Biogas Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rancang Bangun Alat Pembuat Biogas Dari Eceng Gondok T1 612008020 BAB II

4 BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain mengenai biogas, sensor gas TGS 2610, sensor suhu Termokopel tipe K, sensor tekanan MPX 5500D, mikrokontroler AVR ATmega8535 dengan fasilitas yang digunakan ADC, dan penampil LCD karakter 20 × 4.

2.1 Biogas

Biogas adalah gas metana CH 4 dan campuran gas lain yang didapat dari digester, termasuk limbah dan kotoran. Untuk memanfaatkan gas ini, digester dibangun dan dikendalikan untuk mendukung produksi dan ekstrasi gas metana . Proses biogas terjadi dalam keadaan anaerob yaitu kondisi tertutup tanpa ada oksigen dari lingkungan. Hal ini penting karena keberadaan gas oksigen dapat membunuh bakteri anaerob yang bertugas sebagai bakteri pengurai. Bakteri anaerob menghancurkan bahan karbohidrat, nutrisi seperti senyawa nitrogen akan terlarut sehingga menghasilkan pupuk dan humus yang sangat baik. [3] Secara umum terdapat 3 pilihan rentang suhu yang mendukung jenis bakteri tertentu untuk proses fermentasi yaitu: 1. Bakteri Psicrophilic yang hidup pada temperatur sekitar 20 C. Waktu penyimpanan dalam digester adalah lebih dari 60 hari. 2. Bakteri Mesophilic yang hidup pada temperatur sekitar 35 C. Waktu penyimpanan dalam digester adalah 30-60 hari. 3. Bakteri Thermophilic yang hidup pada temperatur sekitar 55 C. Waktu penyimpanan dalam digester adalah 10-16 hari. Terdapat tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas yaitu: 1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci, Bacteriodes , dan beberapa jenis Enterobactericeae. 2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio . 3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus. Gas yang dihasilkan merupakan campuran dari beberapa gas, yaitu CH 4 50, disertai gas pengotor CO 2 45 dan gas gas lainya sekitar 5 yaitu H 2 O, H 2 S serta H 2 . Dari semua gas pengotor tersebut H 2 S merupakan gas yang sangat perlu diperhatikan karena bersifat korosif sehingga dapat merusak sistem pipa - pipa serta mesin – mesin yang menggunakan biogas ini sebagai bahan bakar. Oleh sebab itu proses pemurnian gas perlu dilakukan. Cara yang paling sederhana untuk menghilangkan H 2 S adalah dengan melewatkanya melalui air karena H 2 S akan terserap oleh air melalui reaksi kimia yang kompleks sehingga biogas yang dihasilkan menjadi lebih bersih. [4] Prinsip utama proses pembentukan biogas adalah pengumpulan bahan yaitu eceng gondok yang sudah bersih dari kotoran dan lumpur, selanjutnya dimasukan ke dalam mesin pencacah agar eceng gondok tercacah menjadi potongan –potongan kecil, kemudian dimasukan ke dalam tangki fermentasi yang disebut tangki digester. Di dalam tangki digester tersebut, eceng gondok akan dicerna dan difermentasi oleh bakteri – bakteri seperti yang disebutkan diatas. Terjadinya penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga gas tersebut dapat disalurkan melalui pipa yang dipergunakan untuk keperluan bahan bakar atau pembangkit listrik. Secara umum digester terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Bak penampung bahan dengan pipa masukan inlet . 2. Tabung digester tabung fermentasi. 3. Bak penampung lumpur sisa fermentasi slurry . 4. Bak penampung gas gas holder . 5. Pipa biogas keluar 6. Penutup digester tabung fermentasi dengan penahan gas gas sealed . 7. Lumpur aktif biogas. 8. Pipa keluaran slurry outlet . [5] Gambar 2.1 Skema digester biogas tipe fixed dome plant Gambar 2.2 Digester Dar es Salaam, Tanzania kiri dan model yang sama dari BIOTECH kanan [11] Gambar 2.3 Desain digester Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009 [12] Tabel 2. Nilai kesetaraan biogas [12] Aplikasi 1 m3 biogas setara dengan Penerangan 6-100 watt lampu bohlam selama enam jam Masak Tiga jenis makanan untuk keluarga 5 orang Pengganti bahan bakar 0,7 kg minyak tanah Tenaga Menjalankan motor 1 tenaga kuda selama 2 jam Pembangkit tenaga Menghasilkan 1,25 kWh listrik Penentuan Volume Tabung Fermentasi [13] 1. Menurut Yoshy 1981, kebutuhan gas bio setiap keluarga petani peternak rata – rata 1,6 m 3 , sedangkan produksi gas bio rata – rata 0,18 m 3 per satu meter kubik volume tangki fermentasi. Atas dasar tersebut maka volume tangki fermentasi adalah 1,6 0,18 = 8,9 m 3 . 2. Kebutuhan masak setiap hari rata – rata dua jam dan lampu 7 jam . menurut Hadi 1981 kebutuhan kompor setiap jam 250 liter dan lampu 160 liter. Jadi gas bio yang diperlukan setiap hari adalah 2 x 250liter + 7 x 160liter= 1620 liter = 1,62 m 3 . [9] Volume tabung yang di buat Volume = ¼ �d 2 t = ¼ x 3,14 x 0,55m 2 x 1,2 = 0,28944 m 3 Jadi dengan menggunakan cara kedua, apabila kebutuhan kompor rata – rata per jam sebesar 250 liter 0,25m 3 , maka dengan volume tabung fermentasi 0,289 m 3 sudah dapat di gunakan untuk memasak selama kurang lebih satu jam.

2.2 Sensor Gas TGS 2610