Analisis Strategi Peningkatan Produksi dan Pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu dalam Mendukung PT Pertamina EP Menjadi World Class National Oil Company
ANALISIS STRATEGI
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PELAYANAN
PT PERTAMINA EP
FIELD
PANGKALAN SUSU
DALAM MENDUKUNG PT PERTAMINA EP
MENJADI
WORLD CLASS NATIONAL OIL COMPANY
GELADIKARYA
Oleh :
MAS RAKHMATSYAH
NIM : 107007049
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PERSETUJUAN GELADIKARYA
Judul Geladikarya : Analisis Strategi Peningkatan Produksi dan Pelayanan PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu dalam Mendukung PT Pertamina EP MenjadiWorld Class National Oil Company
Nama : Mas Rakhmatsyah
NIM : 107007049
Program Studi : Magister Manajemen
Menyetujui : Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng Ketua
Dr. Ir. Nazaruddin, MT Anggota
Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc NIP. 19501106 197802 1 001 19661101 1991033 1 002
(3)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul :
“ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI DAN PELAYANAN
PT PERTAMINA EPFIELDPANGKALAN SUSU DALAM
MENDUKUNG PT PERTAMINA EP MENJADIWORLD CLASS
NATIONAL OIL COMPANY”
adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.
Medan, 11 Desember 2013 Yang Membuat Pernyataan
Mas Rakhmatsyah NIM. 107007049
(4)
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT Pertamina EP menduduki urutan kedua sebagai perusahaan produksi minyak bumi dan urutan keempat produksi gas bumi di Indonesia. Produksi minyak dan gas bumi PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu mengalami penurunan, ini mengindikasikan strategi peningkatan produksi dan pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu belum memenuhi syarat untuk mendukung PT Pertamina EP menjadi World Class National Oil Company, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk mencapainya.
Tujuan dari penelitian ini yakni mengindentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan realisasi produksi minyak dan gas tidak memenuhi target serta merumuskan strategi dan pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu dalam mendukung PT Pertamina EP menjadiWorld Class National Oil Company.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan, dengan populasi 7 (tujuh) pihak yang berwenang mengenai proses operasional migas di PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Data yang diperoleh dianalisis dengan IFE dan EFE Matriks, kemudian dilakukan Analisis SWOT dan IE Matriks yang menghasilkan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk.
Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang dirumuskan agar PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu dapat meningkatkan realisasi pengelolaan sumur migas yang dikelola saat ini. Strategi pengembangan produk melalui serangkaian aktivitas yang dimulai dari pengembangan riset dalam memaksimalkan sumur migas disertai mendorong peranan pemerintah dalam kebijakan pengelolaan migas dalam negeri.
(5)
RIWAYAT HIDUP
Mas Rakhmatsyah dilahirkan di Medan Propinsi Sumatera Utara, tanggal 2 Juli 1974, anak pertama dari tiga bersaudara dari orang tua pasangan Bapak Alm Edhie Soenjoto dan Ibu Asnah. Menikah dengan Rina Novita tahun 2002 dan dikarunia 3 (tiga) anak bernama Danish Dzaki, Aliyah Mina Balqis, dan Tiara Quranique.
Riwayat Pendidikan
1. SDN Sei Petani Medan Tamat Tahun 1987
2. SMP Negeri 1 Medan Tamat Tahun 1990
3. SMA Negeri 1 Medan Tamat Tahun 1993
4. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Tamat Tahun 1999
5. Sekolah Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sumatera Utara
Tahun 2011
Riwayat Pekerjaan
1. 24 Januari 2000 – 13 Oktober 2006 sebagai Inspector, PT Surveyor Indonesia (Medan), Sumatera Utara.
2. 1 Nopember 2006 – 31 Januari 2011 sebagai Inspector PT Pertamina EP FieldRantau, Aceh
(6)
3. 1 Pebruari 2011 – 28 Pebruari 2013 sebagai Kepala Health Safety and Environment (HSE) PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu, Sumatera Utara.
4. 1 Maret 2013 – 31 Oktober 2013 sebagai Health Safety Security and Environment (HSSE) Assistant ManagerPT Pertamina EP FieldPangkalan Susu, Sumatera Utara.
5. 1 Nopember 2013 – saat ini sebagaiHealth Safety Security and Environment (HSSE)Assistant ManagerPT Pertamina EPFieldSubang, Jawa Barat
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Allah SWT serta junjungan suri teladan tertinggi Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul : ”Analisis Strategi Peningkatan Produksi dan Pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu dalam Mendukung PT Pertamina EP menjadiWorld Class National Oil Company”.
Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang selau memberikan perhatian khusus kepada penulis, agar menghasilkan Geladikarya yang lebih baik.
3. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT , selaku Sekretaris Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara sekaligus Anggota Komisi Pembimbing yang berkenan menjadi teman diskusi terbaik selama proses penyelesaian Geladikarya.
4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
(8)
5. Staf akademik di Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.
6. Pimpinan dan Staf di PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu.
7. Istri tercinta (Rina Novita) dan Anak-anak (Danish Dzaki, Aliyah Mina Balqis, Tiara Quranique) tersayang serta Kedua Ibunda (Asnah, Yuniar Tanjung) yang selalu mendoakan dan memberikan semangat tiada henti. 8. Rekan-rekan seperjuangan Angkatan Eksekutif XVI di Magister
Manajemen Universitas Sumatera Utara (Pak Bilson Silaen, Pak Sanusi Hasyim, Pak Brono, Pak Irsanto, Pak Tengku Badrun Hanif)
Penulis menyadari bahwa Geladikarya ini masih banyak memiliki kekurangan. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Medan, 11 Desember 2013
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii
RIWAYAT HIDUP... iv
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 7
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Teori TentangWorld Class Company ... 9
2.2 Manajemen Strategis ... 11
2.3 Lingkungan Internal ... 13
2.4 Lingkungan Eksternal ... 15
2.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal ... 17
2.6 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ... 19
2.7 Matriks Internal Eksternal... 22
2.8 Analisis SWOT... 23
2.9 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ... 27
2.10 Penelitian Terdahulu ... 28
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL... 30
3.1 Model Penelitian... 30
(10)
BAB IV METODE PENELITIAN... 34
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
4.2 Jenis Penelitian ... 34
4.3 Populasi... 34
4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35
4.5 Analisis Data ... 35
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37
5.1 Sejarah dan Perkembangan PT Pertamina EP... 37
5.2 Perkembangan PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu ... 39
5.3 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan ... 41
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43
6.1 Identifikasi Faktor-Faktor Internal ... 43
6.2 Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal... 66
6.3 Analisis IFE dam EFE Matriks ... 80
6.4 Analisis Internal Eksternal (IE) Matriks... 83
6.5 Analisis Matriks SWOT... 87
6.6 Tahap Pengambilan Keputusan ... 90
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
7.1 Kesimpulan ... 92
7.2 Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA... 94 LAMPIRAN
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 PrognosaLiftingMinyak Bumi di Indonesia Hingga Mei 2013 . 1
Tabel 1.2 PrognosaLifting Gasdi Indonesia Hingga Mei 2013 ... 2
Tabel 1.3 Target dan Realisasi Produksi MigasFieldPangkalan Susu... 4
Tabel 2.1 Matriks SWOT ... 25
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Geladikarya... 34
Tabel 6.1 Tingkat Pendidikan Karyawan PT Pertamina EP FieldPangkalan Susu... 44
Tabel 6.2 Data Pekerja per Fungsi PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu Hingga Agustus 2013 ... 45
Tabel 6.3 Tingkat Keterampilan Karyawan PT Pertamina EP FieldPangkalan Susu Hingga Agustus 2013 ... 45
Tabel 6.4 Kekurangan Jabatan di PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu 46 Tabel 6.5 Rekapitulasi Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan dan Instalasi PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu ... 55
Tabel 6.6 Tingkat Efisiensi Mesin dan Peralatan PT Pertamina EP FieldPangkalan Susu Tahun 2012 ... 57
Tabel 6.7 Penghargaan untuk PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu Tahun 2008 - 2013 ... 58
Tabel 6.8 Penjualan PT Pertamina EP Tahun 2011 dan 2012... 61
Tabel 6.9 Laba PT Pertamina EP Tahun 2011 dan 2012 ... 62
Tabel 6.10 Kondisi Keuangan PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu Hingga 31 Agustus 2013 ... 63
Tabel 6.11 Kebutuhan Gas untuk Industri di Indonesia 2011 – 2017 ... 72
Tabel 6.12 Indeks Harga Biaya Energi ... 73
Tabel 6.13 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara dengan Nasional Tahun 2005 - 2012 ... 77
Tabel 6.14 Perbandingan Laju Inflasi Propinsi Sumatera Utara dengan Nasional Tahun 2005 - 2012... 78
(12)
Tabel 6.16 MatriksExternal Factor Evaluation(EFE) ... 82 Tabel 6.17 MatriksSWOT... 89 Tabel 6.18 MatriksQSPM... 90
(13)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif... 12
Gambar 2.2 Matriks Internal Eksternal... 22
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual... 30
Gambar 5.1 Peta Lokasi PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu ... 40
Gambar 6.1 Diagram Alir Penetapan Program Pengembangan Pekerja di PT Pertamina EP... 47
Gambar 6.2 Struktur OrganisasiFieldPangkalan Susu... 51
Gambar 6.3 Produksi Minyak PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu... 53
Gambar 6.4 Produksi Gas PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu... 53
Gambar 6.5 Hasil Tes dan Analisis Petrofisika Sumur Benggala ... 55
Gambar 6.6 Wilayah Kandungan Migas Indonesia ... 67
Gambar 6.7 Cadangan Migas Indonesia per 2009... 68
Gambar 6.8 Realisasi Produksi Minyak Bumi Indonsia ... 70
Gambar 6.9 Perbandingan Produksi dan Konsumsi Minyak di Indonesia 71 Gambar 6.10 Matriks IE PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu... 83
(14)
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT Pertamina EP menduduki urutan kedua sebagai perusahaan produksi minyak bumi dan urutan keempat produksi gas bumi di Indonesia. Produksi minyak dan gas bumi PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu mengalami penurunan, ini mengindikasikan strategi peningkatan produksi dan pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu belum memenuhi syarat untuk mendukung PT Pertamina EP menjadi World Class National Oil Company, sehingga diperlukan langkah-langkah strategis untuk mencapainya.
Tujuan dari penelitian ini yakni mengindentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan realisasi produksi minyak dan gas tidak memenuhi target serta merumuskan strategi dan pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu dalam mendukung PT Pertamina EP menjadiWorld Class National Oil Company.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan, dengan populasi 7 (tujuh) pihak yang berwenang mengenai proses operasional migas di PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu. Data yang diperoleh dianalisis dengan IFE dan EFE Matriks, kemudian dilakukan Analisis SWOT dan IE Matriks yang menghasilkan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk.
Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang dirumuskan agar PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu dapat meningkatkan realisasi pengelolaan sumur migas yang dikelola saat ini. Strategi pengembangan produk melalui serangkaian aktivitas yang dimulai dari pengembangan riset dalam memaksimalkan sumur migas disertai mendorong peranan pemerintah dalam kebijakan pengelolaan migas dalam negeri.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak bumi menjadi sumber energi yang paling besar. Hampir setengah dari konsumsi energi nasional ditopang oleh suplai minyak bumi di Indonesia . PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan eksploitasi. Saat ini PT Pertamina EP berada di posisi kedua dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi di Indonesia seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Prognosa t Minyak Bumi di Indonesia Hingga Mei 2013
No Kontraktor WP&B Realisasi YTD utook
1 PT Chevron Pacific Ind. 326.004 324.108 320.266
2 PT Pertamina EP 132.300 122.550 123.144
3 Total E&P Indonesia 67.990 69.490 71.266
4 PHE – ONWJ 36.406 38.566 38.020
5 ConocoPhillips Ind. Ltd. 30.100 35.660 32.830
6 CNOOC SES Ltd. 33.488 36.291 36.966
7 Chevron Ind. Co. 27.865 26.002 26.217
8 Mobil Cepu Ltd. 24.452 24.264 25.093
9 PetroChina (Jabung) Ltd. 17.502 15.835 15.966
10 BOB – BSP 15.800 14.892 15.013
11 VICO 13.800 14.264 12.991
12 Medco E&P Ind. (Riau) 14,017 14.230 14.040
13 PHE – WMO 20.443 10.701 15.901
Jumlah 13 KKKS 760.167 746.853 747.714
14 39 KKKS Lainnya 97.619 86.344 92.286
Jumlah. MBOPD 857,8 833,2 840
Sumber : PT Pertamina EP, 2013
Dalam pengelolaan gas, PT Pertamina EP berada di urutan keempat seperti terlihat pada Tabel 1.2.
(16)
Tabel 1.2 Prognosa t Gas Bumi di Indonesia Hingga Mei 2013
No Kontraktor WP&B Realisasi YTD utook
1 Total E&P Indonesia 326.004 1.480 1.706
2 BP Berau 132.300 925 949
3 Conoco Phillips (Gressik) Ltd. 67.990 920 935
4 Pertamina 36.406 845 800
5 Vico Ind. 30.100 365 358
6 ConocoPhillips Ind. Ltd. 33.488 396 339
7 Kangean Energy Ind. Ltd. 27.865 254 256
8 Premier Oil Natuna Sea B.V 24.452 184 224
9 PetroChina Int. (Jabung) Ltd. 17.502 243 176
10 PHE – ONWJ 15.800 173 175
11 ExxonMobil Oil Ind. Inc 13.800 152 161
12 Medco E&P Ind. (S&C Sumatra) 14,017 92 115
13 Jumlah 12 KKKS 20.443 6.301 6.409
41 KKKS Lainnya 760.167 763 638
14 Jumlah (MMSCFD) 97.619 6.927 6,939
Total E&P Indonesie 857,8 1.480 1.706
Sumber : PT Pertamina EP, 2013
PT Pertamina EP mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dan
pemegang saham untuk mengelola wilayah kerja seluas ± 138.611 km2
berdasarkan kontrak minyak dan gas bumi Pertamina dengan BPMIGAS pada tanggal 17 September 2005. Saat ini perusahaan tumbuh dan berkembang sebagai entitas bisnis yang memiliki peran kepanjangan tangan strategis dari induk
perusahaannya. Pertumbuhan ini memperkuat posisi Perusahaan sebagai value
creatorpenyumbang sekitar 80% laba PT Pertamina (Persero).
Perusahaan senantiasa berupaya mempertahankan posisi utamanya serta meningkatkan kemampuan dan keandalan dalam bidang eksplorasi dan produksi secara optimal dan efisien, pada tahun 2012 hingga 2014 visi PT Pertamina EP
menjadi World Class National Oil Company, dengan syarat yang harus dicapai
(17)
a. Memaksimalkan potensi migas yang dikelola, sehingga menjadi perusahaan migas yang mampu bersaing dengan perusahaan migas asing. b. Memiliki sistem keselamatan kerja yang tinggi sehingga mencapai
predikatzero accident.
c. Good Corporate Governance (GCG) yang ditunjukkan dengan sistem organisasi, efisiensi pemangku jabatan, dan proses bisnis yang handal. d. Operasional perusahaan yang berwawasan lingkungan, dengan peringkat
Hijau di Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). e. International Sustainability Rating System (ISRS7) minimal level 7 (oil
dangas).
Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu, perusahaan menyadari peran penting yang dijalani serta tantangan besar yang dihadapinya. Tantangan utama bagi perusahaan adalah keberlanjutan perusahaan itu sendiri. Di sektor hulu migas, tantangan itu terletak pada keberhasilan perusahaan menemukan cadangan minyak dan gas bumi. Penemuan cadangan baru menjadi suatu hal yang penting karena perusahaan harus dapat mengimbangi porsi minyak dan gas bumi yang diproduksikan dalam fase eksploitasi dan dijual untuk memasok kebutuhan energi Indonesia.
Aktivitas bisnis PT Pertamina EP terdiri dari Eksplorasi, Eksploitasi dan
Penjualan Minyak dan Gas. Komersialitas Minyak dan Gas adalah kegiatanlifting
minyak mentah dan gas bumi dari hasil kerja sendiri (own operation), UBEP,
Mitra TAC (Technical Assistant Contract) ataupun KSO. Produksi minyak
mentah akan disalurkan untuk diolah ke kilang domestik PT Pertamina (Persero). Sedangkan untuk gas bumi, hasil produksi akan disalurkan kepada konsumen.
(18)
Target (BBLS/BOPD) Realisasi (BBLS/BOPD) Pencapaian (%) Target (MMSCF/MMSCFD) Realisasi (MMSCF/MMSCFD) Pencapaian (%)
547,933.00 413,340.03 33,756.90 25,372.20
1501.19 1132.44 92.48 69.51
366,965.60 331,671.31 34,741.39 23,973.40
1005.39 908.69 95.18 65.68
281,101.39 451,498.55 24,913.13 10,100.55
770.14 1236.98 68.26 27.67
410,717.05 486,524.42 27,461.12 20,440.28
1125.25 1332.94 75.24 56.00
451,950.04 378,260.71 23,399.81 15,531.33
1238.22 1036.33 64.11 42.55
372,068.78 311,202.82 19,916.85 13,561.15
1019.37 852.61 54.57 37.15
245,883.33 212,288.63 14,159.27 11,700.36
673.65 581.61 38.79 32.06
228,125.14 185,187.00 13,379.98 8,915.95
625.00 507.36 36.66 24.43
139,065.11 197,695.92 6,929.94 5,916.53
381.00 541.63 18.99 16.21
161,690.82 128,309.57 6,492.15 4,131.70
442.99 351.53 17.79 11.32
115,684.79 111,057.40 4,368.76 3,686.56
315 304.27 11.97 10.10
2008 86.34 82.63
2009 81.18 66.64
74.43
2006 83.70 66.37
2007 83.64 68.09
Tahun
Minyak Gas
2010
2002 75.44 75.16
2003 90.38 69.01
2004 160.62 40.54
2005 118.46
2012 96.59 84.38
142.16
79.35
85.38
63.64
2011
Hingga 1 Januari 2013 jumlah cadangan minyak di Pangkalan Susu
adalah 23,864.26 MSTB, sedangkan cadangan gas sebesar 416,490.63 MMSCF.
Cadangan migas Pangkalan Susu ini tentunya harus dioptimalkan serta
untuk mencapai visi sebagaior s PT Pertamina EP
harus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas. Untuk mewujudkan visi
tersebut, PT Pertamina EP Pangkalan Susu harus mendukung
pencapaiannya, akan tetapi pada tahun 2011 dan 2012 produksi minyak Pangkalan Susu tidak mencapai target, sedangkan produksi gas sejak tahun 2002 tidak pernah tercapai target produksi seperti terlihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Target dan Realisasi Produksi Minyak dan GasPangkalan Susu
Sumber : Pertamina EP ! "#Pangkalan Susu, 2013
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa visi menjadi or s
(19)
Pangkalan Susu tidak membuat rencana strategis di bidang produksi dan pelayanan sehingga produksi minyak dan gas memenuhi target. Target produksi minyak dan gas disusun berdasarkan potensi minyak dan gas yang dikelola. Pada tahun 2013 potensi dari Sumur Benggala menghasilkan produksi minyak sebesar 244 BOPD dan gas sebesar 10,65 MMSCFD.
Sebuah perusahaan yang layak masuk dalam $or%& ' %()s ' * +, (- ., setidaknya mempunyai lima karakteristik utama, yaitu kompetensi, kemampuan berdaptasi ((&(,/ (0 1%1ty), budaya kualitas, inovatif serta sifat 22ntrpr2 -2ur (Susanto, 2012). Berbagai tindakan strategis dilakukan PT Pertaminan EP 3 12%& Pangkalan Susu untuk mendukung PT Pertamina EP menjadi $or%& ' %()s
4 (/ 1* - (%5 1%'*+,(-yseperti :
1. Setiap karyawan dan pimpinan di 3 12 %& Pangkalan Susu memperoleh pelatihan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi per karyawan sehingga mendukung fungsi pekerjaan dengan maksimal.
2. Manajemen PT Pertamina312 %&Pangkalan Susu dalam proses operasional kerja selalu menekankan dua aspek terpenting yang tidak bisa ditawar oleh seluruh karyawan di PT Pertamina EP 312%& Pangkalan Susu yakni aspek
62 (%t78(92ty 82:ur1ty (-&;-v1r*- +2nt <688 ; =dan GCG.
3. Melakukan pencarian sumber minyak dan gas baru untuk mengatasi kendala menurunnya potensi minyak dan gas di312 %&Pangkalan Susu. 4. PT Pertamina EP 3 12 %& Pangkalan Susu memiliki sertifikat Sistem
Manajemen Lingkungan ISO14001: 2004 terintegrasi dengan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 dan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001: 2007 yang diterbitkan oleh IAPMO R&T tanggal 29
(20)
September 2011. Audit surv>? @ @ABC > telah dilakukan dua kali dalam setahun oleh IAPMO R&T.
5. Operasional D?> @E Pangkalan Susu untuk saat ini telah memenuhi
Fnt>rBAG? HB A@ IJ KtA? BAL? @?ty Rating System (ISRS7) level 4 (awareness -good system - mostly implemented) yang telah dilakukan penilaian oleh DNV.
Berbagai kebijakan yang telah dilakukan tersebut, belum memberikan hasil yang optimal, sehingga perlu dilakukan strategi yang tepat. Manajemen strategik merupakan proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk
merumuskan dan menginplementasikan strategi dalam penyediaancustomer value
terbaik untuk mewujudkan visi organisasi. Langkah pertama proses manajemen strategik dalam menciptakan masa depan perusahaan adalah perumusan strategi (Purwanto, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penurunan produksi minyak dan gas mengindikasikan strategi peningkatan produksi dan pelayanan PT Pertamina EP Field Pangkalan Susu belum memenuhi syarat untuk mendukung PT
Pertamina EP menjadi World Class National Oil Company, sehingga diperlukan
langkah-langkah strategis untuk mencapainya.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka disusun tujuan dari penelitian ini yakni :
(21)
a. Mencari faktor-faktor yang menyebabkan realisasi produksi minyak dan
gas di PT Pertamina EP M NO PQ Pangkalan Susu terus mengalami
penurunan.
b. Merumuskan strategi yang tepat agar PT Pertamina EP MNOP Q Pangkalan
Susu mampu mendukung visi PT Pertamina EP menjadi RorP Q SPT Us
VT WNXYTPZN P
SX[\T Yy.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. PT Pertamina EP, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan pengelolaan minyak dan gas khususnya diM NOPQPangkalan Susu
dengan mempertimbangkan faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal sehingga visi PT Pertamina EP menjadi Ror
P Q SPT Us VT WNX YTP ZNPSX[\ T Y]tercapai.
b. Magister Manajemen USU, sebagai referensi penelitian dibidang pengelolaan Minyak dan Gas, serta aplikasi dari manajemen srategi. c. Peneliti, sebagai bentuk aplikasi teori yang diperoleh selama masa
perkuliahan.
d. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada :
a. Data yang digunakan pada penelitian ini dimulai dari tahun 2006 hingga Agustus 2013.
(22)
b. Ruang Lingkup penelitian terdiri dari :
1) Faktor internal yang mempengaruhi aktivitas bisnis PT Pertamina EP
^ _` ab Pangkalan Susu terdiri dari faktor sumber daya manusia, pemasaran, organisasi, operasional, keuangan dan sistem informasi.
2) Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas bisnis PT Pertamina
EP^ _` abPangkalan Susu terdiri dari faktor potensi migas, kebijakan pemerintah, pesaing dan ekonomi.
3) Tingkatan strategi yang dirumuskan adalah Strategi Unit Bisnis pada
(23)
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori TentangWorld Class Company
Di tengah era globalisasi, tak ada pilihan lain bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk berusaha meraih kesejajaran dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia, cord efd ghs f i jk gl m. Menurut Susanto (2012), sebuah perusahaan yang layak masuk dalam cord e fd ghs f i jk gny , setidaknya mempunyai lima karakteristik utama, yaitu :
a. Kompetensi
b. Kemampuan berdaptasi (ge gkn go pd pty ) c. Mempunyai budaya kualitas
d. Inovatif e. Sifatqqntrprqqnur
Kelima karakteristik itu saling terkait dan harus terintegrasi dengan baik. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk beroperasi dalam standar yang tinggi. Makna “standar yang tinggi” bersifat dinamis, karena standar ini bukan hanya memiliki dimensi internal, tetapi harus berorientasi eksternal, yaitu berorientasi kepada para stgrq sid eqrdan kepada dinamika persaingan. Dari sisi internal, dapat dicapai melaluitpontsuoun pjprovqjqnt agar lebih baik dari yang telah dicapai sebelumnnya.
Dari sisi eksternal, menurut Susanto (2012) perusahaan harus berlomba
(24)
ekspektasi konsumen yang meningkat. uontvs uounv wprovxwxnt saja tidaklah cukup, tetapi harus melakukanyx z {|r} ~ melalui langkah-langkah inovatif.
Untuk menjadikan perusahaan menjadi sebuah ory u y zs u}w{z y menurut Susanto (2012) terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan, yakni :
a. Kemampuan finansial, kehandalan SDM, kemampuan memanfaatkan teknologi, kepemilikan jejaring bisnis (business network) dan penguasaan informasi strategis.
b. Dibutuhkan pola kepemimpinan yang handal.
c. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), sebagai
salah satu sarana untuk mengembangkan pola manajemen yang bermutu “World Class” dan dapat berdiri sejajar dengan korporasi manapun di dunia.
Pada dasarnya GCG mengarahkan perhatian pada peningkatan kinerja
korporasi(corporate performance)melalui supervisi ataumonitoring dari kinerja manajemen dan sekaligus memastikan akuntabilitas manajemen kepada pemegang
saham dan stakeholders lain. GCG merupakan upaya memotivasi manajemen
untuk meningkatkan keberhasilan (effectiveness) dan sekaligus juga
mengendalikan perilaku manajemen agar tetap mengindahkan kepentingan stakeholders, dalam kerangka yang sudah disepakati bersama.
Secara umum GCG meliputi empat hal pokok yaitufairness, transparency,
accountability dan responsibility. GCG merupakan proses dan struktur dari berbagai kegiatan untuk memastikan bahwa kinerja perusahaan sesuai dengan yang diinginkan stakeholders. Sehubungan dengan itu berbagai sarana yang pada
(25)
umumnya digunakan untuk memastikan keberhasilan korporat dan sekaligus menjaga kepentingan parastkeholders.
GCG dapat dimanfaatkan untuk mengelola perusahaan agar tingkat profesionalisme, akuntabilitas dan kinerjanya dapat disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan terbaik di dunia, serta dapat meningkatkan daya tahan dan daya saing. Hambatan-hambatan yang bersumber pada kondisi budaya kerja internal, kualitas sumber daya manusia, maupun infrastruktur budaya masyarakat yang belum kondusif untuk mengembangkan prinsip-prinsip GCG dapat dihilangkan dengan upaya-upaya perbaikan secara terus-menerus.
Pentingnya implementasi GCG dilaksanakan dengan seksama,
memperhatikan berbagai kondisi yang dihadapi serta didasarkan berbagai kaidah perubahan organisasi yang realistis, sehingga implementasi didasarkan pada asumsi nyata kondisi yang dihadapi dan tahapan perubahan yang harus dilaksanakan. Implementasi GCG yang berhasil akan medukung tercapainya World Class Company(Susanto, 2012)
2.2 Manajemen Strategis
Strategi menurut Hamel dan Prahalad (1994) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi juga merupakan tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
(26)
Perumusan strategi menurut David (2009) mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal
organisasi, memilih strategi tertentu untuk digunakan. Teknik-teknik
perumusan strategi ini dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu nput (tahap masukan), n
(tahap pencocokan), danDecision Stage(tahap keputusan).
David (2009) menyatakan proses manajemen strategis dapat dengan
cukup mudah dipelajari dan diaplikasikan dengan menggunakan sebuah
model. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi ia mempresentasikan sebuah pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, menerapkan, dan
menilai strategi. David (2009) berpendapat bahwa Model Manajemen
Strategis Komprehensif terdiri dari tiga unsur utama yaitu unsur perumusan, implementasi dan evaluasi strategi.
Sumber : David, 2009
(27)
2.3 Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan. Menurut Kotler (2009), pengidentifikasian faktor internal dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan dan kelemahan. Perusahaan menghindari ancaman yang berasal dari faktor eksternal melalui kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal. Sedangkan kelemahannya dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat peluang dan faktor eksternalnya.
Menurut David (2009) analisis lingkungan internal berfokus pada upaya identifikasi dan evaluasi kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan dalam area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasional, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Analisis lingkungan internal berdasarkan area fungsional bisnis dibagi menjadi enam fungsi yaitu manajemen, pemasaran, keuangan atau
akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, serta
sistem informasi manajemen.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengelolaan SDM yang ada diperusahaan, mulai dari rekrutmen hingga pengembangan. Bagaimana potensi SDM diperusahaan dapat memberikan kontribusi maksimal untuk perusahaan.
2. Organisasi
Sistem pengelolaan perusahaan secara menyeluruh terutama pada pelaksanaan fungsi manajemen yang terdiri atas lima aktivitas pokok : perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan
(28)
pengontrolan (David, 2009). Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat bersumber dari kelima aktivitas pokok tersebut.
3. Pemasaran
Pemasaran tidak hanya terbatas pada aktivitas penjualan produk,
tetapi juga upaya-upaya untuk memahami kebutuhan konsumen
dan memenuhinya sesuai keinginan konsumen. Terdapat tujuh
fungsi pemasaran pokok yaitu analisis konsumen, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atau jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang (David, 2009).
4. Keuangan
Keadaan keuangan suatu perusahaan sangat vital untuk
keberlangsungan perusahaan. Menurut Van Horne (2005) fungsi keuangan atau akuntansi terdiri atas tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan dividen.
5. Produksi atau Operasional
Fungsi produksi atau operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Aktivitas produksi atau operasi seringkali mempresentasikan bagian terbesar dari asset manusia dan modal suatu organisasi (David 2009).
5. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (litbang) diarahkan untuk
mengembangkan produk-produk baru, meningkatkan kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biaya (David 2009).
6. Sistem Informasi
(29)
bagian perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajerial. Tujuan dari sistem manajemen informasi adalah meningkatkan kualitas keputusan manajerial.
2.4 Lingkungan Eksternal
Menurut David (2009) audit eksternal berfokus pada upaya identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada di luar kendali suatu perusahaan.
Audit eksternal mengungkap peluang-peluang dan ancaman-ancaman
besar yang dihadapi suatu organisasi sehingga manajer dapat merumuskan strategi guna mengambil keuntungan dari berbagai peluang tersebut dan menghindar atau meminimalkan dampak dari ancaman yang muncul.
Analisis lingkungan eksternal adalah upaya untuk memeriksa
kondisi lingkungan eksternal perusahaan, baik berupa kondisi yang memberikan peluang bagi perusahaan maupun kondisi yang mengancam perusahaan. Lingkungan eksternal menurut Pearce dan Robinson (2009) adalah faktor-faktor diluar kontrol perusahaan yang mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap arah
dan tindakan, struktur organisasi, serta proses internal. Menurut David
(2009) lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori luas yaitu
kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya dan demografis, kekuatan
politik, pemerintahan, dan hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan
kompetitif.
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat perusahaan beroperasi (Pearce dan Robinson 2009). Keadaan
(30)
ekonomi di suatu daerah atau Negara tempat perusahaan berada dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Keadaan ekonomi berada di luar
kontrol perusahaan namun dapat memberikan ancaman maupun
peluang bagi perkembangan perusahaan.
2. Faktor Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Tren-tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi. Tren-tren baru itu menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan, konsekuensinya, menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula (David 2009).
3. Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi,
deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama
organisasi. Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum, karenanya, dapat mempresentasikan peluang atau ancaman baik bagi organisasi kecil maupun besar (David 2009).
4. Faktor Teknologi
Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak yang dramatis terhadap organisasi (David 2009). Kemajuan teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan produk baru, tetapi juga mencakup cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
(31)
5. Faktor Kompetitif
Salah satu bagian penting dari audit eksternal adalah
mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan,
kelemahan, kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi
mereka. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang
pesaing penting bagi perumusan strategi yang berhasil (David 2009).
Pesaing bagi perusahaan merupakan pelaku usaha terkait.
Persaingan dengan pelaku-pelaku usaha terkait dapat mempengaruhi kualitas produk dan keuntungan perusahaan.
2.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal
Tahap ekstrasi dalam menjalankan audit manajemen strategi adalah membuat matriks evaluasi faktor internal (ntr tor ton -IFE Matrix). Alat formulasi strategi meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian intuitif dibutuhkan untuk mengembangkan Matriks IFE, jadi kemunculan pendekatan ilmiah tidak seharusnya diartikan bahwa ini adalah teknik yang sangat luar biasa. Penilaian intuitif adalah penilaian yang cenderung subjektif, pada penelitian ini penilaian intuitif didasarkan fakta empiris dan pengalaman setiap responden.
Pemahaman yang baik atas faktor-faktor yang dimasukkan lebih penting daripada angka yang sebenarnya, berbagai faktor-faktor internal yang memiliki
(32)
y, yaitu kesimpulan analisis dari berbagai faktor internal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan yang terdiri dari informasi sumber daya manusia, pemasaran, organisasi, operasional, keuangan dan sistem informasi (David, 2009). Langkah-langkah dalam penyusunsun Matriks Evaluasi Internal adalah :
1. Menuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit internal dengan menggunakan berbagai faktor internal, mencakup
kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dilakukan dengan
mengidentifikasi kekuatan terlebih dahulu dan kemudian kelemahan sespesifik mungkin, dengan gunakan presentase, rasio dan angka komparatif.
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga
1,0 (paling penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari
faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa
memandang apakah faktor kunci itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.
3. Di dalam pembobotan faktor-faktor internal dilakukan berdasarkan diskusi
dengan pihak-pihak PT Pertamina EP ¡ ¢ Pangkalan Susu yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian ditotal. Dari nilai masing-masing faktor tersebut dibagi dengan total, sehingga diperoleh bobot masing-masing faktor.
(33)
4. Berikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 dan 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot di Langkah 2 adalah berdasarkan industri. Di dalam menentukan nilai ranting dari semua faktor internal dimintakan pendapat pihak-pihak yang yang telah ditentukan sebelumnya..
5. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.
6. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk
menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi.
7. Berapapun banyaknya faktor yang dimasukan dalam matriks IFE, total rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai diatas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat (David, 2009).
2.6 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Matriks evaluasi faktor eksternal (£ksternal Factor Evaluation-EFE Matrix) memungkinkan untuk merangkum dan mengevaluasi faktor-faktor
(34)
¤ ¥¦tors §¨ ¥©ysªs «¬ ¥®y , yaitu kesimpulan analisis dari berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan (David, 2009).
Matriks evaluasi faktor eksternal (¯ksternal Factor Evaluation-EFE Matrix) memungkinkan untuk merangkum dan mengevaluasi informasi potensi migas, kebijakan pemerintah, dan pesaing. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan, yaitu :
1. Buat daftar yang terdiri dari berbagai faktor eksternal yang
diklasifikasikan dalam proses audit eksternal. Masukan berbagai faktor, termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskan peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman. Usahakan untuk sedetail mungkin.
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga
1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang sering kali diberi bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi bobot yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam. Bobot yang tepat dapat ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau kegagalan pesaing atau dengan mendiskusikan faktor dan mencapai konsensus kelompok. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada semua faktor harus sama dengan 1,0. Di dalam pembobotan faktor-faktor eksternal juga dilakukan berdasarkan persentase dari hasil kuisioner dan data-data sekunder, kemudian di total. Dari nilai masing-masing faktor tersebut dibagi dengan total, sehingga diperoleh bobot masing-masing faktor.
(35)
3. Di dalam pembobotan faktor-faktor eksternal dilakukan berdasarkan diskusi dengan pihak-pihak di PT Pertamina EP ° ±² ³´ Pangkalan Susu yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian ditotal. Dari nilai masing-masing faktor tersebut dibagi dengan total, sehingga diperoleh bobot masing-masing faktor.
4. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 4 = respons perusahaan superior, 3= renspons perusahaan di atas rata-rata, 2= respon perusahaan rata-rata, dan 1= respon perusahaan jelek. Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan
demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (µ¶· ¸¹º » based),
sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri (industri based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1,2,3 atau 4.
5. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan nilai tertimbang.
6. Tanpa mempedulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukan
dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total nilai tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespons dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman
(36)
eksternal. Total nilai 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal (David, 2009).
2.7 Matriks Internal Eksternal
Matriks IE bermanfaat untuk memposisikan perusahaan kedalam matriks yang terdiri dari sembilan sel. Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matriks pada sumbu X dan total skor EFE matriks pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matriks terdiri dari 3 (tiga) skor yakni ; skor 1,0 – 1,99 menyatakan bahwa posisi internal lemah, skor 2,0 – 2,99 posisinya adalah sedang, dan skor 3,0 – 4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matriks, skor 1,0 – 1,99 menyatakan bahwa posisi eksternal rendah, skor 2,0 – 2,99 posisinya adalah sedang, dan skor 3,0 – 4,0 adalah tinggi. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.
4 , 0 1 , 0
1 , 0
S k o r T o t a l I F E
S k o r T o t a l E F E
V I I V I I I I X
3 , 0 2 , 0
I I I
T in g g i S e d a n g R e n d a h
3 , 0
2 , 0 4 , 0
I I I
I V V V I
L e m a h K u a t S e d a n g
Sumber : David, 2009
Gambar 2.2 Matriks Internal Eksternal
Matriks IE memiliki 3 (tiga) implikasi strategi yang berbeda (David, 2009) yaitu :
(37)
a. SBU yang berada pada sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai
¼row th and Build (Tumbuh dan Bina). Growth and Build Strategy merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri atau upaya diversifik. Unit bisnis yang masuk dalam sel I, II, atau IV disebut unit bisnis yang sedang tumbuh dan harus di bina. Strategi yang cocok bagi SBU ini adalah strategi intensif seperti Market Penetration, Market Development, dan Produk Development atau Strategi Terintegrasi seperti Backward Integration, Forward Integration, danHorizontal Integration.
b. SBU yang berada pada sel III, V, VII paling baik dikendalikan dengan strategi Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara). Unit bisnis yang masuk dalam sel I I I, V, atau VII disebut unit bisnis yang harus pertahankan dan dipelihara. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategiMarket PenetrationdanProduct Development.
c. SBU yang berada pada sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan strategi Harvest and Divestiture (Panen dan Divestasi). Strategi yang dilakukan
pada unit bisnis ini melalui strategi divestasi (memperbesar skala
usaha perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan).
2.8 Analisis SWOT
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan (Strengths),
kelemahan (Weakness) dalam lingkungan internal perusahaan, dan peluang
(Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan eksternal perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan yang ada di lingkungan internal terutama ditujukan terhadap faktor keberhasilan kunci (Key Success Factor). Jadi dengan
(38)
analisis ini diharapkan akan diperoleh cara untuk mengembangkan dan memanfaatkan kekuatan atau mengurangi kelemahan dengan maksud untuk memanfaatkan peluang dan mengurangi ancaman. (David, 2009)
Dari analisis ini ada empat kemungkinan identifikasi lingkungan yang dihadapi perusahaan :
Terdapat peluang dalam suatu industri dan perusahaan mempunyai
kekuatan untuk mendapatkannya sehingga harus disusun strategi yang bersifat agresif.
Terdapat peluang dalam suatu industri akan tetapi perusahaan mempunyai
kelemahan yang pokok untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi yang bersifat perubahan haluan (½ur¾¿ ÀÁ ¾à Ä.
Terdapat ancaman dalam suatu industri dan perusahaan mempunyai
kekuatan untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi bisnis yang bersifat diversifikasi.
Terdapat ancaman dalam suatu industri dan disamping itu perusahaan mempunyai kelemahan yang pokok di bidang yang bersangkutan, sehingga harus disusun strategi yang bersifat defensif.
SWOT adalah akronim untuk kekuatan(Strengths),kelemahan(Weakness)
internal perusahaan, dan peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Analisis SWOT disusun berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimkan kelemahan dan ancaman suatu perusahaan. Apabila diterapkan secara tepat, asumsi sederhana ini mempunyai implikasi yang berpengaruh untuk merancang suatu strategi yang berhasil. Analisis lingkungan industri memberikan
(39)
informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam lingkungan suatu perusahaan, yang merupakan fokus utama dalam analisis SWOT. Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diagram Analisis SWOT dan Matriks Eksternal dan Matrik Internal. Berdasarkan matriks SWOT tersebut, dapat disusun empat strategi utama yakni ; SO ÅÆ ÇrÈ ÉÊ ÇËs, Opportunities),WO (Weakness, Opportunities), ST (Strengths, Threats), dan WT (Weakness, Threats).
Tabel 2.1 Matrik SWOT
IFAS EFAS STRENGTHS (S) Tentukan faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal OPORTUNITIES (O) Tentukan faktor-faktor peluang eksternal STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang THREATS (T) Tentukan faktor-faktor ancaman eksternal STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang mengunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David, (2009)
Tabel 2.1 menunjukkan berbagai alternatif strategi dari setiap elemen SWOT yang terdiri dari :
1) Strategi SO (Kekuatan Peluang). Ini merupakan situasi yang
menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan
(40)
dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2) Strategi WO (Kelemahan Peluang). Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turnÌÍ ÎÏ ÐÑ ). Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.
3) Strategi ST (Kekuatan Ancaman). Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi ÑÒvÓrsÒÔÒkasi (produk/pasar). Dalam analisis ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
4) Strategi WT (Kelemahan-Ancaman).
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus
(41)
strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (ÕÖ ×ÖnsØvÖ ). Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
2.9 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Tahap keputusan menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Daya tarik relatif dari tiap strategi di dalam serangkaian alternatif dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari setiap faktor keberhasilan penting internal dan eksternal. Berapapun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM dan berapapun strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut, tapi hanya strategi-strategi didalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain (David, 2009).
(42)
2.10 Penelitian Terdahulu
Putratama (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi Bersaing PT Pertamina Tongkang dalam Industri Pelayaran Migas” .Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi bersaing yang dilakukan oleh PT. Pertamina EP dalam menghadapi persaingan di Industri jasa pelayaran sektor migas.
Metode analisis secara kualitatif digunakan dalam penelitian dengan alat
analisis PEST, ÙÚvÛ ÙorÜÛs ÝortÛr, dan fungsional yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang dimiliki PT Pertamina Tongkang, dan alat analisis matriks SWOT
yang digunakan untuk menentukan alternatif strategi bersaing bagi PT.
Pertamina Tongkang. Dari hasil analisis dapat diambil simpulan bahwa
alternatif strategi bersaing yang dapat digunakan PT. Pertamina Tongkang
adalah sebagai berikut ; (1) Strategi SO yaitu menjalin kerjasama saling
menguntungkan sesama Pertamina Group untuk meningkatkan pangsa pasar
jasa penyewaan kapal-kapal penunjang aktivitas offshore di lingkungan
Pertamina Group; (2) Strategi WO yaitu melakukan investasi peremajaan
kapal dan investasi pengadaan kapal pendukung kegiatan offshore jenis
lainnya untuk penambahan jumlah armada kapal milik; (3) Strategi ST yaitu mendapatkan alternatif sumber pendanaan selain yang berasal dari perbankan untuk membiayai investasi pengadaankapal baru maupun bekas; (4) Strategi
WT yaitu penerapan sistem administrasi yang terintegrasi. Berdasarkan
alternatif strategi tersebut, maka strategi bersaing generik Porter yang dapat digunakan PT. Pertamina Tongkang adalah strategi fokus kepemimpinan biaya.
(43)
Penelitian Putratama (2012) bertujuan untuk merumuskan strategi, hal ini sama dengan tujuan dari penelitian ini. Salah satu alat analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT yang juga digunakan pada penelitian ini.
(44)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Model Penelitian
Model konseptual yang sering juga disebut kerangka teoritis ialah sebuah model yang ditunjukkan dalam bentuk diagram yang memperlihatkan struktur dan sifat hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan temuan-temuan hasil rÞvßÞw artikel akan digunakan dalam menganalisis masalah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi dalam mencapai visi perusahaan, seperti terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Pada Tahun 2012 hingga Tahun 2014 visi Pertamina EP
menjadiWorld Class National Oil Company
Realisasi produksi minyak dan gas diFieldPangkalan Susu tidak
mencapai target
Analisis Internal Eksternal Matriks
Analisis SWOT
Analisis Faktor-Faktor Eksternal Analisis Faktor-Faktor
Internal
(45)
Permasalahan pada penelitian ini adalah menurunnya produksi minyak
dan gas di PT Pertamina EP à áâ ãäPangkalan Susu, sehingga visi Pertamina EP
sebagai åorã ä æãçss èçtáéêçã ëáã æé ìíçê î sulit tercapai. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk dapat mewujudkan visi perusahaan, dengan melakukan identifikasi faktor-faktor internal dan faktor eksternal. Setelah faktor-faktor tersebut diketahui maka dilakukan analisis Matriks IE dan Analisis SWOT yang menghasilkan berbagai alternatif strategi. Dari berbagai alternatif strategi, dipilih satu strategi utama melalui analisis Matriks QSPM.
3.2 Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan pada Gambar 3.1 dan untuk fokusnya penelitian yang dilakukan, perlu dijelaskan definisi dari masing-masing variabel.
a. Faktor Internal
1) Sumber Daya Manusia atau SDM yaitu berkaitan dengan potensi
SDM yang dimiliki PT Pertamina EP àáâ ã ä Pangkalan Susu dalam mengelolan berbagai sumber daya yang ada.
2) Pemasaran yakni proses penyusunan komunikasi terpadu yang
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
3) Organisasi adalah proses manajerial yang terdiri dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber
(46)
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4) Operasional adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses
produksi barang dan jasa.
5) Keuangan, merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja.
6) Sistem Informasi adalah Sistem Informasi merupakan sistem yang
mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.
b. Faktor Eksternal
1) Permintaan dan Penawaran. Faktor ini berkaitan dengan data-data
permintaan dan penawaran minyak dan gas yang dihasilkan PT Pertamina EP di Sumatera Utara melalui angka indeks energi.
2) Kebijakan Pemerintah. Pemerintah baik pusat maupun daerah
merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja,
dan konsumen utama organisasi. Faktor-faktor politik,
pemerintahan, dan hukum, karenanya, dapat mempresentasikan peluang atau ancaman baik bagi organisasi kecil maupun besar
3) Persaingan. Faktor ini berkaitan dengan perusahaan-perusahaan yang melaksanakan eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia, selain PT Pertamina EP.
(47)
4) Ekonomi. Faktor ekonomi berkaitan dengan kondisi ekonomi khususnya di wilayah propinsi Sumatera Utara sebagai lokasi PT Pertamina EP ï ðñòó Pangkalan Susu. Faktor ekonomi dikukur dari pertumbuhan ekonomi, inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan.
(48)
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di ôõ ö÷ øPangkalan Susu sebagai salah satu ôõ ö÷ø PT Pertamina EP yang terletak di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni hingga November 2013, dengan jadwal kegiatan seperti terlihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Geladikarya
4.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian tindakan ùúûtõon r
ösöú üû ýþ , yakni suatu penelitian yang dilakukan untuk mendapat temuan-temuan praktis atau untuk keperluan pengambilan keputusan operasional. Karena tujuannya untuk pengambilan keputusan operasional guna mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru (Sinulingga, 2012).
4.3 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang meliputi seluruh elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam
No Jenis Kegiatan Juni-Juli Agustus-Sept Oktober-Nop
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal 2 Kolokium
3 Pengumpulan dan Analisis 4 Penyusunan Geladikarya 5 Seminar Perusahaan 6 Perbaikan Pasca Seminar 7 Sidang Geladikarya
(49)
penelitian ini adalah terdiri dari pihak-pihak yang berkompeten memberikan
informasi mengenai potensi minyak dan gas diÿ Pangkalan Susu yakni :
1) Pangkalan Susuÿ r
2) Pangkalan Susu t ty urty ront sst r
3) Pangkalan Susurton sst r
4) Pangkalan Susutru n rsst r
5) Pangkalan Susutonrton sst t r
6) Pangkalan SusuReliability Availability Maintenance Assistant Manager
7) Pangkalan SusuLegal & Relation Assistant Manager
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Terdapat 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini :
b. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung melalui pertanyaan terbuka kepada 7 (tujuh) pihak yang berhak dan berwenang memberi
informasi mengenai potensi minyak dan gas PT Pertamina EP Field
Pangkalan Susu.
c. Data Sekunder melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan mempelajari data-data yang telah tersedia melalui bagian data dan informasi PT Pertamina EP dan sumber dari eksternal perusahaan.
4.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari ketujuh responden dari penelitian ini, diolah dengan 4 (empat) alat analisis data dalam bentuk matriks yakni :
(50)
b. Matriks EFExtr tor v ! "#$ % c. Matriks IE (Internal Eksternal)
d. Matriks SWOT
(51)
()(*
+ ),()- )./, /,0 1-/ 2)3 )).
45 627 89: 9;< 9=0 7: >7?bangan PT Pertamina EP
S@ ABCBD E@D FBD EGD BH GI B GD EJK LM G HG FBK EG EBCBH D@F@ M GN O@ H@ M GD L BP H@ D@M Q GLIBD UD EBD FRUDEBDFS GD TBIE BDUBK VJH GWXYZ ZLBP JD Z[[ \Y S@ Q B FBG I XDK @IJ@ DK G ]@D@M B] BD UU L@ MK @QJL N O@M LBH GDB Q @M BCGP Q@ DLJI H@ DAB EG OT O@ MLBH GD B^O@MK @ M X_ EBD H@C@]BK IBD] @M BDFBD E BD TBY O@MBD M@ FJC BL XM EGK @M BP IBD I@C@ HQB FB]@H@M GDL BPK@EBD FI BDO@M L B HGDBP BDTBH@ H@ FBD FK BLJ] @M BDK @ Q B FBG X]@ M BLXMH JM D GY
O @M BD M@FJCBLXM EG K @IL XM PJC J K @ C BDAJLD TB EG ABC BD IBD XC @P VB EBD O@ C B IK BD B `@FG BL BD UK BPB aJCJ S GDTB I EBD UBK V J HG ^ VOS b UcS_ T BDF E GQ@ DLJI ] B EB L BP JD Z[[ ZY S@ E BD FIBD ]@MBD M @FJC BL XM EG K @IL XM P GCGM E G A BC BD I BD XC@ P VB EBD O@DFBL JM aGC GMS GD TBI EBD U BK VJHG ^V O aSbUcS_TBDF E GQ @DLJI E JB L BP JD K @ L@ CBPDT B] BEB Z[[ dY e GK @ IL XMP JCJN O@ ML B H GDB H@ HQ@ DL JIK@AJHCBP BD B I ]@M JK BPB BD K@ QBFBG @DL GL BK Q GK D GK TBD F H@ M J] BIBD I@ ]BD ABD FBD LBDFBD E BCBH ]@DF@CXC BBD I@ FGBL BD @IK ]CXM BK G EBD @ IK] C XGL BK G HGDTB IN FBK N EBD ]BD BK QJH GN ]@ D F@ C XC BBD LM BDK ] XML BK G ] G] B H GFBK N ABK B ] @ HQ XM BD N EBD ]@D F@ C XCBBD ]XMLXfXCGX
EG K @IL XM P JC JY bD GH@MJ] B IBD gJA J E
GH] C@H@ DLBK G BHBDBL UU WXYZZ LBPJD Z[[ \ TBDF H@gBAGQ IBD OT O@MLBH GD B ^O@MK @ M X_ JDLJI H@ D EGM GIBD BDBI ] @MJK BP BBD FJDB H@DF@C XC B JK BP BPJC JDTB K@ Q B FB GIXDK@ I J@D K G ]@HGK BPBD JK BPB PJC JE@ D FBDP GCGMY
c L BK EBK BM GLJCBP OT O@ ML B H GDB hO EGE GM G IBD ]BEB \& S@]L @ HQ@ M Z[[iY S@ABCBDE@ D FBD ]@ HQ@ DLJ IBDOT O@MLBH GD B hO H BI B]B EB LBD FFBC \ 'S@ ]L@ HQ@M
(52)
lmm no pT pqr st uv wt x pqr y qr z{ s q|t } uq|t ~ytwt~ t w q wtwtstwtwtw z wsrt ~ qr t Stut xS{ qwtw t tw pq|t~ y t wt qvtstw Uy t }t | vwt ~ tw ty uv xp S{ t w qr |t~ y r s y qt ~ Sq squ qr lm mj tsty y q |r } Wv|t t } t yt pqrstut wt w vty tw v|vut }~ t w u q |t | v qrwtwtw tw qr | t~ Sqtv t w qytr v |t t} pT pqr stuv wt xpqry qr z{ s qr y q s v v y t }~t w u qwt v Wv|t t} qr t xW{ pT pqr st uv wt p pt t y tt s qr ytuttwo pT pqr stuv wt p t uq|t~ ytwt ~tw qwt wt st wt wt w S q wtw tt wpq |t ~yt wtqvtstwUy t }t |vwt ~t wty uvx p S{t w qr|t~y qt ~ Sq squ qrlmmn
pT pqrstuvwt p tt|t} qr y t }t t w t w u q wq |q wtrt ~tw ~qvtst w y t }t v y q~ s zr } | v t w uvwt ~ t w ty uv o u q|v sv q~y | zrt y v t w q~y | zvsty v v ytuv w v s o pT pqr st uvwt p t u q |t ~yt wt~tw ~ qvtstw y t}t qw w t w |t v wtw y qtrt |t wy w ut w svt ~|t wy w u qw ~ wv tw ~qvt st w yt}t stut St t s vwv svw~ts rz ~y v p qr st uv wt p t t|t } y q~ v str ljn ¡ ¢£ ¤ ¥ ws ~ uvwt ~ tw y q~v str m n¦ § ¨ © ª ¨ «¬«ª ®® ¯ °±¤ ¥ws ~ty
Wv|t t} qr t xW{ pT pqrst uvwt p y q| t y jk rv ~v|z uq sqr qry qv u qr t ~tw|v u t}twtrvy q t vtwqyt r Wv |tt}t yt p qr st u twtwvty pT pqr st uv wtxpqry qr z{pz|tq wq |z|ttwyt}t Wy q |t yv s v|t~ ~t wq wtw trt v z qrt y v~t w y q wv rv ²¨ ª ¨¥ tw ~ qrt y tut t|tu q ws ~ ~quv sr ttwo t~wv ¦ r zq~ q wqu t wt w uvt yo trqt wv svyt y v tw n l t r qt ~ z wsr t~ ~qr tytut ~ quv srttw s qr vrv t rv l~ z wsr t~ ³«´¨«µ © ©© ª¨ª°¨ª «ª xT¶{o l n~ z wsr t~ qr t St ut · qrty vxS· { ¸ v~ t v |v }tst rv r q wstw qzrt ¹ vwto pT
(53)
¼½¾ ¿À Á ÃÀÄ ¼Å½¾ ÆÇ ½¾ À ÈÂÉÀÁ ǾÊÂÈ½Ë Ì¾ ÌÉÍÂË À ÎÀ ÉÏ ÃÊ Æà ½È ÀÐÊÀ¾  SÀÅÀÃÑÈÀÁÇÀÂ Ò ½¾ÀÌÓ½Ô
W ËÀÎÀÉ Õ½¾ Ö À ×WÕØ ¼T ¼½¾ ¿ÀÁ ÃÀ Ä ¼ ¿½¾ ÅÀÑ ӽ ÊÀ ËÀ Á Ë ÁÀ ÀÈ È½¿Ô ٠ǽ¾ À È ӽËÂÁÀ À È È ½¿ ¿ ½¾ ÅÀÑ ӽ Ê ÀËÀÁ Ú» ÛÜ ÝÞ ßÐ ÎÀ Ó Ã RÀÿÀ ÌÐ ¼ÀÃÑ ÓÀË Àà SÌ ÈÌ Ð à¾  ÓÐ áÀÁÅÂÐ ÊÀà RÀÁ ÅÀ Ê Â â ã ãÝä Úм¾ÀÅÌÁ ÌË ÉÐ ¼ ½ÃÊ ÆÇ ÆÐ àÂÁÀÌ ÊÀ à åʽ¾À Ê Â âã ãÝä
æ
Ð SÌÅÀÃÑÐ áÀ ¿Â ÅÀ¾ÀÃÑ ÊÀà TÀ Á ÅÌ Ã Ê â ã ãÝä ºÐ ç½ ÇÌ Ê â ã ãÝä è
È ½¾ ¿À SÀÃÑÀ ¿ ¿ÀÐéÌà ÎÌÐTÀÃÖÌÃÑÐ SÀÃÑÀÈÀ ÃÑÀÐTÀ ¾À ÓÀ ÃÊÀüÀÇÌÀÊÂâ ã ãÝäêÔ
ë ÈÀ Á ÇÂÃÑ Ç½ ÃÑ½Ë ÆËÀ Àà W ËÀ ÎÀ É Õ½¾ÖÀ ×WÕØ ¿ ½¾È ½ÅÌ ¿ Ê À¿ÀÈÐ ÇÆËÀ Ç ½ÃÑÌÈÀÉÀÀà ÌÈÀ ÉÀ ÎÀÃÑ Ë ÀÂà À ÊÀ ËÀÉ Ê½ÃÑÀ à Á ÆÊ½Ë Ç½ ÃÑ½Ë ÆËÀÀà Á½ËÀ Ë ÌÂǾ ÆνÓì Ǿ ÆνÓÐ À à ¿À ¾À ËÀ  à ¼ÆÃÊÆÓ ÒÀ ÓÁ ̾ íÝîÝÞïðñÝòä óô ïõÝöä Ê áÀÍ À éÀ¾À¿Ð ¼À Ó Ì ÷ÀÖÀ Éë½ø½Ë Æ ÇÁ ½Ã ¿¼¾ ÆÖ½ù¿Ê SÌÁÀ¿½¾À S½ËÀ ¿ÀÃÐ áÀ ÍÀ úû ã íÝîÝÞïðñÝòä óô ï õÝöä Ê ÂáÀ ÍÀ T½ ÃÑÀÉÐÊÀ ÃÒÀ¿ÂÃÊ ÆÓ
úû ã
íÝîÝÞï ðñÝòäóô ïõÝöäÊ SÌËÀ Í ½È T½ÃÑÀÉÔ
5.2 Perkembangan PT Pertamina EPFieldPangkalan Susu
S½ÖÀÓ ü ý þ½ ž ÌÀ¾Â æ üüÿÐ ¼T ¼½¾¿ÀÁÂÃÀ Ä ¼ R½Ñ Æà SÌ ÁÀ¿½¾À ¿½ËÀ É ¿ ½¾Å½Ã ¿ÌÓ ÊÀà ÊÂÇ Á ÇÂà ÆË½É È½ ƾÀÃÑ Vice PresidentÐ S½ ¿ÎÆ ÓÆ ÒÂÈ ÁÀà ÎÀÃÑ Á ½ ÁÅÀÍÀÉÂÿ× ½ ÃÀÁØÀ¾½ÀÆǽ¾ÀÈÂÐÎÀ¿Ìå¾ ½À RÀ ÿÀ ÌÐå¾ ½À¼À ÃÑ ÓÀ ËÀà ÌÈ ÌÐå¾½À áÀÁ ÅÂÐ å¾ ½À ྠ ÓÐ å¾ ½À ¼¾ À ÅÌ ÁÌËÂÉÐ ÊÀÃ å¾ ½À ¼½ ÃÊ Æ ÇÆ ÎÀ ÃÑ ÁÀ È ÃÑìÁÀÈ ÃÑ Ê Â ÇÂÁÇ à ÆË½É ÒÀ ÃÀÖ½¾ å¾ ½À ×Ó½Á ÌÊ ÂÀÃ È ½ÅÌ¿ÀÃÃÎÀ ÊÂÑÀ à ¿Â Á½ÃÖÀ Ê Field
Manager), È ½¾ ¿À æ × Ê ÌÀØ Uÿ éÂ È ÃÂÈÐ ÎÀ  ¿Ì ¼T ¼½¾ ¿À Á ÃÀ Ä ¼ ×áÀÁÅÂ Ø ÊÀ à ¼T
¼½¾ ¿À ÁÂÃÀÄ ¼×à ÁÀÌØÊ Ç Á Ç ÃÆ˽ÉGeneral ManagerÔë½ ÃÑÀ ÃÀÊ À ÃÎÀ SÕë ¾ Ì¿ ¼T ¼ ½¾ ¿À Á ÃÀ ļÊÂÀ¿ÀÈÐÁÀÓÀȽùÀ ¾ÀÀ ÊÁ ÃÂÈ ¿¾À ÈÂëÙåë SÌ ÁÅÀÑÌ ¿¿½ËÀÉ Ê Â ÅÀ Ñ Á ½ÃÖÀ Ê æ ×Ê ÌÀØ FieldÐ ÎÀ  ¿ ÌField RÀ ÿÀÌ Ìà ¿ÌÓ Í ËÀÎÀ É ÀÃÑѾƽ å ù½É ëÀ¾ Ì È ÈÀ ËÀÁ ÊÀà Field ¼ÀÃÑÓÀ ËÀà SÌ È Ì Ìÿ ÌÓ Í ÂËÀÎÀÉ SÌ ÁÀ¿½¾À U¿À ¾À Ô ÒÀÈ ÃÑì
(54)
R S
S S
S ! "#$T $ ! "%& '(&)$* +, -.$&( /0& 1&( S234 567
89: ;<T = < S
>;? @ < S < :: < A ; < B < C < A < < A
(55)
WFGHIHJKL MNHOT O LMP HQFR HSOTU VW XO HR YK HGHRSZ [Z \ FO M] ^FR [ F SZQHP L MH UP HMH PL M_HPHP [LGZ H[[L KFP HM ED` aEEb cD dQabP L MQ H[Z K \ F\HG HQ RIH eFGHIHJ dHfZg HP LR hHR YKHP [ LGZ H [ i`jc c` kil bjc Q a [ F[ HRI H fL MH\H \ F dHfZ g HPLR m LGF SLM\ HRYb dH eH [ HR d]P H nFRNHF \HR d]PH o L\ HR` SL fH YH F [ HG HJ [HP Z G Hg HR YHR L K[gG]MH [ F \HR g M]\Z K[ F \ F eFG HIHJ ]gLMH [ F]R HG OT O L MPHQFR H S O p q qVr E [ L NH K PHR YYHG E o HMLP as Ej IHRY fL MK L\ Z\Z K HR \ F tHK HMP H b OT O LMPHQFRH S O TU VW X O HR YKHGHR SZ[Z QLQ gZ RIH F HR\FG IHRY fL[ H M \HGHQ Q LQ g L MP HJHR KHR KLfLMH\H HR OT O L MPHQFR HS O\F SZ Q HP L MH UP H MHbKJZ [Z [R IH\ HG HQJHGg LR YH\ HHRQ FRIH K\HRYH [ fZQF u eHGHZg ZR \L eH [H FRF g M]\Z K[ F QF YH[ P LGHJ QLR Z MZR H KF fHP vHKP ]M HG HQF K HM LRH[ L fH YFHRf L[ H MG H\HR YQFYH [PLGHJ fL MZ [ FHGHR NZP (wx y z{|U VW X}bP L MF[PFQLeH QLR YLR H FgLQH[Z KHRO~mf HYFO LQKHfhHR YKHP\HRSZQHPLMH UPHM HI HR Y_ Z KZg f L[ H MfH FK\ H MFO~mQ FYH [Q HZ gZRgHN HKOO\HROO`
5.3 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
VF[ F
RSOST~ as sl as si "Menjadi perusahaan minyak dan gas bumi
yang efektif dan efisien ".
REPETITA II (2009-2011): "Menjadi produsen migas nomor satu di
Indonesia".
REPETITA III (2012-2014): "Menjadi Pertamina EP Kelas Dunia.".
Misi :
Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
(56)
T T
¡ ¢£¤ ¥ ¦ ¡ § ¨ ¦© ¡ ¦ ª «¢ ¬
¨ « ª ¦ ¡ ¡ ¨ª ®®« «« ¨ § « ¡¤ ¨¦¨¡ ¡¯ ¡ ¡ ¦ ¦¨ ¦¡ «¬ ¤ ° ±² ³´ ³´ µ ¶¦¨ ©£¤ ·¨ ¬ ¦¨ ¡ ¡ «¦
¨ ¡ ¦ ª ¦¦« ¨ ¬ ¢ ¸¡ ¡ ª ¬ «¬ ¡ ¬ «¢ « ® ¤
° ¹´ º ³ § ¥£ ¤ ¨ ¨ ¬ « ¦¦
¡ ¦ ª ® ¨ ¦¨¦ ©¦ ¡ U·ª ¬« ¬«« ¬ «¡ ¤
» ¼³° ±½ ¾°¿» ¼ º À¦ ¡ ¨ «« £¤ ¦ ¡ ¨
¨ « ¨ «« ¬¦ ¬ ¨ ¬ ¨ ¨«« ¤
° ±± ½ ¿´ ¶¦¡ £¤ · § ¨ ¬ ¢ « ¦ ¡
¦ ¡ ª « ¬ ¨¡ ¬ ¡ ¨ ¡ ¨¯¨¡ ¨ ¬ ¡ ¡ « ¡ ¢¤
²Á ¨ £¤ ¥ ¦ ¦¢ ¨¨ ¨® «
¨ ¦© ¡ ¦ ¨ « ¡ ¡ ««ª ¬ ¦ ¬ «¨¡ ¨ « ¬« ¤
(1)
ÚÛÛ
N
Ü Ý ÞßàÜ áâÝÞß àÜáKu
ãä åæßç àe
áãÞè é Þàå ãg
êë ìíî ïðñ òó ïôí õ ôÛõÛðîôöîïð÷ë øí ôõë ïÛïðùî ÷ôë ÷Ûî ú÷î ûí ïïöî
ü
êó ÷ëïôÛ ýþ ÿ ÿ Û ï ó ïëôÛî öîïð õî ôÛû ôîïðî÷ ëôî ø îï
ë ìí õÛùëìó ìî
òó ïÛôÛë ùó ïóõÛí õî÷ëøî ÷îøîöî ïðôëõîùÛïõë õîÛù
ïî õî ï
ó õÛïîôÛúë øí ôî ûîîïõÛðî ôîôÛïðÛ ï ó ïëôÛî
òíøîïðï öîíùí ïðî ïúë õëøÛï ÷îûîìîõë ï ÷í ùøë ðí ìî ôÛ
úë øí ï î ïðíïîïðîï
êó ÷ëïôÛôí õí øõÛðî ôöî ïðôëõî ùÛïõëïí øíïî úîÛìî÷Ûîù
Ûùë ìó ìîëïðîïë ïî ø
ó ÷î ì
(2)
+,-,. /0 . 123 +,-,. /0 . 123 +,-,. /0 . 123 +,-,. /0 .123 +,-,. / 0.123 +,-,. /0 . 123 +,-,. /0 . 123 +,-,. /0 . 123
450 6 1. 0 78 9:;0 23<= < 16 1>1
>, <?= .= 27 1. 12 33 1
@ ABCDE FG BHB GDBGI FJ FKLFM BE F G
N0 2?=O.5 <-5P0 2- 172 17P5 65
QEALKE LARCD S SFM FTFD SUC V
< 16 1>1?,. =27 17 0 230.-= 7 0O
Q B GE CUIC D SCM WMFFDXYZ
TFD SHFB K
QEFDJ FATFD SE BD SSBLDE LKICA
M BDJ LD SFDEC A[FJ FIKC GCM FU F
E FD \
KC GC[FE FD
GCEBFIIC KCA] F
GCAE FM BD SKLD SFD
^ WDJBG BKC LFD S FDIC AG LF[FFD
GC U FKBDUCU HF BK
_C D SCM WMFFDG BGECUBD`WAU F GB
HC AGE FDJ FABDEC AD F GB WD FM
abc d e -= 65 <7 =?= 25P2;0<= 2f
gFI FBFGIC KVFGIC KJ FM FUIC DC
O0?02hic j kl bmnkdop qc dd c nqcr
s1= 6N. 1N0 >N1-=O1>0 2?=O0 252f
. 5 ><= 2t0O175 <5O< 130 7-0O5
u= 25O520 2060< 10P?,. = 27 1
< 130 7N1s1=6Nu0 23 >0 60 2857 5
ZF GB[EC AJ FIFEFMFEFEFLUC V
7 12;0 23-=65 <=v17 1=2
wrxx wrxx wrx w wrxx wrxx wrxx wrxx wrxx
y x rww y x rxz yry {
y x rx| } x rx| y x rx~
} x rx w y x rxy } x rx
wr~w
x rx} w x rx w x rxy w x rx} y x rxy } x rx } x rxy y x rx} wr|z
x rx} y x rx} y x rww } x rxz y x rx
z
~
x rx{ y x rww
y x rx|
} x ryy y
x rxy w x rx w x rxy w
x rx~ } x rx| y x r ww w y x rxz y x rx~
x rxz y x r wy
x rx
w
w x rx{
w x rx{
}
x r ww wr~w
x rx~ yrw
x rx~ } x rx{ } x rx| y x r w } x rww y x rx{ y x r wx
yr}
yr~ } x r w}
wr~w
} x rw} y x ryz y x r w~
y x rxz w x rx w y x rx
x r wy y x rx| } x rwx y x ryw } x r}w
x rxy y x rx y x rx w x rx} y x rx
wr~
x ryy } x r}w x ry x r wz x ryx }r|z
w
x rx} y x rx
x rw|
x rx w
x rx}
w x rx
x r wy x rw{
y
" w
y
}
x r}w } x rw} x rwy y x rw y x rxz x r w}
w
x rxz } x rx} y
y yry {
x rx
w
x rx{ y x rx| y
}
! , s0 >. ,Ofs0>.,O2. =O206
/0 . 0f/0 .0
(3)
³´µ´¶ ·¸ ¶¹º» ³´µ´ ¶ ·¸ ¶¹ º» ³´µ´ ¶ · ¸¶ ¹º» ³´µ´ ¶ ·¸¶ ¹º» ³´µ´ ¶ ·¸ ¶¹º» ³´µ´¶ ·¸ ¶¹ º» ³´µ´ ¶ ·¸ ¶¹ º» ³´µ´ ¶ · ¸¶ ¹º»
¼´º½¾¿ ½ ¹¿¹»¸ ½À ¸º»¶Á ¾ ½
¿ Á º¹º»Ã¸ ¶½Á¶¹¸Ä¶ ¸Å¾ ººÀ ¸Æ
Ç ÈÉÊËÌÍÎÏÐÑÒÓÐ Ô ÕÍÖËÕ ÈËÊ
ÌÍ ×Ø×ËÙÚ×ÌÍÛÌ× ËÙ×ÉÜÊÌ ×Ý
Þ¸ ºµÁß¾¿Þ¹ ÃÁߴ߸
¼´ºÞ¹½ ¹
Áô º´¿ ¹à¾¿ ¸ ¶Á¸
ᶸ ¸½Á¿¸Ã¹º¿Á ¿µ ¸¹ Ã
â´¿¹º¸½ ¹ÄÁ ¾ ½¸ Ÿ¸ º¿¹»¸½
¸ ½ ¹º»Þ¹ãºÞ´ ºÁ ½ ¹¸ Æ
¼¾Â ¸ º»º»À ¸
Þ¾ þ º»¸ º
ÄÁ ¿Á¹ º¶ ¸Å
Ç ÈÉÊËÌÍÌäÚäÝÚÍÙ×Ìå×Õ ×
¿¸½ ¸¿ÁºÞ¸ ¶¸ º»¸ øº½Á ¿ ¸ ù º
¿ Á º¾ ¾ º¸Ä ¸µ¹ß¸¶ ¹Þ¸ÃÞ¹ÃÁߴ߸
ÞÁº»¸ º
µÁº¸Â
æÆçç æÆçç æÆçç æÆçç æÆçç æÆçç æÆçç æÆçç
æ çÆçè è çÆçé æÆæê
æ çÆçë æ çÆçè æ çÆçè
çÆçë èÆêé
çÆçë è
é çÆçè æ çÆçè æ çÆçè
ìíîïðñ òó íôîïðñòó
çÆææ é çÆçõ
çÆçé é
é çÆéæ
é
è çÆæ ö è
÷´ ø¸ ö´ Âùø¸Ã¶´Âúý ¶Áº¸ß
û üý þÿñ òó ò ý ô îïðñòó
çÆçê è
è çÆ èõ èÆêé
íìîïðñ òó îñ îïðñ òó îïðñ òó ·¸¶ ¸ù·¸¶ ¸
¦ª© ¢°
æ çÆç
è çÆèé é çÆéé è çÆ èé è çÆ èê é çÆè è çÆæë
é çÆ èè è é çÆèê é çÆæ é çÆ èö èÆ æ
é çÆ èé
çÆéé ¢ ¢
æ çÆéæ é çÆèê è çÆ èæ
è çÆèæ é çÆèè é çÆé è é çÆèç é çÆéæ è çÆéæ é çÆ èõ èÆëõ
è çÆæé èÆêé
çÆæê è çÆæ è çÆæé é çÆæê è çÆææ
é çÆæê é çÆçê é
¹
(4)
ISRS 7
DUPONT
Descriptions
World Class - Extreme
Openness, Trust, World Class performance
World class – Excellence
Team ownership, continuous improvement
Skills
Systems used effectively
Awareness
Good System – mostly implemented
Fundamental
Basic system
ISRS7 TARGET
(5)
!"# $ %&
'(' )* +, +- )./ +).. '
(6)
89 :9 ; < = > ? @ A 89 :9 ; < = > ? @ B C
L
DEF DG HIJK
CLC MNG KOH DEPFQERND H STU SST STU
CL V W OERH SXU STU SXU
CL Y M ORJZ [ SU\ S] \ SU\
CL^ _`G E `Da[ ]b]
CLc _`E d DIORF DGePaE aD f DP`
]] U
CLg hNHJPD HHMGOZDH H DH ] UU ]] T ] UU
CL i hNHJPD HHjJ Hd H ]]b
CL k lZZ ONP`EmJRJ `J D H ] Xn ]b] ] Xn
CL o pEPE aD f DP`qOffJ `f DP` U]b TUb U]b
V
MREPPJPaEPFlF fJPJ H `G E `JOP
VLC hNHJPD HHM REPPJPa rTb TU\ rTb
VL V
Work
MREPPJPaEPFqOP`GOR ]bU Xn ]bU VL YlZ`JOPsGEZdJPa ] Tr
VL^ pEPE aD f DP`_[H`D ft OZ NfDP`E `JOP SUu S] T SUu
VLc jDZ OGF H ] ur nb ] ur
Y jJHdevERNE `JOP
YLC wDER`IwExEGFyF DP`JzJZE `JOPEPFevERNE `JOP ] \T STX ] \T
YL V
_EzD `[wExEG FyF DP`JzJZE `JOPEPFevERNE `JOP
] nu SrS
] nu
YL Y _DZNG J `[wExEGFyF DP`JzJZE `JOPEPFevERNE `JOP T] S S
YL^ ePvJGOPf DP`ERwExEG FyF DP`JzJZE `JOPEPFevERNE `JOP r\b ]b] rnT
YLc qOH`Nf DGe{K DZ`E `JOPHyFDP`JzJZE `JOPEPFevERNE `JOP Sbu S]b TTu
YLg MGOZDH HjJ H dJF DP`JzJZE`JOPEPFevERNE `JOP
^ wNfEPjDHONGZD H
^LC wNfEPjDHONGZD H_[H `D f rrr TT] rrr
^L V jDZGNJ `f DP` SbT Sub SbT
^L Y pEPE aJPayPFJvJFNERMDGz OG fEPZD
] ST Sr\
] ST
^L^ jDZ OaPJ `JOPEPFtJ HZJKRJPD STU bn STU
^Lc
L
DEvJPa`I D|GaEPJ HE `JOPnX U] S
^Lg pEPE aD f DP`Oz|GaEPJ HE `JOPERqIEPaD
c qOfKRJEPZDlHHNGEPZD
cLC jDaN RE `JOPH
] n\ ] uu ] n\
cL V e{`DGPERlN`IOG J HE `JOPH`O|K DG E `D SXU S] U SXU
cL Y yPFNH `G[q OF D HEPF_`EPFEG F H Snr Xu Sbu
cL^ jDKOG`JPa`OlN`IOG J `J DH Suu br Suu
cLc yPz OGfE `JOP_DZ NGJ `[ ] ST S
cLg MGOFNZ`_`D}EG F HIJK
cL i qOfKRJEPZDlHH DH H fDP` ] Tn S
g MGO~ DZ`pEPE aD f DP`
gLC MGO~ DZ`qOOGFJPE `JOP
SUu SuU SUu
gL V MGO~ DZ`MREPPJPa rnr T]b rnr
gL Y MGO~ DZ`e{DZN`JOP
] UU S\U ] UU
gL^ MGO~ DZ`qOP`GOR ]]] Sr] ]]]
gLc MGO~ DZ`qROHD|N` S] T Sub S] T
i
sG EJPJPaEPFq OfK D `DPZD
iLC sG EJPJPa_[H `Df Sub r] Sub
iL V sG JEPJPa D DF HlPER[HJ H Srn
iL Y yPH `GNZ`OGNERJzJZE `JOP rU
iL^ tDRJvDG[Ozs GEJPJPa \uu ] \n \uu
iLc
L
DEF DG HIJK|G J DP`E `JOP y PFNZ`JOP
S] T S
iLg WDPDG ER|G J DP`E `JOPy PFNZ`JOP S\b SrS S\b
iL i Om|G J DP`E `JOPy PFNZ`JOP S\U T S\U
iL k sG EJPJPa_[`D f HevERNE `JOP
k qOf fNPJZE `JOPEPFMGOfO`JOP
kLC qOf fNPJZE `JOP_[H `Df ] Su S]b ] Su
kL V pD D `JPaqOOG FJPE `JOP SU\ Xu SU\ S
kL Y pEPE aD f DP`pD D `JPaH STU XX STU
kL^ WGONKpD D `JPaH TU\ S]] TU\
kLc OJP`qOf fJ ``DDqONPZJR Sbu rn Sbu
kLg qOEZIJPa
Snn
kL i jDZ OaPJ `JOP ] Xn
kL k
MGOfO`JOPqE fKEJ aPH
TS\
kL o l}E[zGOfOGdyPz OGfE `JOP
o jJHdqOP`GOR
oLC wDER`IwExEGFq OP`GOR rUu
TuU rUu
oL V _EzD `[wExEG FqOP`GOR Tuu SXu Tuu
oL Y _DZNG J `[wExEGFq OP`GOR
oL^ ePvJGOPf DP`ERwExEG FqOP`GOR
] UU SUu ] UU
oLc
Q
NERJ `[qOP`GOROzpE `DG JERHEPFMGOFNZ`H oLg MGOZDH HqOP`GOREPF|K DG E `JPaMGOZDFNG D HU]]
oL i jNRDH TXX
oL k
Work
MDG fJ `H ] U] SUU ] U] oL oW
EGPJPa_J aPHEPFO`JZD H
S] u ru
S] u
oLC MDGHOPERMGO`DZ`JvDeNJK f DP` r] u ]rr r] u
C lH H D`pEPE aD fDP`
C LC pEJP`DPEPZDMGOaGE f f D rUT
C L V pEJP`DPEPZDMREPPJPaEPF_ZI DFN RRJPa ] \r ] SU ] \r
C L Y e{DZ N`JOP
Oz
pEJP`DPEPZD
]] U Sbu
]] U
C L^ pEJP`DPEPZDjDvJ D} SbT
C Lc WDPDG ERqOPFJ `JOPHyPHK DZ`JOPH T] S Sru T] S
C Lg MI[HJZERqOPFJ `JOPHsONG
XX \\ XX
C L i _K DZJ EReNJK f DP`y PHK DZ`JOPH \U T\ \U
C L k MG DHDeNJK f DP`yPHK DZ`JOPH nb
S
C L o ePaJPD DGJPaqIEPaDpEPE aDf DP` TTX SSr TTX
C LC yPHK DZ`JOPpDE HNGJPaEPFs D H `eNJK f DP` nb \T nb
C LCC lZNJ HJ `JOPEPF_ERD
CC qOP`GEZ`OGpEPE aD f DP`EPFMNGZIE HJPa
CCLC qOP`GEZ`OG_NKKRJ DG_DRDZ`JOP rT] TX\ rT]
CCL V qOP`GEZ`OG|K DG E `JOPH r\U TuT r\U
CCL Y qOP`GEZ`OG_NKKRJ DGlHHNGEPZD T\U
CCL^ _NKKR[qIEJPEPFMNGZIE HJPa r\n
TU] r\n
CCLc
Log
istics
CV ef DG aDPZ [MGDKEGDFPDH H
CVLC e fDGaDPZ[ DDF HlH HD H Hf DP`
S] \
CVL V _J `De f DGaDPZ[M REP TXT Sn] TXT
CVL Y
|zz
_J `Def DG aDPZ [MREP ]]b
S
CVL^ qGJ HJ HMREP STb
CVLc hNHJPD HHqOP`JPNJ `[MREP
CVLg e fDGaDPZ[MREPjDvJD}H
\u ]r
\u S
CVL i e fDGaDPZ[qOffNPJZE `JOPH ST] X] ST]
CVL k e fDGaDPZ[MGO`DZ`JOP_[`D f H
CVL o ePDGa[q OP`GORH SUu Tb SUu
CVLC e fDGaDPZ[s DE f H S] u \r S] u
CVLCC tG JRRHEPFe{DGZJ H DH STU T\ STU
CVLCV JG H `lJF Xu rU Xu
CVLCY pDFJZER_NKKOG` nU
CVLC^ |GaEPJHDFEPF|N`HJF DwDRKEPFpN`NERlJF n\ S
CY
L
DEGPJPazGOfevDP` HCYLC
L
DEGPJPazGOfevDP`H_[H `D f Uun TTn UunCYL V
L
DEGPJPazGOf_NZZD HH X\ \uCYL Y MEG`JZJKE `JOPJPyPvDH `J aE `JOPH
S\U
CYL^
N
DEGpJ HHEPF_NmH`EPFEG FqOPFJ `JOPH S] u SuU S] uCYLc qOfKREJP`HpEPE aDf DP` \T \T \T
CYLg evDP`lPP ONPZD f DP`H
CYL i l}E[zGOfOGdlZ ZJF DP`H
CYL k lZ`JOP
ORRO}
K S\b
SSS S\b
CYL o
L
ejDKOG `JPaQDGJzJZE `JOP rbCYLC evDP`lPER[HJ H rrn ] nu rrn
CYLCC yfKGOvD f DP`s DE f H
C^ jJHdpOPJ `OG JPa
C^LC wDER`IwExEGFpOPJ `OGJPa ] Su Sun ] Su
C^L V _EzD `[wExEG Fp OPJ `OGJPa S\U bu S\U
C^L Y _DZNG J `[wExEGFpOPJ `OGJPa
C^L^ ePvJGOPf DP`ERwExEG FpOPJ `OG JPa Sbu
SSU Sbu
C^Lc qOH`Nf DG_E `J HzEZ`JOP S] u n] STU
C^Lg ezzDZ`JvDPD H HOzpOPJ `OG JPa
C^L i MDGZDK `JOP_NGvD[H
S\U S] S\U
C^L k h DIEvJONGER|mHDGvE `JOP TSb Sn\ TSb
C^L o sE H d|mHDGvE `JOPH
C^LC lNFJ`H ] U] ] un ] U]
Cc jD HN R`HEPFjDvJ D}
CcLC hNHJPD HHjDHN R`H
TnU ] Xr
TnU
CcL V pEPE aD f DP`QJ D} TbS ]rS TbS
CcL Y jDKOG`JPa`O_`E dDIORF DG H XrU
NfREIsO`ERMGOHD H[EPaFJE fmJR
100
10
_Nm MGOZDH H
_Nm MGOZDH H
_Nm MGOZDH H ]uSr
007 ¡ ¢
FIELD
¢£¤ 0 ¢ ¥ ¥Process and SubProcess
¦§¨ ©§ª