Fungsi Fotografi Analisa Masalah Solusi

18 4. Foto jurnalistik Fotografi jurnalistik adalah cabang fotografi dimana seseorang yang memotret menyampaikan sebuah berita lewat kameranya kepada pembaca sebuah media cetak.

5.2 Esai Foto Bagian dari Foto Jurnalistik

Esai Foto merupakan salah satu bagian dari fotografi jurnalistik. Esai foto adalah foto-foto yang terdiri atas lebih dari satu foto tetapi temanya satu. Pembuatan esai foto hampir sama halnya seperti pembuatan film dokumenter, yaitu berdasarkan urutan peristiwa terdiri dari pendahuluan, isi dan foto akhir. Kebanyakan esai foto saat ini semuanya di pose atau adanya pengaturan gaya dan teknis fotografi lainnya untuk menghasilkan foto yang menceritakan kejadian fiksi realitas, bukan dongeng. Semuanya sah saja, selama posenya jujur dan tidak ditambah atau dikurangi, tidak menyalahi kode etik dan tetap menggambarkan keadaan sebenarnya Zahar, 2003, h.26.

5.3 Fungsi Fotografi

Menurut Antonius dan Herdamon 1999, h.38 fungsi utama dari sebuah fotografi yaitu sebagai berikut : a. Fungsi Dokumentasi Dalam kaitannya dengan fungsi dokumentasi, sebuah foto harus mampu menjadi bukti terjadinya peristiwa dimasa lampau dan kekinian. Hal ini berarti bahwa foto yang baik, dari segi materinya, adalah jika paling tidak memiliki ketahanan warna. 19 b. Fungsi Komunikasi Dalam fungsinya sebagai alat komunikasi, sebuah foto harus dapat berbicara tentang apa yang disampaikan dalam foto tersebut. Sehingga penikmat dapat mengerti apa dari foto tersebut. c. Fungsi Seni Dalam fungsi sebagai seni, sebuah foto harus memiliki nilai estetika yang tinggi sehingga orang yang melihatnya akan merasa tertarik karena merasa dalam suasana yang ditampilkan pada foto tersebut. d. Fungsi Ekspresi Foto berfungsi sebagai ekspresi dimaksudkan bahwa foto tersebut adalah ungkapan perasaan dari sang fotografernya yang antara lain berupa rasa sedih, marah, gembira serta yang lainnya. Dalam hal ini penulis memanfaatkan keempat fungsi fotografi tersebut untuk diaplikasikan ke dalam karya tugas akhir ini.

II.6 Analisa Masalah

Pengamen waria merupakan sebuah fenomena kehidupan yang unik dan mungkin aneh bagi sebagian orang yang belum mengenal lebih dekat dengan kehidupan para pengamen waria. Kehadiran pengamen waria memang tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses yang cukup panjang. Sulitnya mencari pekerjaan untuk seorang waria, belum sepenuhnya keberadaan waria di terima di masyarakat, dan keahlian serta pengetahuan kaum waria yang tidak bisa bersaing. Mengakibatkan sebagian besar waria memilih profesi sebagai pengamen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 20

II.7 Solusi

Keberadaan pengamen waria di lingkungan masyarakat merupakan realitas yang tidak bisa ditolak lagi. Penindasan serta penilaian yang secara objektif terhadap suatu golongan atau individu sebaiknya tidak terjadi, Karena masyarakat hidup berpedoman terhadap Pancasila sebagai dasar utama hukum bangsa Indonesia. Seperti yang di kutip dari sila kedua yang berisi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal ini menegaskan bahwa siapapun warga Negara Indonesia, dan semua yang menyangkut identitas personal atau kelompok suatu bangsa, termasuk juga didalamnya jenis gender ataupun profesinya, bukanlah menjadi penentu atas layak atau tidaknya memberikan keadilan dan keberadaban, semua sama sebagai warga Negara Indonesia. Esai foto dipilih sebagai karya media utama, karena dengan esai foto tidak hanya mengajak kita untuk melihat lebih dalam lika-liku kehidupan pengamen waria hanya lewat bidikan lensa kamera saja. Tetapi memaknai kehidupan pengamen waria lewat cerita dibalik cerita, agar semua orang bisa lebih saling menghargai antara sesama umat manusia. 21

