Masyarakat Bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat

Di sinilah terlihat urgensi yang semakin tinggi dari upaya mencerdaskan kehidupan masyarakat atau bangsa agar tidaj terus menerus terseret dan terbawa arus kemajuan yang menimpanya.

2. Masyarakat Bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat

Sampai saat ini, system pendidikan yang berjalan umumya masi berperan sekedar sebagai sarana mengalihkan pengetahuan yang dianggap benar dan berlaku. Hal demikian memang banyak dikecam,menginat bahwa bukan saja karena pengetahuan yang dianggap benar tersebut akan menjadi using dengan ditemukannya pengetahuan lebih baru,tetapi lebih karena hasil pendidikan sangat diharapkan dapar dipakai sebagai modal penting melakukan dan menanggapi setiap modernisasi dan tantangan perkembangan zaman secara kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Realitas semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi iptek, sementara di satu pihak masalah-masalah atau tantangan kehidupan yang tidak ada henti-hentinya, mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran dan praktik- praktik baru yang bersifat inovaif. Maksudnha, adalah untuk perbaikan kehidupan di masyarakat,minimal dilakukan dengan memperbaiki system seperti yang dikemukakan di atas. Memang dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat sangat diperlukan adanya pengetahuan baru,tekhologi baru,dan pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat fungsional. Apa yang menjadi program pendidikan di persekolahan, di samoing menjamin upaya peningkatan kecerdasan,juga mengupayakan transformasi dari pengetahuan, pemikiran, dan [raktik-praktik baru, terutama yang dianggap fungsional dan relevan dengan jenis dan tingkatan dari sekolah masing-masing. Materi atau program pendidikan yang demikian bisa disebut sebagai transformasi bibit-bibit pembangunan yang pada akhirnya akan berfungsi dan menjalar di tengah-tengah masyarakat. 4 3. Menciptakan Warga Masyaraka yang Siap dan Terbekali bagi Kepentingan Kerja di Lingkungan Masyarakat Bagaimana anak yang dididik di lembaga persekolahan pada akhirnya akan kembali dan menjadi warga masyarakat. Berkenaan dengan ini mereka memerlukan pekerjaan utntuk menopang kehidupannya. Untuk terjun ke dunia kerja, seseorang dituntut kesiapan tertentu yang diperlukan oleh lapangan kerja bersangkutan. Kesiapan tersebut meliputi pengetahuan,skill,dan sika. Fungsi penyiapan bagi bagi kepentingan dunia kerja, dalam kenyataannya tidak terlepas dari perhatian lembaga pendidikan persekolahan. Hal tersebut terlihat, baik dalam program pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan jalur sekolah maupun di dalam isi kurikulum pada masing program pendidikan. Dengan berfungsinya lembaga pendidikan jalur pendidikn=an sekolah di dalam memberikan bekal-bekal pengetahuan,keterampilan dan sika-sikap yang relevan bagi dunia kerja, hal tersebut secara langsung membawa efek terhadap lapangan kerja di masyarakat. Kualitas dan kuantitas system lembaga pemberi kerja di masyarakat sedikit banyak dipengaruhi pula oleh produk-produk atau out put system pendidikan persekolahan itu sendiri. Berkenaan dengan semua itu,sangatlah wajar bila kualifiasi pendidikan seseorang juga dijadikan salah satu pertimbangan di dalam system seleksi pada lembaga-lembaga pemberi kerja di masyarakat. 4. Memunculkan Sikap-sikap Positif san Konstruktif bagi Masyarakat,sehingga Tercipta Integrasi Sosial yang Harmonis di Tengah- tengah Masyarakat Sejak sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi,sikap-sikap positif dan konstruktif yang di perlukan di dalam hidup bernegara atau bermasyarakat senantiasa menjadi perhatian. Hal ini berkaitan dengan falsafah hidup dari suatu bangsa atau masyarakat, yang sudah tentu mendambakan keharmonisan dan keutuhan integrasi social dari kehidupan berbangsa dan bernegara baik pendidikan dasar ,menengah, maupun perguruan tinggi, tata etika di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, hak dan kewajiban selaku warga negara,kenyataannya selalu terintegrasi di dalam kurikulum pendidikan. 5 Begitu juga kualitas persatuan dan kesatuan bangsa, loyalitas warga negara terhadap mission bangsa dan negara, sedikit banyak diwarnai oleh pendidikan persekoahan. Khusus bagi bangsa Indonesia , nilai-nilai pancasila dan wawasan nusantara selama ini, secara essensial senantiasa dikembangkan di lembaga- lembaga pendidikan persekolahan. Demikianlah beberapa pengaruh sekolah sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat. Meskipun tampaknya sekolah memiliki andil besar terhdap masyarakat, sebaliknya masyarakat juga menuntut agar sekolah mampu memerankan dirinya sejalan dengan keinginan masyarakat. Peran yang dituntut terhadap sekolahan adalah sebagai berikut : 1.Konservatif Maksudnya dalah untuk meneruskan kebudayaan yang diseleksi kepada generasi muda agar mereka mempertahankan, memelihara, dan menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Secara popular konservatif mengandung arti yang negative,tetapi dalam konteks ini mengonservatif berarti mengawetkan dan menyimpan sesuatu supaya tahan lama. Barang-barang material dan spiritual seperti ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat dikonservasi atau disimpan lama. Sekolah berperan mengawetkan ,menyimpan, memelihara unsure-unsur yang baik dalam kebudayaan bangsa. Prinsip ekologi menginginkan agar antara sekolah dan masyarakat terdapat suatu interaksi. Dengan kata lain,sekolah tidak dapat terpisah dari masyarakat dan begitu pula sebaliknya masyarakat tidak bisa terpisah dengan sekolah. 2.Evaluasi dan Inovatif Disamping berperan konservatis,sekolah juga hendaknya mempunyai peranan evaluative dan inovatif,yaitu anak didik tidak hana menerima begitu saja kebudayaan generasi lama. Krena dunia sekarang memerlukan kebudayaan, pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap serta adat kebiasaan yang disesuaikan dengan zaman modern,yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek, hendaknya anak didik diberi kesempatan untuk menilai secara kritis. Sekolah diharapkan dapat bergerak secepat perubahan yang terjadi di masyarakat, agar sekolah tidak ketinggalan dan senantiasa menjadi kebutuhan masyarakat. Norma- norma dari zaman lampau disesuaikan dengan zamannya modern yang senantiasa dinamis. 6 Realitas menunjukkan bahwa biasanya sulit bagi para guru untuk melepaskan diri dari cara-cara mereka diajar dan dari jenis-jenis mata pelajaran yang mereka peroleh sewaktu berstudi dulu. Itulah sebabnya, sukar sekali mengeluarkan suau mata pelajaran dari kurikulum kalau mata pelajaran itu telah diajarkan bertahun-tahun walaupun mata pelajaran terswbut tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat. Dengan kenyataan ini, sebaiknya dimulai dari guru sendirilah pembaharuan dilakukan.

2.2 Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah