commit to user 6
BAB II LANDASAN TEORI.
2.1 Supply Chain Management
Supply Chain Management SCM adalah konsep integrasi bisnis proses dari konsumen sampai pemasok awal dalam rangka menyediaan produk, jasa
dan informasi yang memberikan nilai tambah bagi konsumen dan seluruh
stakeholder
Guilléna dkk., 2005; Cachon dan Terwiesch, 2006; Shapiro, 2007. Secara prinsip, Stock dan Lambert 2001 menjelaskan kerangka SCM
adalah kombinasi dari tiga elemen yang saling terkait yaitu Gambar 2 . 1: i struktur jaringan rantai pasok
supply chain network structure
, ii proses bisnis rantai pasok
supply chain business process
, dan iii komponen pengaturan rantai pasok
supply chain management components
. Struktur rantai pasok adalah jaringan anggota entitas dan hubungan link di
antara anggota rantai pasok. Proses bisnis
business process
adalah aktivitas atau kegiatan yang memproduksi nilai tambah yang spesifik dari setiap entitas
yang ada hingga luaran akhir yang dinikmati konsumen. Komponen pengaturan adalah kegiatan manajerial yang mengintegrasikan entitas dan
mengatur proses bisnis dalam rantai pasok.
Gambar 2.1 Kerangka kerja kajian SCM Sumber: Stock dan Lambert, 2001
Pendistribusian barang merupakan salah satu fungsi utama dalam kajian SCM yaitu berguna untuk mengalirkan materialkomponenproduk dari
commit to user
pabrik atau gudang melalui jaringan transportasi menuju konsumen De Leeuw, 1996; Ballou, 1999. Aliran material dan komponen berpindah dari
pemasok ke pembuat produk sedangkan produk jadi berpindah dari pabrik ke pusat-pusat distribusi hingga ke konsumen Simchi-Levi dkk. 2000;
Lambert dan Cooper, 2000; Chopra dan Mendle, 2004. Kinerja sistem distribusi dapat diperbaiki dengan merancang jalur distribusi secara
horisontal dan vertikal serta memperbaiki hubungan proses bisnis diantara pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok Lambert dkk., 1998. Penataan
sistem distribusi yang efisien akan menimbulkan tercapainya misi logistik yaitu untuk mendistribusikan barang dalam jumlah yang tepat, dikirim
pada lokasi yang tepat, dan sampai di konsumen pada waktu yang tepat Simchi-Levi dkk., 2000.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi TIK mendorong perubahan menuju
‘
digital economy
’, yaitu era baru yang ditandai dengan adanya:
e-business, collaboration
dan information exchange Turban dkk. 2005. Perkembangan TIK terkini telah menghasilkan konsep
ubiquitous networks
yaitu jaringan yang mampu menghasilkan lingkungan teknologi informasi yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja Zuhri, 2006;
Supangkat dan Zuhri, 2006; Tsuji,2006; Zhang dkk., 2009. Sebagai contoh, integrasi kemajuan TIK dan SCM telah menjadikan upaya hubungan dan
berbagi informasi dari para pemasok, pabrikan, distributor, dan retail menjadi lebih mudah, cepat, dan murah Gambar 2.2.
commit to user
Gambar 2.2 Supply Chain dalam sebuah jaringan
ubiquitous
Sumber: Tsuji, 2006
Integrasi antara kajian TIK dan SCM untuk masalah agribisnis
electronic Agri-food Supply Chain
atau
e-ASC
telah banyak dilakukan pada penelitian-penelitian terdahulu. Van der Vorst dkk. 2002 mengembangkan
klasifikasi model
e
-bisnis pada suatu rantai pasok makanan. Empat tipe dari
business web b-web
yang teridentifikasi sebagai berikut: 1.
E-marketplaces
: efisiensi pasar melalui penentuan harga atau kesesuaian kebutuhan.
2.
Information chains
: mengatur proses
value chain
kepada pelanggan yang membutuhkan transparansi informasi.
3.
Virtual enterprise
: membuat
collaboration
dengan tujuan untuk menentukan tujuan bersama antar komunitas kontributor.
4.
Value chains
: merancang dan mengirim produk dan servis secara terintegrasi yang memenuhi kebutuhan kustomer.
Ming dkk. 2008 merancang dan mengimplementasikan layanan- layanan dalam bentuk mobile-SCM MSCM yang berhubungan dengan
aliran informasi dan material. Arsitektur MSCM yang dipaparkan mencakup bisnis proses sampai keputusan untuk melakukan bisnis. Zang dan Zhang
2008 menyatakan bahwa implementasi dari MSCM yang akan dipasang pada perangkat
portable
, selayaknya mempertimbangkan hal-hal berikut:
interaktif dengan
user
, penetratif,
kemudahan penggunaan,fungsi-fungsi yang memadai, dan harga yang masuk akal.
Pada milenium ketiga ini perkembangan bidang perhatian SCM sangat dipengaruhi
olehperkembangan Teknologi
informasi. Perkembangan
Information Technology
IT yang meliputi Perangkat Keras, Perangkat Lunak, Jaringan Komputer dan Internet, Data, Prosedur dan SDM mampu
menjadi pemicu makin berperannya IT di segala bidang termasuk dalam SCM Turban dkk.
,
2005. Teknologi Informasi khususnya internet menjadikan upaya hubungan dan berbagi informasi dari para pemasok,
commit to user
pabrikan, distributor dan retailer menjadi lebih mudah. Pada Gambar 2.3 disajikan hubungan perkembangan TI dengan SCM.
Gambar 2.3 Keterkaitan SCM dengan Teknologi Informasi Sumber : Turban dkk.
,
2005. 2.2
Diagram Konteks
Menurut Andri Kristanto 2003, Context Diagram adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan
keluaran dari sistem. Context Diagram dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
Tabel 2.1 Simbol-Simbol
Context Diagram
Andri Kristanto 2003. No.
Simbol Keterangan
1.
External Entity kesatuan luar atau sumber dari
tujuan
2. Suatu Sistem
commit to user
3. Arus Data Aliran Data
2.3
Data F low Diagram
DFD
Alat pembuat model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dengan alur data baik secara manual maupun komputerisasi. DFD berguna untuk menjelaskan aliran informasi yang
bergerak dari pemasukkan data hingga keluaran data Oetomo, 2002. Simbol-simbol dalam DFD ditunjukkan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Simbol-Simbol DFD Oetomo, 2002. No.
Simbol Keterangan
1. Entitas
2. Proses data
3.
Aliran data
4.
Penyimpanan data
Data Store
2.4 ERD