PAPARAN KEBIJAKAN INKLUSIF

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF
DALAM PEMERATAAN KESEMPATAN DAN AKSES SERTA
PENINGKATAN MUTU

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS & LAYANAN KHUSUS
DIKDAS
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2014

VISI & MISI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
MISI
TAHUN 2010
2014
VISI

Terselenggaranya
Layanan Prima
Pendidikan dan

Kebudayaan Nasional
untuk Membentuk
Insan Indonesia yang
Cerdas dan
Berkarakter Kuat
Sumber :Renstra Kemdikbud 2010 2014

Meningkatkan KETERSEDIAAN
layanan pendidikan dan
kebudayaan;
•Memperluas
KETERJANGKAUAN  layanan
pendidikan dan kebudayaan;
•Meningkatkan
KUALITAS layanan pendidikan
dan kebudayaan;
•Mewujudkan KESETARAAN
dalam memperoleh layanan
pendidikan dan kebudayaan;
•Menjamin KEPASTIAN /

KETERJAMINAN memperoleh
layanan pendidikan;
•MELESTARIKAN DAN

Milestone 10 Tahun
2012
Pembangunan Pendidikan
dan
Kebudayaan
Perbaikan Penyaluran •

201

BOS •
4
Rintisan PMU •
UU-Dikti •
BOP-PTN •
2010 Subak diakui
Reformasi Birokrasi •

UNESCO
PP 66/2010 •
2013
Beasiswa Bidik Misi •
• PMU
DPPN •
2008
• Integrasi UN
WAJAR DIKDAS
• Kurikulum 2013
9 Tahun
• Akademi Komunitas
tercapai
• World Cultural Forum
2006
2011
Sertifikasi
• Pendidikan Karakter
Guru
• Integrasi Kebudayaan

• Rehab SD-SMP
• Sarjana Mengajar di 3T
2009
2007
200 2005
• Tari Saman diakui
Tunjangan 20% APBN
• Awal BOS
untuk
UNESCO
4
Profesi
• UU Guru
pendidikan
Guru
dan Dosen
Target Target RPJMN/
baseline
Capaian 2013 Kontrak Kinerja
*

94,1
% APM SD/MI
95,55
95,7
95,8
96,0
58,0
% APM SMP/MTs
77,71
78,8
80,0
76,0
49,0
% APK SMA/SMK/MA
76,40
78,7
82,0
85,0
14,3
% APK PT

27,10
27,9
28,7
25,0
* Angka sementara

3

4 Isu Pokok Pembangunan
Pendidikan dan Kebudayaan
AKSES

MUTU & RELEVANSI

PELESTARIAN DAN
PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN

TATA KELOLA

Masalah & Tantangan


Populasi yang besar
 Disparitas sosial, ekonomi,
geografis
 Daya tampung terbatas
 Pemerataan Layanan.
…


• Peningkatan kelayakan Saranaprasarana
• Kualitas & distribusi guru
• Pendidikan karakter
• Keselarasan dengan dunia
kerja
• Kompetensi Lulusan
• Konservasi produk budaya masih
• …
terbatas
• Diplomasi budaya belum
dimanfaatkan secara efektif

• Pengembangan, pembinaan, dan
pelindungan bahasa dan sastra
masih terbatas
•• Penggunaan
sumberdaya belum
...
efisien
• Kurang fokus pada tupoksi
• Kurang transparan
• Kurang akuntabel
• …

Arah Kebijakan

memastikan
ketersediaan dan
keterjangkauan
meningkatkan
mutu dan
relevansi secara

berkelanjutan
menuntaskan
konservasi,
pengembangan, dan
promosi budaya dan
bahasa

memastikan
sumberdaya
dikelola efisien,
efektif,
transparan,

5

Hak Belajar
Hak Belajar 9 Tahun
Wajib
Belajar
9

Tahun

Kepastian bagi semua
warga negara untuk
memperoleh pendidikan
minimal sampai lulus
Setara SMP tanpa
kecuali!

Kesetaraan Dalam Pendidikan
“..setiap warga negara, tidak memandang
ras, agama, suku, jender, keterbatasan fisik dan
mental berhak memperoleh layanan pendidikan dan
perlindungan dari diskriminasi.. ”

umu
m
khusus

khusu

s

●Kebutuhan Khusus: Disabilitas ,
Istimewa,
●Layanan Khusus: Terluar, Terpencil,.
●Non-formal
●Informal

selalu saja ada warga yang khusus…
yang memerlukan perhatian sangat khusus…
dengan layanan yang sangat khusus pula…

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

JIKA ANAK DIBESARKAN
CELAANDENGAN
PERMUSUHAN
KETAKUTAN
RASA IBA
OLOK
IRI HATI
DIPERMALUKAN

JIKA ANAK DIBESARKAN
1. DORONGAN
2. TOLERANSI
3. PUJIAN
4. PENERIMAAN
5. DUKUNGAN
6. PENGAKUAN
7. RASA BERBAGI
8. KEJUJURAN DAN
KETERBUKAAN
9. RASA AMAN

DIA AKAN BELAJAR
1. MEMAKI
2. BERKELAI
3. GELISAH
4. MENYESALI DIRI
5. RENDAH DIRI
6. KEDENGKIAN
7. MERASA BERSALAH

JIKA ANAK DIBESARKAN
1. PERCAYA DIRI
2. MENAHAN DIRI
3. MENGHARGAI
4. MENCINTAI
5. MENYENANGI DIRI
6. MENGENALI TUJUAN
7. KEDERMAWANAN
8. KEBENARAN DAN
KEADILAN
9. MENARUH KEPERCAYAAN

8

KESEPAKATAN DUNIA
1.

Komitmen Education for All (EFA) disepakati oleh
Negara-negara Utara dan Selatan dalam rangka
memenuhi hak-hak dasar pendidikan bagi semua
anak.

2.

Sekitar 90 – 98% anak penyandang difabel di
Negara-negara utara mengikuti program pendidikan
secara inklusif (sisanya di sekolah khusus)

3.

Salah satu tujuan pembangunan millenium (MDGs)
adalah “Pada 2015 semua anak tanpa kecuali harus
mendapatkan akses pendidikan yang layak dan
bermutu”.
9

FALSAFAH PENDIDIKAN INKLUSIF
 Pendidikan untuk semua
◦ Setiap anak berhak untuk mengakses dan mendapatkan fasilitas
pendidikan yang layak
 Belajar hidup bersama dan bersosialisasi
◦ Setiap anak berhak untuk mendapatkan perhatian yang sama
sebagai peserta didik
 Integrasi pada lingkungan
◦ Setiap anak berhak menyatu dengan lingkungannya dan menjalin
kehidupan sosial yang harmonis
 Penerimaan terhadap perbedaan
◦ Setiap anak berhak dipandang sama dan tidak mendapatkan
diskriminasi dalam pendidikan
10

Apa itu PENDIDIKAN INKLUSIF
 Dalam penjelasan Ps 15 UU No. 20/2003 : “pendidikan
khusus bagi peserta didik yang mengalami hambatan
belajar karena kelainan fisik, mental, intelektual, emosi dan
social, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa, dapat diselenggarakan secara inklusif dan/atau
berupa satuan pendidikan khusus.
 Permendiknas Nomor 70 tahun 2009. Pendidikan Inklusif
adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
11

Konsep PENDIDIKAN INKLUSIF
 Menurut UNESCO :
“Sebuah pendekatan untuk mencari cara bagaimana
mengubah sistem pendidikan guna menghilangkan
hambatan yang menghalangi siswa untuk terlibat secara
penuh dalam pendidikan. Hambatan tersebut dapat
berhubungan dengan latar belakang suku, jender, status
sosial, kemiskinan, kecacatan, dan lain-lain......
Sumber: http://www.unescobkk.org/education/appeal.

12

Levels of Interventions/Supports
Tipe Intervensi
Prevensi Tersier/Intervensi
Anak dengan
kebutuhan
lebih khusus
(1% - 5%)

Intervensi dengan Target




Individual Student Planning Team
Penanganan individual
Kerja sama dengan stakeholder
(keluarga/komunitas)

Intervensi Terpilih
Anak dengan kebutuhan
khusus dan beresiko
mengalami gangguan (5%
- 15%)

Anak tanpa kebutuhan
khusus (80% - 90%)

Prevensi Sekunder/Intervensi

Prevensi Primer

Instruksi khusus
Mentoring
Manajemen Diri
• Perubahan jadual
• Dukungan tambahan




Intervensi Umum Terencana






Instruksi akademik umum
Kolaborasi
Akomodasi
Aktivitas vokasional
Violence Prevention Skills

Walker, H. M., Horner, R. H., Sugai, G., Bullis, M., Sprague, J. R., Bricker, D., & Kaufman, M.J. (1996). Integrated approaches to preventing 13
antisocial behavior patterns among school-age children and youth. Journal of Emotional and Behavioral Disorders, 4, 194-209.

