Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI
SWASTA, DAN TENAGA KERJA TEHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ADRIAN PRAMA ARTA WARAT WATOR

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah, Investasi Swasta, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013

Adrian Prama Arta Warat Wator
H14090113

ABSTRAK
ADRIAN PRAMA ARTA WARAT WATOR. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah,
Investasi Swasta, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia. Dibimbing oleh DEWI ULFAH WARDANI.
Pembangunan ekonomi merupakan proses meningkatkan kesejahteraan
dengan salah satu indikator keberhasilannya diukur dari pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini menganalisis pengaruh dari anggaran belanja pemerintah, investasi
swasta, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi. Metode analisis yang
digunakan adalah uji kointegrasi Engel-Granger dan Error Correction Mechanism
(ECM). Hasil menunjukan (1)realisasi anggaran belanja pemerintah subsidi sangat
berfluktuatif dipengaruhi harga minyak mentah dunia. Transfer daerah merupakan
belanja pemerintah yang paling besar. Realisasi investasi swasta dipengaruhi
krisis pada perekonomian dunia. (2) Dalam jangka panjang variabel subsidi dan

inflasi memiliki hubungan negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,
sedangkan investasi swasta memiliki hubungan positif signifikan. Jangka pendek
variabel investasi swasta, belanja modal, transfer daerah dan tenaga kerja
memiliki hubungan positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan
Subsidi dan Inflasi memiliki hubungan negatif.
Kata kunci : pertumbuhan ekonomi, belanja pemerintah, investasi swasta, tenaga
kerja, ECM.

ABSTRACT
ADRIAN PRAMA ARTA WARAT WATOR. The Effect Of Government
Spending, Private Investment, And Labor On Economic Growth In Indonesia.
Supervised by DEWI ULFAH WARDANI.
Economic development is the process of improving the welfare of any one
indicator of success is measured economic growth The analytical method is use
Engel-Granger cointegration test and Error Correction Mechanism (ECM). The
result shows that (1)the realization of the government budget subsidies fluctuated
greatly affected the world price of crude oil. Transfer area is the biggest
government spending. Realization of private investment in the crisis affected the
world economy. (2) The long-term variable subsidy and inflation has a negative
significant relationship to economic growth, while private investment have a

significant positive relationship In the short term variables inflation and subsidies
have negative significantly relationship to economic growth, while private
investment, government capital expenditure, the transfer area, and labor force
has a significant negative.
Keywords: economic growth, government spending, private investment, labor,
ECM

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, INVESTASI
SWASTA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ADRIAN PRAMA ARTA WARAT WATOR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta, dan Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Nama
: Adrian Prama Arta Warat Wator
NIM
: H14090113

Disetujui oleh

Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Dedi Budiman Hakim, M.Ec

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus
yang telah melimpahkan kasih, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pengeluaran pemerintah,
Investasi Swasta, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia”.
Skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Dewi Ulfah Wardani, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses
penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Keluarga Yoseph Marton Ata Wator (ayah) dan Heni Irianti, SPd (ibu), kedua
adik saya Helena Naramurti dan Valentinus Pati Wator, serta saudara yang
telah memberikan banyak ilmu hidup, semangat, doa, dukungan moral dan
spiritual hingga akhir penulisan skripsi ini.

3. Dosen, staf penunjang dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi atas
ilmu dan bantuan yang diberikan selama masa perkuliahan.
4. Teman sebimbingan Nila, Rina, Gresila, Dan Intan yang selalu saling
mendukung menyelesaikan tulisan ini.
5. Saudara terkasih yang telah berjuang bersama menjalani kuliah di IPB Ronald,
Afif, Murdani, Fardi, Cahna, Dery. Saudara alam tempat berbagi kecerian dan
dukungan keluarga besar KAREMATA FEM IPB. Terima kasih untuk
saudara satu atap Bagaz dan Jajang telah berbagi dalam hal apapun selama ini.
Pakuan Teguh Bang Nanang, Fahmi, Bronson, Ardhi, Taufik, Bram, Fuad,
Rheza, Kunto, Distia, Meiyora, Farhana, Puspita, Farrah, Friska terimakasih
telah membuat cerita perjalanan hidup yang sangat berkesan selama ini. Dan
seluruh IE’46 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis mengucapkan
terima kasih atas semua hari terindah yang telah kita lewati bersama.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca dan akan memberikan suatu sumbangsih bagi Institut Pertanian
Bogor.
Bogor, Juni 2013
Adrian Prama Arta Warat Wator

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Rumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

4


Teori Pertumbuhan Sollow

4

Perhitungan Pendapatan Nasional

4

Anggaran Belanja Pemerintah

5

Belanja Barang Pemerintah

5

Belanja Modal Pemerintah

6


Pembayaran Cicilan dan Bunga Utang

7

Transfer ke Daerah

7

Subsidi

8

Investasi Swasta

9

Angkatan Kerja

9


Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

10

Penelitian Terdahulu

10

Kerangka Pikir Konseptual

12

Hipotesis Penelitian

13

METODE PENELITIAN

13

Jenis dan Sumber Data

13

Metode Analisis

14

Regresi Semu dan Regresi terkointegrasi

15

Uji Stasioner Data

15

Error Correction Mechanism (ECM)

16

Defini Operasional

17

Pertumbuhan Ekonomi

17

Belanja Barang

17

Belanja Modal

17

Pembayaran Cicilan dan Bunga Utang

17

Transfer Daerah

18

Subsidi

18

Tenaga Kerja

18

Investasi Swasta

18

Inflasi

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

18

Perkembangan Anggaran Belanja Pemerintah dan
Investasi Swasta

18

Model Jangka Panjang

23

Model Jangka Pendek

27

SIMPULAN DAN SARAN

34

Simpulan

34

Saran

35

DAFTAR PUSTAKA

35

LAMPIRAN

37

RIWAYAT HIDUP

46

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jenis dan Sumber Data
Uji Augmented Dickey Fuller (Uji ADF)
Uji Philip-Perron (Uji PP)
Residual Test
Model Jangka Panjang
Uji Autokorelasi, Heteroskedastisitas, linearitas, dan normalitas
Model Jangka Pendek

14
23
24
25
25
28
29

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.

