Rancangan Penelitian Teknik Analisis Data

Mulai Campur daun randu dan aquades dengan perbandingan 1:1 Ekstraksi Campur ekstrak daun randu masing-masing dengan gliserol 3 dan 5 Aduk campuran ekstrak daun randu masing-masing dengan gliserol 3 dan 5 pada suhu 80 ฀ C Dinginkan sampai suhu masing-masing 40 ฀ C, 50 ฀ C, dan ฀ Larutan edible coating siap digunakan Selesai Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan edible coating Simpan pada suhu ruang Analisis data

3.4.3 Aplikasi Pelilinan Coating

Aplikasi pelilinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelilinan dengan cara pencelupan tomat ke dalam ekstrak bahan tersebut dengan interval waktu 5- 10 detik. Kemudian ditempatkan di atas wadah berlubang anyaman bambu. Agar cepat kering, tomat diangin-anginkan atau diberikan tiupan angin dari kipas. Selanjutnya disimpan sesuai dengan perlakuan.

3.5 Parameter Penelitian

Parameter yang akan diamati dalam penelitian ini adalah kadar vitamin C, Total Padatan Terlarut TPT, kekerasan buah, susut bobot, kadar air pada buah tomat, dan derajat keasaman pH. Berikut cara pengukuran parameter pada penelitian ini adalah:

3.5.1 Kadar vitamin C

Kadar vitamin C diukur dengan cara memotong tomat kecil-kecil kemudian ditimbang seberat 10 g, lalu tambahkan aquades hingga volumenya mencapai 100 ml. Setelah itu bahan diblander secara bersamaan kemudian disaring untuk diambil sarinya sebanyak 10 ml. Sari buah dimasukkan kedalam erlenmeyer dan pada setiap erlenmeyer ditambahkan indikator amilum sebanyak 2−3 tetes, lalu titrasi dengan menggunakan larutan standar Iod 0,01 N hingga warna berubah menjadi abu-abu keunguan. Pengukuran kadar vitamin C dapat dihitung: Kadar vitamin C mg100 g = ..............................1 Keterangan : Ml Iod : Volume Iod 0,01 N ml BE : Berat equivalen 0,88 FP : Faktor pengenceran g bahan : Massa bahan gram

3.5.2 Total Padatan Terlarut TPT

Total Padatan Terlarut TPT diukur menggunakan refraktometer jenis astago model R-201, dengan cara memotong buah tomat menjadi tiga bagian yaitu bagian pangkal atas, bagian tengah, dan bagian pangkal bawah buah tomat. Setelah dipotong menjadi tiga bagian kemudian diparut setiap bagian dan diperas untuk diambil sari buah tomat lalu letakkan pada sensor alat refraktometer. Satuan yang digunakan Total Padatan Terlarut TPT ini adalah o Briks. Pada setiap pengamatan ini diulangi sampai tiga kali pada setiap potong bagian buah. Pada setiap pengukuran sensor refraktometer dibersihkan menggunakan aquades kemudian dibersihkan mengunakan tisu. Kemudian dikalibrasi kembali setelah pengukuran.Alat refraktometer jenis astago model R-201 dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Refraktometer jenis astago model R-201

3.5.3 Kekerasan buah tomat

Tingkat kekerasan buah tomat ini diukur menggunakan rheometercompac-100. Rheometer dikalibrasi pada kedalaman 2 mm dengan kecepatan tusuk 5 mms. Rheometer ini dilengkapi dengan alat penusuk bahan yang diletakkan pada bagian meja base rheometer yang statik. Pengukurannya dengan cara letakkan buah pada rheometer dan tekan tombol start pada alat ini untuk memulai pengukuran. Pengukuran sampel ini dilakukan sebanyak tiga kali pada bagian samping kemudian diambil data rata-rata dengan menggunakan satuan Newton. Alat rheometer yang digunakan dapat dilihat pada Gamabar 6.

3.5.4 Susut bobot buah

Susut bobot pada buah tomat diukur dengan cara menimbang buah tomat setiap pengamatan, dari mulai pengamatan sampai akhir penyimpanan. Penimbangan tomat ini menggunakan timbangan digital dengan satuan gram. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan rumus: Gambar 6. Rheometercompac-100 Wr = x 100......................................................................2 Keterangan: Wr : Penurunan bobot W :Bobotsampel awal g Wt :Bobot pada penyimpanan ke-t g Timbangan analitik dapat dilihat pada Gambar 7.

3.5.5 Kadar Air

Kadar air pada tomat diukur menggunakan oven dengan suhu 102 ฀ C sampai 105 ฀ C. Pada metode ini bahan di oven dengan interval waktu 3 jam atau sampai kadar air bahan konstan. Jika pada bahan belum konstan bahan di oven lagi dengan interval waktu 1 jam. Untuk menghitung kadar air dapat dihidung menggunakan rumus: m bb = ......................................................3 Keterangan: mbb : Kadar air berat basah wm :Massa air gram wd : massa bahan keringgram Gambar 7. Timbangan analitik Oven yang digunakan dapat di lihat pada Gambar 8.

3.5.6 Derajat keasaman pH

pH Derajat keasaman merupakan tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 samapi 14. pH merupakan pengukuran untuk mengetahui nilai asam dan basa suatu benda atau bahan. Sifat asam mempunyai nilai pH 0 sampai 7, netral mempunyai nilai 7, dan basa mempunyai nilai 7 sampai 14. Dalam penelitian ini pengukuran pH menggunakan pH meter tipe PH108. Prosedur penggunananya yaitu mentralkan alat sebelum digunakan, penetralan pH meter menggunakan aquades dengan kedalaman 5 cm ph meter mencapai nilai 7, setelah pH meter dinyatakan netral pH meter dapat dicelupkan kedalam bahan kira-kira kedalaman 5 cm dan tunggu angka sampai tidak berubah- ubah. pH buah tomat dapat dicatat hasilnya. pH meter tipe PH108 dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 8. Oven

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial RAL Faktorial. Apabila hasil analisis sidik ragam menunjukkan ada pengaruh maka dilanjutkan dengan uji lanjut dengan BNT pada taraf 5. Gambar 9. pH meter PH108

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Edible coating ekstrak daun randudengan kombinasi faktor konsentrasi gliserol dan faktor suhu pencelupan berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut, susut bobot, kekerasan, kadar air dan pH buah tomat selama penyimpanan. 2. Edible coating ekstrak daun randu dengan kombinasi faktor konsentrasi gliserol dan faktor suhu pencelupan tidak berpengaruh secara nyata pada kandungan vitamin C dan TPT, namun secara rata-rata pada perlakuan lebih kecil penurunanya jika dibandingkan dengan kontrol. 3. Dari hasil penelitian perlakuan G2T3 merupakan perlakuan terbaik dari semua perlakuan, karena dapat mempertahankan kondisi buah dengan baik selama penyimpanan.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian edible coating dengan kombinasi suhu dingin atau pada komoditas lain untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dan perlu adanya uji viskositas untuk mengetahui tingkat kekentalan larutan edible coating serta perlu pengembangan mengenai lama pencelupan DAFTAR PUSTAKA Abdurrahkhman, R. Yanuar, dan Widayat. 2013. Studi Awal Proses Pembuatan Glicerol Tribenzoat Dari Gliserol dan Asam Benzoat Dengan Menggunakan Katalis Asam Klorida. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Vol. 2. No. 3 :30−36. Aminudin dan Widyastuti. 2014. Pengembangan Bahan Edible Coating Alami Untuk Komoditas Hortikultura. Karya Ilmiah. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Kementrian Pertanian. Bogor. 20 hal Fransiska, A. 2013. Karakteristik Fisiologis Manggis Garcania Mangostana L. dalam Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol. 2. No 1: 1 – 6. Gunawan, V. 2009. Formulasi dan Aplikasi Edible Coating Berbasis Pati Sagu dengan Penambahan Vitamin C pada Paprika Capsicum annuum varietas Athena. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 129 hal Hartuti, N. 2006. Penanganan Segar Pada Penyimpanan Tomat dan Pelapisan Lilin Untuk Memperpanjang Masa Simpan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. Harun, N., E. Raswen., dan H.H. Saddam. 2013. Penggunaan Lilin Untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Nangka Merah Hylocereus polyrhizuz. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Riau. Download.portalgaruda.orgarticle.php?article=105948Val=2286 Iflah, T. 2013. Aplikasi Stackh-Based Plastics Bioplastik Sebagai Bahan Kemasan Produk Hortikultura Tomat dan Paprika. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 92 hal Isnaini, N. 2009. Pengaruh Edible Coating Terhadap Kecepatan Penyusutan Berat Apel Potongan. Program Studi Teknik Kimia. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Surabaya. Kismaryanti, A. 2007. Aplikasi GelLidah Buaya Aloe vera L.sebagai Edible Coating pada Pengawetan Tomat Lycopersicon esculentum Mill.. skripsi. institut Pertanian Bogor. Bogor . 74 hal Latifah, T. S. 2000. Pengaruh Umur Panen dan Periode Simpan Terhadap Kualitas Buah Jeruk Besar Citrus grandis L. Osbeck.Skripsi.Jurusan Budi Daya Pertanian. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 31 hal Marchaban, C. J. Soegihardjo, dan F. E. Kumarawati. 2012. Uji Aktivitas Sari Randu Ceiba pentandra Gaertn. Sebagai Penumbuh Rambut.Fakultas Farmasi. UGM. Yogyakarta. Mot.farmasi.ugm.ac.id41Daunrandu_marchaban.pdf Masruroh, H. 2005. Pengaruh Penambahan Xhantan Gum Dalam Aplikasi Teknologo Edible Coating Aloe Vera Untuk Mempertahankan Mutu Tomat Menggunakan Metode Spray.Universitas Diponegoro. Semarang. Download.portalgaruda.orgarticle.php?article=134029Val=5634 Maulida, D., dan Zulkarnaen, N. 2010. Ekstraksi Anti Oksidan Likopen Dari Buah Tomat dengan Menggunakan Solven Campuran, n−Heksana, Aseton, dan Etanol. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang. 32 hal Miskiyah., Widyaningrum, dan C. Winarti. 2011. Aplikasi Edible Film Berbasis Pati Sagu dengan Penambahan Vitamin C pada Paprika. Jurnal. Balai Besar Litbang Pascapanen. Bogor. 21 1: 68−76. Mulyadi, F. A. 2011.Aplikasi edible Coating Untuk Menurunkan Tingkat Kerusakan Jeruk Manis Citrus Sinensis Kajian Konsentrasi Karagenan dan Gliserol. Prosiding Nasional, Program Studi Teknilogi Industri Pertanian Bekerasama dengan Asosiasi Profesi Teknologi Industri. Malang. 507−516. Novita, M., Satriana., Martinus., R. Syarifah., dan H. Etria. 2012. Pengaruh Pelapisan Kitosan terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tomat Segar Licopersicus Pyiriforme pada Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Darussalam. Banda Aceh. Vol. 4. N0. 3:1−8.

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

APLIKASI EDIBLE COATING ALOE VERA KOMBINASI EKSTRAK JAHE PADA BUAH TOMAT SELAMA PENYIMPANAN

5 32 48

KAJIAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA EDIBLE COATING UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH TOMAT (Lycopersium esculentum

9 31 213

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

1 12 15

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 4 15

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 12 6

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 2 9

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK DAUN RANDU (Ceiba pentandra, Gaertn.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis dan Shigella dysentriae.

0 0 15

View of PENGARUH KONSENTRASI CHITOSAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L.) SELAMA PENYIMPANAN 67 1 10 20170318

0 0 7

Study of Randu Leaf Extract (Ceiba pentandra l.) As an Edible Coating Materials on the Physical and Chemical of Tomato During Storage

0 0 8