Analisis Finansial Dan Daur Volume Maksimum Tegakan Eukaliptus Eucalyptus Hybrid (IND-47) Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari, Tbk., Sektor Aek Nauli

ANALISIS FINANSIAL DAN DAUR VOLUME MAKSIMUM TEGAKAN EUKALIPTUS Eucalyptus hybrid (IND-47) HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk., SEKTOR AEK NAULI
SKRISI
M IQBAL R NASUTION 091201016 / Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
i
Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian
Nama Nim Program Studi

: Analisis Finansial Dan Daur Volume Maksimum Tegakan Eukaliptus Eucalyptus Hybrid (IND-47) Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari, Tbk., Sektor Aek Nauli : M Iqbal R Nasution : 091201016 : Manajemen Hutan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Siti Latifah, S.Hut.,M.Si.,Ph.D Ketua

Yunus Afifuddin, S.Hut.,M.Si Anggota


Mengetahui Ketua Program Studi Kehuatanan

Siti Latifah, S.Hut.,M.Si.,Ph.D NIP. 19710416 200112 2 001

ii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Eucalyptus urograndis (E. urophylla x E. grandis) is a hybrid resulting from cross mating between species E. urophylla S.T. Blake and species E. grandis W.Hill ex Maid and constitutes one of the fast growing species being used as pulp industry raw materials in Sector of Aek Nauli, PT Toba Pulp Lestari, North Sumatra. In the management of plant E. hybrid (IND-47) by PT. Toba Pulp Lestari needed business development.
The purpose of the research was compiled a growth prediction model of diameter, height, and volume; analyze the value of riap annual average and the value of the annual walking riap; analyze the financial cycle and the maximum volume of the forest e. hybrid IND-47
The research results were obtained the equations of Eucalyptus forest growth prediction model hybrid for diameter, height, and volume is the root model (y = ab (1/x)). Riap volume stands of Eucalyptus hybrid (IND-47) occurs at the age of 5 years with an annual average of riap/MAI of 39.34 m3/Ha/yr, the annual walk/CAI riap amounted to 42.41 m3/Ha/years.
The maximum volume of the cycle stands are determined based on the intersection between curves CAI with the MAI as it is a maximized volume riap where cycle can be achieved. Cycle stands are Eucalyptus hybrid volume was 5.5 years.
The criteria for determining the financial Eucalyptus hybrid (IND-47), among others, NPV, BCR and IRR. Interest rates of 16% and 20% who meet eligibility financial effort, namely the value of NPV is Rp.,415 11,499; BCR of 1.40; IRR of 20%. Key Words: Growth Model, CAI, MAI, Daur, Financially.
iii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Eucalyptus hybrid (E. urophylla x E. grandis) merupakan hasil persilangan dari jenis E. urophylla S.T. Blake x E. grandis W.Hill ex Maid dan salah satu jenis cepat tumbuh yang digunakan sebagai bahan baku industri pulp di Sektor Aek Nauli, PT Toba Pulp Lestari, Sumatera Utara. Dalam pengelolaan tanaman E. hybrid (IND-47) oleh PT. Toba Pulp Lestari diperlukan pengembangan usaha.
Tujuan penelitian adalah menyusun model pendugaan pertumbuhan diameter, tinggi, dan volume; menganalisis nilai riap rata - rata tahunan dan nilai riap tahunan berjalan; menganalisis finansial dan daur volume maksimum tegakan E. hybrid IND-47.
Dari hasil penelitian didapat persamaan model pendugaan pertumbuhan tegakan Eucalyptus hybrid untuk diameter, tinggi, dan volume adalah model root (y = ab(1/x)). Riap volume tegakan Eucalyptus hybrid (IND-47) terjadi pada umur 5 tahun yaitu dengan riap rata - rata tahunan/MAI sebesar 39.34 m3/Ha/thn, riap tahunan berjalan/CAI sebesar 42.41 m3/Ha/thn .

Daur volume maksimum tegakan ditentukan berdasarkan titik potong antara kurva CAI dengan MAI karena merupakan daur dimana riap volume maksimal dapat dicapai. Daur volume tegakan Eucalyptus hybrid adalah 5,5 tahun.
Kriteria dalam menentukan finansial Eucalyptus hybrid (IND-47) antara lain NPV, BCR, dan IRR. Tingkat suku bunga 16% dan 20% yang memenuhi kelayakan usaha finansial yaitu nilai NPV sebesar Rp. 11,499,415; BCR sebesar 1,40; IRR sebesar 21%. Kata Kunci : Model Pertumbuhan, CAI, MAI, Daur, Finansial.
iv
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
M Iqbal R Nasution dilahrikan di Medan, pada tanggal 08 Juni 1992. Ayah bernama (Alm.) Drs. Ramli Nasution dan Ibu bernama Ir. Nursiah Sinuhaji, dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal pertama penulis dimulai dari Pendidikan di SD Negeri 065011 Medan, dan lulus pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 30 Medan, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan MA Negeri 3 Medan, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Praktikum Geodesi dan Kartografi tahun 2011, asisten Praktikum Inventarisasi tahun 2012, dan asisten Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2012. Selain itu penulis juga merupakan Ketua Badak Kemekmuran Mushalla (BKM) Baytul Asyjaar. Dan Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS).
Penulis telah melakukan PraktikPengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Taman Hutan Raya (Tahura) pada tahun 2011. Pada tahun 2013, penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah pada tanggal 25 Februari 2013 sampai 25 Maret 2013.
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Fianansial dan Daur Volume Maksimum Tegakan Eukaliptus Eucalyptus hybrid (IND-47) Hutan Tanaman Industri Sektor Aek Nauli” dibaeah bimbingan ibu Siti Latifah S.Hut, M.Si, Ph.D dan bapak Yunus Afifuddi S.Hut, M.Si.
v
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitan yang berjudul “Analisis Finansial dan Daur Volume Maksimum Tegakan Eukaliptus Eucalyptus Hybrid (IND-47) Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari, Tbk., Sektor Aek Nauli”
Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua penulis yang telah membimbing, mendidik, dan member semangat serta mendukung penulis untuk do’a dan materil dalam menyelesaikan hasil penelitain ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Latifah, S.Hut.,M.Si.,Ph.D dan Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut.,M.Si selaku dosen pembimbing yang terus membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan hasil penelitian ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada PT. Toba Pulp Lestari yang telah member izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian di perusahaan tersebut serta teman - teman yang telah membantu dan selalu mendukung dalam penyelesaian hasil penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak yang membutuhkan.

Medan, Januari 2014
Penulis
vi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI........................................................................................................... ii DAFTAR TABEL.................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vi
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Eucalyptus ........................................................................................... 4 Sejarah Eucalyptus.............................................................................................. 4 Ciri Umum Eucalyptus hybrid ............................................................................ 5 Taksonomi Ilmiah Eucalyptus hybrid ................................................................. 5 Penyebaran .......................................................................................................... 6 Pemanfaatan ........................................................................................................ 6 Pertumbuhan ....................................................................................................... 7 Diameter Pohon................................................................................................... 7 Tinggi Pohon....................................................................................................... 8 Volume Pohon..................................................................................................... 8 Riap ..................................................................................................................... 9 Riap Individu Pohon ......................................................................................... 10 Riap Tegakan .................................................................................................... 11 Daur................................................................................................................... 12 Kelayakan Finansial .......................................................................................... 15 Analisis Finansial.............................................................................................. 17
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 19 Bahan dan Alat.................................................................................................. 19 Prosedur Penelitian ........................................................................................... 19 Pengumpulan Data ........................................................................................ 19 Data Primer ............................................................................................... 19 Data Sekunder ........................................................................................... 19 Perhitungan Volume Tegakan....................................................................... 20 Penyusunan Model Pendugaan Pertumbuhan ............................................... 20 Perhitungan Nilai Riap Volume Tegakan ..................................................... 22 Riap Tahunan Berjalan (Current Annual Increment/CAI)........................ 22 Riap Rata - rata tahunan (Mean Annual Increment/MAI) ........................ 22 Penentuan Daur Volume Maksimum ............................................................ 23
vii
Universitas Sumatera Utara

Perhitungan Analisis Kelayakan ................................................................... 23 Analisis finansial............................................................................................... 23 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data................................................................................................... 27 Model Pendugaan Pertumbuhan Tegakan E. hybrid (IND-47)......................... 28 Diameter............................................................................................................ 28 Tinggi ................................................................................................................ 31 Volume.............................................................................................................. 33 Nilai Riap Volume Tegakan E. hybrid (IND-47) ............................................. 34 Daur Volume Maksimum tegakan E. hybrid (IND-47) .................................... 35 Analisis Fianansial ............................................................................................ 37
Net Present Value (NPV) .............................................................................. 38 Benefit Cost Rasio (BCR)............................................................................. 38 Internal Rate of Return (IRR) ....................................................................... 39 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ....................................................................................................... 41 Saran.................................................................................................................. 41 DAFTAR PUSTAKA
viii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Kriteria Nilai Koefisien Korelasi Menurut Guilford......................................... 21 2. Data Kompartemen dan Umur Tegakan E. hybrid (IND-47) ........................... 27 3. Model Pendugaan Diameter Tegakan E.hybrid (IND 47) ................................ 28 4 Nilai Prediksi Diameter Tegakan E.hybrid (IND-47) ....................................... 29 5. Model Pendugaan Tinggi Tegakan E.hybrid (IND-47) .................................... 31 6. Nilai Prediksi Tinggi Tegakan E.hybrid (IND 47)............................................ 32 7. Model Pendugaan Volume Tegakan E.hybrid (IND 47) .................................. 33 8. Nilai Prediksi Volume serta Nilai CAI dan MAI Tegakan E.hybrid IND 47... 34 9. Nilai NPV, BCR, IRR selama 6 tahun pada tingkat suku bunga 16%.............. 38

ix
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Grafik CAI dan MAI......................................................................................... 15

2 Diagram Alur Kerja Analisis Finansial dan Daur Volome Maksimum Tegakan E.hybrid……………………………………………………………………………………27

3. Grafik Laju Petumbuhan Diameter Tegakan E.hybrid (IND-47) Hasil Prediksi Model Pendugaan Terpilih.................................................................................... 30

4. Grafik Laju Pertumbuhan Tinggi Tegakan E. hybrid (IND-47) Hasil Prediksi dari Model Pendugaan yang Terpilih.................................................................... 32

5. Grafik CAI dan MAI Volume Tegakan E.hybrid (IND-47) ............................. 35

6. Peta Sebaran Tegakan E.hybrid (IND-47) pada Estate A dan B ...................... 46

7. Tegakan E.hybrid (IND-47) umur; (a) 1 tahun, (b) 2 tahun, (c) 3 tahun, (d) 4 tahun...................................................................................................................... 47

