MAKALAH MATA KULIAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

TUGAS KELOMPOK
NAMA DOSEN : Drs. MUH. SAID
MATA KULIAH : SOSIOLOGI PENDIDIKAN

MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH

OLEH :
KELOMPOK I
PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
SEMESTER VI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH BONE
KELAS D LAPPARIAJA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
1

MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH

OLEH :
HERMAWAN


412074

Ketua

MIRNAWATI

412072

Anggota

NURUL HIDAYAH AM

412075

Anggota

ASTRID RANIANTI

412071


Anggota

RUSMANIAR

413109

Anggota

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) MUHAMMADIYAH BONE
KELAS D LAPPARIAJA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

2

Puji syukur sebagai ucapan terima kasih kehadirat Allah SWT., karena dengan
zat-Nya yang Maha Rahman dan Maha Rahim penyusun diberikan kesempatan untuk

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tema “Masyarakat dan Kebudayaan
Sekolah” sebagai Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan ini dengan tepat waktu.
Terima kasih kepada Bapak Drs. Muh. Said selaku Dosen pengampu Mata
Kuliah Sosiologi Pendidikan yang telah memberikan penyusun kesempatan untuk
dapat berkreasi sekaligus sebagai upaya meningkatkan pemahaman penyusun,
khususnya dalam hal bagaimana memahami Materi tentang Sosiologi Pendidikan.
Tak lupa pula penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Selanjutnya penyusun memohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat
banyak kekeliruan dan kesalahan, tentunya penyusun memohon kritik dan saran yang
konstruktif agar dalam proses penyelesaian makalah berikutnya dapat mencapai hasil
yang maksimal.
Besar harapan penulis, agar makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan dan referensi kita dalam hal materi tentang Sosiologi Pendidikan.

Lappariaja, April 2015

Penyusun

3


BAB V
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN SEKOLAH
LATAR BELAKANG
Dari lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat. Manusia
adalah makhluk sosial yang hidup saling berhubungan dan hidupnya bergantung
kepada orang lain. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan
orang-orang disekitar dan mengalami pengaruh serta mempengaruhi orang lain.
Dan juga kebudayaan dipengaruhi oleh kontak dengan kebudayaan lain yang
dipercepat oleh perkembangan komunikasi dan transport. Dan ini berguna untuk
memecahkan masalah-masalah atau sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat.
Antara masyarakat dan kebudayaan saling berhubungan dan mempengaruhi satu
sama lain.
Interaksi sosial sangat utama dalam tiap masyarakat. Hubungan antara
individu itu bukan sepihak melainkan timbal balik. Kebudayaan mempengaruhi
individu dengan berbagai cara akan tetapi individu juga mempengaruhi kebudayaan
sehingga terjadi perubahan sosial.
PEMBAHASAN
A. MASYARAKAT
Masyarakat sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Dalam

pengelompokan tersebut seing dibedakan antara kelompok primer dan sekunder.
Kelompok primer merupakan kelompok pertama dimana ia mula- mula berinteraksi
dengan orang lain, yakni keluarga, kelompok sepermainan dan lingkungan tetangga.
Dalam kelompok primer terdapat hubungan temu muka langsung dalam suasana
akrab. Dalam kelompok ini ia mempelajari kebiasaan fundamental seperti bahasa,
soal baik buruk, kemampuan untuk mengurus diri sendiri, kerjasama dan bersaing,
disiplin dan sebagainya. Kelompok primer ini juga sering disebut gemeinschaft.
Kelompok sekunder dibentuk dengan sengaja atas pertimbangan tertentu
berdasarkan kebutuhan tertentu seperti perkumpulan profesi, organisasi agama, dan
partai politik yang anggotanya mungkin tidak pernah saling bertemu. Kelompok
1

sekunder ini dapat hidup lama melampau suatu generasi. Kelompok sekunder sering
disebut dengan gesellschaft.
Penggolongan berdasarkan fungsinya ada dua yaitu kelompok “orang-dalam”
( in-group) dan kelompok “orang-luar” (out- group). Kelompok orang dalam terdapat
dalam kelompok primer maupun sekunder, dalah kelompok yang kita rasakan
sebagai solider, setia, akrab, bersahabat dan rapat. Kita merasa bersatu seperasaan,
sepemikiran, seperbuatan dengan mereka, dan rela mempertahankan, melindungi
dan berkorban sehingga kita saling merasa senang, memahami penuh cinta dan

simpati. Rasa in- group sangat kuat dikalangan murid- murid, khususnya pada tingkat
SMTA.
Terhadap kelompok orang luar kita merasa tidak senang, bahkan benci,
menganggapnya sebagai sainggan, lawan dan ancaman. Dalam kelompok ini suatu
kelompok akan merasa lebih baik dari pada kelompok orang lain. Bangsa, agama,
sekolah dirasa melebihi kelompok orang lain.
B. KEBUDAYAAN
Hubungan antara individu bukan sepihak melainkan timbal balik.
Kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara akan tetapi individu juga
mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi perubahan sosial. Kebudayaan dapat
dipandan sebagai cara- cara mengatasi masalah yang dihadapi. Ada masalah yang
universal seperti memenuhi kebutuhan biologis, namun tiap- tiap masyarakat
memilih solusi yang dianggap paling sesuai sehingga tidak ada kesamaan
kebudayaan antara satu masyarakat satu dengan masyarakat yang lain.
Kebudayan dipengaruhi oleh lingkungan fisik seperti iklim, topografi,
kekayaan alam dan sebagainya. Kebudayaan daerah tropis berbeda dengan
kebudayaan didaerah dingin, kebudayaan didaerah gurun berbeda dengan
kebudayaan daerah berhutan. Namun manusia tida semata- mata pasif. Adanya
barang tambang tidak dengan sendirinya menimbulkan industri.[1]
Kebudayaan juga dipengaruhi oleh kontak dengan kebudayaan lain yang

dipercepat oleh perkembangan komunikasi dan transportasi. Kebudayaan dapat
dibedakan kebudayaan eksplisit yang dapat diamati secara langsung dalam kelakuan
verbal maupun non- verbal pada anggota- anggota masyarakat. Contohnya kelakuan
dua orang atau lebih dalam situasi- situasi normal menurut peranan masing- masing
2

misalnya dalam interaksi antara suami- istri, 0rang tua- anak. Guru- murid, atasanbawahan dan sebagainya. Kebudayaan implisit terdiri atas kepercayaan, nilai- nilai
dan norma- norma yang dapat ditafsirkan ahli antropologi untuk menjelaskan
berbagai kelakuan anggota masyarakat. Dengan nilai- nilai kebudayaan anggota
masyarakat mengetahui apakah yang layak, pantas, baik, atau seharusnya. Nilai- nilai
dapat bersifat positif yakni apa yang diinginkan contohnya soal kebersihan dan
kesopanan dan bersifat negatif yakni apa yang tidak diinginkan misalnya soal
penipuan dan kekerasan.
1. Bentuk- bentuk kebudayaan
Para ahli sosiologi pada umumnya sependapat bahwa isi dari kebudayaaan itu
dapat menjadi dua buah unsur komponen yang nyata, yaitu komponen material dan
non-material.
a.

