Keuntungan Penelitian JUSTIFIKASI PENELITIAN

8 meningkatnya area terbangun. Hal ini menyebabkan kecenderungan naiknya nilai koeisien runoff, yang berkaitan erat dengan meningkatnya debit maksimum sungai dan menurunnya debit minimum sungai. Selanjutnya fenomena yang kerap terjadi adalah banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. • Kondisi air permukaan juga telah mengancam persediaan air tanah di Cekungan Bandung, yang diindikasikan dengan penurunan permukaan air tanah dan amblesan tanah. Suroso dan Santoso pada tahun 2006 juga menyatakan bahwa perubahan tata guna lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai. Di Daerah DAS Banjaran terjadi perubahan tata guna lahan dari 759. 28 ha sawah, 289.54 ha tegalan, 284.36 ha pemukiman pada tahun 995, menjadi 603.97 ha sawah, 283.32 ha tegalan, 445.88 ha pemukiman pada tahun 200, menyebabkan peningkatan debit sungai. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat mengubah ketersediaan sumber daya air dan akan berdampak pula terhadap pertumbuhan bidang pertanian, industri dan pembangunan kota. Jadi perubahan iklim akan sangat berpengaruh terhadap pengelolaan sumber daya air pada suatu daerah aliran sungai desain, operasi dan manajemen sistem penggunaan air. Berikut adalah beberapa hasil perhitungan proyeksi runoff dengan skenario perubahan iklim yang berbeda-beda. Runoff tahunan akan mengalami penurunan sebesar 4 dari runoff tahunan saat ini apabila ada penurunan curah hujan sebesar 20 dan peningkatan temperatur sebesar 2°C. Jika tidak ada perubahan curah hujan, runoff tetap akan naik sebesar 9. Namun apabila ada peningkatan curah hujan sebesar 0 dan kenaikan temperatur sebesar 2°C hingga 4°C akan menghasilkan kenaikan runoff mulai dari 4 hingga 2 Hailemariam, 999. Penelitian sejenis juga telah dilakukan untuk menghitung besara direct runoff untuk wilayah Jakarta untuk menganalisis kejadian banjir di Jakarta tahun 2005. Setelah dilakukan perhitungan untuk kasus banjir 7-20 Januari 2005 pada Daerah Tangkapan Kali Angke, Pesanggrahan dan Grogol, diperoleh hasil yang cukup baik. Nilai Direct Runoff maksimum pada tanggal 9 Januari 2005 sebesar 3,76 inci, kenaikan DRO mulai terjadi pada tanggal 7 hingga 8 Januari 2005, karena curah hujan yang tinggi pada 7 Januari 2,23 inci. Pada 9 Januari 2005, DRO mencapai nilai maksimum yaitu 3.76 inci ketika curah hujan prediksi 4. inci. Kemudian nilainya mulai berkurang hingga mencapai kurang dari inci pada 2 Januari. Puncak terjadinya DRO pada tanggal 9 Januari 2005 sesuai dengan puncak terjadinya banjir pada tanggal 9 Januari 2005. Besarnya DRO pada tanggal 9 Januari 2005 merupakan akibat dari besarnya curah hujan pada tanggal 9 Januari 2005 dan juga adanya akumulasi curah hujan. Tanah yang jenuh akibat hujan pada hari-hari sebelumnya mengakibatkan tanah menjadi jenuh oleh air hujan, sehingga ketika tanggal 9 hujan kembali turun dengan CH yang besar, air hujan banyak yang mengalir di permukaan dan menyebabkan DRO besar. Nilai DRO paling besar pada daerah-daerah pemukiman sedangkan DRO kecil pada daerah-daerah yang hijau