Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygine (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang

(1)

Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygine (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati

di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang

SKRIPSI

Oleh :

WAHYU WULANDARI

NIM. 201010420311086

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

i

Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygine (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati

di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

WAHYU WULANDARI

NIM. 201010420311086

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(3)

(4)

(5)

iv

SURAT PERYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Wahyu Wulandari

NIM : 201010420311086

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygiene

(Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) pada Santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima atas perbuatan saya.

Malang, Mei 2014 Yang membuat pernyataan

Wahyu Wulandari 201010420311086


(6)

v

Jadilah diri seperti air putih

SEDERHANA, tapi penuh manfaat


(7)

vi

Puji Syukur kepada Allah SWT karena berkat atas Rahmat dan Hidayah-Nya wulan mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini

tepat waktu..

Terimakasih banyak sekali buat Ibuk & Bapak ku yang selalu memberi dukungan serta doa kepada wulan.. Sehat selalu, panjang umur,

banyak rejeki dan I Love You sangatt :D

Untuk Dosen Pembimbing & Penguji wulan, Bu Tri Lestari, Bu Sri Sunaringsih, Bu Ledy Martha dan Bu Reni Ilmiasih, Terimakasih

atas arahan, bimbingan dan saran yang selalu diberikan hingga terwujudnya skripsi dan gelar S.Kep ini bu .. 

Buat Mas Rudi & mas Nur ku yang aku sayangi hehee.. :D

Buat Adekku, Tian.. cepet lulus sekolah yaa.. 

Buat Ahmad Sulhan, S.Kep terimakasih atas semangat yang selalu diberikan .. muakasihh lohh yaa.. 

Teman-teman genk (Diah & Harum, makasih buat tumpangan kamar kos disaat aku lelah :D, Nia yang selalu menemani aku mulai studi

pendahuluan sampai semhas.. makaassihhhh banyaakkkk bangett beb :D.. Kim & Tati, orang polos dan sedikit aneh menurutku, tapi lucu dan unik sekali.. hahaa, Iwud pembuat onar : D) kalian semua

“mmuuaacchh…”

Teman-teman kelas PSIK 2010 B (iunt, Ila, firda, ifa, nika, aisyah, pepeb, tody, riyan, andre, umar, dul, ita, risa, rea, mely, dannn.. semuanya) terimakasih atas semuanyaa yang udah dikasih dari kalian,

tetap GANBATE!!! Love youuu .. :*

Dan buat Teman-Teman PSIK 2010 dan semuanyaaa…..

TERIMAKASIHHH …


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygiene (Perawatan Organ Reproduksi) terhadap Kejadian Keputihan

(Fluor Albus) pada Santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo., M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Tri Lestari Handayani., M.Kep., Sp. Mat. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

4. Sri Sunaringsih Ika W., SKM., MPH. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Kedua Orang tua dan semua keluarga saya, yang telah memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moral, material, spiritual, kepada saya selama menempuh pendidikan.

6. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

7. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2010.


(9)

viii

Penulis menyadari bahwa penyusun tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Mei 2014


(10)

ix ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT KECEMASAN DAN PERILAKU VULVA HYGIENE (PERAWATAN ORGAN REPRODUKSI) TERHADAP

KEJADIAN KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN

NURUL ULUM MALANG

Wahyu Wulandari1, Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat2, Sri Sunaringsih Ika Wardoyo., SKM., MPH3

Latar Belakang Pondok pesantren merupakan wadah santriwati untuk menimba ilmu pendidikan formal dan non-formal. Pada hakikatnya berbagai macam perubahan lingkungan yang dialami santriwati akan menimbulkan dampak, seperti perubahan secara psikis yakni peningkatan tingkat kecemasan serta perubahan perilaku vulva hygiene, dimana hal tersebut dapat menggangu kesehatan organ reproduksi sehingga menimbulkan keputihan (fluor albus).

Metode Desain penelitian menggunakan Cross Sectional dengan variabel independen adalah tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene, sedangkan variabel dependen adalah kejadian keputihan. Teknik sampling menggunakan total sampling, dengan populasi 205 santriwati pada usia 16 – 19 tahun. Instrument yang digunakan adalah kuisioner dan ceklist. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda.

Hasil Uji analisa data antara pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene

terhadap kejadian keputihan, didapatkan nilai koefisiensi pada tingkat kecemasan sebesar 0,196, dengan nilai arah positif, dan nilai koefisiensi pada perilaku vulva hygiene

sebesar -0,198 dengan arah negatif, dan nilai signifikasi pada masing-masing variabel < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan responden mayoritas memiliki tingkat kecemasan sedang dan perilaku vulva hygiene buruk, perilaku didominasi dengan kurangnya penggantian celana dalam minimal 2 kali sehari.

Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kecemasan dan perilaku

vulva hygiene terhadap kejadian keputihan, dengan perilaku vulva hygiene memiliki arah negatif, artinya semakin buruk perilaku vulva hygiene maka kejadian keputihan akan semakin tinggi, dan tingkat kecemasan memiliki arah positif, artinya semakin rendah tingkat kecemasan responden maka kejadian keputihan akan semakin rendah pula.

Kata Kunci : Kecemasan, Perilaku Vulva Hygiene, Keputihan.

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(11)

x

ABSTRACT

EFFECTS OF ANXIETY LEVEL AND VULVA HYGIENE BEHAVIORAL TOWARDS INCIDENCE OF VAGINAL DISCHARGE (FLUOR ALBUS)

ON FEMALE STUDENTS IN BOARDING SCHOOL NURUL ULUM MALANG

Wahyu Wulandari1, Tri Lestari Handyani, M.Kep., Sp.Mat2, Sri Sunaringsih Ika Wardoyo., SKM., MPH3

Background boarding school is a place for the female students studying formal and non-formal education. In essence the various kinds of environmental changes by female students will have an impact for their the psychological conditions felt that increased their levels of anxiety and vulva hygiene behavior change, where it can affect the health of their reproductive organs in which causing vaginal discharge (fluor albus).

Method this study using a cross sectional study design with the independent variable are the level of anxiety and vulva hygiene behavior, while the dependent variable method is the incidence of vaginal discharge. Sampling technique using total sampling, with a population of 205 female students at the range of 16-19 years old. Instrument used were a questionnaire and checklist. Analysis data used was multiple logistic regression.

Results of the data analysis between levels of anxiety and vulva hygiene behavioral to incidence of vaginal discharge a coefficient values obtained a positive direction in anxiety levels at 0.196, while a coefficient value of vulva hygiene behavioral at -0.198 with a negative direction, and the value of their significance in each variable are <0.05. The results showed the majority of respondents had a moderate level of anxiety and bad vulva hygiene behavioral, it caused by replacement of underwear less than 2 times a day.

Conclusion There is a significant effect between the level of anxiety and behavioral vulva hygiene to the incidence of vaginal discharge, in which the worse level of vulva hygiene behavioral will affect on increasing the incidence of vaginal discharge, on the other hand, the lower level of anxiety will decrease significanthy the incidence of vaginal discharge

Keywords: Anxiety, Behavior Vulva Hygiene, Vaginal Discharge.

1 Students of Nursing Science Program, University of Muhammadiyah Malang. 2 Lecturer in Nursing Science Program, University of Muhammadiyah Malang . 3 Lecturer in Nursing Science Program, University of Muhammadiyah Malang.


(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul. ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Abstract ... x

Daftar Isi ... xi

Daftar Bagan ... xv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian. ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Bagi Peneliti ... 8

1.4.2 Bagi Santriwati ... 8

1.4.3 Bagi Pondok Pesantren ... 8

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan ... 8

1.5 Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan ... 12

2.1.1 Definisi Kecemasan ... 12

2.1.2 Faktor-Faktor Penyebab Kecemasan ... 13

2.1.3 Respon Kecemasan Dan Tingkat Kecemasan ... 14

2.1.4 Mekanisme Koping ... 15

2.1.5 Respon Tubuh Terhadap Kecemasan ... 16

2.1.6 Dampak Dari Kecemasan Terhadap Kemampuan Individu ... 18


(13)

xii

2.1.7 Gejala Klinis Kecemasan ... 19

2.1.8 Interpretasi Stimulasi oleh Otak ... 20

2.1.9 Reaksi Neuroendokrin ... 21

2.1.10Penatalaksanaan Cemas ... 25

2.1.11 Penilaian Kecemasan ... 27

2.2 Konsep Perilaku Kesehatan ... 29

2.2.1 Definisi Perilaku Kesehatan ... 29

2.2.2 Jenis Perilaku Berdasarkan Segmentasi Sasaran Dan Tatanan ... 30

2.2.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja ... 32

2.3 Konsep Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 33

2.3.1 Definisi Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 33

2.3.2 Tujuan Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene)... 34

2.3.3 Anatomi Organ Reproduksi Wanita ... 34

2.3.4 Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 36

2.3.5 Manfaat Merawat Organ Reproduksi ... 37

2.3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 37

2.3.7 Pembentukan Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 38

2.3.8 Aspek-Aspek Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) ... 38

2.4 Konsep Keputihan (Flor albus) ... 39

2.4.1 Definisi Keputihan (Flor albus) ... 39

2.4.2 Jenis Keputihan ... 40

2.4.3 Klasifikasi Keputihan ... 41

2.4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputihan ... 42

2.4.5 Faktor Predisposisi ... 44

2.4.6 Etiologi ... 44

2.4.7 Penyebab Keputihan Patofisiologis ... 45

2.4.8 Gejala Klinis ... 50

2.4.9 Patogenesis ... 51

2.4.10 Diagnosis Keputihan Patologis ... 54

2.4.11 Komplikasi ... 54

2.4.12Pemeriksaan Diagnostik ... 56

2.4.13Penatalaksanaan ... 57

2.5 Konsep Pondok Pesantren Dan Santriwati ... 61

2.5.1 Definisi Pondok Pesantren ... 61

2.5.2 Unsur-unsur Pondok Pesantren ... 62

2.5.3 Indikator Tatanan Pondok Pesantren ... 62

2.5.4 Definisi Santriwati ... 63


(14)

xiii

2.6 Pengaruh Tingkat Kecemasan terhadap Kejadian Keputihan ... 65

2.7 Pengaruh Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) Terhadap Kejadian Keputihan ... 66

2.8 Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Perawatan Organ Reproduksi (Vulva Hygiene) terhadap Kejadian Keputihan ... 67

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 70

3.2 Hipotesis Penelitian ... 72

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 73

4.2 Kerangka Kerja ... 73

4.3 Populasi, Tehnik Sampling ... 75

4.3.1 Populasi ... 75

4.3.2 Tehnik Sampling ... 75

4.4 Variabel Penelitian ... 75

4.4.1 Variabel Bebas (Independen) ... 75

4.4.2 Variabel Tergantung (Dependen) ... 76

4.5 Definisi Operasional ... 76

4.6 Instrument Penelitian ... 77

4.7 Uji Validitas Dan Reabilitas ... 79

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 82

4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 83

4.10 Analisis dan Pengelolahan Data ... 83

4.11 Etika Penelitian ... 86

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 89

5.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pendidikan ... 90

5.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan ... 91

5.4 Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Vulva Hygiene ... 92

5.5 Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian Keputihan ... 94

5.6 Pengujian Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Kejadian Keputihan ... 95

5.7 Pengujian Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan ... 96

5.8 Analisis Pengaruh Kombinasi dan Daya Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian Keputihan ... 97


(15)

xiv BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 99 6.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pendidikan ... 101 6.3 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat

Kecemasan ... 102 6.4 Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Vulva Hygiene ... 103 6.5 Karakteristik Responden berdasarkan Kejadian Keputihan ... 105 6.6 Pengujian Pengaruh Tingkat Kecemasan dan Kejadian

Keputihan ... 105 6.7 Pengujian Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene dan Kejadian

Keputihan ... 108 6.8 Analisis Pengaruh Kombinasi dan Daya Pengaruh Tingkat

Kecemasan dan Perilaku Vulva Hygiene dengan Kejadian

Keputihan ... 109 6.9 Keterbatasan penelitian ... 113 6.10 Implikasi Keperawatan ... 114

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan ... 117 7.2 Saran ... 118


(16)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian……..………. 72 Bagan 4.2 Kerangka Kerja………...….. 74


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.7 Penilaian Kecemasan Menurut HARS ………...29

Tabel 2.4.9 Pemeriksaan Diagnostik………..……….………..57

Tabel 4.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian………...………76

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……….89

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan……...90

Tabel 5.4 Hasil Ceklist Perilaku Vulva Hygiene responden ………...93

Tabel 5.5 Hasil Kuisioner Tingkat Kecemasan………95

Tabel 5.6 Pengaruh Tingkat Kecemasan Terhadap Kejadian Keputihan …………..95 Tabel 5.7 Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene Terhadap Kejadian Keputihan ……... 96

Tabel 5.8 Pengujian Tingkat Kecemasan dan Pengaruh Perilaku Vulva Hygiene terhadap Kejadian Keputihan…………...………....97


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

2.2.3 Anatomi Organ Reproduksi Wanita ………....34 5.3 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan………….91 5.4 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Perilaku Vulva Hygiene……….92


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden……….124

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden……… …………...125

Lampiran 3 Lembar Kuisioner………...126

Lampiran 4 Lembar Uji Validitas dan Uji Realiabilitas ………...134

Lampiran 5 Lembar Hasil Data Responden………...136

Lampiran 6 Lembar Hasil Analisis Data Uji Regresi Logistik Dan Uji Regresi Logistik Ganda ………...………...148

Lampiran 7 Lembar Surat Studi Pendahuluan………158

Lampiran 8 Lembar Surat Keterangan Peneltian………159

Lampiran 9 Lembar Konsultasi Bimbingan………160

Lampiran 10 Dokumentasi……….162


(20)

xix

DAFTAR PUSTAKA

Andira, Dita. (2010). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: Aplus. Andrianto, Petrus. (1993). Kesehatan Wanita Haid Problema Wanita Dahulu, Kini dan

Masa Depan. Jakarta: Arcan.

Amiruddin, D. (2003). Fluor Albus in Penyakit Menular Seksual. Jogjakarta: LKIS. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta.

Atkinson, R.L., Atkinson, C.R., & Hilgard, E.R. (1999). Pengantar Psikologi jilid 1 Cetakan VI. Alih Bahasa: Nurjanah Taufik dan Rukmini Bahara. Jakarta: Erlangga.

___________. (2014). Gambar Anatomi Organ Reproduksi Wanita. Online.

https://www.google.com/search?biw=1366&bih=704&tbm=isch&sa=1&q=anatomi

+organ+reproduksi&btnG= . Diakses tanggal 24 Januari 2014.

Benson, Ralph C. & Martin L. Pernoll. (2009). Buku Saku Obstetri & Ginekologi, Edisi 9. Jakarta: EGC.

Burns,D. (1998). Terapi Kognitif: Pendekatan Baru Bagi Penangaanan Depresi. Jakarta: Airlangga.

Blackburns & Davidson. (1994). Terapi Kognitif untuk Depresi dan Kecemasan. Terjemah: Rusda Koto Sutadi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Calhoun, Acoccela. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Alih Bahasa: R.S. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.

Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemah: Kartini Kartono. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Coleman, Vernon. (2000). Persoalan Kewanitaan: Dari A sampai Z. Jakarta : Arcan. Clayton, Caroline. (1986). Keputihan dan Infeksi Jamur dan Kandida Lain. Jakarta: Arcan. Depkes RI. (2006). Pedoman Umum Pos Kesehatan Pondok Pesantren (POSKESTREN).

Jakarta : Depkes.

Dinkes Kota Malang. (2011). Pusat Promosi Kesehatan. Malang: Dinas Kesehatan. Djuanda, Adhi dkk. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.

Donatilla. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri 4 Semarang. Universitas Diponegoro Semarang.

Fitriasari, Dinar. (2013). Hubungan Pemakaian Intra Uterine Device Dengan Kejadian Leukorea Di Polindes Annisa Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Akbid Estu Utomo Boyolali.


(21)

xx

Greenberg, L.S. (2002). Emotion-Focused Therapyfor Depression.Washington DC: American Psychological Assosiation.

Hasanah, Nisa Uswatun. (2013). Hubungan Kecemasan Saat Menghadapi Ujian Dengan Kejadian Keputihan Pada Santriwati Madrasah Aliyah Kelas Akhir Pondok Pesantren Al Mukmin Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Hawari, D. (2007). Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Alimut, Aziz. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

Jones, D.L. (2005). Setiap Wanita. Jakarta: Delaprata Publisin.

Kaplan, H.I & Sandock, B.J. (1997). Sinopsis Psikiatri Jilid 2, ed.7. Jakarta: Binapura Aksara.

Khazanah, (2007). Definisi santri. Online.

http://oase.malhikdua.com/2011/05/23/santri-dalam-definisi/. Di akses tanggal 14 Oktober 2013.

Kumalasari, Intan. (2004). Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta: Salemba Medika.

Lazarus, R.S. (2004). Stress, Appraisal and Coping. New York: Spranger.

Madyaning, Eky. (2013). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Kebersihan Genitalia

Terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri Di Smpn 1 Dau Malang.

Manoe, I.. M.S. M, Rauf, S, Usmany,H. (1999). Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi. Ujung pandang: Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas Kedokteran UNHAS RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.

Mansjoer, Arif. (2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakartra: EGC.

Manuaba, Sri Dewi Suryasaputra (dkk). (2009). Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta: EGC.

Ma’rufi. I. (2005). Faktor Sanitasi Lingkungan yang Berperan Terhadap Prevalensi Penyakit Skabies. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 2, No. 1. Juli 2005. hal : 11-18.

Monalisa. (2012). Clinical Aspect Fluor Albur of Female and Treatment. Universitas Hassanudin Makasar.


(22)

xxi

Notoatmojo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugraheni. (2008). Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri terhadap Timbulnya Skabies

(Gudik) pada Santriwati di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta. Online.

http://etd.eprints.ums.ac.id/889/1/J210040035.pdf. Diakses: 10 Mei 2011.

Nursai. D, (2007). elib.unikom.ac.id/download.php?id=15402. Online. Diakses 28 Oktober 2013.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. PKBI dan BKKBN. (2009). Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta:PKBI.

Potter, PA. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4, Vol.1. Jakarta : EGC

Preist.R. (1994). Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Stress dan Depresi. Alih Bahasa: Dahara. Yogyakarta: Bina Aksara.

Puspitaningrum, Dewi. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perawatan Organ Reproduksi Genetalia Eksternal Pada Anak Usia 10-11 Tahun yang Memngalami Menarche Dini di Sekolah Dasar Kota Semaranng. Semarang: Unismus.

Santoso,dkk. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Keterampilan Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Ibu Rumah Tangga (Studi Di Desa Sawahjono Warungasem Batang).

Sari, Rita Purnama. (2012). Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri dengan Kejadian Keputihan di Kelas XII SMAN 1 Seunuddon Kab. Aceh Utara tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 7, 32-35. Aceh: STIKES

U’Budiyah Banda Aceh.

Sari, Tiara Permata. (2013). Tingkat Kecemasan Remaja Putri Kelas X dalam Menghadapi Keputihan di SMAN Gondangrejo tahun 2013. Surakarta: STIKES Kusuma Husada.

Setiabudi, R. (2005). Farmakologi dan Terapi Ed.5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI.

Setyadi (dkk). (2013).Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Fluor Albus pada Remaja Putri di SMKN 3 Sukabumi Periode 2011/2012. The Journal of Midwifery, 12- 24-32.

Sianturi. (2001). Keputihan Suatu Kenyataan Dibalik Suatu Kemelut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Smet, B. (2006). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Solikhah. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Perilaku Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Diri Di Desa Bandung


(23)

xxii

Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 2 Juni 2010.

Stuart,G.W. dan Sudden,S.S. (1998). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. The CV. Mosby Company, St.Louis.

Sukamto, M.M. (2004). Al-Quran Sebuah Inspirasi. Surabaya: Risalah Gusti. Suryabrata, S. (2000). Psikologi Kepribadian.Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Tarwoto. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ed.4. Jakarta: Salemba Medika.

