3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini ada beberapa tahapan, yaitu: mengekspos stepwedge dan ikan ayam-ayam Abalistes stellaris dengan
memvariasikan kV dan mAs menggunakan radiografi konvensional, mencuci hasil film radiografi dengan menggunakan mesin pencuci, dan mengukur nilai
densitas yang dihasilkan dari film radiograf dengan menggunakan densitometer.
3.4.1 Mengekspos Obyek dengan Radiografi Konvensional RK
Pada langkah awal kegiatan ini, digunakan film dengan obyek stepwedge dan ikan ayam-ayam yang diekspos menggunakan sistem radiogafi konvensional
RK, yakni menggunakan mesin sinar-X diagnostik mobile yang ada di Laboratorium Fisika Medik UNNES. Stepwedge untuk obyek pertama, dimana
obyek diletakkan diatas intensifying screen kaset yang didalamnya berisi film dengan jarak 60 cm dari tabung sinar-X, dimana arah berkas sinar-X dari tabung
tegak lurus dengan intensifying screen dan memvariasi tegangan tabung 40 – 85 kV, arus tabung 16 – 100 mA. Obyek kedua ikan ayam-ayam, prinsip kerjanya
sama dengan stepwedge.
Gambar 3.5
. Pengeksposan Obyek
Prosedur pengekposan obyek menggunakan mesin pesawat sinar-X type SF- 100BY
yang dimiliki Laboratorium Fisika FMIPA UNNES adalah sebagai berikut dan ditunjukkan pada Gambar 3.5:
1. Menekan tombol “ON” pada bagian panel control dari pesawat sinar-X type SF-100BY.
2. Mengatur line voltage dengan mengatur jarum pada line meter sampai menunjukkan pada posisi garis merah 220 V dan mengatur tegangan kV
dengan mengatur tegangan sesuai yang dibutuhkan 40 kV – 85 kV. 3. Mengatur arus dan waktu dengan memutar selektor mAs sesuai dengan
kebutuhan, dalam penelitian ini menggunakan mA mulai dari 16 mA sampai dengan 100 mA, sesuai dengan panel mesin sinar-X.
4. Mengatur jarak obyek stepwedge dan ikan ayam-ayam Abalistes stellaris yang diletakkan di atas kaset dari tabung sinar-X yaitu 60 cm.
5. Mengatur lampu kolimator untuk menentukan lebar area penyinaran dan mengatur posisi obyek sampai cahaya dari lampu kolimator mengenai seluruh
bagian permukaan obyek. 6. Pengaturan selesai, kemudian dilakukan pengeksposan dengan menekan
tombol ekspos sinar-X dengan menggunakan remote control.
3.4.2 Memproses Film Radiograf
Langkah ke-dua yang dilakukan untuk penelitian ini adalah pencucian film. Film yang telah diekspos tersebut akan diproses menggunakan mesin pencuci
otomatis. Pemrosesan film dilakukan dengan memasukkan film, proses pengembangan, memperbaiki, mencuci, pengeringan dan keluaran. Memasukkan
film yaitu film yang telah diekspose dimasukkan dalam mesin pencuci film, ditunjukkan pada Gambar 3.6. Proses pengembangan yaitu film yang masuk
dalam mesin pencuci akan dikembangkan dengan cairan developer. Memperbaiki dilakukan oleh cairan fixer, dan proses pencucian dimana film tersebut masuk
dalam air. Yang terakhir proses pengeringan dan film akan keluar.
Gambar 3.6
. Proses memasukkan film Film yang telah keluar dari mesin pencuci tersebut dapat dilihat melalui
light box . Pemrosesan film ini harus dilakukan di dalam kamar gelap, dimana
yang dinyalakan hanya safe light yang digunakan sebagai penerangan.
Gambar 3.7
. Hasil Citra Radiograf
Pemrosesan film dilakukan didalam kamar gelap agar film yang sedang diproses tersebut menghasilkan hasil film radiograf dengan kontras yang jelas.
Hasil dari pemrosesan film ditunjukkan pada Gambar 3.7.
3.4.3 Pengukuran Densitas Film Radiograf