Penanaman Pemanenan Pelaksanaan Penelitian

perlahan hingga terjadi reaksi yang menimbulkan bau menyengat dan kenaikan suhu. Diamkan reaksi tesebut hingga suhunya menurun, setelah itu ditambahkan aquades sebanyak 100 ml kedalam erlenmeyer. Larutan H 3 PO 4 sebanyak 5 ml dan Naf sebanyak 2,5 ml ditambahkan kedalam erlenmeyer, setelah itu teteskan indikator diphenylamine kedalam larutan sebanyak 3 tetes warna berubah menjadi hijau pekat . Larutan tersebut dititrasi menggunakan ammonium ferro sulfat hingga warna berubah menjadi hijau muda, dicatat banyaknya ml peniter yang digunakan. Sebelum mengukur larutan sampel sebaiknya membuat sampel blanko dengan perlakuan yang sama tetapi tidak menggunakan sampel tanah.

3.5.3 Analisis Asam Humat

Sampel tanah yang mengandung sekitar 100 mg C dimasukkan kedalam tabung sentrifius, kemudian ditambahkan 40 ml 0,1 N NaOH kedalam tabung sentrifus tersebut. Gas N 2 dialirkan kedalam tabung sentrifius yang berisi sampel tanah selama 3 menit, tabung sentrifius ditutup rapat dan dibiarkan selama 48 jam. tabung sentrifius diguncangkan secara perlahan selama 3 menit dengan selang waktu 3 jam. Setelah 48 jam larutan disentrifius pada kecepatan 9000 rpm selama 15 menit. Larutan bening dipisahkan dari endapannya menggunakan kertas saring whatman 42, larutan bening dituangkan kedalam labu ukur 100 ml. Kemudian sisa endapan diekstraksi kembali dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Larutan bening hasil ekstraksi kedua disatukan dengan larutan bening hasil ekstraksi pertama. Larutan bening hasil ekstraksi yang sudah tercampur diasamkan menggunakan HCl 6 N pekat hingga mencapai pH 2,0. Larutan bening tersebut dibiarkan berkoagulasi dengan HCl 6 N selama 24 jam hingga terdapat endapannya. Larutan yang telah berkoagulasi disentrifius pada kecepatan 9000 rpm salama 20 menit. Larutan yang telah terpisahkan dengan endapannya dipisahkan, kemudian ditambahkan 20 ml NaOH 0,1 N kedalam tabung sentrifius yang berisi endapan tersebut. Larutan tersebut kembali diasamkan dengan menambahkan HCl 6 N hingga pH menjadi 2,0. Larutan dibiarkan berkoagulasi selama 24 jam, setelah itu disentrifius kembali larutan tersebut pada kecepatan 9000 rpm selama 20 menit. Setelah selesai sentrifius dibuang larutan tersebut sehingga menyisakan endapan, kemudian endapan tersebut dilarutkan dengan 0,1 N NaOH didalam labu ukur 25 ml.

3.5.4 Penetapan Larutan Standar

Sukrosa sebanyak 437,5 mg dilarutkan kedalam labu ukur 50 ml menggunakan air suling. Siapkan 6 buah labu ukur 25 ml, kemudian sebanyak 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ml sukrosa yang telah dilarutkan tersebut dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml. Konsentrasi larutan standar yang digunakan 0, 140, 280, 420, 560, dan 700 ppm C.

3.5.5 Penetapan Kadar C Asam Humik

Larutan sampel tanah dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml, kemudian ditambahkan 4 ml larutan K 2 CrO 7 pekat dan segera diaduk rata menggunakan alat pengaduk. Setelah temperatur turun hingga mencapai suhu kamar, diukur absorbance sampel pada panjang gelombang 645 nm.