HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PEMBENTUKAN SEKOLAH
EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN LABUHAN RATU
BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

CITRA PUSPITA SARI

Masalah pada penelitian ini terdapat beberapa sekolah yang belum menjadi
sekolah efektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan budaya sekolah dan
pembentukan sekolah efektif di Sekolah Dasar. Jenis penelitian ini deskriptif
kuantitatif, ditinjau dari tingkat eksplanasi termasuk pendekatan asosiatif.
Populasi penelitian ini adalah 9 SD Negeri sebanyak 169 guru. Sampel yang
digunakan 4 SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung sebanyak 75
guru dengan teknik pengambilan sampel yaitu cluster sampling dan simple
random sampling. Data yang diambil untuk kedua variabel menggunakan angket.
Teknik analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
hubungan yang positif antara budaya sekolah dan pembentukan sekolah efektif
ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,788 dengan nilai t hitung sebesar

5,269.

Kata kunci: budaya sekolah, sekolah efektif, sekolah dasar

ABSTRACT
THE CORRELATION OF SCHOOL CULTURE AND THE
ESTABLISHMENT OF EFFECTIVE SCHOOL IN ELEMENTARY
SCHOOL ENTIRE SUBDISTRICT LABUHAN RATU BANDAR
LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2014/2015

By
CITRA PUSPITA SARI

The problem of this research is some schools not be effective school. This
research aims to find out the correlation between school culture and the
establishment of effective school in elementary school. The type of this research
was descriptive quantitative, reviewed from empirical research step included in
the research using associative approach. The population of this research were the
9 state-owned elementary school with 169 teachers. The samples used in this
research were 4 state-owned elementary school at Labuhan Ratu Bandar

Lampung with 75 teachers. Sample interpretation techniques were cluster
sampling and simple random sampling. The data was took for two variables using
questionnaire. Data analysis technique was used is t-test. The result of this
research showed there were the positive correlation between school culture and
the establishment of effective school that showed by 0.788 coeffisien correlation
with 0.788 the score of t count.
Keywords: school culture, effective school, elementary school

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DENGAN PEMBENTUKAN
SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN
LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh
CITRA PUSPITA SARI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Poncowarno, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung
Tengah, pada tanggal 10 Agustus 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara,
dari Bapak Supriyanto dan Ibu Dwi Astuti. Adik laki-laki bernama Rahmat
Firdaus.
Pendidikan formal penulis diawali di TK Xaverius Dipasena pada tahun 19971998, SD Xaverius Dipasena 1998-2004, kemudian di SMP Negeri 3 Rawajitu
Selatan pada tahun 2004-2007, dan dilanjutkan di SMA Negeri 1 Kalirejo pada
tahun 2007-2010. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan Diploma 1 Jurusan
Komputer Akuntansi di LPP Master Komputer pada tahun 2010-2011.
Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Penulis pernah

menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (Himajip) FKIP
Unila 2012/2013.
Tahun 2014 di semester 7 penulis mengikuti Program Pengalaman Lapangan
(PPL) yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan
Terintegrasi di SD Negeri 1 Baturaja Kecamatan Pesisir Utara Kabupaten Pesisir
Barat.

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk segala
nikmat yang telah diberikan Rabb sang pencipta alam semesta, sehingga dengan
ridho-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Tulisan ini kupersembahkan teruntuk:
Bapak, Ibu,
Perjuangan kalian,
Menjadi energi yang selalu membangkitkan semangat saya,

Dikala putus asa datang menghampiri
Saudara-saudara tercinta,
Dukungan yang tiada henti padaku.
Almamater tercinta Universitas Lampung,
Tempatku menimba ilmu dan belajar tentang kehidupan.

MOTO

Don’t put till tommorow what you can do today – Jangan tunggu sampai esok apa
yang bisa kamu lakukan hari ini

Tanpa sebuah budaya, idealisme manusia akan hilang
(Hitam-Putih)

Alam memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang keindahan melalui
indahnya pelangi dengan warna yang beraneka ragam. Jadikan perbedaan sebagai
keindahan bukan sebagai perdebatan

Semakin banyak kita bersyukur, semakin banyak kebahagiaan yang akan kita
dapatkan

(Citra Puspita Sari)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan cinta kasih-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul : “Hubungan Budaya Sekolah dengan Pembentukan Sekolah Efektif di
Sekolah Dasar se-Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Ajaran
2014/2015”. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah pada Rasullulah
Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih pun tak lupa penulis haturkan kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng Prayitna Harianto, M. S., selaku rektor Unila.

2.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.


3.

Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Unila dan selaku pembimbing II yang telah memberikan motivasi, bimbingan,
saran, dan kritik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4.

Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung.

5.

Bapak Dr. Riswandi, M. Pd., selaku Pembimbing I atas kesediaannya
memberikan bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik baik
selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6.

Ibu Dr. Lilik Sabdaningtyas, M. Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

saran dan kritik kepada penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

x

7.

Bapak, Ibu Dosen dan Staff PGSD yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan, motivasi, dan pandangan hidup yang baik kepada penulis.

8.

Ibu Dra. Hj. Megawati selaku Kepala SDN 1 Kampung, Ibu Ratna Aini, M.
Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Kampung Baru, Bapak Ersati Mukhtar, A.
Ma. Pd selaku Kepala Sekolah SDN 3 Kampung Baru, dan Ibu Yulastri
Andawani, M. Pd selaku Kepala Sekolah SDN 1 Sepang Jaya yang telah
memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9.

