Partispatif Teori Preferensi Pajak
diharapkan memiliki komitmen dan rasa kepemilikan yang luar biasa terhadap pekerjaannya.
Hal yang
seringkali membingungkan
adalah kata
pemberdayaan empowerment dengan serba membolehkan permissiveness. Tetapi sebenarnya kata
tersebut merupakan dua hal yang sangat berbeda dalam kasus superLeadership. Bawahankaryawan yang SelfLeadership bukannya diizinkan atau memiliki hak
istimewa, tetapi suatu kejelasan atau penguatan terhadap fokus strategi melalui peningkatan keterampilan pengikut, kepercayaan diri, dan terutama pengetahuan dan
informasi. Menjamin bahwa pengetahuan dan informasi senantiasa tersedia dalam organisasi karena itu merupakan wujud efektifnya SuperLeadership. Oleh karena itu
pemimpin di era yang hiperkompetisi ini adalah seorang yang dapat menciptakan sebuah perusahanyang bertumpu kepada orang memiliki selfLeader.
Satu hal yang perlu dipahami bahwa sebenarnya masing-masing tipe kepemimpinan memiliki keuntungan sendiri-sendiri. Namun perlu dicatat bahwa
hanya superLeadershiplah yang memiliki perspektif jangka panjang yang mengkonsentrasikan diri pada pengembangan para karyawan. Memimpin orang lain
untuk memimpin diri sendiri adalah tantangan yang paling utama bagi kepemimpinan di era yang penuh dengan persaingan.
Menurut hasil penelitian “ in search of the ASEAN leader” yang dilakukan Christopher T. Selvarajah dan kawan-kawan yang dikutip oleh Lembaga Pendidikan
dan Pembinaan Manajemen LPPM Jakarta 1998, kategori kepemimpinan yang efektif dibedakan berdasarkan: 1 kualitas pribadi, 2 perilaku manajerial, 3
tuntutan organisasional dan 4 pengaruh-pengaruh lingkungan.
Menurut Andriany dan Rusli 2008, perbedaan kepemimpinan dalam industri kecil dan menengah juga terlihat dari gaya kepemimpinan dan perilaku dasar
pengambilan keputusan yang diterapkan pada kedua industri tersebut. Industri kecil, gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah gaya instruksi dan konsultatif.
Sedangkan pada industri menengah hanya gaya instruksi, dengan memberikan batasan kepada para pekerja dan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan
keputusan. Gaya konsultatif memberikan peluang kepada karyawan atau pekerja untuk terlibat dalam pengambilan keputusan pada bidang-bidang tertentu. Selanjutnya
Andriany dan Rusli mengatakan bahwa efektivitas kepemimpinan diwujudkan dalam meningkatkan kinerja pekerja untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu prisip
kepemimpinan yang efektif adalah kemampuan dalam memenuhi kebutuhan bersama.
Kesimpulan
Saat ini daya saing organisasi sangat dipengaruhi oleh kepemilikan organisasi sebagai usaha terhadap “knowledge worker”, karena pada hakekatnya merekalah
yang dapat menciptakan atau mengkreasikan pengetahuan yang bermuara kepada munculnya inovasi-inovasi. Namun disadari bahwa kemampuan karyawan untuk
mengkreasikan pengetahuan tidak serta merta dapat dengan mudah tercipta, manakala mereka tidak diberi kondisi yang dapat mendukung aktivitas mereka. Hal yang sangat
dibutuhkan sebenarnya oleh karyawan adalah diberikannya mereka kebebasan untuk berekspresi, berinisiatif, kreatif serta kewenangan yang dibutuhkan untuk mengambil