Kebudayaan materi

Bagian materi dari kebudayaan itu meliputi segala sesuatu yang telah
diciptakan dan digunakan oleh manusia dan mempunyai bentuk yang dapat dilihat
dan diraba. Dengan kata lain eksistensi yang konkrit dari suatu produk buatan
manusia tanpa memandang apapun juga ukuran, kerumitan pembuatan, tujuan,
ataupun bentuknya, memberikan ciri kepada kebudayaan itu. Rumah, pakaian, mobil,
kapal, gedung dan pesawat televisi, semuanya ini adalah contoh-contoh dari
kebudayaan materi tersebut.
Kebudayaan materi itu mudah dikenali, kebudayaan tersebut mempunyai
kaitan dengan aspek-aspek nonmateri dari kebudayaan yang tidak begitu dipahami.
Ini dibuktikan oleh kenyataan bahwa benda yang sama boleh jadi mempunyai
kegunaan atau arti yang berbeda dalam kebudayaan yang berlainan.

b. Kebudayaan non-materi
Aspek non-materi dari kebudayaan ini merangkum semua buah karya
manusia yang ia gunakan untuk menjelaskan serta dijadikan pedoman bagi tindakantindakannya, dan itu tak hanya dapat ditemukan didalam pikirannya orang-orang.
Dikenal dua buah kategori dari kebudayaan non-materi itu. Kategori pertama
meliputi apa yang secara luas dapat didefenisikan sebagai norma-norma individu,
sedangkan kategori kedua meliputi kelompok-kelompok norma-norma yang
membentu pranata sosial (social institutions).
3




Norma-norma
Norma-norma ini dapat didefenisikan sebagai standar-standar tingkah laku yang
terdapat disemua masyarakat seperti misalnya bagaimana sarannya berpakaian pada
peristiwa-peristiwa tertentu atau bagaimana menegur atau menyapa orang-orang dari
kelas-kelas berlainan. Sebagai suatu bagian dari kebudayaan non-materi, normanorma tersebut menyatakan konsepsi-konsepsi yang teridealisir dari tingkah laku.



Istilah norma itu diinterprestasikan mencakup pengetahuan, keyakinan dan nilainilai. Konsep-konsep ini telah banyak sidefenisikan dan dibahas secara unsur-unsur
dari sistem-sistem sosial. Didalam pengertian kebudayaan ide-ide merangkum
folklore (kisah-kisah rakyat), doktrin-doktrin keagamaan, teori dan prinsip ilmu
pengetahuan, filsafat pendidikan dan pemerintah, aturan- aturan olahraga, perasaanperasaan,system-sistem moralitas serta etika, maupun penjelasa-penjelasan dari dunia
dimana seseirang itu hidup.



Institusi- institusi

Institusi-institusi sosail pada hakikatnya adalah kumpulan-kumpulan dari norma
(sturuktur-struktur social) yang telah diciptakan untuk dapat melaksanakan suatu
fungsi dari masyarakat . Institusi-institusi ini berbeda dari norma-norma diatas ,
diddalam pengertian bahwa institusi-instituisi tersebut meli[uti kumpulan-kumpulan
norma dan bukannya norma-norma yang berdiri sendiri.

c.

Komponen-komponen struktur dari kebudayaan
Penyelidik yang berminat untuk mengadakan suatu analisa yang cermat dan
terperinci terhadap suatu kebudayaan tertentu, pada umummya berpatokan kepada
apa yang disebut komponen-komponen struktur kebudayaan, yang mempunyai
keuntungan-keuntungan analisa. Yang terutama ialah bahwa cara memberikan
kemungkinan kepada orang itu membuat daftar katalog dari tingkah laku yang
konkrit yang mugkin menjadi cirri dari satu individu atau kelompok tertentu.
Klasifikasi bias dilakukan karena kebudayaan bukanlah hanya semata-mata
merupakan suatu kumpulan dari ide-ide( norma-norma), melainkan suatu system
yang teratur dari tingkah. Komponen-komponen struktur dari kebudayaan sebagi

4


suatu konsep sangat membantu orang untuk menghayati organisasi (system) tingkah
laku.[2]
d. Tipe- tipe partisipasi kebudayaan
1. Partisipasi menyeluruh ( universals ), adalah trait- trait kebudayaan yang diperlukan
bagi seluruh anggota dari suatu masyarakat. Kebudayaan itu diperlukan untuk
eksistensi mereka didalam suatu masyarakat bangsa tertentu, dan ini mencangkup
undang- undang serta adat kebiasaan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga,
persekolahan, aktivitas bisnis, dan sebagainya.
2. Partisipasi pilihan ( alternatives ), situasi- situasi dimana individu bias memilih
beberapa kemungkinan tindakan yang sama, atau hamper sama baiknya dimata
masyarakat yang lebih besar.
3. Partisipasi kekhususan ( speciality ), aspek- aspek unik dari kebudayaan yang tidak
diikuti oleh orang ramai secara umum, semua kelompok masyarakat yang besar
meliputi kelompok- kelompok yang dapat dikatakan khusus didalam pengertian
propesi, pekerjaan atau keagamaan.
e.

Relativisme kebudayaan
Standar- standar tingkah laku berhubungan dengan kebudayaan dimana
standar- standar itu belaku, yaitu suatu gejala yang disebut dengan istilah relativitas
kebudayaan. Sifat relative dari kebudayaan itu memberikan suatu penjelasan
mengenai tingkah laku.[3]
Unsur-unsur pokok suatu kebudayaan sering disusun menjadi suatu system
yang dilembagakan. Dalam tiap kelompok, kelurga, sekolah, masyarakat terdapat
cara-cara berpikir dan berbuat yang diteerima dan diharapkan oleh setiap anggota
kelompok atau masyrakat. Pola kelakuan yang secara umum terdapat dalam suatu
masyrkat disebut kebudayaan. Kebudayaan meliputi keseluruhan pengetahuan
kepercayaan ,ketermpilan ,kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan
manusia sebagi anggota masyarakat. Kebudayaan yang terdiri atas buah pikiran,
sikap, nilai-nilai dan kebiasaan individu-individu, dipelajari berkat hidup mereka
dalam lingkungan sosial.
Bagi individu yang baru lahir, Kebudayaan merupakan bantuan untuk
melatihnya hidup efektif d dunia ini.Generasi baru tidak perlu menemukan segala
sesuatu dari mulanya akan tetapi dapat belajar dari orang0orang di sekitarnya.
5

Tiap manusia merupakan individu yang unik, namun banyak kelakuannya
dipengaruhi oleh kebudayaan seperti pikiran, bahasa, cara member hormat, cara
makan, apa dimakan, dan seribu satu hal lainnya.. Perbedaan individual terdapat
dalam bentuk variasi-variasi dalam kerangka kebudayaan itu.
Ada diantaranya yang boleh dikatakan diikuti oleh semua. Yang disebut
universal seperti bahasa,moral perkawinan. Selain itu ada pula pola kelakuan yang
memungkinkan pilihan, misalnya perkawinan catatan sipil, dengan atau tanpa upacra
adat, agama, atau pesta. Ini disebut alternative. Akhirnya ada pula pola kelakuan
yang khas misalnya bagi dokter, guru, penerbang, siswa, dan sebagianya yang
disebut speciality atau kelakuan yang khas.
Dalam tiap masyarakat besar terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai
sub-kebudayaan atau subculture yang tersendiri.Mereka menggunakan bahasa
tersendiri yakni kata-kata yang mempunyai makna yang khas bagi mereka, mereka
mempunyai norma-norma tersendiri dan mempunyai buak pikiran yang tidak dimiliki
oleh masyrakat umumnya.Subculture ini terdapat di kalangan pemuda, pemudi,
( golongan menurut usia dan jenis kelamin), juga di kalangan mereka yang
mempuyai pekerjaan tertentu ( nelayan, calo, pencopet) atau termasuk golongan
etnik,

atau

suku bangsa

tertentu.

Guru hendaknya

berusaha

memahami

subkebudayaan murid-muridnya.[4]
C. KEBUDAYAAN SEKOLAH
Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh masyarakat dari murid-murid. Kehidupan disekolah dan
norma-norma yang berlaku dapat disebut dengan kebudayaan sekolah. Walaupun
kebudayaan sekolah merupakan kebudayaan dari kebudayaan masyarakat luas,
namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu “subculture”. Sekolah bertugas
untuk menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru dan karena itu harus selalu
memperhatikan masyarakat dan kebudayaan umum.
Timbulnya sub-kebudayaan sekolah juga terjadi oleh sebab sebagian yang
cukup besar dari waktu murid yang terpisah dari kehidupan orang dewasa. Dalam
situasi yang serupa ini dapat berkembang pola kelakuan yang khas bagi anak muda
yang tampak dari pakaian, bahasa, kebiasaan kegiatan-kegiatan serta upacara-

6

upacara. Sebab lain timbulnya kebudayaan sekolah adalah tugas sekolah yang khas
yakni mendidik anak dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap,
keterampilan yang sesuai dengan kurikulum dengan metode dan teknik kontrol
tertentu yang berlaku disekolah itu.
Tiap kebudayaan mengandung bentuk kelakuan yang diharapkan dari
anggotanya. Disekolah diharapkan bentuk kelakuan tertentu dari semua murid dan
guru. Itulah yang menjadi norma bagi setiap murid dan guru.


Kenaikan kelas
Belajar dengan rajin agar naik kelas merupakan patokan yang mempengaruhi
kehidupan anak selama bersekolah. Untuk itu ia harus menguasai bahan pelajaran
yang ditentukan oleh kurikulum yang sering diolah dalam bentuk buku pelajaran,
diktat atau kitab catatan. Dengan nilai atau tes ulangan guru menilai kemampuan
anak. Hak guru memberi angka memberinya kekuasaan yang disegani murid. Ada
juga guru yang bila perlu menggunakan angka itu untuk menegakkan kekuasaannya.
Guru itu disebut “killer” sangat ditakuti.
Angka rapor menjadi dasar bagi kenaikan kelas. Pemberian rapor dan
penentuan kenaikan kelas sering dilakukan dengan upacara tertentu sekalipun
sederhana. Tinggal kelas merupakan masalah yang berat bagi murid. Bagi anak yang
bersangkutan ini bahwa ia akan ditinggalkan oleh teman-temannya selama setidaknya
satu tahun dan ia harus masuk kelompok anak-anak yang lebih muda daripadanya
yang selama ini lebih rendah kedudukannya. Oleh sebab itu kenaikan kelas
merupakan hal yang sangat penting maka murid-murid biasanya belajar untuk
memperoleh angka yang baik , walaupun ilmu itu juga penting.



Upacara-upacara
Peristiwa yang biasanya dilakukan dengan upacara ialah penerimaan murid
baru. Pada waktu yang lalu murid-murid SMA turut melakukan masa perkenalan,
meniru kakak-kakaknya diperguruan tinggi. Sebenarnya mereka mengikuti jejak
mahasiswa zaman kolonial, yang menerima mahasiswa baru dengan upacara
perpeloncoan. Masa “perkenalan” itu memang banyak dan sering menyimpang dari
tujuannya yakni memperkenalkan sekolah sebagai lembaga pendidikan kepada
siswa-siswa baru.

7

Upacara yang menggembirakan ialah upacara wisuda yang melepaskan para
siswa yang telah lulus yang kemudian akan melanjutkan pelajaran pada lembaga
pendidikan yang lebih tinggi atau mengadu nasibnya dalam dunia pekerjaan.
Upacara itu melambangkan beberapa hal:
 Untuk menyatakan besarnya nilai pendidikan bagi pembinaan generasi muda dan
kepercayaan bahwa pendidikan membawa kemajuan bagi setiap siswa. Dalam
penyelenggaraan sekolah sering diperlukan dukungan dan bantuan orang tua,
spiritual, maupun materiil sebagai partner pemerintah.
 Bagi mereka yang lulus, wisuda itu merupakan pengakuan atas taraf pendidikan yang
telah mereka capai. Wisuda mengakhiri periode tertentu dalam hidupnya dan
membuka lembaran baru serta memasukiperiode yang baru dan masa menuju
kedewasaan. Selain itu wisuda merupakan tanda penghargaan atas keberhasilan siswa
dalam pelajarannya yang diperoleh dengan jerih payah.