Kurva Keseimbangan Harga Dengan Subsidi
Kerangka Pemikiran
Realisasi Anggaran Modal PJP Pertama (Repelita III, IV, dan V)
Realisasi Anggaran Modal PJP Kedua (Repelita VI dan VII)
Realisasi Anggaran Modal RPJM 2005-2009 Dan 2010-2012

8
12
19
19
20

DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Investasi, Anggaran Belanja Pemerintah, dan Tenaga Kerja
dan Inflasi
2. Residual Test
3. Model Jangka Panjang
4. Breusch-Goldfrey Serial LM Test (Uji Autokorelasi)
5. Hasil Pengujian Arch Test (Uji Heteroskedastisitas)
6. Hasil Pengujian Ramsey RESET Test (Uji Linearitas)
7. Hasil Uji Normalitas
8. Hasil Model Jangka Pendek (Model ECM)

38
39
40
41
42
43
44
45

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Termasuk dalam
tujuan pembangunan ekonomi yaitu, upaya mewujudkan perekonomian yang
mampu menyediakan kesempatan kerja, penghidupan yang layak serta
memberikan pondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan. Menurut
akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai
suatu fenomena ekonomi yang diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator berhasilnya proses
pembangunan ekonomi. Untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dibutuhkan peran pemerintah, swasta, dan tenaga kerja.
Mulai tahun 1982 terjadi reformasi ekonomi di Indonesia. Reformasi ini
diakibatkan perubahan arah perekonomian yang sebelumnya tergantung kepada
sumberdaya alam yaitu minyak dan gas bumi, beralih kepada berkembangnya
sektor industri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan kepada tujuan dan
realisasi anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja menuju
pengembangan sektor industri (Wardhana, 2004). Oleh karena itu perlu dilihat
mulai periode tahun 1982 sampai dengan realisasi tahun 2012 perkembangan dan
pengaruh dari anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja
kepada pertumbuhan ekonomi.
Peran pemerintah sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, karena mencakup dalam menyediakan kebutuhan publik dan pelayanan
kepada masyarakat yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta. Peran ini
tertuang dalam pengeluaran pemerintah yaitu Anggaran belanja pemerintah yang
setiap tahun dilaporkan sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
selanjutnya disingkat APBN. Belanja pemerintah tersebut merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintahan yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBN dilaksanakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat sesuai dengan
kemampuan menghimpun pendapatan negara dalam rangka mendukung
terwujudnya perekonomian nasional yang berkelanjutan. Termasuk peran
pemerintah dalam meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) melalui kualitas
pendidikan, kesehatan, dan perluasan kesempatan usaha atau lapangan pekerjaan.
Anggaran ini merupakan modal pembangunan infrastruktur dan fasilitas
penunjang kegiatan perekonomian bagi masyarakat seperti jalan raya, jembatan,
rumah sakit, gedung sekolah, pasar, bantuan langsung pada masyarakat ataupun
subsidi pendapatan.
Anggaran belanja pemerintah adalah kewajiban Pemerintah Pusat yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yang terdiri atas belanja
Pemerintah Pusat dan transfer ke daerah. Belanja Pemerintah Pusat menurut jenis
dirinci dalam bentuk belanja modal, belanja barang, pembayaran cicilan dan
bunga utang, dan subsidi. Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja
pemerintah dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana
perimbangan, dana otonomi khusus, dan dana penyesuaian.
Investasi swasta merupakan faktor penting untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Investasi swasta adalah segala bentuk kegiatan menanam

2

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia. Penanaman Modal
ini diawasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dibentuknya
lembaga pengawas BKPM adalah untuk mengatur kebijakan yang dapat
meningkatkan minat investasi di Indonesia dan meningkatkan pelayanan, fasilitas,
dan advokasi pelaksanaan penanaman modal. Melalui investasi swasta terjadi
aliran modal yang berdampak kepada perubahan iklim bisnis, dan tentunya
mengurangi hambatan kurangnya modal pembangunan yang terjadi di Indonesia.
Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda pembangunan.
Pertumbuhan tenaga kerja merupakan faktor positif yang memacu pertumbuhan
ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah tingkat produksi,
karena untuk dapat menggerakan sistem produksi sangat diperlukan peran tenaga
kerja yang mengatur dan mengoperasikan sistem tersebut. Dengan berjalan sistem
produksi dengan baik maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
pertumbuhan tenaga kerja yang semakin besar juga bearti menggambarkan ukuran
pasar domestik yang semakin luas, meningkatkan konsumsi domestik. Tanpa
adanya tenaga kerja sistem produksi tidak dapat dijalankan.
Dijelaskan pentingnya peran pemerintah dalam anggaran belanja
pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Untuk dapat melihat lebih lanjut pengaruh dari anggaran belanja
pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi
maka, perlu dilakukan penelitian berjudul Analisis Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah, Investasi Swasta, Dan Tenaga Kerja Tehadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Indonesia.
Rumusan Masalah
Kebijakan pemerintah sebagai perangkat kebijakan ekonomi makro untuk
mencapai sasaran pembangunan yaitu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.
fungsi stabilisasi ekonomi makro di dalam upaya peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Sebagai stabilisator ekonomi, APBN sebagai instrumen kebijakan
fiskal, diupayakan dapat berfungsi secara optimal untuk meredam siklus bisnis
atau fluktuasi ekonomi, atau dengan kata lain bersifat kontra-siklis
(countercyclical). Hal tersebut berarti bahwa dalam kondisi perekonomian yang
lesu, pengeluaran pemerintah yang bersifat autonomous, khususnya belanja
barang dan jasa serta belanja modal, dapat memberikan stimulasi kepada
perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi. Meningkatnya anggaran belanja
pemerintah meningkatnya sarana dan prasaran penunjang, pelayanan pemerintah
yang lebih luas akan menstimulasi masuknya investasi swasta. Meningkatnya
investasi swasta akan meningkatkan lapangan pekerjaan baru. Meningkatnya
produktifitas, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Nota Keuangan
2012).
Data menunjukan anggaran belanja Pemerintah, investasi swasta, dan
tenaga kerja tahun 1982 sampai 2012 menunjukan peningkatan. Data anggaran
belanja pemerintah dirinci berdasarkan jenis Belanja Pemerintah Pusat yang
terdiri dari belanja barang pemerintah, belanja modal pemerintah, pembayaran
cicilan dan bunga utang, transfer daerah, dan subsidi masing-masing mengalami
peningkatan. Anggaran belanja barang pemerintah rata-rata meningkat sebesar
Rp4 404 miliar setiap tahunnya. Anggaran belanja modal pemerintah mengalami

3

peningkatan rata-rata sebesar Rp5 349 miliar setiap tahunnya. Pembayaran cicilan
dan bunga utang negara rata-rata meningkat sebesar Rp3 949 miliar setiap
tahunnya. Peningkatan yang paling besar terdapat pada anggaran transfer daerah,
rata-rata sebesar Rp15 151 miliar per tahun. Anggaran belanja subsidi rata-rata
meningkat sebesar Rp6 704 miliar per tahun. Akumulasi anggaran belanja
pemerintah secara keseluruhan meningkat rata-rata Rp35 559 miliar per tahunnya
sampai tahun 2012. Data ini menunjukan upaya dari pemerintah untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Seperti yang dijelaskan diatas peningkatan pengeluaran pemerintah akan
menstimulsi peningkatan masuknya investasi swasta. Investasi Swasta adalah
modal pembangunan yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Data menunjukan terjadi peningkatan
secara signifikan mulai tahun 1982 sampai tahun 2007 dalam investasi swasta.
Laju pertumbuhan mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 2007 rata-rata
meningkat Rp20 026 miliar per tahun. Terjadi peningkatan sebesar 27 kali lipat
dalam 30 tahun sampai tahun 2012.
Semakin berkembangnya investasi swasta akan membuka lapangan
pekerjaanTenaga kerja berdasarkan golongan umur dari lima belas tahun sampai
enam puluh lima tahun, dan berdasarkan kegiatan yang dilakukan selama satu
minggu terakhir. Tenaga kerja termasuk sebagai modal pembangunan juga
digambarkan terus mengalami peningkatan setiap tahun. Selama 30 tahun mulai
tahun 1982 sampai dengan tahun 2012. Jumlah tenaga kerja meningkat rata-rata
sebesar 211.32 ribu pekerja setiap tahun.
Anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, maupun tenaga kerja yang
terus meningkat selama 30 tahun ini seharusnya sejalan dengan laju pertumbuhan
yang merupakan indikator keberhasilan dari proses pembangunan. Sebagaimana
anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, dan tenaga kerja dibutuhkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut. Akan tetapi data menunjukan
bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia berfluktuasi, bahkan sempat
mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 1997 yaitu -13.31 persen.
Permasalahan dalam penelitian ini lebih difokuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan anggaran belanja pemerintah dan investasi swasta
dalam rencana pembangunan 30 tahun sampai tahun 2012?
2. Bagaimana pengaruh anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, dan
tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Menganalisis perkembangan anggaran belanja pemerintah dan investasi
swasta dalam rencana pembangunan 30 tahun terakhir sampai tahun 2012.
2. Menganalisis pengaruh anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, dan
tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi?

4

Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pihak diantaranya adalah :
1. Bagi pemerintah sebagai pembuat kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
khususnya yang berkaitan dengan anggaran belanja pemerintah, investasi, dan
ketenagakerja.
2. Memberikan informasi aktual bagi pihak lainnya sebagai bahan referensi
untuk penelitian lebih jauh atau sebagai pelengkap penelitian lain.
3. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran dalam memahami
perkembangan investasi swasta, belanja pemerintah, tenaga kerja dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi secara mendalam.
Ruang Lingkup Penelitian
Cakupan dari studi yang dilakukan pada tulisan ini bersifat nasional,
menggunakan data investasi swasta, belanja pemerintah dalam APBN Republik
Indonesia, dan tenaga kerja dalam kurun waktu tahun 1982 sampai dengan 2012.
Penelitian ini juga melihat bagaimana pengaruh investasi swasta, yaitu penanaman
modal luar negeri dan penanaman modal dalam negeri terhadap kinerja
perekonomian di Indonesia. Data tenaga kerja merupakan data nasional per tahun
digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi secara
agregat nasional Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pertumbuhan Sollow
Teori pertumbuhan ekonomi Solow dalam Mankiw (2005), pada dasarnya
bertujuan untuk menerangkan faktor-faktor utama yang menentukan pertumbuhan
ekonomi dan sumbangan relatif dari berbagai faktor ini dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi Solow menunjukan
bagaimana tiga jenis input, yaitu modal, teknologi, dan tenaga kerja menentukan
tingkat kegiatan ekonomi, dan peranan modal dan perkembangan tekologi dalam
menentukan pertumbuhan ekonomi. Dengan mengetahui jumlah permintaan dan
penawaran barang dan jasa. Penawaran barang dalam model Solow didasarkan
pada fungsi produksi yang menyatakan bahwa output bergantung pada persediaan
modal dan angkatan kerja. Model tersebut dinyatakan dalam bentuk umum
sebagai berikut:
Y = F ( K, L )
Perhitungan pendapatan nasional
Dalam perhitungan pendapatan nasional atau produk domestik bruto
dikenal terdapat pendekatan pengeluaran, yaitu pendekatan dimana produk
nasional atau produk domestik bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai

5

pasar dari seluruh permintaan akhir (final demand) atas output yang dihasilkan di
dalam perekonomian, diukur dengan harga pasar yang berlaku. Produk nasional
bruto adalah penjumlahan nilai pasar dari permintaan sektor rumah tangga untuk
barang-barang konsumsi dan jasa-jasa (C), permintaan sektor bisnis untuk barangbarang investasi (I), pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa
(G), dan pengeluaran luar negeri untuk ekspor dan impor (X-M).
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X-M)
Dimana :
Y = Pendapatan nasional (GDP)
C = Nilai pasar pengeluaran konsumsi barang-barang dan jasa-jasa oleh
rumah
tangga
I = Nilai pasar untuk investasi
G = Nilai pasar pengeluaran pemerintah untuk barang-barang dan jasa-jasa
X = Nilai pasar pengeluaran atas barang-barang dan jasa-jasa diekspor
M = Nilai pasar pengeluaran untuk barang-barang dan jasa-jasa yang
diimpor
Anggaran Belanja Pemerintah
Belanja Barang Pemerintah
Belanja barang adalah pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan
serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada
masyarakat dan belanja perjalanan. Belanja barang ini terdiri dari belanja
pengadaan barang dan jasa, belanja pemeliharaan, dan belanja perjalanan.
Pengadaan barang dan jasa merupakan pengeluaran yang antara lain
dilakukan untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari, pengadaan barang yang
habis pakai seperti Alat Tulis Kantor (ATK), pengadaan/penggantian peralatan
kantor, langganan daya dan jasa, lain-lain pengeluaran untuk membiayai
pekerjaan yang bersifat non-fisik dan secara langsung menunjang tugas pokok
fungsi Kementerian/Lembaga, pengadaan kantor yang nilainya tidak memenuhi
syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur Pemerintah Pusat dan pengeluaran
jasa nonfisik (contoh biaya pelatihan dan penelitian).
Belanja pemeliharaan adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk
mempertahankan asset tetap atau asset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi
normal tanpa memperhatikan besar kecilnya jumlah belanja, contoh:
pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas,
kendaraan bermotor dinas, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemerintahan. Belanja perjalanan merupakan pengeluaran yang
dilakukan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas,
fungsi dan jabatan

6

Belanja Modal Pemerintah
Belanja modal adalah pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka
memperoleh atau menambah asset tetap dan asset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi asset
tetap atau asset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Suatu belanja dikategorikan
sebagai belanja modal apabila :
a. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan asset tetap atau aset
lainnya yang menambah masa umur, manfaat, dan kapasitas.
b. Pengeluaran tersebut melebihi minimum kapitalisasi aset tetap atau aset
lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual.
d. Pengeluaran tersebut dilakukan sesudah perolehan aset tetap atau aset lainnya
dengan syarat pengeluaran mengakibatkan masa, manfaat, kapasitas, kualitas
dan volume aset yang dimiliki bertambah serta pengeluaran tersebut
memenuhi batasan minimum nilai kapitalisasi asset tetap / asset lainnya.

1.

2.

3.

4.

5.

Ada lima kategori utama belanja modal yaitu :
Belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/pembelian/pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat
tanah, serta lain-lain yang bersifat administratif sehubungan dengan perolehan
hak atas tanah dan sampai tanah tersebut siap pakai.
Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran yang diperlukan untuk
pengadaaan alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan dalam kegiatan
pembentukan modal termasuk biaya untuk penambahan, penggantian dan
peningkatan kualitas peralatan dan mesin, serta inventaris kantor yang
memberikan manfaat lebih dari dua belas bulan dan sampai peralatan dan
mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaran yang digunakan
untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembentukan modal untuk
pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai
gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai termasuk di
dalamnya pengadaan berbagai barang kebutuhan pembangunan gedung dan
bangunan.
Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran yang digunakan
untuk pengadaan, penambahan, penggantian, peningkatan pembangunan,
pembuatan serta perawatan prasarana dan sarana termasuk pengeluaran untuk
perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang
menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dalam kondisi siap
pakai.
Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran yang digunakan untuk
pengadaan, penambahan, penggantian, peningkatan pembangunan, pembuatan
serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke
dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan irigasi dan jaringan, misalnya belanja modal kontrak sewa
beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk
museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.