Bapak dan Ibu tercinta, Pakde Makmun, Bude Upi, Pakde Gun, Dek Daus,

Mbak Retno, dan keluarga besar serta teman-teman di asrama green-house
yang selalu mendoakan dan selalu memberikan dukungan moril dan materil.

10. Teman-temanku di PGSD Kampus ’11, khususnya Iin, Eilin, Vrisca dan
teman-teman KKN-PPL Baturaja: Sira, Nora, Debi, Aini, Azzumar, Bagas,
Mb Ros, Deni, Heni atas dukungan, doa, dan semangat yang diberikan.
11. Kakak dan Adik tingkat di PGSD Kampus dan PGSD Metro dari angkatan
2010-2014 semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan rujukan penelitian,
dan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Saran dan masukan dari
pembaca menjadi permintaan penulis untuk karya yang lebih baik.

Bandar Lampung, April 2015
Penulis,

Citra Puspita Sari

xi


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
I.

PENDAHULUAN .....................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

1


Latar Belakang .....................................................................................
Identifikasi Masalah ............................................................................
Pembatasan Masalah ............................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian ..................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................

1
8
9
9
9
10
11

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................

12

A. Sekolah Efektif ...................................................................................
1. Pengertian Sekolah Efektif ..............................................................
2. Kriteria Sekolah Efektif ...................................................................
B. Budaya Sekolah ..................................................................................
1. Pengertian Budaya Sekolah ............................................................
2. Tujuan Pengembangan Budaya Sekolah .........................................
3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Budaya Sekolah ............................
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................
D. Kerangka Pikir ....................................................................................
E. Hipotesis Penelitian ............................................................................

12
12
16
19
19
23
24
27
29
30

III. METODE PENELITIAN ...........................................................................

31

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Jenis Penelitian ....................................................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Variabel Penelitian ..............................................................................
Definisi Konseptual Variabel ..............................................................
Definisi Operasional Variabel .............................................................
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
Uji Instrumen Penelitian ......................................................................
Teknik Analisis Data ...........................................................................
xii

31
31
35
35
36
41
41
48

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................
A.
B.
C.
D.
E.
F.

53

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................
Deskripsi Data ......................................................................................
Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................
Uji Hipotesis Statistik ..........................................................................
Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................
Keterbatasan Penelitian ........................................................................

53
61
68
70
73
75

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................

76

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

76
77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

78

LAMPIRAN ......................................................................................................

80

xiii

xv

DAFTAR TABEL

Tabel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Halaman

Ciri-Ciri Sekolah Efektif ............................................................................
Keadaan Guru di Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung ..................
Klasifikasi Sekolah di SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu ....................
Keadaan Guru Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung ......................
Daftar Pembobotan Budaya Sekolah .........................................................
Daftar Pembobotan Sekolah Efektif ..........................................................
Uji Validitas Instrumen Variabel X ...........................................................
Uji Validitas Instrumen Variabel Y ...........................................................
Daftar Interpretasi Koefisien .....................................................................
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ...............................................................
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ...............................................................
Daftar Interpretasi Koefisien .....................................................................
Jumlah Guru SD Negeri 1 Kampung Baru ................................................
Jumlah Guru SD Negeri 2 Kampung Baru ................................................
Jumlah Guru SD Negeri 3 Kampung Baru ................................................
Jumlah Guru SD Negeri 1 Sepang Jaya .....................................................
Distribusi Skor Budaya Sekolah ................................................................
Kategori Budaya Sekolah (X) ....................................................................
Distribusi Skor Sekolah Efektif .................................................................
Kategori Sekolah Efektif (Y) .....................................................................
Hasil Uji Normalitas ..................................................................................
Hasil Uji Homogenitas ...............................................................................
Koefisien Korelasi .....................................................................................
Uji t ............................................................................................................
Rangkuman Hasil Pengujian ......................................................................

17
32
33
34
38
40
43
44
46
47
47
51
55
57
59
61
63
64
65
66
68
69
70
71
72

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................
Uji Coba Angket Penelitian ........................................................
Angket Penelitian .......................................................................
Rubrik Penilaian Instrumen Angket ...........................................
Hasil Uji Coba Instrumen ...........................................................
Hasil Uji Validitas ......................................................................
Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................
Tabulasi Data Induk Instrumen ..................................................
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel X ....................................
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Y ....................................
Hasil Uji Normalitas ...................................................................
Hasil Uji Homogenitas ...............................................................
Hasil Uji t ....................................................................................
Hasil Uji Hipotesis .....................................................................
Foto Penelitian ............................................................................

81
84
90
94
95
98
100
101
108
110
112
112
112
113
114

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.

Halaman

Hubungan Antar Variabel Penelitian .........................................................

30

1

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Hal tersebut sesuai dengan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang termuat dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 sebagai berikut:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.”

Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut akan tercapai dengan baik jika
didukung oleh pelaksanaan sistem pendidikan yang baik pula sehingga
pendidikan tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya lembaga atau
organisasi yang dapat mewadahi dan meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam hal ini, sekolah merupakan satuan pendidikan berbentuk lembaga
yang dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan.
Sekolah juga merupakan lembaga sosial yang menyediakan layanan
pembelajaran bagi peserta didik.

