ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF LABOR AND ECONOMIC GROWTH OF GOVERNMENT EXPENDITURE IN BANDAR LAMPUNG

By

RAIZKY RIENALDY PRAMASHA

Economic growth is one of the benchmarks in seeing economic improvement, if economic growth improves the economic improvement in the area is getting better, whereas if the economic growth in the region, the increase of the economic decline will also decrease.

The purpose of this study was to analyze the effect of variable labor (TK), and government spending (G) to economic growth during the period 2000 to 2012 in the research method used was Ordinary Least Square / OLS. The data used are secondary data is the data period of 2000 to 2012.

The results showed that the variables of the OLS estimation results note that the labor variable has a regression coefficient of 0.022940 (positive value), shows that if there is a change of 1 percent increase in kindergarten (ceteris paribus) it will cause a change in the increase in economic growth of 1.2 percent. From the estimation, it is known that the government expenditure variable has a regression coefficient of 0.032413 (positive value), showed that the increase in G if there is a change of 1 percent (ceteris paribus) it will lead to changes in economic growth of 0.01 percent.


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA

BANDAR LAMPUNG

Oleh

RAIZKY RIENALDY PRAMASHA

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolak ukur dalam melihat peningkatan ekonomi, jika pertumbuhan ekonomi membaik maka peningkatan ekonomi di daerah tersebut semakin membaik, sedangkan jika pertumbuhan ekonomi di daerah menurun maka peningkatan ekonomi juga akan menurun.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh variabel Tenaga kerja (TK), dan Pengeluaran pemerintah (G) terhadap pertumbuhan ekonomi selama periode 2000 sampai 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Ordinary Least Square/OLS. Data yang digunakan adalah data skunder yang merupakan data periode 2000 sampai 2012.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel dari hasil estimasi OLS diketahui bahwa variabel Tenaga kerja memiliki koefisien regresi sebesar 0.022940 ( bernilai positif ), menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan TK sebesar 1 persen ( ceteris paribus ) maka akan menyebabkan

perubahan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.2 persen. Dari hasil estimasi diketahui bahwa variabel pengeluaran pemerintah memiliki koefisien regresi sebesar 0.032413 ( bernilai positif ), menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan G sebesar 1 persen ( ceteris paribus ) maka akan menyebabkan

perubahan peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.01 persen. Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja, Pengeluaran


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 16 Juli 1991. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, anak dari pasangan Bapak M. Zen Kadir dan Ibu Sapriyani.

Pendidikan yang penulis tempuh Sekolah Dasar Swasta (SD) Al-Kautsar, Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2003. Melanjutkan Madrasah tsanawiyah (MTs) Al-Zaytun Indramayu diselesaikan pada tahun 2006, dan melanjutkan pendidikan Madrasah Aliyah (MA) Al-zaytun Indramayu diselesaikan pada tahun 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Jurusan Ekonomi Pembangunan pada tahun 2009 melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan intra kampus.

Penulis mengawali karirnya sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan ( HIMEPA ) priode 2009/2010, kemudian pada priode yang sama penulis juga menjadi anggota muda Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada priode 2011/2012 penulis dipercaya untuk menjadi sekertaris biro hubungan masyarakat untuk Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB). Priode 2012/2013 penulis dipercaya sebagai kepala biro hubungan masyarakat untuk Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB). Pada priode yang sama 2012/2013 penulis dipercaya menggantikan kepala dinas 3 yaitu pengabdian masyarakat dan lingkungan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB)


(8)

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kunjung Lapangan (KKL) di Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementrian Keuangan dan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas). Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2013 selama 40 hari di Desa Suka Maju, Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran


(9)

MOTO

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.

( Winston Chuchill )

Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu.

( Petrus Claver )

Berfikir sebelum melalukan sesuatu dan fikirkan apa yang telah kita lakukan, karna setiap tindakan kita memiliki nilai dimata orang lain.


(10)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur atas segala rahmat dan nikmat yang telah dilimpahkan Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada yang tersayang:

Kedua Orang Tua ku ayah dan ibu, dengan kasih sayang yang selalu dilimpahkan, dan limpahan doa yang selalu menyertaiku dari kecil hingga dewasa.

Saudari ku Tersayang adek Raizka Azra Zetiara yang selalu menjadi penyemangat dan selalu menjadi teman ribut di rumah.


(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar Lampung” Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai wujud rasa hormat dan penghargaan serta terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E, M.Si. selalu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

3. Ibu Asih Murwiati, S.E, M.E. selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.


(12)

4. Bapak Dr.Toto Gunarto, S.E, M.Si. selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini hingga akhir kepada penulis.

5. Bapak Dr. Ambya, S.E, M.Si selaku Penguji Skripsi yang telah memberikan pengarahan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi.

6. Bapak Dr. Syafirin Abdullah, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan perhatian dan pengarahan kepada penulis selama menjadi Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan.

7. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membekali penulis dengan ilmu dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan. Bapak dan Ibu Guru MTs dan MA Al-zaytun, serta Bapak dan Ibu Guru di sekolah-sekolah dan tempat bimbingan belajar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Terima kasih atas ilmu yang telah di berikan.

8. Bu Mar, Bu Yati, Pakde, ayuk ani, bu de kantin bu tina yang telah membantu kelancaran proses skripsi ini.

9. Kedua orang tua tersayang dan adik ku satu-satunya, yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan dukungan

10.Om dan tante serta kakak, adik dari keluarga besar yayi Kadir dan bakas Burniat yang selalu memberi semangat, dorongan serta doa untuk penulis 11. Robiyanti Nur Khalifah Hatta, yang selalu memberi masukan dan semangat . 12. Teman satu bimbinganku Adit, Rulio, Andri, Galang yang telah memberikan

bantuan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Sahabat-sahabatku tersayang Gerchad , Falda , Gogor , Bayu , Pandu , Candra, Arpan, Ical, Lazuardi, Guntur, Toni, candra fil, onyeng, bang apri,bang dani,


(13)

bang sena, bang pandi, fatma, ely f, tomas, markus, ezar, ryan, rido, ari, ari saput, yang telah memberikan pengalaman serta kebersamaan selama masa perkuliahan ini.

14. Sahabat-sahabat tersayang sejak aku dibangku Sekolah Ivan Kurnia, Ariza, Dormen, robi, ilham, maulana, andi, edwin, iwan, faiz,dinar, choirudin, topo, ridho, ewa, imam Kc, imam, irvan, mursal, ahmad, hendra, alfat, viori, rendi, emen, eka, cici, suci, mona, inggit, arfa, galih, iksan, opik, pandu, sindi, Alm duwi, elsa, kika, marta, toto, puji, dem, isani, ilya, apri, M.faiz, tier, fairuz, hafis sastro atas kebersamaan yang luar biasa saat kita menjalani masa-masa paling indah dalam hidup yaitu masa saat kita merantau.

15. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2009, jaya, deni, mela, mpi, etri, ucil, tina, khairani, renita, apri, mba sari,lena, yuri, ayu, hayu, resti, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan semangat yang kalian berikan.

16. Abang-abang yang selalu memberikan masukan buat penulis, anda, iwan, Andi, hadi, agung, ridal terima kasih kalian telah menjadi abang yang terbaik bagi penulis.