7

Pembayaran Cicilan Dan Bunga Utang
Menurut Barsky, et. Al ekonom Klasik/Neo Klasik mengindikasikan
bahwa kenaikan utang luar negeri untuk membiayai pengeluaran pemerintah
hanya menaikkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek, namun dalam
jangka panjang tidak akan mempunyai dampak yang signifikan akibat adanya
crowding-out, yaitu keadaan di mana terjadi overheated dalam perekonomian
yang menyebabkan investasi swasta berkurang yang pada akhirnya akan
menurunkan produk domestik bruto. Kelompok Neo Klasik berpendapat bahwa
setiap individu mempunyai informasi yang cukup, sehingga mereka dapat
merencanakan tingkat konsumsi sepanjang waktu hidupnya. Defisit anggaran
pemerintah yang dibiayai oleh utang luar negeri akan meningkatkan konsumsi
individu. Pembayaran pokok utang dan cicilannya dalam jangka panjang akan
membebankan kenaikan pajak untuk generasi berikutnya, dengan asumsi bahwa
seluruh sumber daya secara penuh dapat digunakan, maka peningkatan konsumsi
akan menurunkan tingkat tabungan dan suku bunga akan meningkat. Peningkatan
suku bunga akan mendorong permintaan swasta menurun, sehingga kaum Neo
Klasik menyimpulkan bahwa dalam kondisi full employment, defisit anggaran
pemerintah yang permanen dan penyelesaiannya dengan utang luar negeri akan
menyebabkan investasi swasta tergusur (Rachmadi 2013).
Transfer ke Daerah
Transfer ke Daerah adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Dana Perimbangan dan Dana
Otonomi Khusus dan Penyesuaian. Kebijakan dana perimbangan yang terdiri dari
Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Alokasi Khusus
(DAK). Dana Bagi Hasil merupakan bagian daerah yang bersumber dari
penerimaan yang dihasilkan oleh daerah (by origin), baik penerimaan perpajakan,
maupun penerimaan sumber daya alam. Dana Alokasi Umum diberikan kepada
daerah dengan tujuan terutama untuk mengatasi kesenjangan horisontal
(horizontal imbalance) antardaerah, dan dialokasikan dalam bentuk block grant.
Namun demikian, penggunaan DAU harus disesuaikan dengan prioritas dan
kebutuhan masing-masing daerah, yang merupakan tugas dan kewenangan daerah.
DAK dialokasikan kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan khusus dengan
memperhatikan ketersediaan dana dari APBN. Kriteria kebutuhan khusus tersebut
meliputi, pertama, kebutuhan yang tidak dapat diperhitungkan dengan
menggunakan rumus alokasi umum, kedua, kebutuhan yang merupakan komitmen
atau prioritas nasional, dan ketiga, kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi
dan penghijauan oleh daerah penghasil. Berdasarkan kriteria kebutuhan khusus
tersebut, DAK dibedakan atas DAK dana reboisasi (DAK DR) dan DAK nondana reboisasi (DAK Non-DR).
Dana otonomi khusus dan penyesuaian dialokasikan ke daerah sejak tahun
2002. Dana otonomi khusus disediakan khusus untuk Provinsi Papua, sesuai
dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi
Provinsi Papua, yaitu setara dua persen dari alokasi DAU nasional, yang

8

penggunaannya diarahkan terutama untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan.
Dana penyesuaian yang dialokasikan ke daerah mencakup dana penyesuaian
murni dan ad-hoc. Dana penyesuaian murni dialokasikan sebagai pelaksanaan
kebijakan agar penerapan formula DAU tidak menimbulkan adanya daerah yang
memperoleh DAU lebih kecil dari DAU tahun sebelumnya ditambah dana
penyesuaian murni tahun sebelumnya (hold harmless). Dana penyesuaian murni
ini secara bertahap diupayakan pengurangannya untuk mempercepat tujuan DAU
sebagai alat pemerataan kemampuan keuangan antardaerah.
Transfer ke Daerah ditetapkan dalam APBN, Peraturan Presiden, dan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) atas nama Menteri Keuangan selaku Pengguna
Anggaran untuk tiap jenis Transfer ke Daerah dengan dilampiri rincian alokasi per
daerah.
Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan Negara, lembaga pemerintah atau pihak ketiga lainnya yang
memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa yang
memenuhi hajat hidup orang banyak agar harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat. Terdiri dari Belanja Subsidi Lembaga Keuangan, Belanja Subsidi
BBM, Belanja Subsidi Non BBM-Harga/Biaya, Belanja Subsidi Non BBM–
Bunga Kredit, Belanja Subsidi Non BBM – Pajak, Belanja Subsidi Non PajakLainnya, dan Belanja Subsidi PSO.
P
S

B
P*

t-1
A

t-0

C

P Max
Excess demand
D
Qs
Q*
Qd
Q
Sumber : Kajian Terhadap Reformasi Kebijakan Subsidi
Gambar 1 Kurva Keseimbangan Harga Dengan Subsidi
Gambar 1 menunjukan Mekanisme kerja subsidi dalam menciptakan harga
jual yang terjangkau oleh masyarakat. pengurangan subsidi dari titik t0 ke titik t1
akan menurunkan keseimbangan output, menaikan harga yang dibayar konsumen
dan menurunkan harga yang diterima produsen. Sebaliknya jika subsidi
ditingkatkan dari titik t1 ke titik to maka harga yang dibayar konsumen akan
turun dan meningkatkan harga yang diterima produsen. Penetapan subsidi setiap
tahun bertujuan untuk meringankan beban masyarakat yang kurang atau tidak
mampu guna memperoleh Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik murah, beras
murah, pupuk murah, dan lainnya. Untuk menjaga APBN yang sehat dan

9

meningkatkan dana untuk pembangunan, maka subsidi perlu dikurangi secara
bertahap sejalan meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia dengan
meyakini subsidi tersebut betul-betul diperuntukan bagi rakyat kurang atau tidak
mampu sesuai sasaran.
Investasi Swasta
Dornbusch & Fischer berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang
dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di
masa mendatang Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara menurut
Todaro (1981)
adalah:
1. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik
dan sumber daya manusia;
2. Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan
keahliannya;
3. Kemajuan teknologi.
Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi
pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk
(output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk membangun itu seyogyanya
mengalihkan sumber-sumber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya
untuk investasi dalam bentuk ”capital formation” untuk mencapai tingkat produksi
yang lebih besar. Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan
meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia, sehingga menjadi tenaga ahli yang
terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif.

Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15 – 64
tahun yang sudah bekerja, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara
tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja
dikelompokan menjadi empat golongan, yaitu :
1. Mereka yang bekerja penuh adalah angkatan kerja yang aktif menyumbang
tenaganya dalam kegiatan produksi.
2. Pengangguran terbuka atau open uneployment adalah mereka yang sama sekali
tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja)
3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja
tidak sesuai dengan pendidikan/keahlian atau tidak menggunakan sepenuhnya
tenaga karena kekurangan lapangan pekerjaan. Contoh, seorang sarjana
bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment artinya
suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka
tidak bekerja maksimal.

10

Tingkat Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi
Dampak inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat terbagi menjadi
dua yakni dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari inflasi
menyebabkan peredaran dan perputaran barang lebih cepat di masyarakat
sehingga produksi barang-barang bertambah, dan keuntungan pengusaha
bertambah. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi yang
tercipta berarti membuka banyak lapangan kerja baru sehingga masalah
pengangguran dapat berkurang. Ketika inflasinya terkendali dan diikuti dengan
pendapatan nominal yang bertambah, maka pendapatan rill masyarakat
meningkat.
Dampak yang negatif inflasi terhadap perekonomian seperti kenaikan
harga kebutuhan hidup, nilai dan kepercayaan terhadap uang akan berkurang.
Menimbulkan tindakan spekulasi terhadap investasi portofolio terutama portofolio
asing yang paling diminati sehingga berdampak terhadap melemahnya nilai tukar
mata uang domestik. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar karena
tidak sanggup membayar input dalam proyek yang harganya mengalami
peningkatan. Dengan terjadinya inflasi menjadikan minat menabung masyarakat
berkurang sebagai akibat dari turunnya nilai mata uang jika hal ini terjadi secara
terus-menerus maka akan mematikan industri perbankan nasional.
Penelitian Terdahulu
Kwenka dan Morissey (2000), meneliti tentang pengeluaran pemerintah
dan pertumbuhan ekonomi di Tanzania. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki dampak dari pengeluaran publik untuk pertumbuhan ekonomi dengan
menggunakan data time series pada Tanzania selama 32 tahun. Menggunakan
model pertumbuhan sederhana, mengadaptasi Ram (1986) dimana total
pengeluaran pemerintah dipilah ke dalam pengeluaran investasi fisik, pengeluaran
konsumsi, dan investasi modal manusia. Metode analisis yang digunakan yaitu
metode Error Correction Model untuk analisis keseimbangan jangka pendek dan
pendekatan kointegrasi Johansen serta engel-granger. Pengeluaran investasi fisik
memiliki dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran konsumsi
memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan, dan khususnya tampak terkait
dengan peningkatan konsumsi swasta. Pengeluaran atas investasi modal manusia
tidak signifikan dalam regresi.
Utami (2007), meneliti tentang pengaruh pengeluaran rutin pemerintah,
pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi swasta, pekerja, dan inflasi
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menggunakan data runtun waktu 30
tahun periode 1976 – 2004. Terdapat enam peubah yang digunakan dalam
menganalisis pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu
pertumbuhan ekonomi, pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan
pemerintah, pekerja, inflasi, dan investasi swasta. Koefisien pengeluaran rutin
pemerintah bernilai negatif menunjukan bahwa apabila pengeluaran pemerintah
meningkat maka akan menurunkan atau menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal
ini dikarenakan pengeluaran rutin pemerintah lebih bersifat konsumtif dan tidak
produktif serta sebagian besar tidak bersifat kontraktif. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kweka dan Morissey (2000), investasi publik (pengeluaran

11

pembangunan pemerintah) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi karena adanya ketidakefisienan dalam pelaksanaannya. Hubungan yang
positif antara investasi swasta dan pertumbuhan ekonomi. Pekerja mempunyai
pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kenaikan inflasi dalam
jangka panjang akan menghambat investasi karena mempersulit harapan-harapan
rasional yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil estimasi model jangka pendek diketahui bahwa variabel
pengeluaran rutin pemerintah, pengeluaran pembangunan pemerintah, investasi
swasta, pekerja, dan inflasi siginifikan atau berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan. Variabel dummy krisis ekonomi tidak signifikan dalam jangka
pendek. Interpretasi hasil estimasi pengeluaran rutin pemerintah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Koefisien pengeluaran
pembangunan pemerintah bernilai positif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
jangka pendek. Dalam jangka pendek investasi swasta berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pekerja berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek. Secara keseluruhan inflasi
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Candra (2012), meneliti peranan pengeluaran pemerintah, tenaga kerja dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jawa Timur tahun 2001-2010. Hubungan dan pengaruh dari variabel
independent terhadap variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi. Data yang
dipakai dalam penelitian ini merupakan data sekunder . Dalam penelitian ini
menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Hasil dari penelitian
menunjukkan variabel independent yaitu pengeluaran pemerintah, tenaga kerja
dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tidak mempunyai hubungan
dengan variabel dependent yaitu pertumbuhan ekonomi, kecuali pertumbuhan
ekonomi yang mempunyai hubungan dengan tenaga kerja. Variabel independent
berpengaruh positif dan signifikan kecuali variabel penanaman modal dalam
negeri yang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Malau (2005), meneliti pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian ini menggunakan data time series
yaitu data dari tahun 1984-2003. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia menggunakan metode OLS
(Ordinary Least Square) dengan regresi linear berganda. Menggunakan variabel
independent pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan dengan variabel
dependent pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitian ini pengeluaran rutin
berpengaruh negarif terhadap pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan hipotesa
semula yang menyatakan bahwa pengeluaran rutin positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Pengeluaran pembangunan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi, sesuai dengan hipotesa semula yang menyatakan pengeluaran
pembangunan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Rustiono (2008), menganalisis pengaruh angkatan kerja, investasi dan
belanja pemerintah daerah terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah selama kurun
waktu 1985-2006. Penelitian ini menggunakan data runtut waktu tahun 1985-2006
dan menggunakan analisa regresi “Ordinary Least Square” (OLS). Alat analisis
dipakai untuk mengetahui pengaruh variabel realisasi penanaman modal asing
(PMA), realisasi penanaman modal dalam negeri (PDMN), jumlah angkatan kerja

