113
BAB IV ANALISIS TERHADAP AYAT-AYAT
QITÃL
A. Tujuan Perang qitâl
Jika dianalisis pada Alquran surat al-Anfal ayat 39 yang berkaitan degan qitâl, dalam ayat tersebut, bahwa tujuan perang qitâl dilaksanakan adalah agar
tidak ada lagi manusia yang musyrik atau menyembah selain Allah dan agar semua melaksanakan aturan-aturan Allah. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan
dalam QS. Al-Anfal ayat 39.
Artinya: Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti dari kekafiran, Maka
Sesungguhnya Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan.
Dengan ayat tersebut, tak bisa ditutupi tentang adanya tendensi peperangan yang diarahkan kepada orang lain. Pandangan tersebut kian nyata jika
dilakukan penelusuran terhadap sejumlah literatur tafsir Alquran.
174
Fitnah yang maksud adalah gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam. Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, yang dimaksud dengan
„agama itu semata-mata untuk Allah” adalah tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil.
At-Thabari menjelaskan bahwa peperangan bertujuan agar tidak ada lagi manusia yang melakukan perbuatan syirik, tidak seorangpun yang menyembah
selain kepada Allah, tidak muncul lagi praktik penyembahan kepada patung, berhala dan tuhan lainnya. Sebaliknya, semua manusia melaksanakan ibadah dan
ketaatan kepada Allah.
175
Pendapat tersebut diperkuat oleh kutipan Ar-Razi bahwa Allah memerintahkan kaum muslimin untuk berperang melawan kaum musyrik
dengan tujuan agar tidak ada kemusyrikan dan hanya agama Allah yang tegak
174
Lilik Ummu Kaltsum, Tafsir Ayat-Ayat...,h.157.
175
At-Thabari. Jâmi‟ al- Bayân fἷ Tawἷ l Ayi al- Qur‟an..., Juz. XIII,h. 570.
berdiri. Tujuan tersebut, menurutnya bisa tercapai ketika kekufuran hilang secara total.
176
Sementera terkait dengan kata “fitnah” dalam tersebut, Al-Jashshash telah menjelaskan dengan mengutip pendapat Muhammad bin Ishaq berkata, bahwa
yang dimaksud dengan fitnah pada ayat tersebut adalah berupa kekafiran atau kerusakan dan kejahatan. Kekafiran disebut sebagai fitnah karena di dalamnya
mengandung kerusakan.
177
Al-Wahidi juga menjelaskan, bahwa tujuan perang dilakukan agar orang- orang musyrik menjadi muslim dan semua manusia taat dan beribadah hanya
kepada Allah, bukan kepada yang lain.
178
Sementara menurut as- Sam‟ani, bahwa
perintah berperang bagi umat Islam berlaku sampai tidak ada kemusyrikan dan mereka berserah diri kepada Allah. Jika tujuan tersebut sudah tercapai dalam arti
mereka telah Islam, maka tidak ada lagi penjarahan, penawanan, dan pembunuhan kecuali kepada orang-orang yang tetap dalam kemusyrikan mereka.
179
Tujuan di atas dipertegas dalam Hadis Nabi saw., “ Barang siapa berperang agar kalimat Allah tegak berdiri maka dia berada di jalan Allah” HR.
Bukhari ,Muslim, Abu Dawud dan lainnya. Denga demikian, perang dilakukan semata-mata karena Allah demi kejayaan agama-Nya di muka bumi. Allah
menjamin pahala yang besar bagi orang yang melaksanakannya, baik kalah maupun menang, baik terbunuh di medan perang maupun tetap hidup dan kembali
ke keluarganya. Perang disyariatkan bukan untuk mencari kemuliaan duniawi atau popularitas pribadi, golongan atau suku tertentu, melainkan untuk memperoleh
keridhaan Allah Swt. Sebagian mufassir berpendapat bahwa seorang muslim yang berperang di
medan perang harus memantapkan hatinya di jalan Allah sehingga ia harus bersungguh-sungguh untuk mengalahkan musuh. Karena itu, seorang mujahid
176
Ar- Razi, Mafâtih al- Ghaib..., Juz. XV, h.483-484.
177
Al- Jasshash. Ahkâm al- Qur‟an...,Juz. IV, h.229.
178
Abu al- Hasan „Ali Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn „Ali al-Wahidi. Al-Wajἷ z fἷ Tafsἷ r
al-Kitâb al- „Azἷ z, Beirut: Dâr al-Qalam, 1415 H1995 M, Juz. I, h. 155.
179
As- Sam‟anἷ . Tafsir al-Qur‟an..., Juz. I, h. 193.
atau yang berperang di jalan Allah tidak boleh berniat hanya untuk terbunuh di dalamnya.
180
Kelihatnnya pendapat di atas tidak ada perbedaan bahwa tujuan perang adalah agar tidak ada lagi fitnah.
B. Jenis-jenis Perang dalam Alquran