17. Keluarga besar BEM FEB UNILA 2011/2012, bang Fajrin, Bang Jeri, Bang oco, Bang Umar, Bang Deni, Bang Imoy, Mba Ida, Mba Imeh, Mba Rina, Mba kiw, daeng Adiguna, Fenny, Devia, Jhon, Makro, Wanda, ari, Elisya, faiz, serta anggota muda BEM yang selalu memberikan bantuan semangat dan masukan untuk penulis.

18. Keluarga besar BEM FEB UNILA 2012/2013 Mediansyah, Rudi, Defia, Nurul, Elisya, Agung, Muli, Daniel, Devy, Atin, Fijar, Amri, Selvy, Gerald,


(14)

Dinda, Ivan, Aji, yuda, Beni, dan anggota muda BEM yang selalu memberi doa dan dukungannya.

19. Keluarga kedua yang saya cintai, Daeng, Ginan, Fadli, Iduy, Dani, David, Elisya, Acong, Yuda, Ridel, Akbar, Ayu, Aulia, Dewi, Putri, Firdha, Helen, Nadia, Nanda, Legit, Tian, Uje, Arif, Raka, Andi, sendy, Riki, Kamal. Terima kasih atas doa dukungan serta semangat yang kalian berikan, kalianlah yang membuat penulis terus berusaha menyelesaikan penelitian ini. Kita terlihat kecil di mata orang lain tapi kita selalu terlihat besar ketika kita di pandang kecil.

20. Teman-teman Kom Ekonomi, Bang Indra Jantana, Bang Entol, hadi, agung, Bowo, ido, odi, mersa,edward, Alm Nanang, Fadli, Anas, satria, Edo, terima kasih atas ilmu, bantuan, masukan dan arahan selama penulis menjadi pengurus BEM FEB.

21. terima kasih kepada seluruh teman-teman sepermainan dan teman-teman di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, saya ucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan pengorbanan bapak, ibu, kakak, adik, dan teman-teman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga karya ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 16 september 2014 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………...……….. i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kerangka Pemikiran ... 9

E. Hipotesis ... 11

F. Sistematika Penulisan... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan Ekonomi ……….. ... 13

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik……….. ... 15

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik…... 16

3. Teori Pertumbuhan Baru……….. ... 17


(16)

5. Teori W.W.Rostow……….. ... 18

6. Teori Solow-Swan……….. ... 20

B. Tenaga Kerja. ... 23

C. Pengeluaran Pemerintah ... ... 24

D. Tinjauan Empiris.... ... 27

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... . 30

B. Batasan Variabel ... 30

C. Alat Analisis ... ... 31

1. Analisis Kualitatif ... 31

2. Analisis Kuantitatif ... 31

3. Pengujian Statistik... ... 32

4. Uji Asumsi Klasik... 32

4.1.Uji Normalitas ... 32

4.2.Uji Multikolineritas …... 33

4.3.Uji Heteroskedastisitas ... 33

4.4.Uji Autokorelasi ... ... 34

5. Uji Hipotesis ... 35

5.1.Uji F... ... 35

5.2.Uji T (Keberartian Parsial) ... 35

D. Gambaran Umum ... ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 39

B. Hasil dan Pembahasan Asumsi Klasik ... . 39

1. Hasil Uji Normalitas ... 39

2. Hasil Uji Multikolinearitas ... 40

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 41

4. Hasil Uji Otokorelasi ... 42

C. Analisis Statistik Persamaan Kointegrasi ... 43


(17)

2. Uji F ... ... 44 3. Uji T (Keberartian Parsial) ... 45 D. Pembahasan …... 46 V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 53 B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Tenaga Kerja di kota Bandar Lampung... 5

2. Jumlah Tenaga Kerja Menurut Pendidikan... 6

3. Laju Pertumbuhan PDRB kota Bandar Lampung... 8

4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk kota Bandar Lampung... 38

5. Hasil Uji Multikolinieritas... 41

6. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 42

7. Hasil Uji Autokorelasi... 42

8. Hasil Uji Kointegrasi Engle Granger... 43


(19)

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Kerangka Pemikiran …... 9 2. Hasil Uji Normalitas... 40


(20)

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional, dan melalui pergeseran struktur kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier ( Tri Widodo,2006). Kegiatan dalam upaya meningkatkan perekonomi dilakukan dalam jangka pendek dan jangka panjang, baik di tingkat provinsi atau

kabupaten/kota di setiap daerah di Indonesia. Pertumbuhan di bidang ekonomi sangatlah penting karna dengan meningkatnya perekonomian maka akan meningkatkan sektor-sektor lainnya. Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur dalam melihat peningkatan ekonomi, jika pembangunan ekonomi membaik maka peningkatan ekonomi di daerah tersebut semakin membaik, sedangkan jika pembangunan ekonomi di daerah menurun maka peningkatan ekonomi juga akan menurun. Dalam upaya peningkatan ekonomi dapat dilakukan dengan meningkatkan tenaga kerja dengan di imbangi dengan menciptakan lapangan kerja karna jika tidak ada lapangan pekerjaan maka pengangguran akan meningkat.


(21)

2

Menurut Todaro (2000) pemerintah harus diakui dan dipercaya untuk memegang peran yang lebih besar dan lebih menentukan di dalam upaya pengelolaan

perekonomian nasional atau daerah, hal ini yang memacu setiap pemerintah kabupaten/kota di Indonesia berlomba untuk memajukan perekonomian daerahnya agar tercapai masyarakat yang sejahtera di daerahnya dan setiap

pemerintah daerah kabupaten/kota di Indonesia memiliki berbagai program dalam memperbaiki perekonomian di daerahnya, salah satunya adalah pemerintah kota Bandar Lampung yang terus berupaya mengembangkan perekonomian.

Kota Bandar Lampung adalah ibu kota dari provinsi Lampung dan merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan. Kota Bandar Lampung juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah Lampung, letak kotapun sangat strategis karena merupakan daerah transit antar pulau

sumatra dan jawa yang begitu memberi keuntungan bagi pertumbuhan dan pengembangan kota Bandar Lampung. Pemerintah Kota Bandar Lampung memanfaatkan letaknya strategis sebagai pengembangan perekonomian dengan memberi peluang kepada investor untuk menanam modal di Bandar Lampung, serta meningkatkan sumber daya manusia yang ada di daerahnya. Jumlah penduduk di kota Bandar Lampung pada sensus 2010 sebanyak 881.801 orang, dan dengan jumlah penduduk umur produktif umur 15 tahun keatas sebanyak 660.021 , dengan angka PDRB yang dihasilkan pada tahun 2012 sebesar 25,53 triliyun angka ini terus meningkat selama 5 tahun terakhir. Sektor yang

memberikan kontribusi paling besar yaitu sektor industri pengolahan tanpa migas, yaitu sebesar 21, 89 persen. Pemerintah kota Bandar Lampung sendiri dalam visi dan misinya menyatakan ” Terwujudnya Kota Bandar Lampung yang Aman,


(22)

3

Nyaman, Sejahtera, Maju, dan Modern” di dalam poin kesejahtraan memiliki makna yang sejalan dengan penulisan ini yaitu: Menciptakan suatu kondisi masyarakat yang lebih baik dan terus menerus diukur dari beberapa aspek yaitu meningkatnya taraf hidup masyarakat seimbang dengan pertumbuhan

perekonomian wilayah. Hal ini ditandai dengan peningkatan usia harapan hidup, meningkatnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, meningkatnya kesempatan berusaha, berkurangnya jumlah penduduk miskin, meningkatnya angka partisipasi kasar dan murni di bidang pendidikan, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya meningkatkan prekonomian, pemerintah daerah memiliki program-program khusus yang bertujuan untuk menunjang kemajuan prekonomian, adapun program-progam pemerintah kota Bandar lampung adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara

meningkatkan taraf pendidikan agar sumber daya manusia memiliki kualitas yang baik serta menciptakan lapangan pekerjaan yang layak untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Isu mengenai sumber daya manusia (human capital) sebagai input pembangunan ekonomi sebenarnya telah dimunculkan oleh Adam Smith (1776), yang mencoba menjelaskan penyebab kesejahteraan suatu negara, dengan mengisolasi dua faktor, yaitu; 1. pentingnya skala ekonomi, dan 2. pembentukan keahlian dan kualitas manusia. Faktor yang kedua inilah yang sampai saat ini telah menjadi isu utama tentang pentingnya pendidikan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. ketenagakerjaan merupakan salah satu pendorong meningkatnya perekonomian, di dalam ketenagakerjaan terdapat empat bagian yaitu tenaga kerja, kesempatan kerja, angkatan kerja dan pengangguran, berikut penjelasannya:


(23)

4

1. Tenaga kerja

menurut UU N0. 13 Tahun 2003 adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun menurut ILO

(International Labour Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang berusia antara 15–64 tahun. Namun, kebiasaan yang dipakai di Indonesia adalah seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas karena pada usia tersebut seorang penduduk sudah dianggap mulai dapat bekerja.

2. Kesempatan kerja

Kesempatan kerja adalah jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia bagi tenaga kerja yang tercermin dari jumlah penduduk usia kerja (usia 10 tahun ke atas) yang bekerja. Jika jumlah kesempatan kerja yang tersedia lebih sedikit dari jumlah angkatan kerja, hal ini akan menimbulkan pengangguran.

3. Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas) yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok penduduk ini disebut juga penduduk yang aktif secara ekonomi (economically active population). yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja karena alasan masih dalam proses pendidikan, mengurus rumah tangga dan lainnya seperti mereka yang pensiun, atau cacat jasmani. Kelompok penduduk ini disebut juga kelompok penduduk yang tidak aktif secara ekonomi (non-economically active population).


(24)

5

4. Pengangguran

Pengangguran dapat diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Pengangguran yang termasuk ke dalam kriteria mencari pekerjaan adalah penduduk usia kerja yang:

1. Belum pernah bekerja dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan; 2. sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan

sedang berusaha memperoleh pekerjaan.

Berikut ini tabel jumlah tenaga kerja di kota Bandar Lampung yang terdaftar di dinas tenaga kerja dari tahun 2006-2010.

Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja di kota Bandar Lampung yang terdaftar di dinas Tenaga Kerja dari tahun 2007-2011

Tahun Jumlah tenaga kerja

2007 342.334

2008 381.374

2009 374.261

2010 364.664

2011 370.995

Sumber: Badan Pusat statistik kota Bandar Lampung

Dapat di lihat pada tabel1. bahwa di kota Bandar Lampung jumlah tenaga kerja mengalami fluktuatif, peningkatan terjadi di tahun 2008 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 381.374 namun mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai dengan 2010, artinya pemerintah kota Bandar Lampung harus lebih


(25)

6

lapangan pekerjaan , sehingga sumber daya manusia di kotanya dapat di gunakan untuk membantu pemerintah daerah meningkatkan prekonomian di daerahnya. Tenaga kerja juga di bagi berdasarkan tingkat pendidikan berikut tabel yang menunjukan jumlah tenaga kerja berdasarkan pendidikan pada saat mencari pekerjaan.

Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja menurut Pendidikan yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja.

Pendidikan laki-laki perempuan Jumlah

Tidak tamat SD

Tamat SD 769 29 798

Tamat SMP/ sederajat 696 251 947

Tamat SLTA/ sederajat 7401 9486 16887

D.I/D.II/D.III 1770 6080 7250

Sarjana/S1 5684 9419 15103

Sarjana/S2 397 243 640

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung

Tabel diatas menunjukan tingkat pendidikan para tenaga kerja di kota Bandar Lampung, dapat kita lihat bahwa tenaga kerja di Bandar Lampung merupakan lulusan SLTA sederajat artinya tenaga kerja di kota Bandar Lampung rata-rata berpendidikan terakhir yaitu SLTA sederajat dengan jumlah 16887 sedangkan sarjana/ S1 dengan total 15103 dan diploma 7250, artinya sejalan dengan definisi tenaga kerja adalah masyarakat yang berumur 15 tahun yang mampu menciptakan barang dan jasa.

Pertumbuhan perekonomian juga tidak lepas dari peran pemerintah ,

Mangkoesubroto (2001) menjelaskan tentang peengeluaran pemerintah yang dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave dimana mereka menghubungkan


(26)

7

pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, menurut mereka rasio-rasio pengeluaran

pemerintah terhadap pendapatan nasional-relatif besar. Hal itu dikarenakan pada tahap awal ini pemerintah harus menyediakan berbagai sarana dan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas. Bersamaan dengan itu posisi investasi pihak swasta juga meningkat. Tetapi besarnya peranan pemerintah adalah karena pada tahap ini banyak kegagalan pasar yang ditimbulkan

perkembangan ekonomi. Maka peranan pemerintah begitu penting dalam upaya peningkatan perekonomian, namun yang terjdi pada kota Bandar Lampung sebagai kota kecil menangah masyarakat menilai bahwa pemerintah kurang berperan dalam meningkatka perekonomian, hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan produk domestik regional bruto ( PDRB) kota Bandar Lampung yang mengalami fluktuatif. Berikut tabel tentang laju pertumbuhan produk domestik regional bruto di kota Bandar lampung atas dasar harga konstan dari tahun 2007-2010.


(27)

8

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan tahun 2007-2010

Lapangan usaha 2007 2008 2009 2010

Pertanian 2,95 3,95 2,06 1,92

pertambangan dan

penggalian -1,57 5,58 1,50 3,19

industri pengelolaan

tanpa migas 10,47 4,91 7,54 5,22

listrik dan air bersih 7,36 2,98 1,46 2,57

Bangunan 5,69 6,21 1,37 4,63

perdagangan,hotel

&restoran 2,85 3,75 1,78 3,95

pengangkutan dan

komunikasi 3,40 4,82 6,99 6,67

keuangan,persewaan

&jasa prusahaan 18,34 16,23 11,99 12,64

jasa-jasa 1,27 5,70 4,27 3,54

PDRB 6,83 6,93 6,01 6,33

Sumber: Badan Pusat Statistika Kota Bandar Lampung

Dari tabel di atas dapat dilihat laju pertumbuhan PDRB di Kota Bandar lampung mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan dari tahun 2007-2010. Peran pemerintah sangat dibutuhkan dengan mengalokasikan dana APBN dengan benar agar lebih tepat sasaran, hal ini dapat di sebabkan karna adanya pengaruh oleh tingkat pendidikan, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah di kota Bandar Lampung.

Dari latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.


(28)

9

B.Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang setelah peneliti membaca hal-hal diatas adalah 1. Bagaiman pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di

kota Bandar Lampung ?

2. Bagaiman pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung ?

C.Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh dari jumlah tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.

2. Menganalisis pengaruh dari pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.

D.Kerangka Pemikiran

Secara skematis, kerangka pikir yang akan menjadi pedoman dalam penelitian ini akan di jelaskan dalam gambar1 berikut ini.

Tingkat pendidikan

Pengeluaran pemerintah

Pertumbuhan Ekonomi


(29)

10

Teori yang dikembangkan oleh Solow-Swan yang memusatkan perhatianya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi, sehingga terbentuk kerangka pikir pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung, di lihat dari: (1). Tenaga kerja dilihat dari jumlah masyarakat yang sudah bekerja (TK), (2).

Pengeluaran pemerintah (G). Tambunan (2001) menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan pada ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, entrepreneurship, dan energi. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia (SDM) yang berperan sebagai penghasil barang dan jasa dimana sebagai salah satu penggerak perekonomi di nilai berpengaruh meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran pemerintah tidak lepas dalam penentu kebijakan, agar pencapaian perekonomian yang direncanakan tepat sasaran, maka dari itu pertumbuhan ekonomi disuatu daerah tidak lepas dari peran pemerintah sebagai penentu kebijakan. Hubungan antara tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik sangatlah erat. Pertumbuhan ekonomi dapat dicapai apabila suatu daerah atau negara memiliki sumberdaya manusia yang memadai, serta dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan mengolahnya dan pemerintah dapat mengawasi agar perekonomian didaerah atau negaranya dapat berjalan dengan baik, dengan begitu maka pertumbuhan ekonomi didaerah atau negara dapat meningkat.

Faktor terpenting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja, tetapi faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja (Sadono Sukirno, 2004).


(30)

11

Dalam upaya meningkatkan perekonomian di kota Bandar Lampung faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di antaranya tenaga kerja,

pertumbuhan tenaga kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi, dengan meningkatnya tenaga kerja akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas serta akan memacu pertumbuhan ekonomi. Di samping itu semua perlu adanya peran pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung dengan begitu akan menaikan total output.

Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandar Lampung mengalami fluktuasi berbeda dengan kota-kota maju, kenaikan dan penurunan pertumbuhan ekonomi dapat di pengaruhi oleh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah. Jumlah tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah di kota Bandar Lampung dijadikan sebagai variabel bebes, karna diduga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.

E.Hipotesis.

Berdasarkan kerangka pikir yang sudah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.

2. Diduga jumlah pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Bandar Lampung.


(31)

12

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini disusun sitematika penulisan skipsi sebanyak lima bab, adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan yang bertujuan untuk memberikan latar belakang penelitian yang terdiri latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis, dan sitematika skripsi.

Bab II Landasan Teori yang akan digunakan untuk melandasi hipotesis yang diajukan memuat definisi pertumbuhan ekonomi,model pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah di Bandar Lampung. Bab III Metode Penelitian yang membahas tentang metode penelitian yang

digunakan dan gambaran umum Bandar Lampung. Bab IV Hasil Perhitungan dan Pembahasan


(32)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Pertumbuhan Ekonomi

Banyak yang menilai bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi itu sama, padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno pembangunan meliputi usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat pendapatan masyarakat, pada umumnya pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno, 2000). Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur apa yang telah didapat atau dicapai dari perkembangan suatu perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, dan pembangunan ekonomi lebih kearah peningkatan laju pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut harga


(33)

14

konstan. Namun, selain peningkatan produksi dari segi kualitatif, pembangunan ekonomi juga dilihat dari peningkatan produksinya dari segi kualitatif.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara antara lain :

1. Sumber Daya Manusia

Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses

pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin


(34)

15

canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

4. Budaya

Budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Berikut ini beberapa teori pertumbuhan yang di kemukakan oleh para ahli : 1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Menurut ekonom Klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas sektor-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya. Produktivitas dapat


(35)

16

ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik.

Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi

Persamaannya adalah :

Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT)

Δ Y = tingkat pertumbuhan ekonomi Δ K = tingkat pertambahan barang modal Δ L = tingkat pertambahan tenaga kerja Δ T = tingkat pertambahan teknologi

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor modern Lewis yakni:

Y = Aeμt . Kα . L1-α ...(1) Y = Produk Domestik Bruto

K = stok modal fisik dan modal manusia L = tenaga kerja non terampil

A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar eμt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi

α = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni

persentase kenaikan PDB yang bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan modal manusia.


(36)

17

3. Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory)

Teori ini memberikan kerangka teoritis untuk menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen, Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam sistem ekonomi. Teori ini menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar sistem . Akumulasi modal

merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi. Definisi modal/kapital diperluas dengan memesukkan model ilmu pengetahuan dan modal sumber daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi teknologi merupakan bagian dari proses pertumbuhan

ekonomi.

4. Teori Joseph Schumpeter

Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dalam bukunya yang berbahasa Jerman pada tahun 1911 yang dikemukakan pada tahun 1934 diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Econimic Development. Kemudian Shumpeter menggambarkan teorinya lebih lanjut tentang proses pembangunan dan faktor utama yang menentukan pembangunan dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1939 dengan judul Bussines Cyle. Salah satu pendapat Shumpeter yang penting, yang merupakan landasan teori pembangunannya, adalah keyakinannya bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Namun demikian schumpeter meramalkan secara pesimis bahwa dalam jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami kemandegan (stagnasi). Pendapat ini sama dengan pendapat kaum Klasik.


(37)

18

Menurutnya pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmoni atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discontinuous). Pembangunan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Menurut teori

pertumbuhan neo klasik ini kuncinya berada pada enterprener atau wirausaha, yaitu orang-orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk

nasional. Schumpeter berkeyakinan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat yang mengorganisasi barang-barang yang diperlukan masyarakat secara keseluruhan. Merekalah yang menciptakan inovasi pembaharuan dalam perekonomian. Pembaharuan yang diciptakan dalam bentuk: memperluas barang baru, menggunakan cara-cara baru dalam berproduksi, memperluas pasar barang ke daerah-daerah baru, mengembangkan sumber-sumber bahan mentah yang baru, mengadakan reorganisasi dalam perusahaan atau industri. 5. Teori Pertumbuhan Ekonomi W.W. Rostow

Menurut W.W.Rostow (1979) di dalam bukunya yang bejudul The Stages of Economic Growth menyatakan bahwa pertumbuhan perekonomian dibagi menjadi 5 (lima) sebagai berikut:

Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)

1. Merupakan masyarakat yang mempunyai struktur pekembangan dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas.

2. Belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern.


(38)

19

Masyarakat pra kondisi untuk periode lepas landas (the preconditions for take off)

1. Merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dimana masyarakat sedang berada dalam proses transisi.

2. Sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan modern ke dalam fungsi-fungsi produksi baru, baik di bidang pertanian maupun di bidang industri.

Periode Lepas Landas (The take off)

1. Merupakan interval waktu yang diperlukan untuk mendobrak penghalang-penghalang pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

2. Kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diperluas 3. Tingkat investasi yang efektif dan tingkat produksi dapat meningkat

4. Investasi efektif serta tabungan yang bersifat produktif meningkat atau lebih dari jumlah pendapatan nasional.

5. Industri-industri baru berkembang dengan cepat dan industri yang sudah ada mengalami ekspansi dengan cepat.

Gerak Menuju Kedewasaan (Maturity)

1. Merupakan perkembangan terus menerus dimana perekonomian tumbuh secara teratur serta lapangan usaha bertambah luas dengan penerapan teknologi modern.

2. Investasi efektif serta tabungan meningkat dari 10 % hingga 20 % dari pendapatan nasional dan investasi ini berlangsung secara cepat.


(39)

20

4. Barang-barang yang dulunya diimpor, kini sudah dapat dihasilkan sendiri. 5. Tingkat perekonomian menunjukkkan kapasitas bergerak melampaui

kekuatan industri pada masa take off dengan penerapan teknologi modern

Tingkat Konsumsi Tinggi (high mass consumption)

1. Sektor-sektor industri merupakan sektor yang memimpin (leading sector) bergerak ke arah produksi barang-barang konsumsi tahan lama dan jasa-jasa.

2. Pendapatan riil per kapita selalu meningkat sehingga sebagian besar masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.

3. Kesempatan kerja penuh sehingga pendapata nasional tinggi.

4. Pendapatan nasional yang tinggi dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi. 6. Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan

Teori ini menjelaskan bagaimana tingkat tabungan dan investasi pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output perekonomian dan pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw:2000). Dalam teori ini

perkembangan teknologi diasumsikan sebagai variabel yang eksogen. Hubungan antara output , modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut.

y = f (k) ...(1)

Dari persamaan (1) terlihat bahwa output per pekerja (y) adalah fungsi dari capital stock per pekerja. Sesuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum “the law of deminishing return”, dimana pada titik produksi awal,


(40)

21

penambahan kapital per labor akan menambah output per pekerja lebih banyak, tetapi pada titik tertentu penambahan capital stock per pekerja tidak akan menambah output per pekerja dan bahkan akan bisa mengurangi output per pekerja. Sedangkan fungsi investasi dituiskan sebagai berikut.

i = s f(k) ...(2)

Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan

fungsi capital stock per pekerja.Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya investasi dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan penyusutan akan menguranginya.

Δk = i - y kt ...(3),

Dimana ; Y adalah porsi penyusutan terhadap capital stock

Tingkat tabungan yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan capital stock dan akan meningkatkan pendapatan sehingga memunculkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Tetapi dalam kurun waktu tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan jika telah mencapai apa yang disebut steady-state level of capital. Kondisi ini terjadi jika investasi sama dengan penyusutan sehingga akumulasi modal.

Selain tingkat tabungan, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi lebih bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Populasi meningkatkan jumlah labor dan dengan

sendirinya akan mengurangi capital stock per pekerja. Tingkat pertumbuhan populasi dan tingkat penyusutan secara bersama-sama akan mengurangi capital stock. Pengaruh pertumbuhan populasi secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.


(41)

22

Δk = sf(k) - (Y + n) kt, ...(4) dimana n adalah tingkat pertumbuhan populasi.

Dalam teori ini diprediksi bahwa negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang tinggi akan memiliki GDP perkapita yang rendah (Mankiw: 2000). Kemajuan teknologi dalam teori Solow dianggap sebagai faktor eksogen. Dalam perumusan selanjutnya fungsi produksi adalah Y =f (K,L,E), dimana E adalah efisiensi tenaga kerja. Selanjutnya y adalah Y/LE dimana LE

menunjukkan jumlah tenaga kerja efektif. Pengaruh dari kemajuan teknologi terhadap perubahan modal dapat dirumuskan sebagai

Δk = sf(k) - (y + n + g) kt, ...(5)

dimana g menggambarkan kemajuan teknologi melalui efisiensi tenaga kerja. Dampak dari kemajuan teknologi adalah dapat memunculkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan karena mengoptimalkan efisiensi tenaga kerja yang terus tumbuh.

Menurut teori Solow ada beberapa hal yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan porsi tabungan akan meningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu

meningkatkan investasi yang sesuai dalam perekonomian baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Mendorong kemajuan teknologi dapat meningkatkan pendapatan per tenaga kerja sehingga pemberian kesempatan untuk berinovasi pada sektor swasta akan berpengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi.


(42)

23

B.Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, di antaranya mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang

dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

Hubungan antara Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi.

Todaro (2000) menjelaskan bahwa akumulasi modal (Capital Accumulation) terjadi apabila sebagian pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia juga meningkatkan kualitasnya sehingga pada akhirnya akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi mengingat terus bertambahnya jumlah manusia. Pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan dalam kerja atau magang, kursus-kursus dan aneka pendidikan infomal lainnya perlu diefektifkan untuk mencetak tenaga-tenaga terdidik dan sumberdaya manusia yang terampil melalui investasi langsung dalam pembangunan.

Tambunan (2001) dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat

ditentukan pada ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, entrepreneurship, dan energi. Tenaga kerja


(43)

24

dikatakan bahwa berpengaruh positif atau negatif dari pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian daerah tersebut dalam

menyerap dan secara produktif memanfaatkan pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh tingkat akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi. C.Pengeluaran Pemerintah.

Menurut UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah , belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Pengeluaran pemerintah daerah terdiri atas pengeluaran belanja, bagi hasil ke daerah yang menjadi otoritasnya, dan pembiayaan. Belanja terdiri atas tiga macam pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal, dan belanja tidak terduga. Pengeluaran rutin, yaitu pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Pembelanjaan yang termasuk dalam pos ini, di antaranya belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja

pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja pinjaman, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya. Belanja modal, terdiri atas belanja aset tetap dan belanja aset lainnya. Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Bagi hasil pendapatan ke daerah yang menjadi otoritas dilakukan melalui tiga hal, di antaranya bagi hasil pajak ke kabupaten/kota, bagi hasil retribusi ke

kabupaten/kota, dan bagi hasil pendapatan lainnya ke kabupaten/kota. Sumber-Sumber Penerimaan Pemerintah Daerah, Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan daerah bersumber dari:


(44)

25

1. pendapatan asli daerah; 2. dana perimbangan; 3. pendapatan lain-lain.

Adapun pengeluaran pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran pinjaman, penyertaan modal pemerintah, belanja investasi permanen, dan pemberian pinjaman jangka panjang.

pembiayaan bersumber dari:

1. sisa lebih perhitungan anggaran daerah. 2. penerimaan pinjaman daerah.

3. dana cadangan daerah.

4. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. 5. Pendapatan Asli Daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pendapatan asli daerah bersumber dari:

1. Pajak daerah, Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. Pajak daerah dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.


(45)

26

2. Retribusi daerah, Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4. Pendapatan asli daerah lain-lain yang sah, meliputi:

A. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

B. hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

C. jasa giro;

D. pendapatan bunga; E. tuntutan ganti rugi;

F. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;

G. komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan barang dan jasa oleh daerah.

Menurut permendagri 13 thn 2006, Pengeluaran Daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah. Dimana Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran daerah.

Pengeluaran daerah terdiri dari : 1. Belanja Daerah

Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang


(46)

27

kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum.

Jenis-jenis belanja :

a. Belanja tidak langsung

Yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga.

b. Belanja Langsung

Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Ketiga jenis belanja langsung untuk melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah ini dianggarkan pada belanja SKPD bersangkutan.

D.Tinjauan Empirik No Nama

penulis

Judul Alat

analisis

Hasil

1 Sayekti Suindyah

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan

OLS Hasil analisis dari penelitian ini menunjukan bahwa, semakin tinggi tingkat investasi di provinsi jawa timur khususnya


(47)

28

ekonomi di Provinsi Jawa Timur

investasi asing akan meningkatkat

pertumbuhan ekonomi, dan tenaga kerjapun memiliki pengaruh yang signifikan serta besarnya pengeluaran pemerintah akan membantu

meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di Provinsi jawa timur

2. Deddy Rustiono Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah

OLS Hasil analisis mengenai pengaruh PMA, PMDN, Angkatan Kerja dan pengeluaran pemerintah daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah menunjukkan hubungan yang positif signifikan. Sedangkan penambahan variabel dummy krisis menunjukkan pengaruh yang negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

3. Eddy Wibowo Candra Analisis Peranan Pengeluaran Pemerintah,Tenaga Kerja dan Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2001-2010

OLS Berdasarkan hasil uji R2 dengan nilai 0.993504 berarti variabel

pengeluaran pemerintah, tenaga kerja dan

penanaman modal dalam negeri (PMDN) mampu menjelaskan

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur sebesar 99,35%,

berdasarkan uji F dengan nilai probabilitas sebesar 0.000001 berarti variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependent secara signifikan.


(48)

29

Berdasarkan uji t semua variabel bernilai positif dan

signifikan kecuali variabel penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang

berpengaruh positif tetapi tidak

signifikan. 4. Dewi

Kurniawat i Sanusi Analisis Pengaruh jumlah Tenaga Kerja, tinkat pendidikan dan Pengeluaran Pemerintah pada pertumbuhan ekonomi dan dampak pada kemiskinan di manado

OLS Dari hasil penelitiannya bahwa tenaga

kerja,tingkat pendidikan dan pengeluaran

pemerintah berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi serta memiliki dampak terhadap kemiskinan di Sulawesi Utara


(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder runtutan waktu ( time series), merupakan data yang diperoleh dari instansi pemerintah kota Bandar Lampung berupa data tenaga kerja dari Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung, serta data pengeluaran pemerintah Bandar Lampung, dan Badan Pusat Statistika kota Bandar Lampung serta mempelajari dari berbagai sumber yang mendukung penelitian ini.

B. Batasan Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pertumbuhan ekonomi (Y) sebagai variabel terikat yang menunjukan

pertumbuhan ekonomi, dilihat dari PDRB atas harga konstan di kota Bandar Lampung ( dalam jutaan rupiah )

2. Tenaga Kerja (TK) dilihat dari jumlah penduduk yang bekerja dan mencari kerja ( dalam satuan orang )

3. Pengeluaran pemerintah (G) dimana pengeluaran pemerintah dilihat dari pengeluaran yang di keluarkan untuk pendidikan dan tenaga kerja (dalam juta rupiah)


(50)

31

C. Alat Analisis

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mendukung hasil dari analisa kuantitatif serta analisis untuk mengetahui keterkaitan hasil perhitungan dengan menggunakan teori-teori pendukung dan berhubungan dengan masalah yang diteliti yang bersumber dari berbagai literatur.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah

terhadap variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi dengan

menggunakan model analisis regresi berganda melalui uji asumsi metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS).

Dengan demikian data harus memenuhi 4 asumsi dasar, yaitu : Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, uji Autokorelasi, dan uji

Multikolinearitas. Dengan menggunakan model regresi sebagai berikut : Y:f (TK,G)

Untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan ekonomi digunakan persamaan regresi OLS (Carl Friedrich Gauss).

Model yang gunakan yaitu:


(51)

32

Keterangan:

Ln Pe : Pertumbuhan Ekonomi Ln TK : Tenaga Kerja.

Ln G : Pengeluaran Pemerintah β0….β2 : Koefisien yang diestimasi. ฀t : error term

3. Pengujian Statistik

Dalam bahasan ini, variabel yang penting adalah variabel-variabel bebas seperti Tenaga Kerja (TK), dan Pengeluaran Pemerintah (G)

4. Uji Asumsi Klasik

Asumsi Klasik ini mengindikasikan beberapa pengujian di dalamnya seperti Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji

Autokorelasi. Pengujian jenis ini dilakukan karena sangat berkaitan dengan Uji T dan Uji F.

4.1 Uji Normalitas

merupakan pengujian terhadap variabel-variabel bebas untuk melihat apakah terdapat batasan yang normal di dari hasil estimasi awal. Dengan menggunakan metode dari Jacque-Berra, dimana:

H0 menunjukkan data tersebar normal.


(52)

33

4.2Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan hubungan linear antara variabel-variabel bebas di dalam suatu regresi. Terdapat beberapa cara untuk mengetahui adanya

multikolinearitas atau tidak, yaitu:

1. Dengan adanya nilai R2 yang tinggi namun hanya sedikit variabel bebas yang signifikan

2. Menggunakan korelasi parsial antar variabel bebas 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Metode White dengan beberapa tahapan:

1. Mengestimasi model dan mengetahui nilai residunya

2. Setelah itu mencari residual test no-cross term, maka akan terbentuk equation baru

3. Akan terlihat di sana terdapat Obs*R-Squared, yang merupakan hasil dari N*R-Squared = χ2

4. Dengan indikasi tersebut, jika χ2

hitunglebih besar dari χ2tabel maka H0 ditolak

dan ada heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika χ2

hitung lebih kecil dari

χ2


(53)

34

4.4 Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan antara observasi dengan observasi lainnya dalam model tersebut dalam time-series maupun cross-section. Untuk mendeteksi autokorelasi, terdapat beberapa metode yaitu:

a. Metode Durbin-Watson (DW)

Dengan nilai masing-masing yaitu:

1. 0 < d < dL = autokorelasi positif

2. dL ≤ d ≤ dU = ragu-ragu, tidak ada keputusan

3. dU ≤ d ≤ 4- dU = tidak ada autokorelasi positif/negative

4. 4- dU ≤ d ≤ 4- dL = ragu-ragu, tidak ada keputusan

5. 4- dL ≤ d ≤ 4 = autokorelasi negative

b. Metode Breusch-Godfrey

Metode ini memiliki kelemahan dalam menentukan panjangnya kelambanan/lag (ρ). Ada atau tidaknya autokorelasi tergantung pada kelambanan yang kita pilih.

Autokorelasi negatif Ragu-ragu

Tidak ada korelasi Ragu-ragu

Autokorelasi positif

4-dL 4

4-dU

2 dU

dL


(54)

35

5. Uji Hipotesis 5.1 Uji Fisher (F)

Ln Pe = β0 + Lnβ1 TK + Lnβ2 G +฀t

H0 = β0: β1: β2 = 0

HA = β0 = β1 ≠ β2

F = ESS/K RSS/(N-K-1) 5.2 Uji Parsial (T)

merupakan uji variabel terikat (independent) terhadap variabel bebas (dependent). Perbedaan uji T pada koefisien regresi parsial pada regresi berganda dengan uji T pada regresi sederhana adalah pada regresi sederhana, Degree of Freedom sebesar N-2 sedangkan untuk regresi berganda, jumlah variabel bebas ditambah dengan konstanta (c). Terdapat dua sisi pengujian hipotesis yaitu satu sisi dan dua sisi.

1. Satu Sisi H0: β1 ≤ 0

HA: β1 > 0

H0: β1 ≥ 0


(55)

36

Rumus untuk uji T: T = β1* - β1

Se (β1)

Dengan jumlah observasi (n), jumlah variabel bebas (k). Untuk mendapatkan Degree of Freedom, yaitu: n – k -1 D. Gambaran Umum.

Gambaran Tentang Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat daya Pulau Sumatera ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan. Letaknya di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. Kota ini menjadi pertemuan antara lintas tengah dan timur Sumatera. Kendaraan dari daerah lain di Pulau Sumatera harus melewati Bandar Lampung bila menuju ke Pulau Jawa. Pada umumnya kendaraan tersebut transit di terminal Rajabasa. Keluar dan masuknya

kendaraan baik bus, angkutan kota maupun minibus ke terminal ini, ternyata mampu mendatangkan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) Kota Bandar Lampung yang pada tahun anggaran 2000 mencapai Rp 11,9 milyar. Angkutan jalan raya mampu menyumbang Rp 273 milyar dari total kegiatan ekonomi tahun 2000.

Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan daerah perkotaan yang terus berkembang dari daerah tengah ke daerah pinggiran kota yang ditunjang fasilitas perhubungan dan penerangan. Pengembangan kota ditandai dengan


(56)

37

tumbuhnya kawasan permukiman, namun demikian daerah pinggiran belum terlihat jelas ciri perkotaannya. Pada tahun 2012 Kota Bandar Lampung dimekarkan dari 13 Kecamatan dan 98 kelurahan menjadi 20 kecamatan dan 126 kelurahan.

Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 5º20’-5º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT dengan luas wilayah 197.22 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Batas Utara : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan 2. Batas Selatan : Teluk Lampung.

3. Batas Timur : Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan 4.Batas Barat : Kecamatan Gedung tataan,Padang Cermin kab. Pesawaran. Penduduk pendatang yang menetap di Propinsi Lampung diperkirakan mencapai 84%. Kelompok etnis terbesar adalah Jawa (30%), Banten/Sunda (20%), Minangkabau (10%), Semendo (12 %). Kelompok etnis lain yang cukup banyak jumlahnnya adalah Bali, Batak, Bengkulu, Bugis, China, Ambon, Aceh, Riau, dan lain-lain. Banyaknya penduduk pendatang ini akibat adanya progam relokasi yang dilakukan sejak tahun 1905 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan memindahkan petani dari Bagelan Jawa Tengah dan membangun Kota Wonosobo dan Kota Agung. Kemudian tahun 1932 – 1937 ada pembukaan lahan transmigrasi baru di Kota Metro, Pringsewu, dan berbagai kota lainnya. Program transmigrasi ini terus berlangsung hingga akhir dekade 80-an.

Menurut data tahun 2012, Kota Bandar Lampung dibagi atas 20 kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Teluk Betung Selatan


(57)

38

dengan 93.665 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Tanjung Karang Pusat dengan 11.166 jiwa/km2 Seperti Dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Bandar Lampung

Sumber : BPS kota Bandar Lampung 2012

Data diatas belum termasuk jumlah penduduk dari hasil pemekaran kecamatan diantaranya kecamatan bumi waras,teluk betung timur,kedamaian, enggal, langkapura, labuhan ratu dan way halim. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 902.885 jiwa artinya pemerintah kota Bandar Lampung dapat

memanfaatkan sumber daya manusianya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)

Teluk Betung Barat 61.210 2.916

Teluk Betung Selatan 93.665 9.301

Panjang 64.925 3.068

Tanjung Karang Timur

90.812 4.302

Teluk Betung Utara 63.935 6.159

Tanjung Karang Pusat 74.586 11.166

Tanjung Karang Barat 65.124 4.301

Kemiling 72.582 2.625

Kedaton 89.695 8.244

Rajabasa 45.848 3.521

Tanjung Seneng 42.279 3635

Sukarame 72.751 4.312

Sukabumi 65.473 5.625


(58)

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil uji F pada penelitian ini, diketahui bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, jumlah tenaga kerja ( TK ), dan pengeluaran pemerintah ( G ) berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ( PE ). 2. Tenaga Kerja menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi(PDRB), yang artinya jika tenaga kerja mengalami kenaikan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan mengalami peningkatan, dan sebaliknya jika tenaga kerja mengalami penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan mengalami penurunan.

3. Pengeluaran pemerintah menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, yang artinya jika pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan

mengalami peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya jika pengeluaran pemerintah mengalami penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan mengalami penurunan.

B. Dari variabel – variabel bebas yang ada dalam penelitian ini seluruh variabel mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Dari hasil estimasi


(59)

54

OLS diketahui bahwa variabel tenaga kerja (TK) memiliki koefisien sebesar 0.02294 menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan TK sebesar 1 persen (ceteris paribus) maka akan menyebabkan perubahan kenaikan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0.01 persen dan pengeluaran pemerintah (G) memiliki koefisien sebesar 0,032413 menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan G sebesar 1 persen ( ceteris paribus ) maka akan

menyebabkan perubahan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.2 persen. Dari hasil ini juga membuktikan tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

C. Saran

1. Bagi Pemerintah kota Bandar Lampung diharapkan agar pemerintah dapat lebih mengendalikan dan memperbaiki pertumbuhan ekonomi berdasarkan faktor- faktor yang telah dibahas dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah. Serta merumuskan kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat.

2. Pemerintah kota Bandar Lampung juga harus memperhatikan pengeluarannya, karna semakin tinggi pengeluaran pemerintah kota Bandar Lampung maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, artinya pengeluaran yang akan dikeluarkan harus lebih tepat sasaran.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mencari variabel yang lebih mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain dari variabel tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah.


(60)

55

4. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menambahkan jumlah tahun pada penelitian atau menjadikan data tahunan menjadi bulanan, dan untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode penelitian Error term crossection Model ( ECM ) atau Vector Auto Regression ( VAR ) untuk mengetahui keterkaitan variabel-variabel makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN Yogyakarta Avanda. 2013 Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Badan Pusat Statistik. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. BPS Kota Bandar Lampung.

Basri, F. 2002.Perekonomian Indonesia, Tantangan Dan Harapan Bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Erlangga, Surabaya

Deddy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah . FE UNDIP. Semarang.

Dewi S.2014. Analisis jumlah tenagakerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah pada pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap kemiskinan di Sulawesi Utara dari tahun 2001-2010. FEB Univ. Sam Ratulangi. Manado

Eddy. 2012. Analisis Peranan Pengeluaran Pemerintah,Tenaga Kerja dan Penanaman Modal Dalam NEgeri (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2001-2010. FEB Universitas Brawijaya. Malang.

Mangkoesubroto, G.2001. Ekonomi Publik. edisi 3.Yogyakarta. BPFE.

Mulyadi.2008. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam perspektif pembangunan. Rajawali Pers.

Sayekti. 2009.Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. FE Universitas Darul’ulum Jombang.


(62)

Sukirno. 1985. Pengantar Ekonomi Pembangunan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno. 1994. Pengantar Makroekonomi. Edisi kedua. Jakarta : Rajawali press. Sukirno. 2000. Makroekonomi Modern. Perkembangan Pemikiran Dari

Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka.

Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar kebijakan.

Kencana. Jakarta

Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Edisi pertama. Yogyakarta : Andi.

Tambunan.2001. Perekonomian Indonesia: teori dan Temuan empiris. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Widodo T.2006. Perencanaan Pembangunan. UPP STIM YKPM.

Todaro Michael 2000.Pembangunan Ekonomi di dunia ketiga. Jilid 2. Pentranslit Munandar. Erlangga. Jakarta.

Widarjono Agus. 2007. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi kedua. Ekonisia FE-UII. Ygyakarta

William N Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi 2. Universitas Gajah Mada

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

tertinggi adalah Kecamatan Tanjung Karang Pusat dengan 11.166 jiwa/km2 Seperti Dapat dilihat pada Tabel berikut

Tabel 4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Bandar Lampung

Sumber : BPS kota Bandar Lampung 2012

Data diatas belum termasuk jumlah penduduk dari hasil pemekaran kecamatan diantaranya kecamatan bumi waras,teluk betung timur,kedamaian, enggal, langkapura, labuhan ratu dan way halim. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 902.885 jiwa artinya pemerintah kota Bandar Lampung dapat

memanfaatkan sumber daya manusianya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Kecamatan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)

Teluk Betung Barat 61.210 2.916

Teluk Betung Selatan 93.665 9.301

Panjang 64.925 3.068

Tanjung Karang Timur

90.812 4.302

Teluk Betung Utara 63.935 6.159

Tanjung Karang Pusat 74.586 11.166

Tanjung Karang Barat 65.124 4.301

Kemiling 72.582 2.625

Kedaton 89.695 8.244

Rajabasa 45.848 3.521

Tanjung Seneng 42.279 3635

Sukarame 72.751 4.312

Sukabumi 65.473 5.625


(2)

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil uji F pada penelitian ini, diketahui bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, jumlah tenaga kerja ( TK ), dan pengeluaran pemerintah ( G ) berpengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi ( PE ). 2. Tenaga Kerja menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi(PDRB), yang artinya jika tenaga kerja mengalami kenaikan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan mengalami peningkatan, dan sebaliknya jika tenaga kerja mengalami penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan mengalami penurunan.

3. Pengeluaran pemerintah menunjukkan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, yang artinya jika pengeluaran pemerintah mengalami kenaikan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan

mengalami peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya jika pengeluaran pemerintah mengalami penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi maka akan mengalami penurunan.

B. Dari variabel – variabel bebas yang ada dalam penelitian ini seluruh variabel mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Dari hasil estimasi


(3)

OLS diketahui bahwa variabel tenaga kerja (TK) memiliki koefisien sebesar 0.02294 menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan TK sebesar 1 persen (ceteris paribus) maka akan menyebabkan perubahan kenaikan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0.01 persen dan pengeluaran pemerintah (G) memiliki koefisien sebesar 0,032413 menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan kenaikan G sebesar 1 persen ( ceteris paribus ) maka akan

menyebabkan perubahan kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1.2 persen. Dari hasil ini juga membuktikan tenaga kerja, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

C. Saran

1. Bagi Pemerintah kota Bandar Lampung diharapkan agar pemerintah dapat lebih mengendalikan dan memperbaiki pertumbuhan ekonomi berdasarkan faktor- faktor yang telah dibahas dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah. Serta merumuskan kebijakan yang lebih berpihak pada masyarakat.

2. Pemerintah kota Bandar Lampung juga harus memperhatikan pengeluarannya, karna semakin tinggi pengeluaran pemerintah kota Bandar Lampung maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, artinya pengeluaran yang akan dikeluarkan harus lebih tepat sasaran.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mencari variabel yang lebih mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain dari variabel tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah.


(4)

55

4. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menambahkan jumlah tahun pada penelitian atau menjadikan data tahunan menjadi bulanan, dan untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan metode penelitian Error term crossection Model ( ECM ) atau Vector Auto Regression ( VAR ) untuk mengetahui keterkaitan variabel-variabel makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. STIE YKPN Yogyakarta Avanda. 2013 Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Badan Pusat Statistik. Kota Bandar Lampung Dalam Angka. BPS Kota Bandar Lampung.

Basri, F. 2002.Perekonomian Indonesia, Tantangan Dan Harapan Bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia, Erlangga, Surabaya

Deddy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah . FE UNDIP. Semarang.

Dewi S.2014. Analisis jumlah tenagakerja, tingkat pendidikan dan pengeluaran pemerintah pada pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap kemiskinan di Sulawesi Utara dari tahun 2001-2010. FEB Univ. Sam Ratulangi. Manado

Eddy. 2012. Analisis Peranan Pengeluaran Pemerintah,Tenaga Kerja dan Penanaman Modal Dalam NEgeri (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2001-2010. FEB Universitas Brawijaya. Malang.

Mangkoesubroto, G.2001. Ekonomi Publik. edisi 3.Yogyakarta. BPFE.

Mulyadi.2008. Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam perspektif pembangunan. Rajawali Pers.

Sayekti. 2009.Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. FE Universitas Darul’ulum Jombang.


(6)

Sukirno. 1985. Pengantar Ekonomi Pembangunan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno. 1994. Pengantar Makroekonomi. Edisi kedua. Jakarta : Rajawali press. Sukirno. 2000. Makroekonomi Modern. Perkembangan Pemikiran Dari

Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka.

Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar kebijakan. Kencana. Jakarta

Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Edisi pertama. Yogyakarta : Andi.

Tambunan.2001. Perekonomian Indonesia: teori dan Temuan empiris. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Widodo T.2006. Perencanaan Pembangunan. UPP STIM YKPM.

Todaro Michael 2000.Pembangunan Ekonomi di dunia ketiga. Jilid 2. Pentranslit Munandar. Erlangga. Jakarta.

Widarjono Agus. 2007. Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi kedua. Ekonisia FE-UII. Ygyakarta

William N Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi 2. Universitas Gajah Mada

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Kab/Kota di Profinsi Jawa Tengah

0 10 152

PENGARUH PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 3 2

PENGARUH PENGELUARAN DANA PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 4 2

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

2 33 62

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI SWASTA DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

5 24 63

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

0 7 57

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

0 0 13

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKANDAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 15

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Lampung Tengah

0 0 34