Upacara Bendera
Ada sekolah yang memulai sekolah dengan mengumpulkan murid-murid
untuk upacara namun ada juga sekolah swasta mungkin mulai dengan do’a serta
pengumuman dan petunjuk dari kepala sekolah. Ada pula yang memulai dengan
senam pagi atau dengan kegiatan lain.
Upacara ini selain mempunyai fungsi control juga menanamkan rasa
identifikasi anak dengan sekolahnya dan semangat persatuan serta rasa turut
bertanggung jawab atas nama baik sekolahnya.
Suatu upacara yang diwajibkan bagi tiap sekolah dinegara kita adalah upacara
bendera pada setiap hari senin tiap minggu dan pada tanggal 17 tiap bulan. Upacara
bertujuan untuk menanamkan rasa kebangsaan dengan meresapkan dasar pikiran, dan
cita-cita serta norma-norma yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945,
Pancasila, dan Sumpah Pemuda. Kesempatan ini juga dapat digunakan oleh Kepala
Sekolah untuk berbagai pengumuman dan petunjuk-petunjuk lainnya demi kebaikan
sekolah. Upacara dianggap sebagai kesempatan yang yang penting untuk
menyampaikan dan menerima pesan-pesan.

8

Upacara-upacara lain yang terdapat disekolah ialah pergantian pengurus
OSIS, penyerahan tanda penghargaan atas kemenangan atas kemenangan dalam
berbagai pertandingan dan perlombaan kemenangan ini sangat meningkatkan rasa
kebangsaaan atas sekolah sendiri serta identifikasi murid dengan sekolahnya.[5]
D. PENGARUH KEBUDAYAAN SEKOLAH TERHADAP MASYARAKAT
Sekolah yang berorentasi penuh kepada kehidupan masyarakat disebut
Community school atau sekolah masyarakat.Sekolah ini berorentasi pada masalahmasalah kehidupan dalam masyarakat seperti masalah usaha manusia melestarikan
alam, memanfaatkan sumber-suber alam dan manusia, masalah kesehatan,
kewarganegaraan, penggunaan waktu senggang, komunikasi, transport, dan
sebagainya.Dalam kurikulum ini anak dididik agar turut serta dalam kegiatan
masyarakat. Pelajaran mengutamakan kerja kelompok. Dengan sendirinya kurikulum
itu fleksibel, berbeda dari sekolah ke sekolah,dari tahun ke tahun dan tidak dapat
ditentukan secara uniform.murid-murid mempelajari lingkungan sosialnya untuk
mengidentifikasi masalah-maslah yang dapat dijadikan pokok bagi suatu unit
pelajaran.Khususnya yang

memberi kesempatan kepada murid-murid untuk

meningkatkan mutu kehidupan dalam masyarakat sekitarnya.
Dalam melaksanakan program sekolah, masyarakat turut sertakan. Tokohtokoh dari setiap aspek kehidupan masyarakat seperti dari dunia perusahaan,
pemerintah, agama, politik, dan sebagainya.diminta bekerja sama dengan sekolah
dalam peroyek perbaikan masyarakat. Untuk itu diperlukan masyarakat yang turut
bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan pendidikan anak.Sekolah dan
masyarakat dalam hal ini bekerja sama dalam suatu aksi social.
Bayak kesulitan yang dihadapi bila kita ingin menjalan kan sekolah seperti
itu.Meminta waktu dan tenaga tokoh-tokoh masyarakat dalam suatu proyekpelajaran
sekolah akan bayank menemui rintangan. Demikian pula bila anak ingin
mengunjungi berbagai kantor, Pabrik, Perusahaandan sebagainya.Kurikulum sekolah
sepenuh

nya

di

dasarkanatas

maslah-maslah

masyarakat

yang

mendapat

kencamanyang pedasdari golongan yang menginginkan kurikulum

akademis

berdasarkan disiplin ilmu.Setelah peluncuran sputnik kurikulum yang subjectcontered berupa mata pelajaranatau bidang setudi kembali mendapat peranan utama.