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL MEDIA

INFORMASI III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan media informasi ini adalah buku esai foto, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas pengamen waria dalam kesehariannya dan mengaplikasikan informasi ilustrasi dalam buku melalui media esai foto. Karena media esai foto di angap lebih efisien dan efektif dalam menyampaikan informasi dan gambaran mengenai kegiatan- kegiatan pengamen waria di Binong. III.1.1 Kelompok Sasaran Target Audience Adapun kelompok sasaran target audience buku ini, ditujukan kepada anak muda, orang tua atau usia 20 tahun sampai 40 tahun. Karena usia 20 tahun sampai 40 tahun di masyarakat kita adalah usia yang sudah mulai berpikir dewasa dan mulai peduli terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi dilingkungannya. Seperti yang dikutip dari Sumiati Ahmad Mohamad, 2013 yang membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut : 0 - 1 tahun = masa bayi 1 - 6 tahun = masa pra sekolah 6 - 10 tahun = masa sekolah 10 - 20 tahun = masa pubertas 20 - 40 tahun = masa dewasa 40 - 65 tahun = masa setengah umur Prasenium 60 tahun ke atas = masa lanjut usia Senium Untuk menentukan kelompok sasaran, maka dibagi lagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok sasaran primer dan kelompok sasaran sekunder. Kelompok sasaran primer terbagi menjadi tiga bagian, yaitu secara demografis, geografis, dan psikografis. 22  Kelompok Sasaran Primer merupakan sasaran utama dalam menyampaikan informasi buku esai foto ini. Kajian kelompok sasaran primer meliputi: -Geografis Secara geografis, buku esai foto ini ditujukan hanya untuk wilayah Bandung saja. Namun tidak menutup kemungkinan buku esai foto ini untuk di sebar di seluruh wilayah di Indonesia, terutama kota-kota besar yang banyak terdapat ditingali oleh kelompok waria. - Demografis Secara demografis, target sasaran primer meliputi kedua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan atau anak muda, orang tua yang usianya sudah menginjak 20 – 40 tahun. -Psikografis Secara psikografis, media buku esai foto ini ditujukan untuk orang- orang yang ingin menambah pengetahuan dan informasi tentang masalah sosial yang terjadi di lingkungannya, khususnya masalah pengamen waria yang ada di lingkungan masyarakat.  Kelompok Sasaran Sekunder Kelompok sasaran sekunder merupakan target tambahan diluar kelompok sasaran utama. Kelompok sasaran sekunder buku ini adalah orang- orang yang tertarik mengetahui informasi tentang kehidupan pengamen waria walaupun umur mereka tidak tergolong pada umur yang menjadi target audience. Kelompok sasaran sekunder ini adalah usia masa setengah umur yaitu 40 – 65 tahun. 23 III.1.2 Pendekatan Komunikasi Untuk menyampaikan sebuah informasi dibutuhkan komunikasi yang baik dan mampu menyampaikan informasi atau pesan-pesan yang akan disampaikan dengan mudah dimengerti khususnya target audience . Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan yang sedang berinteraksi secara langsung maupun lewat media. Pendekatan komunikasi yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi buku esai foto ini terbagi menjadi 2, yaitu:  Pendekatan Visual Pendekatan visual yang akan digunakan adalah berupa foto hitam putih yang bercerita tentang kehidupan pengamen waria di Binong dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Teknik pengambilan foto dilakukan secara jujur dan spontanitas dengan pengambilan foto dari berbagai sudut. Gambar III.5 Pendekatan Visual Media Utama Sumber: Dokumen Pribadi 2014  Pendekatan Verbal Untuk mendukung element visual, pendekatan verbal pada media informasi ini menggunakan kalimat lisan . Untuk judul “Nada Sumbang” judul 24 ini dipilih karena mampu mempresentasikan kehidupan pengamen waria, dimana nyayiannya yang selalu terdengar sumbang dan tidak selaras dengan nada yang seharusnya. Sedangkan pendekatan komunikasi yang akan digunakan untuk isi buku berupa teks. Fungsinya sebagai pendukung untuk menjelaskan isi cerita yang ada di dalam foto dan menggunakan bahasa Indonesia yang formal, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh audience. III.1.2.1 