2

Meningkatkan mutu pendidikan salah satunya dengan cara menerapkan nilai
norma yang positif di sekolah sehingga dapat mencetak generasi bangsa yang
mempunyai karakter baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Menurut
Soekanto (Komariah dan Triatna, 2010: 97) budaya adalah sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perikelakuan yang normatif yang mencakup polapola berpikir, merasakan, dan bertindak. Budaya sekolah tidak hanya
ditekankan kepada siswa saja, namun kepada masyarakat sekolah termasuk
tenaga pendidik maupun kepala sekolah serta stakeholder lainnya. Hal ini
diharapkan agar kurikulum 2013 dapat tercapai dengan baik sesuai dengan
tingkat pencapaian ranah afektif sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan
tujuan pendidikan sehingga dapat membentuk sekolah yang efektif. Oleh
karena itu, budaya sekolah diharapkan dapat menjadi ujung tombak
keberhasilan dari proses pendidikan untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.

Mewujudkan budaya yang positif di sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan diperlukan adanya peran aktif dari para komponen sekolah.
Kepala sekolah, guru, staf sekolah, dan semua warga sekolah harus ikut andil
dalam melaksanakan budaya positif tersebut. Disinilah peran komponen
sekolah, khususnya guru di sekolah untuk dapat mencetak para siswa agar
mempunyai nilai karakter yang baik. Mengingat pentingnya peran guru agar
dapat menjadi contoh teladan yang baik bagi para siswa serta pentingnya
kultur yang ada di sekolah turut menjadi salah satu faktor penentu dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) karena peran guru juga
menjadi faktor penentu dalam keberhasilan peserta didik. Menurut Kunandar

3

(2010: 37), guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut
untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Menurut
Sulthon (2009: 5) tinggi rendahnya kualitas pendidikan di sekolah sebagian
besar ditentukan oleh tingkat pelibatan guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah.

Meningkatkan mutu pendidikan juga harus diikuti dengan peran sekolah yang
dapat menunjang kualitas peserta didik. Sekolah yang dapat menunjang
kualitas peserta didik, menjadikan kultur sebagai landasan yang kuat dalam
proses pendidikan yang dapat menunjukkan standar tinggi pada prestasi
akademis dan non akademis tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun
status sosial-ekonomi maka sekolah tersebut dapat dikatakan sekolah yang
efektif.

Menurut Komariah dan Triatna (2008: 36) sekolah efektif adalah sekolah
yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian
output pendidikan, yaitu prestasi sekolah, terutama prestasi siswa yang
ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa komptensi yang
dipersyaratkan di dalam belajar. Artinya sekolah merupakan sistem yang
saling berkaitan satu sama lain karena hasil yang ingin dicapai dilihat dari
input, proses, output, dan outcome. Selanjutnya Komariah dan Triatna, (2010:
38-39):
“Karakteristik sekolah efektif antara lain tujuan sekolah dinyatakan
secara jelas dan spesifik, pelaksanaan kepemimpinan pendidikan yang

4

kuat oleh kepala sekolah, ekspektasi guru dan staf tinggi, ada kerjasama
kemitraan antara sekolah, orangtua, dan masyarakat, adanya iklim yang
positif dan kondusif bagi siswa untuk belajar, kemajuan siswa sering
dimonitor, menekankan kepada keberhasilan siswa dalam mencapai
keterampilan aktivitas yang esensial, komitmen yang tinggi dari SDM
sekolah terhadap program pendidikan”.

Mengingat pentingnya peran sekolah bagi siswa dan mewujudkan sekolah
menjadi sekolah yang efektif, sangat tidak mudah jika diwujudkan oleh
beberapa orang saja. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama yang baik dari
semua warga sekolah untuk dapat mewujudkan program pendidikan di
sekolah tersebut yang tertulis pada visi dan misi sekolah.

Menurut Rohiat (2010: 21) sekolah efektif yakni sekolah yang dapat
menunjukkan kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara
maksimal baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis,
fungsi budaya, dan fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah
memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi
sehingga dapat hidup sejahtera. Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah
sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat.
Fungsi

politis sekolah adalah sebagai

wahana untuk memperoleh

pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Fungsi budaya
adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya.
Sedangkan fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses
pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa. Di antara kelima faktor
tersebut, faktor budaya merupakan komponen yang paling erat kaitannya

5

dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh warga sekolah. Oleh sebab
itu, peneliti akan memfokuskan pada faktor budaya di sekolah.

Hakekatnya, di sekolah harus terjadi suatu kondisi di mana peserta didik
mempunyai rasa cinta untuk belajar dan untuk meningkatkan prestasi
akademis sehingga dapat dikatakan sebagai sekolah yang efektif. Sekolah
efektif memperlihatkan corak organisasinya sebagai learning organization.
Organisasi yang betul-betul efektif adalah organisasi yang mampu
menciptakan suasana kerja di mana para pekerja tidak hanya melaksanakan
tugas yang telah dibebankan kepadanya, tapi juga membuat suasana supaya
pekerja lebih bertanggungjawab, bertindak secara kreatif demi meningkatan
mutu sekolah demi mencapai tujuan pendidikan. Hal serupa juga harus
dimiliki oleh sekolah, dimana sekolah harus mempunyai suasana atau kondisi
yang dapat menunjang warga sekolahnya untuk bekerja lebih optimal.

