Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu

(1)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN KANDUNGAN

MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API

DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA

FIELD PANGKALAN SUSU

KARYA ILMIAH

RINA ARANI SIMATUPANG

052409019

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API

DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PANGKALAN SUSU

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli madya

RINA ARANI SIMATUPANG 052409019

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN

KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PNGKALAN SUSU Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : RINA ARANI SIMATUPANG

Nomor Induk Mahasiswa : 052409019

Program Studi : D-3 KIMIA INDUSTRI Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Mei 2008

Program Studi D3 KIN FMIPA USU

Koordinator Pembimbing

DR.Harry Agusnar,M.Sc.,M.Phill DR. MINTO SUPENO

NIP.131 273 466 NIP.131 689 799

Departemen Kimia FMIPA USU Ketua

DR.Rumondang Bulan,MS NIP. 131 459 466


(4)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API

DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PANGKALAN SUSU

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan. Mei 2008

RINA ARANI SIMATUPANG 052409019


(5)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dab syukur kepada Yesus Kristus atas segala rahmat dan kasih setiaNya yang tak berkesudahan kepada penlis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul

“Peranan Berat jenis dalam penentuan kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifiksi Gravitas API di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu”

Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiwa untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma-3 untuk program studi Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Karya ilmiah ini dapat disusun dan diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Keluarga tercinta, Ayahanda Anggiat Parulian Simatupang dan Ibunda Asni Ginting dan adik-adik penulis Mianna dan Anugrah Putra yang telah memberikan kasih saying,dukungan dan doa kepada penulis.

2. Bapak Drs.Minto Supeno,MS,selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS, selaku ketua Departemen Kimia dan Bapak Dr.Harry Agusnar,M.Sc,M.Phill selaku ketua Program studi D-3 Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Happy Marbun, selaku pembimbing laboratorium yang dengan tulus

memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Bapak Dr.Eddy Marlianto,M.Sc, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Uni versitas Sumatera Utara.

6. Staf dan Karyawan Program studi D-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman sepatner PKL, yaitu Bona, Dewi, Efraim.

8. Teman-teman terdekat penulis Aima, Dian CS, 2-wiec, Ediyama, Kak Sisca, Kak Rama, Kak Anti,Kak Ika,Tina,Maya,Wulan,Nanda,Niel,Seven dan Hari.

9. Teman-teman angkatan 2005 yang tak dapat disebutkan satu persatu.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak mungkin penulis ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyajian karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.Penulis juga berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


(6)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Minyak bumi hasil pengeboran, terlebih dahulu diklasifikasikan sebelum mengikuti tahapan analisis sifat fisik. Salah satu klasifikasi yang digunakan adalah gravitas API. Klasifikasi gravitas API ini berhubungan dengan berat jenis dari minyak mentah. Semakin rendah berat jenis dari minyak mentah atau semakin tinggi gravitas API dari minyak tersebut, semakin tinggi kecenderungan minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan (bensin dan kerosin). Dari data dapat dilihat bahwa berat jenis minyak pada data I lebih rendah dari berat jenis minyak pada data II, dan kandungan fraksi ringan minyak pada data I lebih besar dari data ke II. Sedangkan analisis sifat fisik meliputi Viskositas, Distilasi, Densitas,Tekanan Uap Reid, Titik Bakar dan titik nyala, Titik Tuang, Titik Asap,Warna dan Belerang.


(7)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

ROLE OF DENSITY IN INFLUENCE WITH CONTAINS OF PETROLEUM BASED ON CLASSIFICATION GRAVITY OF API

IN PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PANGKALAN SUSU

ABSTRACT

Row petroleum result of drilling, firsly done classificated before being stage of analysis of property of its physical. One of analysis property of its physcal is gravity of API. This classification from gravity of API be connected with density from petroleum. More than low density from petroleum or more than hight the gravity of API from petroleum, so more than hight preference petroleum contains light fraction ( gasoline and kerosine). From data can see that density petroleum on data I more than low from density petroleum on data II, and the contains light fraction of petroleum on data I more than hight from data II. While the property analysis of its physical enveloped : viscosity, distillation, density, reid vapour pressure, fuel point and flash point, pour point, smoke point, saybolt color, and sulfur content.


(8)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak v

Abstract vi

Daftar Isi vii

Daftar Tabel ix

BAB 1 Pendahuluan

1.1. Latar belakang 1

1.2. Permasalahan 4

1.3. Permasalahan 4

1.4. Manfaat 4

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Komposisi Minyak Bumi 5

2.1.1. Senyawa Hidrokarbon 5

2.1.2. Senyawa Bukan Hidrokarbon 8

2.2. Klasifikasi Minyak Bumi 10

2.3. Uji minyakbumi dan produknya 10

2.3.1. Viskositas 10

2.3.2. Distilasi Minyak Bumi 11

2.3.3. Densitas, Berat Jenis dan Gravitas API 13

2.3.4. Tekanan Uap Reid 15

2.3.5. Titik Nyala dan Bakar 16

2.3.6. Warna 17

2.3.7. Titik Asap 18

2.3.8. Titik Tuang 18

2.3.9. Belerang dalam minyak bumi 19

2.5. Produk utama minyak bumi 20

BAB 3 Metodologi Percobaan

3.1. Peralatan 22

3.2. Bahan 22


(9)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 4 Data Analisis, dan Pembahasan

4.1. Data Analisis 23

4.2. Pembahasan 27

BAB 5 Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan 28

5.2. Saran 28

Daftar singkatan 29

Daftar Pustaka 30


(10)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 : Klasifikasi minyak mentah 11

Tabel 2 : Data analisis IBP 46 oC 25


(11)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Minyak bumi (bahasa Inggris : petroleum,dari bahasa Latin petrus - karang dan oleum – minyak),dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,yang berada dilapisan atas dari beberapa area di kerak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon.

Minyak bumi adalah sumber alkana.Minyak bumi maupun gas alam terbentuk dari endapan sisa organisme yang hidup dilaut, terutama sisa-sisa mikroplanton yaitu tumbuh-tumbuhan an laut yang hidup melayang-layang dalam air. Minyak bumi merupakan hasil tambang yang sangat penting dalam perekonomian Negara. Minyak bumi yang baru diambil dari hasil pengeboran berwarna coklat sampai hitam, tergantung daerahnya. Warna tersebut bercampur kotoran-kotorannya.

Menurut penelitian ternyata minyak bahwa bumi mengandung bahan optis aktif, sehingga hal ini memperkuat anggapan bahwa banyak minyak bumi berasal dari sistim yang hidup.Porfirin yang ditemukan dalam minyak bumi, yang merupakan turunan senyawa porfin, yaitu senyawa kompleks yang mengandung nitrogen, dikenal sebagai senyawea hasil peruraian khlorofil dan hematin, baik yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan binatang.


(12)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Biasanya minyak bumi tidak terdapat dalam batuan dimana minyak bumi tersebut terbentuk dalam batuan induk yang berupa batuan sedimen yang berbutir halus dari batuan lempung dan kapur. Pemboran minyak kedalam batuan induk jarang menghasilkan minyak bumi, kecuali dalam jumlah yang relative kecil. Minyak bumi terdapat dalam batuan pasir yang terbuka dan batuan kapur yang berpori yang disebut batuan reservoir.

Agar kualitas serta manfaat dari minyak bumi tersebut dapat diketahui, maka perlu dilakukan analisis baik secara fisika maupun kimia.

Analisis sifat fisika yang terdapat di Laboratorium Analisis Minyak Bumi dan Gas Alam PT.Pertamina EP Region Sumatra Field Pangkalan Susu meliputi pengukuran densitas, tekanan uap,distilasi,viskositas,warna,titik nyala (flash point),titik tuang (pour point), titik sambar, dan penentuan kadar belerang dalam minyak bumi.

Karena setiap lapangan minyak mengahasilkan minyak mentah yang berbeda dengan minyak mentah yang dihasilkan oleh lapangan minyak lainya,maka perlu adanya suatu cara pengklasifikasi untuk menentukan golongan-golongan minyak mentah sehingga dapat diperoleh suatu gambaran mengenai produk-produk yang sekiranya dapat dihasilkan dari setiap golongan minyak mentah. Berhubung komposisi kimia minyak mentah mempunyai variasi yang praktis tidak terhingga, maka klasifikasi minyak mentah menjadi sangat sukar dan sampai sekarang belum ada satupun cara klasifikasi yang benar-benar memuaskan.


(13)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Dari sekian banyak jenis klasifikasi yang ada, pengklasifikasian minyak bumi berdasarkan Gravitas API (ASTM D-87) atau Berat Jenis (ASTM D-1298) merupakan pengklasifikasian yang paling sederhana.Pengklasifikasian jenis API ini juga dipakai oleh Pertamina dalam menentukan golongan-golongan minyak bumi yang dihasilkan oleh sumur-sumur penghasil minyak bumi yang masuk kePertamina.

Berdasarkan penjelasan tersebut,maka penulis tertarik mengambil judul:

“Peranan Pengklasifikasian Secara Gravitas API dan Berat Jenis Terhadap Golongan Minyak Bumi di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu”.


(14)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 1.2 Permasalahan

Dari sekian banyak klasifikasi yang ada, salah satu klasifikasi yang digunakan adalah Gravitas API dan Berat Jenis berdasarkan ASTM (American Society Testing Materials) D-87 dan merupakan salah satu indikasi untuk mengetahui kandungan dari suatu minyak bumi.

1.2Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh berat jenis terhadap kandungan minyak bumi dengan pengklasifikasian secara Gravitas API agar kualitas minyak bumi tersebut diketahui.

1.3Manfaat

Uji Gravitas API ini merupakan klasifikasi yang paling sederhana sehingga banyak digunakan .Percobaan ini berfungsi percobaan ini berfungsi untuk mengetahui kecendrungan kandungan minyak mentah.Semakin tinggi gravitas API minyak mentah semakin cendrung minyak tersebut mengandung fraksi ringan.


(15)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan

gelas ukur 100 ml hydrometer

thermometer 100 oC

3.2.Bahan

minyak bumi mentah (crude petroleum)

3.3.Prosedur Analisis Pengukuran Densitas

Diambil gelas ukur ukuran 100 ml

Dituangkan contoh ke dalam gelas ukur, kemudian dimasukkan hydrometer dan dicatat berat jenisnya (terbaca gr/cc)

Dimasukkan thermometer pada contoh yang sama dan dibaca temperaturnya (terbaca oC atau oF)

Dicari density pada 15oC (lihat buku table 53 ASTM) Untuk mencari API pada 60oF dilihat buku table 3 ASTM


(16)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 4

DATA ANALISIS,PERHITUNGAN,DAN PEMBAHASAN

4.1.Data Analisis

1. Berat jenis Crude Petroleum = 0,745 gr/cc 2. Temperature ukur = 27 oC

3. Density pada 15 oC = 0,7544 gr/cm3 (tabel ASTM) 4. Gravitas API pada 60 oF = 56,0

5. Warna = 8

6. Viskositas = 0,82

7. Tekanan = 0,26 ksc

Volum Destilat yang Dihasilkan (ml) pada Variasi Suhu (ToC)

IBP = 68oC

NO Volume (ml) Suhu (ToC)

1 5 59

2 10 78

3 15 85

4 20 90

5 25 94

6 30 98

7 35 100

8 40 105

9 45 109

10 50 114


(17)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

12 60 124

13 65 130

14 70 140

15 75 152

16 80 171

17 85 204

18 90 265

19 95 305

FBP = 320

Recovery = 95,5

Residu = 2,4

D.Loss = Vol.sampel – (Vol.Recovery + Vol.residu) = 100 ml – (95,5 ml + 2,4 ml)

= 2,1 ml

Volume destilat yang tertampung (ml) pada variasi suhu (ToC) dapat diperoleh berdasarkan rumus Interpolasi :

x – x1 = y – y1 Dimana: x = volume destilat yang tertampung x2 – x1 y2 – y1 y = suhu (ToC)

100 oC = 35 175 oC = 80,6 200 oC = 90 300 oC = 94,3 320 oC = 95,5 Destilat yang dihasilkan :


(18)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Kerosine (200 – 265 oC) = 5,8 %V Solar (265 – 320 oC) = 2,4 %V Residu (>320 oC) = 2,1 %V 4.2 Pembahasan

Untuk mengetahui kandungan dan kualitas minyak bumi maka perlu diadakan analisis terhadap sifat fisik dan sifat kimia dari minyak bumi. Untuk mengetahui kandungan minyak bumi PT.Pertamina EP Region Sumatra Field Pangkalan Susu mengunakan kalasifikasi berdasarkan Berat jenis atau Gravitas API dan untuk menganalisis sifat fisika meliputi pengukuran densitas, tekanan uap Reid, distilasi minyak bumi,viskositas,warna,titik nyala dan titik bakar, titik tuang, titik asap, penentuan kadar belerang dalam minyak bumi.


(19)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 2

DAFTAR PUSTAKA

2.1. Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi adalah suatu campuran yang sangat kompleks yang terutama terdiri dari senyawa – senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa – senyawa organik di mana setiap molekulnya hanya mempunyai unsure karbon dan hidrogen saja. Disamping itu dalam minyak bumi juga terdapat unsur – unsur belerang, nitrogen, oksigen, dan logam – logam khususnya vanadium, nikel, besi dan tembaga,yang terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit yang terikat sebagai senyawa – senyawa organik. Air dan garam hampir selalu terdapat dalam minyak bumi dalam keadaan terdispersi. Bahan – bahan bukan hidrokarbon ini biasanya dianggap sebagai kotoran karena pada umumnya akan memberikan gangguan dalam proses pengolahan minyak bumi dalam kilang minyak dan berpengaruh jelek terhadap mutu produk.

Baik senyawa hidrokarbon maupun senyawa bukan hidrokarbon keduanya akan berpengaruh dalm menentukan cara – cara pengolahan yang dilakukan dalam kilang minyak.


(20)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

2.1.1. Senyawa Hidrokarbon

Walaupun senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi sanngat banyak jumlahnya, namun senyawa tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga senyawa hidrokarbon, yaitu: senyawa hidrokarbon paraffin, naften, dan aromat. Di samping senyawa – senyawa tersebut, dalam produk minyak bumi juga terdapat senyawa hidrokarbon monoolefin dan diolefin, yang terjadi karena rengkahan dalam proses pengolahan minyak bumio dalam kilang, misalnya pada destilasi minyak mentah dan pada rengakahan.

Senyawa hidrokarbon paraffin

Senyawa hidrokarbon paraffin adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus umum CnH2n+2. Senyawa – senyawa ini mempunyai sifat – sifat kimia stabil pada suhu biasa tidak bereaksi dengan asam sulfat pekat dan asam sulfat berasap, larutan alkali pekat, asam nitrat maupun oksidator kuat seperti asam khromat, kecuali senyawa yang mempunyai atom karbon tersier. Bereaksi lambat dengan khlor dengan bnatuan sinar matahari; bereaksi dengan khlor dan brom kalau ada katalis.

Senyawa hidrokarbon paraffin sampai dengan empat buah atam karbon, pada suhu kamar dan tekanan atmosfir berupa gas. Metan dan etan terutama terdapat dalam gas alam, sedangkan propan, butan dan i-butan merupakan komponen utama elpiji. Senyawa hidrokarbon paraffin dengan lima sampai enam belas buah atom karbon pada suhu kamar dan tekanan atmosfir berupa cairan, danterdapat dalam fraksi nafta, bensin, kerosin, solar, minyak diesel dan minyak baker. Senyawa hidrokarbon paraffin dengan


(21)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

lebih dari enam belas buahatom karbon, pada suhu kamar dan tekanan atmosfir berupa zat padat, dan terutama terdapat dalam malam paraffin.

Senyawa hidrokarbon naften

Senyawa hidrokarbon naften adalh senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus umum CnH2n. Karena senyawa hidrokarbon ini mempunyai sifat kimia seperti senyawa hidrokarbon parafin dan mempunyai struktur molekul siklis, maka senyawa ini juga disebut senyawa sikloparafin. Sennyawa hidrokarbon naften yang terdapat dalam minyak bumi ialah siklopentann dan sikloheksan, yang terdapat dalam fraksi nafta dan fraksi minyak bumi dengan titik didih lebih tinggi. Senyawa naften mempunyai cincin 5 dan 6 atom karbon yang dapat diisolasi dari fraksi minyak bumi.Selain senyawa naften sederhana, dalam minyak bumi khususnya dalam fraksi beratnya, juga terdapat senyawa naften polisiklis, seperti dekalin atau dekahidronaften.

Senyawa hidrokarbon aromat

Senyawa hidrokarbon aromat adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus umum CnH2n+6, sehingga karenanya senyawa ini mempunyai sifat kimia yang sangat reaktif. Senyawa ini mudah dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi substitusi atau reaksi adisi tergantung kepada kondisi reaksi. Hanya sedikit sekali minyak mentah yang mengandung senyawa aromat dengan titik didih rendah.


(22)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Disamping senyawa hidrokarbon aromat sederhan bensen, dalam minyak mentah juga terdapat senyawa hidrokarbon poliaromat seperti naftalen dan antrasen, terutama dalam fraksi beratnya.

Senyawa hidrokarbon monoolefin

Senyawa hidrokarbon monoolefin mempunyai rumus umum CnH2n danmerupakan senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua. Monoolefin dianggap tidak terdapat dalam minyak mentah, tetapi sedikit banyak terbentuk dalam distilasi minyak mentah dan banyak terbentuk dalam proses rengkahan , sehingga bensin rengkahan mengandung banyak senyawa monoolefin. Senyawa hidrokarbon akan mulai mengalami rengkahan apabila dipanaskan pada suhu sekitar 680 oF . karena mempunyai ikatan rangkap, maka senyawa monoolefin adalah reaktif, sehingga banyak digunakan sebagai bahan dasar utama dalam industri petrokimia, seperti etilen (C2H4) dan propilen (C3H6).

Senyawa hidrokarbon diolefin

Senyawa hidrokarbon diolefin mempunyai rumus umum CnH2n-2 dean merupakan senyawa tidak jenuh dengan dua buah ikatan rangkap dua. Seperti halnya dengan monoolefin, senyawa ini tidak terdapat dalam minyak mentah tetapi terbentuk dalam proses rengkahan. Senyawa diolefin tidak stabil, sangat reaktif dan cendrung akan berpolimerisasi dan membentuk dammar.


(23)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

2.1.2. Senyawa bukan hidrokarbon

Senyawa bukan hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi dan produknya adalah senyawa organic yang mengandung atom unsure belerang, oksigen, nitrogen dan logam – logam. Lazimnya senyawa ini dianggap sebagai pengotor karena pengaruhnya tidak baik selama proses pengolahan minyak bumi dalam kilang minyak seperti korosi dan peracunan katalis ataupun pengaruhnya yang jelek terhadap mutu produk. Karena pengotor ini dapat larut dalam minyak bumi atau produknya, maka pengotor ini disebut pengotor olefilik. Disamping itu, air dengan garam – garam yang terlarut di dalamnya, yang ikut minyak mentah dalam keadaan terdispersi dan tidak larut dalam fase minyak, disebut pengotor oleofobik.

Senyawa belerang

Disamping sebagai senyawa belerang, didalam minyak bumi belerang dapat juga terdapat sebagai unsur belerang yang terlarut, karena sedikit banyak belerang dapat larut dalam minyak bumi. Kadar belerang dalam minyak mentah berkisar dari 0,04 sampai 6%. Apabila minyak mentah didistilasi,maka belerang akan terdistribusi sedemikian sehingga makin berat fraksinya kandungan belerangnya makin besar, dan kira – kira 95% berat dari beleranng yang berasal dari umpan akan terdapat dalam fraksi minyak gas dan residu.


(24)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi dari sekitar 0,1 sampai 2% berat. Oksidasi minyak bumi dengan oksigen karena kontak yang lama dengan udara juga dapat menaikkan kadar oksigen dalam minyak bumi.

Dalam minyak bumi, oksigen terutama terdapat sebagai asam organic yang terdistribusi dalam semua fraksi dengan konsentrasi yang tertinggi pada fraksi minyak gas. Asam organic tersebut terutama terdapat sebagai asam naftenat dan sebagian kecil sebagai asam alifatik. Disamping itu dalam distilat rengkahan dapat terdapat fenol dan kresol. Asam naftenat mempunyai sifat sedikit korosif dan mempunyai bau tidak enak. Senyawa nitrogen

Kadar nitrogen dalam minyak bumi umumnya rendah, berkisar kurang dari 0,1% sampai 2% berat. Minyak yang mempunyai kadar belerang dan aspal tinggi, biasnya juga mempunyai kadar nitrogen tinggi. Senyawa nitrogen terdapat dalam semua fraksi minyak bumi, tetapi konsentrasinya makin tinggi dalam fraksi – fraksi yang mempunyai titik didih yang tinggi.

Senyawa nitrogen yang terdapat dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi senyawa nitrogen basa, yaitu senyawa piridin atau turunan piridin seperti kinolin dan iso kinolin. Dan senyawa nitrogen bukan basa yaitu senyawa pirol dan turunannya, seperti indol dan karbasol.

Senyawa logam

Praktis semua logam dapat terdapat dalam minyak bumi, tetapi karena jumlahnya yang sangat kecil, yaitu antara 5 sampai 400 bagian per juta, maka adanya logam dalam minyak bumi pada umumnya tidak menimbulkan permasalahan. Kecuali beberapa


(25)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

macam logam seperti besi, nikel, vanadium dan arsen yang walaupun jumlahnya hanya sedikit sekali, namun sudah dapat meracuni beberapa katalis. Disamping itu logam vanadium yang terdapat dalam minyak baker dapat menyebabkan korosi turbin gas dan pipa – pipa pembangkit uap, merusak batu tahan api dinding dapur dan menurunkan mutu produk pecah belah dalam industri keramik. (A.Harjono,2001)

2.2 Klasifikasi berdasarkan Gravitas API atau Berat Jenis

Klasifikasi yang paling sederhana ialah klasifikasi yang didasarkan kepada gravitas API atau berat jenis, karena jika gravitas API minyak mentah tinggi atau berat jenis minyak entah rendah, maka ada kecendrungan bahwa minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan dalam jumlah yang besar. Jadi minyak mentah dengan gravitas 35oAPI biasanya lebih berharga daripada minyak mentah dengan gravitas 30o API, karena minyak mentah yang pertama akan mengandung fraksi ringan (bensin,kerosin) lebih banyak dan fraksi berat (residu) lebih sedikit dibandingkan dengan minyak mentah yang kedua.

Berdasarkan gravitas API atau berat jenis, minyak mentah dibagi kedalam lima jenis minyak mentah yaitu: minyak mentah ringan, minyak mentah ringan sedang, minyak mentah berat sedang, minyak mentah berat, minyak mentah sangat berat.


(26)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Campuran hidrokarbon seperti minyak bumi tidak mendidih tepat pada satu suhu. Sebaliknya ,jika campuran ini dipanaskan, senyawa dengan titik didih yang lebih rendah (yang paling mudah menguap)mendidih terlebih dahulu, dan jika suhunya dinaikkan, sebanyak materi yang menguap. Adanya kisaran titik didih memungkinkan komponen – komponen suatu campuran dipisahkan melalui penyulingan. Dulu, minyak bumi disulingdengan proses bets (batch) sederhana: minyak mentah dipanaskan dalam alat penyuling, fraksi atsirinya berpindah ke bagian puncak dan diembunkan menjadi bensin, kemudian alat penyuling dibersihkan untuk bets berikutnya. Pengilangan minyak bumi modern menggunakan metode yang jauh lebih canggih dan efisien, dimana minyak mentah ditambahkan secara kontinu dan fraksi – fraksi dengan keatsirian (volatilitas) berbeda – beda disadap pada berbagai ketinggian kolom penyulingan. Untuk menghemat energi, digunkan penukar panas (heat exchanger)untuk menangkap kalor yang keluar dari pengembunan produk – produk cair.

Penyulinngan memungkinkan hidrokarbon dipipsahkan berdasarkan titik didihnya, dan kemudian berdasarkan massa molekulnya. Gas yang diperoleh dari kolom yang palinga atas menyerupai gas alam yang terkumpul dalam rongga – rongga batuan diatas cadangan minyak bumi. Campuran gas dapat dipisahkan lebih lanjut dengan pelarutan kembali etana, propana, dan butana dalam pelarut cair seperti heksana. Campuran gas kaya-metana yang tersisa kemudian digunakan untuk sintesis kimia atau dialirkan melalui pipa untuk memanaskan rumah (lazim di negri bermusim dingin). Penyulingan – ulang heksan dan gas terlarut memungkinkan pemisahannya dan penggunaanya sebagai bahan baku kimia. Propana dan buutana juga dapat dikemas dalam tabung di bawah tekanan sebagai liquefied petroleum gas (LPG,elpiji), yang


(27)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

digunakan untuk bahan baker di perkotaan. Sesudah gas, fraksi berikutnya yang muncul dari kolom penyulingan minyak bumi ialah nafta (naphtha), yang terutama digunakan dalam manufaktur bensin. Fraksi berikutnya yang berturut – turut mempunyai massa molekul yang lebih tinggi digunkan untuk bahan baker jet dan diesel, minyak pemanas, dan minyak pelumas mesin. Lumpur takatsiri berat yang tersisa di dasar unit penyulingan ialah tar atau aspal, yang digunakan untuk bahan atap dan pengerasan jalan.

(Oxtaby,Gills,2003)

2.4 Uji minyak bumi dan produknya 2.4.1 Viscositas

Merupakan salah satu sifat fisika yang paling penting bagi pelumas, sebab sebagian besar menentukan kemampuan minyak untuk melumasi.

Viscositas adalah suatu ukuran perlawanan cairan untuk mengalir dibawah pengaruh tekanan dan nilai yang diberikan dari perbandingan tegangan shear ketingkat shear.

Viskositas yang paling penting bagi pelumas karena implikasinya dalam hidrodinamik atau cairan film dari minyak pelumas dimana para perancang mesin mengarah kesetiap kemungkinan. Seperti permukaan logam dibawah gerakan dari suatu cairan film terbatas akan mengakibatkan friksi yang rendah dan efisien.

Pengertian sederhana dari viskositas adalah fakta dengan kaitan dua jenis gerakan beban diatas minyak film yang berhubungan dengan viskositas.


(28)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Dalam industri petroleum, dinyatakan dalam waktu untuk volume minyak yang ditentukan pada suatu temperature, untuk menngalir dari suatu reservoir melalui suuatu standar.

Viskositas saybolt digunakan untuk memperoleh kekentalan yang universal dan furol timbangan.(National Institute of Industrial Rresearch,2001)

2.4.2 Distilasi minyak bumi

Distilasi minyak bumi (ASTM D 86-90) ini n dikenakan kepada produk minyak bumi yaitu: bensin alalm, bensin motor, bensin pesawat terbang,bahan baker turbin pesawat terbang, nafta, kerosin, minyak gas dan bahan baker distilat dan produk minyak bumi yang serupa. Distilasi serupa yang dikenal dengan nama distilasi engler telah digunakan pada waktu yang lampau, sehingga distilasi ASTM ini seringkali juga disebut distilasi Engler.

Dalam distilasi ini, 100 mililiter contoh didistilasi menurut prosedur tertentu. Selama distilasi dilakukan pengamatan dan pencatatan suu thermometer dan volum distilat yang tertampung. Yang perlu dilaporkan dalam uji distilasi ini yaitu:

− Initial Boiling point (IBP)

Titik didih awal, yaitu suhu dimana distilat pertama-tama menetes dri ujung kondensor.

− Suhu pada berbagai persentase distilasi, yaitu pada:5,10,20,30,40,50,60,70,80,90, dan 95% distilasi.


(29)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

− End Point (EP) menurut ASTM atau Final Boiling Point (FBP) menurut IP Titik Didih akhir, yaitu suhu tertinggi yang dicapai selama uji, yang biasanya terjadi setelah penguapan semua cairan dari dasar labu.

− Percent recovery

Persen perolehan, yaitu persentase volum kondensat yang tertampung dalam gelas ukur penerima.

− Percent Residue

Persen residu , yaitu persentase volum residu yang tertinggal dalam labu. − Percent total Recovery

Persen perolehan total, yaitu jumlah persen perolehan dan persen residu. − Percent Loss

Persen kehilangan, yaitu 100 dikurangi dengan persen perolehan total. − Percent Evaporated

Persen teruapkan, yaitu jumlah persen perolehan denngan persen kehilangan.

Dari data distilasi tersebut selanjutnya dapat dibuat kurva distilasi ASTM yang menunjukan hubungan suhu dengan persen penguapan pada kondisi uji. Setiap bensin mempunyai kurva distilasi terrtentu, dan dengan jalan membandingkan kurva-kurva distilasinya, dapatlah ditentukan volatilitas relative bensin. Bensin yang mempunyai tekanan uap Reid yang sama, belum tentu mempunyai kurva distilasi yang sama, sehingga sifat volatilitasnya berbeda. (American Society For Testing And Materials,1982)


(30)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

2.4.3 Densitas,Berat Jenis dan Gravitas API

Densitas minyak adalah massa minyak per satuan volum pada suhu tertentu. Berat jenis (specific gravity) atau rapat relatif (relative density) minyak adalah perbandingan atara rapat minyak pada suhu tertentu dengan rapat air pada suhu tertentu. Untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15 oC atau 60oF. Gravitas API (American Petroleum Institute) yang sangat mirip dengan gravitas Baume adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat dinyatakan dengan persamaan:

141,5

Gravitas API = -131,5 S60/60 oF

Di mana S 60/60 oF adalah berat jenis pada suhu 60 oF.

Densitas, berat jenis dan gravitas API minyak bumi dan produknya dapat ditentukan dengan beberapa macam cara, antara lain dengan menggunakan hydrometer (ASTM D 1298-85; IP 160/82) yang umumnya dikenakan kepada minyak mentah dan produknya yang berupa cairan dan yang mempunyai tekanan uap Reid kurang dari 26 lb (179 kPa). Disamping itu khusus untuk gravitas API saja, dapat juga ditentukan dengan cara hydrometer dengan metode ASTM D 287-82. pada dasarnya uji ini dilakukan dengan menempatkan hydrometer yang mempunyai skala densitas, berat jenis atau gravitas API pada contoh yang akan diuji yang mempunyai suhu tertentu dan selanjutnya dibaca skala hydrometer yang dipotong oleh permukaan contoh sebagai densitas, berat jenis atau gravitas API contoh pada suhu yang berlaku. Harga yang diperoleh harus


(31)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

dikembalikan kesuhu 15 oC(60 of), dengan menggunakan Petroleum Measurement Tables, ASTM D 1250-80. uji tidak harus dilakukan pada suhu 15 oC (60 oF), tetapi disesuikan dengan keadaan contoh. Namun pengukuran yang paling teliti ialah apabila suhu contoh adalah15 oC (60 oF). Suhu uji antara 0 dan 190 oF masih dimungkinkan , selama masih sesuai dengan tipe contoh, sesuai dengan kondisi batas yang diharuskan.

Untuk menentukan densitas atau berat jenis hidrokarbon ringan, Elpiji misalnya, dapat digunakan hydrometer termo tekanan (ASTM D 1657). Uji dilakukan pada suhu 15 o

C ( 60 oF) dengan menggunakan hydrometer dan bantuan penangas air yang dilengkapi dengan termostat untuk mempertahankan suhu penangas tetap pada suhu tersebut. Di samping itu densitas dan berat jenis hidrokarbon dan fraksi minyak bumi yang mendidih antara suhu 90 dan 110 oC dan berupa cairan pada suhu uji 20 dan 25 oC, dapat ditentukan dengan piknometer Bingham (ASTM D 1217-86). Sedangkan untuk bahan cair yang kental, densitas dan berat jenis dapat ditentukan dengan piknometer Bingham (ASTM D 1480-86) atau piknometer bikapiler Lipkin (ASTM D 1481-86).

2.4.4 Tekanan Uap Reid

Uji tekana uap Reid (Reid Vapor Preassure-RVP, ASTM D 323-90) dikenakan kepada bensin,minyak mentah yang volatile dan produk minyak bumi lainnya yang volatil. Tekanan uap Reid adalah tekanan mutlak pada suhu 37,8 oC (100 oF) dalam psi atau kPa. Tekanan uap reid tidaklah sama dengan tekanan uap contoh yang sesungguhnya karena terjadinya sedikit penguapan contoh dan kerana adanya uap air dan udara dalam ruangan. Untuk menentukan tekanan uap elpiji, digunakan metode uji ASTM D 1267,


(32)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

sedangkan untuk menentukan tekanan uap campuran bensin – oksigenat, digunakan metode uji ASTM D 4953.

Alat utama untuk menentukan tekanan uap Reid terdiri dari ruangan bensin, ruangan udara, manometer, thermometer dan penangas air yang dilengkapi dengan thermostat. Rungan bensin, ruangan udara dan manometer dapat dilepas ataun dihubungkan satu dengan yang lainnya. Uji ini dilakukan dengan mengisi ruangan bensin sampai penuh dengan contoh yang sebelumnya telah didinginkan. Ruangann bensin kemudian dihubungkan dengan ruangan udara dan manometer dan selanjutnya rangkaian alat ini direnndam didalam penangas air yang mempunyai suhu tetap yaitu 37,8 + 0,1 oC atau 100 + 0,2 oF. Secara periodic rangkaian alat ini dikeluarkan dari penangas air dan digojok sampai akhirnya manometer menunjukkan harga tekanan keseimbangan yang tetap yang merupakan tekanan uap Reid contoh.

Dalam praktek, uji tekanan uap Reid mempun yai arti yang penting sehubungan dengan:

a. keamanan dalam pengangkutan bahan baker minyak.

b. sumbatan uap (vapor lock) dalam sistim pengumpalan bensin.

c. karakteristik mesin motor untuk dihidupkan dalam keadaan dingin (starting characteristics).

d. tipe tangki penyimpan minyak yang baik.

2.4.5 Titik Nyala dan Titik Bakar

Titik nyala (flash point) adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya dalam campurannya dengan udara akan menyala kalau dikenai nyala uji (test


(33)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

flame) pada kondisi tertentu. Sedang titik baker (fire point) adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus menerus kalau dikenai nyala uji (test flame) pada kondisi tertentu.

Ada tiga macam alat yang dapat digunakan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar minyak bumi dan produknya,yaitu:

a. alat uji cawan terbuka Cleveland (ASTM D 92-90; IP 36/84) yang dapaat digunakan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar semua produk minyak bumi, kecuali minyak bakar yang mempunyai titik nyala cawan terbuka dibawah 79 C (175 oF).

b. alat uji cawan tertutup Pensky-Martens (ASTM D 93-80; IP 34/85) yang dapat digunakan untuk menentukan titik nyala minyak bakar, minyak pelumas dan suspensi padatan.

c. Alat uji cawan tertutup Abel (IP 170/75), yang dapat digunakan untuk menentukan titik nyala produk minyak bumi yang mempunyai titik nyala antara -18 oC

Titik nyala ditentukan dengan jalan memanaskan contoh yang ditempatkan didalam cawan dengan kecepatan pemanasan yang tetap,yaitu 5-6 oC/ menit atau 10oF/menit untuk alat uji Cleveland dan Pensky Martens, dan setiap kenaikan suhu 0,5 oC (1oF) untuk alat uji Tag. Suhu paling rendah dimana uap minyak dalam campurannya dengan udara menyala, dicatat sebagai titik nyala.

Penentuan titik bakar yang hanya dapat dilakukan dengan alat uji Cleveland sebenarnya merupakan kelanjutan dari penentuan titik nyala. Kalau pemberian nyala uji stetlah penentuan titik nyala mengakibatkan uap contoh akan menyala dan terbakar


(34)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

secara terus menerus (sekurang-kurangnya 5 detik), maka suhu pada saat ini dicatat sebagai titik bakar.

Semula uji titik nyala dimaksudkan untuk keamanan, untuk mengetahui sampai suhu berapa orang masih dapat bekerja dengan aman dengan suatu produk minyak bumi tanpa timbul bahya kebakaran. Tetapi kemudian ternyata bahwa uji ini dapat juga digunakan untuk menunjukkan volatilitas relatif produk minyak bumi.

2.4.6 Warna

Pemeriksaan warna (color) produk minyak bumi dapat dilakukan dengan menggunkan beberapa macam kolorimeter, antara lain dengan:

− Tintometer lovibond (IP 17/52), untuk menentukan warna semua produk minyak bumi baik yang diberi zat warna atau tidak, kecuali minyak hitam (black oils)dan bitumen.

− Khromometer Satbolt (ASTM D 156-87), untuk menentukan warna minyak yang telah diolah seperti bensin motor dan bensin pesawat terbang yang tidak diberi zat warna, bahan bakar propulsi jet, nafta, kerosin, malam paraffin dan minyak putih farmasi.

− Kolorimeter ASTM (ASTM D 1500-87), untuk produk minyak bumi seperti minyak pelumas, minyak pemanas, bahan bakar diesel dan malam parafin.

Penentuan warna contoh pada dasarnya adalah sangat sederhana yaitu membandingkan warna contoh dengan warna baku, sampai diperoleh suatu kecocokan. Dalam kolorimeter ASTM dan tintometer Lovibond Saybolt tebal contoh berubah – ubah.


(35)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 2.4.7 Titik Asap

Titik asap (smoke point) diddefinisikan sebagai tinggi nyala maksimum dalam millimeter di mana kerosin terbakar tanpa timbul asap apabila ditentukan dalam alat uji baku pada kondisi tertentu (IP 57). Di samping dikenakan kepada kerosin, uji titik asap juga dikenakan kepada bahan bakar jet (ASTM D1322-90). Titik asap ditentukan dengan cara membakar contoh kerosin atau bahan bakar jet dalam lampu titik asap. Nyala dibesarkan dengan jalan menaikkan sumbu sampai timbul asap, kemudian nyala dikecilkan sampai asap hilang. Tinggi nyala dalam keadaan terakhir ini dalam millimeter adalah asap contoh. Asap terutama disebabkan oleh adanya senyawa aromat dalam bahan minyak.

Kepentingan smoke point dalam praktek ialah untuk menentukan kualitas kerosin yang penggunaan utamanya ialah sebagai bahan bakar lampu penerangan. Kerosin yang baik harus mempunyai titik asap yang tinggi, sehingga nyala api bahan bakar kerosin ini dapat dibesarkan denngan kecendrungan untuk memberikan asap yang kecil.

2.4.8 Titik Tuang

Titik tuang (pour point) adalah suhu terendah dimana minyak bumi dan produknya masih dapat dituang atau mengalir apabila didinginkan pada kondisi tertentu (ASTM D 97-87). Uji titik tuang dapat dikenakan kepada setiap produk minyak bumi. Titik tuang ditentukan dengan jalan mendinginkan contoh dan setiap penurunan suhu kelipatan 3oC (5oF) dilakukan uji sifat alir contoh. Suhu tertinggi dimana contoh tidak dapat mengalir, dicatat sebagai titik padat (solid point). Selanjutnya sesuai dengan definisi, titik tuang diperoleh dengan menambahkan 3 oC (5oF) kepada titik padat.


(36)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Alat uji titik tuang pada dasarnya sama dengan alat uji titik kabut, perbedaanya adalah kedudukan thermometer contoh. Seperti halnya dengan titik kabut, titik tuang dapat juga digunakan sebagai petunjuk mengenai besarnya kandungan malam relatif dalam minyak bumi dan produknya, disamping itu titik tuang juga menunjukkan suhu terendah dimana minyak bumi dan produknya masih dapat dipompa.

2.4.9 Belerang DalamProduk Minyak Bumi

Ada beberapa macam cara untuk menentukan kandungan belerang dalam produk minyak bumi, yaitu: metode bom umum (general bomb method) ASTM D 129-64, metode lampu (lamp method) ASTM D 1266-87, metode suhu tertinggi (ligh temperature method) ASTm 1552-88 dan spektrometri sinar X ( X-ray spectrometry) ASTM D 2622-87.

Didalam metode lampu, contoh produk minyak bumi ringan seperti bensin, nafta atau kerosin dibakar dalam sistem tertutup dengan menggunakan lampu dalam atmosfer buatan yang terdiri dari 70% karbon dioksid dan 30% oksigen untuk mencegah terbentuknya nitrogen oksid. Oksid belerang yang terbentuk selanjutnya diserap dan dioksidasi dengan larutan hydrogen peroksid. Akhirnya belerang dalam penyerap ditentukan dengan jalan titrasi asidimetri dengan menggunakan larutan natrium hidroksi baku atau secara gravimetric dengan jalan diendapkan sebagai barium sulfat. Dengan cara yang lain contoh dapat dibakar dalam udara, dan belerang yang diubah sebagai sulfat dalam penyerap, ditentukan secara gravimetric sebagai barium sulfat.

Untuk produk minyak bumi yang lebih berat yang tidak dapat dibakar dalam lampu yang bersumbu, dapat dipake metode bom umum, contoh yang sukar menguap,


(37)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

seperti minyak pelumas dan gemuk, dioksidasi di dalam bom yang berisi oksigen dibawah tekanan. Belerang dalam contoh, akan ditentukan secara gravimetri sebagai barium sulfat. Di dalam metode suhu tinggi yang berlaku untuk contoh yang mempunyai titik didih di atas 177 oC (350 oF), contoh dibakar dalam arus oksigen pada suhu yang cukup tinggi sehingga sekitar 97% dari belerang dalam contoh akan berubah menjadi belerang oksid. Produk hasil pembakaran selanjutnya dilewatkan suatu penyerap yang berisi larutan kalium yodid asam dan indicator amilum. Warna biru lemah akan terjadi dalam larutan penyerap dengan penambahan larutan kalium yodat baku. Pada saat pembakaran berlangsung, warna biru akan hilang, dan diperlukan lebih banyak laruutan yodat. Dengan mengetahui banyaknya larutan yodat yang diperlukan, dapatlah ditentukan kandungan belerang dalam contoh. Disamping menggunakan larutan baku yodat, kandungan belerang dapat juga ditentukan dengan detector infra merah.

2.5 Produk Utama Minyak Bumi

Bensin, gas dan minyak bakar,minyak tanah dan pelumas adalah produk-produk utama diperoleh dari minyak mentah. Sebagai tambahan, perhitungan kasar 10% dari jangkauan minyak mentah di pasar dalam suatu variasi pelengkap produk kecil: lilin, petroletum (vaselin), minyak obat mineral, nafta dry-cleaner, pelarut, bahan pengencer untuk cat, pernis, lak, cat halus, petroleum coke, lampu dan gas hitam,pelarut, dan obat pembasmi serangga dan fungisida, etilen, propilen, sikloroplan nesthetik, aspal, ter jalan dan produk umum yang lain.

Lebih dari yang lain, suatu industri bahan kimia bertumbuh dengan cepat berdasarkan penggunaan minyak tanah hidrokarbon untuk menghasilkan bahan baku


(38)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

buatan, karet, plastik, resin, alkohol, glikol, slicerol, eter, amina dan suatu variasi berdasarkan bahan kimia organik.

Pada awal tahun industri, minyak tanah adalah produk petroleum yang sangat berharga, tetapi ditahun terakhir permintaan untuk itu relative kecil. Perkembangan mobi denngan cepat, pesawat terbang dan mesin industri telah meningkat, permintaan sangat besar untuk bahan bakar dan pelumas motor. Sebagai akibat, operasi kilang minyak saat ini menempatkan penekanan memperolah hasil minyak pelumas dan bensin yang konsisten denngan operasi ekonomi maksimal.(Robert B. Leighou,1942)

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN

KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN

KLASIFIKASI GRAVITAS API

DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA

FIELD PANGKALAN SUSU

KARYA ILMIAH

RINA ARANI SIMATUPANG

052409019


(39)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN

KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN

KLASIFIKASI GRAVITAS API

DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA

FIELD PANGKALAN SUSU

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli madya pada program Diploma-3 Kimia Industri


(40)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

RINA ARANI SIMATUPANG

052409019

PROGRAM DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008

PERSETUJUAN

Judul : PERANAN BERAT JENIS DALAM

PENENTUAN KANDUNGAN MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA FIELD PNGKALAN SUSU

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : RINA ARANI SIMATUPANG


(41)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Program Studi : D-3 KIMIA INDUSTRI

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Mei 2008

Diketahi

Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua

Pembimbing

DR. RUMONDANG BULAN, MS Drs. MINTO SUPENO

NIP.131 459 466 NIP.131 689 799

PERNYATAAN

PERANAN BERAT JENIS DALAM PENENTUAN KANDUNGAN

MINYAK BUMI BERDASARKAN KLASIFIKASI GRAVITAS API

DI PT.PERTAMINA EP REGION SUMATERA

FIELD PANGKALAN SUSU


(42)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan. Mei 2008

RINA ARANI SIMATUPANG 052409019

PENGHARGAAN

Puji dab syukur kepada Yesus Kristus atas segala rahmat dan kasih setiaNya yang tak berkesudahan kepada penlis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul

“Peranan Berat jenis dalam penentuan kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifiksi Gravitas API di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu”


(43)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiwa untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma-3 untuk program studi Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Karya ilmiah ini dapat disusun dan diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

11.Keluarga tercinta, Ayahanda Anggiat Parulian Simatupang dan Ibunda Asni Ginting dan adik-adik penulis Mianna dan Anugrah Putra yang telah memberikan kasih saying,dukungan dan doa kepada penulis.

12.Bapak Drs.Minto Supeno,MS,selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

13.Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS, selaku ketua Departemen Kimia dan Bapak Dr.Harry Agusnar,M.Sc,M.Phill selaku ketua Program studi D-3 Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. 14.Bapak Happy Marbun, selaku pembimbing laboratorium yang dengan tulus

memberikan pengarahan kepada penulis.

15.Bapak Dr.Eddy Marlianto,M.Sc, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Uni versitas Sumatera Utara.

16.Staf dan Karyawan Program studi D-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

17.Teman-teman sepatner PKL, yaitu Bona, Dewi, Efraim.

18.Teman special penulis Ediyama Fernando yang selalu memberikan smangat kepada penulis.

19.Teman-teman terdekat penulis Irma J.S, Dian CS, 2-wiec, Kak Sisca, Kak Rama, Kak Anti,Kak Ika, Tina,Wulan,Nanda.

20.Teman-teman angkatan 2005 yang tak dapat disebutkan satu persatu.

21.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak mungkin .penulis ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyajian karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.Penulis juga berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

American Society For Testing And Materials, (1982), “Petroleum Products And Lubricants”, Part 23, Copyright Annual Book of ASTM Standart, Philadelphia, USA.Pages 8-9.


(44)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Gilis, Oxtoby, (2003), “Prinsip-Prinsip Kimia Modern”, Edisi KeEmpat, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Halaman144-145

Hardjono, A., (2001), “Teknologi Minyak Bumi”, Edisi Pertama, Gadjah Mada university Press, Yogyakarta. Halaman 12-56.

Leighou, Robert,B., (1942), “Chemistry of Engineering Materials”, McGraw-Hill Book Company,Inc, New York. Pages 80-81.

NIIR, (1981), ”Modern Technology of Petroleum, Greases, Lubricants, And Petrochemicals”, NIIR Publicatiomn Division, New Delhi, India. Page 72

BAB 5


(45)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 5.1. Kesimpulan

Berat jenis berbanding terbalik dengan Gravitas API. Apabila gravitas API minyak mentah tinggi atau berat jenis minyak mentah rendah, maka ada kecendrungan bahwa minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan dalam jumlah yang besar.

5.2 Saran


(46)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Minyak bumi hasil pengeboran, terlebih dahulu diklasifikasikan sebelum mengikuti tahapan analisis sifat fisik. Salah satu klasifikasi yang digunakan adalah gravitas API yang berhubungan dengan berat jenis dari minyak mentah. Semakin rendah berat jenis dari minyak mentah tersebut, semakin tinggi kecendrungan minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan. Sedangkan analisis sifat fisik meliputi Viskositas, Distilasi, Densitas,Tekana Uap Reid, Titik Bakar, Titik Tuang, Titik Asap,Warna dan Belerang.


(47)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.2. Permasalahan 1.3. Permasalahan 1.4. Manfaat

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Komposisi Minyak Bumi 2.1.1. Senyawa Hidrokarbon 2.1.2. Senyawa Non Hidrokarbon 2.2. Klasifikasi Minyak Bumi

2.3. Penyulingan Minyak Bumi 2.4. Analisis Minyak Bumi

2.4.1. Viskositas

2.4.2. Distilasi Minyak Bumi

2.4.3. Densitas, Berat Jenis dan Gravitas API 2.4.4. Tekanan Uap Reid

2.4.5. Titik Nyala dan Bakar 2.4.6. Warna

2.4.7. Titik Asap 2.4.8. Titik Tuang

2.4.9. Belerang dalam minyak bumi BAB 3 Metodologi Percobaan

3.1. Peralatan 3.2. Bahan

3.3. Prosedur Analisis

BAB 4 Data Analisis, Perhitungan, dan Pembahasan 4.1. Data Analisis

4.2. Pembahasan

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan


(48)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 5.2. Saran Daftar Pustaka Lampiran


(1)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu. Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiwa untuk memperoleh gelar Ahli Madya Diploma-3 untuk program studi Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Karya ilmiah ini dapat disusun dan diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

11. Keluarga tercinta, Ayahanda Anggiat Parulian Simatupang dan Ibunda Asni Ginting dan adik-adik penulis Mianna dan Anugrah Putra yang telah memberikan kasih saying,dukungan dan doa kepada penulis.

12. Bapak Drs.Minto Supeno,MS,selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

13. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS, selaku ketua Departemen Kimia dan Bapak Dr.Harry Agusnar,M.Sc,M.Phill selaku ketua Program studi D-3 Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. 14. Bapak Happy Marbun, selaku pembimbing laboratorium yang dengan tulus

memberikan pengarahan kepada penulis.

15. Bapak Dr.Eddy Marlianto,M.Sc, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Uni versitas Sumatera Utara.

16. Staf dan Karyawan Program studi D-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

17. Teman-teman sepatner PKL, yaitu Bona, Dewi, Efraim.

18. Teman special penulis Ediyama Fernando yang selalu memberikan smangat kepada penulis.

19. Teman-teman terdekat penulis Irma J.S, Dian CS, 2-wiec, Kak Sisca, Kak Rama, Kak Anti,Kak Ika, Tina,Wulan,Nanda.

20. Teman-teman angkatan 2005 yang tak dapat disebutkan satu persatu.

21. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini yang tidak mungkin .penulis ucapkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyajian karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang ada, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.Penulis juga berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

American Society For Testing And Materials, (1982), “Petroleum Products And Lubricants”, Part 23, Copyright Annual Book of ASTM Standart, Philadelphia, USA.Pages 8-9.


(2)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Gilis, Oxtoby, (2003), “Prinsip-Prinsip Kimia Modern”, Edisi KeEmpat, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Halaman144-145

Hardjono, A., (2001), “Teknologi Minyak Bumi”, Edisi Pertama, Gadjah Mada university Press, Yogyakarta. Halaman 12-56.

Leighou, Robert,B., (1942), “Chemistry of Engineering Materials”, McGraw-Hill Book Company,Inc, New York. Pages 80-81.

NIIR, (1981), ”Modern Technology of Petroleum, Greases, Lubricants, And Petrochemicals”, NIIR Publicatiomn Division, New Delhi, India. Page 72

BAB 5


(3)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 5.1. Kesimpulan

Berat jenis berbanding terbalik dengan Gravitas API. Apabila gravitas API minyak mentah tinggi atau berat jenis minyak mentah rendah, maka ada kecendrungan bahwa minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan dalam jumlah yang besar.

5.2 Saran


(4)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009

Minyak bumi hasil pengeboran, terlebih dahulu diklasifikasikan sebelum mengikuti tahapan analisis sifat fisik. Salah satu klasifikasi yang digunakan adalah gravitas API yang berhubungan dengan berat jenis dari minyak mentah. Semakin rendah berat jenis dari minyak mentah tersebut, semakin tinggi kecendrungan minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan. Sedangkan analisis sifat fisik meliputi Viskositas, Distilasi, Densitas,Tekana Uap Reid, Titik Bakar, Titik Tuang, Titik Asap,Warna dan Belerang.


(5)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.2. Permasalahan 1.3. Permasalahan 1.4. Manfaat

BAB 2 Tinjauan Pustaka

2.1. Komposisi Minyak Bumi 2.1.1. Senyawa Hidrokarbon 2.1.2. Senyawa Non Hidrokarbon 2.2. Klasifikasi Minyak Bumi

2.3. Penyulingan Minyak Bumi 2.4. Analisis Minyak Bumi

2.4.1. Viskositas

2.4.2. Distilasi Minyak Bumi

2.4.3. Densitas, Berat Jenis dan Gravitas API 2.4.4. Tekanan Uap Reid

2.4.5. Titik Nyala dan Bakar 2.4.6. Warna

2.4.7. Titik Asap 2.4.8. Titik Tuang

2.4.9. Belerang dalam minyak bumi BAB 3 Metodologi Percobaan

3.1. Peralatan 3.2. Bahan

3.3. Prosedur Analisis

BAB 4 Data Analisis, Perhitungan, dan Pembahasan 4.1. Data Analisis

4.2. Pembahasan

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan


(6)

Rina Arani Simatupang : Peranan Berat Jenis Dalam Penentuan Kandungan Minyak Bumi Berdasarkan Klasifikasi Gravitas Api Di PT.Pertamina EP Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2008.

USU Repository © 2009 5.2. Saran Daftar Pustaka Lampiran