8. Sebaran Data Model Pendugaan Diameter; (a) Linier, (b) Polynomial, (c) Eksponensial, (d) Logaritma, (e) Root.................................................................. 48


9. Sebaran Data Model Pendugaan Tinggi; (a) Linier, (b) Polynomial, (c) Eksponensial, (d) Logaritma, (e) Root.................................................................. 49

10. Sebaran Data Model Pendugaan Volume; (a) Linier, (b) Polynomial, (c) Eksponensial, (d) Logaritma, (e) Root.................................................................. 50

11. Bentuk Trendline Model Pendugaan Diameter; (a) Linier,

(b)

Polynomial, (c) Eksponensial, (d) Logaritma, (e) Root........................................ 51

12. Bentuk Trendline Model Pendugaan Tinggi; (a) Linier, (b) Polynomial, (c) Eksponensial, (d) Logaritma, (e) Root.................................................................. 52

13. Bentuk Trendline Model Pendugaan Volume; (a) Linier, (b) Polynomial, (c) Eksponensial, (d) Logaritma, (e) Root.................................................................. 53

x
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman 1. Data Rata - rata Diameter dan Tinggi serta Nilai Volume Tegakan E hybrid (IND-47)................................................................................................................ 44 2. Peta Sebaran Tegakan E. hybrid (IND-47) ....................................................... 46 3. Foto Tegakan E. hybrid (IND-47)..................................................................... 47 4. Sebaran Data Model Pendugaan Diameter ....................................................... 48 5. Sebaran Data Model Pendugaan Tinggi............................................................ 49 6. Sebaran Data Model Pendugaan Volume ......................................................... 50 7. Bentuk Trendline Model Pendugaan Diameter................................................. 51 8. Bentuk Trendline Model Pendugaan Tinggi ..................................................... 52 9. Bentuk Trendline Model Pendugaan Volume................................................... 53 10. Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rete of Return (IRR) Tanaman Eukaliptus di Areal HTI.................................................. 54

xi
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Eucalyptus urograndis (E. urophylla x E. grandis) is a hybrid resulting from cross mating between species E. urophylla S.T. Blake and species E. grandis W.Hill ex Maid and constitutes one of the fast growing species being used as pulp industry raw materials in Sector of Aek Nauli, PT Toba Pulp Lestari, North Sumatra. In the management of plant E. hybrid (IND-47) by PT. Toba Pulp Lestari needed business development.
The purpose of the research was compiled a growth prediction model of diameter, height, and volume; analyze the value of riap annual average and the value of the annual walking riap; analyze the financial cycle and the maximum volume of the forest e. hybrid IND-47
The research results were obtained the equations of Eucalyptus forest growth prediction model hybrid for diameter, height, and volume is the root model (y = ab (1/x)). Riap volume stands of Eucalyptus hybrid (IND-47) occurs at the age of 5 years with an annual average of riap/MAI of 39.34 m3/Ha/yr, the annual walk/CAI riap amounted to 42.41 m3/Ha/years.
The maximum volume of the cycle stands are determined based on the intersection between curves CAI with the MAI as it is a maximized volume riap where cycle can be achieved. Cycle stands are Eucalyptus hybrid volume was 5.5 years.
The criteria for determining the financial Eucalyptus hybrid (IND-47), among others, NPV, BCR and IRR. Interest rates of 16% and 20% who meet eligibility financial effort, namely the value of NPV is Rp.,415 11,499; BCR of 1.40; IRR of 20%. Key Words: Growth Model, CAI, MAI, Daur, Financially.
iii
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Eucalyptus hybrid (E. urophylla x E. grandis) merupakan hasil persilangan dari jenis E. urophylla S.T. Blake x E. grandis W.Hill ex Maid dan salah satu jenis cepat tumbuh yang digunakan sebagai bahan baku industri pulp di Sektor Aek Nauli, PT Toba Pulp Lestari, Sumatera Utara. Dalam pengelolaan tanaman E. hybrid (IND-47) oleh PT. Toba Pulp Lestari diperlukan pengembangan usaha.
Tujuan penelitian adalah menyusun model pendugaan pertumbuhan diameter, tinggi, dan volume; menganalisis nilai riap rata - rata tahunan dan nilai riap tahunan berjalan; menganalisis finansial dan daur volume maksimum tegakan E. hybrid IND-47.
Dari hasil penelitian didapat persamaan model pendugaan pertumbuhan tegakan Eucalyptus hybrid untuk diameter, tinggi, dan volume adalah model root (y = ab(1/x)). Riap volume tegakan Eucalyptus hybrid (IND-47) terjadi pada umur 5 tahun yaitu dengan riap rata - rata tahunan/MAI sebesar 39.34 m3/Ha/thn, riap tahunan berjalan/CAI sebesar 42.41 m3/Ha/thn .
Daur volume maksimum tegakan ditentukan berdasarkan titik potong antara kurva CAI dengan MAI karena merupakan daur dimana riap volume maksimal dapat dicapai. Daur volume tegakan Eucalyptus hybrid adalah 5,5 tahun.
Kriteria dalam menentukan finansial Eucalyptus hybrid (IND-47) antara lain NPV, BCR, dan IRR. Tingkat suku bunga 16% dan 20% yang memenuhi kelayakan usaha finansial yaitu nilai NPV sebesar Rp. 11,499,415; BCR sebesar 1,40; IRR sebesar 21%. Kata Kunci : Model Pertumbuhan, CAI, MAI, Daur, Finansial.
iv
Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan upaya strategis dalam mengatasi permasalahan kelangkaan bahan baku industri pengolahan kayu domestik di Indonesia. Tujuan pembangunan HTI adalah untuk peningkatan potensi dan kualitas hutan produksi yang sudah tidak produktif guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri kehutanan. Hal ini karena persediaan pasokan bahan baku dari hutan alam produksi semakin menurun. Kebutuhan bahan baku kayu industri perkayuan nasional sekitar 39,2 juta m3 kayu bulat (Simangunsong et al. 2008), sementara berdasarkan Direktorat Jendral Bina Produksi Kehutanan (2010) jumlah produksi kayu dari hutan alam, hutan tanaman dan sumber lain (hutan rakyat dan kayu perkebunan) mencapai 34,32 juta m3.
Salah satu bentuk HTI yang saat ini memegang peranan penting dalam menunjang pengembangan industri kayu serat domestik adalah HTI-kayu serat atau HTI-Pulp. Pentingnya pembangunan HTI-Pulp antara lain dapat dilihat dari kenyataan besarnya ketergantungan jenis industri ini kepada kayu serat. Serat dapat dihasilkan dari bahan yang mengandung selulosa tinggi seperti kayu, kenaf, bambu dan lainnya. Namun pada saat ini lebih dari 90 % bahan baku pulp dan kertas berasal dari kayu, karena kayu mempunyai sifat unggul yaitu : rendemen yang dihasilkan tinggi, kandungan lignin relatif rendah dan kekuatan pulp dan kertas yang dihasilkan tinggi (Pasaribu, 2007).
Indonesia menempati peringkat 9 dunia dalam produksi pulp sebesar 5,5 juta ton pulp per tahun dan peringkat 11 dunia industri kertas dengan
xii
Universitas Sumatera Utara