9

Sekarang mungkin jarang terdapat orang yang berpegang sepenuhnya pada
prinsip-prinsip community school.Akan tetapi walaupun kurikulum bersifat subjectcentered,perlu juga berorientasi pada anak dan masyarakat.Tak mungkin kurikulum
efektif tanpa memperhitungkan anak dan tak ada kurikulum yang tidak
mempersiapkan anak untuk masyarakat.Setiap sekolah harus relevan dengan
kebutuhan

masyarakat

karena

sekolah

didiirikan

oleh

masyarakat

untuk

mempersiapkan anak untuk masyarakat.Maka kerena itu guru perlu mempelajari dan
mengenal masyarakat sekitarnya.[6]
E. NORMA- NORMA SOSIAL DALAM SITUASI BELAJAR
Interaksi yang terus-menerus antara guru dengan murid mengharuskan
masing-masing memahami norma-norma kelakuan serta isyarat-isyarat yang
melambangkan norma-norma tertentu. Tanpa disiplin kegiatan tak dapat berjalan
baik. Pelanggaran akan terjadi bila isyarat-isyarat itu tidak dipahami atau tidak
diterima baik oleh sebab komunilasi antara kedua belah pihak tidak serasi.
Norma-norma di sekolah juga harus memperhatikan apa yang diharapkan
oleh masyarakat. Guru harus memanfaatkan harapan-harapan orang tua dan
menerapkannya dalam kelasnya dalam bentuk norma-norma.
F. LATAR BELAKANG GURU
Menurut penelitian di Amerka Serikat sebagian besar guru bersal dari
golongna menengah seperti petani, pengusaha kecil, buruh harian, dan sebagainya.
Latar belakang guru yakni bersal dari golongan petani dan dan kaum buruh perlu
dipertimbangkan dalam pola kebudayaan di sekolah yang banyak dipengaruhi oleh
guru itu.
Guru akan membawa norma-norma dan kebudayaan yang diperolehnya
melalui pendidikan dari orang tuanyanke dalam kelas yang diajarnya. Dalam kelas
guru merupakan daya utama menentukan norma-norma di dalam kelasnya dan
otoritas guru sukar dibantah. Dialah menentukan apa yang harus dilakukan oleh
murid agar ia belajar. Ia menuntut agar anak-anak menghadiri setiap pelajaran agar
mereka berlaku jujur dalam ulangan, datang pada waktunya ke sekolah, melakukan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab.[7]
PENUTUP

10

A. KESIMPULAN
Masyarakat sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Dalam
pengelompokan tersebut seing dibedakan antara kelompok primer dan sekunder.
Kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara akan tetapi
individu juga mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi perubahan sosial. Dari
lahir sampai mati manusia hidup sebagai anggota masyarakat. Hidup dalam
masyrakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang di sekitar dan dengan
demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain.Interaksi sosial sangat
utama dalam tiap masyarakat. Hubungan antara individu itu bukan sepihak
melainkan timbal balik. Kebudayaan mempengaruhi individu dengan berbagai cara
akan tetapi individu juga mempengaruhi kebudayaan sehingga terjadi perubahan
sosial.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman mahasiswa agar
dapat meningkatkan pemahaman tentang Masyarakat kebudayaan Sekolah.
Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan dalam
penyusunan makalah ini maka kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dalam penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution. Sosiologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 1994
http://arifakatsu.blogspot.com/2014/05/sosiologi-masyarakat-dan-kebudayaan.html

11