Materi Pesan Materi pesan yang akan disampaikan dalam perancangan buku esai foto ini adalah. Bagaimana pengamen waria dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Seperti aktivitas pengamen waria di dalam tempat tingalnya, pengamen waria dalam bersosialisali dengan masyarakat atau dengan sesama waria, serta jati diri pengamen waria dalam menampilkan diri di masyarakat dan arti kehidupan bagi pengamen waria. III.1.2.2 Tujuan komunikasi Untuk menginformasikan dan menarik minat baca audience baik dari visual foto atau teks yang akan disampaikan, sehinga audience diharapkan dapat memaknai kehidupan pengamen wari melalui pesan yang disampaikan. III.1.3 Strategi Kreatif Strategi kreatif yang akan di tampilkan pada buku esai foto ini adalah lebih mengutamakan tampilan gambar pada foto, baik dari sudut pengambilan gambar, posisi cahaya, dengan menampilkan berbagai ekspresi sesuai dengan keadaan yang terjadi. Lalu mengolahnya kedalam media komputer dengan menggunakan software Adobe Photosop untuk mempertajam ditail gambar seperti warna, cahaya dan kesan dalam foto yang akan di sampaikan kepada pembaca. Terdapat juga beberapa merchandise dan media pendukung menarik untuk menarik perhatian audience agar mau membeli buku ini. 25 III.1.4 Strategi Media Pemilihan media adalah berdasarkan dengan kebutuhan target audience dan keefektifan dalam menyampaikan informasi. Adapun media yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung. III.1.4.1 Media Utama Dalam penggunaan media utama yang digunakan adalah berupa buku esai foto, karena buku esai foto lebih efisien dan efektif dalam menyampaikan informasi mengenai kehidupan pengamen waria. Selain itu media buku esai foto dipilih karena mengacu pada target audience yaitu orang dewasa. III.1.4.2 Media Pendukung Sesuai fungsinya, media pendukung adalah media yang mendukung tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung yang digunakan antara lain: 1. Poster Poster berfungsi sebagai media promosi untuk memperkenalkan media utama, yaitu buku esai foto. Poster berukuran 29,5 cm x 41,7 cm dan dicetak di kertas art paper 230 gram. Poster akan diletakkan di dekat toko-toko buku dan di tempat keramaian. 2. X-banner X-banner berfungsi sebagai media promosi dan informasi bahwa buku ini akan segera terbit dan segera tersedia di toko buku. X-banner berukuran 160 cm x 60 cm. X-banner ini diletakkan di luar dan di dalam toko buku. 3. Bendera Gantung Flag chain Bendera gantung berfungsi sebagai iformasi bahwa buku ini sudah terbit dan tersedia di toko buku. Bendera gantung 26 berukuran 20 cm x 27 cm dan diletakan di atas pintu masuk toko buku. 4. Flyer Flyer berfungsi sebagai media promosi yang disebarkan di dekat toko buku dan tempat keramaian seperti taman kota. Berukuran 21 cm x 14,8 cm dan dicetak menggunakan kertas art paper 150 gram. 5. Stiker Stiker berfungsi sebagai media promosi yang di tempelkan di angkutan umum atau tempat keramaian, berukuran 15,5 cm x 10 cm dan di cetak menggunakan kertas stiker 180 gram. 6. Pembatas Buku Pembatas buku merupakan salah satu bagian dari buku yang berguna untuk pembaca sebagai pengingat halaman yang sudah di baca. Pembatas buku ini berukuran 15 cm x 4 cm dan di cetak menggunakan kertas art paper 230 gram. 7. Buku Catatan Notes Buku catatan ini menjadi merchandise dari buku esai foto ini. Berfungsi untuk mencatat hal-hal yang perlu untuk dicatat. 8. Pulpen Pulpen menjadi merchandise , untuk kelengkapan buku catatan Notes. 9. Tote Bag Tote Bag bagian dari merchandise , yaitu sebuah tas untuk menyimpan buku. 27 10. Gantungan Kunci Gantungan kunci bagian dari merchandise , untuk hadiah dari setiap pembelian buku ini. 11. Pin Pin juga merupakan bagian darimerchandise. 12. Jam Dingding Jam dingding merupakan media pendukung saat peluncuran buku ini. III.1.5 Strategi Distribusi Pendistribusian media ini adalah melalui penjualandistribusi di toko-toko buku besar seperti Gramedia. Hal ini untuk lebih memudahkan masyarakat dalam mencari buku. Karena toko buku Gramedia sudah sangat terkenal di masyarakat, sehingga masyarakat di mudahkan untuk mendapatkan buku ini. Pendistribusian media secara geografis diutamakan di daerah Jawa Barat khususnya di daerah bandung. III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain Adapun rincian dari Format Desain buku ini adalah sebagai berikut: 1. Buku ini berukuran 21,2 cm x 29,5 cm ukuran ini di pilih untuk menyeimbangkan antara teks dan gambar dengan posisi buku pertical. 