis yang perlu diperhatikan dari posisi anatomi foramen mentale adalah dalam hal pemberian anastesi lokal untuk blok nervus mentalis, posisi dan jumlah foramen mentale mempengaruhi keefektifan blok nervus mentalis yang mungkin berkurang. Pada perawatan endodonti, apeks dari premolar yang sangat dekat dengan foramen mentale dapat membahayakan nervus mentalis dengan overfilling saluran akar selama perawatan saluran akar dari premolar.11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oguz dkk. (2002) bahwa mayoritas posisi foramen mentale berada segaris dengan premolar kedua dengan persentase 50%. Amer dkk. (2004), menyatakan bahwa 64,71% posisi foramen mentale mayoritas berada segaris dengan akar premolar kedua. Deepa RA dan Sandeep BG (2011) juga menyatakan bahwa mayoritas posisi foramen mentale berada segaris akar premolar kedua sebanyak 81,50%. Osunwoke dkk. (2012) juga menyatakan hal yang sama, bahwa posisi mayoritas dari foramen mentale adalah segaris dengan akar premolar kedua dengan persentase 54,24%.

Selain posisi foramen mentale kiri mandibula yang terletak segaris premolar kedua juga didapatkan posisi yang berada di antara premolar pertama dan premolar kedua (29,3%) dan posisi yang berada di antara premolar kedua dan molar pertama (17,1%). Penelitian yang dilakukan oleh Amer dkk. (2004) menyatakan bahwa posisi lain yang didapatkan adalah di antara premolar pertama dan premolar kedua (29,41%). Hasil penelitian dari Deepa RA dan Sandeep BG (2011) juga menyebutkan bahwa didapat posisi selain segaris dengan akar premolar kedua yaitu posisi di antara premolar pertama dan premolar kedua (7,6%) dan posisi di antara premolar kedua dan molar pertama (3,1%). Osunwoke dkk. (2012) juga mendapatkan posisi foramen mentale di antara premolar pertama dan premolar kedua (25,42%) dan posisi di antara premolar kedua dan molar pertama (15,25%) selain daripada posisi segaris dengan akar premolar kedua.


(27)

Igbigbi dan Lebona (2005) dalam penelitiannya mendapatkan bahwa mayoritas bentuk dari foramen mentale adalah oval. Fabian FM (2007) menyatakan bahwa 54% bentuk foramen mentale mayoritas adalah oval.

Selain bentuk oval dari foramen mentale yang mayoritas didapat, bentuk foramen mentale yang bulat juga dijumpai dengan persentase 43,9%. Singh dan Srivastav dkk. (2010) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa selain oval, bentuk foramen mentale adalah bulat.


(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Prevalensi posisi foramen mentale regio kiri mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas terletak segaris akar premolar kedua dengan persentase 53,7%, diikuti posisi di antara premolar pertama dan premolar kedua dengan persentase 29,3% dan posisi di antara premolar kedua dan molar pertama dengan persentase 17,1% dari total sampel 41 orang.

2. Prevalensi bentuk foramen mentale regio kiri mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas berbentuk oval dengan persentase 56,1% dan berbentuk bulat dengan persentase 43,9% dari total sampel 41 orang.

6.2 Saran

1. Diharapkan ada penelitian yang sama pada kecamatan yang berbeda. 2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pada sampel yang berusia > 20 tahun. Pada usia < 20 tahun, posisi foramen mentale masih bisa berubah.


(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Foramen Mentale

Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Foramen ini dilalui saraf mental, arteri dan vena. Nervus mentalis adalah cabang terkecil dari saraf alveolar yang menghantarkan sensasi ke bibir bawah, mukosa labial, kaninus bawah dan premolar.8 (Gambar 1.)

Gambar 1. Gambaran foramen mentale.7

Foramen mentale adalah salah satu anatomi landmark yang penting untuk memudahkan pembedahan, anestesi lokal dan prosedur invasif lainnya pada saat dokter gigi melakukan operasi periapikal pada daerah foramen mentale rahang bawah. Lokasinya dan kemungkinan bahwa anterior loop dari nervus mentalis mungkin muncul di mesial ke foramen mentale dan perlu dipertimbangkan sebelum dilakukan operasi di daerah foramen untuk menghindari kerusakan saraf. Foramen mentale ini terletak bilateral pada anterolateral rahang bawah sampai ke alveolar margin. Nervus mentalis dan pembuluh darah muncul melalui foramen mentale dan persarafan sensorik dan suplai darah ke jaringan lunak dagu, bibir bawah dan gingiva.7


(30)

Lokasi foramen mentale juga berubah seiring dengan perubahan usia. Pada masa anak-anak sebelum erupsi gigi, biasanya foramen mentale ditemukan lebih dekat dengan ridge alveolar. Ketika gigi sudah mulai erupsi, foramen mentale mulai turun ke tengah-tengah antara margin atas dan batas bawah. Pada orang dewasa yang sudah mempunyai gigi dalam waktu yang lama, foramen mentale bergerak agak dekat dengan perbatasan inferior secara relatif. Dalam usia tua akhirnya dengan hilangnya gigi dan resorpsi edentulous ridge foramen mentale bergerak relatif menuju ridge alveolar.10

2.2 Posisi Foramen Mentale

Posisi yang paling umum dari foramen mentale ini adalah sejalan dengan sumbu longitudinal dari premolar kedua. Dalam bidang vertikal pada tengkorak, foramen mentale terletak di titik tengah dari jarak antara batas bawah mandibula dan margin alveolar. Mengetahui posisi foramen mentale penting bagi dokter ketika pemberian anestesi lokal dan melakukan operasi di daerah foramen mentale mandibula.11

Identifikasi dan penentuan lokasi foramen mentale penting dalam kedokteran gigi klinis, di antaranya10 :

1. Dalam pemberian anestesi lokal untuk blok nervus mentalis arah jarum diarahkan ke tengah-tengah antero-inferior premolar pertama dan kedua. Variasi dalam posisi dan jumlah foramen mentale mempengaruhi keefektifan blok nervus mentalis yang mungkin berkurang. Identifikasi posisi foramen mentale secara klinis tidak dapat diandalkan dan kurang akurat karena tidak dapat divisualisasikan secara klinis atau teraba secara manual. Sebaliknya deteksi foramen mentale yang bisa dilakukan jauh akurat dengan radiografi periapikal dan computed tomography.

2. Saraf keluar dari foramen mentale menuju ke mandibula bagian anterior kemudian keluar kembali melewati foramen mentale. Tingkat perulangan anterior saraf maksimum 2 mm anterior ke perbatasan anterior dari foramen mentale. Identifikasi tingkat lingkaran foramen mentale pada radiografi panoramik dan mempertimbangkan faktor perbesaran dari radiografi sehingga kita dapat menilai lokasinya.


(31)

3. Operasi ortognatik juga salah satu prosedur penting dilakukan sebagai prosedur bedah estetika. Operasi ortognatik yang berhubungan dengan daerah foramen mentale adalah genioplastis dan prosedur osteotomi anterior segmental. Koreksi mikrogenia dan penyisipan implant alloplastic atau cangkok tulang autogenous dan pengurangan genioplastis pada kasus akromegali atau asimetri juga terkait dengan osteotomi di wilayah foramen mentale. Pemotongan osteotomi direncanakan sesuai dengan posisi foramen mentale yang terlihat pada radiografi, dan kadang-kadang pemotongan osteotomi harus dimodifikasi secara bertingkat daripada harus dipotong secara garis lurus.

4. Dalam kasus rahang yang mengalami retak pada wilayah parasymphysis, posisi foramen mentale dan keterlibatannya ke daerah fraktur sangat penting. Parasymphysis fraktur melewati foramen mentale umumnya menunjukkan pembentukan hematoma dan kehilangan neurosensorik setelah trauma.

5. Dengan hilangnya gigi di daerah premolar menurunkan resorpsi ridge alveolar akan menyebabkan hilangnya tulang pada batas atas perubahan posisi relatif dari foramen mentale dari tingkat pertengahan menuju batas atas dari mandibula terhadap alveolar ridge.

6. Apeks dari premolar yang ditemukan sangat dekat dengan foramen mentale. Jadi ketika perawatan endodontik direncanakan untuk gigi ini selama obturasi saluran akar dapat menyebabkan kerusakan dan iritasi pada nervus mentalis.

Pengetahuan foramen mentale bermanfaat dalam hal pemberian anestesi lokal untuk tujuan pembedahan dan dalam perawatan endodontik. Radiograf dari foramen mentale dapat dilihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar. Lokasinya dapat bervariasi sehubungan dengan akar premolar dan gambarannya dapat dijumpai lebih rendah, sama atau lebih tinggi dari apeks akar premolar (Gambar 2). Lokasi foramen mentale berbeda dalam bidang horizontal dan vertikal. Metode yang paling populer untuk identifikasi dari foramen mentale diusulkan oleh Fishel dkk dan Green (Gambar 3.). Posisi horizontal dari foramen mentale tersebut diakui baik sesuai dengan sumbu longitudinal gigi atau yang terletak di antara dua gigi. Posisi foramen


(32)

mentale dalam penelitian saat ini yang paling umum berada di bawah apeks premolar kedua.4,8 (Gambar 4.)

Gambar 2 . Anatomi variasi posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam hubungannya dengan akar gigi.4

Keterangan: Warna: biru: MIC, merah: kanal mental (pembukaan anterior kanalis mandibula), kuning: mandibula kanal. 1: jarak dari foramen

mentale ke garis tengah rahang bawah

(perkiraan jarak 28 mm), 2: jarak dari foramen

mentale ke perbatasan inferior (mm 14 sampai

15) mandibula; 3: lokasi foramen mentale pada bidang horizontal dalam kaitannya dengan akar gigi; 4: bentuk foramen mentale dapat bulat atau oval, diameter adalah 1,68-3,5 mm; 5: prevalensi lokasi foramen pada bidang horizontal untuk penduduk Kaukasia; 6: prevalensi lokasi foramen pada bidang horizontal untuk Mongoloid dan orang-orang Afrika.


(33)

A B C

Gambar 3 . Panoramik radiografi menunjukkan variasi dari posisi foramen mentale dalam bidang vertikal dalam hubungannya dengan apeks premolar.4 Keterangan: Klasifikasi Fishel dkk, A: foramen mentale yang terletak koronal ke apeks,

B: foramen mentale yang terletak di apeks; C: foramen mentale yang terletak apikal ke apeks.

Gambar 4. Menunjukkan posisi foramen mentale yang paling umum dibawah apeks premolar kedua.1


(34)

2.3 Radiografi Panoramik

Gambaran panoramik (juga disebut pantomography) adalah teknik untuk menghasilkan gambar tomografi tunggal dari struktur wajah yang mencakup baik rahang atas dan rahang bawah lengkungan gigi dan struktur pendukungnya.11 (Gambar 5.)

Gambar 5. Gambaran radiografi panoramik12

Kualitas radiograf apapun tergantung pada teknik yang akurat dan proses pengolahan yang hati-hati. Dibandingkan dengan radiografi intra-oral, radiografi panoramik menimbulkan tantangan tertentu pada aspek-aspek produksi gambar. Posisi akurat dan persiapan dari pasien yang diperlukan untuk memastikan gambar tidak terdistorsi, sedangkan kontrol kualitas sangat penting ketika film diproses.12

Pada radiografi intra oral, contohnya pada teknik radiografi periapikal terdapat beberapa kekurangan untuk melihat foramen mentale. Yaitu, yang pertama misalkan terjadi sedikit distorsi gambar akibat kesalahan angulasi sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk mendeteksi foramen mentale. Yang kedua, ketika foramen


(35)

mentale terletak di bawah apeks sehingga hal ini mungkin sulit untuk ditunjukkan. Ketiga, karena tulang yang tipis pada rahang bawah sehingga tidak dapat dengan baik melihat foramen mentale karena kurangnya kontras radiografi. Karena beberapa kekurangan di atas, maka foramen mentale yang dapat diidentifikasi dengan teknik radiografi periapikal hanya sekitar 47-75 % kasus.2

2.4 Kerangka Konsep

FOTO RADIOGRAFI PANORAMIK

FORAMEN MENTALE

POSISI

FORAMEN MENTALE

BENTUK


(36)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Foramen mentale adalah suatu foramen kecil yang terletak di sisi anterolateral dari mandibula. Biasanya foramen mentale terletak di bawah jarak antara gigi premolar. Lokalisasi foramen mentale secara radiografi sulit yang disebabkan kurangnya anatomi landmark yang tetap sebagai referensi dan foramen mentale tidak dapat secara klinis divisualisasi atau dipalpasi.1-3

Bentuk dari foramen mentale dapat bulat atau oval. Gershenson dkk (1986) dalam penelitiannya menemukan bahwa bentuk foramen mentale bulat dalam 34,48% kasus dan foramen mentale oval dalam 65,52% kasus. Mbajiorgu dkk (1998) menemukan berbagai bentuk dari foramen mentale di rahang bawah pada penduduk Zimbabwe, yaitu bentuk bulat pada 14 dari 32 (43,8%) rahang dan oval pada 18 dari 32 (56,3%) rahang. Igbigbi dan Lebona (2005) menyimpulkan dari hasil penelitiannya terhadap 70 orang kebangsaan Malawi bahwa mayoritas dari bentuk foramen mentale adalah oval. Pada individu hitam Tanzania, hasil penelitian dari Fabian FM (2007) mendapatkan bentuk foramen mentale adalah oval 54% dan bulat 46%. Pada populasi Yordania, mayoritas bentuk foramen mentale adalah berbentuk bulat. Singh dan Srivastav dkk (2010) melaporkan dari hasil penelitiannya bahwa bentuk paling umum dari foramen mentale adalah yang bulat yang terdapat di 94% rahang.4

Lokasi foramen mentale berbeda dalam hal horizontal dan vertikal. Posisi horizontal dari foramen mentale tersebut tercatat sejalan dengan sepanjang sumbu gigi atau yang terletak di antara dua gigi. Fishel dkk (1976) menyelidiki posisi vertikal foramen mentale dan melaporkan bahwa pada 936 pasien berada di daerah premolar pertama, foramen mentale terletak koronal ke apeks dalam 38,6% kasus, berada di apeks dalam 15,4% kasus, dan berada pada apikal ke apeks 46,0% kasus.4

Lokasi foramen mentale dalam kaitannya dengan premolar kedua, yaitu berada pada koronal ke apeks dalam 24,5% kasus, berada pada apeks dalam 13,9% kasus, dan berada pada apikal ke apeks dalam 61,6% kasus. Wang dkk (1986) menyebutkan


(37)

bahwa foramen mentale pada masyarakat di Cina 58,98% terletak di bawah apeks premolar kedua. Santini dan Land dkk (1990) melaporkan bahwa pada rahang mandibula di Inggris 52,90% foramen mentale terletak di bawah apeks premolar kedua.1,4

Oguz dkk (2002) menunjukkan posisi foramen mentale terbanyak dari 34 mandibula penduduk dewasa Turki, terletak segaris dengan premolar kedua sebanyak 61,7% pada regio kanan dan 50% di regio kiri. Wei Cheong Ngeow dan Yusof Yuzawati (2003) melaporkan hasil penelitiannya bahwa foramen mentale berada di posisi di antara sumbu panjang kaninus ke akar mesiobukal molar pertama. Menurut Olasoji dkk (2004) foramen mentale terletak antara premolar pertama dan kedua pada orang Nigeria. Amer dkk (2004) melaporkan bahwa posisi foramen mentale terletak segaris dengan premolar kedua sebanyak 47,06% di regio kanan dan 64,71% di regio kiri, di antara premolar pertama dan premolar kedua sebanyak 41,18% regio kanan dan 29,41% regio kiri, segaris dengan premolar pertama sebanyak 11,76% di regio kanan dan 11,76% di regio kiri, di antara premolar kedua dan molar pertama sebanyak 5,88% di regio kanan dan 0,00% di regio kiri. Apinhasmit dkk (2006) mengamati bahwa foramen mentale berada di bawah puncak premolar pertama pada masyarakat Thailand.5

Singh dan Srivastav dkk (2010) mengamati posisi foramen mentale dan mendapatkan 68,8% berada di bawah apeks premolar kedua pada rahang orang India. Menurut penelitian Deepa RA dan Sandeep BG (2011) di Gujarat Selatan, didapatkan bahwa posisi foramen mentale yang paling banyak yaitu 81,55% regio kanan dan 81,50% regio kiri mempunyai foramen mentale yang terletak segaris dengan akar premolar kedua. Posisi yang terbanyak kedua yaitu pada regio kanan 7,9% dan regio kiri 7,8% terletak segaris dengan akar molar pertama, 7,8% regio kanan dan 7,6% regio kiri terletak di antara inferior akar premolar pertama dan premolar kedua, sedangkan yang terletak di antara inferior premolar kedua dan molar pertama sebanyak 2,75% regio kanan dan kiri 3,1%.Namun, posisi yang paling umum adalah segaris dengan sumbu longitudinal dan apeks premolar kedua (n= 223, 69.2%). Osunwoke dkk (2012) menunjukkan bahwa posisi foramen mentale pada 59 mandibula pria di Nigeria Selatan


(38)

yang terletak segaris dengan premolar kedua sebanyak 54,24%, di antara premolar pertama dan premolar kedua sebanyak 25,42%, di antara premolar kedua dan molar pertama sebanyak 15,25% dan molar pertama sebanyak 5,08%. 1,6,7

Cek Dara Manja (2006) melaporkan bahwa 63,64% mempunyai foramen mentale berada pada posisi segaris dengan inferior akar premolar kedua bawah, sedangkan 36,36% berada pada posisi di antara inferior akar premolar pertama dan inferior akar premolar kedua.8

Beberapa penelitian telah memaparkan bahwa foramen mentale dapat lebih mudah dilihat dengan radiografi panoramik. Dalam hal ini radiografi panoramik mempunyai keuntungan melebihi radiografi periapikal. Hal ini meliputi daerah yang lebih luas dari jaringan keras dan lunak juga kemampuan untuk memvisualisasikan daerah sekitarnya, sehingga lebih akurat untuk lokalisasi foramen mentale di kedua dimensi horizontal dan vertikal dan hubungannya dengan jaringan sekitarnya bisa diamati dengan jelas. Penilaian radiografi foramen mentale harus ditafsirkan dengan hati-hati. Jacob dkk (2004) melaporkan foramen mentale terdeteksi pada 94% dari radiografi panoramik (N = 545), tetapi visibilitas yang jelas hanya mencapai 49%. Yosue dan Brooks melihat foramen mentale pada 87,5% (N = 297) dari radiografi panoramik, dan itu 64% berbeda dari sebelumnya. Di penyelidikan yang lain di mana empat tengkorak diradiografi, Yosue dan Brooks menyimpulkan bahwa film panoramik dan periapikal mencerminkan posisi sebenarnya dari foramen mentale dalam tengkorak <50%. 7,8,9

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa posisi foramen mentale memiliki banyak variasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui posisi foramen mentale pada masyarakat Kota Medan, khususnya masyarakat Kecamatan Medan Selayang.


(39)

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana posisi dan bentuk foramen mentale regio kiri mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui posisi dan bentuk dari foramen mentale pada regio kiri mandibula pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang melalui gambaran radigrafi panoramik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat memberikan informasi mengenai variasi posisi serta bentuk dari foramen mentale regio kiri mandibula pada masyarakat di Kecamatan Medan Selayang.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

Dapat memberikan data mengenai variasi posisi dari foramen mentale pada mandibula regio kiri melalui gambaran radiografi yang berguna bagi para dokter gigi untuk lebih teliti dalam hal pemberian anestesi lokal untuk pembedahan dan perawatan endodontik, pemasangan implan serta pencegahan komplikasi neurovaskular setelah prosedur invasif pada rahang bawah.


(40)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Dental Tahun 2013 Nabilah Khairiyyah

Posisi foramen mentale regio kiri mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di kecamatan medan selayang.

x + 26 halaman

Foramen mentale biasanya terletak di antara jarak gigi premolar mandibula. Radiografi foramen mentale dapat dilihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui posisi dan bentuk dari foramen mentale.

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 41 orang masyarakat di Kecamatan Medan Selayang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa posisi foramen mentale pada Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas berada pada posisi segaris akar premolar kedua mandibula kiri dengan persentase 53.7%. Bentuk foramen mentale mayoritas adalah oval dengan persentase 56.1%.


(41)

POSISI FORAMEN MENTALE REGIO KIRI

MANDIBULA DITINJAU SECARA RADIOGRAFI

PANORAMIK

PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN

MEDAN SELAYANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh

NABILAH KHAIRIYYAH NIM : 090600045

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(42)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Radiologi Dental Tahun 2013 Nabilah Khairiyyah

Posisi foramen mentale regio kiri mandibula ditinjau secara radiografi panoramik pada masyarakat di kecamatan medan selayang.

x + 26 halaman

Foramen mentale biasanya terletak di antara jarak gigi premolar mandibula. Radiografi foramen mentale dapat dilihat sebagai suatu daerah radiolusen oval atau bulat di regio premolar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui posisi dan bentuk dari foramen mentale.

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 41 orang masyarakat di Kecamatan Medan Selayang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 35 orang perempuan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa posisi foramen mentale pada Masyarakat di Kecamatan Medan Selayang mayoritas berada pada posisi segaris akar premolar kedua mandibula kiri dengan persentase 53.7%. Bentuk foramen mentale mayoritas adalah oval dengan persentase 56.1%.


(43)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Februari 2013

Pembimbing: Tandatangan

1. Trelia Boel, drg.,M.Kes.,Sp.RKG(K) ……… NIP. 19650214 199203 2004

2. Amrin Thahir, drg ………

NIP. 19510421 198403 1 001

3. Dewi Kartika, drg ……….


(44)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Pada tanggal 23 Februari 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Trelia Boel drg., M.Kes., Sp.RKG(K) Anggota : 1. Amrin Thahir, drg


(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda, Drs. Iskandar Muda dan Ibunda, Nurfuadi Simbolon yang telah memberi kasih sayang, didikan, serta dukungan kepada penulis dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada adinda Nadhilah Fajrina yang juga telah mendukung penulis selama penelitian ini. Terima kasih juga kepada Tante Nurhandriati, SE yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing, Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG(K), H. Amrin Thahir, drg., dan juga Dewi Kartika, drg yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan kesabaran dalam membimbing penulis selama penyelesaian skripsi ini.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Nazruddin, drg., C. Ort., Ph. D., Sp. Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Widi Prasetya, drg selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.


(46)

3. Cek Dara Manja, drg, Sp. RKG dan Maria Sitanggang, drg selaku Staf Pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

4. Bu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.

5. Bapak Camat Medan Selayang beserta staf yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

6. Seluruh Staf Pegawai di Departemen Radiologi Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. Anggota-anggota penelitian (Dita, Elvita, Leni, Indy, Ruth, Suba, Saveena dan Jasween) yang telah setia menemani penulis dalam penelitian ini.

8. Kepada sepupu saya Mitra Riswanda dan teman-teman saya, Sari, Lili, Saripah, Lucyana, Selly, Debby, Ikrima, Vivi, Lily, danNora yang telah menemani selama masa kuliah.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, Februari 2013 Penulis

( ...) Nabilah Khairiyyah 090600045


(47)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL…... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.4.1 Manfaat Aplikatif... 4

1.4.2 Manfaat Teoritis... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale... 5

2.2 Posisi Foramen Mentale... 6

2.3 Radiogafi Panoramik... 10

2.4 Kerangka Konsep... 11

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 12

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 12

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 12

3.3.1 Populasi………... 12

3.3.2 Sampel... 12

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 13


(48)

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi... 13

3.3.4 Besar Sampel... 13

3.4 Variabel dan Definisi Operasional... 14

3.5 Metode Pengumpulan Data... 15

3.5.1 Survei Lapangan Penelitian... 15

3.5.2 Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kiri………... 15

3.5.3 Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik... 15

3.5.4 Foto Ronsen Sampel... 15

3.6 Pengolahan dan Analisis Data... 15

3.7 Alur Penelitian... 16

3.8 Etika Penelitian... 16

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografi Sampel ... 18

4.2 Prevalensi Posisi dan Bentuk Foramen Mentale Kiri Mandibula….. 19

4.2.1 Posisi Foramen Mentale Kiri Mandibula ... 19

4.2.2 Bentuk Foramen Mentale Kiri Mandibula ... 19

BAB 5 PEMBAHASAN... 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 24

6.1 Kesimpulan... 24

6.2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25 LAMPIRAN


(49)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Variabel dan definisi operasional... 14

2. Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin... 18

3. Data statistik jumlah responden berdasarkan umur... 18

4. Data statistik posisi dari foramen mentale kiri mandibula... 19


(50)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambaran foramen mentale dan hubungannya dengan struktur jaringan

lainnya di mandibula……… 5

2. Anatomi variasi posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam

hubungannya dengan akar gigi……….. 8

3. Panoramik radiografi menunjukkan variasi dari posisi foramen mentale

dalam bidang vertikal dalam hubungannya dengan apeks premolar……… 9

4. Menunjukkan posisi foramen mentale yang paling umum di bawah apeks

premolar kedua………... 9

5. Gambaran radiografi panoramik……… 10 6. Posisi dan bentuk foramen mentale... 20


(51)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik 2. Lembar Data Personil

3. Anggaran Penelitian 4. Jadwal Penelitian

5. Lembar Biodata Responden

6. Lembar penjelasan kepada calon responden dan informed consent 7. Hasil Perhitungan SPSS


(1)

3. Cek Dara Manja, drg, Sp. RKG dan Maria Sitanggang, drg selaku Staf Pengajar Departemen Radiologi Kedokteran Gigi atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi.

4. Bu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.

5. Bapak Camat Medan Selayang beserta staf yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

6. Seluruh Staf Pegawai di Departemen Radiologi Dental Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. Anggota-anggota penelitian (Dita, Elvita, Leni, Indy, Ruth, Suba, Saveena dan Jasween) yang telah setia menemani penulis dalam penelitian ini.

8. Kepada sepupu saya Mitra Riswanda dan teman-teman saya, Sari, Lili, Saripah, Lucyana, Selly, Debby, Ikrima, Vivi, Lily, danNora yang telah menemani selama masa kuliah.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini. Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, Februari 2013 Penulis

( ...) Nabilah Khairiyyah 090600045


(2)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL…... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

1.4.1 Manfaat Aplikatif... 4

1.4.2 Manfaat Teoritis... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale... 5

2.2 Posisi Foramen Mentale... 6

2.3 Radiogafi Panoramik... 10

2.4 Kerangka Konsep... 11

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 12

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 12

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 12

3.3.1 Populasi………... 12

3.3.2 Sampel... 12

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 13

3.3.3.1 Kriteria Inklusi... 13


(3)

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi... 13

3.3.4 Besar Sampel... 13

3.4 Variabel dan Definisi Operasional... 14

3.5 Metode Pengumpulan Data... 15

3.5.1 Survei Lapangan Penelitian... 15

3.5.2 Pemeriksaan Gigi Posterior Rahang Bawah Kiri………... 15

3.5.3 Seleksi Sampel untuk Foto Ronsen Panoramik... 15

3.5.4 Foto Ronsen Sampel... 15

3.6 Pengolahan dan Analisis Data... 15

3.7 Alur Penelitian... 16

3.8 Etika Penelitian... 16

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografi Sampel ... 18

4.2 Prevalensi Posisi dan Bentuk Foramen Mentale Kiri Mandibula….. 19

4.2.1 Posisi Foramen Mentale Kiri Mandibula ... 19

4.2.2 Bentuk Foramen Mentale Kiri Mandibula ... 19

BAB 5 PEMBAHASAN... 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 24

6.1 Kesimpulan... 24

6.2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Variabel dan definisi operasional... 14

2. Data statistik jumlah responden berdasarkan jenis kelamin... 18

3. Data statistik jumlah responden berdasarkan umur... 18

4. Data statistik posisi dari foramen mentale kiri mandibula... 19

5. Data statistik bentuk dari foramen mentale kiri mandibula... 19


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambaran foramen mentale dan hubungannya dengan struktur jaringan

lainnya di mandibula……… 5

2. Anatomi variasi posisi foramen mentale pada bidang horizontal dalam

hubungannya dengan akar gigi……….. 8

3. Panoramik radiografi menunjukkan variasi dari posisi foramen mentale

dalam bidang vertikal dalam hubungannya dengan apeks premolar……… 9

4. Menunjukkan posisi foramen mentale yang paling umum di bawah apeks

premolar kedua………... 9

5. Gambaran radiografi panoramik……… 10


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik 2. Lembar Data Personil

3. Anggaran Penelitian 4. Jadwal Penelitian

5. Lembar Biodata Responden

6. Lembar penjelasan kepada calon responden dan informed consent 7. Hasil Perhitungan SPSS