Taylor,S.E. (1995). Health Psychology. New York: inc. McGraw-Hill.

Qomaryah,Siti (dkk). (2011). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Kebersihan Genetalia dengan Kejadian Fluor Albus (Keputihan) pada Remaja Putri. Universitas Negri Gresik.

Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.

Wirapraja, Aristha Dwi, dkk.(2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Mandi, Cuci Dan Kakus dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Yang Tinggal di Sekitar Sungai Bedadung Desa Gumelar Kecamatan Balung-Jember.

Fakultas Kedokteran Univertas Brawijaya.

Wulandari, Vicky Febry,dkk. (2012). Pemahaman Siswa Mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Layanan Informasi. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 31 No. 4. Bandung: UPI.


(24)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa yang paling kritis bagi perkembangannya dan mendapatkan kendala. Pada masa remaja kendala utama yang dihadapi adalah perubahan yang sangat pesat secara fisik maupun psikologinya, sehingga remaja memerlukan perhatian khusus dalam menjaga kesehatannya terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012).

Remaja yang mengalami perubahan ini kadang-kadang menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa dirinya menjadi lain dan remaja pun bingung, karena mereka tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dan tidak mendapat informasi yang memadai. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sangat penting diberikan pada remaja sejak dini untuk mempersiapkan remaja tersebut dalam menghadapi masa pubertas (Santrock, 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kecemasan, baik secara fisik maupun psikologis, dimana kecemasan yang ditimbulkan dapat berakibat buruk pada kesehatan reproduksi, salah satunya

adalah keluarnya cairan dari liang vagina yang disebut dengan keputihan (fluor

albus) (Hawari, 2011).

Hasil survei penelitian yang dilakukan oleh Kasnani (2006) menjelaskan bahwa wanita memiliki tingkat kecemasan yang tinggi terutama

pada saat menghadapi menarche dan gangguan reproduksi, seperti keputihan.

Kecemasan yang dialami wanita pada reproduksi memiliki prevalensi sebesar 32%. Kecemasan yang ditimbulkan memiliki dampak baik secara fisik


(25)

2

maupun psikologis. Dampak psikologis yang ditimbulkan dapat berpengaruh pada sistem reproduksi, hal tersebut disebabkan karena adanya peningkatan hormon gonadotropin sebagai respon tubuh menghadapi kecemasan, dan hormon tersebut dapat menimbulkan keputihan (Isaacs, 2005).

Tim BKKBN (2009, dalam buku Dinkes, 2011), menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi sangat berkaitan erat dengan kualitas hidup manusia di masa mendatang. Remaja terkadang tidak nyaman apabila menceritakan mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitasnya, namun karena faktor keingintahuannya maka mereka berusaha mencari informasi dari sumber yang tidak jelas, seperti teman atau media massa yang tidak resmi membahas hal tersebut, sehingga orang tua disini memiliki peranan penting untuk mengatasi masalah tersebut (Wulandari, 2012).

Data statistik Indonesia tahun 2008 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia

15-24 tahun, sebanyak 24% berperilaku buruk mengenai vulva hygiene, hal ini

merupakan penyebab terjadinya keputihan (Sari, 2012). Kesehatan reproduksi sangat penting untuk dipahami bagi kehidupan seseorang, salah satunya dengan melakukan perawatan organ reproduksi. Reproduksi yang sehat paling tidak dimulai sejak usia remaja, dimana remaja harus dipersiapkan baik psikologis, sikap dan perilakunya mengenai perawatan organ reproduksi karena wanita pada masa ini rentan terhadap berbagai macam masalah kesehatan reproduksi (Puspitaningrum, 2012).

Perawatan organ reproduksi memiliki berbagai macam cara salah

satunya dengan melakukan tindakan perawatan organ reproduksi (vulva

hygiene) dengan benar. Vulva sebagai salah satu organ reproduksi wanita sangat rentan terhadap infeksi, hal ini disebabkan karena jarak uretra dan anus


(26)

3

yang berdekatan tersebut memudahkan kuman penyakit seperti jamur, bakteri, parasit maupun virus mudah masuk kedalam liang vagina (Djuanda, 2008). Perilaku wanita untuk merawat organ reproduksi adalah hal yang sangat penting karena memiliki banyak dampak yang ditimbulkan, salah

satunya yaitu munculnya penyakit infeksi keputihan (fluor albus) (Sainturi,

2001).

Keputihan secara umum adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina yang disertai oleh perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar pada mulut vagina dan disertai bau busuk dan rasa nyeri saat berkemih dan bersenggama

(Sianturi, 2001). Wanita mengalami keputihan (fluor albus) umumnya para usia

reproduktif. Situs organisasi kanker dunia menyebutkan 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup, selanjutnya sebanyak 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali atau lebih (Kumalasari, 2004).

Hasil penelitian Muliarini (2009, dalam Fadillah, 2012), pada wanita yang pernah mengalami keputihan di Kota Malang dengan responden yang dilibatkan sejumlah 180 orang. Hasil yang didapatkan keputihan ini bisa

karena 25%-50% candidiasis, 20%-40% bacterial vaginosi dan 5%-15%

trichomoniasi.

Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, yang memiliki peran penting dalam pengembangan sumberdaya manusia. Para santri dan para pengelola diharapkan tidak hanya mampu dalam membangun moral dan spiritual, melainkan salah satu aspek yang perlu diperhatikan pula yaitu


(27)

4

masalah kesehatan, yang mampu membentuk para santri dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI,2006).

Perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren merupakan suatu hal yang dapat digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit, namun dalam menerapkan praktek perilaku hidup bersih dan sehat tidak mudah bagi mereka yang tidak terbiasa. Di pondok pesantren masih sering ditemukan berbagai jenis penyakit, baik penyakit menular berbasis lingkungan dan berbasis perilaku (Nugraheni, 2008).

Kehidupan di lingkungan pondok pesantren pada umumnya masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait, baik dalam aspek akses pelayanan kesehatan dan perilaku sehat (Depkes RI, 2006). Hasil wawancara yang dilakukan dengan Ustadzah Sita (2013) selaku pengurus di pondok pesantren Nurul Ulum Malang, menjelaskan bahwa santriwati belum pernah mendapatkan keilmuan secara khusus bagaimana merawat dan menjaga kesehatan reproduksi, terutama dalam menanggani keputihan, dan tidak adanya akses informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik.

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 30 September 2013 sampai 2 Oktober 2013 di 3 pondok pesantren di Kota Malang, dengan hasil Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang sebanyak 41 responden dari 296 santriwati menunjukkan 31 orang (75%) mengalami keputihan dan hanya 12 orang (30%) yang memahami tentang menjaga kebersihan alat reproduksi. Penelitian lainnya yang berada di pondok Pesantren An-Nur Malang sebanyak 25 responden dari 125 santriwati menunjukkan bahwa 13 orang (52%) mengalami keputihan. Pada Pondok Pesantren Tinggi Luhur Malang bahwa dari jumlah responden sebanyak 23 orang dari 112 santriwati, 13 orang


(28)

5

(55%) mengalami keputihan dan 10 orang (44%) sudah memahami tentang menjaga kebersihan alat reproduksi.

Hasil lain yang didapatkan oleh peneliti mengenai tingkat kecemasan menemukan bahwa santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang, memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi yakni sebesar 64% dari 175 santriwati, hal ini disebabkan karena adanya ketakutan pada saat menghadapi ujian, serta sedikitnya waktu luang yang didapatkan, faktor-faktor lain yang mempengaruhi disebabkan karena banyaknya materi keilmuan yang harus dipahami, perubahan lingkungan baru (adaptasi), dan cemas jauh dari keluarga.

Penangganan masalah keputihan dapat dilakukan melalui perawatan

vulva hygiene yang baik, perubahan tingkah laku, pengobatan psikologis, menggunakan alat pelindung, pemakain obat atau cara profilaksis sesuai dosis.

Peningkatan perilaku vulva hygiene yang semakin baik dan penurunan tingkat

kecemasan, akan mampu membantu meningkatkan derajat kesehatan reproduksi remaja (Clayton, 1986; Jones, 2005; Sianturi,2001; Andrianto,

1993).

Hidayat (2004), menjelaskan bahwa ada beberapa elemen peran

perawat professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator,

collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal process. Perawat memiliki peranan penting untuk mengetahui perilaku merawat organ reproduksi yang dilakukan santriwati, agar perawat diantaranya dapat memberikan informasi apabila terdapat gangguan kesehatan reproduksi khususnya keputihan.


(29)

6

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti menjadikan dasar melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat kecemasan

dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian

keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum

Malang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan santriwati di Pondok Pesantren

Nurul Ulum Malang.

2. Bagaimana gambaran perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)

santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

3. Bagaimana gambaran kejadian keputihan pada santriwati di Pondok

Pesantren Nurul Ulum Malang.

4. Adakah pengaruh tingkat kecemasan terhadap kejadian keputihan pada

santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

5. Adakah pengaruh perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)

terhadap kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

6. Adakah pengaruh kombinasi antara tingkat kecemasan dan perilaku vulva

hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

7. Berapakah daya pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene


(30)

7

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat

kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap

kejadian keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul

Ulum Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan gambaran tingkat kecemasan pada santriwati di pondok

Pesantren Nurul Ulum Malang.

2. Mendiskripsikan gambaran perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)

pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

3. Mendiskripsikan gambaran kejadian keputihan yang dialami santriwati

Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

4. Menganalisis pengaruh tingkat kecemasan terhadap kejadian keputihan (fluor

albus).

5. Menganalisis pengaruh perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi)

terhadap kejadian keputihan (fluor albus).

6. Menganalisis pengaruh kombinasi tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene

(perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus).

7. Menganalisis daya pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene


(31)

8

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.

1.4.2 Bagi Santriwati

Para santriwati dapat mengetahui bagaimana cara perawatan organ reproduksi serta bagaimana penangganan jika mengalami keputihan, serta dapat menanamkan kebiasan berperilaku hidup sehat dalam menjaga kesehatan reproduksi sehingga dapat terbebas dari penyakit.

