1
PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkebunan berdasarkan fungsinya yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2004 tentang Perkebunan dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu ekonomi
untuk
peningkatan kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat serta penguatan
struktur ekonomi, wilayah dan nasional, aspek
ekologi untuk
peningkatan konservasi tanah dan air, penyerap karbon,
penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung serta aspek sosial budaya sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.
Perkembangan kegiatan
usaha perkebunan mengalami peningkatan yang
pesat apabila dilihat dari luas areal Tahun 1980 baru mencapai 7,28 juta Ha, pada
Tahun 2011 telah mencapai 20,6 juta Ha, dimana seluas 1,07 juta Ha 5,21
dikelola oleh perusahaan Perkebunan Besar Negara PBN, seluas 5,08 juta Ha
24,67 diusahakan oleh perusahaan Perkebunan Besar Swasta PBS dan
2 14,45 juta Ha 70,12 diusahakan oleh
rakyat. Dalam upaya menjaga kesinambungan,
maka perlu dilakukan pembinaan terhadap perusahaan Perkebunan besar, salah satu
kegiatan yang dilaksanakan adalah melalui penilaian
usaha Perkebunan
yang dilakukan secara periodik. Sejalan dengan
telah diterbitkannya peraturan Menteri Pertanian
Nomor 07Permentan
OT.14022009 maka penilaian usaha Perkebunan tersebut mulai dilaksanakan
pada tahun
2009 yang
sebelumnya mengacu
pada keputusan
Menteri Pertanian Nomor 486.1KptsOT.1002003
tentang Klasifikasi dan dilakukan sejak tahun 19721973 dan sampai tahun
19881989 dilaksanakan setiap 5 tahun dan
selanjutnya dengan
mempertimbangkan bahwa Perkebunan besar berkembang cukup pesat maka sejak
tahun 19881989 dipercepat menjadi 3 tahun sekali, yang menjadi penilaian
dalam usaha Perkebunan antara lain legalitas, manajemen, penyelesaian hak
atas tanah, realisasi pembangunan kebun danatau unit pengolahan, kepemilikan
sarpras dan sistem pencegahan dan pengendalian
organisme pengganggu
tanaman, kepemilikan sarpras dan sistem pencegahan dan pengendalian kebakaran,
3 penerapan AMDAL, atau UKL dan UPL,
penumbuhan dan
pemberdayaan masyarakatkoperasi
setempat dan
pelaporan. Sedangkan
untuk melaksanakan penilaian dilakukan oleh
petugas penilai usaha perkebunan menurut ketentuan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor
36PermentanOT.14072009 tentang
Persyaratan Penilai
Usaha Perkebunan.
Pada pelaksanaan
Penilaian Usaha
Perkebunan tahun 2009, jumlah kebun yang telah dinilai sebanyak 1.413 kebun
yang dikelola oleh 934 perusahaan yang tersebar di 30 provinsi. dengan luas areal
5.357.102,58 ha, dengan hasil untuk kebun kelas I amat baik sebanyak 200 kebun
14,15 dengan luas 980.713, 11 ha, kebun klas II baik sebanyak 455 kebun
32,20 dengan luas 2.207.556,32 ha, kebun kelas III cukup sebanyak 478
kebun 33,82 dengan luas 1.465.511,55 ha, kebun kelas IV kurang sebanyak 170
kebun 12,03 dengan luas 433.844,37 ha serta kebun kelas V sangat kurang
sebanyak 110 kebun 7,78 dengan luas 269.477,23 ha.
Pasal 4 Peraturan Menteri Pertanian Nomor
07PermentanOT.14022009 tentang
Pedoman Penilaian
Usaha
4 Perkebunan telah menetapkan bahwa
penilaian usaha perkebunan dilakukan melalui pendekatan sistem dan usaha
agribisnis dengan memadukan keterkaitan berbagai
subsistem dimulai
dari penyediaan sarana produksi, produksi,
pengolahan dan pemasaran hasil, serta jasa penunjang lainnya. Ayat 2 Penilaian
usaha perkebunan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1
dilakukan terhadap
perusahaan perkebunan yang memiliki izin usaha perkebunan. Ayat 3 Izin usaha
perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat berupa Surat Pendaftaran
Usaha Perkebunan SPUP, IUP, IUP-B, atau IUP-P. Ayat 4 Penilaian Usaha
Perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 dilakukan
pada tahap
pembangunan dan tahap operasional. Pada tahun 2012 telah dilaksanakan
penilaian
usaha perkebunan,
untuk perkebunan tahap operasional di seluruh
provinsi yang sampai saat ini masih berlangsung dan hasil penilaian berupa
kelas kebun yang dicantumkan dalam surat Keputusan
BupatiGubernur belum
seluruhnya disampaikan
ke Pusat
Direktorat Jenderal Perkebunan. Berdasarkan
hal tersebut,
untuk mengetahui pelaksanaan, kendala yang
5 dihadapi dan demi mewujudkan penilaian
usaha perkebunan secara profesional, maka pada tahun 2013 dipandang perlu
dilakukan fasilitasi Pertemuan Sosialisasi Penilaian
Usaha Perkebunan
yang dilaksanakan
melalui kegiatan
Tugas Pembantuan TP provinsi yang dibiayai
dengan dana
APBN alokasi
Ditjen Perkebunan.
Sosialisasi diikuti
oleh petugas
dinas yang
membidangi perkebunan provinsi dan kabupatenkota
serta petugas penilai usaha perkebunan bersertifikat baik dari tingkat provinsi dan
kabupatenkota.
B. Sasaran Nasional
1 Sasaran pelaksanaan sosialisasi yaitu
petugas Dinas
Provinsi yang
membidangi Perkebunan
dan KabupatenKota dan petugas penilai
usaha perkebunan bersertifikat. 2
Sasaran pelaksanaan pembinaan yaitu perusahaan
perkebunan tahap
pembangunan dan operasional PBS dan PBN.
6 C.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan : 1
Terlaksananya Pertemuan Sosialisasi Penilaian Usaha Perkebunan;
2 Meningkatkan
kompetensi dan
profesionalisme tenaga penilai usaha perkebunan;
3 Memperoleh masukan dari peserta
untuk bahan perbaikan pelaksanaan penilaian usaha perkebunan ke depan;
4 Terlaksananya
monitoring pelakasanaan
penilaian usaha
perkebunan tahap pembangunan dan tahap operasional;
5 Inventarisasi tenaga penilai usaha
perkebunan bersertifikat
tingkat provinsi dan kabupatenkota.
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN