25 kemampuan profesional secara seimbang sehingga mahasiswa lebih mampu menghadapi
perubahan dan tantangan kehidupan yang terus berubah. Dengan materi yang dirancang dengan berbagai tema-tema pilihan tentang manusia dengan kehidupannya, maka mahasiswa
diharapkan memiliki kesadaran tentang bagaimana pengetahuan tentang hidup bermasyarakat di Indonesia. Strategi pembelajaran dirancang dengan variatif agar mahasiswa dapat
berpikir kritis, kreatif dan memiliki kepekaan sosial, sehingga mampu mengatasi berbagai persoalan kehidupan.
Rekonstruksi Matakuliah ISBD di UNY
Sebagai bentuk respon dalam memujudkan pendidikan karakter di UNY yang lebih menekankan pada aspek conten, maka saat peneliti mengikuti program AA tahun 2010 telah
mencoba merekonstruksi matakuliah ISBD yang sudah ditetapkan oleh pihak Dikti dengan mengintegrasikan materi pendidikan karakter pada tema “Manusia, Nilai, Moral dan
Hukum”. Uji coba terhadap materi karakter pada semester lalu sudah berjalan , namun belum
dikaji lebih lanjut efektivitasnya. Hal menarik dalam proses pembelajaran dengan mengemukakan isu tentang “karakter” ternyata mendapat respon yang antusias . Secara
umum, sebagian besar mahasiswa merasa belum menjadi manusia yang berkarakter dari pertanyaan terbuka yang diajukan oleh peneliti. Oleh karena itu, pada semester kemarin
peneliti mencoba memberikan beberapa materi yang terkait dengan pendidikan karakter, khususnya tentang “ciri-ciri orang berkarakter” dan “ proses untuk menjadi manusia yang
berkarakter”. Meskipun materi belum disiapkan secara terstruktur tetapi ujia coba tersebut
menghasilkan satu pemikiran bahwa pendidikan karakter sangat dibutuhkan oleh mahasiswa UNY. Berdasarkan alasan empirik tersebut , dalam penyusunan silabus dan buku pegangan
ISBD untuk mahasiswa materi pendidikan karakter dicoba untuk diintegraskan dalam matakuliah ISBD.
G. Kerangka Pikir
Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya , bahwa masalah krisis karakter sudah bersifat struktural, maka pendidikan karakter harus dilakukan secara holistik dan kontekstual.
Secara struktural artinya membangun karakter bangsa Indonesia dimulai dari keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Adapun model yang dikembangkan adalah usaha untuk
melakukan pendidikan karakter secara holistik yang melibatkan aspek “knowledge, felling,
loving, dan acting” Ratna,2005:2 . Sedangkan aspek kontekstual terkait dengan nilai-nilai
26 pokok yang diperlukan untuk membentuk kekuatan karakter bangsa mulai diinternalisasikan
pada semua tataran nasyarakat. Dengan pendekatan yang holistik dan kontestual dapat membentuk orang-orang yang berkarakter dalam semua tataran kehidupan. Sebagaimana
dijelaskan oleh Thomas Lickona 1991 mendefinisikan orang yang berkarakter sebagai sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral, yang dimanifestasikan dalam
tindakan nyata melalui tingkah laku yang bak, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain serta karakter mulia lainnya.
Untuk dapat mengintergrasikan materi pendidikan karakter dalam matakuliah ISBD , maka digunakan pendekatan “problem-solving” sebagai salah satu aspek yang dikaji dan
diteliti selama proses pembelajaran. Dengan pendekatan pemecahan masalah dapat memperbaiki habit mahasiswa menjadi lebih berkarakter. Seperti yang diungkapkan
Aristoteles bahwa karakteristik itu erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang dilakukan secara terus -menerus. Jadi konsep yang dibangun dari model ini adalah habit of the mind,
habit of the heart dan habit of the hands Ratna,2005:1. Dengan diberikan perlakuan di kelas diharapkan ada perubahan pola pikir dan cara
berperilaku mahasiswa menjadi manusia yang berkarakter yang memiliki ciri-ciri seperti halnya dalam: taat beribadah, jujur, bertanggung jawab, memiliki kepedulian, dapat
bekerjasama, saling menghormati, meMiliki rasa percaya diri, dapat menghargai kebhinekaan, miliki semangat belajar dan bekerja.
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam
kegiatan belajar mengajar. Aspek tersebut antara lain partisipasi mahasiswa, inteaksi
dosen-mahasiswa, interaksi antar mahasiswa.
Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif, yaitu orang yang akan melakukan tindakan juga harus terlibat dalam
proses penelitian awal Suwarsih Madya, 1994:27. Penelitian ini akan menciptakan kolaborasi antara peneliti dengan teman sejawat. Peneliti harus berada di sekolah dari
awal penelitiannya, yaitu pada waktu mendiagnosismenganalisis keadaan dan mencermati kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginka,
merumuskan rencana tindakan, kemudianikut melaksanakan rencana tersebut dan memantaunya, dan kemudian melaporkan hasilnya.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah : Pendekatan pemecahan masalah sebagai varibel terikat
Pendidikan karakter sebagai varibel bebas
C. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian tindakan adalah mahasiswa yang sedang mengikuti matakuliah ISBD yakni mahasiswa Pendidikan Informatika FPTK. Kelas ini dipilih
sebagai tempat penelitian karena peneliti mengajar di kelas tersebut sehingga tindakan bagi perbaikan proses belajar, khususnya dalam upaya untuk penguatan pendidikan
karakter dapat dilakukan dengan lebih intensif.
D. Desain Penelitian
Tindakan dirancang bersifat prosedural sesuai dengan skenario pembelajaran ISBD , yang didukung oleh beberapa aspek penting dalam proses penelitian seperti
halnya refleksi kritis dan pengalaman serta beberapa kajian pustaka yang diperlukan