A
bstract
Pemerolehan Bahasa Ibu is a term used to refer to the process of a child acquiring hisher first languages with certain stages, methods and functions. This paper aims at analyzing
the functions of the first language acquired by its own speakers. It turns out that it is termed as Bahasa Ibu when it is able to imply the communicative, integrative and expressive functions.
Keywords : acquisition, bahasa ibu, function.
I. PENDAHULUAN
Dalam kajian Psikolinguistik, ada tiga persoalan mendasar yang menjadi tumpuan keilmuan yang pasti diurai yakni : 1 Pemahaman bahasa; 2 Pemerolehan Bahasa dan 3
Produksi bahasa Dardjowidjojo, 2003; Sudipa, 2009:1. Masalah Pemerolehan bahasa bisa juga dilihat dari tiga aspek sesuai dengan status kebahasaan yang ditelaah, yakni : 1 Pemerolehan
bahasa Pertama; 2 PemerolehanPengajaran bahasa Kedua dan 3 Pengajaran bahasa Asing. Pemerolehan bahasa pertama sering diistilahkan dengan a child language acquisition -
pemerolehan bahasa oleh anak-anak atau b pemerolehan bahasa Ibu. Pemerolehan bahasa ibu bisa dilihat dari 1 tahapan menurut usia anak : cooing, babbling, vocable, dstnya 2 cara
memperolehnya : imitating peniruan model bahasa orang dewasa oleh anak-anak; reinforcement yaitu penguatan yang terdiri atas : penguatan positif kalau peniruan anak itu
benar, atau penguatan negatif bila peniruan anak salah, lalu diberi pengulangan peniruan lagi, demikian berulang-ulang sehingga pemerolehan bisa sempurna. Untuk memperoleh bahasa
tentu fungsi yang bersifat : communicative, integrative dan expressive pantas dijadikan pedoman dalam menentukan status bahasa yang diperoleh.
II. BAHAN DAN METODA
Bahan kajian ini bersumber dari hasil bacaan sumber tertulis tentang Pemerolehn bahasa melalui telaah baca dan analisis kritis, dibandingkan dengan data empiris dari berbagai
bahasa daerah yang merupakan bahasa ibu penutur sebagai responden.
Data empiris bersumber dari bahasa Bali, Minang, Kei-Maluku, Dawan, Rote dan Sasak yang dipakai mengungkapkan identitas diri. Dipilihnya identitas diri ini disebabkan karena ada
keyakinan bahwa topik ini bisa dikomunikasikan, sekaligus menjadi bagian dari dirinya sendiri dan mampu mengekspresikan kebutuhan yang bersifat kejiwaan Schumann et al, 1974:39-40.
Data empiris diperoleh dari sejumlah infoman dengan cara mengisi blanko terjemahan dari Bahasa Indonesia ke dalam bahasa masing-masing. Ada lima responden dengan bahasa
daerahnya masing-masing diminta mengisi dan menerjemahkan bahan berikut ini. 2.1 Bahasa Indonesia
1 Nama saya 2 Saya dilahir
ka di …. Pada ta ggal …. 3 Saya menetap di
… 4 Pekerjaan saya
……… 5
“aya per ah se agai …..….. 6 Saya melanjutkan kuliah di S2 karena
…….. 7 Hobi saya adalah
…………… 8 Keluarga saya bermukim di
…………… 9
Bahasa ……….. u tuk erko u kasi de ga keluarga ……… 10 Obsesi saya setelah
e yelesaika progra ….. 2.2 Bahasa Bali
Subjek : tia g lekad saya lahir tia g nongos saya ti ggal
Posessessive : adan tiangé a a saya
2.3 Bahasa Minang Subjek : ambo lahia
saya lahir , ambo tingga saya e etap di Pos : namo ambo
a a saya, kaluarga ambo keluarga saya 2.4 Bahasa Dawan-Timor
“u jek : Au tok at saya e etap di , Au u a a tei skol saya ela jutka kuliah Pos : Au ka ka a a saya; au fai pekerjaa saya; au ali at ho i saya
2.5 Bahasa Kei-Maluku Subjek : yaa dok
aa saya e etap di; yaa la jut kuliah saya ela jutka kuliah; Pos : ya a i a a a saya ; ya a u g ho i is ho i saya adalah
2.6 Bahasa Rote “u jek : O leo ai saya e etap di.. ;
Pos : O ho i ho i saya ; O a de a a saya 2.7 Bahasa Sasak
“u jek : aku e ale lik “aya e etap di.. ; aku u ahkah jari saya per ah se agai Pos : Pegoyankah
aku pekerjaa saya; kede e a kah Aku ho i saya Data yang sudah dikumpulkan melalui daftar isian, kemudian dianalisis dengan metode
deskriptif kualitatif untuk disajikan secara informal Sudaryanto, 1993:23
III. HASIL DAN DISKUSI