1.4.3 Bagi Pondok Pesantren

Sebagai referensi di kepustakaan pondok pesantren dalam bidang kesehatan terutama bagi santriwati mengenai kesehatan reproduksi.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu keperawatan tentang perilaku

vulva hygiene (perawatan organ reproduksi), khususnya untuk mencegah terjadinya keputihan. Serta sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM untuk menilai efektifitas dari sistem pembelajaran.

1.5 Keaslian Penelitian

Sari (2013) pernah melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kecemasan Remaja Putri Kelas X dalam Menghadapi Keputihan di SMAN Gondangrejo Tahun 2013, didapatkan hasil penelitian bahwa dari 72


(32)

9

responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 80,5% dan 9 responden (12,5%) mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi keputihan.

Qomariyah, dkk (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kebersihan Genitalia Dengan

Kejadian Fluor Albus (Keputihan) Pada Remaja Putri, didapatkan hasil

penelitian bahwa dari 36 responden, didapatkan hasil uji statistic non

parametrik, korelasi spearmans rho tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 didapatkan

hasil r = 0,000 artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan

genetalia dengan kejadian fluor albus (keputihan) pada remaja putri. Sedangkan

nilai korelasi r=0,752 artinya ada derajat hubungan yang kuat antara

pengetahuan tentang kebersihan genetalia dengan kejadian keputihan (fluor

albus) pada remaja putri.

Solikhah, dkk (2010) dalam penelitiannya menjelaskan tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Perilaku Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Diri Di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen, dari hasil penelitian ini menunjukan koefisien korelasi antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku menjaga diri terhadap keputihan sebesar 0,697. Angka koefisien korelasi adalah 0,697 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel sangat signifikan, artinya hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku menjaga diri terhadap keputihan sangat cukup. Koefisien korelasi bertanda positif (+), artinya hubungannya searah sehingga ada kecenderungan


(33)

10

remaja putri dengan tingkat pengetahuan tentang keputihan yang baik akan memiliki perilaku yang baik juga dalam menjaga diri terhadap keputihan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Santoso, dkk (2011) dengan judul

Hubungan antara pengetahuan dan keterampilan vulva hygiene dengan kejadian

keputihan pada ibu rumah tangga (studi di desa Sawahjono Warungasem Batang), dari hasil penelitian dijelaskan bahwa prosentase kejadian keputihan tertinggi dialami pada ibu rumah tangga yang berpengetahuan kurang, yaitu

sebesar 94,4%. Dari uji korelasi didapatkan nilai x2= 37,002 dengan nilai p=

0,000. Presentasi tertinggi dialami pada ibu rumah tangga dengan ketrampilan

kurang yaitu sebanyak 100%. Dari uji korelasi didapatkan nilai x2= 37,004 dan

nilai r=0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan vulva hygiene dengan kejadian keputihan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Donatilla (2011) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri 4 Semarang, dengan hasil ada hubungan antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r < 0,05). Sedangkan tidak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r = 1,00). Dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r = 1,00). Analisis multivariat tidak dilakukan karena hubungan bermakna hanya diperoleh pada variabel pengetahuan saja.


(34)

11

Penelitian lain yang membahas mengenai keputihan dilakukan oleh Madyaning (2013) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Kebersihan Genitalia Terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja

Putri Di Smpn 1 Dau Malang, dengan hasil uji korelasi didapatkan nilai p < 0,05,

sehingga dari penelitian ini terdapat pengaruh positif penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang.

Fitriasari (2013), telah melakukan penelitian dengan judul Hubungan

Pemakaian Intra Uterine Device Dengan Kejadian Leukorea Di Polindes Annisa

Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian

didapatkan hubungan antara pemakaian Intra Uterine Device (IUD) dengan

kejadian leukorea dibuktikan dengan t hitung > t tabel (5,792 > 3,84).

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian.

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan dan perilaku vulva

hygiene (perawatan organ reproduksi) sebagai variabel independen dan kejadian keputihan sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian disini adalah pada bulan Februari 2014 di Pondok pesantren Nurul Ulum Malang. Subjek yang dipilih peneliti adalah santriwati, dimana telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa kemungkinan besar kejadian keputihan pada

santriwati disebakan oleh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene yang


(1)

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti menjadikan dasar melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran tingkat kecemasan santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

2. Bagaimana gambaran perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

3. Bagaimana gambaran kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

4. Adakah pengaruh tingkat kecemasan terhadap kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

5. Adakah pengaruh perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

6. Adakah pengaruh kombinasi antara tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

7. Berapakah daya pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus).


(2)

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mendiskripsikan gambaran tingkat kecemasan pada santriwati di pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

2. Mendiskripsikan gambaran perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) pada santriwati di Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

3. Mendiskripsikan gambaran kejadian keputihan yang dialami santriwati Pondok Pesantren Nurul Ulum Malang.

4. Menganalisis pengaruh tingkat kecemasan terhadap kejadian keputihan (fluor albus).

5. Menganalisis pengaruh perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus).

6. Menganalisis pengaruh kombinasi tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) terhadap kejadian keputihan (fluor albus).

7. Menganalisis daya pengaruh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) dengan kejadian keputihan (fluor albus).


(3)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam melakukan penelitian dan untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan komunitas.

