Praktik Bimbingan dan Konseling di Sekolah

13 satu minggu, BK masuk kelas sebanyak 6 kali 1 jam kelas. Praktikan dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dalam waktu 1 bulan sebanyak 9 kali dengan 6 materi bimbingan, lebih rincinya yaitu : 1 Bimbingan Klasikal 1 Bentuk : Penyampaian Materi dan Ice Breaking Sasaran : Siswa Kelas VII-C Materi : Yuk Belajar Bahasa Inggris Pelaksanaan : 21 Agustus 2015 Pendukung : Siswa pun antusias dengan materi “Yuk Belajar Bahasa Inggris”. Karena selain menyampaikan materi, praktikan juga menyelipkan ice breaking dengan tujan siswa biar tidak jenuh ketika mengikuti kegiatan bimbingan kelas ini. Dari layanan ini, siswa menjadi tahu pentingnya belajar bahasa inggris, tahu manfaa belajar bahasa inggri, tahu cara mudah belajar bahasa inggris, tahu penyebab kesulitannya belajar bahasa inggris. Penghambat : Siswa kebingungan dengan materi yang disampaikan Solusi : Praktikan memberikan permainan agar suasana menjadi cair kembali dan fokus dengan materi. 14 2 Bimbingan Klasikal 2 Bentuk : Penyampaian Materi Sasaran : Siswa Kelas VII-D, VII-E Materi : Takut Berbuat Salah Pelaksanaan : 25, 26 Agustus 2015 Pendukung : Secara keseluruhan, siswa paham penyebab takut berbuat salah dan cara mengatasi takut tersebut dengan cara belajar dari kesalahan. Ketika menyampaikan materi “Takut Berbuat Salah, Miskin Pengalaman”, praktikan menyelenggarakan bimbingan kelompok dengan metode permainan “Jebakan Batman”. Tujuannya yaitu agar siswa tidak takut berbuat kesalahan ketika mengambil keputusan. Hasilnya siswa dapat belajar dari kesalahan yang dilakukannya dan menjadi tidak takut untuk berbuat kesalahan. Penghambat : Karena tidak semuanya bermain, ketika permainan berlangsung, ada yang memperhatikan ada yang tidak. Solusi : Setelah permainan usai, praktikan menayakan hikmah dari permainan yang telah sebagian siswa ikuti kepada 15 siswa kelas dengan tujuan apakah mereka memperhatikan atau tidak. 3 Bimbingan Klasikal 3 Bentuk : Penyampaian Materi dan Soal Penugasan Sasaran : Siswa Kelas VII-F Materi : Mengatasi Pikiran Lupa Pelaksanaan : 25 Agustus 2015 Pendukung : Proses bimbingan kelas dapat berjalan dengan lancar, siswa dapat mengikuti layanan bimbingan dengan baik, terlihat dari beberapa siswa yang mampu merespon baik saat praktikan memberikan pertanyaan Penghambat : Sebagian siswa ada yang tidak memperhatikan ketika menyampaikan materi. Tidak sempat memulai permainan kepada siswa karena jam pelajarannya habis. Solusi : Praktikan meminta siswa yang tidak mendengarkan untuk menjelaskan apa materi yang didapatkan pada pertemuan kali ini. 16 4 Bimbingan Klasikal 4 Bentuk : Penyampaian Materi Sasaran : Siswa Kelas VII-A Materi : Cara Mengendalikan Emosi Marah Pelaksanaan : 28 Agustus 2015 Pendukung : Proses bimbingan kelas dapat berjalan dengan lancar, siswa dapat mengikuti layanan bimbingan dengan baik secara keseluruhan, dan siswa dapat mengetahui penyebab marah dan cara mengendalikan emosi marahnya. Penghambat : Ada siswa yang gaduh dibarisan belakang Solusi : Praktikan meminta siswa untuk menyebutkan ulang materi yang telah disampaikan dari awal sampai akhir 5 Bimbingan Klasikal 5 Bentuk : Penyampaian Materi Sasaran : Siswa Kelas VII-C Materi : Cara mengatasi malu Pelaksanaan : 28 Agustus 2015 Pendukung : Proses bimbingan kelas dapat berjalan dengan lancar, siswa dapat mengikuti layanan bimbingan dengan baik, terlihat dari beberapa siswa yang mampu merespon baik 17 saat praktikan memberikan pertanyaan. Secara keseluruhan, siswa dapat tahu penyebab seseorang menjadi malu dan cara mengatasi agar tidak malu. Penghambat : Ada siswa yang mondar- mandir ketika sedang menyampaikan materi Solusi : Praktikan meminta siswa yang mondar-mandir untuk duduk sesuai tempatnya dan menjelaskan apa materi yang disampaikan pada pertemuan kali ini. 6 Bimbingan Klasikal 6 Bentuk : Penyampaian Materi dan Soal Penugasan Sasaran : Siswa Kelas VII-A,VII-C,VII- D Materi : Ayo Kenali Kecerdasan Kamu Pelaksanaan : 2 4 September 2015 Pendukung : Proses bimbingan kelas dapat berjalan dengan lancar, siswa dapat mengikuti layanan bimbingan dengan baik Siswa menjadi lebih tahu akan dirinya mempunyai kecerdasan sesuai bakat dan minatnya masing- masing. Siswa juga mengisi soal pertanyaan bahwa materi 18 yang disampaikan memberikan pengetahuan dan bermanfaat baginya. Secara keseluruhan, siswa sangat antusias dengan materi ini. Karena siswa menjadi tahu bahwa tiap manusia mempunuyai kecerdasannya masing-masing. Penghambat : Ada 1 siswa kelas VII-D yang kurang sopan karena berdiri naik kursi. Solusi : Praktikan langsung menegaskan siswa tersebut untuk tidak mengulangi kejadian tersebut. Pada awal bimbingan klasikal, praktikan masih merasa canggung dan belum akrab dengan siswa kelas VII. Akan tetapi, siswa merasa tertarik dengan metode yang digunakan oleh praktikan sehingga menambah wawasan dalam melakukan bimbingan klasikal. Praktikan menemukan metode yang disenangi oleh siswa yaitu adanya permainan dan pemutaran video. Sehingga dalam beberapa menyelenggarakan layanan klasikal, praktikan memutarkan beberapa video yang terkait dengan materi yang disampaikan. b. Layanan Orientasi Layanan Orientasi bertujuan agar peserta didik dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru terutama lingkungan sekolah, untuk mempermudah atau memeperlancar berperannya mereka di lingkungan baru tersebut. Praktikan melaksanakan layanan orientasi ini ke dua kelas. Materi layanan orientasi yang dilakukan yaitu mengenai adaptasi agar dapat memahami lingkungan dan teman barunya 19 di sekolah juga menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah barunya. 1 Layanan Orientasi “Adaptasi” Bentuk : Penyampaian Materi dan permainan Sasaran : Siswa Kelas VII-B VII-A Materi : Ayo Kenali Kecerdasan Kamu Pelaksanaan : 21 24 Agustus 2015 Pendukung : Kegiatan layanan ini diikuti sangat antusias oleh siswa- siswi. Karena, tidak hanya materi saja yang disampaikan. Tetapi bimbingan kelas tentang “Adaptasi” ini, memakai metode permainan yang membuat siswa menjadi lebih bisa beradaptasi dengan cara mengenal nama temannya baru sekelasnya dan memahami lingkungan di sekolah barunya. Dari materi ini, siswa dapat tahu cara menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah barunya. Penghambat : Siswa kebingungan dengan langkah permainan “rantai nama”. Solusi : Praktikan menjelaskan secara rinci dan memberikan contoh cara pelakasanaan permaianannya dengan bantuan mahasiswa PPL Pend. B. Daerah Jawa. 20 c. Layanan Informasi Maksud layanan informasi adalah suatu materi kegiatan yang berupa informasi atau keterangan yang akan disampaikan kepada siswa yang dipandang bermanfaat bagi peserta didik. Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan anggota masyarakat. Materi layanan informasi yang disampaikan secara tidak langsung adalah : 1 Mengenal Macam-Macam Gaya Belajar Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media papan bimbingan yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan mengenal macam-macam gaya belajar. 2 Tips Menghindari Prasangka Buruk Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media poster yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan mengetahui cara menghindar prasangka buruk. 3 Sosialisasi Layanan Konseling Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media pamflet dan X-Banner yang disajikan dengan tampilan menarik. Pamflet dibagikan kepada siswa-siswi kelas VII, sedangkan X-Banner dipasang di depan ruang BK dengan harapan siswa dapat mengenal dan mengetahui fungsi adanya kegiatan layanan konseling di sekolah. 21 4 Wawasan Karir Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media poster yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan menambah wawasan tentan karir. 5 Masalah Masa Remaja Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media poster yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan mengetahui masalah-masalah pada masa remaja 6 Tips Berteman dengan Banyak Orang Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media poster yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan mengetahui cara berteman dengan banyak orang. 7 Tips Belajar Efektif Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media poster yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan mengetahui cara belajar yang efektif 8 Sopan Santun Materi ini disampaikan kepada siswa melalui media poster yang disajikan dengan tampilan menarik dan dipasang di depan ruang BK. Melalaui materi ini siswa diharapkan mengetahui sopan santun dalam berbagai situasi. d. Bimbingan Kelompok Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para peserta didik. Pada umumnya dalam menyelenggarakan bimbingan kelompok, praktikan menggunakan metode permainan. Tujuannya agar siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Permainan 22 tersebut berhubungan dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Praktikan menyelenggarakan layanan bimbingan kelompok 4 kali pertemuan ke-3 kelas, lebih rincinya yaitu : No Sasaran Tanggal Pelaksanaan Tema bimbingan kelompok Hasil 1 Siswa kelas VII-A 21 Agustus 2015 Adaptasi Siswa dapat menghafal nama teman sekelasnya dan mengenal teman yang belum ia kenal sebelumnya. 2 Siswa kelas VII-E 25 Agustus dan 1 September 2015 Taktu berbuat salah Kreatifitas Siswa dapat tidak takut untuk berbuat kesalahan ketika mengambil keputusan dan dapat belajar dari kesalahan. Siswa sangat antusias dan dapat 23 berpikir secara kreatif akan kegunaan lain dari spidol. 3 Siswa kelas VII-F 1 September 2015 Kreatifitas Siswa sangat antusias dan dapat berpikir secara kreatif akan kegunaan lain dari spidol. e. Layanan Pengumpulan Data Layanan pengumpulan data dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik baik secara individual maupun kelompok guna membantu praktikan dalam memberikan layanan. Layanan penghimpun data ini dilakukan melalui daftar cek masalah, sosiometri dan data pribadi siswa. Selama layanan penghimpunan data ini berlangsung praktikan berkolaborasi dan mendapatkan dukungan dari guru pembimbing. Dalam pengisian instrumen terdapat beberapa siswa yang belum mengisinya. Praktikan berusaha untuk menyebar instrumen lagi bagi yang belum mengumpulkan. Tindak lanjut dari layanan penghimpun data ini digunakan untuk menentukan layanan yang sesuai diberikan kepada siswa. 24 1 Daftar Cek Masalah DCM Daftar Cek Masalah DCM adalah daftar berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan masalah yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat perkembangan tertentu. DCM digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh individu, dengan merangsang atau memancing individu untuk mengutarakan masalah yang pernah atau sedang dialaminya. Dalam hal ini praktikan menggunakan DCM yang terdiri dari 100 butir pernyataan yang terbagi dalam 4 bidang sesuai dengan bidang bimbingan yakni : pribadi, sosial, belajar dan karir. Pengisian DCM dilakukan 6 kali. Pertama, DCM dibagikan hari Senin, 10 Agustus 2015 untuk siswa kelas VII-B. Kedua, DCM dibagikan hari Jumat, 14 Agustus 2015 ke dua kelas yaitu kelas VII-A dan VII-C. Ketiga, DCM dibagikan pada hari selasa, 18 Agustus 2015 ke dua kelas yaitu kelas VII-E dan VII F. Keempat, DCM dibagikan pada hari rabu, 19 Agustus 2015 ke kelas VII- D. Dalam hal ini praktikan sebagai pelaksana dan penganalisis hasil DCM. hasil terlampir 2 Sosiometri Sosiometri adalah metode pengumpulan data tentang pola dan struktur sosial individu-individu dalam suatu kelompok, dengan cara menelaah relasi sosial, status sosial. Maka dengan sosiometri kita bisa mengetahui dinamika kelompok, popularitas individu dalam sebuah kelompok dan kesulitan hubungan sosial individu dalam kelompok. Dalam hal ini, praktikan mengumpulkan data mengenai kelompok belajar pada siswa kelas VII. Siswa 25 diminta untuk memilih 3 teman sekelasnya untuk membentuk kelompok belajarnya beserta alasannya. Pertama, sosiometri dibagikan hari Rabu, 26 Agustus 2015 untuk siswa kelas VII-D. Kedua, sosiometri dibagikan hari Jumat, 28 Agustus 2015 ke dua kelas yaitu kelas VII-A dan VII-C. Ketiga, sosiometri dibagikan pada hari Senin, 31 Agustus 2015 yaitu kelas VII-B. Keempat, sosiometri dibagikan pada selasa, 1 September 2015 ke dua kelas yaitu kelas VII-E dan VII-F. Dalam hal ini praktikan sebagai pelaksana dan penganalisis hasil sosiometri. hasil terlampir 3 Data Pribadi Siswa Data pribadi siswa berbentuk lembar pribadi diberikan kepada seluruh siswa kelas VII, data berisikan informasi lengkap diri siswa mulai dari nama, nama orang tua, pekerjaan orang tua. Data tersebut kemudian dapat digunakan sewaktu- waktu untuk melacak latarbelakang siswa, sehingga dapat dijadikan dasar dalam pemberian layanan. Selain itu adanya nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi akan mempermudah dalam layanan kolaborasi orang tua. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan data lengkap seluruh siswa kelas VII. 2. Layanan Responsif Layanan Responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. a. Konseling Individual Tujuan konseling individual adalah membantu siswa mengatasi atau memecahkan masalah pribadinya secara 26 face to face dengan menggunakan potensinya sendiri secara optimal dan agar siswa dapat memecahkan masalahnya dengan segera supaya tidak berlalrut-larut. Dalam hal ini praktikan melakukan 2 konseling dengan 2 orang siswa. Yaitu: 1 Inisial : S Masalah yang dibahas : Jatuh cinta pada seseorang belum berani berbicara malu Teknik yang digunakan : Pendekatan konseling RET Waktu Pelaksanaan : Selasa, 18 Agustus 2015 Tempat Pelaksanaan : R. Osis SMP N 1 Jetis Hasil yang dicapai : S sedang jatuh cinta kepada seseorang yang belum berani bertemu secara langsung mengungkapkan apa yang dia pikirkan dan yang ingin di utarakan. Hal tersebut ditandai dengan S hanya baru komunikasi dengan F melalui SMS saja. Dari masalah tersebut, F bisa dikatakan mempunyai permasalahan dengan dirinya yaitu belum berani berbicara secara langsung malu. Solusi dari konseli yaitu S akan Belajar berani berbicara secara langsung dan berbicara kepada temannya 27 jangan mengolok-mengolok dirinya lagi sebelum ada bukti bahwa dia sudah berpacaran dengan F. 2 Inisial : F Masalah yang dibahas : Kebingungan dengan sikap dan perilaku pacarnya Teknik yang digunakan : Reality Therapy Waktu Pelaksanaan : Rabu, 2 September 2015 Tempat Pelaksanaan : Gazebo Sekolah Hasil yang dicapai : F merasa kebingungan dengan A pacarnya. Hal tersebut ditandai dengan kenapa ketika dia mendekati A, A malah menjauh, begitupun sebaliknya. Dari masalah tersebut, F ingin A bersikap biasa saja tidak menjauhinya ketika dia mendekati A. Solusi dari F yaitu akan menanyakan secara langsung kepada A, kenapa dia bersikap seperti itu kepada dirinya. b. Konseling Kelompok Layanan konseling kelompok dimaksudkan bantuan yang memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi 28 pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok dapat menampilkan masalah yang dirasakannya. Masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok, masalah demi masalah, satu per satu, tanpa kecuali, sehingga semua masalah terbicarakan. Selama praktikan PPL di SMP N 1 Jetis, praktikan melakukan 2 kali konseling kelompok yakni pada hari Senin, 24 Agustus 2015 dan 29 Agustus 2015. Konseling kelompok pertama, diikuti oleh 2 orang siswa yaitu O dan V Kelas IX dilaksanakan di r. osis. Kedua siswa tersebut satu kelas. Masalah yang dialami yaitu berhubungan dengan teman sekelasnya. Intinya, O V ingin membicarakan rasa tersinggunnya terhadap A, namun tidak berani karena takut menjadi berkepanjangan masalahnya. Pemecah masalahnya, O V latihan asertif dan hasilnya O V sudah merasa siap dan berani untuk mengungkapkan kepada A pada besok hari. Konseling berjalan lancar dan terjalin hubungan yang baik sesama konseli. Konseling kelompok kedua, diikuti oleh 2 orang siswa yaitu J A Kelas IX dilaksanakan di perpustakaan sekolah. Kedua siswa tersebut satu kelas. Konseli memiliki permasalahan yang sama yaitu tentang sahabatnya sebut saja F yang menjauhi mereka. J A merasa rindu dengan kebersamaan mereka waktu kelas VIII, tetapi mereka menjadi agak berjauhan dan J A ingin sekali membuat suasana pertemanan mereka seperti dulu lagi. Konselor menanyakan 29 keinginan J A, yaitu ingin membuat suasana persahabatan seperti dulu lagi. Pemecah masalahnya J A akan berbicara dengan F akan apa yang dirasakan mereka dan apa yang diinginkannya melalui mengajak bicara, mengajak makan, dan mengajak main. c. Referal Dalam memberikan bimbingan terkadang praktikan menemukan masalah yang tidak dapat diatasinya dan bukan merupakan kewenangannya. Oleh karena itu, praktikan atau guru pembimbing melakukan tindakan referal kepada orang atau pihak yang lebih mampu dan berwenang apabila inti permasalahan siswa berada di luar kewenangankemampuannya. Selama praktikan PPL di SMP N 1 Jetis, praktikan tidak melakukan refereal, dikarenakan belum adanya kebutuhan untuk melakukan refereal. d. Kolaborasi dengan orang tua Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh orang tua di rumah. Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi, pengertian, dan tukar pikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi peserta didik. Kolaborasi dengan orang tua sejauh ini dilaksanakan oleh guru BK SMP N 1 Jetis. e. Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas Kolaborasi dilakukan dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik seperti prestasi belajar, 30 kehadiran, dan pribadinya, membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Sejauh ini kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas dilakukan oleh Guru BK SMP N 1 Jetus. Kolaborasi yang praktikan lakukan ialah melakukan konsultasi dengan guru BK, karena kelas VII-C yang mempunyai permasalahan dengan mata pelajaran b. Inggris, sehingga harapannya ketika melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran, siswa dapat terbimbing dan terarahkan dalam membantu menyelesaikan permasalahannya akan mata pelajaran b. Inggris. f. Kolaborasi dengan Pihak Luar Sekolah Kolaborasi denga pihak luar sekolah yaitu berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah sejauh ini dilaksanakan oleh Guru BK SMP N 1 Jetis. g. Konferensi kasus Konferensi kasus yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik itu. Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup. Penyelenggaraan konferensi kasus merupakan pembahasan permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam sutau forum yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan-kemudahan bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini bersifat terbatas dan 31 tertutup. Selama melakukan PPL di SMP N 1 Jetis, praktikan tidak pernah melakukan konferensi kasus karena tidak menemukan masalah besar. h. Kunjungan rumah Home Visit Kunjungan rumah adalah suatu kegiatan pembimbing untuk mengunjungi rumah klien siswa dalam rangka untuk memperoleh berbagai keterangan-keterangan yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa, dan untuk pembahasan serta pengentasan permasalahan siswa tersebut. Selama melakukan PPL di SMP N 1 Jetis, praktikan tidak melaksanakan kegiatan home visit karena belum adanya kebutuhan untuk melakukan layanan tersebut. 3. Perencanaan Individual Perencanaan individual dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan dirinya secara positif dan konstruktif. Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan penjurusan, dan penyaluran, untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Selama PPL, layanan perencanaan individual tidak dilaksanakan dengan alasan karena praktikan lebih memfokuskan pada layanan klasikal dan layanan orientasi. 4. Dukungan Sistem Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur misalnya 32 Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan diatas. Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah atau madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek: a pengembangan jejaring networking, b kegiatan manajemen, c riset dan pengembangan. Selama PPL di SMP N 1 Jetis, praktikan tidak melaksanakan layanan dukungan sistem.

C. Hambatan Pelaksanaan PPL dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, praktikan menghadapi berbagai hambatan baik secara teknis maupun non teknis, tetapi berkat kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Adapun hambatan-hambatan dan cara mengatasinya dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yaitu: 1. Layanan Dasar a. Bimbingan Klasikal 1 Selama melakukan kegiatan bimbingan kelas, siswa kelas VII masih berada dalam tahap transisi dari SD ke SMP sehingga mereka masih awam dengan fungsi mata pelajaran bimbingan dan konseling di SMP sebelumnya di SD belum pernah mendapatkan mata pelajaran BK. Solusi praktikan yaitu membuat pamflet tentang layanan konseling agar siswa menjadi lebih paham fungsi konseling di SMP. 2 Selama praktikan menyampaikan bimbingan klasikal, siswa kelas VII sering gaduh dan tidak menghiraukan 33 praktikan ketika menyampaikan materi. Soslusi untuk mengatasi hal tersebut dengan cara setiap akhir layanan meminta siswa yang tidak mendengarkan untuk menyimpulkan materi pada tiap pertemuan. b. Layanan Pengumpulan Data Ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan angket seperti angket DCM dan sosiometri yang sudah disebar sehingga membuat praktikan kembali menyebar angket ke kelas. 2. Layanan Responsif a. Konseling Individual 1 Siswa sebelumnya tidak mau mengikuti alur konseling dengan baik. Misalkan tidak mau menyebutkan identitas diri. Solusinya, mencari tahu melalui teman sekelasnya mengenai identitas dirinya.