12

(AK), dan realisasi pengeluaran pemerintah (EXP). Temuan dari penelitian ini
menunjukkan bahwa angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN) dan
belanja pemerintah daerah memberi dampak positif terhadap perkembangan
PDRB Propinsi Jawa Tengah. Krisis ekonomi menyebabkan perbedaan yang
nyata kondisi antara sebelum dan sesudah krisis dan memberi arah yang negatif.
Sebagai upaya meningkatkan PDRB Propinsi Jawa Tengah maka diperlukan
kebijakan mendorong minat berinvestasi di daerah. Pengembangan usaha
sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang bersifat padat karya agar mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin. Pada akhirnya peran pemerintah
daerah melalui pengeluaran pemerintah yang dapat merangsang peningkatan
variabel investasi dan penyerapan angkatan kerja diharapkan mampu
meningkatkan kegiatan ekonomi daerah guna tercapainya pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.
Kerangka Pikir Konseptual
Berdasarkan teori pertumbuhan Sollow bahwa pertumbuhan ekonomi
merupakan fungsi dari akumulasi modal dan tenaga kerja, maka penelitian ini
membagai modal pertumbuhan ekonomi dalam peran pemerintah yaitu anggaran
belanja dan peran swasta dalam investasi swasta. Anggaran belanja pemerintah
berdasarkan format baru tahun 2004 membagi belanja pemerintah berdasarkan
jenis belanja menjadi belanja pegawai, belanja modal, belanja barang, cicilan dan
bungan utang, subsidi, dan transfer daerah. Belanja pegawai pemerintah tidak
dimasukan kedalam variabel penelitian karena anggaran tersebut merupakan
konsumsi dari pemerintah dan tidak berperan dalam akumulasi modal dalam
kegiatan produksi.

Belanja Pemerintah

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Tenaga Kerja

13

Metode error correction mechanism (ECM) digunakan akibat dalam data
runtut waktu 31 tahun diduga terdapat autokoreklasi pada data menyebabkan data
lancung, maka digunakan model ECM agar hasil penelitian yang didapat terbebas
dari dugaan terdjadinya hal tersebut. Penelitian ini menggunakan sembilan
variabel yaitu pertumbuhan sebagai varibel tetap (Y) dan belanja barang, belanja
barang, pembayaran cicilan dan bungan utang, subsidi, dan tranfer daerah,
investasi swasta, tenaga kerja,dan inflasi sebagai variabel bebas (X). Hasil dari
analisis tersebut dapat digunakan dalam menciptakan rekomendasi kebijakan
kepada pemerintah Indonesia.
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan konsep yang relevan serta hasil penelitian terdahulu
mengenai pengaruh anggaran belanja pemerintah, investasi swasta, dan tenaga
kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Indoneia, maka dapat diberikan jawaban
sementara atas permasalahan yang ada. Hipotesis tersebut adalah:
1. Investasi swasta memiliki pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan
ekonomi.
2. Belanja barang pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap laju
pertumbuhan ekonomi.
3. Belanja modal pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap laju
pertumbuhan ekonomi.
4. Pembayaran cicilan dan bunga utang memiliki pengaruh negatif terhadap laju
pertumbuhan ekonomi.
5. Subsidi memiliki pengaruh positif dalam keseimbangan jangka pendek
terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Subsidi memiliki pengaruh negatif dalam
jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi.
6. Anggaran transfer daerah memilik pengaruh positif terhadap laju pertumbuhan
ekonomi.
7. Tenaga kerja
memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi.
8. Tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap laju pertumbuhan
ekonomi.

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data merupakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa lembaga
yaitu Kementrian Keuangan Republik Indonesia untuk data realisasi anggaran
belanja pemerintah, Bank Dunia untuk data laju pertumbuhan ekonomi per tahun,
Dan Badan Pusat Statistika untuk data laju tingkat inflasi dan data tenaga kerja.
Data yang tercakup dalam penelitian merupakan data Nasional Republik
Indonesia dalam rentang tahun 1982 sampai dengan tahun 2012.

14

Tabel 1 Jenis dan Sumber Data
Nomor Variabel penelitian
1
Pertumbuhan
ekonomi

Sumber data
World Bank (growth domestic
product annual) tahun 1982-2012

Satuan
Persen

2

Kementrian Keuangan (realisasi
APBN) tahun 1982-2012
Kementrian Keuangan (realisasi
APBN) tahun 1982-2012
Kementrian Keuangan (realisasi
APBN) tahun 1982-2012
Kementrian Keuangan (realisasi
APBN) tahun 1982-2012
Kementrian Keuangan (realisasi
APBN) tahun 1982-2012
BKPM realisasi PMDN dan
PMLN tahun 1982-2012
BPS (proyeksi angkatan kerja
kelompok umur 15-64 tahun)
tahun 1982-2012
BPS tahun 1982-2012

Miliar rupiah

5

Belanja barang
pemerintah
Belanja modal
pemerintah
Pembayaran cicilan
dan bunga utang
Subsidi

6

Transfer daerah

7

Investasi swasta

8

Tenaga kerja

9

Inflasi

3
4

Miliar rupiah
Miliar rupiah
Miliar rupiah
Miliar rupiah
Miliar rupiah
Orang

Persen

Metode Analisis
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis EngelGrangger untuk keseimbangan ekonomi jangka panjang, dan model Error
Cerrection Mechanism (ECM) untuk keseimbangan ekonomi jangka pendek.
Digunakan data tahunan mengenai pertumbuhan ekonomi, investai swasta, tenaga
kerja, belanja barang pemerintah, belanja modal pemerintah, pembayaran cicilan
bunga utang negara, tranfer daerah, subsidi, dan tingkat inflasi selama periode
tahun 1982 sampai tahun 2012.
Sebelum metode ECM Konsep terkini banyak dipakai untuk menguji
kestasioneran data runtun waktu adalah uji akar unit (unit root test) atau dikenal
juga dengan uji Dickey Fuller (DF) dan Uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Jika
semua variabel lolos dari uji akar unit, maka selanjutnya dilakukan uji kointegrasi
(cointegrasi test) untuk mengetahui keseimbangan atau kestabilan jangka panjang
antara variabel-variabel yang diamati dan arah pengaruh yang diberikan oleh
variabel-variabel tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi.
Salah satu asumsi penting dalam pendugaan parameter model regresi
dengan metode kuadrat terkecil (least square) adalah error (residual) yang
homoskedastis, artinya ragam peubah tak bebas (Yt) harus konstan (Var(Yt)=�2).
Asumsi lainnya adalah tidak ada korelasi antar-error, yang juga bearti tidak ada
korelasi diantara peubah Yt dengan Yt-1 atau Yt yang lain (tidak ada autokorelasi)