Prinsip Pengelolaan Pendidikan Inklusif

Belajar
Kooperatif

Evaluasi Belajar
Alternatif

Kelas
Menyenangkan

Kolaborasi Guru
14

6 KUNCI PROSES LAYANAN ABK DI SEK. INKLUSI
2
Menetapkan Tujuan
dan Target Belajar

1

3
Merancang Materi
Pembelajaran yang
Fleksibel

Memahami Peta
Karakter Peserta Didik

PENDIDIKAN INKLUSIF
6
Monitoring
dan
Evaluasi

4
5

Membagi Tugas
Dan Peran Guru
(Co-Teaching)

Menyiapkan
Sumber Daya
(Resources)

15

LANDASAN INTERNASIONAL DAN
NASIONAL

DEKLARASI
DUNIA
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Deklarasi
HAM 1948
Konvensi
PBB hak
anak 1989
Deklarasi
Jomtien
1990 ttg
EFA
Pernyataan
Salamanca
1994 PKK
Forum
Dakar 2000,
dll
MDGs (1915
EFA selesai)

UUD 1945,
UUSPN
2003

1.

UUD 1945

2.

UUSPN
2003 Ps. 5
(1-4)

3.

UUSPN
2003 Ps.
15
(penjelasan)

PP No. 17
2010 (PP
60)

Penyelengg
araan dan
Pengelolaan
Pendidikan

PERMEN.
70/2009

•TENTANG

Pend.
Inklusi
•Jumlah

sekolah per
Kab/Kota/K
ec
•Wajib

GPK

•Kurikulum

dan
Pembelajar
an
•Penilaian
•Kelulusan

16

PEMERINTAH PUSAT

PENDIDIKAN
INKLUSIF

PEMERINTAH
DAERAH
(PROV/KAB/KOTA)

MASYARAKAT

17

IMPLEMENTASI GERAKAN
PEMBUDAYAAN PENDIDIKAN
INKLUSIF
1.Mengembangkan

sekolah model
2.Memiliki peraturan daerah yang
mendukung pendidikan inklusif
3.Membentuk POKJA pendidikan inklusif
4.Memiliki komitmen daerah yang
diwujudkan dalam bentuk penyediaan
dana APBD untuk pendidikan inklusif

STRATEGI PEMBUDAYAAN
1. Pembentukan dan Pemberdayaan POKJA PI
2. Penyusunan dan/atau Evaluasi grand design
pendidikan inklusif
3. Pendataan ABK usia sekolah belum sekolah
dan Penelusuran ABK Pasca Sekolah
4. Pendampingan dan Penguatan Sekolah
Inklusi
5. Pengadaan dan Peningkatan kapasitas SDM
Pendidikan Inklusif
6. Publikasi, (media cetak dan media elektronik
dan web.), pameran dan promosi,
19

STRATEGI PEMBUDAYAAN
7. Regulasi (Perda, Perbub/Perwali, Kebijakan,
Panduan, Juklak, Juknis, aksesibilitas, dll)
8. Pengembangan Model Sekolah Inklusi
9. Pengembangan Pusat Dukungan (Pusat Sumber)
10. Pemberian penghargaan (anugerah, lomba, unjuk
gelar, vestival)
11. Pemberian bantuan social
12. Penguatan pangkalan data informasi (PADATI)
13. Membangun komitmen bersama melalui
networking
14. Monitoring dan Evaluasi
20

PROGRAM PENDUKUNG GERAKAN
PEMBUDAYAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

1. Program transisi ke pasca sekolah:
• Sertifikasi kompetensi instruktur dengan P4TK
Bisnis dan Pariwisata Sawangan dan P4TK
Kesenian Yogyakarta
• Biaya operasional program
2. Pembangunan Autis Centre
3. Pengembangan sentra braile (Revitalisasi mesin
braille A200 dan A400 bekerjasama dengan ITS)
4. Beasiswa untuk semua ABK dan Biaya
Operasional Pendidikan untuk semua SLB
5. Reformasi kurikulum pendidikan khusus
6. Penghargaan pendidikan inklusif

PERTIMBANGAN DALAM PENEMPATAN ABK DI
SEKOLAH

1. Setiap ABK memiliki hak untuk mengikuti pendidikan di

sekolah khusus atau sekolah reguler.
2. Filosofi dasarnya adalah LRE (Least restrictive
environmental) = mendorong ABK semaksimal mungkin
untuk bergabung dalam lingkungan yang umum/luas
(mainstream/inclussion).
3. Beberapa ABK dengan kondisi (kriteria) tertentu,
disarankan untuk mengikuti pendidikan di sekolah khusus.
4. Kriteria yang menjadi dasar pertimbangan yaitu:
 ABK yang disertai hambatan intelektual.
 ABK yang disertai hambatan perilaku (sosio-emosi) yang
cukup signifikan.
 ABK dengan derajat kelainan berat
 ABK dengan kelainan kompleks (tunaganda)

KURIKULUM PENDIDIKAN UNTUK ABK
ONE CURRICULUM FRAMEWORK FOR ALL
KURIKULUM 2013
YANG
DISESUAIKAN
DENGAN
KARAKTERISTIK
ABK

KURIKULUM
2013

SEKOLAH
REGULER

SEKOLAH
KHUSUS
TUNANETRA
TUNARUNGU

KELAS
INKLUSI

TUNAGRAHIT
A
TUNADAKSA
AUTIS

KELAS
KHUSUS

MODEL LAYANAN PENDIDIKAN BAGI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1
2

KELAS INKLUSI

KELAS KHUSUS

inklusi

SEKOLAH KHUSUS

3

Segregasi

SEBARAN PUSAT LAYANAN
AUTIS

PLA DI PEKANBARU – RIAU

PLA DI YOGYAKARTA

Program Revitalisasi Printer Braillo 200/400
Visitasi

SLB

Perbaikan & Penyempurnaan ke

LESSON LEARNT DAERAH LAIN
KABUPATEN BOJONEGORO
SEBELUM
Belum ada
 
0
53
24
5
6
 
 
0
47
24
15
12
 
 
0

 
 
sekolah
sekolah
sekolah
sekolah
 
 
 
anak
anak
anak
anak
 
 
 

210 anak

1
 

KETERANGAN
Peraturan Daerah/Pergub/
Perbup/Perwali

2
a
b
c
d
e
 
3
a
b
c
d
e
 
4
a
b
c
d
e

Jumlah Sekolah Inklusif 
TK
 
 
SD
 
 
SMP
 
 
SMA
 
 
SMK
 
 
 
 
 
ABK Belum bersekolah 
TK
 
 
SD
 
 
SMP
 
 
SMA
 
 
SMK
 
 
 
 
 
ABK BeRsekolah (SLB) 
TK
 
 
SD
SMP
SMA
SMK
 
 

1.
 

SESUDAH
Perbup No. 38 Tahun 2013,
Tanggal, 2 September 2013

 (BERTAMBAH)
 
a
1
 
b
75
 
c
30
 
d
10
 
e
10
 
 
 
 (BERKURANG) 
 
a
0
 
b
12
 
c
5
 
d
6
 
e
2
 
 
 
 (BERTAMBAH) 
 
a
0
b
c
215
d
 
e

 
Sekolah
Sekolah
Sekolah
Sekolah
Sekolah
 
 
anak
anak
anak
anak
anak
 
 
anak
anak

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

LANJUTAN ......
KABUPATEN BOJONEGORO
 

 

 

 
242 anak
17

anak

5
a
b

ABK DI SEKOLAH INKLUSIF

 (BERTAMBAH)
TK
 
 
 
   
292 anak
SD
 
 
 

 
 
 

 
 
 

c

SMP

 

 

 

22

anak

 

 

19

 

 

8

anak

d

SMA

 

 

 

anak

9
 
 

anak
 
 

e
 
6

SMK
 
GPK

 
 
 

 
 
 

 
15
anak
 
 
 
  (BERTAMBAH) 

 
 
 

 
 
 

12 orang

a

TK

 

 

 

75

orang

 

 

28 orang

b

SD

 

 

 

56

orang

 

 

24 orang

c

SMP

 

 

 

49

orang

 

 

5

orang

d

SMA

 

 

 

20

orang

 

 

6
 

orang
 

e
 

SMK
 

 
 

 
 

 
 

20
 

orang
 

 
 

 
 

31

PROFIL DAERAH INKLUSIF KABUPATEN BANGKA
NO

SEBELUM

1

Nomor : 188.45/748/DIK/2012

2

Rp. 107.870.000,00

3

1. SD = 8 Sekolah

 

2. SMP = 1 Sekolah

4

20 Siswa

5

a. SD = 237 Siswa

 

b. SMP = 12 Siswa

6

a. SD = 31 Siswa

 

b. SMP = 5 Siswa

7

400 Orang

URAIAN
Peraturan Bupati
Bangka
Alokasi Dana APBD
Jumlah Sekolah
Inklusif
 

SESUDAH
Nomor : 188.45/ /DIK/2014 (Perubahan)
Rp. 431.035.000,00
1. SD = 40 Sekolah
2. SMP = 7 Sekolah

ABK yang bersekolah
di SLB

84 Siswa

ABK yang bersekolah 1. SD = 380 Siswa
Di sekolah Inklusif
2. SMP = 73 Siswa
Jumlah Guru
Pembimbing Khusus
(GPK)
Sosialisasi ke
masyarakat

1. SD = 53 Siswa
2. SMP = 6 Siswa
750 Orang

8

a. Pelatihan GPK = 30 Orang

Pelatihan-pelatihan

a. Pelatihan GPK = 65 Orang

 

b. IHT Guru Sekolah Piloting = 38 Orang
c. Peny. Kurikulum Pend. Inklusi = 28
Orang

 

b. IHT Guru Sekolah Piloting = 76 Orang
c. Peny. Kurikulum Pend. Inklusi = 65
Orang
32