kapasitas produksi sekitar 8,2 juta ton kertas per tahun (Ditjen Bina Produksi Kehutanan 2009). Jumlah industri pulp dan kertas di Indonesia sebanyak 13 unit. Sebanyak 6 unit berada di Pulau Sumatera dan merupakan perusahaan besar dengan kapasitas terpasang seluruhnya sekitar 6,5 juta ton pulp per tahun. Kebutuhan bahan baku untuk industri pulp dengan kapasitas di atas memerlukan kayu sekitar 26 juta m3 per tahun. Jumlah pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HT) tercatat 206 unit dengan luas tanaman yang telah terbangun sekitar 4,3 juta hektar sampai tahun 2008 (Ditjen Bina Produksi Kehutanan 2009).
Menurut Arief (2001) menyatakan bahwa daur adalah jangka waktu yang diperlukan antara penenaman hutan sampai hutan tersebut dianggap masak untuk dipanen atau umur tebang suatu tegakan. Penggunaan daur yang panjang akan menghasilkan kayu dengan kualitas tinggi sehingga harga jualnya juga akan tinggi yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan maksimum bagi perusahaan. Tetapi daur yang panjang memerlukan perencanaan pengelolaan hutan yang lebih cermat dan teliti karena permasalahan yang akan dihadapi lebih kompleks jika dibandingkan dengan daur yang pendek. Penggunaan daur pendek relatif tidak memerlukan perencanaan pengelolaan hutan yang kompleks. Tetapi daur pendek akan menghasilkan kayu dengan kualitas yang rendah karena pohon ditebang ketika masih muda.
Menurut Lahjie (2004), bahwa analisis finansial pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan, berapa keuntungannya, kapan pengembalian investasi terjadi dan pada tingkat
xiii
Universitas Sumatera Utara

suku bunga berapa investasi itu memberikan manfaat. Melalui cara berpikir seperti itu maka harus ada ukuran - ukuran terhadap kinerjanya.
Untuk mengetahui hasil analisis finansial dan daur volume maksimum Eucalyptus hybrid maka akan dilaksanakan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah yang menangani bidang kehutanan sebagai penentu kebijakan maupun pengusaha hutan tanaman sebagai pelaksana di lapangan.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menyusun model pendugaan pertumbuhan diameter, tinggi, dan volume tegakan E. hybrid IND-47.
2. Analisis nilai riap rata - rata tahunan dan nilai riap tahunan berjalan tegakan E. hybrid IND-47.

3. Analisis finansial dan daur volume maksimum tegakan E. hybrid IND-47.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :
1. Tersedianya data riap rata - rata tahunan dan riap tahunan berjalan tegakan E. hybrid IND-47.
2. Memberikan informasi tentang daur volume maksimum pada saat pemanenan tegakan E. hybrid IND-47.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis yakni dalam menentukan analisis finansial dengan jenis yang berbeda.
xiv
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Eucalyptus Sejarah Eucalyptus
Tanaman Eucalyptus sp. sudah dikenal sejak abad 18, dan perkembangan tanaman ini maju pesat pada tahun 1980 setelah Kongres Kehutanan Sedunia ke VIII di Jakarta tahun 1978. Tidak lama setelah perkembangan tanaman Eucalyptus berlangsung, maka pada tahun 1988 timbul kritik dan protes terhadap tanaman Eucalyptus sp. karena adanya indikasi pengaruh negatif terhadap lingkungan. Salah satu aspek lingkungan yang dikhawatirkan menjadi buruk adalah aspek hidrologi dari Eucalyptus sp. Eucalyptus sp. yang tumbuh cepat akan mengkonsumsi air dari dalam tanah cukup banyak, berpengaruh buruk terhadap kesuburan tanah, tajuk yang ringan / tipis dapat melindungi permukaan tanah dari tetesan air hujan yang dapat menimbulkan erosi, tidak menyediakan habitat yang baik dan tidak cukup makanan bagi kehidupan liar (Pudjiharta, 2001).
Hampir semua jenis Eucalyptus sp. beradaptasi dengan iklim muson. Bebrapa jenis dapat hidup pada iklim yang sangat dingin, misalnya jenis - jenis yang telah dibudidayakan yakni : E. alba, E. camaldulensis dan E. citriodara. E. deglupta adalah jenis yang beradaptasi pada habitat hutan dataran rendah dan hutan pengunungan dataran rendah pada ketinggian 1800 mdpl dengan curah hujan tahunan 2500 - 3000 mm, suhu minimum rata - rata 230 oC dan maksimum 310 oC di dataran rendah dan suhu minimum rata - rata 130 oC dan maksimum 290 oC di pegunungan (Basuki, 2007).
xv
Universitas Sumatera Utara