Peneliti melakukan wawancara dengan pengawas SD di UPTD Kecamatan
Labuhan Ratu Bandar Lampung yakni Ibu Junaini pada tanggal 20 April 2015
dan diperoleh informasi bahwa masih terdapat beberapa kepala sekolah di SD
Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung yang belum dapat
memaksimalkan kepemimpinannya terbukti dengan kurang terjalinnya
komunikasi yang baik antara kepala sekolah dengan guru karena seharusnya
kepala sekolah harus dapat mengayomi semua warga sekolah, bertindak
sebagai pemimpin, teman, maupun rekan kerja. Masih terdapat beberapa guru
yang lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai pengajar dengan sering
meninggalkan kelas pada jam mengajar. Selanjutnya dari sisi budaya di

6

sekolah, walaupun terpampang 10 budaya malu pada tiap sekolah tapi masih
belum terlaksana dengan baik. Selalu ada kelalaian tanggung jawab untuk tiap
sekolah baik dari kepala sekolah, guru, siswa, maupun staff sekolah. Sering
ditemui oleh pengawas guru yang melakukan absen borongan ketika
pengawas melakukan survei sehingga guru tidak memantau dengan baik
kehadiran siswa untuk setiap harinya.

Peneliti juga melakukan observasi awal di SD Negeri 1 Kampung Baru, SD
Negeri 2 Kampung Baru, SD Negeri 3 Kampung Baru, dan SD Negeri 1
Sepang Jaya Jaya pada tanggal 9 Januari sampai tanggal 15 Januari 2015.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan beberapa guru di

SD Negeri Kecamatan Labuhan Ratu Bandar

Lampung diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa guru yang sering
berhalangan hadir ke sekolah untuk melaksanakan kewajibannya. Hal ini juga
dapat berdampak pada pembelajaran siswa karena guru yang seharusnya
mengajar di kelas tersebut harus digantikan oleh guru pengganti, masih
banyaknya siswa yang kurang dalam hal sopan santun ketika meminta ijin
untuk keluar kelas.

Selain itu, hasil pengamatan peneliti selama berada di Sekolah Dasar
Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung, sekolah-sekolah tersebut sudah
memajang tentang tata tertib sekolah, jadwal piket untuk setiap kelas, dan
poster berupa tulisan tentang budaya di sekolah. Semuanya sudah
ditempelkan di dinding sekolah dan dapat dilihat oleh semua warga sekolah,

7

namun masih banyak warga sekolah yang kurang memahami akan peraturan
sekolah tersebut. Terdapat beberapa siswa yang membuang sampah tidak
pada tempatnya, beberapa siswa masih berada di kantin ketika bel masuk
sudah berbunyi, atau beberapa guru yang tidak tepat waktu masuk ke kelas
padahal bel masuk telah berbunyi. Jika kebiasaan seperti ini selalu dilakukan
secara berulang-ulang, maka akan membawa dampak yang negatif bagi warga
sekolah dan sekolah itu sendiri. Belum lengkapnya sarana dan prasarana pada
beberapa sekolah sebagai faktor penunjang pembelajaran, belum terwujudnya
hasil yang dicapai dengan harapan sekolah terhadap hasil belajar siswa,
kurangnya komunikasi antar warga sekolah, serta belum dilaksanakan secara
maksimal nilai budaya sekolah sebagai acuan dalam berinteraksi di sekolah.
Pelaksanaan budaya sekolah sebagai kultur yang seharusnya diterapkan pada
tiap sekolah untuk membentuk sekolah menjadi efektif belum dilakukan
secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Berdasarkan karakteristik sekolah efektif, beberapa SD Negeri Kecamatan
Labuhan Ratu Bandar Lampung belum dapat dikatakan sebagai sekolah
efektif. Hal ini terlihat dari pelaksanaan kepemimpinan yang kurang berjalan
dengan baik, harapan yang belum sesuai dengan kenyataan terkait dengan
hasil belajar siswa, komunikasi yang kurang terjalin dengan baik antar warga
sekolah. Hal ini diakibatkan karena kurangnya kesadaran dari berbagai pihak
warga di sekolah. Sebenarnya membentuk sekolah untuk mempunyai kriteria
menjadi sekolah efektif salah satunya adalah dengan adanya perubahan
kearah positif dan pelaksanaan nilai-nilai serta kebiasaan baik di sekolah yang

8

diterapkan oleh semua warga sekolah, baik dari tenaga pendidik atau guru,
siswa, dan kepala sekolah. Selain itu, guru yang seharusnya dapat menjadi
contoh teladan bagi siswa kurang mampu menggunakan strategi dalam
melaksanakan budaya positif sebagai kultur sekolah. Hal ini akan berdampak
pada siswa dalam melaksanakan tata tertib yang sudah dibuat oleh sekolah.
Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi dan kesadaran dari semua warga
sekolah untuk bersama-sama mewujudkan budaya positif sebagai kebiasaan
baik yang dilakukan secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian permasalahan dari latar belakang tersebut, maka peneliti
akan mengkaji tentang hubungan budaya sekolah dengan pembentukan
sekolah efektif. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Budaya Sekolah dengan Pembentukan Sekolah Efektif
di Sekolah Dasar se-Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang terkait
dengan kinerja guru dalam pembentukan sekolah efektif adalah:
1.

Kurangnya komitmen dari semua warga sekolah terhadap program
sekolah terkait pelaksanaan nilai-nilai sekolah yang sudah disepakati
untuk mencapai sekolah yang efektif.

2.

Belum terbentuknya iklim sekolah yang positif untuk membentuk
sekolah menjadi kondusif dan efektif.

9

3.

Sebagian guru belum memahami kewajibannya sebagai pendidik karena
seringnya meninggalkan kewajiban demi kepentingan pribadi.

4.

Kurangnya sikap disiplin dari guru dalam hal waktu dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik.

5.

Sebagian guru belum menerapkan nilai- budaya di sekolah secara tepat
sebagai contoh teladan bagi para siswa.

6.

Pelaksanaan budaya sekolah belum terwujud secara baik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah pada
penelitian ini dibatasi pada hubungan budaya sekolah dengan pembentukan
sekolah efektif di Sekolah Dasar se-Kecamatan Labuhan Ratu Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang positif antara
budaya sekolah dengan pembentukan sekolah efektif di Sekolah Dasar seKecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara budaya sekolah dengan pembentukan

10

sekolah efektif di Sekolah Dasar se-Kecamatan Labuhan Ratu Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini
sebagai berikut:
1.

Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang manajemen sekolah terkait dengan sekolah efektif yang didasari
pada budaya sekolah.

2.

Manfaat Praktis
2.1. Kepala sekolah, untuk memberikan masukan tentang budaya sekolah
yang positif bagi pembentukan sekolah yang efektif.
2.2. Guru, untuk memberikan masukan berkaitan dengan peran guru
sebagai tenaga pendidik dalam memberikan contoh teladan bagi para
siswanya dalam melaksanakan budaya sekolah sehingga dapat
mempengaruhi pembentukan sekolah yang efektif.
2.3. Dinas pendidikan, untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam
upaya mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Sekolah Dasar.
2.4. Peneliti, sebagai bahan penguat teori tentang variabel yang
mempengaruhi peran guru dalam melaksanakan budaya sekolah
sehingga dapat mempengaruhi pembentukan sekolah yang efektif.
2.5. Peneliti lain, sebagai salah satu referensi guna pengembangan
penelitian sejenis.

11

G. Ruang Lingkup Penelitian

1.

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah:
1.1

Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang dilaksanakan
sekolah oleh semua komponen sekolah.

1.2

Sekolah efektif adalah sekolah yang semua sumber dayanya
diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa,
tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosialekonomi, dapat mempelajari materi kurikulum yang esensial di
sekolah itu (Rohiat, 2012: 21). Sekolah yang efektif diperlukan
kepemimpinan sekolah yang dapat menerapkan fungsi-fungsi
manajemen dalam melaksanakan kegiatan sekolah. Selain itu,
diperlukan guru-guru yang berkualitas dan profesional untuk
melaksanakan proses pendidikan.

2.

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Kecamatan
Labuhan Ratu Bandarlampung yang terdiri dari 2 gugus dalam satu
kecamatan. Salah satunya adalah gugus 2 Kecamatan Labuhan Ratu yang
terdiri dari 4 SD Negeri. Sekolah tersebut antara lain SD Negeri 1
Kampung Baru, SD Negeri 2 Kampung Baru, SD Negeri 3 Kampung
Baru, SD Negeri 1 Sepang Jaya.

3.

Ruang lingkup waktu penelitian yang diperlukan untuk mengumpulkan
informasi sebagai sumber data observasi penelitian dimulai pada bulan
November dan dilanjutkan dengan melakukan penelitian sampai dengan
selesai.

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sekolah Efektif

1. Pengertian Sekolah Efektif

Menurut Komariah dan Triatna (2010: 1), sekolah merupakan suatu sistem
yang kompleks karena selain terdiri atas input-proses-output juga memiliki
akuntabilitas terhadap konteks pendidikan dan outcome. Sekolah
merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pembelajaran bagi
masyarakat

khusunya

siswa untuk mendapatkan pendidikan dan

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Danim
(2011: 72):
“Sekolah dalam arti yang luas di dalamnya mencakup mulai dari
kelompok bermain (play-group/ PG), taman kanak-kanak (TK),
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA), sampai perguruan tinggi merupakan salah
satu agen sosialisasi yang penting dalam kehidupan manusia.
Sekolah perlahan menjadi agen pengganti terhadap apa yang
dilakukan oleh keluarga seiring dengan intensifnya anak memasuki
ruang sosial dari ruang sekolah. “

Secara harfiah arti kata “efektivitas”

yang berasal dari kata “efektif”

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif artinya ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur, mujarab, dapat membawa
hasil. Menurut Komariah dan Triatna (2010: 34), efektivitas adalah ukuran

13

yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kuantitas, kualitas, dan
waktu) telah dicapai. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata “sekolah” adalah bangunan atau lembaga belajar dan mengajar serta
tempat untuk menerima dan memberi pelajaran. Sekolah merupakan
tempat kedua setelah keluarga untuk siswa bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Sekolah juga ikut berperan aktif dalam membentuk
kepribadian seorang siswa karena tingkat intensitas pertemuan antara
siswa dengan lingkungan sekitar yang cukup lama. Oleh karena itu,
sekolah dengan kualitas pendidikan yang baik akan membantu anak untuk
bersosialisasi dengan baik kepada lingkungan sekitar. Tidak hanya kualitas
dari segi pendidikan saja yang harus baik, tetapi kualitas dari segi
kepribadian juga harus dilatih dengan baik sejak dini.

Menurut Komariah dan Triatna (2010: 121):
“Sekolah efektif adalah sekolah yang mempertunjukkan standar
tinggi pada prestasi akademis dan mempunyai suatu kultur yang
berorientasi tujuan, ditandai dengan adanya rumusan visi yang
ditetapkan dan dipromosikan bersama antara anggota schooladministration, fakultas, dan para siswa. Sekolah efektif
menunjukkan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil
yang diharapkan.”