15

Regresi Semu dan Regresi Terkointegrasi
Penekanan regresi semu adalah pada fakta tidak adanya teori atau logika
yang mendasari hubungan kausalitas langsung antara dua atau lebih peubah.
Mosteller dan Tukey dalam Juanda (2012) menyatakan bahwa untuk menetukan
apakah hubungan antara dua peubah merupakan hubungan sebab-akibat harus
memenuhi kriteria :
- Kekonsistenan : apakah hubungan tersebut berlaku pada kondisi yang lain
juga?
- Mekanistik : bagaimana menentukan suatu model yang menggambarkan
proses hubungan sebab akibat tersebut ?
Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya regresi semu, sebelum
mengembangkan model yang menggambarkan hubungan sebab-akibat, peneliti
harus mengkaji latar belakang teori hubungan sebab-akibat tersebut. Untuk
menganalisis pengaruh investasi swasta, anggaran belanja pemerintah, tingkat
inflasi, dan tenaga Kerja terhadap pertumbuhan dengan model berikut.
Spesifikasi model


=



+
+

+ 1�
4�
7� �



�� + 2 �
� + 5�
+ 8
� + ��



+

3�


+

6�



Dimana
GROWTH
: pertumbuhan ekonomi
LNCAPITAL
: belanja modal pemerintah
LNDEBT
: pembayaran cicilan dan bunga utang
LNGOODS
: belanja barang pemerintah
LNSUBSIDIES : subsidi
LNTRANSFER : transfer daerah
LNINV
: investasi swasta
LNLABOUR
: tenaga kerja
INF
: tingkat inflasi

Uji Stasioneritas data
Dilakukan uji ADF dan PP, didapat bahwa pertumbuhan ekonomi,
investasi swasta, tenaga kerja, belanja barang pemerintah, belanja modal
pemerintah, pembayaran cicilan bunga utang negara, transfer daerah, subsidi, dan
tingkat inflasi tidak stasioner pada level, tetapi peubah-peubah tersebut stasioner
pada diferensiasi pertama. Stasionernya data pada diferensiasi pertama, maka
dapat dikatakan terkointegrasi pada derajat satu. Dengan demikian syarat perlu
terjadinya hubungan regresi yang terkointegrasi telah dipenuhi.
Dilakukan uji formal untuk mengetahui apakah syarat cukup bagi regresi
terkointegrasi terpenuhi. Syarat cukup tersebut adalah et harus stasioner, sama
dengan prosedur pendekatan klasik (Juanda 2012) yang tahapan pertama adalah
membangun model dulu dan kemudian menguji asumsi error.sementara pada
pendekatan time series yang berkembang saat ini adalah menguji kestasioneran
yang difokuskan pada peubah (X dan Y). Jika pengembangan model ini

16

berdasarkan peubah telah stasioner, maka secara otomatis error-nya juga akan
stasioner.
Regresi GROWTH terhadap CAPITAL, DEBT, GOODS, SUBSIDIES,
TRANSFER, INV, LABOUR, INF dan C. GDP mengacu kepada peubah tak
bebas pertumbuhan ekonomi, CAPITAL mengacu pada peubah bebas belanja
modal pemerintah, DEBT mengacu pada peubah bebas pembayaran cicilan dan
bunga utang, GOODS mengacu kepada peubah bebas belanja barang pemerintah,
SUBSIDIES mengacu kepada peubah bebas subsidi, TRANSFER mengacu
kepada peubah bebas transfer daerah, INV mengacu kepada peubah bebas
investasi swasta, LABOUR mengacu kepada peubah bebas tenaga kerja, INF
mengacu kepada peubah bebas inflasi, dan C adalah konstanta. Regresi persamaan
sebagai berikut.
GROWTH = C + LNCAPITAL + LNDEBT - LNGOODS + LNSUBSIDIES +
LNTRANSFER + LNINV + LNLABOUR + LNINF + et
Apabila et stasioner maka GROWTH, LNCAPITAL, LNDEBT, LNGOODS,
LNSUBSIDIES, LNTRANSFER, LNINV, LNLABOUR, dan INF terkointegrasi.
Uji terhadap kestasioneran et dapat dilakukan dengan uji ADF dan PP.
Error Correction Mechanism (ECM)
Secara ekonomi adanya kointegrasi menunjukan adanya hubungan
keseimbangan jangka panjang (long run equilibrium relationship) antara peubahpeubah. Namun demikian, walaupun terdapat keseimbangan jangka panjang,
dalam jangka pendek mungkin saja keduanya tidak mencapai keseimbangan.
Artinya, dalam jangka pendek apa yang diinginkan pelaku ekonomi (desired)
belum tentu sama dengan apa yang terjadi sebenarnya. Model yang memasukan
penyesuaian untuk melakukan koreksi ketidakseimbnagan jangka pendek menuju
keseimbangan jangka panjang disebut Error Correction Mechanism (ECM).
Secara sederhana ECM untuk model GROWTH, LNCAPITAL, LNDEBT,
LNGOODS, LNSUBSIDIES, LNTRANSFER, LNINV, LNLABOUR, dan INF
adalah sebagai berikut.


=

+ 1 ∆�
+ 4 ∆�
+ 7 ∆� �
0



�� + 2 ∆�
� + 5 ∆�
+ 8∆
� +


9

+




3 ∆�

+

+ ��

6 ∆