Ciri Umum Eucalyptus hybrid
Taksonomi Ilmiah Eucalyptus hybrid Berdasarkan World Agroforestry Center (2004), tanaman Euclyptus hybrid

mempunyai sistematika sebagai berikut:


Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class

: Dycotyledone

Ordo

: Myrtiflorae

Famili

: Myrtaceae

Genus


: Eucalyptus

Spesies

: Eucalyptus hybrid.

Eukaliptus merupakan salah satu jenis tanaman yang dikembangkan dalam

pembangunan hutan tanaman industri. Kayu Eukaliptus digunakan antara lain

untuk bangunan di bawah atap, kusen pintu dan jendela, kayu lapis, bahan

pembungkus korek api, pulp, dan kayu bakar. Beberapa jenis digunakan untuk

kegiatan reboisasi (Mardin, 2009).

Eucalyptus sp. merupakan salah satu tanaman yang bersifat fast growing

(tanaman cepat tumbuh). Eucalyptus sp. juga dikenal sebagai tanaman yang dapat


bertahan hidup pada musim kering. Tanaman ini mempunyai system perakaran

yang dalam namun jika ditanam di daerah dengan curah hujan sedikit maka

perakrannya cenderung membentuk jaringan rapat dekat permukaan tanah untuk

memungkinkan menyerap setiap tetes air yang jatuh di cekaman tersebut

E. hybrid biasanya dikenal dengan sebutan flooded gum atau rose gum.

Pohonya dapat mencapai tinggi 75 m, dengan kulit kayu putih halus. E. hybrid

umumnya ditanam dalam skala besar untuk produksi kayu, dengan penanaman

xvi
Universitas Sumatera Utara

total diperkirakana mencapai 2 M ha pada tahun 1987. Sebagian besar dari jumlah ini ditanam di Brazil (>1 M ha) dan Afrika Selatan (300.000 ha). Selain itu, E. hybrid juga ditanam dalam jumlah yang besar di Argentina, Australia, India, Uruguay, Zambia, Zimbabwe, dan negara - negara lain (Mardin, 2009).
Penyebaran Marga eukaliptus terdiri dari 500 jenis yang kebanyakan endemik di
Australia. Hanya ada dua jenis yang tersebar di wilayah malesia (Nugini, Maluku, Sulawesi, Asia Tenggara, dan Filipina). Beberapa jenis menyebar dari Australia bagian utara menuju malesia bagian timur. Keragaman terbesar di daerah - daerah pantai New South Wales dan Australia bagian barat daya (Basuki, 2007).
Pemanfaatan Saat ini kayu hibrid E. urograndis baik di Indonesia maupun di dunia
pemanfaatannya digunakan sebagai bahan baku industri pulp dan kertas. Berdasarkan Coledette et al. (2008) menyatakan bahwa sekitar 40% kertas dunia menggunakan bahan baku dari kayu Eucalyptus termasuk dari kayu hybrid E. urograndis. Bubur kertas (pulp) dari kayu Eucalyptus di dunia digunakan untuk produksi kertas tissu sebanyak 8% dan kertas cetak dan tulis sebanyak 32%. Selain sebagai bahan baku industri pulp dan kertas, kayu hibrid E. urograndis dapat dimanfaatkan untuk beberapa produk kayu olahan (solis wood product) dan arang.
Menurut Quilho et al. (2006), umur tegakan hibrid E. urograndis hanya berpengaruh sedikit terhadap berat jenis dan dimensi serat. Di Brazil kayu hibrid E. urograndis dari tegakan berumur 6 - 8 tahun yang bibitnya berasal dari klon (vegetatif) mempunyai nilai panjang serat, lebar serat, tebal dinding serat dan berat jenis yang lebih tinggi dibanding kayu hibrid E. urograndis yang bibitnya
xvii
Universitas Sumatera Utara

berasal dari biji (generatif). Rata-rata nilai dimensi serat kayu hibrid E. urograndis dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu, di Brazil hibrid E. urograndis mengandung sellulosa sekitar 47 - 49%, kandungan lignin berkisar antara 27 - 31% dan kandungan zat ekstraktif sebanyak 2 - 4% sehingga rendemen yang dihasilkan berkisar 51 -53% (Coledette et al. 2008).
Pertumbuhan Pertumbuhan (growth) merupakan tulang punggung ilmu pengelolaan
hutan yang bertujuan menghasilkan kayu (Simon, 2007). Pertumbuhan tegakan hutan dapat digambarkan melalui pertumbuhan -
pertumbuhan struktur tegakan sebagai akibat bertambahnya umur tegakan yang bersangkutan dan tindakan silvikultur yang diterapkan, selain itu dapat diartikan juga sebagai pertambahan (riap) dari suatu besaran (volume, luas bidang dasar, rata-rata diameter dsb) dalam kurun waktu (periode) tertentu.
Diameter Pohon Diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti
penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan. Pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 1,3 meter di atas permukaan tanah (Simon, 2007).
Diameter tegakan adalah nilai rata-rata dari diameter semua pohon dalam tegakan yang bersangkutan (Avery dan Burkhart 2002; serta Husch et al. 2003).
Tinggi Pohon Tinggi total adalah tinggi dari pangkal pohon di permukaan tanah sampai
puncak pohon (Simon, 2007).

