3 Didalam sumber lain menjelaskan bahwa Penegakan Hukum law enforcement dalam
arti luas mencakup kegiatan untuk melaksanakan dan menerapkan hukum serta melakukan tindakan hukum terhadap setiap pelanggaran atau penyimpangan hukum yang dilakukan oleh
subjek hukum, baik melalui prosedur peradilan ataupun melalui prosedur arbitrase dan mekanisme penyelesaian sengketa lainnya alternative desputes or conflicts resolution.
Bahkan, dalam pengertian yang lebih luas lagi, kegiatan penegakan hukum mencakup pula segala aktifitas yang dimaksudkan agar hukum sebagai perangkat kaedah normatif yang
mengatur dan mengikat para subjek hukum dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara benar-benar ditaati dan sungguh-sungguh dijalankan sebagaimana mestinya.
Dalam arti sempit, penegakan hukum itu menyangkut kegiatan penindakan terhadap setiap pelanggaran atau penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan, khususnya –
yang lebih sempit lagi— melalui proses peradilan pidana yang melibatkan peran aparat kepolisian, kejaksaan, advokat atau pengacara, dan badan-badan peradilan.
Karena itu, dalam arti sempit, aktor-aktor utama yang peranannya sangat menonjol dalam proses penegakan hukum itu adalah polisi, jaksa, pengacara dan hakim. Para penegak
hukum ini dapat dilihat pertama-tama sebagai orang atau unsur manusia dengan kualitas, kualifikasi, dan kultur kerjanya masing-masing.
Dalam pengertian demikian persoalan penegakan hukum tergantung aktor, pelaku, peja- bat atau aparat penegak hukum itu sendiri. Kedua, penegak hukum dapat pula dilihat sebagai
institusi, badan atau organisasi dengan kualitas birokrasinya sendiri-sendiri. Dalam kaitan itu kita melihat penegakan hukum dari kacamata kelembagaan yang pada kenyataannya, belum terinsti-
tusionalisasikan secara rasional dan impersonal institutionalized.
Namun, kedua perspektif tersebut perlu dipahami secara komprehensif dengan melihat pula keterkaitannya satu sama lain serta keterkaitannya dengan berbagai faktor dan elemen yang
terkait dengan hukum itu sendiri sebagai suatu sistem yang rasional.
2.2 Prinsip-Prinsip Penegakan Hukum 1. The Rule Of Law
The rule of law adalah suatu legalisme, suatu aliran hokum yang didalamnya terkandung wawasan social legalisme literal bahwa keadilan dapat dilayani melelui
pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak dan otonom.
Prinsip-prinsip secra normal Rule Of Law tertera dalam UUD 1945 dan pasal- pasal UUD Negara Ri tahun 1945.Inti dari Rule Of Law adalah jaminan adanya keadilan
bagi masyarakatnya, khususnya keadilan social.
4
Pengertian Rule of Law dan Negara hokum pada hakikatnya sulit dipisahkan.Ada sementara pakar mendeskripsikan bahwa pengertian Negara hokum dan Rule of Law itu hampir
dapat dikatakan sama.Sementara terdapat pula pakar menjelaskan bahwa meskipun antara Negara hokum dan Rule Of Law tidak dapat dipisahkan namun masing-masing memiliki
penekanan masing-masing.
Menurut Philipus M.Hadjon, menjelaskan Negara hokum menurut istilah bahasa Belanda rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme yaitu dari kekuasaan raja yang
sewenang-wenang untuk mewujudkan Negara didasarkan pada suatu peraturan perundang- undangan.Oleh karena itu dalam proses perkembangannya rechtsstaat itu lebih memiliki ciri
yang revolusioner.
Menurut Friedman, antara pengertian Negara hokum atau rechtsstaat dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi Friedman,1960:546.Olhe karena itu berdasarkan bentuk sebenarnya
Rule of Law adalah kekuasaan politik yang diatur secara legal.Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap Negara yang legal senantiasa menegakkan Rule of Law.Dalam hubungan ini
pengertian Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu Negara.
