commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Para petani di pedesaan adalah pelaku utama dalam sistem produksi pangan. Jika revitalisasi sektor pertanian yang dilakukan oleh pemerintah pusat republik
Indonesia dapat berjalan baik maka dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas ekonomi pedesaan, membuka kesempatan kerja baru,
dan menambah penghasilan bagi masyarakat di pedesaan Tambunan, 2006. Tetapi pada kenyataannya para petani di pedesaan masih sering mendapatkan
bibit, pupuk, dan sarana produksi pertanian SAPROTAN lainnya pada waktu dan jumlah yang kurang tepat serta harganya mahal sehingga target produksi tidak
tercapai Wiyono dkk., 2009a, 2009b. Contoh masalah sistem distribusi SAPROTAN adalah masalah pengadaan pupuk urea. Direktur Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia telah mengeluarkan Petunjuk Teknis Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
untuk Sektor Pertanian No. 40DJPDNKepXII2003. Petunjuk teknis tersebut dimaksudkan untuk dukungan pengadaan pupuk urea yang memenuhi prinsip
enam tepat yaitu tepat jenis, jumlah, waktu, mutu, tempat, dan harga. Pada kenyataannya, implementasi distribusi pupuk urea dilevel petani masih banyak
permasalahan seperti kelangkaan dan lonjakan harga sehingga tidak dapat mendukung pencapaian target panen komoditas pertanian secara maksimal.
Kondisi tersebut mencerminkan kurangnya sistem distribusi SAPROTAN yang kurang efisian dan adil. Selain itu, kesulitan akses informasi bagi para petani
dapat dimanfaatkan para pedagang yang tidak memiliki etika bisnis berspekulasi dengan membuat kondisi pasar terjadi kelangkaan pasokan sehingga harga jual
melonjak Wiyono dan Sutopo, 2009.
Untuk itu dibuat aplikasi sistem distribusi SAPROTAN berbasis M-SCM yang akurat, murah,
real time,
dan dapat diakses dengan mudah oleh para petani. Fenomena masalah diatas dipecahkan dengan menggunakan empat pendekatan.
Influance diagram
digunakan untuk identifikasi masalah sistem nyata. Model sistem distribusi dibangun dengan kajian SCM agar sistem dapat digunakan untuk
mengatur hubungan petani dengan penyedia SAPROTAN secara adil.
commit to user 2
2 Implementasi dari aplikasi ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah,
petani, dan penyedia SAPROTAN sehingga target produksi pangan dapat tercapai dan memberikan penghasilan yang layak bagi para pelakunya.
1.2 Rumusan Masalah