xviii

Universitas Sumatera Utara

Tinggi tegakan Avery dan Burkhart (2002) serta Husch et al. (2003) menyatakan bahwa tinggi tegakan adalah nilai rata-rata dari tinggi semua pohon dalam tegakan yang bersangkutan.
Dalam inventore hutan biasanya dikenal beberapa macam tinggi pohon : 1. Tinggi pohon total, yaitu tinggi pangkal pohon di permukaan tanah sampai
puncak pohon 2. Tinggi batang bebas cabang, yaitu tinggi pohon dari pangkal batang di
permukaan tanah sampai cabang pertama untuk jenis daun lebar atau crown point untuk jenis conifer, yang membentuk tajuk. 3. Tinggi batang komersial, yaitu tinggi batang pada saat inventore laku dijual dalam perdagangan. 4. Tinggi tunggak, yaitu tinggi panggkal pohon yang ditinggalkan pada waktu penebangan.
Volume Pohon Volume tegakan termanfaatkan (merchantable volume) tiap pohon
dihitung berdasarkan diameter dan tinggi pohon yang bersangkutan dengan menggunakan persamaan yang telah dihasilkan oleh perusahaan (Toba Pulp Lestari 2009).
Penaksiran volume pohon yang masih berdiri hanya merupakan langkah awal untuk menghitung hasil akhir dalam inventore hutan. Volume tegakan merupakan jumlah volume pohon yang terdapat pada suatu areal hutan. Sampel yang diambil merupakan individu pohon.
Secara skematis, metoda penaksiran volume tegakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
xix
Universitas Sumatera Utara

1. Tanpa pengelompokan diameter a. Penaksiran secara okuler Sistem penaksiran volume tegakan secara okuler masih berlaku secara resmi sampai tahun 1974, yaitu pada saat diumumkan cara penaksiran yang baru dengan menggunakan patak ukur (sampling). b. Penaksiran dengan sampling titik, point sampling c. Penaksiran dengan menggunakan tabel tegakan d. Penaksiran dengan menggunakan tarif e. Penaksiran dengan menggunakan sampling individu pohon.
2. Dengan pengelompokan diameter a. Penggunaan tarif konvensional b. Penggunaan tarif kurva tinggi c. Penggunaan tabel volume dan kurva tinggi (Simon, 2007).
Riap Riap didefinisikan sebagai pertambahan volume pohon atau tegakan per
satuan waktu tertentu, tetapi adakalanya juga dipakai untuk menyatakan pertambahan nilai tegakan atau pertambahan diameter atau tinggi pohon setiap tahun (Arief, 2001).
Elemen dasar untuk pertumbuhan tegakan ada tiga macam, yaitu : tambah tumbuh (accreation), mortalitas (mortality), ingrowth. Tambah tumbuh adalah pertumbuhan semua pohon yang diukur sejak awal sampai akhir pengamatan. Di sini temasuk pohon - pohon yang ditebang dan pohon yang mati sebelum akhir periode pengamatan. Mortalitas hanya melibatkan kayu yang mati selama periode pengamatan, sedangkan ingrowth adalah volume pohon - pohon yang tumbuh
xx
Universitas Sumatera Utara

menjadi kelas diameter yang terendah selama periode pengamatan. Simon (2007)

menyatakan kalau tambah tumbuh diberi notasi (A), mortalitas (M), ingrowth (I),

dan volume kayu yang ditebang selama periode Y, maka :

Total pertumbuhan : GC = A + I

Pertumbuhan Bersih : NG = A – M

Produksi

:P=A–M+I

P=A–M+I+Y

Riap Individu Pohon Yang termasuk dalam riap individu pohon adalah riap diameter, riap luas
bidang dasar, riap tinggi dan riap volume. Riap diameter biasanya diwakili oleh riap diameter setinggi dada. Riap diameter merupakan salah satu komponen yang penting dalam menetukan riap volume. Riap diameter tiap tahun dapat diukur dari lebar antara lingkaran tahun tertentu. Sebagaimana diketahui, lingkaran tahun juga dapat dipakai untuk menghitung umur pohon. Riap bidang dasar juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap volume pohon. Riap ini diperoleh dari riap radial atau riap diameter. Riap tinggi juga mempunyai peranan dalam perhitungan riap volume, terutama untuk tegakan yang masih muda. Ada empat macam pendekatan yang dapat dipakai dalam menentukan riap tinggi, yaitu: 1. Menaksir atau mengukur panjang ruas tahunan. 2. Analisis tinggi (height analysis) terhadap pohon yang ditebang. 3. Mengukur pertambahan tinggi pohon selama periode waktu tertentu. 4. Menetukan riap tinggi dengan kurva tinggi.
Riap volume pohon adalah pertumbuhan volume selama jangka waktu tertentu. Dalam teori riap volume dapat ditentukan secara tepat dengan