Carl J.Friedrich dalam bukunya Constitutional Government and democracy: Theory and practice in Europe and America memperkenalkanistilah Negara hokum dengan istilah rechstaat
atau constitutional state.Demikian juga tokoh lain yang membahas rechsttaat adalah Friederich J.Stahl, yang menurutnya terdapat empat unsur pokok untuk berdirinya satu rechstaat, yaitu:
1. Hak-hak manusia 2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintah berdasarkan peraturan-praturan 4. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Prinsip-prinsip Rule Of Law secara formal uud 1945: 1. Negara Indonesia adalah Negara hokum pasal 1:3
2. Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hokum dan pemerintahan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu tanpa terkecuali pasal 27:1
3. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hokum yang adil serta perlakuan sama dihadapan hokum pasal 28 D:1
4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak.
2.Legalitas
Prinsip legalitas yaitu prinsip yang menentukan bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-
undangan.Biasanya azas ini dikenal dengan nullum delictum uulla poena sine praevia lege tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu
5
Dalam sejarahnya tidak menunjukkan perubahan hokum pidana pada abad ke-18 dulu bahwa keseluruhan masalah hokum pidana harus ditegaskan dengan suatu undang-undang.
Biasanya prinsip ini mengandung dua pengertian yaitu: 1. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih
dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan-aturan undang-undang. 2. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana harus sesuai dengan dendam.
3.Equality Before The Law
Equality Before The Law adalah semua orang yang sama didepan hokum. Persamaan di depan hokum atau equality before the law merupakan salah satu asas terpenting
dalam hokum modern.Prinsip ini bergerak dalam payung hokum yang berlaku umum general dan tunggal.Ketunggalan hokum itu menjadi satu wajah utuh diantara dimensi social lain
misalkan terhadap ekonomi dan social.Persamaan “hanya” dihadapan hokum seakan memberikan sinyal di dalamnya bahwa secara social dan ekonomi orang boleh tidak
mendapatkan persamaan.Perbedaan perlakuan “persamaan” antara didalam wilayah hokum, wilayah social dan wilayah ekonomi itulah yang menjadikan azas persamaan dihadapan hokum
tergerus ditengah dinamika social dan ekonomi.
4.Equality Justice Under Law
Equality Justice Under Law adalah salah satu yang paling kuat tertanam dan banyak melanggar prinsip-prinsip hokum.Ini adalah retorika biasa ditemui dalam retorika seremonial dan
keputusan kadang-kadang bahkan konstitusional.Tapi itu datang tempat dekat dengan menggambarkan sistem peradilan dalam praktek.Sementara ini tidak, satu-satunya konteks
hokum dimana retorika outruns kenyataan itu adalah salah satu yang paling mengganggu, mengingat sifat dasar hak yang dipermasalahkan.
2.3Faktor Penegakan Hukum Faktor Penegakan Hukum
ada beberapa faktor penegakan hokum di Indonesia diantaranya adalah: 1. Lemahnya wawasan pemikiran
2. Minimnya keterapilan untuk bekerja 3. Rendahnya motivasi kerja
4. Rusaknya moralitas personal 5. Tingkat pendidikan yang rendah
6. Sangat sedikit program pengembangan SDM dikalangan organisasi penegakan
hukum 7. Kualitas penegakan hokum profesional atau tidak
6
Faktor Hukum Perundangan
Ada beberapa faktor perundangan di Indonesia, yaitu: 1. Konsistensi asas-asas
2. Proses perumusan 3. Tingkat kemampuan operasionalisasi hokum
4. Perlukah mempertahankan UU yang tidak sejalan dengan rasa keadilan
Faktor Kesadaran Masyarakat
1. Persepsi masyarakat tentang hokum, ketertiban,fungsi penegakan hokum berbeda dengan hokum modern.
2. Kesadaran hokum masyarakat masih rendah disemua strata 3. Banyaknya tindakan main hakim sendiri
Faktor Perubahan Sosial
1. Tata nilai merubah tata kelakuan dalam interaksi social 2. Benturan nilai lama dengan nilai baru menimbulkan dualisme nilai dalam masyarakat
3. Ketidakserasian nilai menimbulkan kerancuan nilai dan ketidakpastian yang merangsang
aparat penegak hokum melakukan tindakan patologis
Faktor Politik
1. Campur tangan pemerintah dan kelompok dalam kepentingan usaha penegakan 2. Pihak eksekutif atau lembaga ekstra yudisial dalam proses perkara yang sedang
berlangsung membatasi kebebasan hakim memeriksa dan mengadili perkara 3. Terjadi dalam peradilan khusus kejahatan politik
2.4 Keadaan Hukum Saat Ini