2. Jenis kertas menggunakan art paper 150 gram. 3. Buku di hardcover. 4. Dan di dalam buku terdapat pembatas buku, berukuran 15 cm x 4 cm yang di cetak menggunakan kertas art paper 230 gram. 28 Gambar III.6 Format Desain Buku Sumber: Dokumen Pribadi III.2.2 Tata Letak layout Konsep layout pada buku esai foto ini mengacu pada teori penyusunan layout di dalam buku “Desain Komunikasi Visual”, teori dan aplikasi oleh Rakhmat Supriyono, 2010, h.86-97, yaitu beberapa patokan dasar yang dipakai untuk merancang sebuah layout: 1. Keseimbangan balance 2. Tekanan emphasis 3. Irama rhythem 4. Kesatuan unity 29 Gambar III.7 Tata Letak Layout Sumber: Dokumen Pribadi III.2.3 Tipografi Menurut Rakhmat Supriyono 2010 “tipografi adalah disiplin ilmu yang mempelajari spesifikasi dan karakteristik huruf, bagaimana memilih dan mengelola huruf untuk tujuan- tujuan tertentu” h.20. Font yang akan digunakan pada perancangan media buku ini adalah font yang umum, sederhana, dan akrab di baca oleh masyarakat serta memberikan kesan ramah karena kemudahan dalam membaca huruf. Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilih menjadi dua jenis, yaitu huruf teks text type dan huruf judul display type. 30 Font untuk judul menggunakan huruf Monotype Corsiva: ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUV WXYZ abcdefghijklmnopqrstuvw xyz 123456789 Gambar III.8 Font Monotype Corsiva Sumber: Dokumen Pribadi Nada Sumbang Gambar III.9 Font di Aplikasikan Pada Judul Sumber: Dokumen Pribadi Font untuk teks menggunakan huruf Helvetica LT StdLight: ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUV WXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234 56789 Gambar III.10 Font Helvetica LT Std Light Untuk Teks Sumber: Dokumen Pribadi 31 III.2.4 Ilustrasi Teknik illustrasi yang digunakan padamedia utama buku ini adalah teknik fotografi. Teknik fotografi secara keseluruhan adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya, atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya. Fotografi juga merupakan gambar alat visual efektif yang dapat memvisualkan sesuatu lebih kongkrit dan akurat. Gambar III.11 Visual Fotografi Sumber: Dokumen Pribadi 2014 Sedangkan untuk ilustrasi media pendukung menggunakan ilustrasi vector ilustrasi ini dipilih karena lebih unik untuk dijadikan ilustrasi merchandise dan media pendukung. Dalam pengerjaanya ilustrasi ini menggunakan teknik siluet, mengingat target audiens adalah orang dewasa. Gambar III.12 Visual Ilustrasi Vector Sumber: Dokumen Pribadi 32 III.2.5Warna Warna dominan yang akan di gunakan dalam perancangan buku ini adalah hitam dan putih, secara subjektif penggunaan hitam dan putih membuat lebih gamblang menceritakan sebuah kejadian. Keindahan fotografi hitam dan putih bahkan seringkali disebut lebih berwarna dari foto berwarna color. Dengan hitam dan putih, kita akan lebih leluasa mengatur cerita yang ingin di tonjolkan Wilsen Way, 2014, h.11. Fotografi hitam putih menyeimbangkan emosi yang tertuang dalam sebuah foto, di mana kebanyakan pengalaman dari fotografernya larut dalam frame-frame fotonya. Dengan menunjukan perbedaan kontras dan komposisi pencahayaan yang tepat, sebuah foto menjadi lebih bermakna dalam balutan hitam dan putih. Berdasarkan teori Gestalt, dengan warna hitam dan putih, kita akan lebih mudah dalam menentukan figure and ground dari sbuah frame foto, sehingga segalanya akan kembali kepada fotografer dalam mengeksekusi sebuah momen yang ada, mana yang harus ditonjolkan dan mana yang harus menjadi latar. Sedangkan warna oranye dan warna cream menjadi warna pendukung yang memiliki nilai estetika yang pas bila dipadukan dengan warna hitam dan putih. Gambar III.13 Skema Warna Sumber: Dokumen Pribadi 33

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama IV.1.1 Proses Perancangan Buku Esai Foto