xxi
Universitas Sumatera Utara

mengurangi volume pada akhir periode (B) dengan volume pohon tersebut pada awal periode (A) (Simon, 2007).
Riap Tegakan Riap volume suatu tegakan bergantung pada kepadatan (jumlah) pohon
yang menyusun tegakan tersebut (degree of stocking), jenis, dan kesuburan tanah. Riap volume suatu pohon dapat dilihat dari kecepatan tumbuh diameter, yang setiap jenis mempunyai laju (rate) yang berbeda - beda. Untuk semua jenis pada waktu muda umumnya mempunyai kecepatan tumbuh diameter yang tinggi, kemudian semakin tua semakin menurun sampai akhirnya berhenti. Untuk hutan tanaman biasanya pertumbuhan diameter huruf S (sigmoid) karena pada mulanya tumbuh agak lambat, kemudian cepat lalu menurun. Lambatnya pertumbuhan diameter pada waktu muda disebabkan tanaman hutan ditanam rapat untuk menghindari percabangan yang berlebihan dan penjarangan yang belum memberi hasil (tending thinnings) (Simon, 2007).
Riap volume tegakan selama satu daur dapat dibedakan antara riap rata - rata tahunan (Mean Annual Increment / MAI), riap rata - rata periodik (Periodical annual increment / PAI), dan riap rata - rata berjalan (Current Annual Increment / CAI) (Simon, 2007).
Daur Daur adalah suatu jangka waktu antara penanaman dan penebangan atau
antara penanaman dan penanaman berikutnya ditempat yang sama, yang ditentukan oleh jenis, hasil yang diinginkan, nilai tanah dan suku bunga usaha yang tersedia. Konsep daur dipakai untuk pengelolaan hutan seumur, sedangkan untuk hutan tidak seumur digunakan siklus tebang (cutting cycle) (Gunawan, 2002).
xxii
Universitas Sumatera Utara

Daur tebang diartikan sebagai jarak waktu yang direncanakan dalam tahun antara saat tegakan dibangun atau diregenerasi dan saat tebangan akhir dilakukan yaitu ketika tegakan telah mencapai tingkat masak tebang yang diharapkan (Nyland, 2002).
Ada beberapa macam atau cara dalam menentukan daur tebang (Hiley 1956; Evans 1992; Departemen Kehutanan 1992), yaitu: 1. Daur fisik : yaitu jangka waktu yang berimpitan dengan periode hidup suatu jenis untuk kondisi tempat tumbuh tertentu, sampai jenis tersebut mati secara alami. Kadang-kadang juga didefnisikan sama dengan daur berdasarkan kualitas kayu. Jadi daur ini tidak mempunyai hubungan yang erat dengan nilai ekonomi suatu hutan. 2. Daur silvikultur : yaitu jangka waktu selama hutan masih menunjukkan pertumbuhan yang baik, dan dapat menjamin permudaan, dengan kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya. Daur silvikultur sangat dekat atau hampir mirip dengan daur fisik. 3. Daur teknik : yaitu jangka waktu perkembangan sampai suatu jenis dapat menghasilkan kayu atau hasil hutan lainnya, untuk keperluan tertentu berdasarkan keadaan tempat tumbuh dan telah mencapai ukuran yang sudah ditetapkan berdasarkan teknis pengolahan kayu untuk keperluan produk yang akan dihasilkan. Untuk suatu jenis, panjang daur teknik bergantung pada tujuan pengelolaan. 4. Daur volume optimum / daur pendapatan tertinggi / daur produksi maksimum : yaitu jangka waktu perkembangan suatu tegakan yang memberikan pendapatan atau volume tertinggi per satuan luas per tahun tanpa memperhitungkan jumlah

xxiii

Universitas Sumatera Utara

modal untuk mendapatkannya. Daur ini paling banyak dipakai di lapangan, baik secara langsung atau tidak langsung. Daur maksimum dapat ditentukan dengan mencari titik potong antara kurva riap rata-rata tahunan (Mean Annual Increment / MAI) dengan kurva riap rata-rata periodik pada waktu tertentu (Current Annual Increment / CAI) . 5. Daur Finansial : yaitu jangka waktu yang ditetapkan berdasarkan keadaan waktu tegakan dapat menghasilkan keuntungan atau nilai finansial terbesar. Penentuan daur ini dapat didekati dengan dua cara, yaitu : nilai harapan tanah dan hasil finansial. Untuk hasil finansial, digunakan kriteria-kriteria investasi (NPV, IRR dan BCR) yang dihitung dari biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh sampai tegakan ditebang habis pada saat umur daur.
Akca dan van Laar (1997), menyebutkan bahwa pertumbuhan tegakan mencakup : • Riap tahunan berjalan (Current Annual Increment / CAI), didefinisikan sebagai riap dalam tahun tertentu yang diekspresikan dalam cm per tahun (untuk diameter), m2 per ha per tahun (untuk luas bidang dasar), dan m3 per ha per tahun (untuk volume atau biomasa) • Riap total, akumulasi riap sampai dengan tahun ke t, termasuk volume dari pohon-pohon yang hilang atau mati secara alamiah • Periodik mean annual increment, adalah nilai rerata dari riap tahunan berjalan dalam satu periode k tahun. Variabel ini dihitung dengan cara membagi slisih volume pada tahun awal dan akhir periode dengan k. • Riap rata - rata tahunan (Mean Annual Increment / MAI) pada umur t, jumlah riap dibagi dengan t. pada perhitungan rerata basal area atu riap volume tegakan,