1.4.2 Bagi Santriwati

Para santriwati dapat mengetahui bagaimana cara perawatan organ reproduksi serta bagaimana penangganan jika mengalami keputihan, serta dapat menanamkan kebiasan berperilaku hidup sehat dalam menjaga kesehatan reproduksi sehingga dapat terbebas dari penyakit.

1.4.3 Bagi Pondok Pesantren

Sebagai referensi di kepustakaan pondok pesantren dalam bidang kesehatan terutama bagi santriwati mengenai kesehatan reproduksi.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah pengetahuan di bidang ilmu keperawatan tentang perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi), khususnya untuk mencegah terjadinya keputihan. Serta sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMM untuk menilai efektifitas dari sistem pembelajaran.

1.5 Keaslian Penelitian

Sari (2013) pernah melakukan penelitian dengan judul Tingkat Kecemasan Remaja Putri Kelas X dalam Menghadapi Keputihan di SMAN Gondangrejo Tahun 2013, didapatkan hasil penelitian bahwa dari 72


(4)

responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 80,5% dan 9 responden (12,5%) mengalami kecemasan sedang dalam menghadapi keputihan.

Qomariyah, dkk (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kebersihan Genitalia Dengan Kejadian Fluor Albus (Keputihan) Pada Remaja Putri, didapatkan hasil penelitian bahwa dari 36 responden, didapatkan hasil uji statistic non parametrik, korelasi spearmans rho tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 didapatkan hasil r = 0,000 artinya ada hubungan antara pengetahuan tentang kebersihan genetalia dengan kejadian fluor albus (keputihan) pada remaja putri. Sedangkan nilai korelasi r=0,752 artinya ada derajat hubungan yang kuat antara pengetahuan tentang kebersihan genetalia dengan kejadian keputihan (fluor albus) pada remaja putri.

Solikhah, dkk (2010) dalam penelitiannya menjelaskan tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Perilaku Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Diri Di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen, dari hasil penelitian ini menunjukan koefisien korelasi antara tingkat pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku menjaga diri terhadap keputihan sebesar 0,697. Angka koefisien korelasi adalah 0,697 dengan melihat nilai probabilitas (Sig) 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel sangat signifikan, artinya hubungan antara pengetahuan tentang keputihan dengan perilaku menjaga diri terhadap keputihan sangat cukup. Koefisien korelasi bertanda positif (+), artinya hubungannya searah sehingga ada kecenderungan


(5)

remaja putri dengan tingkat pengetahuan tentang keputihan yang baik akan memiliki perilaku yang baik juga dalam menjaga diri terhadap keputihan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Santoso, dkk (2011) dengan judul Hubungan antara pengetahuan dan keterampilan vulva hygiene dengan kejadian keputihan pada ibu rumah tangga (studi di desa Sawahjono Warungasem Batang), dari hasil penelitian dijelaskan bahwa prosentase kejadian keputihan tertinggi dialami pada ibu rumah tangga yang berpengetahuan kurang, yaitu sebesar 94,4%. Dari uji korelasi didapatkan nilai x2= 37,002 dengan nilai p= 0,000. Presentasi tertinggi dialami pada ibu rumah tangga dengan ketrampilan kurang yaitu sebanyak 100%. Dari uji korelasi didapatkan nilai x2= 37,004 dan nilai r=0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan vulva hygiene dengan kejadian keputihan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Donatilla (2011) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna Dengan Kejadian Keputihan Pada Siswi Sma Negeri 4 Semarang, dengan hasil ada hubungan antara pengetahuan menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r < 0,05). Sedangkan tidak ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r = 1,00). Dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku menjaga kebersihan genitalia eksterna pada siswi SMA Negeri 4 Semarang (r = 1,00). Analisis multivariat tidak dilakukan karena hubungan bermakna hanya diperoleh pada variabel pengetahuan saja.


(6)

Penelitian lain yang membahas mengenai keputihan dilakukan oleh Madyaning (2013) dengan judul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Kebersihan Genitalia Terhadap Upaya Pencegahan Keputihan Pada Remaja Putri Di Smpn 1 Dau Malang, dengan hasil uji korelasi didapatkan nilai p < 0,05, sehingga dari penelitian ini terdapat pengaruh positif penyuluhan kesehatan tentang kebersihan genitalia terhadap upaya pencegahan keputihan pada remaja putri di SMPN 1 Dau Malang.

Fitriasari (2013), telah melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pemakaian Intra Uterine Device Dengan Kejadian Leukorea Di Polindes Annisa Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian didapatkan hubungan antara pemakaian Intra Uterine Device (IUD) dengan kejadian leukorea dibuktikan dengan t hitung > t tabel (5,792 > 3,84).

Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene (perawatan organ reproduksi) sebagai variabel independen dan kejadian keputihan sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian disini adalah pada bulan Februari 2014 di Pondok pesantren Nurul Ulum Malang. Subjek yang dipilih peneliti adalah santriwati, dimana telah dijelaskan dalam latar belakang bahwa kemungkinan besar kejadian keputihan pada santriwati disebakan oleh tingkat kecemasan dan perilaku vulva hygiene yang kurang.