Hal senada juga disampaikan oleh Priansa dan Somad (2014: 38), sekolah
efektif adalah sekolah yang mempertunjukkan standar tinggi pada prestasi
akademis maupun non akademis dan mempunyai suatu kultur yang
berorientasi kepada tujuan yang ingin dicapai dan hal tersebut ditandai
dengan adanya rumusan visi yang ditetapkan dan dipromosikan bersama
antar warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf, pegawai

14

lainnya, komite sekolah, peserta didik, serta stakeholder lainnya. Kultur
dijadikan landasan yang kuat dalam mencapai kesuksesan akademis pada
sekolah efektif.

Menurut Rohiat (2012: 21):
“Sekolah efektif adalah sekolah yang semua sumber dayanya
diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa,
tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosialekonomi, dapat mempelajari materi kurikulum yang esensial di
sekolah itu. Rumusan pengertian ini lebih diorientasikan pada
pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat
kurikulum.”

Sekolah

efektif

menunjukkan

pada

kemampuan

sekolah

dalam

menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi
sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi
pendidikan. Menurut Mukhtar dan Iskandar (2013: 189), sekolah efektif
adalah sekolah yang mempunyai beberapa karakteristik yaitu adanya
organizational

leadership

(kepemimpinan

organisasi),

curriculum

leadership (kepemimpinan kurikulum), supervisiory leadership (pemimpin
sebagai pengawas), dan management (manajemen).

Sekolah efektif adalah sekolah yang tidak hanya memprioritaskan prestasi
akademis saja dalam membentuk kepribadian siswa, tetapi sekolah dengan
kultur yang baik justru menjadi landasan yang kuat untuk membentuk
kepribadian siswa. Sekolah merupakan salah satu tempat terbaik bagi anak
untuk belajar selain keluarga. Semua upaya tentang manajemen ataupun

15

kepemimpinan merupakan usaha dari stakeholder untuk membuat siswa
dapat belajar dan mempunyai kualitas yang baik. Salah satu faktor sekolah
efektif antara lain adanya keterlibatan orangtua, dukungan orangtua,
keterlibatan orangtua dan masyarakat, hubungan keluarga dan sekolah.

Semua upaya yang terjadi di sekolah diarahkan untuk membentuk sekolah
menjadi nyaman sehingga membuat semua siswa dapat belajar dengan
baik tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosial ekonomi.
Belajar bukan hanya dilakukan secara sepihak, tetapi interaksi dengan
lingkungan dan dengan berbagai daya dukung lainnya. Efektivitas belajar
bukan hanya menilai hasil belajar siswa saja, tetapi semua upaya yang
menyebabkan anak belajar. Banyak hal yang dapat menjadi faktor
penunjang seperti kinerja guru, kebijakan sekolah, budaya sekolah yang
berkembang, hubungan dengan masyarakat, layanan penunjang siswa
untuk belajar berupa sarana-prasarana.

Fungsi sekolah juga sebagai tempat untuk menyelenggarakan pengalaman
pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Berdasarkan pendapat para ahli di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif merupakan sekolah
yang menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar yang baik dalam
menyediakan layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa tanpa
memandang

ras,

jenis

kelamin,

status

sosial-ekonomi

dengan

menunjukkan kesesuaian antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang

16

dicapai sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Artinya
sekolah efektif adalah sekolah yang dapat mencapai target.

2. Kriteria Sekolah Efektif

Menurut Danim (2007: 61-62), kriteria sekolah yang efektif adalah
mendorong aktivitas, pemahaman multibudaya, kesetaraan gender, dan
mengembangkan secara tepat pembelajaran menurut standar potensi yang
dimiliki oleh para pelajar, mengharapkan para siswa untuk mengambil
peran tanggung jawab dalam belajar dan perilaku dirinya, menentukan
umpan balik yang bermakna untuk siswa, sebagai contoh untuk setiap tata
tertib yang berlaku di sekolah diberikan poin bagi siswa yang melanggar
dan diberikan reward atau penghargaan bagi siswa yang terbaik dalam
berperilaku sehingga ada umpan balik dari perilaku siswa, menciptakan
rasa aman, sifat saling menghargai yang merupakan kebiasaan-kebiasaan
positif sehingga dapat menjadi budaya di setiap sekolah, secara aktif
melibatkan keluarga di dalam membantu siswa.

Menurut Mukhtar dan Iskandar (2013: 190), ciri-ciri sekolah efektif antara
lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Sekolah memiliki visi dan misi yang jelas dan dijalankan
dengan konsisten.
Lingkungan sekolah yang baik, dan adanya disiplin serta
keteraturan di kalangan pelajar dan staf.
Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat.
Penghargaan bagi guru dan staf serta siswa yang berprestasi.
Pendelegasian wewenang yang jelas.
Dukungan masyarakat sekitar.
Sekolah mempunyai rancangan program yang jelas.
Sekolah mempunyai fokus sistematis tersendiri.
Pelajar diberi tanggung jawab.

17

10. Guru menerapkan strategi-strategi pembelajaran inovatif.
11. Evaluasi yang berkelanjutan.
12. Kurikulum sekolah yang terancang dan terintegrai satu sama
lain.
13. Melibatkan orangtua dan masyarakat dalam membantu
pendidikan anak-anaknya.
Menurut Komariah dan Triatna (2010: 37), ciri-ciri sekolah efektif
ditentukan oleh adanya aspek-aspek yang diperlukan dalam menentukan
keberhasilan sekolah serta dapat menyelenggarakan proses belajar yang
efektif karena ciri khas dari lembaga sekolah adalah terjadinya proses
belajar mengajar. Sehingga dalam sekolah yang efektif terdapat proses
belajar yang efektif dengan ciri-ciri pembelajaran berlangsung secara aktif,
dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual di antara peserta didik,
kondisi kelas nyaman dan dapat terarah. Berikut tabel yang memuat
tentang ciri-ciri sekolah efektif (Komariah dan Triatna, 2010: 38-39):
Tabel 2.1
Ciri-Ciri Sekolah Efektif
CIRI-CIRI
Tujuan sekolah
dinyatakan secara
jelas dan spesifik

INDIKATOR
Tujuan sekolah:
• Dinyatakan secara jelas
• Digunakan untuk mengambil keputusan
• Dipahami oleh guru, staf, dan siswa

Pelaksanaan
kepemimpinan
pendidikan yang kuat
oleh kepala sekolah

Kepala Sekolah:
• Bisa dihubungi dengan mudah
• Bersikap responsif kepada guru dan
siswa
• Responsif kepada orangtua dan
masyarakat
• Melaksanakan kepemimpinan yang
berfokus kepada pembelajaran
Guru dan staf:
• Yakin bahwa semua siswa bisa belajar
dan berprestasi
• Menekankan pada hasil akademis
• Memandang guru sebagai penentu

Ekspektasi guru dan
staf tinggi

18

CIRI-CIRI
Ada kerjasama
kemitraan antara
sekolah, orangtua,
dan masyarakat

Adanya iklim yang
positif dan kondusif
bagi siswa untuk
belajar

Kemajuan siswa
sering dimonitor

Menekankan kepada
keberhasilan siswa
dalam mencapai
keterampilan aktivitas
yang esensial

Komitmen yang
tinggi dari SDM
sekolah terhadap
program pendidikan

INDIKATOR
terpenting bagi keberhasilan siawa
Sekolah:
• Komunikasi secara positif dengan
orangtua
• Memelihara jaringan serta dukungan
orangtua dan masyarakat
• Berbagi tanggungjawab untuk menegakkan disiplin dan mempertahankan
keberhasilan
• Menghadiri acara-acara penting di
sekolah
Sekolah:
• Rapi, bersih, dan aman secara fisik
• Dipelihara secara baik
• Memberi penghargaan kepada yang
berprestasi
• Memberi penguatan terhadap perilaku
positif siswa
Siswa:
• Menaati aturan sekolah dan aturan
pemerintah daerah
• Menjalankan tugas/kewajiban tepat
waktu
Guru memberi siswa:
• Tugas yang tepat
• Umpan balik secara cepat/segera
• Kemampuan berpartisipasi di kelas
secara optimal
• Penilaian hasi belajar dari berbagai segi
Siswa:
• Melakukan hal terbaik untuk mencapai
hasil belajar yang optimal, baik yang
bersifat akademis maupun nonakademis
• Memperoleh keterampilan yang esensial
Kepala Sekolah:
Menujukkan komitmen dan mendukung
program keterampilan esensial
Guru:
Menerima bahan yang memadai untuk
mengajarkan keterampilan yang esensial
Guru:
Membantu merumuskan dan melaksanakan
tujuan pengembangan sekolah
Staf:
• Memperkuat dan mendukung kebijakan
sekolah dan pemerintah daerah

19

CIRI-CIRI

INDIKATOR
• Menunjukkan profesionalisme dalam
bekerja
Sumber: Komariah dan Triatna, 2010: 38-39

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah efektif adalah
sekolah yang memiliki tujuan yang jelas dan dapat dipahami oleh semua
warga sekolah, sekolah yang dapat melaksanakan kepemimpinan yang
kuat oleh pemimpinnya, dapat mewujudkan antara harapan dengan hasil
yang dicapai, adanya kerjasama antara warga sekolah, orangtua peserta
didik, dan masyarakat, mampu membentuk iklim positif agar siswa dapat
belajar dengan nyaman, melakukan monitor secara berkesinambungan
terhadap kemajuan siswa, serta adanya komitmen yang tinggi dari semua
warga sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat terhadap program
pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya komunikasi yang baik antara
semua pihak yang terkait untuk bersama-sama mendorong tercapainya
tujuan pendidikan.

B. Budaya Sekolah

1. Pengertian Budaya Sekolah

Sekolah yang mempunyai kebudayaan dan kebiasaan positif dapat
mendukung sebuah sekolah menjadi sekolah yang efektif.

Sebelum

membahas tentang budaya sekolah terlebih dahulu perlu diketahui tentang
pengertian kebudayaan. Kebudayaan menurut Koentjaraningkat (2004)
merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia

20

dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya melalui
belajar. Menurut

Komariah dan Triatna (2010: 96) berdasarkan asal

usulnya (etimologis), bentuk jamak dari budaya adalah kebudayaan berasal
dari bahasa sansekerta budhayah yang merupakan bentuk jamak dari budi,
yang artinya akal atau segala sesuatu yang berhubungan dengan akal
pikiran manusia.

Menurut Komariah dan Triatna (Kamus Besar bahasa Indonesia, 2010:
96) mendefinisikan budaya dalam dua pandangan, yaitu pertama hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat. Hal ini berpengaruh kepada sifat rohaniah
manusia. Kemudian yang kedua menggunakan pendekatan antropologi
yaitu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang
menjadi pedoman tingkah lakunya. Sehingga berpengaruh terhadap sifat
sosial manusia. Menurut Komariah dan Triatna (2010: 101) sekolah
sebagai suatu organisasi, memiliki budaya tersendiri yang dibentuk dan
dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan, kebijakankebijakan pendidikan, dan perilaku orang-orang yang berada di dalamnya.
Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan
tuntutan pembelajaran, yaitu menumbuhkembangkan peserta didik sesuai
dengan prinsip-prinsip kemanusiaan. Artinya sebuah sekolah harus bisa
menyelaraskan antara tata tertib yang berlaku di sekolah dengan prinsipprinsip kemanusiaan yang mengarahkan siswa untuk dapat berbudaya yang
baik di lingkungan sekitarnya.