xxiv

Universitas Sumatera Utara

total riap dihitung dari jumlah volume dari tegakan tinggal pada t tahun dan volume pohon yang hilang karena penjarangan atau mati alamiah .
Menurut Avery (1952) grafik hubungan antara riap berjalan tahunan (CAI) dengan riap rata-rata tahunan (MAI) mempunyai karakteristik yaitu: 1. Kurva riap berjalan (CAI) mencapai puncak secara cepat dan menurun secara cepat, jika dibandingkan dengan kurva riap rata-rata tahunan (MAI) yang mencapai puncak secara perlahan-lahan dan menurun secara perlahan -lahan. 2. Titik potong antara CAI dan MAI merupakan saat pemanenan yang paling efisien untuk mendapatkan produksi maksimum. Hal ini disebabkan setelah titik potong tersebut kedua kurva akan menurun yang berarti riap akan terus menurun.

M3/ha Volume

MAI CAI Umur (thn)

Gambar 1. Grafik CAI dan MAI Kelayakan Finansial
Menurut Kadariah et al. (1999), analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut badan - badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Dalam analisis finansial yang diperhatikan ialah hasil untuk modal saham (equality capital) yang ditanam dalam proyek, ialah hasil yang harus diterima oleh
xxv
Universitas Sumatera Utara

para petani, pengusaha, perusahaan swasta, suatu badan pemerintah, atau siapa saja yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Hasil finansial sering juga disebut “private returns”.
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan yaitu: (1) aktivas tetap, (2) modal kerja dan (3) sumber dana untuk modal kerja dan investasi aktiva tetap. Aktivas tetap dibagi ke dalam dua bagian yaitu: aktivas tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktivas tetap berwujud terdiri dari tanah dan pembangunan lokasi, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin serta aktivas lainnya. Sedangkan aktivas tetap tidak berwujud terdiri dari biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi.
Istilah modal kerja bisa diartikan sebagai modal kerja bruto atau modal kerja netto. Modal kerja bruto menunjukkan semua investasi yang diperlukan untuk aktivas lancar yang terdiri dari kas, surat - surat berharga (kalau ada), piutang, persediaan dan lainnya. Modal kerja netto merupakan selisih antara aktivas lancar dan utang jangka pendek. Aktivas lancar adalah aktivas yang hanya memerlukan waktu pendek untuk berubah menjadi kas, yaitu kurang dari satu tahun atau satu siklus produksi (Husnan dan Suwarsono 2000).
Sumber dana yang dibutuhkan untuk membiayai aktivas tetap dan modal kerja dapat berasal dari milik sendiri, saham, obligasi, kredit bank, leasing dan project finance. Pihak perusahaan harus mencari kombinasi sumber dana yang mempunyai biaya terendah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau perusahaan yang mensponsori proyek tersebut selama jangka waktu pengembalian dan penggunaan dana.

xxvi

Universitas Sumatera Utara

Cara menilai suatu proyek yang paling banyak diterima untuk penilaian

proyek

jangka

panjang

adalah

dengan

menggunakan

Discounted Cash Flow Analysis (DCF) atau analisis aliran kas yang didiskonto

(Darusman 1981). Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi

kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui

perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara

pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan

proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan

dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar 2002).

Dalam analisis finansial terdapat kriteria kelayakan investasi. Menurut

Gittinger (1986) menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau

tidak akan diukur melalui kriteria investasi itu Net Present Value,

Net Benefit Cost Ratio, dan Internal Rate of Return.

Analisis Finansial Dalam analisis finansial proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang
menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek. Hasil finansial sering disebut “private returns”. Analisis finansial dalam studi kelayakan proyek dapat menggunakan kriteria-kriteia penilaian investasi seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio), dan Payback Period. Metode penilaian investasi tersebut digunakan untuk menilai suatu proyek menguntungkan atau tidak. Net Present Value (NPV)
NPV dapat dikatakan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi. Metode ini menghitung selisish antara nilai sekarang

xxvii

Universitas Sumatera Utara

arus manfaat dengan nilai sekarang arus biaya. Kriteria kelayakan berdasarkan metode NPV yaitu : 1. NPV>0, maka proyek dikatakan bermanfaat dan layak untuk dilaksanakan; 2. NPV=0, proyek yang bersangkutan mampu mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor produksi modal. Proyek dikatakan tidak untung dan tidak rugi; 3. NPV1 maka proyek layak untuk dilaksanakan, dan jika Net B/C 0,9 Sumber : Dantes (2010).

korelasi tinggi, hubungan jelas korelasi sangat tinggi, hubungan sangat menyakinkan

3. Nilai koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 menunjukkan bahwa besarnya variabel bebas terhadap variabel

terikat. Model pendugaan terbaik adalah model yang memiliki nilai R2 mendekati

100% (Supranto, 2008).

xxxi

Universitas Sumatera Utara

4. Simpangan afregatif (AgD) dan simpangan rata - rata (AvD) Penentuan model pendugaan terbaik dapat dilihat dari nilai AgD dan AvD.
Berdasrkan kriteria Spurr (1952), suatu model dikatakan akurat apabila nilai AvD kurang dari 10% dan AgD tidak lebih dari 15% dan tidak kurang dari -1%. Nilai tersebut dapat dihitung de