Pendahuluan T1 692011007 Full text

2

1. Pendahuluan

Badak Bercula Satu Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822 merupakan spesies paling langka diantara lima spesies badak yang ada di dunia sehingga dikategorikan sebagai critically endangered dalam Red List Data Book yang dikeluarkan oleh IUCN. Badak Bercula Satu juga terdaftar dalam Appendix 1 Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora CITES sebagai jenis yang jumlahnya sangat sedikit di alam dan dikhawatirkan akan punah. Badak Bercula Satu juga diklasifikasikan sebagai jenis satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar. Sejak IUCN menyatakan populasi Badak Bercula Satu yang terdapat di dataran Vietnam telah punah pada tahun 2011 IRF 2011, WWF 2012, kini populasi satwa tersebut hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon TNUK. Penyebaran populasi Badak Bercula Satu di TNUK hanya terdapat di Semenanjung Ujung Kulon khususnya pada beberapa wilayah seperti Citadahan, Cibandawoh, Cikeusik, Cigenter, Nyiur, Citerjun, Karang Ranjang dan Ermokla. Sebuah populasi tunggal dalam satu lokasi tentu sangat rentan terhadap bencana alam, perburuan, ketidakstabilan demografi, inbreeding , dll Departemen Kehutanan RI 2007. Tidak hanya itu, penyakit menjadi ancaman potensial yang penting karena diduga merupakan penyebab beberapa insiden kematian Badak Bercula Satu. [1] Menurut hasil dari wawancara yang dilakukan kepada Ibu Monica Dyah Rahmaningsih, salah satu technical officer di Balai Taman Nasional Ujung Kulon, upaya untuk melestarikan Badak Bercula Satu bukanlah hal yang mudah karena dibutuhkan kerja sama, serta dukungan dari berbagai pihak, baik dalam segi moral maupun finansial. Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan agar upaya konservasi dan pelestarian dapat dilaksanakan. Karena Badak Bercula Satu juga dikenal sebagai salah satu Key Species dalam keanekaragaman hayati, perlindungan hewan ini akan sangat membantu dalam upaya perlindungan kehidupan liar lainnya. Namun masih berdasarkan wawancara dengan Ibu Monica, belum ada upaya yang dilakukan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon yang benar-benar mengarah kepada pelestarian Badak Bercula Satu sendiri, kegiatan yang telah dilakukan tujuannya adalah untuk menambahkan pengetahuan dan membenarkan anggapan masyarakat yang masih salah informasi mengenai Badak Bercula Satu sendiri. Target yang dituju hanyalah masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon saja. Berdasarkan dari permasalahan tersebut, dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk merancang sebuah kampanye yang lebih mengarah pada pelestarian Badak Bercula Satu dengan menggunakan media-media yang belum pernah digunakan oleh Taman Nasional Ujung Kulon dan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi. Kampanye untuk mendukung pelestarian Badak Bercula Satu yang dirancang ini nantinya akan diajukan kepada Tanam Nasional Ujung Kulon dan organisasi-organisasi perlindungan hewan langka lain yang ada di Indonesia agar kemudian kampanye yang telah dirancang dapat direalisasikan. 3

2. Tinjauan Pustaka