21

Menurut Priansa dan Somad (2014: 39)
“Budaya sekolah dipandang sebagai eksistensi suatu sekolah yang
terbentuk dari saling mempengaruhi antara empat faktor yaitu
norma-norma budaya yang ada di sekolah, sikap dan kepercayaan
orang tua yang berada di sekolah dan di luar lingkungan sekolah,
hubungan antara individu di dalam lingkungan sekolah yang dalam
pengimplementasiaannya berjalan secara sinergis berdasarkan
nilai-nilai kemanusiaan, profesionalisme, dan pemberdayaan, serta
aturan yang berlaku pada sebuah lembaga/organisasi.”

Menurut Kemendikbud (2014: 23) budaya sekolah adalah nilai-nilai
dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun
kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk
stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah
serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh warga sekolah.
Budaya sekolah merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan normanorma yang diterima secara bersama, aturan yang berlaku pada sebuah
lembaga/organisasi, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai
perilaku alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan
pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan stakeholder sekolah
baik itu kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik dan
masyarakat.

Menurut Mukhtar dan Iskandar (2013: 85), budaya sekolah berarti
mempelajari

bagaimana

kejadian-kejadian

dan

interaksi-interaksi

menghasilkan makna. Budaya sekolah dalam hal ini dapat dibangun dari
pusat-pusat nilai yang sakral dan dipegang teguh oleh suatu masyarakat,
seperti berdasarkan agama atau nilai luhur yang lainnya. Budaya sekolah

22

harus mencerminkan pola kehidupan sekolah yang bebas, tenang, dan
nyaman serta dapat diterima secara baik oleh tiap anggota masyarakat
sekolah. Menurut Komariah dan Triatna (Phillips, 2010: 101), budaya
sekolah sebagai “The beliefs, attitudes, and behaviors which characterize
a school”. Sedangkan Menurut Deal dan Peterson (Komariah dan Triatna,
2010: 101), mengartikan budaya sekolah sebagai “deep patterns of values,
beliefs, and traditions that have formed over the course of the shool’s
history”. Definisi tersebut mengartikan nilai, kepercayaan, sikap, dan
perilaku adalah komponen-komponen esensial budaya yang membentuk
karakter sekolah. Budaya sekolah harus disadari oleh seluruh warga
sekolah sebagai asumsi dasar dan kepercayaan yang dapat membuat
sekolah tersebut memiliki citra yang membanggakan.

Budaya sekolah sangat erat kaitanya dengan pembentukan

suasana

sekolah yang kondusif. Menurut Kemendikbud (2014: 23):
“Efektivitas pengembangan kondisi sekolah mengacu pada materi
diskusi Partnership for Global Learning (2012) harus memenuhi 6
indikator sebagai berikut:
a. Memusatkan fokus pembelajaran pada hasil belajar peserta
didik.
b. Menjamin keseimbangan antara kegiatan belajar individual,
kolaborasi, dan belajar dalam interaksi sosial.
c. Selaras dengan kebutuhan pengembangan motivasi peserta
didik.
d. Sensitif terhadap perbedaan individu.
e. Menantang peserta didik dengan tidak memberikan lebih dari
kapasitasnya.”

Beberapa sekolah belum memahami pentingnya budaya sekolah. Hal ini
terlihat pada fakta bahwa belum semua sekolah memiliki efektivitas

23

komunikasi dan interaksi yang baik. Keberhasilan mengembangkan
budaya sekolah ditentukan dengan efektivitas komunikasi dan interaksi
stakeholder dengan seluruh warga sekolah sehingga dapat terwujudnya
nilai-nilai kepatuhan, disiplin, dan rasa ikut berpartisipasi dalam
mewujudkan sekolah menjadi unggul. Tingkat pemahaman dan kepatuhan
pada norma, nilai-nilai, dan keyakinan sekolah diperoleh melalui proses
belajar. Sehingga sekolah diharapkan dapat menjadi organisasi pembelajar
bagi siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, budaya sekolah adalah nilai-nilai
positif yang ditunjukkan oleh sekolah dan dilaksanakan secara
berkesinambungan dan menyeluruh untuk membentuk karakter sekolah
dengan adanya dukungan dari pihak-pihak terkait. Budaya sekolah
dipandang sebagai eksistensi suatu sekolah yang terbentuk dari hasil saling
mempengaruhi antara tiga faktor, yaitu sikap dan kepercayaan orang yang
berada di sekolah dan lingkungan luar sekolah, norma-norma budaya
sekolah, dan hubungan antara individu di dalam sekolah

2. Tujuan Pengembangan Budaya Sekolah

Menurut Kemendikbud (2014: 25) tujuan pengembangan budaya sekolah
adalah untuk

membangun suasana sekolah yang kondusif melalui

pengembangan komunikasi dan interaksi yang sehat antara kepala sekolah,
tenaga pendidik atau guru, orang tua peserta didik, peserta didik,
masyarakat, dan pemerintah. Beberapa manfaat yang bisa diambil dari

24

upaya pengembangan budaya sekolah diantaranya menjamin kualitas kerja
yang